Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian No. Nama Alat 1. GPS
Merek/Tipe Garmin Nuvi 205
2. 3.
Perahu Parang
-
4.
Sekop
-
5. 6.
Rol meter Kamera
7.
Soil tester
Sony DSCW710 -
8. 9. 10.
Kantong plastik Alat tulis Spidol marker
Snowman
11.
Termometer
12.
Salt refraktometer
Master
13.
Timbangan analitik
Ohaus
14.
Jangka sorong
15.
Pinset
16. 17.
Laptop Termohigometer
-
Dial Caliper
Axioo -
Kegunaan Menentukan letak posisi geogafis titik sampling Transportasi Memangkas tumbuhan bawah berduri Mengambil sampel tanah Membuat line transek Mendokumentasikan hasil Mengukur pH dan kelembaban tanah Tempat sampel Mencatat hasil Menandai tempat sampel Mengukur Temperatur air dan udara Mengukur tingkat salinitas Menimbang sampel P. erosa Mengukur panjang, lebar, dan tinggi cangkang P. erosa Mengamati gonad P. erosa Membuat laporan Mengukur kelembaban tanah
24
Tempat Peminjaman Lab. Ekologi
Lab ITMEL
Lab ITMEL Lab ITMEL
Lab Ekologi Lab ITMEL
Lab Biologi Akuatik Lab ITMEL Lab ITMEL
Lab ITMEL Lab Ekologi
Lampiran 2. Prosedur pengukuran parameter utama dan parameter pendukung A. Parameter Utama a. Pengukuran sampel P. erosa Tiap sampel P. erosa akan diukur panjang, lebar dan tinggi cangkang menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm mengikuti metode Poutiers (1998) dan ukuran dicatat dalam cm. Pengukuran berat jaringan lunak, berat cangkang dan berat total dilakukan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g. Menurut Dwiono (2003), Pengamatan rasio kelamin dilakukan dengan cara membedah sampel kerang, kemudian diamati gonad jantan (berwarna hitam) dan gonad betina (tertutup oleh sel telur berwarna putih yang menutupi gonadnya). Pola pertumbuhan P. erosa akan akan dianalisis menggunakan progam exel dari hasil pengukuran pnjang, lebar dan tinggi cangkang serta berat (jaringan lunak dan total).
(Darussalam, 2012) Gambar skematis pengukuran panjang, lebar dan tinggi cangkang P. erosa B. Parameter Lingkungan a. Kelembaban Pengukuran kelembaban tanah dilakukan dengan mebersihkan terlebih dahulu ujung tembaga soil tester menggunakan akuades dan dilap menggunakan tisu. Kemudian dibenamkan sedalam ujung tembaga soil tester pada substrat, tombol putih pada penunjuk skala kelembaban ditekan untuk memulai pengukuran kelembaban. Selanjutnya biarkan selama 10 menit, setelah muncul angka konstan dicatat (Risva, 2003).
25
b. pH tanah Pengukuran pH tanah dilakukan dengan membenamkan soil tester sedalam ujung tembaga pada substrat selama 10 menit, selanjutnya hasilnya dicatat setelah didapat nilai konstan pada skala pH yang ada pada soil tester (Risva, 2003). c. Temperatur air dan udara Pengukuran temperatur udara dilakukan disekitar titik sampling dengan cara menggantungkan termohigometer selama 10 menit diudara selanjutnya dicatat setelah skala menunjukkan angka konstan. Pengukuran temperatur air dilakukan dengan cara mencelupkan ujung termometer ke dalam badan air selama beberapa waktu sampai diperoleh angka yang konstan, selanjutnya diangkat dan dicatat (APHA, 1985). d. Salinitas Pengukuran salinitas menggunakan salt refractometer dengan cara mengatur kalibrasinya terlebih dahulu dengan meneteskan air tawar pada kaca refratometer selanjutnya kaca dibersihkan menggunakan tissue. Kemudian sampel air pada lokasi pengambilan sampel diteteskan pada kaca refraktometer kemudian dilihat kisaran salinitasnya yang dinyatakan dengan satuan ppt kemudian dicatat hasilnya. Tiap pengukuran salinitas, kaca refraktometer dibersihkan menggunakan air tawar dan tissue (APHA, 1985). e. Kandungan air dalam tanah Sampel tanah yang didapat dari lokasi penelitian di letakkan pada cawan petri kemudian ditimbang berat basahnya menggunakan timbangan analitik. Selanjutnya, tanah dimasukkan ke dalam oven selama tiga hari dengan temperatur
600C
kemudian ditimbang berat keringnya menggunakan timbangan analitik. Selisih antara berat basah dan berat kering inilah yang menunjukkan seberapa besar kandungan air dalam tanah. Pengukuran parameter ini dilakukan dengan menggunakan metode gavimetric (Sudjadi & Widji, 1971). α Keterangan: WC
= Water Content (%)
B0
= Berat awal sampel
B
= Berat akhir sampel
26
f.
Kandungan bahan organik dalam tanah Pengukuran kandungan organik dalam tanah dilakukan dengan metode
gavimetric. Sampel tanah yang sudah dikeringkan dikemas dengan aluminium foil kemudian ditimbang kembali menggunakan timbangan analitik. Selanjutnya tanah dibakar dalam furnace selama 5 jam pada suhu 5000C. Setelah dingin ditimbang kembali dengan timbangan analitik. Selisih antara berat tanah sebelum dan sesudah dibakar inilah yang menjadi tolak ukur seberapa banyak kandungan organic dalam tanah (Sudjajdi et al., 1971), perhitungan selisih tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut: α
Keterangan: OC
= Organic Compound (100%)
B0
= Berat kering awal
Bα
= Berat kering akhir
g. Tekstur tanah Sampel tanah diambil, kemudian untuk mengetahui jenis dan tekstur tanah dianalisis di laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian (Lampiran 3). Pengukuran parameter ini akan dilakukan untuk mengetahui kondisi jenis dan tekstur tanah yang menjadi habitat P. erosa. Jenis dan tekstur tanah dilakukan dengan metode pipet (Sulaiman & Suprihatin, 2005).
27
Lampiran 3. Analisis jenis dan tekstur tanah menurut Sulaiman et al., (2005) dengan metode pipet di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. a. Cara kerja Contoh tanah <2mm ditimbang 10,00 g, dimasukkan ke dalam gelas piala 800 ml, ditambah 50 ml H2O2 10% kemudian dibiarkan semalam. Selanjutnya ditambahkan 25 ml H2O2 30% dipanaskan sampai tidak berbusa, selanjutnya ditambahkan 180 ml air bebas ion dan 20 ml HCl 2N. Dididihkan diatas pemanas listrik selama lebih kurang 10 menit. Diangkat dan setelah agak dingin diencerkan dengan air bebas ion menjadi 700 ml. Dicuci dengan air bebas ion menggunakan penyaring Berkefeld atau diendaptuangkan sampai bebas asam, kemudian ditambah 10 ml larutan peptisator Na4P2O7 4%. Pemisahan pasir Suspensi tanah yang telah diberi peptisator diayak dengan ayakan 50 mikron sambil dicuci dengan air bebas ion. Filtrat ditampung dalam silinder 500 ml untuk pemisahan debu dan liat. Butiran yang tertahan ayakan dipindahkan ke dalam pinggan alumunium yang telah diketahui bobotnya dengan air bebas ion menggunakan botol semprot. Dikeringkan (hingga bebas air) dalam oven pada suhu 1050C, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat pasir = A g). Pemisahan debu Filtrat dalam silider diencerkan menjadi 500 ml, diaduk selama 1 menit dan segera dipipet sebanyak 20ml ke dalam pinggan aluminium. Filtrat dikeringkan pada suhu 1050C (biasanya 1 malam), didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat debu + liat + peptisator = B g). Untuk pemisahan liat diaduk lagi selama 1 menit lalu dibiarkan selama 3 jam 30 menit pada suhu kamar. Suspensi liat dipipet sebanyak 20 ml pada kedalaman 5,2 cm dari permukaan cairan dan dimasukkan ke dalam pinggan aluminium. Suspensi liat dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat liat + peptisator = C g). Bobot peptisator pada pemipetan 20 ml berdasarkan penghitungan adalah 0,0095 g. Bobot ini dapat pula ditentukan dengan menggunakan blanko.
28
Perhitungan Fraksi pasir
= Ag
Fraksi debu
= 25 (B – C) g
Fraksi liat
= 25 (C- 0,0095) g
Jumlah fraksi
= A + 25 (B – 0,0095) g
Pasir (%)
=
Debu
=
Liat
=
Keterangan A
= berat pasir
B
= berat debu + liat + peptisator
C
= berat liat + peptisator
25
= faktor konversi dari 20 ml ke 500 ml
100
= faktor konversi ke %
29
Lampiran 4. Kandungan Air Dalam Tanah (Water Content) Stasiun A.1 A.2 A.3 B.1 B.2 B.3 C.1 C.2 C.3 D.1 D.2 D.3 E.1 E.2 E.3
Berat Awal (B0)/g 17,87 21,38 17,24 19,06 17,9 19,45 20,76 15,95 25,48 23,33 28,72 23,18 23,9
Kadar Air/g α
Berat Akhir (Bα)/g 5,9 7,21 6,65 6,85 6,16 6,14 9,65 8,51 9,45 7,15 12,39 8,15 9,88
66,98 66,27 61,42 64,06 65,58 68,43 53,51 46,64 62,91 69,35 56,85 64,84 58,66
Lampiran 5. Kandungan Bahan Organik Dalam Tanah (Organic Compound) Stasiun A.1 A.2 A.3 B.1 B.2 B.3 C.1 C.2 C.3 D.1 D.2 D.3 E.1 E.2 E.3
Berat Awal (B0)/g 24.97 28.49 26.6 23.95 25.22 27.1 27.82 27.69 28.97 31.64 27.18 26.55 30.4
Kadar Organik/g α
Berat Akhir (Bα)/g 24.09 26.77 25.22 23.47 25.1 22.53 25.89 26.04 27.36 25.1 25.84 25.42 26.78
0.88 1.72 1.38 0.48 0.12 4.57 0.88 1.93 1.65 1.61 6.54 1.34 1.13
Lampiran 6.Tekstur Tanah pasir (%)
debu (%)
liat (%)
Kelas
Stasiun A Stasiun B
17.61 6.37
32.38 31.64
50.01 61.99
Liat Liat
Stasiun C Stasiun D Stasiun E
1.49 2.25 0.35
35.31 36.17 38.05
63.2 61.58 61.6
Liat Liat Liat
30
Lampiran 7. Hasil Analisis BIOENV Faktor LingkunganTerhadap Kepadatan P. erosa
31
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Gambar 2. Pengukuran Faktor Lingkungan
Gambar 3.Polymesoda erosa
32
Gambar 4. Pengukuran Panjang, Lebar, dan Tebal, dan P. erosa
Gambar 5. Penimbangan Berat (Cangkang, Jaringan Lunak, dan Total) P. erosa
Gambar 6. Pembedahan P. erosa
33