Lampiran 1. Perhitungan komposisi pencampuran air Kedalaman 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 30 40 49
A 7,5 6,6 6,1 3,7 3,1 1,8 1,8 1,1 0,9 0,7 0,7 0,6 0,6 0,6
Komposisi
DO (mg/l) B rata-rata 7,7 7,60 7,0 6,80 6,3 6,20 3,9 3,80 3,0 3,05 1,8 1,80 1,6 1,70 1,2 1,15 0,9 0,90 0,7 0,70 0,7 0,70 0,6 0,60 0,6 0,60 0,6 0,60
Ketebalan kolom air yang terwakili 4 meter (kedalaman 0 sd 4 meter) 4 meter (kedalaman 4 sd 8 meter) 6 meter (kedalaman 8 sd 14 meter)
35 meter (kedalaman 14 sd 49 meter)
tebal kedalaman yang terwakili volume botol jumlah kedalaman total
1. Oksigen terlarut pada perlakuan 1 (pencampuran kedalaman 2 dan 8 m) Kedalaman total untuk perlakuan 1adalah 8 meter, volume botol : 125 ml •
Kedalaman yang terwakili dari titik di kedalaman 2 meter: 4 meter Untuk air yang dicampur dari kedalaman 2 m :
•
125 62,5 ml
Kedalaman yang terwakili dari titik di kedalaman 8 meter: 4 meter
Untuk air yang dicampur dari kedalaman 8 m :
125 62,5 m
2. Oksigen terlarut pada perlakuan 2 (pencampuran kedalaman 2, 8, dan 12 m) Kedalaman total untuk perlakuan 2 adalah 14 meter, volume botol : 125 ml •
Kedalaman yang terwakili dari titik di kedalaman 2 meter: 4 meter Untuk air yang dicampur dari kedalaman 2 m :
•
125 35,7 ml
Kedalaman yang terwakili dari titik di kedalaman 8 meter: 4 meter Untuk air yang dicampur dari kedalaman 8 m :
•
# #
125 35,7 ml
Kedalaman yang terwakili dari titik di kedalaman 12 meter: 6 meter Untuk air yang dicampur dari kedalaman 12 m :
& #
125 53,6 ml
Lampiran 1 (lanjutan) 3. Oksigen terlarut perlakuan 3 (pencampuran kedalaman 2, 8, 12, dan 49 m) Kedalaman total untuk perlakuan 2 adalah 49 meter, volume botol: 125 ml •
Kedalaman yang terwakili dari titik di kedalaman 2 meter: 4 meter Untuk air yang dicampur dari kedalaman 2 m :
•
'
Kedalaman yang terwakili dari titik di kedalaman 8 meter : 4 meter Untuk air yang dicampur dari kedalaman 8 m :
•
'
125 10 ml
Kedalaman yang terwakili dari titik di kedalaman 12 meter: 6 meter Untuk air yang dicampur dari kedalaman 12 m :
•
125 10 ml
&
'
125 15 ml
Kedalaman yang terwakili dari titik di kedalaman 49 meter: 35 meter Untuk air yang dicampur dari kedalaman 49 m :
)* '
125 89 ml
4. Amonia pada perlakuan 1 (pencampuran kedalaman 2 dan 8 m) Kedalaman total untuk perlakuan 1 adalah 8 meter, volume botol : 250 ml • •
air yang dicampur dari kedalaman 2 m : 250 125 ml
air yang dicampur dari kedalaman 8 m -
250 125 ml
5. Amonia pada perlakuan 2 (pencampuran kedalaman 2, 8, dan 12 m) Kedalaman total untuk perlakuan 2 adalah 14 meter, volume botol : 250 ml •
air yang dicampur dari kedalaman 2 m : # 250 71,4 ml #
•
air yang dicampur dari kedalaman 8 m -
•
air yang dicampur dari kedalaman 12 m -
250 71,4 ml
& #
250 107,1 ml
6. Amonia pada perlakuan 3 (pencampuran kedalaman 2, 8, 12, dan 49 m) Kedalaman total untuk perlakuan 2 adalah 49 meter, volume botol : 250 ml
•
air yang dicampur dari kedalaman 2 m :
•
air yang dicampur dari kedalaman 8 m - ' 250 20,4 ml
• •
'
250 20,4 ml
&
air yang dicampur dari kedalaman 12 m - ' 250 30,6 ml air yang akan dicampurkan dari kedalaman 49 m -
)* '
250 178,6 ml
Lampiran 1 (lanjutan) 7. pH pada perlakuan 1 (pencampuran kedalaman 2 dan 8 m) Kedalaman total untuk perlakuan 1 adalah 8 meter, volume botol : 100 ml
8.
•
air yang dicampur dari kedalaman 2 m :
•
air yang dicampur dari kedalaman 8 m - 100 50 ml
100 50 ml
pH pada perlakuan 2 (pencampuran kedalaman 2, 8, dan 12 m) Kedalaman total untuk perlakuan 2 adalah 14 meter, volume botol : 100 ml
9.
•
air yang dicampur dari kedalaman 2 m :
•
air yang dicampur dari kedalaman 8 m -
•
air yang dicampur dari kedalaman 12 m -
#
#
100 28,6 ml 100 28,6 ml
& #
100 42,9 ml
pH pada perlakuan 3 (pencampuran kedalaman 2, 8, 12, dan 49 m) Kedalaman total untuk perlakuan 2 adalah 49 meter, volume botol : 100 ml •
air yang dicampur dari kedalaman 2 m : ' 100 8,2 ml '
•
air yang dicampur dari kedalaman 8 m -
•
air yang dicampur dari kedalaman 12 m - ' 100 12,2 ml
•
&
100 8,2 ml )*
air yang akan dicampurkan dari kedalaman 49 m - ' 100 71,4 ml
Lampiran 2. Prosedur pengukuran parameter kualitas air •
Prosedur pengukuran Dissolve Oxygen (DO) a. Ambil contoh air ke dalam botol BOD sampai penuh dan tutup, hindari adanya gelembung udara b. Tambahkan sulfamid acid 0,5 ml (10 tetes) ke dalam botol BOD 125 ml c. Tambahkan 1 ml (20 tetes) larutan MnSO4 d. Tambahkan 1 ml (20 tetes) larutan NaOH + KI, kemudian tutup, aduk (bolak-balik) diamkan sampai mengendap e. Setelah mengendap tambahkan 1 ml (20 tetes) H2SO4 pekat atau sampai endapan larut f.
Pipet 25 ml air contoh dari botol BOD ke dalam erlenmeyer
g. Titrasi dengan Na-Thiosulfat sampai berwarna kuning muda, tambahkan amilum 2-3 tetes. Teruskan sampai tidak berwarna. Catat ml titran yang terpakai
O0 1mg/l3
•
tiosulfat 1ml3 N tiosulfat 8 1000 botol BOD 1ml3 9 reagent 1ml3 vol. sampel 1ml3 botol BOD 1ml3
Prosedur pengukuran Amonia Bebas (APHA, 1998) a. Pipet 25 ml contoh air yang sudah disaring ke dalam bleaker glass 100 ml b. Tambahkan 1 ml phenol Solution, aduk c. Tambahkan 1 ml Sod- Nitroposside d. Tambahkan 2,5 ml Oxidizing Solution, aduk rata e. Simpan / biarkan selama 1 jam tutup dengan Alumunium Foil f.
Ukur dengan Spektrofotometer pada panjang gelombang ( 640 nm)
Prosedur pengukuran Amonia Bebas % amonia tak terionisasi 1Amonia bebas3
100 1 < antilog 1pKa 9 pH3
Keterangan : pKa : konstanta logaritma negatif yang bergantung pada suhu
Lampiran 2 (lanjutan)
Suhu (oC)
20
22
24
pKa
9,4
9,33
9,27
Suhu (oC)
28
29
30
9,15
9,12
pKa
•
9,09
25 9,24
26 9,21
31 9,06
27 9,18
32 9,03
Prosedur pengukuran Hidrogen Sulfida (H2S) a. Ambil contoh air ke dalam botol sampel sampai penuh dan tutup, hindari adanya gelembung udara b. Tambahkan Zn Acetat 3- 4 tetes / 100 ml c. Ambil air yang berada di atas endapan. d. Ambil endapan dan masukkan ke tabung erlenmeyer. e. Masukkan 2 ml HCl 6 N. f. Titrasi dengan Iodine sampai berwarna coklat g. Tetesi Amilum (2 – 3 tetes) sehingga berwarna biru. h. Titrasi Tiosulfat sampai berwarna putih jernih i. Hitung dengan persamaan:
H0 S
?1ml iodine N iodine3 9 1ml tiosulfat N tiosulfat3@ 16000 ml sampel
Lampiran 3. Parameter
Baku mutu berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 Satuan
Kelas I
II
Keterangan III
IV
FISIKA Temperatur
o
C
deviasi 3
deviasi 3
deviasi 3
Deviasi temperatur dari deviasi 5 keadaan almiahnya
KIMIA
pH
6-9
6-9
6-9
5-9
DO
mg/L
6
4
3
0
NH3-N
mg/L
0,5
(-)
(-)
(-)
Belereng sebagai H2S
mg/L
0,002
0,002
0,002
(-)
Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah Angka batas minimum Bagi perikanan, kandungan amonia bebas untuk ikan yang peka ≤ 0,02 mg/L sebagai NH3 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, S sebagai H2S <0,1 mg/L
Keterangan: Kelas I : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang imempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas II : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas III : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas IV : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Lampiran 4. Contoh perhitungan Tabel Sidik Ragam RAL untuk parameter DO (mg/l) Perlakuan
Ulangan
2,97
2,12
2
4,24
2,54
2,12
3
4,24
2,54
2,12
4
3,82
2,54
1,70
jumlah
16,11
10,59
8,06
kuadrat
65,06
28,18
16,37
rata-rata
4,0275
2,65
2,02
#
C
3
3,81
FK BC D …0 ∑ IJ K
2
1
p (perlakua$n) n (ulangan) = 4
JKP
1
= 3 # )
=
9 LM
34,76100 = 100,6881
#&,##J N #O,*' J N ,O&J
=
9 100,6881 = 8,4728
JKT
= ∑Y2ij – FK = 13,810 < 4,240 < 4,240 < 3,820 < 2,970 < … < 1,703 9 100,6881 = 8,9245
JKS
= JKT – JKP
dbp
=p–1=3–1=2
KTP
= JKP/dbp
= 4,2364
dbs
= p(n – 1) = 9
KTS
= JKS/ dbs
= 0,0502
dbt
= dbs + dbp = 11
F hitung = KTP/KTS = 84,42
= 0,4517
Tabel sidik ragam yang dihasilkan: SK
db
JK
KT
Perlakuan
2
8,4728
4,2364
Sisa
9
0,4517
0,0502
Total
11
8,9245
F hit 84,42
F tabel 4,26
Lampiran 5. Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk kelima parameter (DO, suhu, pH, amonia bebas, dan sulfida) Persyaratan yang diperlukan dalam menerapkan uji BNT adalah hanya dapat digunakan jika F hitung yang diperoleh berdasarkan tabel sidik ragam (TSR nyata (lebih besar dari F tabel). Kriteria uji BNT adalah sebagai berikut: Untuk perlakuan 1 dan 2 :
d1,2 = |y1 rata-rata – y2 reta-rata||
Untuk perlakuan 1 dan 3:
d1,3 = |y1 rata-rata – y3 reta-rata||
Untuk perlakuan 2 dan 3:
d2,3 = |y2 rata-rata – y3 reta-rata||
BNTα = tα/2(db sisa) P
0 QRS T
Kaidah keputusan yang harus diambil adalah: d > BNTα
: maka tolak H0
d ≤ BNTα
: maka gagal tolak H0
Parameter
d1,2
d1,3
d2,3
KTS
BNTα
DO
1,3800
2,0100
0,6300
0,0502
0,3584
Suhu
0,6000
1,5000
0,9000
0,1533
0,6263
pH
0,3500
0,6700
0,3200
0,0038
0,0986
Amonia Bebas
0,0043
0,0124
0,0080
2,43 × 10-6
0,0025
Sulfida
0,1939
0,3707
0,1768
0,0047
0,1097
Berdasarkan data diatas ditunjukkan bahwa semua perlakuan dari semua parameter memberi kesimpulan untuk menolak H0 karena nilai dari perbandingan antar perlakuan lebih besar dari BNTα kecuali untuk parameter suhu perlakuan 1 dan 2 yang menunjukkan perbandingan antar perlakuan tersebut daripada BNTα.
lebih kecil
Lampiran 6. Data hasil perhitungan parameter yang diamati
1). Analisis persen saturasi oksigen terlarut
0
31,0
Oksigen tekanan 760 mm Hg 7,43
2
30,4
7,56
6,8
89,95
4 6
29,9 29,2
7,56 7,69
6,2 3,8
82,01 49,41
8
28,6
7,69
3,1
39,66
10 12
28,1 28,0
7,83 7,83
1,8 1,7
22,99 21,71
14
27,7
7,83
1,2
14,69
16
27,6
7,83
0,9
11,49
18 20
27,5 27,4
7,83 7,97
0,7 0,7
8,94 8,78
30
27,3
7,97
0,6
7,53
40 49
27,3 27,3
7,97 7,97
0,6 0,6
7,53 7,53
Kedalaman
Suhu (⁰ C)
DO (mg/l) 7,6
Saturasi Oksigen Terlarut (%) 102,29
2). Data pengukuran amonia bebas Perlakuan/ ulangan
Amonia hasil spektro
Suhu
pKa
pH
Antilog (pKa-pH)
% ammonia
Amonia Total
Amonia Bebas
1/1
0,06
29,90
9,09
7,32
59,29
1,6586
0,0526
0,0087
1/2
0,08
29,50
9,11
7,34
58,21
1,6889
0,0667
0,0113
1/3
0,05
29,30
9,11
7,39
52,60
1,8656
0,0366
0,0068
1/4
0,07
29,70
9,10
7,31
61,52
1,5995
0,0564
0,0090
2/1
0,23
29,10
9,12
6,94
150,31
0,6609
0,2070
0,0137
2/2
0,21
29,30
9,11
6,93
151,71
0,6549
0,1938
0,0127
2/3
0,19
28,70
9,13
6,97
144,21
0,6887
0,1684
0,0116
2/4
0,17
28,90
9,12
7,11
103,04
0,9612
0,1571
0,0151
3/1
0,64
28,30
9,14
6,69
282,49
0,3527
0,5996
0,0212
3/2
0,78
27,80
9,16
6,65
320,63
0,3109
0,7314
0,0227
3/3
0,57
28,80
9,13
6,74
243,22
0,4095
0,5299
0,0217
3/4
0,75
27,50
9,17
6,61
358,92
0,2778
0,7041
0,0196
Lampiran 6 (lanjutan) 3). Data pengukuran hidrogen sulfida Perlakuan/
Volume
ulangan
sample (ml)
1/1
1.000
0,0273
0,0147
0,0130
0,2016
0,2142
1/2
1.000
0,1365
0,1176
0,0190
0,3024
0,3213
1/3
1.000
0,1365
0,1201
0,0160
0,2632
0,2797
1/4
1.000
0,1365
0,1127
0,0240
0,3808
0,4046
2/1
1.500
0,1365
0,0956
0,0410
0,4368
0,4641
2/2
1.500
0,1365
0,0882
0,0480
0,5152
0,5474
2/3
1.500
0,1365
0,1005
0,0360
0,3845
0,4086
2/4
1.500
0,1365
0,0858
0,0510
0,5413
0,5752
3/1
2.000
0,1392
0,0564
0,0830
0,6630
0,7045
3/2
2.000
0,1365
0,0605
0,0760
0,6079
0,6459
3/3
2.000
0,1365
0,0625
0,0740
0,5922
0,6292
3/4
2.000
0,1365
0,0515
0,0850
0,6804
0,7229
N iodine = 0,0273 N N thiosulfat = 0,0245 N
ml I x N I
ml Thio x N thio
Ni-Nt
Sulfida Total
H2S
Lampiran 7. Lokasi pengamatan, botol BOD, dan analisis laboratorium