KARAKTERISTIK PENGHUNI PERUMAHAN TERTATA DI SEBELAH UTARA DAN SELATAN KOTA MEDAN “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Menempuh ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh:
Muhammad Ramadhan 03 0404 066
DOSEN PEMBIMBING:
Ir. Jeluddin Daud, M.Eng Nip. 130878001
SUB JURUSAN TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2006/2007 Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRAK Medan sebagai kota inti secara fungsional mempunyai hubungan ruang yang kuat dengan wilayah sekelilingnya. Kebijaksanaan pembangunan kawasan perumahan tertata di wilayah pinggiran adalah merupakan suatu usaha mengalihkan penduduk Kota Medan ke wilayah pinggiran. Tingginya keinginan penduduk untuk bemukim di wilayah pinggiran tidak terlepas dari pengaruh pembangunan yang diarahkan ke wilayah sekitarya. Sehubungan dengan lokasi perumahan tertata tersebut di lakukan penelitian tentang karakteristik penghuni perumahan di sebelah utara dan selatan Kota Medan yaitu Kecamtan Medan Marelan dan Medan Johor yang juga merupakan wilayah pinggiran Kota Medan. Kecamatan Medan Marelan terdapat 5 kelurahan dengan total penghuni peru mahan tertata 1243 KK, dari hasil penarikan secara Simple Random Sampling total sample yang diambil 89 KK yang ditinjau perumahan Griya Marelan, Pesona Malibu, Villa Deli Indah, Panggon Indah, Graha Marelan, Marelan Indah, Terjun Indah Marelan sedangkan untuk Kecamatan Medan dan untuk kecamatan Medan Johor terdapat 6 kelurahan dengan 1664 KK dan yang diambil sebagai sample 91 KK yaitu perumahan Citra Wisata, Perumahan Taman Johor Indah Permai I, Taman Karya Kasih Indah, Johor Baru, Perumahan Villa Kencana, Graha Wisata, Villa Prima Indah, Taman Pesona Indah, dan perumahan Johor Katelia Indah. Untuk memperoleh faktor yang dominan dilakukan penyebaran quisioner ke setiap rumah dengan wawancara. Variabel yang dipakai karakteristik penghuni, faktor memilih di tempat sekarang, pola tata nilai penghuni dan data diperoleh dengan menggunakan Analisa Deskriptif. Hasil analisa deskriptif yang dipergunakan adalah menganalisis data dari faktor yang mempengaruhi lebih memilih bermukim di kawasan, Medan Marelan karena % lingkungan nyaman, status kepemilikan 74 % milik sendiri ini lebih kecil karena rata-rata penghasilan Rp 3,5 juta perbulan dengan usia penghuni perumahan rata – rata 40 tahun, dan 53 % tempat tinggal sekarang lebih baik dari sebelumnya karena 56 % memiliki fasilitas yang diingunkan, sedangkan Kecamatan Medan Johor faktor yang mempengaruhi 36 % lingkungan nyaman, jarak ke tempat kerja lebih dekat , memiliki fasilitas yang diinginkan untuk status kepemilikan 88 % milik sendiri ini mungkin karena penghasilan Rp 4 juta perbulan dengan usia rata – rata 40 tahun, dan 72 % tempat tinggal sekarang lebih baik dari sebelumnya karena 59 % memiliki fasilitas yang diinginkan. Dalam hal ini diharapkan kerjasama antara pemerintah , pihak swasta, dan masyarakat agar pembangunan pemukiman disertai dengan fasilitas yang memadai.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis di beri kemudahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik – baiknya. Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Teknik Departemen Tekinikm Sipil Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan ( Studi kasus : Kec. Medan Marelan dan Medan Johor )”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala usaha yang telah dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada 1. Bapak Ir. Jeluddin Daud, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran dalam penyusunan Tugas Akhir saya hingga selesai. 2. Bapak Prof.Dr.Ir.Bachrian Lubis, M.Sc, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr.Ir.A. Perwira Mulia Tarigan, M.Sc, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak – bapak penguji yang telah memberi masukan dan waktu dalam penyelesaian Tugas Akhir saya. 5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
6. Teristimewa buat kedua orang tua saya Firdaus S.Sos. MM, dan Nilawati S.Pd, buat bang putra, sisi, devi, aan, dan ari yang telah senatiasa mendo’akan, mencurahkan perhatian dan dukungan baik dari segi moril maupun materi yang tidak dapat terbalaskan. 7. Dan yang teristimewa buat Pertiwi At-thaariq yang telah banyak membantu dan mendukung baik moril dan materi seta kasih sayang sampai sekarang. 8. Buat sahabat Syauri, Fuzi, yang selama ini menjadi teman baik dalam suka maupun duka yang juga banyak memberikan dukungan dalam tugas akhir saya. 9. Buat Reza, Alex, Izzuddin Tria dan Fina yang banyak memberi masukan dalam mengerjakan tugas akhir dan teman – teman stambuk 2003 yang tidak bisa di sebut satu persatu. Kiranya Allah SWT membalas segala budi baik yang telah saya terima. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar kelak tulisan ini menjadi lebih baik dan semoga bermanfaat bagi kita semua .
Medan,
Desember 2007
Muhammad Ramadhan 030404066
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Hal ABSTRAK ………………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR ………………………………………………………….... ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iv DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. viii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. x
BAB I
PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang ………………………………………………
1 I.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………... 4 I.3
Penelitian ……………………………………………………
I.4
Pembatasan Masalah ………………………………………..
5
6
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
I.5
Bagan Alir Penelitian ……………………………………….
I.6
Metodologi ………………………………………………….
I.7
Metode Penulisan …………………………………………..
7
8
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA II.1 Karakteristik Penghuni Perumahan ………………………..
10 II.2 Gambaran Umum Perkotaan ………………………………. 14 II.2.1 Penataan Ruang Kota …………………………….... 15 II.2.2 Peranan Pemukiman ……………………………….. 16 II.3 Kawasan Perumahan ………………………………………… 17 II.3.1 Lokasi Daerah Perumahan …………………………... 18 II.3.2 Pengaturan Daerah Perumahan ……………………… 19 II.3.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Perumahan dan permukiman ………………………… 20 Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
II.3.4 Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Pengadaan Rumah Di Indonesia…………………………………………… 22 II.3.5 Kebutuhan Dan Ketersediaan Perumahan …………... 24 II.3.6 Keterkaitan Kawasan Perumahan Dengan Infrastruktur Perkotaan ……………………………………………. 25 II.4 Tata Guna Tanah Kawasan Perumahan ……………………… 25 II.4.1 Faktor Tata Guna Lahan ……………………………... 26 II.4.2 Konsep Struktur Tata Guna Lahan …………………… 28 II.4.3 Kawasan Perumahan Tertata Untuk Real Estate …….. 29 II.4.3.1 Permasalahan Perumahan Tertata Di Indonesia……………………………………... 30 II.4.3.2 Kebijaksanaan Dalam Pengembangan Daerah Perkotaan……………………………. II.4.3.3 Perkembangan Real Estate Dalam Penyediaan Sarana Perumahan ………………………….. 34 II.4.3.4 Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Perkembangan Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Real Estate di Indonesia……………………… 38
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH STUDI III.1 Gambaran Umum Kota Medan ……………………………….. 40 III.1.1 Topografi ……………………………………………… 40 III.1.2 Sosial Budaya ………………………………………… 41 III.2 Kondisi Wilayah Kecamatan Medan Marelan ……………….. 44 III.2.1 Kependudukan ……………………………………….. 44 III.2.2 Ketenagakerjaan ……………………………………… 45 III.2.3 Sebaran Permukiman ………………………………… 47 III.3 Kondisi Wilayah Kecamatan Medan Johor …………………. . 51 III.3.1 Kependudukan ………………………………………… 51 III.3.2 Ketenagakerjaan ………………………………………. 53
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
III.3.3 Sebaran Permukiman …………………………………. 54
BAB IV
METODE PENELITIAN IV.1 Tinjauan Umum ………………………………………………. 58 IV.2 Pembuatan Daftar Quesioner ………………………………… 60 IV.3 Teknik Pengambilan Sampel …………………………………. 60 IV.4 Penentuan Jumlah Sampel ……………………………………. 60 IV.5 Pemilihan Lokasi Sampel …………………………………….. 65 IV.5.1 Kecamatan Medan Marelan ………………………….. 66 IV.5.2 Kecamatan Medan Johor …………………………….. 68 IV.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data ……………………………… 70 IV.6.1 Waktu Pengambilan Sampel …………………………. 70 IV.6.2 Ruang Lingkup Sampel ……………………………… 70
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
IV.6.3 Pemilihan Sampel …………………………………… 71 IV.6.4 Langkah – langkah Mewawancarai………………….. 73
BAB V
ANALISA DATA V.1 Penyusunan Data ……………………………………………. 74 V.2 Metode Analisa Data ………………………………………... 74
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan ………………………………………………….. . 83 VI.2 Saran …………………………………………………………. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 2.1
Perkiraan Jumlah Rumah Yang Harus Disediakan Oleh Perumahan dan REI pada Periode 1996 – 2010 ………………
25
Tabel 3.1
Luas Wilayah Kota Medan………………………………….
42
Tabel 3.2
Data Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Marelan………
45
Tabel 3.3
Data Jumlah Mata Pencaharian Penduduk di Kecamatan Medan Marelan ………………………………………………
46
Tabel 3.4
Kepadatan Perumahan di Kecamatan Medan Marelan………
48
Tabel 3.5
Data Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Johor ………..
52
Tabel 3.6
Data Jumlah Mata Pencaharian Penduduk di Kecamatan Medan Johor …………………………………………………
53
Tabel 3.7
Kepadatan Perumahan di Kecamatan Medan Marelan ………
55
Tabel 4.1
Seribu Angka Acak ……………………………………………
72
Tabel 5.1
Status Kepemilikan dan Penghasilan Penghuni Perumahan Tertata …………………………………………………………
75
Tabel 5.2
Status Kepemilikan Tempat Tinggal ………………………….
75
Tabel 5.3
Jumlah Penghasilan Penghuni …………………………………
75
Tabel 5.4
Tabulasi Harga Rumah, Penghasilan, dan Pekerjaan ………….
76
Tabel 5.5
Harga Rumah Sewaktu Membeli ………………………………
77
Tabel 5.6
Pekerjaan Penghuni Perumahan ……………………………….
77
Tabel 5.7
Tabulasi Alasan Tinggal di Tempat Sekarang …………………..
78
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Tabel 5.8
Alasan Tinggal di Tempat Sekarang ……………………………
79
Tabel 5.9
Keadaan Taman Lingkungan ……………………………………
79
Tabel 5.10
Kelengkapan Fasilitas Pelayanan Umum ……………………….
79
Tabel 5.11
Drainase di Kawasan Perumahan ……………………………….
80
Tabel 5.12
Tabulasi Pemilihan Tempat Tinggal Sekarang …………………
80
Tabel 5.13
Asal Tempat Tinggal Sebelum di Lokasi Perumahan ………….
81
Tabel 5.14
Tempat Tinggal Sekarang Lebih Baik Dari Sebelumnya ………
81
Tabel 5.15
Faktor Kekurangan Dari Kawasan Perumahan …………………
82
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Penyebaran Lokasi Perumahan Tertata di Kecamatan Medan Marelan ………………………………………………..
Gambar 3.2
50
Penyebaran Lokasi Perumahan Tertata di Kecamatan Medan Johor …………………………………………………..
57
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki pola pertumbuhan kota dan tingkat urbanisasi yang mirip dengan negara berkembang lainnya.Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia yang sangat tinggi mengakibatkan pertambahan terhadap jumlah kota metropolitan. Tahun 1950 hanya satu kota metropolitan di Indonesia yaitu Jakarta. Pada tahun 1990 kota metropolitan bertambah menjadi delapan kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Palembang, Bogor, dan Ujung Pandang. Pertumbuhan kota metropolitan yang begitu pesat menjadi unggul dengan segala permasalahan. Di samping itu kota metropolitan ternyata kurang berfungsi sebagai katalisator pengembang wilayah. Dengan demikian pertumbuhan dan pengembangannya perlu diperhatikan agar tidak melampaui daya dukung alamnya. Pada dasarnya membangun dan mengembangkan kota-kota kecil di sekeliling kota besar dapat mengurangi tekanan penduduk dan beban aktifitas perkotaan dari kota inti. Kota Medan sebagi ibukota provinsi daerah tingkat I Sumatera Utara merupakan salah satu kota metropolitan yang memiliki kecenderungan sebagaimana kota-kota besar lainnya. Kota Medan sebagai kota inti secara fungsional mempunyai hubungan ruang yang kuat dengan wilayah sekelilingnya.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Pertumbuhan penduduk di kota-kota metropolitan jika dibandingkan satu sama lain, maka tampak adanya tingkat pertumbuhan yang tidak merata keadaan tersebut diduga disebabkan oleh perbedaan daya tarik kota-kota metropolitan terhadap pendatang (migran), karena tingkat pembangunannya, tingkat pendidikan dan tingkat aksesibilitas kota-kota metropolitan itu sendiri terhadap kota inti yaitu suatu kota dimana kota tersebut menjadi pusat kegiatan bagi kota lainnya atau kota sekitarnya. Bagi sebuah lingkungan perkotaan adanya perumahan sangatlah penting dan berarti, karena bagian terbesar pembentuk struktur ruang perkotaan adalah lingkungan pemukiman. Oleh karena itu munculnya permasalahan pada suatu pemukiman akan menimbulkan dampak langsung terhadap permasalahan perkotaan secara menyeluruh. Perkembangan penduduk perkotaan di Indonesia yang begitu pesat demikian halnya kondisi di kota Medan sehingga harus dilakukan pengembangan wilayah perkotaan yaitu kawasan perumahan di wilayah pinggiran. Kebijakan pembangunan kawasan perumahan di wilayah pinggiran merupakan suatu usaha untuk mengalihkan penduduk kota medan ke kota-kota kecil di wilayah pinggiran yang berbatasan langsung dengan kota Medan. Hal ini di dukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang menjangkau semua lokasi. Perumahan pada garis besarnya terdiri dari beberapa komponen yaitu yang pertama, ialah lahan atau tanah yang diperuntukkan untuk perumahan itu dimana kondisi tanah akan mempengaruhi harga suatu rumah yang akan dibangun di atas lahan itu. Yang kedua, ialah prasarana pemukiman yaitu jalan, drainase, dan fasilitas perumahan lainnya. Dan komponen yang ketiga, ialah pemukiman yang dibangun (fisik bangunan). Suatu pemukiman akan ideal apabila telah memiliki komponen yang keempat, yaitu fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Kecamatan Medan Marelan merupakan wilayah sebelah utara kota Medan yang memiliki luas wilayah 44.47 Km2 dan memiliki jumlah penduduk 112.463 jiwa. Kecamatan Medan Marelan di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Medan Labuhan, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Medan Helvetia dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Medan Marelan memiliki 5 kelurahan yaitu Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Terjun, Kelurahan Paya Pasir dan Kelurahan Labuhan Deli. Di Kecamatan ini terdapat 11 Real Estate atau perumahan tertata dengan berbagai fasilitas yang mendukung Real Estate tersebut. Sedangkan Kecamatan Medan Johor merupakan wilayah sebelah selatan Kota Medan yang memiliki luas wilayah 12.81 km2 dan memiliki jumlah penduduk 108.911 jiwa. Kecamatan Medan Johor di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Medan Amplas, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Kabupaten Deli Serdang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan. Kecamatan Medan Johor teriri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Gedung Johor, Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kelurahan Kwala Bekala, Kelurahan Titi Kuning, Kelurahan Suka Maju, Kelurahan Kedai Durian. Di Kecamatan Medan Johor ini banyak terdapat perumahan-perumahan kelas menengah dan mewah, daerah ini sangat potensial bagi para investor yang bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan pendidikan. Disini juga terdapat Balai Pembibitan Pertanian dan sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara Nasional. 1.2
Maksud dan Tujuan Penelitian
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik penghuni yang bermukim di suatu perumahan , penelitian ini juga untuk mengetahui kondisi lingkungan perumahan agar menjadi suatu suatu perumahan yang lebih baik, tertib dan teratur dilihat dari segi letak bangunan, letak jaringan jalan dan kondisi drainase yang bagus yang terdapat di kecamatan Medan Johor dan Medan Marelan. Pemukiman yang terdiri dari rumah dan lingkungannya sebagai tempat hunian merupakan titik awal pergerakan manusia dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Tingginya keinginan penduduk untuk memilih bermukim di pinggiran kota Medan tentu saja tidak terlepas dari pembangunan yang diarahkan ke wilayah sekelilingnya. Diharapkan juga agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan Sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran bagi dinas tata kota Medan kearah yang lebih baik dengan memperhatikan sarana dan prasarana yang terdapat dikawasan perumahan. Berguna sebagai informasi dalam pengembangan perencanaan kota, wilayah, dan kependudukan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui karakteristik penghuni perumahan tertata di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor dari segi sosial dan ekonomi b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penghuni perumahan untuk bermukim di suatu wilayah perumahan agar pembangunan perumahan tertata lebih diminati oleh para penduduk. c. Untuk mengetahui perbedaan kondisi perumahan tertata di dua wilayah studi.
1.3
Permasalahan Pokok masalah dalam penelitian ini adalah melihat permintaan Penghuni perumahan untuk memilih perumahan tertata. Di sebelah Utara dan Selatan Kota
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Medan adanya perbedaan dari segi karakteristik penghuni perumahan dan segi perumahan. Salah satu daerah pinggiran Kota Medan yang layak dijadikan tempat bermukim yaitu Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor, Sebelah Selatan yakni Medan Johor merupakan kawasan yang sangat strategis untuk sarana perumahan dengan lokasi yang dekat dengan kota dan daerah asri untuk perumahan, karakteristik penghuni di kawasan ini beranekaragam dimana penduduknya mempunyai hasil pendapatan yang besar dan perumahan tertata di kawasan ini termasuk dalam perumahan golongan menengah keatas. Perumahan di kawasan Selatan ini sangat teratur dan bentuknya lebih modern, jadi banyaknya penghuni yang lebih memilih perumahan tertata di Medan johor. Berbeda halnya dengan kawasan Medan Marelan, terdapatnya perumahan tertata yang tergolong menengah ke bawah hal ini disebabkan kecilnya pendapatan yang diperoleh penghuni perumahan, tetapi terus meningkatnya jumlah perumahan di kawasan Utara Kota Medan menunjukkan hal yang positif, hal ini juga didukung faktor banyaknya lahan yang belum termanfaatkan. Perumahan di kawasan ini mempunyai harga lebih murah dibandingkan Medan Johor. Di daerah ini kondisi perumahan kurang terawat dikarenakan sedikitnya kesadaran dari penghuni perumahan tersebut. Dalam hal ini dapat dikatakan lebih banyak masyarakat memilih daerah di kawasan Medan Johor walaupun jauh dari lokasi tempat bekerja. Berkaitan dengan pokok permasalahan tersebut diatas, lebih banyak penduduk yang lebih memilih kawasan Selatan Kota Medan dibandingkan kwasan Utara, maka melalui penelitian ini juga akan dicoba untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan karakteristik penghuni perumahan yang antara lain : Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Faktor apa yang sangat mendominasi timbulnya perumahan. Kondisi pemukiman dengan melihat kualitas perumahan ditinjau dari kondisi lingkungan, kondisi drainase, kondisi rumah dan harga rumah. Kondisi yang bagaimana yang memenuhi standard kebersihan dan kesehatan Sarana dan prasarana di sekitar pemukiman pinggiran kota Medan, Seperti sarana kesehatan, sarana pendidikn, sarana ibadah, sarana air bersih dan sarana listrik. Kekurangan dari area perumahan tertata. Melihat perbedaan karakteristik penghuni perumahan tertata di dua wilayah studi. Transportasi, melihat ketersediaan angkutan umum, kondisi jalan, serta kemudahan dalam transportasi yang berkaita dengan kawasan pemukiman penduduk
I.4
Pembatasan Masalah Untuk mendapatkan faktor- faktor yang mempengaruhi karakteristik penghuni perumahan maka diperlukan penelitian. Ruang lingkup wilayah penelitian meliputi : Penelitian hanya dilakukan di kawasan perumahan yang terdapat di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor. Pengaruh sarana dan prasarana yang terdapat di perumahan yang terletak di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor. Lokasi dan kondisi pemukiman adalah kualitas perumahan yang dijadikan pertimbangan untuk menentukan perumahan yang sesuai dengan kebutuhan. Karakteristik penghuni perumahan tertata ditinjau dari segi pendapatan, kondisi perumahan, tempat bekerja, dan sarana transportasi
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
I.5
Bagan Alir Penelitian
PENENTUAN JUDUL
STUDI PUSTAKA
PILOT SURVEY
DATA
DATA PRIMER
Survey ke wilayah dan menyebarkan quisioner secara random
DATA SKUNDER
Peta / Gambar Perumahan
Pengamatan dan Pengambilan data kawasan perumahan
Tabulasi Data
Analisa
Kesimpulan dan Saran I.6
Metodologi Penelitian
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan ruang lingkup : a. Studi Literatur Yang bertujuan untuk mendapatkan teori-teori yang berhubungan dengan keinginan bermukim dan karakteristik penghuni perumahan. b. Pengumpulan data sekunder Sebelum dilakukan survey pada lokasi penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data sekunder berupa data kawasan perumahan di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor beserta sarana dan prasarananya. Data ini diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti Bappeda, Dinas Tata Kota Medan dan intansi-instansi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. c. Pengumpulan data primer Data ini diperoleh dengan mengadakan survey langsung terhadap wilayah yang ditinjau dengan menyebarkan quisioner secara random. d. Analisa data Dari pengumpulan data yang diperoleh, analisa yang digunakan adalah metode analisa deskriptif dengan memaparkan hasil pengolahan data yang telah ditabulasi. Metode ini digunakan untulk mendeskiptifkan data ynag mencakup seluruh variabel – variabel penelitian. Melalui analisis ini diupayakan untuk memperoleh gambaran mengenai kecenderungan yang terdapat pada responden sehubungan dengan variabel – variabel penelitian yang ada.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
I.7
Metode Penulisan Penelitian ini akan menggunakan metode penulisan sebagai berikut : a.
BAB I. PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang penelitian ini dibuat, permasalahannya beserta pembatasan masalah, maksud dan tujuan.
b.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Berisikan tentang kerangka teori penelitian serta penjelasan istilah-istilah yang tertera pada judul penelitian ini.
c.
BAB III. DESKRIPSI WILAYAH STUDI DAN PENGAMBILAN DATA Berisikan tentang wilayah penelitian yang masih dalam ruang lingkup pembahasan.
d.
BAB IV. METODE PENELITIAN Berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini dimulai dari studi literature sampai analisa data
e.
BAB V. ANALISA DATA Berisikan tentang tabulasi data setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif.
f.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1.
Karakteristik Penghuni Perumahan Karakteristik penghuni perumahan adalah model atau tipe orang-orang yang
mendiami atau bermukim disuatu area perumahan dan adanya kecenderungan seseorang untuk bermukim atau tidak di perumahan tersebut, yang dipengaruhi oleh variabelvariabel seperti kondisi perumahan, segi pendapatan, sarana transportasi, tempat bekerja dan sarana prasarana yang ada untuk mencapai kepuasan tertentu.Untuk mempertahankan tingkat kepuasan yang sama terhadap pelayanan perumahan, maka rumah tangga tersebut akan mengkonsumsi pelayanan perumahan lebih besar atau tanah lebih luas. Selanjutnya pertambahan unit bangunan dan luas tanah tentu saja mempunyai batas tertentu, sehingga peningkatan konsumsi pelayanan perumahan dapat juga diartikan sebagai kenaikan kualitas rumah dan kondisi lingkungan yang lebih menyenangkan. Perumahan merupakan suatu jenis pemukiman, karena pemukiman adalah tempat tinggal penduduk dan tempat melakukan kegiatan hidup sehari-hari. Pemukiman menyangkut manusia dan kebutuhan manusia dari berbagai aspek. Dan pembangunan pemukiman di perkotaan dan daerah pinggiran kota adalah untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal saja, dan ini dilakukan disetiap lapisan, apakah lapisan atas, menengah, atau bawah. Oleh karena kondisi ekonomi berbeda-beda maka program disusun untuk tiap-tiap lapisan berbeda pula. Dengan demikian dalam kehidupan perkotaan akan adanya klasifikasi perumahan seperti adanya perumahan kelas atas, menengah dan bawah. Klasifikasi ini tergantung dari kondisi fisik perumahan dan status sosial lingkungan, sehinggan walaupun jaraknya terhadap pusat kota sama, tetapi harganya akan berbeda. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kondisi perumahan sangat mempengaruhi Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
karakterisrik seseorang yang ingin bermukim. Artinya, semakin baik kualitas perumahan maka semakin tinggi pula kepuasan seseorang untuk bermukim di kawasan tersebut. Dengan demikian penduduk sebagian besar mencari kehidupan lebih baik untuk kesejahteraan hidup baik dengan mencari lokasi perumahan yang lebih baik. Masalah pemukiman merupakan fenomena umum yang selalu dihadapi oleh kotakota yang sedang berkembang. Fakta menunjukkan bahwa sampai pada tingkat perkembangan tertentu dari suatu kota, semakin besar kota tersebut semakin menyolok pula masalah pemukiman yang dihadapi. Hal ini berawal dari adanya daya tarik kota yang kuat terhadap migrant (pendatang) untuk tinggal menetap di kota. Alasan datangnya para migrant banyak faktor, diantaranya faktor ekonomi dan pendidikan lebih bagus di kota Medan daripada tempat yang lama dan keinginan mencari lapangan kerja. Faktor stabilitas dan segi hiburan merupakan daya tarik juga, banyak pendatang yang berasal dari Aceh, Riau, Padang dan lain – lain. Laju pertambahan jumlah penduduk kota yang cukup tinggi tersebut harus diimbangi oleh laju pertambahan rumah tingal seperti pembangunan perumahan di pinggiran kota. Banyaknya rumah di pinggiran kota harus diikuti perluasan jaringan transportasi yang luas pula. Transportasi merupakan variabel yang mempengaruhi karakteristik penghuni perumahan dimana fungsinya untuk diperkotaan memberikan fasilitas untuk pertukaran barang dan jasa, dari suatu tempat menuju lokasi kegiatan ekonomi yang tersebar sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan barang dan orang. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk struktur serta efisiensi dari daerah perkotaan dipengaruhi oleh sistem transportasi. Komuting adalah pengangkutan orang untuk pertukaran pelayanan tenaga kerja, merupakan jenis transportasi kota yang paling penting dan paling banyak dipelajari. Pergerakan barang-barang di daerah perkotaan lebih sedikit dipelajari daripada Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
pergerakan orang, karena apabila sistem transportasi untuk keperluan komuting sudah memadai maka sistem itu juga akan memenuhi kebutuhan lain. Adanya indikasi bahwa setelah memilih tempat tinggal di perumahan tertata para penghuni masih tetap bekerja ditempat yang lama ini dikarenakan mungkin tempat bekerja yang lama masih memiliki kemudahan dijangkau dari rumah penghuni yang baru. Apabila di tempat tinggal yang lama kemungkinan sarana dan prasarana tidak mendukung. Dan biasa juga untuk kemudahan dalam bekerja. Dapat disimpulkan bahwa transportasi menyangkut hampir di seluruh kegiatan rumah tangga, sehingga menjadi hal penting dan menentukan. Dengan perkataan lain karakteristik penghuni sangat dipengaruhi oleh kemudahan transportasi di daerah tersebut. Variabel transportasi dapat dijabarkan dalam penelitian ini, yaitu : a. Ketersediaan transportasi b. Kondisi lahan c. Pelayanan angkutan umum Dalam sistem kota penumbuhan lapangan kerja akan sangat tinggi, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai pemukiman. Dengan tumbuhnya lapangan kerja tersebut maka hubungan antara kota satelit dengan daerah sekelilingnya menjadi berubah. Jadi pertumbuhan lapangan kerja pada suatu tempatakan menarik penduduk dari kawasan metropolitan. Bahkan, perkembangan jenis jumlah lapangan kerja dapat menarik pekerja dari luar kawasan metropolitan atau para migrant. Dengan demikian, defenisi operasional tempat bekerja sebagai variabel independent ialah : a. Jarak perumahan ke tempat tujuan perjalanan. b. Biaya transportasi ke tempat tujuan perjalanan. c. Kenyamanan dalam mencapai ke tempat tujuan perjalanan. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Salah satu variable yang merupakan bagian terpenting dari karakteristik penghuni perumahan adalah tersedianya sarana dan prasarana kota (fasilitas kota), antara lain yaitu :
Sarana air bersih
Sarana pendidikan
Sarana kesehatan
Sarana listrik
Sarana rumah ibadah
Sarana komunikasi
Dan lain-lain
Dengan tersedianya sarana di atas maka kecenderungan untuk memilih bermukim di suatu area perumahan akan semakin besar. Selain itu kondisi dari sarana dan prasarana tersebut juga akan banyak berpengaruh pada karakteristik penghuni perumahan tersebut. Penduduk kota semua memerlukan semua variabel atas, tetapi ada kemungkinan para penduduk memilih satu saja, karena para penduduk ini dapat memenuhi kebutuhan akan variabel lainnya dari kota inti atu kota besar. Dalam hal ini, faktor jarak ke kota inti dan kemudahan transportasi akan sangat mempengaruhi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik suatu kota akan semakin tinggi apabila di kota tersebut seseorang dapat menekan biaya pengeluaran, berarti meningkatkan kepuasan seseorang untuk bermukim. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa faktor-faktor tersebut yang bervariasi sesuai dengan lokasi adalah biaya transportsi dan pelayanan perumahan. Hal ini menjadi cirri-ciri dari system kota metropolitan.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
II.2. Gambaran Umum Perkotaan Kota adalah kelompok orang-orang dalam jumlah tertentu untuk hidup dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu yang berpola hubungan rasional ekonominya, kota merupakan lingkungan kehidupan dengan konsentrasi penduduk yang tinggi karena kegiatan perekonomian non agraris yaitu industri dan jasa yang terpusat membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Jadi kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kota mempunyai banyak sekali pengertian, defenisi kota bergantung pada sudut pendekatan tertentu. Pendekatan geografisdemografis adalah melihat kota sebagai pemusatan penduduk , pendekatan segi ekonomi adalah melihat kota sebagai tempat pemusatan lalu lintas ekonomi dan perdagangan serta kegiatan industri dan tempat perputaran uang yang terus bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak. Jika ditinjau dari pendekatan sosio-antropologis adalah melihat hubungan antar manusia yang bertempat tinggal dikota sudah meregang dan heterogen. Penduduk kota pada umumnya bersifat anonim, artinya orang tidak mengenal satu sama lain dengan akrab, penduduk kota berorientasi kepada kemajuan , oleh karena itu pada umumnya lebih mudah berhubungan dunia luar maka pengaruh kemajuan akan dating lebih cepat diserap orang-orang di kota. Di samping berorientasi kepada kemajuan diketahui pola hubungan masyarakat di perkotaan telah menuju hubungan yang rasional, egois, impersonal, individualistis. Kota
terdiri
dari
bangunan
tempat
tinggal,
perkantoran
dan
tempat
perniagaan/perdagangan, seluruh bangunan fisik ini berkembang lebih lambat daripada pertumbuhan penduduk kota, baik pertambahan penduduk kota, pertambahan karena Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
kelahiran atau lajunya arus urbanisasi. Dari masa ke masa, masalah perumahan bagi pertumbuhan penduduk yang terkendali ini tak pernah tuntas, bahkan permasalahannya terus bertambah. Usaha memperbaiki mutu perumahan terus meningkat terutama bagi golongan menengah yang kian bertambah di perkotaan, umumnya dan khususnya seperti Jakarta, Medan dan Bandung. Kebutuhan perumahan berbeda untuk setiap golongan masyarakat yaitu bagi golongan berpendapatan rendah dan golongan bawah, bagi golongan berpendapatan sedang atau golongan menengahdan golongan berpendapatan tinggi atau bagi golongan menengah atas atau bahkan kelompok elit atau golongan atas. II.2.1. Penataan Ruang Kota Penataan ruang ialah usaha untuk merencanakan jumlah penggunaan lahan untuk keperluan tertentu dan pada tempat yang tepat, termasuk didalamnya mengatur hubungan antara pemukiman dengan tempat bekerja, tempat sekolah, tempat berbelanja, tempat hiburan dan lain-lain yang semuanya juga sangat penting tergantung pada rencana jaringan jalan dikota dan pemilihan rencana penggunaan lahan. Untuk suatu kota yang sama sekali belum ada maka perencanaan kota yang sedang berkembang. Pengalaman menunjukkan bahwa banyak sekali hambatan yang ditemui untuk menerapkan rencana tata ruang dari sebuah kota yang telah terbangun, terutama mengenai pembebasan lahan.
II.2.2. Peranan Pemukiman Lingkungan pemukiman merupakan ruang yang terluas digunakan dalam sebuah kota, oleh karena itu sangat penting peranannya dalam membentuk tata ruang kota. Penggunaan lahan untuk perumahan merupakan faktor utama dalam pertumbuhan atau perluasan kota dan sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Kota yang pertumbuhan
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
penduduknya sangat tinggi akan membutuhkan penggunaan tanah untuk perumahan dengan pertumbuhan yang tinggi pula. Pemukiman dengan garis besarnya terdiri dari berbagai komponen yaitu pertama, ialah lahan atau tanah yang diperuntukkan untuk perumahan dimana kondisi tanah akan mempengaruhi harga dari satuan rumah yang akan dibangun. Kedua, ialah prasarana pemukiman yaitu jalan lokal, saluran drainase, jaringan listrik yang semuanya menentukan kualitas perumahan yang dibangun. Dan ketiga, ialah perumahan yang dibangun. Suatu pemukiman akan menjadi ideal apabila telah memiliki komponen yang keempat, yaitu fasilitas umum dan fasilitas sosial. Permukiman berarti proses atau tindakan pemukiman penduduk. Namun kata ini permukiman bukan merupakan aktifitas melainkan benda atau atau untuk mencapai proses sesuai artinya. Dan alat yang digunakan adalah berupa tempat tinggal atau biasa disebut rumah. Karena permukiman sebagai salah satu unsur yang membentuk kota terdiri berbagai bangunan dan prasarana lingkungannya merupakan unsur yang paling menonjol dari pada unsur sarana dan prasaran kota lainnya. Permukiman adalah salah satu kebutuhan pokok minimal sandang pangan yang harus di penuhi oleh manusia. II. 3. Kawasan Perumahan Masalah perumahan merupakan fenomena umum yang selalu dihadapi oleh kotakota di Negara yang sedang berkembang. Fakta menunjukkan bahwa pada sampai tingkat perkembangan tertentu disuatu kota, semakin besar kota itu, semakin menyolok pula masalah perumahan yang dihadapi. Hal ini berawal dari adanya daya tarik kota terhadap migran pendatang untuk tinggal menetap di kota. Laju pertambahan jumlah penduduk kota yang cukup tinggi tersebut tidak mampu diimbangi oleh laju pertambahan rumah tinggal yang memadai.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Menurut Branch (Budi Sinulingga, 1995), kawasan perumahan sebagai salah satu unsur yang membentuk kota terdiri dari berbagai bangunan dan prasarana lingkungan yang merupakan unsur yang paling menonjol dari pada unsur-unsur sarana dan prasarana kota lainnya. Bangunan-bangunan sesungguhnya merupakan unsur perkotaan yang paling jelas terlihat, dipandang dari satu kapanpun dan dari tempat manapun di kota. Sebagai konsekuensinya, maka potensi yang dimiliki cukup besar dalam menimbulkan permasalahan perkotaan jika dalam pengadaan dan pengembangan tidak diatur dengan benar. Persoalan perkotaan yang dimaksud adalah selain dapat
menimbulkan
kesembrawutan wajah kota, maka pembangunan rumah-rumah tinggal berikut fasilitas rumah yang tidak memenuhi kriteria sehat, akan menimbulkan masalah-masalah sosial yang sulit untuk dipecahkan. Perumahan adalah salah satu kebutuhan pokok minimal selain sandang pangan yang harus dipenuhi oleh manusia. Dan ternyata untuk mencukupi kebutuhan ini bukanlah suatu kebutuhan yang mudah, terlebih lagi bagi penduduk kota. Di perkotaan, rumah menjadi sesuatu yang sangat mahal sebagai akibat dari tingginya harga tanah. Apalagi untuk memperoleh rumah yang layak untuk ditempati, hanya sebagian kecil warga kota yang dapat memilikinya. Tingkat modernitas suatu kota salah satunya diukur dari tingkat kualitas perumahan dan pemukiman yang ada di kota tersebut. Artinya bahwa semakin modern kota tersebut, akan tercermin dari semakin baik pula
kualitas
perumahan yang dimilikinya. Kualitas yang dimaksud harus berdimensi menyeluruh, yakni selain kualitas material konstruksi dari bangunan-bangunan yang ada, kelengkapan sarana dan prasarana sosial dan lingkungan, serta keterkaitan yang harmonis antara kawasan perumahan dengan kawasan-kawasan lainnya.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
II.3.1. Lokasi Daerah Perumahan Untuk menetapkan lokasi perumahan yang baik perlu diperhatikan, hal-hal sebagai berikut : 1. Ditinjau dari segi teknispelaksanaannya a. Mudah dicapai tanpa hambatan yang berarti b. Tanahnya baik sehingga konstruksi bangunan yang ada dapat direncanakan c. Mudah mendapatkan air bersih, listrik, pembuangan air limbah dan lain-lain d. Mudah mendapatkan bahan-bahan bangunan e. Mudah mendapatkan tenaha kerja
2. Ditinjau dari segi tata guna ialah : a. Tidak merusak lingkungan yang telah ada b. Sejauh mungkin dipertahankan tanah yang berfungsi sebagai reservoir air
3. Ditinjau dari segi kesehatan dan kemudahan : a. Lokasi perumahan yang sebaiknya jauh dari lokai pabrik yang mendapatkan polusi b. Lokasi perumahan sebaiknya tidak terlalu terganggu oleh kebisingan c. Lokasi perumahan mudah dicapai dari tempat kerja penghuni 4. Ditinjau dari segi politis dan ekonomis a. Menciptakan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekelilingnya b. Mudah pemasarannya karena lokasi disukai calon pembeli. II. 3.2. Pengaturan Daerah Perumahan Setelah lokasi perumahan ditentukan berdasarkan pilihan yang optimal, maka agar dalam jangka panjang perumahan tersebut tidak menimbulkan dampak negatif Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
padalingkungan dalam arti luas, perlu sekali site planning. Site planning ini penting sekali karena hal tersebut akan menentukan bentuk kota yang ada, dapat menciptakan kemudahan atau kesukaran bagi penghuni, selain itu dapat mempengaruhi tingkah laku dari para penghuni di lokasi perumahan tersebut. Untuk menghindari hal-hal negatif akibat suatu penyusunan site planning yang kurang baik, perlu diperhatikan hal-hal seperti jaringan-jaringan jalan dan lebarnya direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kemudahan yang cukup bagi para penghuninya kemudian susunan kapling direncanakan sedemikain rupa sehingga kelompok-kelompok kapling yang besar dan yang kecil dan teratur dalam komposisi yang baik serta disediakan tanah-tanah untuk fasilitas umum yang cukup misalnya penghijauan, tempat beribadat, sekolah, jaring-jaring saluran drainase, pembuangan air limbah dan sebagainya harus dapat diatur sedemikian rupa, sehingga lokasi perumahan yang ada dapat bebas dari genangan air atau banjir dan yang terakhir perencanaan suatu daerah pemukiman seyogyanya juga dapat memberikan kemudahan bagi para penduduk yang tinggal di sekitar daerah perumahan tersebut bahkan kalau mungkin dapat diciptakan suatu kesatuan yang baik.
II.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Perumahan dan Permukiman Pembangunan permukiman secara langsung menyangkut
berbagai aspek
kehidupan keluarga dan masyarakat serta menciptakan suasana kerukunan hidup keluarga dan kesetiakawanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk lingkungan serta persemaian nilai budaya bangsa dan pembinaan watak anggota keluarga. Pembangunan permukiman baik pembangunan rumah baru maupun pemugaran permukiman di pedesaan dan di perkotaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
tinggal baik dalam jumlah maupun kualitasnya dalam lingkungan yang sehat serta kebutuhan akan kehidupan yang memberikan rasa aman, damai, tentram dan sejahtera. Untuk menyukseskan pembangunan tersebut harus ada kerja sama antar instansi, agar tidak terjadi ketimpangan didalam pelaksanaan pembangunan permukiman. Dan diharapkan, bahwa kerja sama antar instansi itu sangat penting artinya khususnya didalam pembangunan permukiman karena jika sesuatu pembangunan tanpa adanya kerja sama akan membawa akibat terhambatnya pelaksana pembangunan disegala bidang. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan permukiman : a. Faktor kependudukan Perkembangan penduduk yang cukup tinggi merupakan masalah yang dapat memberikan pengaruh yang sangat besar khususnya penduduk yang berada dan berdiam di pusat-pusat kota, sedangkan jumlah rumah yang tersedia yang memenuhi persyaratan sebagai rumah yang layak huni tidak dapat memenuhi perkembangan jumlah anggota keluarga yang membutuhkan rumah. Pertumbuhan penduduk terutama di kota-kota besar disebabkan adanya arus urbanisasi dari luar daerah perkotaan, baik sebagai pendatang menetap maupun sebagai pendatang tidak menetap seperti mereka pergi bekerja di kota dan sore hari pulang ke tempat asalnya. b. Faktor pertanahan Dengan adanya arus urbanisasi sebagai fenomena pada saat ini terutama di kota-kota yang sedang berkembang seperti Indonesia memberikan dampak yang akan mempengaruhi pembangunan perumahan dan pemukiman sehingga terjadi masalah penyediaan tanah untuk pembangunan tersebut khususnya di daerah perkotaan kalaupun adaharus dengan harga yang sangat tinggi. Akibatnya keterbatasan tanahtanah di daerah perkotaan maka para developer atau para pengembang mengalihkan pembangunan perumahan dan pemukiman ke daerah pinggiran kota. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
c. Faktor Kelembagaan Dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan pemukiman faktor ini sangat berpengaruh karena adanya perangkat kelembagaan yang berfungsi akan dapat diambil suatu kebijaksanaan, pembinaan serta pelaksanaan dari pembangunan tersebut oleh perangkat pemerintah pusat serta pihak swasta yang semuanya merupakan suatu sistem yang terpadu sedangkan bagi pemerintah daerah memegang peranan penting dalam strategi pelaksnaana pembangunan khususnya perumahan dan pemukiman.
II. 3.4. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Pengadaan Rumah di Indonesia Kebijaksanaan pemerintah dalam pengadaan rumah untuk mengatasi masalah kekurangan perumahan di Indonesioa dilakukan melalui : 1. Pembangunan perumahan dan spemukiman yang dilakukan oleh Perum Perumnas 2. Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh perusahaan yang tergabung dalam persatuan pengusaha Real Estate Indonesia (REI). 3. Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi swastayang dibiayai melalui Kredit Kepemilikan Rumah Bank Tabungan Negara (KRR – BTN) 4. Pembangunan perumahan yang dilakukan melalui dana suatu lembaga yang diperuntukkan bagi pegawainya 5. Pembangunan perumahan dan pemukiman transmigrasi yang dilakukan smelalui dana Departemen Transmigrasi 6. Pembangunan perumahan dana pemukiman bagi masyarakat terasing melalui dana Departemen Sosial 7. Pembangunan perumaha dan pemukiman pedesaan melalui koordinasi antara Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Departemen Dalam Negeri. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
8. Pembangunan Perumahan yang dilakukan oleh pengembangan lainnya
Secara umum maksud dan tujuan pembangunan perumahan dan pemukiman tersebut adalah untuk : 1. Memperbaiki
keadaan
perumahan
dan
lingkungan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat. 2. Mengembangkan dan meningkatkan sarana, prasarana dan fasilitas lingkungan baik perkotaan maupun pedesaan. 3. Meningkatkan dan memanfaatkan kembali fungsi-fungsi perkotaan dengan lebih mengutamakan tata guna lahan. Secara lebih khusus pengadaan sekaligus pengawasan terhadap perumahan dan pemukiman melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagaimana disebutkan diatas diatur menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang perumahan pemukiman tersebut dijelaskan bahwa penataan perumahan dan pemukiman bertujuan untuk : 1. Memenuhi kebutuhan rumah sebagia salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 2. Mewujudkan perumahan dan pemukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat aman serasi dan teratur. 3. Memberi arah dan pertumbuhan wilayah dan penyebaran penduduk yang rasional. 4. Menunjang pembangunan dibidang ekonomi, sosial, budaya dan bidang-bidang lain. Berdasarkan pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap pengadaan perumahan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta harus benar-benar ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
II. 3.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Perumahan Perkiraan kebutuhan perumahan pada periode mendatang merupakan turunan dari kajian mengenai perkembangan penduduk. Walaupun tingkat pertumbuhan penduduk diperkirakan akan turun sebesar 1,68 % selama jangka waktu 1996-2000 jumlah penduduk rumah rangga akan meningkat dua kali lipat dari tingkat pertumbuhan tersebut (3,49 %) yang ditentukan sangat berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan perumahan. Tingkat kebutuhan penyediaan rumah adalah 2 % per tahun atau sejumlah 13000 unit per tahun sampai 2001. Jika proyeksi ini diteruskan sampai dengan 2010, maka dalam kurun waktu 2001-2010 minimal harus dapat disediakan rumah sebanyak 140100 unit, dan apabila kebutuhan tersebut sampai dengan 2001 terpenuhi maka untuk kurun waktu 2001-2010 tersebut jumlah rumah yang harus disediakan adalah sekitar 15000 unit pertahun. Dengan jumlah kebutuhan penyediaan tanah tersebut, maka dalam kurun waktu 15 tahun mendatang diperkirakan bahwa untuk pembangunan perumahan baru membutuhkan lahan yang luasnya minimal 7000 hektar. Tingkat penyediaan 2% per tahun sebenarnya merupakan angka estimasi cukup tinggi karena mengacu pada proyeksi jumlah rumah tangga. Sekitar 46 % dari angka estimasi tersebut merupakan jumlah kebutuhan rumah kosong yang dianggap mutlak untuk dipenuhi. Tabel 2.1. berikut ini menyediakan perkiraan jumlah rumah yang harus disediakan oleh pemerintah (perumnas) dan swasta (REI) sampai tahun 2010.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Tabel 2.1. Perkiraan Jumlah Rumah Yang Harus Disediakan oleh Perumnas dan REI pada Periode 1996-2010.
DEVELOPER
JUMLAH UNIT RUMAH YANG HARUS DISEDIAKAN 1996-2001
2001-2010
PERUMNAS
17000
35000
REI
14000
29000
31000
64000
JUMLAH Sumber : BPS Kota Medan2006
II. 3.6. Keterkaitan Kawasan Perumahan dengan Infrastruktur Perkotaan Kawasan perumahan sebagai tempat hunian penduduk merupakan salah satu masalah pokok yang harus diperhatikan oleh pemerintah pusat dan para developer. Sebagai tempat tinggal penduduk, lokasi kawasan perumahan harus mudah dijangkau setiap tempat aktivitas perkotaan, seperti lokasi pekerjaan, kantor instansi pemerintah dan swasta, pasar, pendidikan dan lain-lain. Kecendrungan penduduk untuk memilih tempat bermukim sangat dipengaruhi oleh kemudahan untuk menjangkau lokasi. Akibat yang ditimbulkan oleh ketidak tetapan lokasi pemukiman dalam terlambatnya perkembangan kota baik dari segi fisik kota maupun dari segi ekonomisnya. II.4. Tata Guna Tanah Kawasan Perumahan Tata guna lahan adalah suatu cara untuk menghasilkan kegiatan yang menimbulkan
perjalnan.
Penggunaan-penggunaan
tanah
yang
berlainan
akan
menghasilkan karakteristik perjalanan yang berlainan pula, misalnya tanah diperuntukkan
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
untuk kawasan perumahan, kawasan perkantoran, pusat pertokoan dan lainnya diharapkan akan menghasilkan banyak perjalanan dari pada ruang terbuka.
II.4.1. Faktor Tata Guna Lahan Kegiatan-kegiatan yang berlainan dapat menghasilkan karakteristik yang berlainan pula, misalnya satu hektar tanah kawasan perumahan yang dikembangkan pada kepadatan yang tinggi, kemudian sekali akan menghasilkan lebih banyak pergerakan orang dibandingkan dengan satu hektar tanah yang dikembangkan untuk keperluan rumah tinggal pada kepadatan rendah. Meskipun luasan dari kawasan perumahan penduduk adalah luas, untuk keperluan perjalanan ini luasannya hanya menganggap tanah saja, karena antara 80-90 % dari semua perjalanan bermuladan berakhir di rumah, maka tata guna lahan kawasan perumahan adalah penting sekali. Prinsip-prinsip penggunaan lahan adalah : a. Pendekatan terhadap sistem ekologi kota Medan, yakni usaha untuk membentuk sistem hubungan fungsional antara manusia dan alam fisiknya untuk memperoleh kelestarian alam. b. Penggunaan lahan secara optimal, yaitu pendayagunaan fungsi lahan untuk memperoleh nilai efisiensi dan efektifitas secara luas. c. Pola keserasian, yakni keseimbangan di antara ruang-ruang kegiatan kota yang dibentuk Beberapa jenis tata guna lahan terbesar secara meluas (perumahan) dan jenis lainnya mungkin kelompok (pusat pertokoan). Beberapa jenis tata guna lahan mungkin ada di situ atau dua lokasi saja dalam suatu kota seperti rumah sakit dan bandara. Dari sistem jaringan transportasi disuatu daerah mungkin lebih baik dibandingkan dengan Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
daerah lainnya baik dari segi fisik kuantitas (kapasitas) maupun kualitas (frekuensi dan pelayanan). Contohnya pelayanan angkutan umum biasanya lebih baik di pusat perkotaan dan pada jalan utama dibandingkan dengan didaerah pinggiran kota. Apabila tata guna lahan saling berkaitan dan hubungan transportasi antara lain lahan tersebut mempunyai kondisi yang baik, maka aksesbilitasi tinggi. Sebaliknya, jika aktifitas tersebut saling terpisah jauh dan hubungan transportasinya jelek, maka aksesbilitas rendah. Beberapa kombinasi diantaranya mempunyai aksesbilitasnya menengah. Pada dasarnya kebijaksanaan tata ruang sangat erat kaitannya dengan kebijaksanaan transportasi. Ruang merupakan kegiatan yang ditempatkan di atas lahan kota,
sedangkan
transportasi
merupakan
sistem
jaringan
yang
secara
fisik
menghubungkan satu ruang kegiatan dengan ruang kegiatan lainnya. Antara ruang kegiatan dan transportasi terjadi yang disebut siklus penggunaan ruang transportasi. Akses transportasi kesuatu ruang kegiatan (persil lahan) diperbaiki, ruang kegiatan tersebut akan menjadi lebih menarik, dan biasanya menjadi lebih berkembang ruang kegiatan tersebut, meningkat pula kegiatan akan transportasi. Peningkatan ini kemudian menimbulkan kelebihan beban pada transportasi dan siklus akan terulang kembali bila aksebilitas diperbaiki. Peruntukkan lahan tertentu bandara, lokasinya tidak sembarangan dan biasanya terletak jauh diluar kota karena ada batasan dari segi keamanan, pengembangan wilayah, dan lain-lain.
Dikatakan aksesbilitas ke bandara tersebut akan selalu rendah karena
letaknya yang jauh di luar kota. Meskipun letaknya jauh, aksesbilitas ke bandara dapat ditingkatkan dengan menyediakan sistem jaringan transportasi yang dapat dilalui dengan kecepatan tinggi sehingga waktu tempuhnya lebih pendek.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Berdasarkan penjelasan diatas, struktur kota yang terbesar memanjang dari pusat ke pinggiran atau acak secara meluas kesegala penjuru kota menyebabkan tidak memadainya perkembangan prasarana jalan dan angkutan umum untuk melayani masyarakat. Persoalan menjadi lebih rumit karena disebabkan oleh hal yang terurai diatas, juga oleh terbatasnya lahan di pusat kegiatan perkotaan sehingga pelebaran dan penambahan ruas jalan baru sulit dilakukan.
II. 4.2. Konsep Struktur Tata Guna Lahan Konsep struktur tata ruang Kota Medan sesuai dengan pola kegiatan fasilitas dan penggunaan lahan serta konsep struktur wilayah fungsional dimasa pendatang diarahkan pada : 1. Konsep struktur tata guna lahan tradisional, menyediakan lahan bagi kegiatan yang berorientasi kepada : a. Kegiatan ekstratip (pertanian/perkebunan) b. Kegiatan industri dan kawasan khusus c. Kegiatan perhubunga, jasa dan pariwisata d. Kegiatan pelayanan sosial, bangunan umum, dan pemerintah e. Kegiatan perumahan atau pemukiman 2. Penyediaan lahan bagi kegiatan yang untuk sementara belum ditentukan, sehingga seolah merupakan keghiatan campuran. Semakin besarnya kegiatan di wilayah perkotaan, khususnya di wilayah Kota Medan dan sekitarnya yang cenderung membentuk kota metropolitan langsung mempengaruhi perkembangan wilayah pinggiran Kota Medan yang berada di Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
II. 4.3. Kawasan Perumahan Tertata untuk Real Estate Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan balai pustaka tahun 1986, kawasan adalah daerah dan perumahan adalah kumpulan beberapa buah rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal. Dari deskripsi arti umum tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kawasan perumahan tertata adalah
daerah yang diperuntukkan sebagai tempat pembangunan
rumah-rumah secara terpadu yang sesuai dengan tata guna tanah dan dikelola oleh suatu badan, dalam hal ini disebut dengan pengembang (Developer). Dikawasan tersebut di tata letal rumah dan sarana-sarana pendukungnya seperti olahraga, rekreasi, pasar dan jeringan jalan. Menurut penjelasan Departemen Dalam Negeri bahwa Real Estate diindektikkan dengan perusahaan pembangunan perumahan. Perusahaan pembangunan adalah statu preusan yang berusaha dalam bidang pembangunan dari berbagai jenis dalam jumlah yang besar diatas suatu areal tanah yang merupakan suatu kesatuan pemukiman, dilengkapi prasarana-prasarana lingkungan dan fasilitas social yang diperlukan oleh masyarakat yang menghuninya. Defenisi dari lingkungan perumahan baru adalah
kompleks perumahan yang
didirikan oleh preusan-perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan perumahan. Pada umumnya kondisi perumahannya sudah baik dengan penyediaan utilitas yang lengkap, beberapa tahun ini pembangunan perumahan terlihat berlangsung pesat, baik yang dilakukan pemerintah maupun pihak swasta.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
II. 4.3.1. Permasalahan Perumahan Tertata Di Indonesia Permasalahan rumah tertata di Indonesia dapat dilihat dari kondisi perumahan baik dikota maupun di desa masih banyakyang Belem memenuhi persyaratan baik teknis maupun kesehatan. Hal ini disebabkan karena tingkat pendapatan, pengetahuan dan pendidikan dari sebagian besar masyarakat Indonesia yang relatif masih rendah. Akibatnya daya tangkap dan pengertiannya terhadap fungsi rumah dan lingkungan masih kurang. Pada dasarnya pembangunan perumahan menyangkut berbagai bidang sidang lintas sektor antara lain kependudukan, teknologi, pembiayaan, pertanahan, kelembagaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program pembangunan di lapangan dapat saja ditemukan aspek lain, titik berat kepentingan yang berada sehingga kadang-kadang menimbulkan hambatan dalam pelaksanaannsya. Dalam kaitan itu ada beberapa permasalahan yang sering dijumpai dalam bidang perumahan, antara lain : 1. Pertumbuhan penduduk Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih sangat tinggi, merupakan masalah pokok dalam pembangunan perumahan. Masalah ini mengakibatkan kebutuhan akan rumah selalu meningkat. Disamping masalah pertambahan penduduk, juga ditentukan pada masalah kualitas rumah dan lingkungan yang tidak memadai dan memerlukan perbaikan. Dalam hal ini perlu pula diperhatikan masalah pendapatan sebagian besar masyarakat yang masih belum memadai atau masih berada dibawah standard yang berlaku. 2. Pengembangan teknologi Pengembangan teknologi, industri konstruksi dan bahan bangunan belum sepenuhnya menunjang pembangunan secara besar-besaran. Industri bahan bangunan lokal belum berkembang dengan baik, sehingga belum dapat menyediakan bahan Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
bangunan lokal yang murah, tepat waktu (cepat) dalam jumlah besar dengan standard mutu yang bisa dipertanggungjawabkan. 3. Pembiayaan Kemampuan pemerintah dalam penyediaan dana untuk pembangunan perumahan yang sangat terbatas, apabila pada situasi sekarang maka perlu adanya sistem pembiayaan yang menyeluruh dan terpadu untuk mendorong terhimpunnya modal dari masyarakat bagi pembiayaan pembangunan perumahan dan pemukiman. 4. Pengadaan tanah Pengadaan tanah untuk pembangunan perumahan sederhana di kota-kota khususnya kota besar merupakan suatu masalah pelik. Tanah yang luas dan tepat lokasi serta tepat topografinya sudah langka, kalaupun ada harganya sudah cukup tinggi sehingga sudah tidak layak lagi untuk perumahan sederhana. Di samping itu, prosedur pembebasan tanah dirasakan memakan waktu yang lama dan rangkaian proses terlalu panjang. Adanya campur tangan para sekulan tanah yang dirasa sangat menghambat menambah rumitnya permasalahan proses pembebasan tanah. 5. Landasan hukum Peraturan perundang-undangan khususnya masalah pertanahan yang sampai sekarang masih menjadi polemik di beberapa daerah. Menurut undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, pertanahan menjadi urusan daerah tetapi tenaga keluarnya KEPRES No. 10 Tahun 2001 tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah di Bidang Pertanahan, masalah pertanahan ditangani kembali oleh Pemerintah Pusat. Untuk itu, ada beberapa daerah menjadi bingung dalam menentukan kebijaksanaan untuk masalah ini. 6. Kelembagaan
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Kelembagaan di bidang perumahan yang menyangkut pembuataan dan pembangunan di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan, masih perlu ditingkatkan dan dilengkapi. Dalam hal ini peranan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat perlu ditingkatkan agar penyebaran pembangunan perumahan dapat lebih merata dan terkendali.
7. Pusat tata dan informal Pelayanan dari pusat tata dan informasi yang dapat memberikan masukan yang menyangkut bidang perumahan antara lain jumlah rumah dan kekurangannya, kependudukan, pertanahan, tingkat pendapatan masyarakat dan keterjangkauan, tersedianya bvahan bangunan, dan lain-lainnya masih sangat terbatas dan belum akurat.
Data
ini
informasi
ini
penting,
khususnya
dalam
meningkatkan
keterjangkauannya, mempertinggi mutu fisik bangunan rumah, memanfaatkan bahan bangunan dan industri konstruksi lokal serta meningkatkan partisipasi serta swadaya masyarakat. 8. Penyerahan lingkungan perumahan kepada pemerintah daerah Lingkungan perumahan yang sudah dibangun baik oleh perusahaan pengembangan (developer), beserta fasilitas dan sarana pelayanannya, selanjutnya diserahkan pengelolahannya kepada Pemerintah Daerah setempat. Dalam proses penyerahan ini perlu diperhatikan standard dan fasilitas lingkungan, khususnya kualitas
jalan,
saluran air dan teknik serta biaya pemeliharaan dari Pemerintah Daerah setempat dalam pengelolahan selanjutnya.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
9. Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan perumahan Kebersihan lingkungan perumahan merupakan suatu syarat bagi terciptanya rumah sehat dalam lingkungan yang sehat. Kebersihan lingkungan perumahan pada umumnya kurang mendapat perhatian. Seperti halaman rumah, taman, selokan dan sampah yang merupakan unsur penting bagi suatu tata kehidupan yang sehat. Oleh karena itu, kesadaran dan partisipasi dari masyarakat untuk ikut
memelihara
lingkungan yang masihdigalakkan. Peranan Pemerintah Daerah melalui aparaturnya sangat penting dalam memberi dorongan dan bimbingan kepada masyarakat. Oleh karena itu, permasalahan perumahan dan permukiman di Indonesia merupakan permasalahan yang lintas sektor dan melibatkan semua pihak baik unsur pemerintah, swasta (dunia usaha) dan masyarakat, untuk itu penanganannya terus terintegrasi dan terpadunya dari beberapa instansi.
II. 4.3.2. Kebijaksanaan Dalam Pengembangan Daerah Perkotaan Dewasa ini telah diambil serangkaian kebijaksanaan dalam pengembangan daerah perkotaan sebagai wilayah pemukiman antara lain : 1. Perbaikan lingkungan fisik wilayah pemukimannya, baik untuk tempat tinggal, tempat usaha dan bekerja, tempat pendidikan dan lain-lain 2. Perluasan jaringan wilayah permukiman dengan jalan mendorong pertumbuhan permukiman di kota 3. Perluasan kawasan industri ke pinggiran kota-kota besar 4. Perbaikan pelayanan umum secara bertahan
II.4.3.3. Perkembangan Real Estate Dalam Penyediaan Sarana Perumahan
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Berkembangnya proyek perumahan di Indonesia yang dimulai pada tahun 1980an, antara lain dipicu oleh pemberian izin lokasi bebas, sehingga para pengembang berlomba-lomba
membebaskan
tanah
secara
besar-besaran.apalagi
pemerintah
memberikan kemudahan atau kelonggaran dalam pemberian izin lokasi kepada pengembang, dan sering kali dalam pemberian izin ini kurang memperhatikan konsep pengembangan dan kemampuan keuangan pengembangan dalam melaksanakan rencana proyek perumahan tersebut. Sehingga akhirnya dalam pelaksnaaan terdapat beberapa pengembangan yang melakukan pengusaan tanah dalam skala luas tanpa memiliki perencanaan yang jelas bahkan ada juga semata-mata bermotif spekulasi. Pembebasan lahan secara besar-besaran untuk proyek perumahan pada tahun 1990-an mengakibatkan terjadinya peningkatan stok lahan yang belum dapat dipergunakan (lahan tidur) disuatu daerah. Keadaan tersebut juga dipicu juga oleh pemberian izin lokasi yang mudah diperoleh dari Badsan Pertanahan Nasional dan terjadinya praktek kolusi pada waktu lalu tanpa memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) lingkungan dan efisiensi penggunaan lahan. Pembebasan lahan oleh pengembang yang belum optimal, berpeluang munculkan lahan tidur. Kondisi ini juga memberikan peluang terjadinya spekulan tanah yang biasanya juga memanfaatkan pertumbuhan industri perumahan. Diberlakukan otonomi daerah, banyak sekali perubahan-perubahan yang sangat mendasar tentang Real Estate dalam menunjang pembangunan daerah. Hal ini disebabkan karena sistem ekonomi yang berdasarkan perencanaan terpusat telah bergeser ke daerah berdasarkan kelembagaan dan mekanisme pasar. Perubahan ini mengakibatkan peranan Real Estate sangat menentukan keberhasilan kegiatan pembangunan perumahan di suatu daerah.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Pelaku pembangunan perumahan dan pemukiman telah menunjukkan kontribusi yang tidak sedikit dalam pengadaan rumah bagi masyarakat sekitar selama 25 tahun terakhir ini. Dari berbagai proyek yang telah dibangun oleh para pengembang, telah terciptanya berbagai lingkungan perumahan dan pemukiman yang memenuhi kebutuhan warga kota. Skalanya mulai dari skalakecil, menengah sampai pada skala besar dengan membangun apa yang kita sebut dengan Kota Mandiri. Pengembangan tidak hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga, tapi lebih dari itu menunjang kearah berhasilnya pembangunan perumahan tidak hanya dilihat dari sisi kebutuhan papan semata, melainkan juga dilihat d hanya dari sisi pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Menyediakan rumah sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah, memang bukan persoalan mudah. Untuk itu, pengusaha-pengusahan pembangunan perumahan swasta yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) merupakan mitra penting pemerintah dalam pengadaan rumah bagi masyarakat. Pembangunan perumahan dengan harga terjangkau oleh masyarakat merupakan program yang dapat dilaksanakan secara terpadu antara berbagai tipe rumah untuk berbagai kelompok pendapatan dalam suatu kawasan hunian dalam rangka menumbuhkan kegotongroyongan dan kesetiakawanan sosial. Dalam pembangunan perumahan sedernana, Real Estate juga menyedaikan beberapa fasilitas di lingkungan perumahan yang dibangunnya. Lingkungan ini juga dilengkapi dengan prasarana umum, fasilitas-fasilitas sosial lainnya. Dengan demikian, pengembangan perumahan ini perlu didukung perencanaan kota yang efektif, penyediaanb tanah dan program prasarana perkotaan yang terpadu. Sebab, para pengembang swasta sebenarnya tidak hanya membangun unit-unit rumah, tetapi juiga mencipatakan lingkungan yang sehat dalam rangka pembangunan kota berkesinambunga.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Dalam situasi dan kondisi perekonomian nasional sekarang, pemerintah akan sangat sulit dalam melaksanakan pembangunan khususnya dalam penyediaan rumah atau permukiman bagi masyarakat. Untuk itu, peran pengembang (developer) sangat diharapkan pro-aktif dalam melaksanakan pembangunan ataupun penyediaan perumahan dan permukiman tersebut. Peran yang diharapkan Real Estate khususnya para pengembang antara lain : 1. Menyediakan perumahan yang harganya dapat dijangkauan oleh semua lapisan masyarakat atau golongan, terutama masyarakat golongan menengah kebawah, 2. Menciptakan lapangan kerja baik masyarakat sekitar lokasi proyek maupun luar lokasi proyek perumahan, sehingga diharapkan dapat membantu program pemeirntah dalam mengurangi pembangunan. 3. Ikut memperdayakan masyarakat sekitar lokasi proyek perumahan dengan kegiatan ekonomi yang saling mendukung (integrated) 4. Meningkatkan kualitas dan kualitas produksi pada sektor industri kecil, seperti penyediaan bahan-bahan material lokal seperti batu bata, genteng, pasir dan lain-lainnya yang padagilirannya dapat meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat 5. Ikut berperan aktif dalam meningkatkan sumber daya manusia dan kelembagaan yang ada pada sekitar proyek. 6. Meningkatkan pendapatan daerah melalui peningkatan retribusi dan pajak 7. Meningkatkan kualitas lingkungan di lokasi protek dan sekitar lokasi proyek perumahan dan pemukiman dengan penataan ruang yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
8. Meningkatkan
sarana
dan
prasarana
seperti
tersedianya
infrastruktur
(jalansaluran, jaringan listrik, air bersih, telepon dan fasilitas sosial maupun fasilitas umum yang lain) yang berada di lokais sekitar proyek. 9. Meningkatkan nilai atau harga tanah yang berarti meningkatkan pajak atau retribusi daerah yang pada akhirnya akan meningkatskan pendapatan daerah. 10. Menciptakan pusat-pusat
yang pertumbuhan ekonomi baru seperti pusat
perdagangan perkantoran, pariwisata dan pemerintahan. Untuk
itu, peranan Real Estate dalam menunjang pemsbangunan khususnya
penyediaan rumah baik untuk golongan rendah maupun menengah dan golongan atas sangat besar karena dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat banyak, seperti penyediaan lapangan kerja, perbaikan penyediaan lapangan kerja, perbaikan lingkungan peningakatan ekonomo masyarakat sekitar, penyediaan sarana dan prasarana serta masih banyak lagi.
II. 4.3.4. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Perkembangan Real Estate di Indonesia Permasalahan yang timbul dalam pengadaan industri perumahan melihat peran Real Estase dalam ikut berkiprah pada pembangunan nasional, maka kebijaksanaan pemerintah untuk penembangan Real Estate di Indonesia antara lain : 1. Penegakan hukum yang dijalankan secara konsisten Pemanfaatan lahan yang sesuai dengan RUTR dan tata guna lahan yang telah ditetapkan pemerintah daerah setempat. 2. Pemberdayaan masyarakat Peran serta masyarakat setempat mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi konflik antar masyarakat lokasl dan pendatang. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
3. Deragulasi Perizinan Penyederhanaan dalam segala bentuk perizinan dalam rangka mencapai efesiensi dan efektifitas kinerja di bidang pelayanan publik. 4. Keterpaduan Meningkatkan kepentingan orang banyak dengan memanfaatkan seluruh potensi dana dan daya dengan ditunjang oleh dorongan dan bimbingan pemerintah. 5. Partisipasi masyarakat Pemerintah mengharapkan penyediaan tenaga kerja, peningkatan ekonomi masyarakat dan pemeliharaan lingkungan, 6. Sistem pembangunan Untuk memperlancar pembnangunan dan mengejar sasaran yang belum terjangkau perlu ditingkatkan lembaga pembiayaan serta meningkatkan produksi dan distribusi bahan bangunan yang murah dan memenuhi suarat teknis. 7. Pertumbuhan ekonomi Dampak dari pembangunan perumahan akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah melakui pemerataan, perluasan, kesempatan kerja dan berusaha. 8. Peran swasta Peran swasta (pengembang) dalam penyediaan rumah diharapkan jangan hanya dalam hal pembangusnan fisik perumahan dan pemukiman yang terencana baik, tetapi ikut serta dalam pengarahan dana masyarakat untuk pembangunan dan pemukiman. Oleh karena itu kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam penyediaan perumahan yang diharapkan oleh kalangan pengembang adalah adanya kepastian hukum dan tidak memberatkan kalangan terkait serta untuk peningkatan pelayanan umum Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
BAB III DESKRIPSI WILAYAH STUDI
III.1. Gambaran Umum Kota Medan Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara, yang merupakan juga ibukota dari provinsi Sumatera Utara dan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara.. Kota Medan memiliki luas daerah sekitar 265,10 km2, dengan jumlah penduduk 2.036.185 jiwa. Kota Medan terletak antara 2º 27’ dan 2º 47’ lintang utara, serta 98º 35’ dan 98º 44’ bujur timur dengan batas-batas sebagai berikut : •
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
•
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
•
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
•
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
III.1.1. Topografi Topografi Kota Medan bervariasi antara 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu sungai Babura da sungai Deli. Kelembaban udara di wilayah kota Medan rata-rata 83 %. Dan kecepatanangin rata-rata 0,45 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 111,26 mm. Berdasarkan data BPS Kota Medan dalam angka tahun 2006 hari hujan di Kota Medan pada tahun 2005 rata-rata perbulan 17 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 173,5 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 184,33 mm. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
III.1.2 Sosial Budaya Laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan semakin meningkat , pada tahun 2005 diproyeksikan penduduk Kota Medan 2.036.185 jiwa, dibanding hasil sensus penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk sebesar 89.329 jiwa (1,61%). Dengan luas wilayah 265,10 km2 kepadatan penduduk mencapai 7.681 jiwa/km2 . Pendidikan sebagai sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia telah terselenggara secara merata dan sudah dapat dikatakan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Usia sekolah menurut kelompok umur 6-12 tahun yang telah berpartisipasi atau yang bersekolah telah mencapai 99,61% pada tahun 2005, dan menurut kelompok umur 13-15 tahun yang telah berpartisipasi atau yang bersekolah telah mencapai 99,99% pada tahun 2005. Kota Medan terdiri dari beranekaragam suku, agama yang membuat banyaknya kebudayaan yang masuk ke Kota Medan, Kota Medan terdiri dari 21 Kecamatan dimana terdapat beberapa kelurahan di setiap kecamatan. Berikut tabel Kecamatan beserta luas wilayahnya :
Table 3.1. Luas Wilayah Kota Medan Menuru Kecamatan.
No
Kecamatan
Luas Area (km2)
Persentase (%)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
1
Medan Tuntungan
20,68
7,80
2
Medan Johor
12,81
4,83
3
Medan Amplas
14,58
5,50
4
Medan Denai
11,19
4,22
5
Medan area
9,05
3,41
6
Medan Kota
7,99
3,01
7
Medan Maimun
5,27
1,99
8
Medan Polonia
5,52
2,08
9
Medan Baru
5,84
2,20
10
Medan Selayang
9,01
3,40
11
Medan Sunggal
2,98
1,13
12
Medan Helvetia
15,44
5,83
13
Medan Petisah
13,16
4,97
14
Medan Barat
6,82
2,57
15
Medan Timur
5,33
2,01
16
Medan Perjuangan
7,76
2,93
17
Medan Tembung
4,09
1,54
18
Medan Deli
5,52
7,86
19
Medan Labuhan
36,67
13,83
20
Medan Marelan
44,47
8,99
21
Medan Belawan
26,25
9,90
Jumlah
265,10
100,00
Sumber : BPS Kota Medan 2006
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Perkembangan penduduk perkotaan di Indonesia yang begitu pesat demikian halnya kondisi di kota Medan sehingga harus dilakukan pengembangan wilayah perkotaan yaitu kawasan perumahan di wilayah pinggiran. Kebijakan pembangunan kawasan perumahan di wilayah pinggiran merupakan suatu usaha untuk mengalihkan penduduk kota medan ke kota-kota kecil di wilayah pinggiran yang berbatasan langsung dengan kota Medan. Hal ini di dukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang menjangkau semua lokasi. Pembangunan Perumahan begitu pesat, di sebelah utara Kota Medan dan sebelah Selatan yang merupakan daerah pinggiran Kota Medan juga terdapat beberapa perumahan yang beranekaragam baik ditinjau dari bentuk maupun dari biaya. Kecamatan Medan Marelan yang merupakan wilayah utar Kota Medan memiliki perumahan, sedangkan wilayah selatan Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Johor memiliki 12 perumahan, daerah ini sangat berpotensial bagi para investor yang bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga berpotensi di bidang agrobisnis dan pendidikan.
III.2 Kondisi Wilayah Kecamatan Medan Marelan Kecamatan Medan Marelan terletak di wilayah utara Kota Medan. Kecamatan ini luas areanya 44,47 km2 dengan jumlah penduduk 116.716 jiwa, dengan batas-batas sebagai berikut : a.
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
b.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
c.
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
d.
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan.
Kecamatan Medan Marelan memiliki 5 kelurahan yaitu Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Terjun, Kelurahan Paya Pasir dan Kelurahan Labuhan Deli. Di Kecamatan ini terdapat 11 Real Estate atau perumahan tertata dengan berbagai fasilitas yang mendukung Real Estate tersebut.
III.2.1 Kependudukan Penduduk Kecamatan Medan Johor terdiri dari beberapa suku antara lain : Jawa, Mandailing, Batak , Karo, Aceh, dan Minangkabau. Berdasarkan data-data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan kecamatan Medan Marelan lebih didominan oleh kebudayaan yang tinggi yang mana menimbulkan dampak adanya diskriminasi suku, di Kecamatan Marelan terdapatnya kecemburuan sosial dimana penduduknya berlombalomba dalam menggapai suatu hal. Data jumlah penduduk di Kecamatan Marelan dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 : Data Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Marelan No
1
Kelurahan
Labuhan
Jmlh
Luas
Jmlh
Jmlh
Jmlh
Jmlh
Kepadatan
Lingk
Area
Laki-
Perem
KK
Pendu-
Penduduk
km2
laki
puan
duk
Per km2
4,50
7.422
7.110
14.532
3.229
10
3.023
Deli
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
2
Rengas
33
10,50
22.774 24.089
9.671
46.863
4.463
Pulau 3
Terjun
22
16,05
10.787 13.083
4.644
23.870
1.487
4
Tanah 600
19
3,42
10.578 10.295
4.376
20.873
6.103
5
Paya Pasir
8
10,00
5.377
2.157
10.850
1.085
Jumlah
83
44,47
56.937 59.779
5.203
23.871 116.716
2.624
Sumber : BPS Kota Medan 2006
III.2.2. Ketenagakerjaan Dari 116.716 jiwa penduduk Kecamatan Medan Marelan didominasi mata pencahariannya adalah pegawai swasta dan petani, namun ada juga yang memiliki mata pencaharian lain seperti pegawai negeri, TNI, dan pedagang, di daerah ini terdapat beberapa pedesaan dan banyak juga penduduknya yang menjadi petani dan nelayan untuk memenihi kebutuhan hidupnya.
Tabel 3.3 : Data Jumlah Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Medan Marelan No Kelurahan Pegawai
1
Labuhan
Pegawai
TNI/ Petani
Nelayan
Pedagang
Pensiunan
Negeri
Swasta
Polri
180
2.004
7
76
947
37
12
204
2.241
62
2.024
16
334
9
Deli 2
Rengas
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Pulau 3
Terjun
201
722
8
4.173
119
39
16
4
Tanah
113
859
8
768
14
56
19
25
892
18
361
82
47
6
773
6.868
101
7.502
1.328
713
62
600 5
Paya Pasir Jumlah
Sumber : BPS Kota Medan 2006 Kawasan ini banyak terdiri dari perumahan dan pertokoan, didaerah ini pemukiman penduduk lebih padat dan banyak juga pusat pendidikan. Orientasi perkembangan ke depan daerah ini adalah kegiatan campuran namun sekarang ini lebih didominasi dengan kegiatan pertokoan dan pembangunan perumahan. Bila di tinjau dari lapangan usaha Penduduk yang bekerja, sekitar 43 % penduduknya bekerja di menjadi petani, 40 % bekerja di sektor pegawai swasta dan 10% nelayan, didaerah ini masih adanya persawahan jadi lebih dominan masyarakatnya masi bertani.
III.2.3. Sebaran Permukiman Pada wilayah ini terdapat beberapa daerah atau kecamatan yng merupakan pinggiran Kota Medan dan banyaknya lahan-lahan kosong serta adanya lahan perkebunan, Maka di daerah ini akan banyak perumahan-perumahan yang akan bermunculan atau di bangun. Perkembangan fisik suatu wilayah metropolitan umumnya cenderung ke arah bersatunya pemukiman antara kota inti dengan kota-kota di dekatnya. Apabila diperhatikan dari sebaran kawasan terbangun kota-kota di wilayah metropolitan, Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
tampak bahwa bentuk perkembangan mengikuti pola jaringan jalan yang ada. Dengan demikian jika jalan yang dibangun sudah luas bukan tidak mungkin di kawasan ini menjadi area Real Estate. Perumahan adalah salah satu kebutuhan pokok minimal selain sandang pangan yang harus dipenuhi oleh manusia. Dan ternyata untuk mencukupi kebutuhan ini bukanlah suatu kebutuhan yang mudah, terlebih lagi bagi penduduk kota. Di perkotaan, rumah menjadi sesuatu yang sangat mahal sebagai akibat dari tingginya harga tanah. Apalagi untuk memperoleh rumah yang layak untuk ditempati, hanya sebagian kecil warga kota yang dapat memilikinya, di Kawasan ini harga rumah masih terjangkau. Data sebaran pemukiman disetiap Perumahan Di Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat dari tabel 3.4.
Tabel 3.4 : Kepadatan Perumahan Di Kecamatan Medan Marelan No Perumahan
Banyak
Luas
Rumah
(Ha)
Type Rumah
1
Perumahan Villa Deli Indah
60
0,5
70
2
Perumahan Graha Marelan
70
2
90,100
3
Perumahan Marelan Indah
220
10
65,70,100
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
4
Perumahan Nippon Marelan Permai
80
2
75
5
Perumahan Greenland Residence
50
2
100
6
Perumahan Griya Marelan
859
15
75,100
7
Perumahan Pesona Malibu
119
2
90
8
Perumahan Titi Mas Permai
124
1,8
100
9
Perumahan Terjun Indah Marelan
53
0,7
70,90
10
Perumahan Citra Anugrah Permai
55
1
75
11
Perumahan Panggon Indah
150
7
90,100
Pada dasarnya pembangunan perumahan menyangkut berbagai bidang sidang lintas sektor antara lain kependudukan, teknologi, pembiayaan, pertanahan, kelembagaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program pembangunan di lapangan dapat saja ditemukan aspek lain, titik berat kepentingan yang berada sehingga kadang-kadang menimbulkan hambatan dalam pelaksanaannya.
Kondisi lingkungan di perumahan yang terdapat di kecamatan Medan Marelan sebagai berikut : 1. Penghijauan : adanya pemandangan dan pertamanan yang terencana sehingga penghijauan di sekitar tempat tinggal kondisinya baik, masih banyaknya pepohonan sehingga penghijauan di daerah ini lebih baik. 2. Sarana air bersih : sarana air dapat dijangkau oleh penduduk yaitu menggunakan PAM, tetapi air terkadang tidak tersalurkan dan kualitas air tidak jernih.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
3. Sarana listrik : sarana listrik sudah memadai karena setiap rumah menikmati penerangan yang layak, fasilitas ini langsung tersedia sewaktu perumahan berdiri. 4. Sarana Drainase : Pembuangan air hujan dan limbah melewati saluran-saluran pembuangan yang memadai sehingga terhindar dari genangan air. 5. Keamanan dan Kenyamanan : fasilitas ini sudah memadai yaitu pada setiap perumahan tersedia pos-pos keamanan. 6. Sarana perbelanjaan : fasilitas ini tersedia yaitu
pertokoaan dan pasar yang
berfungsi menjual keperluan sehari-hari. 7. Sarana Kesehatan : fasilitas ini tersedia dan kondisinya sudah memadai serta memberikan pelayanan yang baik bagi penduduk. 8. Sarana olahraga : fasilitas yang ada berupa lapangan olahraga . 9. Sarana peribadatan : fasilitas ini sudah tersedia dan kondisinya baik. 10. Pembuangan sampah : setiap rumah disediakan atau dilengkapi dengan bak-bak sampah. Rutinitas pembuangan sampah berjalan dengan baik. 11. Jalan lokal : jalan-jalan yang ada melayani persil-persil dalam suatu kawasan, kondisi jalan di perumahan ini baik, tetapi terdapat juga jalan yang belum diaspal. 12. Harga : biaya pembelian rumah masih terjangkau, sehingga konsumen yang meempati rumah tersebut dapat menyicil biaya angsuran rumah tanpa tunggakan. 13. Sehat dan bersih : keadaan rumah yang cukup dengan sinar matahari dan kondisi konstruksi bangunan baik untuk dihuni. 14. Mudah terjangkau dengan angkutan umum. 15. Jarak dengan kota : tidak terlalu jauh, jarak untuk melaksanakan aktifitas seharihari dapat dengan mudah dilakukan masyarakat. Penyebaran lokasi perumahan tertata di kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
III.3. Kondisi Wilayah Kecamatan Medan Johor Kecamatan Medan Johor merupakan hasil pemekaran. Kecamatan ini luas areanya 12.81 km2 dengan jumlah penduduk 111.353. Kecamatan Medan Johor ini terdiri dari 6 kelurahan serta memiliki batas wilayah sebagai berikut : e.
Sebelah utara berbatasan dengan Kec. Medan Polonia.
f.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Deli Serdang.
g.
Sebelah barat berbatasan dengan Kec. Medan Selayang.
h.
Sebelah timur berbatasan dengan Kec. Medan Amplas.
III.3.1 Kependudukan Penduduk Kecamatan Medan Johor terdiri dari beberapa suku antara lain : Jawa, Mandailing, Batak , Karo, Aceh, Minangkabau serta WNI turunan. Berdasarkan data-data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan kecamatan Medan Johor lebih didominan oleh kebudayaan yang tinggi yang mana menimbulkan dampak adanya diskriminasi suku dan budaya di wilayah ini. Jumlah penduduk dapat dilihat dalan tabel 3.5.. Tabel 3.5 : Data Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Johor No Kelurahan Jmlh Lingk
1
Kwala
20
Luas
Jmlh
Jmlh
Jmlh
Jmlh
Kepadatan
Wilayah
Laki-
Perem
KK
Pendu-
Penduduk
km2
laki
-puan
duk
Per km2
5.50
15.034 15.994
31.029
5.642
6.603
Bekala
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
2
Gedung
13
3.15
9.414
9.395
3.816
18.809
5.971
5
0.98
3.148
2.958
1.278
6.105
6.230
13
1.52
4.958
5.018
2.059
9.976
6.563
15
1.81
10.018 9.996
4.492
20.013
11.057
Pangkalan 16
4.00
12.950 12.471
5.319
25.421
6.355
16.96
55.522 55.832
23.576 111.353
Johor 3
Kedai Durian
4
Suka Maju
5
Titi Kuning
6
Mansyur Jumlah
82
6.565
Sumber : BPS Kota Medan 2006
III.3.2 Ketenagakerjaan Dari 111.353 jiwa penduduk Kecamatan Medan Johor bekerja sebagai pegawai swasta namun ada juga yang memiliki mata pencarian lain seperti pegawai negeri, petani, TNI, pedagang. Tetapi sebagian besar didominan oleh pegawai swasta. Di daerah ini banyak terdapat perumahan yang siap huni sesuai dengan tipe perumahan yang diinginkan dengan harga terjangkau. Komposisi mata pencarian penduduk dapat dilihat dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6 : Data Jumlah Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Medan Johor No Kelurahan
Pegawai Pegawai TNI/ Negeri
1
Kwala Bekala 1.770
Swasta
POLRI
3.870
53
Petani
Pedagang Pensiunan
320
3.160
265
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
2
Gedung Johor 375
3.445
175
65
855
153
3
Kedai Durian
80
965
15
40
480
12
4
Suka Maju
670
873
22
12
565
202
5
Titi Kuning
130
5.830
13
30
3.220
45
6
Pangkalan
1.025
1.320
178
120
1.360
705
4.050
16.303
456
587
9.640
1.382
Mansyur Jumlah
Sumber : BPS Kota Medan 2006
Ciri Kawasan ini sebagian besar adalah kawasan perumahan dan pertokoan yang merupakan lahan tebangun. Orientasi perkembangan ke depan adalah kegiatan campuran namun didominasi oleh kegiatan perumahan dan pemikiman, pertokoan. Semakin besar tenaga kerja yang memasuki pasaran kerja tidak seimbang dengan meluasnya kesempatan kerja. Pada akhirnya akan terjadi pengangguran. Bila ditinjau dari lapangan usaha penduduk yang bekerja lebih dari 50 % penduduk bekerja disektor pegawai swasta yang kemudian diikuti pedagang 30 %, pegawai negeri 13 %, dan pensiunan 4 %.
III.3.3 Sebaran Permukiman Perkembangan fisik suatu wilayah metropolitan umumnya cenderung ke arah bersatunya pemukiman antara kota inti dengan kota-kota di dekatnya. Apabila diperhatikan dari sebaran kawasan terbangun kota-kota di wilayah metropolitan, tampak bahwa bentuk perkembangan mengikuti pola jaringan jalan yang ada. Data sebaran pemukiman disetiap Perumahan Di Kecamatan Medan Johor dari tabel 3.7. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Tabel 3.7 : Kepadatan Perumahan Di Kecamatan Medan Johor No Perumahan
Banyak
Luas (Ha) Type Rumah
Rumah 1
Perumahan Citra Wisata
2
Perumahan
500
22
75,100,120
Taman
Johor
Indah 611
11
75,90,100
Taman
Johor
Indah 150
4
90,100
Permai I 3
Perumahan Permai II
4
Perumahan Johor Katelia Indah
256
5
90
5
Perumahan Villa Kencana
40
1
75
6
Graha Johor
54
1,3
70,90
7
Graha Wisata
20
0,15
90
8
Pertaman Johor Baru
100
2,4
90
9
Villa Prima Indah
227
10
75,90
10
Taman Permata Surya
60
6
75
11
Taman Pesona Johor
44
0,8
75,90
12
Taman Karya Kasih Indah
40
0,7
90
Pada RUTR pengembangan diarahkan pada lahan-lahan kosong . Kondisi lingkungan perumahan yang tidak teratur dengan kondisi jaringan jalan sempit dan bentuk yang tidak berpola ditata dengan rencana konsolidasi lahan guna peningkatan nilai Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
lahan serta tingkatbketeraturan yang dimiliki. Sehingga di satu sisi masyarakat tidak dirugikan karena nilai tanah akan naik dengan terbentuknya jaringan jalan lingkungan yang memadai sebagai akses , persil yang rapi, disisi lain akan timbul keteraturan pola pemukiman kota. Sepanjang keberadaan perumahan yang bercampur dengan kegiatan tidak mengganggu seperti bangunan maka hal tersebut dapat diizinkan. Pada RUTR telah dijabarkan tipe perumahan Medan Johor yaitu perumahan besar, sedang, kecil. Kondisi lingkungan di perumahan yang terdapat di kecamatan Medan Johor sebagai berikut : 16. Penghijauan : adanya pemandangan dan pertamanan yang terencana sehingga penghijauan di sekitar tempat tinggal kondisinya baik. 17. Sarana air bersih : sarana air dapat dijangkau oleh penduduk yaitu menggunakan PAM. 18. Sarana listrik : sarana listril sudah memadai karena setiap rumah menikmati penerangan yang layak, fasilitas ini langsung tersedia sewaktu perumahan berdiri. 19. Sarana Drainase : Pembuangan air hujan dan limbah melewati saluran-saluran pembuangan yang memadai sehingga terhindar dari genangan air. 20. Keamanan dan Kenyamanan : fasilitas ini sudah memadai yaitu pada setiap perumahan tersedia pos-pos keamanan. 21. Sarana perbelanjaan : fasilitas ini tersedia yaitu
pertokoaan yang berfungsi
menjual keperluan sehari-hari. 22. Sarana Kesehatan : fasilitas ini tersedia dan kondisinya sudah memadai serta memberikan pelayanan yang baik bagi penduduk. 23. Sarana olahraga : fasilitas yang ada berupa lapangan olahraga bahkan ada yang memiliki kolam berenang. 24. Sarana peribadatan : fasilitas ini sudah tersedia dan kondisinya baik Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
25. Pembuangan sampah : setiap rumah disediakan atau dilengkapi dengan bak-bak sampah. 26. Jalan lokal : jalan-jalan yang ada melayani persil-persil dalam suatu kawasan, kondisi jalan di perumahan ini baik. 27. Harga : biaya pembelian rumah masih terjangkau, sehingga konsumen yang meempati rumah tersebut dapat menyicil biaya angsuran rumah tanpa tunggakan. 28. Sehat dan bersih : keadaan rumah yang cukup dengan sinar matahari dan kondisi konstruksi bangunan baik untuk dihuni. 29. Mudah terjangkau dengan angkutan umum. 30. Jarak dengan kota : jarak untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari dapat dengan mudah dilakukan masyarakat. Penyebaran lokasi perumahan tertata di kecamatan Medan Johor dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
BAB IV METODE PENELITIAN
IV.1
Tinjauan Umum Beberapa tahap yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini,
pelaksanaan secara garis besar sebaga berikut : a. Tahap pertama (perumusan masalah) adalah merumuskan masalah yang terjadi di wilayah studi, kemudian menentukan jumlah sample sesuai pada daerah penelitian. b. Tahap kedua (studi literature) adalah melakukan studi literature dalam usaha memperoleh teori-teori yang berhubungan dengan penyelesaian tugas akhir ini. c. Tahap ketiga (pengorganisasian data) adalah pengorganisasikan data yang dibutuhkan. d. Tahap keempat (mengumpulkan data) adalah mengumpulkan data yang diperoleh dari survey. Berdasarkan sumbernya data dapatdigolongkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti. Data primer sangat berperan dalam mendukung tujuan penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi ,peneliti sendiri, walaupn data yang dikumpulkan dan dilaporkan itu sesungguhnya data asli. Data sekunder dapat juga diperoleh dari instansi-instansi terkait dan perpustakaan. Di dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari pihak developer dan kepala lingkungan didaerah perumahan yang terdapat di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor, antara Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
lain jumlah rumah yang telah di bangun, tipe-tipe rumah yang ada, luas area perumahan , fasilitas-fasilitas yang tersedia dan lain-lain. e. Tahap kelima analisa data adalah metode menganalisa data hasil survey untuk mengambil kesimpulan dari tujuan penelitian ini, yaitu dengan menggunakan Analisa Statistik Deskripsi. f. Tahap keenam (kesimpulan dan saran) adalah mengambil kesimpulan dari hasil analisa data sehingga diperoleh saran yang akan jadi bahan masukkan atau pertimbangan.
IV.2 Pembuatan Daftar Quesioner Daftar yang akan digunakan dalam melakukan wawancara dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah pewawancara dalam melakukan pendataan dan mempermudah tiap anggota keluarga dalam mengisinya dan juga memudahkan pengisian tabel dan informasi yang dibuat. Daftar yang diuat terdiri dari : a. Daftar responden yang tinggal di perumahan , yang berisi : 1. Nama. 2. Usia. 3. Pekerjaan. 4. Maksud bermukim di perumahan 5. Faktor bermukim di perumahan. 6. Kekurangan
b. Daftar
dan
variabel-variabel
kelebihan
yang
bermukim
mempengaruhi
di
karakteristik
perumahan
penghuni
perumahan yan ditinjau pada kondisi permukiman yang merupakan kualitas Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
perumahan yang dijadikan pertimbangan bagi seseorang untuk bermukim, ditinjau dai segi: 1. Kondisi lingkungan. 2. Kondisi konstruksi tempat tinggal. 3. Kondisi drainase. 4. Harga rumah dan kelengkapan fasilitas umum.
IV.3 Teknik Pengambilan Sampel Mengingat karakteristik sosial ekonomi penduduk di kawasan perumhan tertata umumnya heterogen, maka teknik penarikan sample yang dipergunakan adalah Simple Random Sampling (Sample Acak Simpel) . Dalam penelitian ini, criteria pengambilan sample dengan pembagian strata berdasarkan letak wilayah di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor, sehingga pada penelitian ini ditetapkan pada perumahan tertata di wilayah tersebut.
IV.4 Penentuan Jumlah Sampel Untuk mengetahui besarnya sample yang diambil dan dapat mewakili suatu populasi. Data sekunder yang diperoleh dari kecamatan Medan Marelan : 1. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Villa Deli Indah 60 unit. 2. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Graha Marelan 70 unit. 3. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Marelan Indah 220 unit. 4. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Nippon Marelan Permai 80 unit. 5. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Greenland Residence 50 unit. 6. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Griya Marelan 859 unit. 7. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Pesona Malibu 119 unit. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
8. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Titi Mas Permai 124 unit. 9. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Terjun Indah Marelan 53 unit. 10. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Citra Anugrah Permai 55 unit. 11. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Panggon Indah 150 unit. Sehingga total jumlah rumah yang ada di perumahan tertata kecamatan Medan Marelan adalah 1840 unit. Data sekunder yang diperoleh dari kecamatan Medan Johor : 1.
Jumlah unit rumah untuk Perumahan Citra Wisata 500 unit.
2. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Taman Johor Indah Permai I 611 unit. 3. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Taman Johor Indah Permai II 150 unit. 4. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Johor Katelia Indah 256 unit. 5. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Villa Kencana 40 unit. 6. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Graha Johor 54 uint. 7. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Graha Wisata 20 unit. 8. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Pertaman Johor Baru 100 unit. 9. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Villa Prima Indah 227 unit. 10. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Taman Permata Surya 60 unit. 11. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Taman Pesona Johor 44 unit. 12. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Taman Karya Kasih Indah 40 unit. Sehingga total perumahan yang terdapat di perumahan tertata di kecamatan Medan Johor adalah 2102 unit.
Untuk mengetahui sampel dari KK yang diambil yang dapat mewakili suatu populasi. Data sekunder yang diperoleh dari kecamatan Medan Marelan : 1. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Villa Deli Indah 0001-0060 unit. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
2. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Graha Marelan 0061-0120 unit. 3. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Marelan Indah 0121-0340 unit. 4. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Nippon Marelan Permai 0341-0395 unit. 5. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Greenland Residence 0396-0412 unit. 6. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Griya Marelan 0413-0817 unit. 7. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Pesona Malibu 0818-0922 unit. 8. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Titi Mas Permai 0923-1038 unit. 9. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Terjun Indah Marelan 1039-1053 unit. 10. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Citra Anugrah Permai 1054-1093 unit. 11. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Panggon Indah 1094-1243 unit. Sehingga total jumlah perumahan yang terhuni pada perumahan tertata di kecamatan Medan Marelan adalah 1243 unit. Data sekunder yang diperoleh dari kecamatan Medan Johor : 1. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Citra Wisata 0001-0425 unit. 2. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Taman Johor Indah Permai I 0426-0935 unit. 3. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Taman Johor Indah Permai II 0936-0999 unit. 4. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Johor Katelia Indah 1000-1235 unit. 5. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Villa Kencana 1236-1255 unit. 6. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Graha Johor 1256-1259 uint. 7. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Graha Wisata 1260-1276 unit. 8. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Pertaman Johor Baru 1277-1371 unit. 9. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Villa Prima Indah 1372-1571 unit. 10. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Taman Permata Surya 1572-1621 unit. 11. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Taman Pesona Johor 1622-1627 unit. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
12. Jumlah unit rumah untuk Perumahan Taman Karya Kasih Indah 1628-1664 unit. Untuk mengetahui bearnya sampel yang diambil dan dapat mewakili suatu populasi, maka digunakan rumus Dixon dan B. Leach sebagai berikut:
ZV C
n =
2
Dimana : n = jumlah sample. Z = Convidence level ( tingkat kepercayaan ) 1,96. V =Vareabilitas yang dapat diperoleh dengan rumus V=
ρ (100 − ρ )
ρ = persentase karakteristik sample yang dianggap benar. C = Confidence limit ( %)
Untuk itu dianggap bahwa confidence level (Z) adalah 90 % dan Confidence limit (C) 10 %,sedangkan persentase karakteristik ( ρ ) yang melakukan perjalanan adalah 50%, maka jumlah sample yang dapat dihitung sebagai berikut :
V=
ρ (100 − ρ )
= 50(100 − 50 ) = 50 Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
ZV n = C
2
1,96.50 n = 10
2
n = 96,04 ≈ 96 di Medan Marelan jumlah penghuni perumahan adalah 1243 unit atau 1243 kepala keluarga. Jumlah sample yang akan diambil setelah koreksi dengan N = 1243 adalah :
n' =
n
n N 96 = 1 + 96 1243 1+
(
)
= 89,11 ≈ 89 Jadi jumlah sample di kecamatan Medan Marelan adalah 89 sampel.
Sedangkan di Medan Johor jumlah penghuni perumahan adalah 1664 unit atau 1664 kepala keluarga. Jumlah sample yang akan diambil setelah koreksi dengan N = 1664 adalah :
n' =
n
n N 96 = 96 1+ 1664 1+
(
)
= 90,76 ≈ 91 Jadi jumlah sample di kecamatan Medan Johor adalah 91 sampel.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
IV.5. Pemilihan Lokasi Sampel Pemilihan lokasi sampel dari kawasan Perumahan Tertata di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor sebagai wilayah studi yang terdapat pada setiap cluster dapat ditentukan sebagi berikut: n' =
PC n × JS ∑P
n'
= Jumlah sampel per Cluster
PDn
= Banyaknya KK pada Cluster n
∑
P = Jumlah seluruh KK di Perumahan Tertata pada satu Kecamatan
JS
= Jumlah seluruh sampel yang akan diambil.
IV.5.1 Kecamatan Medan Marelan Perumahan tertata di kecamatan Medan Marelan terdiri dari 4 cluster dengan pembagiannya adalah : 1. Cluster A , yang terdiri dari Perumahan Greenland Residence,Griya Marelan dan Perumahan Pesona Malibu dimana jumlah rumah yang dihuni adalah 527 unit. Jumlah sample yang diambil : n '1 =
527 × 89 1243
= 38,00 ≈ 38 Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Cluster A adalah 38 Kepala Keluarga. Untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu: 0651, 0702, 0452, Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
0521, 0683, 0848, 0675, 0724, 0799, 0576, 0856, 0589, 0631, 0553, 0443, 0830, 0573, 0818, 0862, 0593, 0437, 0586, 0552, 0526, 0429, 0508, 0854, 0487, 0841, 0833, 0568, 0410, 0478, 0817, 0543, 0,545, 0570, dan 0837. 2. Cluster B , yang terdiri dari perumahan Villa Deli Indah dan Perumahan Titi Mas Permai dimana jumlah rumah yang dihuni adalah 176 unit. Jumlah sample yang akan diambil : n '1 =
176 × 89 1243
= 12,60 ≈ 12
Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Cluster B adalah 12 Kepala Keluarga. Untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu: 0005, 0929, 0013, 0016, 0923, 0939, 0953,0024, 0983, 0996, 0009, dan 1013. 3. Cluster C , yang terdiri dari Perumahan Panggon Indah,Graha Marelan dan Citra Anugrah Permai dimana jumlah rumah yang sudah dihuni 250 unit. Jumlah sample yang akan diambil : n '1 =
250 × 89 1243
= 17,90 ≈ 18
Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Cluster C adalah 20 Kepala Keluarga. Untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu: 0061, 1131, 0095, 1126, 0121, 1054, 1061, 1081, 1078, 1086, 1094, 1129, 1103, 1112, 0078, 1124, 1130, 1136. 4. Cluster D , yang terdiri dari Perumahan Marelan Indah, Nippon Marelan Permai dan Terjun Indah Marelan dimana jumlah rumah yang sudah dihuni 290 unit. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Jumlah sample yang diambil : n '1 =
290 × 89 1243
= 20,76 ≈ 21
Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Cluster C adalah 20 Kepala Keluarga. Untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu: 0121, 1028, 0137, 1033, 0153, 0186, 0169, 0177, 0185, 0193, 0201, 0341, 0320,0151, 0356, 0361, 0366, 1039, 1043, 0229, 1051.
IV.5.2 Kecamatan Medan Johor Perumahan tertata di kecamatan Medan Johor terdiri dari 4 Cluster atau lingkungan, yaitu : 1. Cluster E , yang terdiri dari Perumahan Citra Wisata, Perumahan Taman Johor Indah Permai I dan Perumahan Graha Johor dimana jumlah rumah yang sudah dihuni 939 unit. Jumlah sample yang diambil : n '1 =
939 × 91 1664
= 51,35 ≈ 51
Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Cluster E adalah 51 Kepala Keluarga. Untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu: 0021, 0846, 0761, 0081, 1126, 0371, 0121, 0161, 0934, 0281, 0221, 0241, 0261, 0289, 0301, 0321, 0341, 0361, 0381, 0401, 0675, 0724, 0799, 0576, 0856, 0589, 0631, 0421, 0425, 0426, 0448, 0470, 0492, 0514, 0536, 0558, 0580, 0602, 0734, 0756, 0778, 0880, 0822, 0844, 0866, 0888, 0910, 0932, 1257, 1268, 1259. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
2. Cluster F , yang terdiri dari Perumahan Taman Johor Indah Permai II, Perumahan Johor Baru dan Perumahan Taman Karya Kasih Indah, jumlah rumah yang sudah dihuni pada Cluster F adalah 196 unit. Jumlah sample yang diambil : n '1 =
196 × 91 1664
= 10,71 ≈ 11
Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Cluster F adalah 11 Kepala Keluarga. Untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu: 1660, 0941, 1246, 0952, 0974, 1202, 1287, 0937, 1628, 1646, 1664. 3. Cluster G , yang terdiri dari Perumahan Graha Wisata, Perumahan Johor Katelia Indah dan Perumahan Villa Kencana dimana jumlah rumah yang sudah dihuni 273 unit. Jumlah sample yang diambil : n '1 =
273 × 91 1664
= 14,92 ≈ 15
Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Cluster G adalah 15 Kepala Keluarga. Untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu: 1120, 1012, 1284, 1036, 1248, 1063, 1072, 1236, 1242, 1238, 1254, 1260, 1065, 1070, 1275. 4. Cluster H , yang terdiri dari Perumahan Villa Prima Indah, Perumahan Taman Permata Surya dan Perumahan Taman Pesona Indah 256 unit. Jumlah sample yang diambil :
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
n '1 =
256 × 91 1664
= 14
Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Cluster H adalah 14 Kepala Keluarga. Untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu: 1372, 1484, 1396, 1408, 1420, 1332, 1444, 1572, 1576, 1582, 1587, 1629, 1425, 1626.
IV.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data Sesuai dengan uraian diatas bahwa data-data yang dibutuhkan diperoleh di rumah atau dengan keluarga pada daerah penelitian. Data yang diperoleh dengan metode wawancara (interview). Untuk penentuan responden sebagai pengambilan sample dilakukan dengan cluster sampling sebagai berikut : 1. Pada tahap pertama diupayakan membagi sample ke dalam masing-masing perumahan yang terdapat pada kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor . 2. Kemudian dari masing-masing cluster(lingkungan) ditarik sample yang akan dijadikan responden .
IV.6.1. Waktu Pengambilan Sampel Pengambialn data dilakukan pada bulan September 2007. Pemilihan waktu didasarkan pada pertimbangan bahwa seluruh kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan yang diamati berjalan dengan normal. Proses wawancara dilakukan mulai pukul 14.00 WIB sampai selesai, yaitu waktu dimana sebagian besar anggota keluarga berada di rumah. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
IV.6.2 Ruang Lingkup Sampel Ruang lingkup sample yang diambil adalah kawsan perumahan tertata yang ada di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor. Setelah dilakukan perhitungan diatas sesuai dengan jumlah unit perumahan yang ada maka akan didapatkan besarnya sample yang akan di interview.
IV.6.3. Pemilihan Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan caracara tertentu. Salah satu cara yang paling populer dalam ilmu statistik untuk memperoleh data yang representative adalah dengan cara random. Suatu cara random apabila tidak memilih subjek untuk dijadikan sampel. Suatu sampel adalah sampel random jika subjek dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Cara-cara yang dipakai untuk mengambil sampel secara random: 1. Pertama kali membagi wilayah sampel ke dalam 4 cluster atau lingkungan yaitu sesuai dengan jumlah perumahan yang terdapat pada masing-masing kecamatan. 2. Kemudian dilakukan penomoran terhadap rumah-rumah dari masing-masing rumah mulai dari 001,002,003, dan seterusnya. 3. Kemudian dengan dibantu bilangan random yang ada pada tabel 4.1 didapatkan nomor-nomor rumah yang diinginkan pada setiap perumahan. Dimana setiap cluster dari perumahan telah ditentukan berapa banyak sampel sehingga jumlah seluruhnya adalah 89 buah sample untuk kecamatan Medan Marelan dan 91 sampel untuk kecamatan Medan Johor. Dengan demikian maka rumah yang akan
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
ditinjau adalah rumah-rumah dengan nomor yang telah di dapatkan dari pengambilan sampel tersebut.
IV.6.4 Langkah-Langkah Mewawancarai Langkah-langkah mewawancarai diusahakan bertemu kepala keluarga atau anggoa keluarga yang telah dewasa untuk menghindari salah pengertian dan salah bertemu, maka dilakukan pembicaraan yang menerangkan maksud dan tujuan kedatangan menunjukkan izin resmi dari pihak developer atau kepal lingkungan perumahan tersebut. Selanjutnya dicatat data keluarga, data yang berhubungan dengan karakteristik penghuni dan tempat tinggal pada lembar quisioner, jadi alat-alat yang digunakan dalam mewawancarai hanyalah mencatat data-data keluarga,perjalanan dan yang berhubungan dengan tempat tinggal penghuni perumahan tersebut .
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
BAB V ANALISA DATA
V.1
Penyusunan Data Setelah selesai mewawancarai, maka data-data yang diperoleh dari responden
disusun dalam bentuk tabel. Dari informasi tersebut data-data yang diperlukan untuk pengolahan atau analisis.
V.2
Metode Analisa Data Pada bagian ini dilakukan analisis dari penelitian di lapangan. Untuk kepentingan
analisis data tersebut,secara garis besar kan digunakan Metode Analisa Deskriptif. Melalui analisis ini diupayakan untuk memperoleh gambaran mengenai kecenderungan yang terdapat pada responden.Setelah diperoleh beberapa kemungkinan dari analisis maka dapat diambil suatu kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kecendrungan dari penduduk memilih bermukim di kawasan perumahan tertata yang terletak di kecamatan MedanMarelan dan Medan Johor. Untuk status kepemilikan rumah pada kecamatan Medan Marelan untuk yang milik sendiri 74 % dan yang menyewa 26 %, sedangkan pada kecamatan Medan Johor status kepemilikan rumah untuk milik sendiri 88 % dan yang menyewa 12 %. Perbedaan status kepemilikan antara kedua kecamatan ini diperkirakan untuk kecamatan Medan Marelan mungkin bisa didukung oleh tingkat penghasilan yang 40 % didominan berpenghasilan Rp 2,5 juta- Rp 5 juta dan 32 % berpenghasilan > Rp 5 juta, sedangkan untuk penghuni perumahan di kecamatan Medan Johor 46 % didominan berpenghasilan Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
> Rp 5 juta dan 33 % yang berpenghasilan Rp 2,5 juta – Rp 5 juta mungkin ini yang menjadi acuan di kecamatan Medan Johor status kepemilikan adalah milik sendiri ini dapat dilihat dari hasil tabulasi analisa tabel 5.1. Tabel 5.1 Status Kepemilikan dan Penghasilan Penghuni Perumahan Tertata Status Kepemilikan
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
Milik sendiri
74 %
88 %
Menyewa
26 %
12 %
Rp 2,5juta- 5juta
40 %
33 %
> Rp 5 juta
32 %
46 %
Penghasilan
Sumber : Tabulasi Data
Tabel 5.2 Status Kepemilikan Tempat Tinggal Lokasi/jawaban
Kec. Medan Marelan
Kec.Medan Johor
Milik sendiri
66 (74 %)
80 (88 %)
Menyewa
23 (26 %)
11 (12 %)
Menempati rumah teman/saudara
0 (0 %)
0 (0 %)
Lain-lain
0 (0 %)
0 (0 %)
Sumber : Tabulasi Data
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Tabel 5.3 Jumlah Penghasilan Penghuni Lokasi/jawaban
Kec. Medan Marelan
Kec.Medan Johor
<2,5
6 (7 %)
0 (0 %)
2,5-3,5 juta
19 (21 %)
19 (21 %)
3,5-5 juta
36 (40 %)
30 (33 %)
>5 juta
28 (32 %)
42 (46 %)
Sumber : Tabulasi Data Untuk harga rumah yang terdapat di kecamatan Medan Marelan 35 % yang harganya Rp 150 – 200 juta dan 30 % Rp 200 -300 juta. Hal ini berbeda dengan yang terdapat pada Kecamatan Medan Johor 21 % dengan harga Rp 150-200 juta dan didominan 38 % harga rumah > Rp 300 juta, hal ini mungkin berdasarkan pada jumlah penghasilan penduduk yang terdapat pada kecamatan Medan Marelan 40 % berpenghasilan Rp 2,5 juta- Rp 5 juta dan 32 % > Rp 5 juta, dimana masih di bawah untuk penghuni perumahan di kecamatan Medan Johor yang berpenghasilan 46 % > Rp 5 juta dan 33 % yang berpenghasilan Rp 2,5 juta – Rp 5 juta ini bisa didukung karena pada kecamatan Medan Marelan penduduknya 39 % bekerja sebagai pegawai swasta dan 30 % sebagai wiraswasta lain halnya dengan penduduk pada kecamatan Medan Johor 48 % bekerja wiraswasta dan 24 % pegawai swasta. Ini mungkin yang memyebabkan mengapa tingkat pembelian harga perumahan di kawasan Medan Marelan lebih memilih yang lebih murah dan terjangkau karena bergantung pada penghasilan yang tidak begitu besar tentunya demikian juga halnya di kecamatan Medan Johor.
Tabel 5.4 Tabulasi Harga Rumah, Penghasilan, Dan Pekerjaan Harga Rumah
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Rp 150 – 200 juta
35 %
21 %
Rp > 300 juta
25 %
38 %
Rp 2,5juta- 5juta
40 %
33 %
> Rp 5 juta
32 %
46 %
Pegawai swasta
39 %
24 %
Wiraswasta
30 %
48 %
Penghasilan
Pekerjaan
Tabel 5.5 Harga Rumah Sewaktu Membeli
Lokasi/ jawaban
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
< 150 juta
9 (10 %)
10 (11 %)
150 - 200 juta
31 (35 %)
19 (21 %)
200 – 300 juta
27 (30 %)
27 (30 %)
> 300 juta
22 (25 %)
35 (38 %)
Sumber : Tabulasi Data
Tabel 5.6 Pekerjaan Penghuni Perumahan Lokasi/ jawaban
Kec. Medan Johor
Kec. Medan Marelan
Pegawai negeri
17 (19 %)
16 (18 %)
Pegawai swasta
22 (24 %)
35 (39 %)
Wiraswasta
44 (48 %)
27 (30 %)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Pensiunan
8 (9%)
11 (13 %)
Sumber : Tabulasi Data Ada beberapa alasan yang membuat mereka lebih memilih untuk tinggal di tempat tersebut, dimana alasan mereka untuk tinggal di kecamatan Medan Marelan adalah 58 % karena lingkungan yang nyaman selain itu 30 % dilingkungan mereka terdapat taman lingkungan berupa taman hijau yang sangat baik dan ini juga didukung dengan kawasan ini memiliki 56 % fasilitas yang berupa (listrik, air, peribadatan, keamanan, supermarket, tempat olahraga, sarana bermain, pembuangan sampah) yang memadai dan factor pendukung lainnya adanya drainase dan terawat 85 % sehingga tidak pernah terjadi banjir tetapi ada juga di beberapa perumahan yang kadang – kadang terjadi banjir inin juga
bisa
dikatakan
bahwa
di
kawasan
ini
cukup
baik.
Sedangkan alasan yang membuat mereka lebih memilih tinggal di perumahan kecamatan Medan Johor adalah karena 41 % karena lingkungan yang nyaman, jarak ke tempat bekerja lebih dekat, dan memiliki fasilitas yang diinginkan, di kawasan ini 62 % dilingkungannya terdapat taman lingkungan berupa taman hijau yang baik selain itu juga didukung oleh 59 % fasilitas yang dibutuhkan berupa (listrik, air, peribadatan, keamanan, supermarket, tempat olahraga, sarana bermain, pembuangan sampah) kemudian untuk perumahan di kecamatan Medan johor tidak pernah terjadi banjir sesuai hasil penelitian di kawasan ini ada drainase terencana dengan baik, dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa keadaan di lingkungan sangat mendukung karena itu daerah ini banyak terdapat perumahan karena di dukung dengan apa yang dibutuhkan oleh penghuni.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Tabel 5.7 Tabulasi Alasan Tinggal di Tempat Sekarang Kec. Medan Marelan
Alasan tinggal di tempat sekarang
Kec. Medan Johor
Lingkungan nyaman
58 %
41 %
Jarak ke tempat kerja lebih dekat
25 %
27 %
30 %
62 %
56 %
59 %
84 %
90 %
Keadaan taman lingkungan Baik Kelengkapan fasilitas Baik Drainase Ada dan terawat Sumber : Tabulasi Data
Tabel 5.8 Alasan Tinggal di Tempat Sekarang Lokasi/ jawaban
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
Lingkungan yang nyaman
52 (58 %)
37 (41 %)
Jarak ke tempat bekerja lebih dekat
22 (25 %)
25 (27 %)
Memiliki fasilitas yang dibutuhkan
15 (17 %)
29 (32 %)
0 (0 %)
0 (0 %)
Pemberian orang tua/ keluarga Sumber : Tabulasi Data
Tabel 5.9 Keadaan Taman Lingkungan Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Lokasi/ jawaban
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
Sangat baik
27 (30 %)
18 (20 %)
Baik
23 (26 %)
57 (62 %)
Kurang tertata dengan baik
21 (24 %)
6 (7 %)
Tidak ada
18 (20 %)
10 (11 %)
Sumber : Tabulasi Data
Tabel 5.10 Kelengkapan Fasilitas Pelayanan Umum Lokasi/ jawaban
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
Baik
50 (56 %)
54 (59 %)
Biasa saja
28 (31 %)
30 (33 %)
Ada tapi kurang memadai
11 (13%)
7 (8 %)
0 (0 %)
0 (0 %)
Tidak ada Sumber : Tabulasi Data
Tabel 5.11 Drainase di kawasan perumahan Lokasi/ jawaban
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
Ada dan terawat
75 (84 %)
82 (90 %)
Ada tetapi tidak terawat
14 (16 %)
9 (10 %)
Tidak ada
0 (0 %)
0 (0 %)
Lain – lain, sebutkan
0 (0 %)
0 (0 %)
Sumber : Tabulasi Data Sebelum tinggal di tempat sekarang penduduk yang tinggal di kecamatan Medan Marelan 55 % mereka tinggal di dalam kota Medan dengan lain kecamatan, ini juga Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
terjadi pada kecamatan Medan Johor 51 % dahulunya tinggal di dalam kota medan dengan lain kecamatan. Mungkin ini diperkirakan karena tempat tinggal sekarang pada kecamatan Medan Marelan 60 % dalam keadaan baik begitu juga yang terjadi pada kecamatan Medan Johor 79 % didukung oleh alas an mereka yang menepati tempat tinggal sekarang lebih baik karena lingkungan yang nyaman dan memiliki fasilitas yang dibutuhkan.
Tabel 5.12 Tabulasi Pemilihan Tempat Tinggal Sekarang Tempat tinggal terdahulu
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
Kota Medan lain kecamatan
55 %
51 %)
60 %
79 %
Keadaan tempat tinggal sekarang Baik Sumber : Tabulasi Data
Tabel 5.13 Asal Tempat Tinggal Sebelum di Lokasi Perumahan Lokasi/ jawaban
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
Sekitar tempat tinggal sekarang
11 (12 %)
7 (8 %)
Di luar kota Medan
25 (28 %)
16 (18 %)
Di dalam kota Medan lain kecamatan
49 (55 %)
47 (51 %)
4 (5 %)
21 (23 %)
Di provinsi lain Sumber : Tabulasi Data
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Tabel 5.14 Tempat Tinggal Sekarang Lebih Baik Dari Sebelumnya Lokasi/ jawaban
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
Sangat baik
28 (31 %)
10(11 %)
Baik
53 (60%)
72 (79 %)
Kurang Baik
0 (0 %)
5 (6 %)
Sama saj
8 (9 %)
4 (4 %)
Sumber : Tabulasi Data Dalam suatu kawasan perumahan tentu ada faktor yang kurang memenuhi dari kelengkapan tempat tinggal sebagaimana di lingkungan perumahan pada kecamatan Medan Marelan 36 % kekurangan diperkirakan jauhnya ke tempat bekerja dan belanja dan 12 % dikarenakan sering terjadi banjir, sedangkan untuyk kecamatan Medan Johor 46 % kekurangan diperkirakan jauhnya ke sarana transportasi. Tapi mungkin juga ada alasan lain yang kurang mendukung, contohnya untuk kecamatan Medan Marelan yang di beberapa perumahan kadang – kadang terjadi banjir menurut pengamatan ada drainase yang kurang dibuat dengan baik.
Tabel 5.15 Faktor Kekurangan Dari Kawasan Perumahan Lokasi / jawaban
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Johor
Jauh ke tempat bekerja
32 (36 %)
23 (25%)
Jauhnya ke sarana transportasi
28 (32 %)
42 (46 %)
Belum ada taman lingkungan yang
18 (20 %)
26(29 %)
sesuai standart Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
Sering terjadi banjir
11 (12 %)
0 (0%)
Sumber : Tabulasi Data
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan Dari hasil analisis statistik deskriptif yang dilakukan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kecamatan Medan Marelan terdapat 5 kelurahan yang terdiri dari 11 perumahan tertata dengan jumlah penghuni pada perumahan 1243 kepala keluarga, dan kecamatan Medan Johor terdapat 6 kelurahan dan terdiri dari 12 perumahan tertata dengan jumlah penghuni peumahan 1664 kepala keluarga.. 2. Status kepemilikan rumah pada perumahan yang terletak di kecamatan Medan Johor lebih banyak milik sendiri dibandingkan dengan Medan marelan, dikarenakan para penghuni perumahan di Medan Johor
mempunyai hasil
pendapatan yang lebih besar dan mata pencahariannya hampir rata- rata pegawai swasta. 3. Kondisi perumahan di kecamatan Medan Johor lebih baik dan lebih mahal daripada dengan perumahan di Medan Marelan, dengan demikian perumahan Medan Johor penduduk didominasi kalangan menengah keatas. 4. Lokasi perumahan yang berada di sebelah utara Kota Medan merupakan kawasan yang diminati oleh penduduk untuk dijadikan tempat tinggal yang secara fisik adalah wilayah pengembangan Kota Medan dan faktor haraga rumah yang relatife lebih murah. Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
5. Faktor kekurangan dari penghuni perumahan tertata adalah jauhnya ke sarana transportasi, hal ini dirasakan penghuni di area perumahan yang sangat luas. Sedangkan di penghuni di bagian Utara jauhnya akses menuju ke pusat kota untuk menikmati hiburan dan pusat perbelanjaan. 6. Bagian Utara Kota Medan masih cukup luas wilayah yang belum termanfaatkan, sehingga pembangunan perumahan akan terus berlanjut pada kawasan ini, sedangkan
bagian
selatan
merupakan
daerah
konsentrasi
sehingga
perkembangan pembangunan akan dibatasi seminimal mungkin
VI.2 Saran Saran – saran yang dianggap perlu dari hasil penelitian ini adalah : 1. Pembangunan perumahan harus disertai pembangunan fasilitas perkotaan yang mamadai dan dipadukan dengan fasilitas perkotaan yang ada di wilayah Metropolitan sehingga perumahan yang di bangun tersebut diminati oleh penduduk. 2. Diharapkan bagi pembuat kebijaksanaan, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan perumahan tertata di Kota Medan.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka, Medan, 2006. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Kecamatan Medan Johor Dalam Angka, Medan, 2006. Yunus, Hadi Sabari, Struktur Tata Ruang Kota, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005. Sastra M, Suparno & Endy Marlina, Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. Tarigan, Robinson, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Penerbit Bumi Aksara, Medan, 2005. Sinulingga, Budi, Pembangunan Kota Tinjauan Regional Dan Lokal, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1999. Cochran, W.G, Teknik Penarikan Sampel, Penerbit Universitas Indonesia , Jakarta, 1991. Tika, M., P., Metode Penelitian Geografi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997.
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007. USU Repository © 2009