Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164 pp. 53- 67
15 Pages
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN PERENCANAAN PENUGASAN AUDIT TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK (Studi pada Inspektorat Aceh) Zulfadli Abidin1, Nadirsyah2, Heru Fahlevi3 Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2 3) Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 1)
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan teknis, dan perencanaan penugasan audit, (baik secara simultan maupun parsial) terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi pada Inspektorat Aceh). Penelitian ini merupakan hypothesis testing research dengan pengujian menggunakan regresi linear berganda dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Populasi penelitian merupakan 55 auditor Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang ada di Inspektorat Aceh. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan,pelatihan teknis, dan perencanaan penugasan audit baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. Kata Kunci :
Tingkat Pendidikan, Pelatihan Teknis, Perencanaan Penugasan Audit, Pemeriksaan dan Sektor Publik.
yaitu
PENDAHULUAN Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas dan
transparansi
penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia merupakan suatu perwujudan pemerintahan yang baik (good governance).
Dalam
konteks
tersebut
terdapat tiga aspek keberhasilan yang mendukung terciptanya pemerintahan yang baik yaitu pengawasan, pengendalian, dan
Salah satu unsur dari pengawasan yang
dilakukan oleh auditor, baik oleh auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun auditor internal pemerintah 53 -
Volume 5, No. 1, Februari 2016
salah
satunya
adalah
Inspektorat Daerah. Inspektorat daerah memiliki auditor Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang mempunyai fungsi dan kewenangan melakukan pengawasan. Seorang
auditor
dalam
melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik, auditor APIP dituntut agar dapat menghasilkan audit yang berkualitas. Kualitas audit tergantung pada 2
pemeriksaan (Mardiasmo,2005).
adalah adanya pemeriksaan/audit
seperti
Kualitas Hasil
(dua) faktor utama yaitu (1) kemampuan auditor untuk menguji akun-akun; dan (2) objektivitas melalui independensinya (De Angelo,1981). Oleh karena itu, De Angelo mendefinisikan
kualitas
audit
sebagai
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
kemungkinan auditor dapat mendeteksi dan
periodik
terutama
pada
melaporkan kesalahan atau kecurangan
anggaran,
tidak
melakukan
dalam sistem informasi akuntansi klien.
rekening-rekening milik Pemerintah Aceh,
Kualitas hasil pemeriksaan yang
tidak melakukan
akhir
tahun
penertiban
pemeriksaan kewajaran
dilakukan oleh Inspektorat Aceh saat ini
penggunaan dana hibah yang seharusnya,
masih menjadi sorotan. Hal ini karena
jika terdapat kerugian segera diproses
adanya temuan yang tidak dapat terdeteksi
sesuai ketentuan yang berlaku.
oleh aparat Inspektorat sebagai auditor
Untuk melaksanakan hal tersebut
internal, akan tetapi ditemukan oleh auditor
perlu adanya sumber daya manusia yang
eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan
handal dan profesional serta ahli di bidang
(BPK)
tahun
audit. Tingkat pendidikan auditor, pelatihan
anggaran 2013 pada Pemerintahan Aceh
teknis audit, dan perencanaan penugasaan
terdapat bantuan hibah Pemerintah Aceh
audit diasumsikan dapat mengembangkan
Rp.815,5 Miliyar belum dipertanggung
kemampuan teknik dan metodologi audit
jawabkan. Kasus lain yaitu kesalahan
sehingga kualitas audit dapat meningkat.
penganggaran
SKPA
Oleh sebab itu perlu ada kajian dan
mencapai Rp.5,9 Milyar, serta terdapat
penelitian secara akademis tetang faktor-
kekurangan
pekerjaan
faktor yang mempengaruhi kualitas hasil
Bandara
pemeriksaan khususnya pada Inspektorat
sebagai contoh pada
pada
4
(empat)
volume
pembangunan
gedung
VIP
Iskandar Muda sebesar Rp.735,7 juta. Temuan-temuan
berupa
Pada penelitian sebelumnya terdapat
peraturan
beberapa penelitian tentang kualitas audit
ketidakpatuhan
dengan menggunakan variabel independen
dalam pelaporan keuangan, serta kurang
yaitu tingkat pendidikan atau latar belakang
berjalannya sistem pengendalian intern
pendidikan,
terutama yang dilakukan oleh Inspektorat
Adriyani, et al. (2013) menguji bahwa
Aceh. Contohnya dalam Laporan Hasil
tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
Pemeriksaan (LHP) atas audit oleh BPK
kualitas hasil pemeriksaan. Selanjutnya
tahun 2012, dimana Inspektorat Aceh tidak
hasil penelitian Riespika (2012) dengan
melakukan
pada
hasil variabel penugasan audit berpengaruh
Bendahara Umum Aceh/Kuasa BUA dan
terhadap kualitas audit. Ashadhi (2012) hal
Bendahara Pengeluaran SKPA-SKPA secara
yang diteliti pelatihan teknis berpengaruh
ketidakpatuhan
tersebut
Aceh.
terhadap
perundang-undangan,
pemeriksaan
Kas
penugasan,
dan
pelatihan.
Volume 5, No. 1, Februari 2016
- 54
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
terhadap
kualitas
audit.
penelitian-penelitian
Berdasarkan
sebelumnya,
maka
pemegang
tingkat pendidikan, pelatihan teknis, dan perencanaan
penugasan
audit
sebagai
variabel independen terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Tujuan
artikel
ini
adalah
untuk
menguji dan menganalisis pengaruh baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara
individual
(parsial)
pendidikan,
pelatihan
perencanaan
penugasan
tingkat
teknis, audit
dan
terhadap
kualitas hasil pemeriksaan pada organisasi sektor publik (Studi pada Inspektorat Aceh).
Terkait
dilanjutkan
dengan
metode
perusahaan-
hal
tersebut
untuk
mendukung keberhasilan penyelenggaraan organisasi
sektor
publik,
keuangan
organisasi harus dikelola secara tertib, taat pada
peraturan
perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta kepatutan.
Hal ini
diperlukan pengendalian serta pengawasan dalam melaksanakan program dan kegiatan serta tujuan organisasi sektor publik yaitu audit pada sektor publik.
Audit Sektor Publik
Artikel ini memuat tentang kajian pustaka kemudian
atau
perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah.
peneliti merasa perlu melakukan penelitian kembali dengan menggunakan variabel
saham
Pengertian auditing menurut Arens, et
al
“auditing
(2012:24)
is
the
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan
accumulation and evaluation of evidence
serta
about information to determine and report
diakhir
artikel
ini
berisikan
kesimpulan dan saran-saran.
on degree of correspondence between the information
and
established
criteria.
KAJIAN PUSTAKA
Auditing shoud be done by a competent,
Konsep Organisasi Sektor Publik
indpendent
person”.
disebutkan
bahwa
Pengertian
sektor
publik
dapat
Pengertian
diatas
auditing
adalah
dipengaruhi situasi politik dan peristiwa-
akumulasi dan evaluasi bukti tentang
peristiwa di masa lalu. Menurut Boardbent
informasi
untuk
menentukan
dan Guthrie (1992:7) ada dua kerangka
melaporkan
tingkat
kesesuaian
identifikasi karakteristik sektor publik yaitu
informasi dan kriteria yang ditetapkan dan
a) aktivitasnya dan b) kepemilikannya yang
hal ini harus dilakukan oleh seseorang yang
merupakan segala sesuatu yang dimiliki
kompeten dan independen.
masyarakat 55 -
secara
umum,
bukannya
Volume 5, No. 1, Februari 2016
dan antara
Menurut Bastian (2014:4) audit
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
sektor publik adalah sebagai suatu proses
mutu minimal untuk melakukan kegiatan
sistematik secara objektif untuk melakukan
audit yang wajib dipedomani oleh Aparat
pengujian keakuratan dan kelengkapan
Pengawas
Intern
informasi yang disajikan dalam suatu
Peraturan
Menteri
laporan keuangan organisasi sektor publik.
Aparatur
Proses
PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar
pengujian
akuntan
ini
publik
memungkinkan
independen
Pemerintah
(APIP).
Pemberdayagunaan
Negara
RI
Nomor
yang
Audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah
bersertifikasi mengeluarkan suatu pendapat
(APIP) menyatakan bahwa standar audit
atau opini mengenai seberapa baik laporan
berfungsi bagi auditor APIP yaitu untuk
keuangan
pelaksanaan
organisasi
mewakili
posisi
keuangan organisasi sektor publik dan apakah
laporan
prinsip-prinsip umum
akuntansi
yaitu
Accounting
keuangan
pokok
dan
fungsi
(tupoksi).
memenuhi
yang
Generally
Principles
tugas
berlaku
Kualitas Hasil Pemeriksaan Menurut
Accepted
(GAAP).
Audit
sektor publik di Indonesia dikenal dengan nama audit keuangan negara. Hal ini diatur sesuai dengan Undang-undang No.15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
De
Angelo
(1981)
kualitas audit adalah sebagai kemungkinan (probability)
bahwa
auditor
akan
menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Sementara menurut Deis dan Groux (1992:2) bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran
Standar Audit Sektor Publik Menurut Arens, et al (2012:52) standar
auditing
merupakan
memenuhi tanggung jawab profesionalnya melakukan
audit
atas
laporan
keuangan historis. Standar ini mencakup pertimbangan profesional
mengenai seperti
Menurut Goverment Accountability
pedoman
umum untuk membantu auditor untuk
dalam
tergantung pada independensi auditor.
kualitas
kompetensi
dan
indepensi, persyaratan pelaporan serta bukti. Standar audit adalah kriteria atau
Office (GAO) mendefinisikan kualitas audit sebagai ketaatan terhadap standar dan ikatan kontrak selama melaksanakan audit (Lawensohn, et al:2007). Kualitas audit atau
kualitas
hasil
pemeriksaan
juga
merupakan pelaporan tentang kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang Volume 5, No. 1, Februari 2016
- 56
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
berlaku.
independen yaitu tingkat pendidikan formal
Audit dapat dikatakan berkualitas jika hasil audit dapat ditindaklanjuti oleh auditi.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
Hal ini dapat terlaksana pada sejak awal
Indikator dalam variabel penelitian ini
pelaksanaan audit hingga pelaporan dan
yang digunakan yaitu (1) pendidikan dasar;
pemberian rekomendasi audit tersebut.
(2)
Pada
pendidikan tinggi.
penelitian
ini
indikator
yang
pendidikan
menengah;
dan
(3)
digunakan adalah (a) keakuratan temuan audit;
(b) sikap skeptisme;
(c) nilai
Pelatihan Teknis
rekomendasi; (d) kejelasan laporan audit;
Menurut
Wexley
dan
Yukl
(e) manfaat audit; dan (f) tindaklanjut hasil
(1995:301) pelatihan adalah proses dimana
audit.
pekerja mempelajari keterampilan, sikap dan
adalah
pengetahuan
yang diperoleh oleh seseorang berdasarkan jenjang pendidikan yang dimiliki yang berasal dari disiplin ilmu yang diketahui membentuk sikap dan karakter dalam mencapai
tujuan
(Djoyonegoro,2000).
yang
diinginkan
Pendidikan
formal
adalah rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku mulai dari
jenjang Sekolah
Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. Hasil pendidikan dari auditor dapat membantu meningkatkan kualitas audit pemerintahan (Meinhard, et al, 2009). Hal ini
tidak menutup kemungkinan bagi
auditor selain auditor pemerintah misalnya auditor independen. Penelitian Pebryanto (2013) 57 -
yang
diperlukan
guna
melaksanakan pekerjaan mereka secara
Tingkat Pendidikan Pendidikan
perilaku
menunjukkan
bahwa
variabel
Volume 5, No. 1, Februari 2016
efektif. Pengertian pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan organsisasi (Mathis dan Jackson, 2006:103). Menurut
Standar
Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) bahwa setiap pemeriksa yang melakukan pemeriksaan atau audit harus menyelesaikan paling tidak 80 jam pendidikan setiap 2 tahun yang dapat meningkatkan kecakapan profesional secara langsung. Sedikitnya 24 jam dari 80 jam pendidikan tersebut harus dalam hal yang
berhubungan
langsung
dengan
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara di lingkungan pemerintah. Oleh sebab itu pelatihan adalah suatu
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
kegiatan
yang
bertujuan
untuk
“auditor internal harus mengembangkan
meningkatkan kemampuan dan menambah
dan
pengetahuan pegawai khsusunya auditor
untuk setiap penugasan yang mencakup
yang pada akhirnya akan menimbulkan
tujuan, ruang lingkup, waktu dan alokasi
perubahan
kognitif,
sumber daya. Perencanaan merupakan satu
keterampilan dan juga sikap (Noviyani dan
tahap yang paling penting dalam suatu
Bandi, 2002).Terkait hal tersebut maka
penugasan audit.
prilaku
aspek
mendokumentasikan
dalam penelitian ini yang menjadi indikator
perencanaan
Menurut Hery (2013) kegagalan
pada variabel pelatihan teknis adalah (1)
dalam
merencanakan
penugasan
audit
materi pelatihan, (2) jenis pelatihan, (3)
secara tepat dapat menyebabkan penerbitan
frekuensi dan intensitas pelatihan dan, (4)
laporan audit yang keliru atau audit menjadi
tingkat dan pemahaman auditor terhadap
tidak efisien dan tidak efektif. Ada lima
pelatihan teknis.
indikator dalam perencanaan penugasan audit yaitu (1) pemahaman atas sistem
Perencanaan Penugasan Audit Menurut
Standar
Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) dalam standar pelaksanaan
pertama
bahwa
pekerjaan
harus direncanakan secara memadai. Hal
akuntansi keuangan sektor publik; (2) penentuan tujuan dan lingkup
audit; (3)
penilaian risiko; (4) penyusunan rencana audit (audit plan); dan
(5) penyusunan
program audit.
tersebut karena perencanaan merupakan proses yang berkesinambungan selama
METODE PENELITIAN
dilakukannya audit. Penugasan audit adalah suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan
Penelitian
ini
menggunakan
oleh seorang auditor dalam memeriksa
pendekatan kuantitatif dengan pengujian
laporan
hipotesis
pendapat
keuangan terhadap
dan laporan
memberikan keuangan
(hypothesis
testing)
yang
bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
tersebut yang di dalamnya terdapat proses
tingkat pendidikan, pelatihan teknis
penerimaan,
perencanaan
perencanaan,
pelaksanaan
pengujian, dan pelaporan temuan audit
penugasan
audit
dan
terhadap
kualitas hasil pemeriksaan pada
(Wakhyudi:2011). Berdasarkan standar kinerja 2200 –
organisasi sektor publik (studi pada
tentang perencanaan penugasan bahwa
Inspektorat Aceh). Jenis investigasi dalam Volume 5, No. 1, Februari 2016
- 58
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
penelitian ini adalah studi kausalitas (causal
Dimana
Y
adalah
Kualitas
hasil
relationship’s study). Unit analisis adalah
pemeriksaan, α adalah konstanta, β1,β2,β3
individu
adalah koefisien regresi X1,X2,dan X3. X1
auditor
APIP
yang
bekerja
Inspektorat Aceh sedangkan horizon waktu
adalah
yang digunakan adalah
pelatihan teknis, X3 adalah perencanaan
cross-sectional
studies.
tingkat pendidikan, X2 adalah
penugasan audit dan adalah Error.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh auditor APIP yang seluruhnya berjumlah 55 responden dan penelitian ini menggunakan metode sensus. Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder, peneliti menggabungkan informasi yang diperoleh dari buku dan institusi terkait dengan pengumpulan data yang dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang digunakan yaitu data primer yang diperoleh melalui daftar kuesioner
yang
disampaikan
secara
langsung kepada responden. Adapun jumlah kuesioner yang diedarkan kepada responden sebanyak 55 kuesioner, dengan tingkat pengembalian 100%.
melalui kuesioner. Analisis data pada penelitian ini
Hasil Uji Validitas
menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science). Data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, perlu untuk
diuji
baik
validitas
maupun
reliabilitas. Teknik analisis data pada pengujian
hipotesis
menggunakan
pengujian analisis regresi linear berganda yang merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel dan untuk melihat pengaruh secara parsial dan simultan. Persamaan model empiris yang digunakan dalam
meneliti
pengaruh
variabel
Pengujian
data
dalam
penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan menggunakan uji pearson correlation. Berdasarkan hasil pengolahan data seluruh pernyataan dinyatakan valid karena memiliki nilai signifikansi dibawah α 5%, sehingga semua pernyataan tersebut signifikan dan memiliki validitas konstruk, jika nilai signifikansi di atas α 5% maka pernyataan tersebut tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1
independen terhadap variabel dependen,
Hasil Uji Validitas
yaitu:
59 -
validitas
Item Pertanya an
Volume 5, No. 1, Februari 2016
Pearson Correlation
Signifi kansi
Ket
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Item Pertanya an B1
Pearson Correlation
Item Pertanya an D12
Signifi kansi
Ket
Pearson Correlation
Signifi kansi
Ket
0,669
0,000
Valid
0,397
0,000
Valid
B2
0,477
0,000
Valid
D13
0,666
0,000
Valid
B3
0,615
0,000
Valid
D14
0,548
0,000
Valid
B4
0,553
0,000
Valid
B5
0,467
0,000
Valid
B6
0,534
0,000
Valid
B7
0,443
0,001
Valid
B8
0,557
0,000
Valid
seluruh pernyataan dari masing-masing
B9
0,611
0,000
Valid
variabel dinyatakan valid karena memiliki
B10
0,371
0,005
Valid
hubungan yang positif terhadap total skor
C1
0,647
0,000
Valid
C2
0,664
0,000
Valid
C3
0,559
0,000
Valid
karena masing-masing pernyataan memiliki
C4
0,742
0,000
Valid
nilai signifikansi dibawah α 5%. Nilai
C5
0,592
0,000
Valid
C6
0,800
0,000
Valid
C7
0,507
0,000
Valid
tingkat validitas masing-masing pernyataan,
C8
0,716
0,000
Valid
semakin besar nilainya, maka tingkat
C9
0,367
0,000
Valid
validitas semakin besar dan begitu juga
C10
0,533
0,000
Valid
C11
0,842
0,000
Valid
C12
0,629
0,000
Valid
C13
0,538
0,000
Valid
C14
0,698
0,000
Valid
C15
0,483
0,000
Valid
C16
0,669
0,000
Valid
C17
0,410
0,000
Valid
merupakan indikator dari variabel. Untuk
C18
0,682
0,000
Valid
mengetahui
D1
0,541
0,000
Valid
D2
0,465
0,000
Valid
D3
0,749
0,000
Valid
melihat nilai cronbach alpha. Kriteria yang
D4
0,493
0,000
Valid
digunakan adalah jika nilai cronbach alpha
D5
0,608
0,000
Valid
> 0,50 maka pernyataan yang digunakan
D6
0,358
0,000
Valid
D7
0,596
0,000
Valid
D8
0,745
0,000
Valid
reliabel. Namun apabila nilai cronbach
D9
0,703
0,000
Valid
alpha < 0,50 maka pernyataan yang
D10
0,739
0,000
Valid
digunakan
D11
0,557
0,000
Valid
Sumber : Data Primer Diolah (2015).
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa
konstruk. Hubungan positif ini terjadi
pearson correlation menunjukkan besarnya
sebaliknya.
Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang
reliabel
atau
tidak
suatu
variabel dilakukan uji statistik dengan
untuk mengukur variabel tersebut adalah
untuk
mengukur
Volume 5, No. 1, Februari 2016
variabel - 60
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
tersebut adalah tidak reliabel. Hasil uji
untuk mendapat koefisien regresi yang akan
reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.
menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak. Atas dasar hasil
Tabel 4.2
analisis
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Jumla h Item
Cron bach Alpha
Pelatihan Teknis 10 0,661 Perencanaan Penugasan 18 0,907 Audit Kualitas Hasil 14 0,850 Pemeriksaan Sumber : Data Primer Diolah (2015)
regresi
dengan
menggunakan
tingkat signifikansi sebesar 5%. Dari
Nilai Kritis Cronbach Alpha 0,500
Reliabel
0,500
Reliabel
0,500
Reliabel
analisis Ket.
regresi
dengan
menggunakan
program SPSS diperoleh hasil berikut: Y = 0,783 + 0,314X1 + 0,249X2 +
0, 238X3 + ε Berdasarkan hasil regresi sebelumnya,
Berdasarkan
Tabel
4.2
menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menghasilkan nilai cronbach
alpha
dari
masing-masing
variabel > 0.50, sehingga seluruh variabel yang digunakan dinyatakan reliabel.
maka dapat diketahui bahwa koefisien regresi tingkat pendidikan sebesar 0,314, artinya
setiap
kenaikan
1%
tingkat
pendidikan akan menaikkan persentase kualitas hasil pemeriksaan sebesar 31,4%. Hasil koefisien regresi pelatihan teknis sebesar 0,249, artinya setiap kenaikan 1%
Hasil Pengujian Hipotesis menggunakan
pelatihan teknis akan menaikkan persentase
purposive sampling method, yang dalam
kualitas hasil pemeriksaan sebesar 24,9%.
penarikan sampelnya maka dilakukannya
Selanjutnya koefisien regresi perencanaan
uji signifikansi terhadap nilai koefisien
penugasan audit sebesar 0,238, artinya
regresi yang diperoleh baik secara bersama-
setiap kenaikan 1% perencanaan penugasan
sama (simultan) maupun secara individual
audit akan menaikkan persentase kualitas
(parsial), karena nilai koefisien regresi yang
hasil pemeriksaan sebesar 23,8%.
Penelitian
ini
diperoleh adalah nilai koefisien regresi yang sesungguhnya dari sampel. Adapun untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian sebagai berikut: Analsis Regresi Linear Berganda Analisis linear berganda digunakan 61 -
Volume 5, No. 1, Februari 2016
Uji Signifikansi Secara Simultan Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam
model
mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Pada dasarnya nilai F diturunkan dari tabel ANOVA (analysis of variance), yang
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dapat dilihat pada tabel 4.4.
dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.4 Uji Signifikansi Secara Parsial
Tabel 4.3 Uji Signifikansi Secara Simultan
Unstandardized ANOVA
Model
of
Coefficients
Model
Sum Df
Squares
Mean
F
Square
Regression
5.875
3
1.958
Residual 1
1.026
51
0.02
Total
6.901
54
Sumber : Data Primer Diolah (2015)
B
Sig.
t
Std.
Sig.
Error
(Constant) 97.351 0.000 Tingkat
0.783
0.258
3.308
0.004
0.314
0.042
2.544
0.000
Pelatihan Teknis 1 (X2)
0.249
0.08
3.348
0.003
Perencanaan
0.238
0.07
4.556
0.001
Pendidikan (X1)
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh hasilPenugasan uji signifikansi semua variabel independenAudit (X3) (X1, X2, dan X3) dapat mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Dari uji simultan didapat nilai F sebesar 97,351 dan nilai signifikansi 0,000 yang berarti variabel
tingkat
pendidikan,
pelatihan
teknis, dan perencanaan penugasan audit secara
bersama-sama
kualitas
hasil
mempengaruhi
pemeriksaan,
karena
signifikansi berada dibawah 0,05.
Sumber : Data Primer Diolah (2015).
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukan bahwa tingkat pendidikan memperoleh nilai signifikansi 0,000 yang berarti berada di bawah taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan. Variabel pelatihan teknis memperoleh nilai signifikansi 0,003 yang berarti berada di bawah taraf signifikansi
Uji Signifikansi Secara Parsial
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan
Uji ini pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel independen variasi
secara
variabel
individual dependen.
terhadap Variabel
independen dikatakan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen jika nilai
teknis berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Selanjutnya
variabel
perencanaan penugasan audit memperoleh nilai signifikansi 0,001 yang berarti berada dibawah taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perencaan penugasan
signifikansi yang di dapat untuk setiap variabel independen > 0,05. Hasil pengujian Volume 5, No. 1, Februari 2016
- 62
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
audit berpengaruh terhadap kualitas hasil
menjelaskan bahwa hanya 84,3% variabel-
pemeriksaan.
variabel independen dapat menjelaskan model, sedangkan sisanya 15,7% dijelaskan
Koefisien-Koefisien Hasil Regresi
oleh variabel lain diluar penelitian.
Beberapa koefisien yang dijelaskan dari hasil regresi dalam penelitian ini adalah koefisien determinasi, seperti nilai R, R2 (R 2
square), dan Adjusted R . Koefisien Regresi (R2) mengukur besar presentase variasi
Pembahasan Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan Teknis, dan Perencanaan Penugasan Audit terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
variabel terikat yang dapat di jelaskan oleh Berdasarkan hasil
variasi variabel bebas. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel yang
dependen sangat terbatas. Nilai
mendekati
satu
berarti
variabel
independen memberikan hampir semua informasi
yang
dibutuhkan
untuk
memprediksi variasi variabel dependen hasil dari koefisien regresi dapat dilihat
Adjusted R Square
0,923 0,851 0,843 Sumber : Data Primer Diolah (2015).
Berdasarkan
Tabel
masing-masing
secara
bersama-sama
variabel
independen
mempengaruhi variabel dependen yaitu kualitas hasil pemeriksaan dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,314 untuk variabel tingkat pendidikan, sebesar 0,249 untuk variabel pelatihan teknis, dan sebesar 0,238
untuk
variabel
perencanaan
penugasan audit. Nilai koefisien regresi ini
pelatihan
Tabel 4.5 Koefisien Hasil Regresi R Square
bahwa
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan,
pada Tabel 4.5 berikut
R
diperoleh
analisis regresi
dan
perencanaan
penugasan audit tidak sama dengan nol atau
Std. Error of the Estimate 0,14183
4.10
teknis,
terlihat
bahwa hasil pengujian menunjukkan nilai R sebesar 0,923, R Square sebesar 0,851, dan Adjted R square sebesar 0,843. Hasil dari nilai Adjusted R square sebesar 0,843
βi (i = 1, 2, 3) ≠ 0. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa
tingkat
pendidikan,
pelatihan
teknis,
dan
perencanaan
penugasan
audit
secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
kualitas
hasil
pemeriksaan. Hasil penelitian ini secara simultan konsisten dan sejalan dengan penelitian Batubara (2008) bahwa latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap kualitas
63 -
Volume 5, No. 1, Februari 2016
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
hasil pemeriksaan. Selanjutnya penelitian
formal berpengaruh positif dan signifikan
ini juga mendukung penelitian Futri dan
terhadap kualitas audit, oleh sebab itu
Juliarsa (2014) bahwa tingkat pendidikan
Pebryanto
(2013) menyarankan bahwa
berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil
capaian
pendidikan
penelitian
meningkatkan
oleh
Ashadhi
(2012)
auditor
dapat
dari
audit
kualitas
menunjukkan terdapat pengaruh pelatihan
pemerintahan, serta pencapaian pendidikan
teknis terhadap kualitas audit.
menjamin kualitas tenaga kerja. Hal ini juga didukung oleh penelitian Septiani dan
Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Berdasarkan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
hasil
pengujian
terdapat nilai koefisien regresi tingkat pendidikan sebesar 0,314, menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel
independen
terhadap
variabel
dependen sebesar 31,4%, artinya setiap kenaikan 1% tingkat pendidikan akan menaikkan
persentase
Juliarsa (2014) bahwa tingkat pendidikan
kualitas
kualitas audit. Hal ini memiliki gambaran bahwa tingkat pendidikan seorang auditor dapat meningkatkan kualitas, karena jejang pendidikan
yang
tinggi,
maka
akan
meningkatkan wawasan atau kemampuan memang tanggung jawab dan meningkatkan perannya dalam melaksanakan tugas.
hasil
pemeriksaan sebesar 31,4%. Selanjutnya
Pengaruh Pelatihan Teknis terhadap
hasil pengujian secara individual (parsial)
Kualitas Hasil Pemeriksaan
variabel tingkat pendidikan menunjukkan
Dari
hasil
penelitian
hasil nilai signifikansi sebesar 0,000 yaitu
melakukan
lebih kecil atau di bawah taraf signifikansi
koefisien regresi pelatihan teknis sebesar
0,05,
0,249,
sehingga
berpengaruh
tingkat
terhadap
pendidikan
kualitas
pengujian
dengan
sehingga
setiap
terdapat
kenaikan
nilai
1%
hasil
pelatihan teknis akan menaikkan persentase
pemeriksaan. Tingkatan pendidikan formal
kualitas hasil pemeriksaan sebesar 24,9%.
dalam setiap individu akan meningkatkan
Hasil pengujian secara individual variabel
kemampuan, keahlian serta kualitas dari
pelatihan
individu tersebut.
signifikansi sebesar 0,003, menunjukkan
Penelitian ini mendukung dengan penelitian menunjukkan
Pebryanto
(2013)
yang
bahwa tingkat pendidikan
teknis
memperoleh
nilai
bahwa di bawah taraf signifikansi 0,05, sehingga
pelatihan
teknis
berpengaruh
terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Volume 5, No. 1, Februari 2016
- 64
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Penelitian ini mendukung dengan
perencanaan penugasan audit yang strategis
penelitian Ashadhi (2012) bahwa pelatihan
dengan menggunakan prosedur analistis
teknis berpengaruh positif terhadap kualitas
sesuai dengan tahapannya dapat memenuhi
hasil
kriteria
pemeriksaan.
Oleh
sebab
itu
dan
standar
audit
dapat
menurutnya pelatihan teknis bagi auditor
meningkatkan kualitas hasil audit yang
dapat meningkatkan kinerja pengawasan
bermutu sesuai dengan tujuan dan lingkup
yang
ditetapkan
audit. Dengan demikian semakin tinggi dan
sehingga dapat meningkatnya kualitas audit
baik perencanaan penugasan audit dan
itu sendiri.
sesuai dengan kebutuhan dapat mecapai
sesuai
standar
yang
tujuan dari audit sehingga audit dapat Pengaruh Perencanaan Penugasan Audit
diselesaikan dengan berkualitas.
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Berdasarkan
hasil
pengujian
dan
KESIMPULAN DAN SARAN
analisis menunjukkan bahwa nilai koefesien
Berdasarkan hasil penelitian, maka
regresi variabel perencanaan penugasan
dapat
audit
pendidikan,
sebesar
0,238
sehingga
setiap
disimpulkan
bahwa
pelatihan
tingkat
teknis,
dan
kenaikan 1% turut menaikan persentase
perencanaan penugasan audit baik secara
kualitas hasil pemeriksaan sebesar 23,8%.
bersama-sama maupun parsial berpengaruh
Secara
positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan
individual
nilai
signifikansi
perencanaan penugasan audit sebesar 0,001
pada Inspektorat Aceh.
yang menunjukkan bahwa taraf signifikansi
Keterbatasan penelitian ini, populasi
berada dibawah 0,05, sehingga dapat
yang diambil hanya pada Inspektorat Aceh
disimpulkan bahwa perencanaan penugasan
sehingga tingkat generalisasi dari penelitian
audit berpengaruh terhadap kualitas hasil
masih kurang dan kesimpulan yang diambil
pemeriksaan.
mungkin hanya berlaku pada Inspektorat
Penelitian ini inkonsistensi dengan penelitian
Riespika
(2013)
bahwa
penugasan audit secara individual tidak
Aceh dan tidak bisa digeneralisasi untuk auditor APIP Inspektorat se-Aceh. Saran-saran
untuk
penelitian
mempengaruhi terhadap kualitas audit. Hal
selanjutnya yaitu untuk menambah teknik
ini karena hanya penugasan audit yang
pengumpulan data melalui wawancara, agar
menjadi ukuran kuantitas setiap penugasan
dapat menggali informasi yang lebih detail,
auditor. Berdasarkan uraian tersebut bahwa
memperluas
65 -
Volume 5, No. 1, Februari 2016
objek
penelitian,
dan
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
mengembagnkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan seperti tekanan anggaran waktu, supervisi audit, prosedur analitis, dan monitoring. DAFTAR PUSTAKA Adriyani,A,.Andreas,.Hardi,.2013. Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecakapan Profesional, Tingkat Pendidikan Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dengan Pengalaman Kerja Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Vol.6, Program Pascasarjana Magister Akuntansi. Universitas Riau. Arens, A.A., Elder.,R.J., Beasley., M.S. 2012. Auditing and Assurance Service-An Integrated Approach. Fourteenth Edition, New York : Pearson Education Limited. Ashadi,S. 2012. Pengaruh Pelatihan Teknis, Tekanan Waktu Terhadap Kualitas Audit dengan Motivasi sebagai Variabel Moderating (Studi pada Kantor BPKP Perwakilan V Semarang. Semarang. Tesis Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Broadbent.J, Guthrie.J, 1992. Changes in the Public Sector: A Review of Recent “Alternative” Accounting Research, Accounting, Auditing and Accountability Journal,5:7. Bastian, I. 2014. Audit Sektor Publik (Pemeriksaan Pertanggungjawaban Pemerintahan) Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. De Anggelo, L.E. 1981, Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting & Eeconomics, 3: 183200. Deis, D.R, Giroux, G.A. 1992. Determiants of Audit Quality in the Public Sector. The Accounting Review. Djoyonegoro, W.2000. Pengembangan
Sumber Daya Manusia melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jakarta: Agus Offset. Hery,2013. Auditing. Pemeriksaan Akuntansi I. (CAPS) Center of Academic Publishing Service. Yogyakarta: PT. Buku SERU. Lawensohn, Suzanne., Johnson, Laurence E., Elder, Randal J,Davies S. P. 2007. Auditor Specialization, Perceived Audit Quality, and Audit Fee in the Local Government Audit Market. Journal 0f Accounting and Public Policy: 705-732 Mardiasmo, 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi Kedua. Yogyakarta: ANDI. Meinhardt, Joan, Joseph F. Moraglio dan Harold I. Steinberg (1987). Governmental Audits: An Action Plan for Exellence” Journal of Accountancy. pp. 86-91. Mathis, Robert L & Jackson, John H. 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Sepuluh, Yogyakarta, Salemba Empat. Republik Indonesia, Badan Pemeriksa Keuangan, 2008. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Diakses tanggal: 10/11/2014. Republik Indonesia, 2008. Peraturan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05.M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta, Indonesia. Republik Indonesia, 2004, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Reispika, S. 2013. Pengaruh Penugasan Audit, Akuntabilitas, dan Pemahaman Sistem Informasi Terhadap Kualitas Audit pada KAP di Wilayah Jakarta. Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana Magister Akuntansi, Universitas Gunadarma. Wakhyudi, 2011. Perencanaan Penugasan Volume 5, No. 1, Februari 2016
- 66
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Audit. Diklat Penjenjangan Auditor Madya, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP, Jakarta. Wexley, K.N,. Yukl, G.1995. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personil. Jakarta. Rineka Cipta.
67 -
Volume 5, No. 1, Februari 2016