Lampiran 1. Komposisi media dan reagen yang digunakan 1. Untuk isolasi dan pemurnian isolat digunakan Medium A (%) (Vera et al. 1998 dan Leon et al. 1992) Hidrolisat kasein : 0.25% Yeast ekstrak : 0.05% Proteose pepton : 0.5 % NaH2PO4 : 0.06% : 0.5% MgSO4 : 0.01% CaCl2 NaCl : 3% FeSO4 : 0.002% Agar : 1,5% 2. Media marine broth, digunakan untuk isolasi, peremajaan dan penyimpanan isolat - Yeast extract 0.1% - Casamino acid 0.5% - NaCl 3.0% 0.23% - MgCl2.6H2O - KCl 0.03% 3. Untuk produksi enzim agarase digunakan Basal Salt Solution (Medium B, gr/l) (Hofsten dan Malmqvis. 1974) :2 - NaNO3 - Yeast ekstrak :1 - K2HPO4 : 0.5 : 0.2 - MgSO4 - CaCl2 : 0.02 : 0.02 - MnSO4 : 0.02 - FeSO4 - Agarosa :2 pH 7.0 4. Phosphate buffered saline (PBS) : 10 mM K2PO4-KH2PO4, 0.14 M NaCl, pH 7.2 5. Reagen dinitrosalisilic acid (DNS)(gr/l) : - NaOH padat : 10 - KNa-Tartarat : 182 : 0.5 - Na2SO3 - DNS : 10 - Aquades : sampai dengan 1000 ml Sebanyak 10g NaOH, 182 g KNa-tartarat dan 0.5 g Na2S03 dimasukan dalam Erlenmeyer 1000 ml dan dilarutkan dengan akudes sedikit demi sedikit. Setelah larut ditambahkan DNS sambil distrer perlahan-lahan. Larutan disaring dengan kertas saring dan simpan dalam botol gelap pada suhu dingin.
96
6. Pereaksi Bradford (500 ml) : - commasi brilliant blue (CBB G-250) - ethanol 95% - asam phosphate 85%
: 0.05 g : 25 ml : 50 ml
Sebanyak 0.05 g CBB dilarutkan dalam 25 ml etanol 95% dan diaduk selama 1 jam. Larutan kemudian ditambahkan 50 mL H3PO4 85% (b/v) dan diencerkan dengan akuades hingga 500 ml. Setiap akan digunakan pereaksi ini harus disaring terlebih dahulu dan pereaksi ini tetap baik bila disimpan diruang gelap selama kurang lebih 1 bulan. 7. Lugol’s Iodine (100 ml) : A. KI Akuades B. I2 murni C. Akuades
:2g 20 ml :1g : 80 ml
97
Lampiran 2. Prosedur uji degradasi substrat oleh bakteri a. Memperoleh supernatan bebas sel ~ Persiapan kultur dilakukan dengan cara menginokulasikan 1 ml isolat ke dalam 100 ml media kultur cair yang masing-masing mengandung substrat (pati, kasein, agar, tepung Gracilaria sp.). Kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 29 oC. ~ Setelah 24 – 48 jam kultur cair disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit, supernatannya diambil dan digunakan sebagai sampel untuk pengujian degradasi substrat dan aktivitas enzim b. Prosedur uji degradasi pati dan agar-agar ~ Standar pati dan agar-agar : 50 mg pati dan agar-agar masing-masing dilarutkan dalam 100 ml akuades. ~ Larutan standar dibuat secara seri di dalam tabung reaksi terpisah yaitu 0.4 ml (2 ppm), 0.8 ml (4 ppm), 1.2 ml (6 ppm), 1.6 ml (8 ppm), dan 2.0 ml (10 ppm) masing-masing ditambah akuades hingga menjadi 10 ml, tabung ditutup dengan karet penutup dan dikocok sampai homogen, kemudian ditambah dengan 1.0 ml larutan Lugol’s iodine. ~ Larutan blanko yaitu 10 ml akuades ditambah dengan 1.0 ml larutan Lugol’s iodine ~ Sampel 0 jam sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi dan diencerkan dengan akuades sampai 10 ml dan ditambahkan 1.0 ml larutan Lugol’s iodine, kemudian dibandingkan dengan warna larutan standar 2.0 ml. Bila warnanya sudah mendekati pengenceran sudah cukup tetapi bila masih pekat harus diencerkan hingga warnanya hampir sama. ~ Supernatan (sampel 24 dan 48 jam) diambil sebanyak 0.5 ml dan dimasukan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah akuades hingga 10 ml dan 1.0 ml larutan Lugol’s iodine. ~ Absorbansi semua larutan diukur pada panjang gelombang 578 nm untuk pati dan 540 nm untuk agar-agar ~ Kemampuan bakteri dalam mendegradasi pati dan agar-agar dapat diketahui dengan memasukkan nilai absorbansi dalam persamaan regresi dan mempersiapkan sebuah grafik konsentrasi pati atau agar-agar vs absorbansi, konsentrasi yang tidak diketahui dibaca di luar kurva (ppm) ~ Persamaan regresi Y = a + bx
98
c. Prosedur uji degradasi karbohidrat Gracilaria (Metode Anthrone) ~ Standar D-galaktosa. : 200 mg galaktosa dilarutkan dalam 100 ml akuades, diambil 10 ml larutan dan diencerkan menjadi 100 ml dengan akudes. ~ Larutan standar dibuat secara seri di dalam tabung reaksi secara terpisah yaitu 0 ml (blanko), 0.2 ml (0.04 mg), 0.4 ml (0.08 mg), 0.06 ml (0.12 mg), 0.8 ml (0.16 mg), dan 1.0 ml (0.2 mg), lalu diencerkan dengan akuades hingga menjadi 1.0 ml, tabung ditutup dengan karet penutup dan dikocok sampai homogen, kemudian ditambah dengan 5.0 ml pereaksi anthrone dan ditutup. Divortek dan dikocok hingga merata. ~ Tabung reaksi dipanaskan di atas penangas air 100 oC selama 12 menit, didinginkan lalu absorbansi semua larutan diukur pada panjang gelombang 630 nm ~ Sampel 0 jam sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi ditambahkan 5.0 ml pereaksi anthrone, dipanaskan di atas penangas air 100 oC selama 12 menit, didinginkan lalu absorbansi semua larutan diukur pada panjang gelombang 630 nm. Kemudian dibandingkan dengan warna larutan standar 1.0 ml. Bila warnanya sudah mendekati pengenceran sudah cukup tetapi bila masih pekat harus diencerkan hingga warnanya hampir sama. ~ Supernatan (sampel 24 dan 48 jam) diambil sebanyak 1.0 ml dan dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah 5.0 ml pereaksi anthrone, dipanaskan di atas penangas air 100 oC selama 12 menit, didinginkan lalu absorbansi semua larutan diukur pada panjang gelombang 630 nm ~ Kemampuan bakteri dalam mendegradasi karbohidrat Gracilaria dapat diketahui dengan memasukkan nilai absorbansi dalam persamaan regresi dan mempersiapkan sebuah grafik konsentrasi pati atau agar-agar vs absorbansi, konsentrasi yang tidak diketahui dibaca di luar kurva (ppm) ~ Persamaan regresi Y = a + bx d. Prosedur uji degradasi kasein ~ Standar kasein : 50 mg kasein masing-masing dilarutkan dalam 100 ml akuades. ~ Larutan standar dibuat secara seri di dalam tabung reaksi terpisah yaitu 0.4 ml (2 ppm), 0.8 ml (4 ppm), 1.2 ml (6 ppm), 1.6 ml (8 ppm), dan 2.0 ml (10 ppm) masing-masing ditambah akuades hingga menjadi 10 ml, tabung ditutup dengan karet penutup dan dikocok sampai homogen, kemudian ditambah dengan 1.0 ml larutan biuret. ~ Larutan blanko yaitu 10 ml akuades ditambah dengan 1.0 ml larutan biuret
99
~ Sampel 0 jam sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi dan diencerkan dengan akuades sampai 10 ml dan ditambahkan 1.0 ml larutan biuret, kemudian dibandingkan dengan warna larutan standar 2.0 ml. Bila warnanya sudah mendekati pengenceran sudah cukup tetapi bila masih pekat harus diencerkan hingga warnanya hampir sama. ~ Supernatan (sampel 24 dan 48 jam) diambil sebanyak 0.5 ml dan dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah akuades hingga 10 ml dan 1.0 ml larutan biuret. ~ Absorbansi semua larutan diukur pada panjang gelombang 520 nm ~ Kemampuan bakteri dalam mendegradasi pati dan agar-agar dapat diketahui dengan memasukkan nilai absorbansi dalam persamaan regresi dan mempersiapkan sebuah grafik konsentrasi kasein vs absorbansi, konsentrasi yang tidak diketahui dibaca di luar kurva (ppm) ~ Persamaan regresi Y = a + bx
100
Lampiran 3. Pengukuran aktivitas enzim agarase a. Pembuatan kurva standar D-galaktosa Dibuat konsentrasi D-galaktosa stok 1000 ppm sebanyak 20 ml dengan cara menimbang 20 mg D-galaktosa, kemudian dilarutkan dalam 20 ml akuades steril. Selanjutnya dibuat serial konsentrasi D-galaktosa dari 0 – 400 ppm, sebagai berikut : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Konsentrasi (ppm) 0 50 100 150 200 250 300 350 400
H2O steril (ml) 2 1.9 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2
D-galaktosa (ml) 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
b. Pengukuran aktivitas enzim Pengukuran aktivitas enzim agarase pada susbstrat dengan metode DNS (Dinitrosalysilic acid) Perlakuan
Sampel (ml) 1.0
Kontrol (ml) 1.0
agarosa (0.2%)
Blanko (ml) 1.0
- Agarosa dalam buffer fosfat (pH 7.0) - Galaktosa standar - Ekstrak enzim 1.0 - Akuades 1.0 Dikocok dan diinkubasi dalam water shaker bath pada suhu 29 oC selama 30 menit DNS 2.0 2.0 2.0 Ekstraks enzim 1.0 o Dipanaskan pada suhu 100 C selama 10 menit Didiamkan selama beberapa menit pada suhu ruang kemudian diukur absorbansinya pada 540 nm
Standar (ml) 1 -
2.0 -
101
Lampiran 4. Prosedur analisis proksimat (kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak kasar, dan kadar prtein kasar) a. Prosedur analisis kadar air ~ Cawan dipanaskan pada suhu 110 oC selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (a). ~ Contoh yang telah dihomogenkan ditimbang sebanyak 3 g dalam cawan dinyatakan sebagai bobot awal (b). ~ Cawan tersebut dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 oC selama 3-5 jam. Setelah proses pengeringan, cawan dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam desikator, dan setelah dingin ditimbang dan dikeringkan kembali dalam oven sampai diperoleh bobot tetap sebagai bobot akhir ( c ).
Keterangan : a= bobot cawan kosong b= bobot cawan dan contoh sebelum pengabuan c= bobot cawan dan contoh setelah dioven b. Prosedur analisis kadar abu ~ Cawan yang telah dibersihkan dipanaskan dalam tanur pada suhu 100oC selama 2 jam lalu ditimbang sebagai bobot kosong (a). ~ Contoh yang telah diuapkan ditimbang teliti + 1g dalam cawan dan dinyatakan sebagai bobot awal (b) ~ Kemudian cawan tersebut dimasukkan ke dalam tanur suhu 600 oC selama 5 jam. Setelah pemanasan cawan dimasukkan ke dalam desikator, dan setelah dingin ditimbang dan dipanaskan beberapa kali sampai diperoleh bobot tetap sebagai bobot akhir (c).
Keterangan: a= bobot cawan kosong b= bobot cawan dan contoh c= bobot cawan dan contoh setelah pengabuan
102
c. Prosedur analisis kadar protein kasar ~ Sampel ditimbang secara teliti sebanyak 200 mg, lalu dimasukkan ke dalam labu Kjeldhal. ~ Selanjutnya ditambahkan selen (katalis K2SO4 + CuSO4.H2O) dan 10 ml asam sulfat pekat dan didestruksi pada pemanas 400oC selama 2-3 jam atau sampai larutan menjadi jernih. ~ Setelah proses destruksi lalu dipindahkan ke dalam labu destilasi kemudian diperiksa kandungan nitrogennya dengan menggunakan alat kjeltek.
Keterangan: a = bobot contoh b = volume HCl yang digunakan 6,25 = faktor konversi dari nitrogen ke protein 14 = Ar nitrogen
d. Prosedur analisis kadar lemak kasar ~ Labu lemak yang akan digunakan dioven selama 30 menit pada suhu 100-105 o C, kemudian didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang (A). ~ Sampel ditimbang sebanyak 2 gram (B) lalu dibungkus dengan kertas saring, ditutup dengan kapas bebas lemak dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi sokhlet yang telah dihubungkan dengan labu lemak yang telah dioven dan diketahui bobotnya. ~ Pelarut heksan atau pelarut lemak lain dituangkan sampai sampel terendam dan dilakukan refluks atau ektraksi lemak selama 5-6 jam atau sampai palarut lemak yang turun ke labu lemak berwarna jernih. ~ Pelarut lemak yang telah digunakan, disuling dan ditampung setelah itu ekstrak lemak yang ada dalam labu lemak dikeringkan dalam oven bersuhu 100-105 oC selama 1 jam, lalu labu lemak didinginkan dalam desikator dan ditimbang (C). ~ Tahap pengeringan labu lemak diulangi sampai diperoleh bobot yang konstan. Kadar lemak dihitung dengan rumus:
103
Keterangan: a= bobot contoh b= bobot labu lemak dan labu didih c= bobot labu lemak, batu didih dan lemak e. Prosedur analisis kadar serat kasar ~ Contoh yang telah digunakan pada penetapan lemak ditimbang dengan teliti sebanyak 500 mg (a) lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. ~ Selanjutnya ditambahkan 100 ml asam sulfat 1.25% dan dipanaskan sampai mendidih. Setelah 1 jam ditambahkan 100 ml natrium hidroksida 3.25%, dipanaskan kembali sampai mendidih selama 1 jam, kemudian didinginkan dan disaring dengan menggunakan kertas saring yang telah diketahui bobotnya (b). ~ Endapan dicuci dengan asam sulfat encer dan alkohol, lalu kertas saring dan endapan dikeringkan dalam oven dan ditimbang ( c) .
Keterangan : a = bobot contoh b = bobot endapan c =bobot abu
104
Lampiran 5. Proses ekstraksi agar-agar menurut SNI (SNI 01-4497-1998) 1. Sebanyak 10 gram potongan tallus dari Gracilaria kering dicuci dengan akuades lalu ditiriskan 2. Contoh selanjutnya dimasukan ke dalam labu alas bulat, lalu ditambahkan 100 ml larutan NaOH (2-6 %). Labu dipanaskan selama 2 jam pada suhu 90 oC 3. Contoh disaring dan dicuci kembali dengan akuades lalu ditambahkan beberapa tetes HCl 0.1 M untuk menetralkan kelebihan basa (sampai pH 7) 4. Contoh dipindahkan ke dalam “pressure cooker atau presto” yang berisi 500 ml H2O dan diekstraksi selama 2 jam pada suhu 100 oC 5. Selesai ekstraksi, segera dilakukan penyaringan dalam keadaan panas dan filtrat ditampung dalam wadah tahan karat dan segera dibekukan dalam lemari pendingin 6. Gel yang terbentuk dipanaskan pada 60 oC selama 2 jam, selanjutnya ditimbang.
105
Lampiran 6. Isolat bakteri agarolitik yang diisolasi dari air laut, alga dan abalon No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kode Abn1.1 Abn1.2 Abn1.3 Alg1.1 Alg1.3 Alg2.1 Alg2.2 Alg3.1 Alg4.1 Alg4.2 Alg5.1
Asal isolat Tanjung An Tanjung An Tanjung An Pantai Gerupuk Pantai Gerupuk Pantai Kuta Pantai Kuta Pantai Kuta Tanjung An Tanjung An Pantai Kuta
12 13 14
Alg5.2 Alg5.3 Alg6.3
Pantai Kuta Pantai Kuta Tanjung An
Karakter morfologi koloni dan sel Kokus, kuning, licin, non motil, bulat Batang, koloni krem-kecoklatan, non motil Batang pendek, putih, licin, motil Kokus, putih, licin, bulat, dan kecil Batang pendek, krem, licin, bulat, motil Batang, kuning kecoklatan, irregular Batang, pink, permukaan licin, bulat Batang, koloni krem, bulat, licin, motil Batang, kuning kecoklatan, motil Batang, krem, koloni bulat, motil Batang panjang, putih susu, menghasilkan H2S, bundar dengan tepian timbul Kokus, krem, ireguler, non motil Batang, putih, permukaan kasar, non motil Batang, kuning kecoklatan, irregular
Lampiran 7. Hubungan Optical density (OD620) dan Log10 cfu/ml isolat bakteri agarolitik yang ditumbuhkan pada media MB Isolat 0 Isolat Abn1.2 logcfu/mL OD620 Isolat Abn1.1 logcfu/mL OD620 Isolat Alg2.2 logcfu/mL OD620 Isolat Alg3.1 logcfu/mL OD620 Isolat Alg4.2 logcfu/mL OD620 Isolat Alg5.1 logcfu/mL OD620 Isolat Alg5.2 logcfu/mL OD620
6.2 0.0
2 6.41 0.19
4
waktu inkubasi 6 8 12
16
20
24
6.86 0.39
7.37 0.86
7.65 1.17
8.02 1.58
8.08 1.80
8.04 1.90
8.23 1.96
6.1 0.0
6.19 0.03
6.30 0.05
6.55 0.08
6.65 0.29
6.98 0.53
7.38 0.97
7.69 1.44
7.82 1.66
6.2 0.0
6.25 0.05
6.30 0.08
6.46 0.17
6.81 0.53
7.39 1.28
7.74 1.60
7.75 1.704
7.62 1.70
6.2 0.0
6.38 0.12
6.89 0.41
7.33 0.85
7.57 1.17
7.90 1.49
8.12 1.80
8.08 1.89
8.11 1.93
6.2 0.0
6.39 0.13
6.92 0.44
7.40 0.92
7.83 1.36
8.17 1.70
8.21 1.7970
8.10 1.82
8.04 1.92
6.2 0.0
6.38 0.14
6.87 0.44
7.32 0.81
7.54 1.09
7.85 1.44
7.90 1.571
8.06 1.70
8.17 1.88
6.2 0.0
6.29 0.03
6.34 0.08
6.41 0.11
6.66 0.38
7.00 0.62
7.45 1.01
7.75 1.35
7.91 1.57
106
Lampiran 8. Aktivitas kualitatif (diameter zona bening, mm) dari supernatan isolat bakteri agarolitik yang ditumbuhkan pada medium SWM selama 24 jam No
Isolat
zona bening
No.
Isolat
zona bening
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 1+2 1+3 1+4 1+5 1+6 1+7 2 2+3 2+4 2+5 2+6 2+7 3
20.67 18.50 19.00 32.50 32.83 22.83 20.50 14.00 24.33 21.50 22.00 24.50 20.83 12.67
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
3+4 3+5 3+6 3+7 4 4+5 4+6 4+7 5 5+6 5+7 6 6+7 7
25.17 26.33 25.17 19.83 25.67 26.17 26.67 24.83 26.83 27.33 26.17 23.83 23.17 20.67
Keterangan isolat : 1=Abn1.2 3=Alg2.2 2=Abn1.1 4=Alg3.1
5=Alg4.2 7=Alg5.2 6=Alg5.1
Lampiran 9. Data hasil uji hidrofobisitas pada OD600 Isolat Alg3.1
Awal (Ao) 0.587
Akhir (At) 0.5175
Ao-At 0.0695
(Ao-At)/Ao (%) 11.84
Abn1.2
0.483
0.3675
0.1155
23.91
Alg4.2
0.540
0.4155
0.124
22.98
107
Lampiran 10. Data hasil pengukuran koagregasi isolat selama 1 dan 4 jam pengamatan pada panjang gelombang 620 nm Isolat
Awal (0 jam)
1 jam inkubasi
4 jam inkubasi
Alg3.1 Alg4.2
0.600
0.585
0.588
0.600
0.559
0.539
Abn1.2
0.600
0.604
0.578
3.1+1.2
0.605
0.5885
0.532
4.2+1.2
0.586
0.550
0.520
3.1 + 4.2
0.600
0.589
0.523
Perhitungan persentase koagregasi A B OD1+OD2 2*OD1.2 KoAg(3.1+1.2)1jm = 1.189 1.177 4jm = 1.166 1.063
A-B
(A-B)/A
((A-B)/A)*100
0.012 0.103
0.010093 0.087945
1.01 8.79
KoAg(4.2+1.2)1jm = 4jm =
1.144 1.117
1.099 1.04
0.044 0.076
0.038916 0.068518
3.89 6.85
KoAg(3.1+4.2)1jm = 4jm =
1.139 1.127
1.178 1.046
-0.039 0.081
-0.03469 0.071872
-3.47 7.19
Lampiran 11. Hasil uji penempelan isolat bakteri agarolitik pada lempeng baja stainless selama 24 dan 48 jam pada 28 oC dan diagitasi 120 rpm Jumlah sel bakteri Isolat
24 jam Planktonik**
Swab* 5
Swab*
5.65 x 10
1.09 x 107
9.52 x 107
2.04 x 108
6.47 x 106
6.60 x 107
Alg4.2 8.01 x 104 3.72 x 108 9.43 x 106 2 Keterangan : * jumlah sel bakteri dalam cfu/cm ** jumlah sel bakteri dalam cfu/ml
6.23 x 107
Abn1.2
2.94 x 10
Alg3.1
1.83 x 105
8
48 jam Planktonik**
108
Lampiran 12. Derajat hidrolisis substrat probiotik
oleh bakteri agarolitik kandidat
Isolat
Pati (%) 24 jam 48 jam
Agar –agar (%) 24 jam 48 jam
Kasein (%) 24 jam 48 jam
Abn1.2
89.20
99.16
17.32
36.09
93.63
99.97
Alg3.1
76.05
90.20
37.24
55.61
84.48
97.61
Alg4.2
86.03
97.39
17.62
40.69
82.23
99.99
Lampiran 13. Derajat hidrolisis karbohidrat Gracilaria oleh bakteri agarolitik kandidat probiotik (%)
isolat Abn1.2 Alg3.1 Alg4.2 Abn1.2+Alg3.1 Abn1.2+Alg4.2
106 cfu/mL 24 jam 48 jam 15.89 28.36 15.17 34.52 9.57 29.43 20.01 48.63 10.59 22.15
Konsentrasi inokulum 108 cfu/mL 24 jam 48 jam 16.75 32.23 17.16 40.78 16.04 33.45 25.00 52.90 13.09 24.44
1010 cfu/mL 24 jam 48 jam 17.77 34.73 26.80 45.42 18.23 36.20 27.49 59.32 14.92 26.53
Lampiran 14. Hubungan pertumbuhan sel (OD620 nm) dengan aktivitas enzim agarase selama 52 jam pengamatan Jam ke0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52
Abn1.2 nkat OD620 0.001 0.006 0.012 0.036 0.241 0.260 0.213 0.585 0.332 1.049 0.391 1.187 0.411 1.176 0.395 1.289 0.316 1.301 0.262 1.282 0.268 1.198 0.187 1.018 0.099 0.832 0.055 0.663
Alg3.1 nkat OD620 0.020 0.006 0.060 0.036 0.109 0.062 0.213 0.281 0.304 0.419 0.338 0.429 0.337 0.476 0.439 0.589 0.443 0.601 0.489 0.727 0.477 0.822 0.425 0.837 0.405 0.832 0.360 0.811
Aktivitas campuran Alg4.2 nkat OD620 3.1+1.2 4.2+1.2 0.008 0.003 0.006 0.003 0.010 0.038 0.034 0.013 0.011 0.147 0.107 0.057 0.206 0.281 0.212 0.198 0.184 0.494 0.294 0.225 0.229 0.629 0.412 0.254 0.176 0.676 0.498 0.312 0.439 0.949 0.557 0.448 0.415 1.027 0.593 0.487 0.324 1.027 0.552 0.446 0.285 1.013 0.508 0.367 0.210 0.910 0.447 0.282 0.168 0.857 0.422 0.221 0.030 0.811 0.390 0.152
109
Lampiran 15. Nilai optical density (OD620 nm) tipe liar dan mutan yang ditumbuhkan pd media MB selama 24 jam waktu 07.00
Jam ke0
Isolat Abn1.2 Abn1.2 Rfr Alg3.1 Alg3.1 Rfr
OD620 sampel 0.0800 0.0780 0.0760 0.0743
Blanko 0.069 0.069 0.070 0.070 0.0695
S-B 0.0105 0.0085 0.0065 0.0048
11.00
4
Abn1.2 Abn1.2 Rfr Alg3.1 Alg3.1 Rfr
0.3863 0.3430 0.3343 0.3353
0.3168 0.2735 0.2648 0.2658
15.00
8
Abn1.2 Abn1.2 Rfr Alg3.1 Alg3.1 Rfr
1.2407 1.2127 0.9900 0.8850
1.1712 1.1432 0.9205 0.8155
19.00
12
Abn1.2 Abn1.2 Rfr Alg3.1 Alg3.1 Rfr
1.6790 1.6877 1.6843 1.4917
1.6095 1.6182 1.6148 1.4222
23.00
16
Abn1.2 Abn1.2 Rfr Alg3.1 Alg3.1 Rfr
1.8740 1.8263 1.9890 2.0060
1.8045 1.7568 1.9195 1.9365
03.00
20
Abn1.2 Abn1.2 Rfr Alg3.1 Alg3.1 Rfr
1.9943 1.9733 2.1353 2.0923
1.9248 1.9038 2.0658 2.0228
07.00
24
Abn1.2 Abn1.2 Rfr Alg3.1 Alg3.1 Rfr
2.0630 2.0233 2.1280 2.0753
1.9935 1.9538 2.0585 2.0058
110
Lampiran 16. Rataan berat awal (Wo) dan akhir (Wt), panjang cangkang awal (Lo) dan akhir abalon (Lt)
Wo
Wt
Wt-Wo
Bak
(g)
(g)
(g)
K0-1 K0-2 K0-3 K1-1 K1-2 K1-3 K2-1 K2-2 K2-3 K3-1 K3-2 K3-3
5.994 5.407 5.519 5.663 6.134 5.669 5.810 5.448 5.414 5.380 5.517 4.822
6.655 6.359 6.190 6.776 7.207 6.701 6.958 6.519 6.742 6.545 6.461 5.906
0.671 0.952 0.811 1.113 1.073 1.032 1.148 1.071 1.328 1.165 0.944 1.084
PR (%)
11.19 17.61 14.69 19.65 17.49 18.20 19.76 19.66 24.53 21.65 17.11 22.48
PB
Lo
Lt
Lt-Lo
(g)
(cm)
(cm)
(cm)
6.71 9.52 8.11 11.13 10.73 10.32 11.48 10.71 13.28 11.65 9.44 10.84
3.307 3.210 3.170 3.291 3.418 3.355 3.255 3.124 3.151 3.105 3.246 3.071
3.336 3.241 3.218 3.347 3.454 3.397 3.293 3.181 3.208 3.141 3.279 3.127
0.029 0.031 0.048 0.056 0.036 0.042 0.038 0.057 0.057 0.036 0.033 0.056
Keterangan : K0=Gnotobiotik ( pakan+antibiotik); K1=Gnotoplus (pakan + probiotik +antibiotik; K2=Normalplus ( pakan+ probiotik); K3=Normal ( pakan standar)
Lampiran 17. Konsumsi pakan total, konsumsi per ekor, konversi dan efisiensi pakan Bak
Total Konsumsi Pakan (g)
Konsumsi per ekor (g)
Konversi pakan
Efisiensi pakan (%)
K0-1 216.12 21.61 32.11 3.11 K0-2 238.73 23.87 30.92 3.23 K0-3 247.28 24.73 25.00 4.00 K1-1 238.40 23.84 19.82 5.05 K1-2 196.28 19.63 19.97 5.01 K1-3 240.85 24.08 23.34 4.28 K2-1 263.96 26.39 22.99 4.35 K2-2 252.70 25.27 23.59 4.24 K2-3 242.75 24.27 18.28 5.47 K3-1 252.84 25.28 21.70 4.61 K3-2 223.03 22.30 23.63 4.23 K3-3 224.66 22.47 20.73 4.83 Keterangan : K0=Gnotobiotik ( pakan+antibiotik); K1=Gnotoplus (pakan + probiotik +antibiotik; K2=Normalplus ( pakan+probiotik); K3=Normal ( pakan standar)
111
Lampiran 18. Jumlah total bakteri dan bakteri agarolitik pada saluran pencernaan abalon selama 60 hari pemeliharaan Saluran pencernaan (cfu/g) TB TA 4 3 3 Gnoto 1.58 x 10 ± 2.40 x10 1.43 x 10 ± 4.60 x 102 Gnotoplus 1.07 x 107 ± 2.99 x106 9.27 x 106 ± 9.47 x 105 7 7 Normplus 7.37 x 10 ± 1.09 x10 3.93 x 107 ± 7.42 x 106 Normal 7.15 x 107 ± 1.32 x107 8.19 x 106 ± 1.85 x 106 Keterangan: Gnotobiotik= pakan + antibiotik; Gnotoplus= pakan + probiotik + antibiotik; Normalplus= pakan + probiotik; Normal= pakan standar. TB= jumlah total bakteri, TA= jumlah bakteri agarolitik Lampiran 19. Hasil analisis proksimat pakan dan feses abalon
Pakan
Air (%) 15.724
abu (%) 25.214
lemak kasar (%) 0.145
serat kasar (%) 5.349
protein kasar (%) 7.714
GE Kkal/g 3077.58
Gnoto
24.829
41.768
0.027
2.719
3.644
691.45
Gnotoplus
20.713
43.678
0.107
2.946
3.238
241.00
Normplus
20.003
42.394
0.027
2.274
3.970
479.09
Normal 26.325 41.794 0.063 2.989 3.624 487.68 Analisis proksimat : Lab Nutrisi dan Pakan Ternak Fak. Peternakan Unram Metode analisis: AOAC, 1970 Lampiran 20. Kadar agar-agar pada pakan dan feses abalon perlakuan pakan
bobot sampel (g)
bobot ekstrak (g) rendemen(%)
rataan
5.00 1.54 30.80 5.02 1.55 30.88 30.84 K0 5.00 1.02 20.40 5.01 0.99 19.76 20.08 K1 5.04 0.82 16.27 5.00 0.81 16.20 16.23 K2 5.01 0.92 18.36 5.02 0.9 17.93 18.15 K3 5.00 0.94 18.80 5.03 0.97 19.28 19.04 Keterangan : K0=Gnotobiotik ( pakan+antibiotik); K1=Gnotoplus (pakan + probiotik +antibiotik; K2=Normalplus ( pakan+probiotik); K3=Normal ( pakan standar)
112
Lampiran 21. Hasil perhitungan aktivitas enzim agarase dan amilase Amilase Agarase Unit/ml nKat Unit/ml nKat K0-1 0.0230 0.3828 0.04737 0.7897 K0-2 0.0237 0.3945 0.05418 0.9033 K0-3 0.0243 0.4051 0.05009 0.8351 K1-1 0.0339 0.5650 0.06391 1.0654 K1-2 0.0346 0.5764 0.04538 0.7565 K1-3 0.0361 0.6019 0.05842 0.9738 K2-1 0.0345 0.5749 0.07616 1.2696 K2-2 0.0386 0.6427 0.06514 1.0859 K2-3 0.0367 0.6112 0.06638 1.1066 0.4040 0.05711 0.9520 K3-1 0.0242 K3-2 0.0301 0.5013 0.06136 1.0229 K3-3 0.0275 0.4578 0.05524 0.9208 Keterangan : K0=Gnotobiotik ( pakan+antibiotik); K1=Gnotoplus (pakan + probiotik +antibiotik; K2=Normalplus ( pakan + probiotik); K3=Normal ( pakan standar) Sampel
Lampiran 22. Jumlah total bakteri dan bakteri agarolitik pada saluran pencernaan abalon dan pada air budidaya selama 14 hari pemeliharaan Air (cfu/ml) Gnoto Gnotoplus Normplus Normal
TB
TA
2,78 x 103 3,57 x 105 1,37 x 106 2,57 x 106
1,13 x 102 2,08 x 105 4,91 x 105 4,56 x 105
Saluran pencernaan (cfu/g) TB TA 2,50 x 103 7,40 x 106 6,10 x 107 7,90 x 107
3,70 x 102 6,90 x 106 3,30 x 107 1,20 x 107
Keterangan: Gnotobiotik= pakan+antibiotik; Gnotoplus= pakan + probiotik + antibiotik; Normalplus= pakan + probiotik; Normal= pakan standar. TB= jumlah total bakteri, TA= jumlah bakteri agarolitik