Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164 pp. 35- 45
11 Pages
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Liza Aulia Rizki1, Dr. Hasan Basri, M.Com, Ak2, Dr. Said Musnadi, SE, M.Si3 1) Megister Akuntansi program pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staff Pengajar Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Abstract: This study aims to examine the effect of factor fundamentals and mechanisms of corporate governance on the extant of corporate social responsibility. Element of factor fundamentals that are used to test are profitability, leverage and firms size. While element mechanism of corporate governance that are used to test are commissary proportion, frequency of meetings commissary, independen commissary proportion and audit committee. The population in this study was all manufacturing companies listed on Stock Exchange in 2010 until 2012. Multiple linear regression was used to analyzed the data. The study found profitability, leverage, firms size, commissary proportion and frequency of meetings commissary to corporate social responsibility disclosure with a positive direction, while independen commissary proportion and audit committee effect corporate social responsibility disclosure with a negative direction. Keywords: corporate social responsibility disclosure, profitability, leverage, firms size, commissary proportion, frequency of meetings commissary, independen commissary proportion, audit committee. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor fundamental dan mekanisme corporate governance terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Element faktor fundamental terdiri dari profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan. Sedangakan element mekanisme corporate governance terdiri dari jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2012. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Penelitian ini menemukan hasil profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil pengujian secara parsial menemukan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dengan arah positif, sedangkan jumlah dewan komisaris independen dan komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dengan arah negatif. Kata Kunci: Pengungkapan CSR, profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen, komite audit.
Swadaya Masyarakat (LSM) mengenai dampak
PENDAHULUAN Wacana
Social
sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari
Responsibility (CSR) yang mengemuka saat ini
aktivitas operasional perusahaan. Isu CSR
berawal
mengalami
dari
Corporate
banyaknya
kritikan
yang
perubahan
sesuai
dinamika
disampaikan oleh masyarakat, pemerintah dan
kebutuhan bersama. Beberapa isu tersebut
organisasi non pemerintah seperti Lembaga
terkait perubahan iklim, krisis ekonomi, isu
35 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pekerjaan dan sumber daya manusia, isu
pemikiran dan hipotesis, kemudian metode
lingkungan serta isu lain yang tak kalah penting
penelitian dan terakhir hasil dan pembasan serta
menganai
kesimpulan, keterbatasan dan saran terhadap
kemitraan
dengan
pemangku
kepentingan. Untuk
penelitian. merespon
harapan
tersebut
perusahaan perlu mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya. Melalui laporan ini akan terungkap
apakah
tingkat
keterbukaan
perusahaan sudah satu level dengan harapan
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR merupakan suatu bentuk tangung
masyarakat (Darwin, 2006). Hal tersebut sesuai dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial
jawab
antara perusahaan dengan masyarakat, maka
sosialnya yang turut serta merasakan dampak
sudah seharusnya perusahaan mengungkapkan
atas aktivitas operasional perusahaan. CSR
kinerja
eksternal
diwujudkan agar terjaga keseimbangan diantara
pengambilan
pelaku bisnis dan sekitarnya semua pihak tidak
sosialnya
sebagai
kepada
informasi
pihak
dalam
keputusan, khususnya dalam hal prospek
perusahaan
terhadap
lingkungan
ada yang dirugikan (Susanti, 2013). Pengungkapan tanggung jawab adalah
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini
proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan
bertujuan untuk menguji pengaruh faktor
lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi
mekanisme
yang
perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu
diproksikan kedalam jumlah dewan komisaris,
dalam masyarakat dan pada masyarakat secara
frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan
keseluruhan.
komisaris
corporate
independen
governance
dan
komite
audit
terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian
Pengaruh Profitabilitas tehadap Pengungkapan CSR
ini diharapkan dapat menjadi bagian informasi yang mempunyi andil yang besar terhadap keputusan melakukan kebijakan pengungkapan CSR. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang item-item pengungkapan CSR sehingga dapat dijadikan acuan untuk pembuatan keputusan investasi. Penelitian ini disusun secara sistematik yang diawali dengan pendahuluan, selanjutnya membahas tinjauan kepustakaan, kerangka
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya
meningkatkan
nilai
pemegang
saham.Sancahya (2010:17) menjelaskan bahwa profitabilitas adalah hasil akhir bersih dari berbagai dilakukan
kebijakan oleh
dan
keputusan
perusahaan.
yang
Pengukuran
profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan tingkat
efektifitas
manajemen
secara
menyeluruh dan secara tidak langsung para Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 36
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala investor akan sangat berkepentingan dalam
perusahaan
analisis ini. Selain itu keuntungan profitabilitas
pendapatan, total asset, jumlah karyawan dan
sangat penting bagi perusahaan bukan saja
total modal maka akan mencerminkan keadaan
untuk terus mempertahankan pertumbuhan
perusahaan yang semakin kuat. Perusahaan
bisnisnya, namun juga memperkuat kondisi
yang memiliki total aktiva besar menunjukkan
keuangan perusahaan.
bahwa perusahaan tersebut telah mencapai
Ha2:
Profitabilitas
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
corporate
social
responsibility
perusahaan
dilihat
dari
jumlah
tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas
perusahaan
sudah
positif
diangggap
memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu lama, selain itu juga mencerminkan
Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan CSR Leverage
dapat
bahwa perusahan relatif lebih stabil dan lebih
merupakan untuk
kemampuan
membayar
seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Ada kemungkinan bahwa semakin tinggi leverage perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak hutang, maka manejer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba dimasa
mampu
menghasilkan
laba
dibandingkan
perusahaan dengan total asset yang lebih kecil (Laraswita dan Indrayani, 2009). Ha4 :
Ukuran terhadap
perusahaan
berpengaruh
pengungkapan
corporate
social responsibility Pengaruh Jumlah Dewan terhadap Pengungkapan CSR Dewan
komisaris
Komisaris
merupakan
wakil
depan. Dengan laba yang dilaporkan lebih
shareholder dalam perusahaan yang berbadan
tinggi
hukum perseroan terbatas yang berfungsi
akan
perusahaan
mengurangi
melanggar
kemungkinan
perjanjian
hutang.
mengawasi
pengelolaan
perusahaan
yang
Manajer akan memilih metode akuntansi yang
dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan
akan memaksimalkan laba sekarang (Scott,
bertanggung jawab untuk menentukan apakah
2000).
manajemen memenuhi tanggung jawab mereka
Ha3 : Leverage
berpengaruh
pengungkapan
terhadap
corporate
social
responsibility
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana diklasifikasikannya perusahaan
37 -
besar
kecilnya.
pengendalian
intern
perusahaan
(Mulyadi,
2002).Semakin besar jumlah anggota dewan
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR
menurut
dalam mengembangkan dan menyelenggarakan
Besar
kecilnya
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
komisaris
maka
akan
semakin
mudah
mengendalikan Chief Executive Officer (CEO) dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dengan wewenang yang dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang cukup kuat untuk menekan manajemen
lainnya dan pemegang saham pengendali, serta
untuk mengungkapkan CSR. Karena dengan
bebas dari hubungan bisnis atau hubungan
mengungkapkan informasi sosial perusahaan,
lainnya
image perusahaan akan semakin baik (Gray et
kemampuannya untuk bertindak independen
al., 1988 dalam Anggraini, 2006).
atau bertindak semata-mata untuk kepentingan
Ha5 :Jumlah dewan komisaris
corporate social responsibility
Rapat dewan komisaris merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dewan komisaris dalam pengambilan suatu keputusan mengenai kebijakan perusahaan. Dalam rapat dewan komisaris terdapat beberapa suara yang akan
Penelitian yang dilakukan Foker (1992)
semakin tinggi proporsi komisaris independen akan meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan.
dewan
komisaris
dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas Dalam
rapat
tersebut
dewan
komisaris
mengambil keputusan secara objektif yang melindungi seluruh pemangku kepentingan. Ha7 : Jumlah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility
musyawarah mufakat. Rapat dewan komisaris merupakan media komunikasi dan koordinasi
Keberadaan
independen dapat mendorong dewan komisaris
diambil menjadi suatu keputusan bulat dengan
manajemen.
mempengaruhi
dalam Said et al. (2009) menemukan bahwa
Pengaruh Frekuensi Rapat Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan CSR
anggot-anggota
dapat
perseroan, (FCGI, 2002 dalam Rifai, 2009).
berpengaruhterhadap pengungkapan
diantara
yang
Pengaruh Komite Pengungkapan CSR
Audit
terhadap
Komite audit merupakan komite yang
akan
dibentuk oleh dewan komisaris yang bekerja
membahas masalah mengenai arah dan strategi
sama dalam melaksanakan tugas dan fungsi
perusahaan, evaluasi kebijakan yang diambil
dewan
atau dilakukan oleh manajemen, mengatasi
membantu dewan komisaris untuk memastikan
masalah benturan kepentingan (FCGI,2002).
bahwa: (i) laporan keuangan disajikan secara
komisaris.
Komite
audit
bertugas
Ha6 : Frekuensi rapat dewan komisaris dan
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
komite audit berpengaruh terhadap
berlaku umum, (ii) struktur pengendalian
pengungkapan
internal perusahaan dilaksanakan dengan baik,
corporate
social
responsibility Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris Independen terhadap Pengungkapan CSR Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris
(iii) pelaksanaan audit internal maupun audit eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan (iv) tindak lanjut temuan
hasil
audit
dilaksanakan
oleh
manajemen Pedoman GCG Indonesia (KNKG, 2006). Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 38
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Ha8 : Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate
social
responsibility
komisaris,
frekuensi
komisaris,jumlah
rapat
dewan
dewan
komisaris
independen dan komite audit terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan
METODE PENELITIAN
CSRtanpa
Desain Penelitian Berbagai
yang
akan
dilakukan selama proses penelitian tertuang dalam desain penelitian. Desain Penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
uji hipotesis yang bertujuan untuk menguji pengaruh variabel profitablitas, leverage, perusahaan,
jumlah
dewan
komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit terhadap pengungkapan CSR
2. Jenis investigasi. penelitian ini adalah studi kausal, studi kausal adalah
studi dimana
peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah (Sekaran, 2006). Masalah yang terjadi dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengungkapan CSR dilakukan oleh perusahaan manufaktur dipengaruhi
oleh
profitablitas,
leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan CSR
3. Tingkat
intervensi.Tingkat
4. Situasi
Studi.
Situasi
penelitian
menggunakan situasi yang tidak diatur tanpa melakukan intervensi dengan variabel bebas, tidak dimanupulasi dan sasarannya hanya
variabel
profitablitas,
perusahaan,
jumlah
leverage, dewan
ukuran
komisaris,
frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan komite audit terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan CSR.
5. Unit analisis. Unit analisis penelitian ini adalah
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan tahunan (annual report) tahun 2010-2012.
6. Horizon
waktu.
Penelitian
ini
menggunakan pooled/panel data. Gurajati (2003:640) menjelaskan pooled/panel data yaitu “gabungan dari time series dan cross sectional dimana studi memerlukan lebih dari satu tahap pengumpulan data dalam waktu
yang
berbeda”.
Pooled/Panel
datadigunakan karena bisa didapatkan data yang menunjukkan perubahan dari suatu
intervensi
penelitian adalah intervensi minimal, yaitu hanya mempelajari pengaruh profitablitas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan 39 -
kondisi
ingin melihat dan mengetahui pengaruh
1. Tujuan studi.Penelitian ini menggunakan
yang
mempengaruhi
didalam perusahaan. komponen
digunakan peneliti serta kegiatan yang akan
ukuran
ikut
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
fenomena tertentu dalam waktu yang telah ditentukan, sehingga terlihat perubahan yang
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala jelas. Periode yang digunakan adalah dari tahun 2010-2012.
Adapun kriteria populasi sasaran adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang listing di BEI
Populasi Penelitian
selama tahun pengamatan
Popolasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2010-2012.Perusahaan
2. Perusahaan mengungkapkan CSR secara berturut-turut dalam laporan tahunannya.
manufaktur
digunakan sebagai populasi karena perusahaan tersebut memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menimbulkan masalah polusi, limbah,
Operasional Variabel Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan tujuh variabel independen.
keamanan produk dan tenaga kerja.
Variabel Pengungkapan CSR (Y) Profitabilitas Leverage Ukuran Perusahaan Jumlah Dewan Komisaris Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Jumlah Dewan Komisaris Independen Komite Audit
Pengukuran Jumlah item yang diungkap perusahaan/jml item yang diharapkan
Sumber Sembiring (2005)
Laba Bersih/Total Aktiva Badjuri (2013) Total Hutang/Ekuitas Pemegang Badjuri (2013) Saham Total Aktiva Perusahaan Badjuri (2013) Jumlah seluruh Dewan Badjuri (2013) Komisaris Jumlah Rapat yang dilakukan Galuh (2012)
Jumlah anggota komisaris Badjuri (2013) independen/jumlah seluruh anggota dewan komisaris Jumlah Seluruh Anggota Komite Badjuri (2013) Audit
Metode Analisis Metode analisis dalam penelitian ini terdiri dari uji hipotesis.Metode regresi linear berganda digunakan untuk
uji uji pengaruh
secara parsial dan koefisien determinasi untuk uji secara simultan. persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Y it = α + β1itX1it + β2itX2it + β3itX3it + β4itX4it + β5itX5it + β6itX6it
+ β7itX7it + e it
Keterangan : Y = Pengungkapan SR α = Kostanta β = koefisien regresi X1 it = Profitabilitas perusahaan i pada tahun t Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 40
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala X2 it = Leverage perusahaan i pada tahun t X3 it = Ukuran perusahaan i pada tahun t X4 it = jumlah Dewan Komisaris perusahaan i pada tahun t X5 it = Frekuensi rapat dewan komisaris perusahaan i pada tahun t X6 it =Jumlah dewan komisaris independen perusahaan i pada tahun t X7 it = Komite audit perusahaan i pada tahun t e it = Pengaruh variabel lain (epsilon) atau (error term)
jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan
komite
secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Nilai Adjustedted R Square sebesar 0,236 atau 23,6%
menunjukkan
bahwa
profitabilitas,
leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN
audit
dewan komisaris
independen dan
komite audit secara bersama-samaberpengaruh Model
Unstandardiz ed Coefficients
B
Standa rdized Coefficie nts Std Beta . Error
(Co ,23 nsta ,779 0 nt) X ,14 ,570 1 0 X ,03 ,034 2 9 X ,01 ,003 1 13 X ,00 ,011 4 9 X ,00 ,005 5 2 X ,16 -,189 6 6 X ,04 -,097 7 8 a. Dependent Variable: CSR
T
terhadap pengungkapan CSR. Sebesar 23,6% .
Sig.
Sedangkan 76,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Pengaruh Profitabilitas secara parsial terhadap Pengungkapan CSR 3,39 1
,001
Koefisien
regresi
untuk
untuk
profitabilitas (X1) positif sebesar 0,570. Nilai
,411
4,05 9
,000
tersebut
,091
,855
,395
penambahan 1 satuan atau 100% pada ROA
,026
,236
,814
menunjukkan
bahwa
setiap
maka akan menambah indeks pengungkapan
,125 ,228 -,112 -,220
1,18 1 2,24 5 1,139 2,031
,241 ,028 ,258 ,046
sebesar
57,0%.
Selanjutnya
karena
nilai
koefisien regresi profitabilitas tidak sama dengan nol (0,570 ≠ 0), maka Ha2 diterima. Artinya profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil yang samajuga diperoleh dari penelitian Badjuri (2013), Sitepu dan Siregar (2008). Mereka berhasil membuktikan bahwa
Hasil Pengujian secara Simultan
Nilai
profitabilitas memiliki pengaruh yang positif
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,236.
signifikan
tersebut
Alasannya para pemegang saham menginginkan
menunjukkan
bahwa
nilai
2
terhadap
pengungkapan
CSR.
Adjusted R Square (R ) tidak sama dengan nol
informasi
(R Square ≠ 0) maka Ha1 diterima. Artinya
pendapatan suatu perusahaan, akan tetapi lebih
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, 41 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
yang
tidak
hanya
mengenai
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dari itu para pemegang saham membutuhkan informasi
sejauh
mana
perusahaan
dapat
menggunakan pendapatan yang dimiliki untuk
sebagai kreditur. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR
membiayai kegiatan operasional perusahaan, baik dari internal maupun eksternal perusahaan, termasuk kegiatan aktivitas sosial perusahaan.
Koefisien regresi untuk untuk ukuran perusahaan (X3) positif sebesar 0,003. Nilai tersebut
menunjukkan
bahwa
setiap
penambahan satu satuan total aktiva akan Pengaruh Leveragesecara parsial terhadap Pengungkapan CSR
menambah indeks pengungkapan sebesar 3%. Selanjutnya karena nilai koefisien regresi
Koefisien regresi untuk untukleverage (X2) positif sebesar 0,034. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 satuan atau 100%
pada DER maka akan
profitabilitas tidak sama dengan nol (0,003 ≠ 0), maka Ha4 diterima. Artinya ukuran perusahaan secara
parsial
berpengaruh
terhadap
pengungkapan CSR.
menambah indeks pengungkapan sebesar 3,4%. Hasil ini konsisten dengan penelitian
Selanjutnya karena nilai koefisien regresi leverage tidak sama dengan nol (0,034 ≠ 0), maka Ha3 diterima. Artinya leverage secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan
Badjuri (2010), Utari (2010), Sulastini (2007) yang
menyatakan
secara
teoritis
perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, perusahaan
CSR.
bahwa
yang
lebih
besardengan
aktivitasoperasi dan pengaruh yang lebih besar Apabila
perusahaan
menggunakan
hutang secara terus menerus, maka kewajiban yang ditanggung perusahaanpun semakin besar. Kewajiban untuk membayar hutangpun akan
terhadap
masyarakat
cenderung
memiliki
pemegang saham yang memperhatikan program sosial
yang
dibuat
perusahaan
sehingga
pengungkapan CSR akan semakin luas.
lebih diprioritaskan dari pada melakukan aktivitas sosial, namun akan berbeda alasannya bila dikaitkan dengan teori agensi, dalam teori
Pengaruh Jumlah dewan komisaris terhadap Pengungkapan CSR
agensi, biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal keagenan itu lebih tinggi sehingga perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi
sosial
Pengungkapan untuk
perusahaan
informasi
menghilangkan
mereka.
sosial
diperlukan
keraguan
pemegang
obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka
Koefisien regresi untuk untuk jumlah dewan komisaris (X4) positif sebesar 0,011. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 orang anggota dewan komisaris atau
100%
pengungkapan
akan
menambah
indeks
sebesar 11%. Selanjutnya
karena nilai koefisien regresi profitabilitas tidak sama dengan nol (0,011 ≠ 0), maka Ha5 Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 42
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diterima. Artinya jumlah dewan komisaris
membahas pelaksanaan corporate governance
secara
parsial
berpengaruh
terhadap
termasuk pengungkapan CSR. Rapat dewan
CSR.Hasil
tersebut
komisaris merupakan salah satu ruang yang
menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah
insentif untuk mengarahkan, memantau dan
dewan komisaris maka tingkat pengawasan dan
mengevaluasi
tekanan terhadap manajemen semakin baik
strategis.Rapat dewan komisaris yang diadakan
sehingga
secara
pengungkapan
mendorong
manajemen
dalam
mengungkapkan informasi sosialnya.
pelaksanaan
berkala
dan
kebijakan
berbobot
mampu
memberikan nilai tambah bagi perusahaan,
Hasil ini konsisten dengan penelitian
termasuk meningkatkan pengungkapan CSR.
Coller dan Gregory (1999) dalam Suharjhanto, dkk
(2012)
yang
menunjukkan
bahwa
pengendalian terhadap Chief Executif Officer
Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris Independen terhadap Pengungkapan CSR
(CEO) dan monitoring yang dilakukan akan
Koefisien regresi untuk untuk jumlah
semakin efektif bila dilakukan oleh dewan
dewan komisaris independen (X6) negatif
komisaris
sehingga
sebesar -0,189. Nilai tersebut menunjukkan
komisaris,
bahwa setiap pengurangan 1 orang dewan
semakin
dalam besar
jumlah jumlah
besar, dewan
kemampuannya untuk melindungikepentingan
komisaris independen atau 100%
stakeholder semakin baik.
mengurangi indeks pengungkapan
akan sebesar
18,9%. Selanjutnya karena nilai koefisien Pengaruh Frekuensi Rapat Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan CSR Koefisien regresi untuk untuk
regresi jumlah dewan komisaris independen tidak sama dengan nol (-0,189≠0), maka Ha7
frekuensi rapat dewan komisaris (X5)positif
diterima. Artinya jumlah dewan komisaris
sebesar
secara
0,005.
Nilai
tersebut
menunjukkanbahwa setiap penambahan 1x rapat atau 100%
akan menambah indeks
pengungkapan sebesar 5%. Selanjutnya karena nilai koefisien regresi frekuensi rapat dewan komisaris tidak sama dengan nol (0,005 ≠ 0), maka Ha6 diterima. Artinya frekuensi rapat dewan komisaris secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah pertemuan dewan komisaris akan memberikan lebih banyak waktu untuk 43 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
parsial
berpengaruh
terhadap
pengungkapan CSR. Alasan
yang
menjelaskan
pengaruh
negatif tersebut adalah adanya kemungkinan pemilihan
dan
independen
yang
pengangkatan kurang
komisaris
efektif.Hal
ini
merupakan isu atau hal yang penting bahwa banyak
anggota
dewan
komisaris
tidak
memiliki kemampuan dan tidak menunjukkan independensinya, sehingga fungsi pengawasan tidak berjalan dengan baik.
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pengaruh Komite Pengungkapan CSR
Audit
terhadap
komisaris
dan Komite audit
berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pengungkapan
Koefisien regresi untuk untuk komite
CSR.
audit (X7) negatif sebesar -0,097. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap pengurangan 1
Saran
orang komite audit independen atau 100% akan mengurangi indeks pengungkapan
sebesar
Peneliti memberikan beberapa saran bahwa
pihak
manajemen
dan
investor
18,9%. Selanjutnya karena nilai koefisien
perusahaan harus mempertimbangkan bahwa
regresi komite audit tidak sama dengan nol (-
faktor
0,097 ≠ 0), maka Ha8 diterima. Artinya komite
perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi
audit secara parsial berpengaruh terhadap
rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris
pengungkapan CSR
independen dan komite audit adalah bagian
Hal ini dapat dijelaskan bahwa jumlah komite audit yang rata-rata beranggotakan 3 orang dimungkinkan hanya sebagai formalitas untuk memenuhi peraturan Bapepam tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite
audit,
tanpa
mempertimbangkan
profitabilitas,
leverage,
ukuran
informasi yang mempunyai andil yang besar terhadap
keputusan
pengungkapan manufaktur
CSR. agar
melakukan
kebijakan
Bagi
perusahaan
menjaga
kestabilan
keuntungan (profit), manusia (people) dan lingkungan(planet) berdasarkan prosedur yang tepat dan profesional agar tercipta pelaksaan
efektivitas dan komplekitas perusahaan.
CSR yang baik di Indonesia. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan
dapat
disimpulkan
bahwa
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah dewan komisaris, frekuensi rapat dewan
Anggraini, Fr. Reni. 2006. Pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEI). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.
komisaris, jumlah dewan komisaris independen dan
komite
audit
secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility.Secara parsial profitabilitas,
Forum Corporate Governance Indonesia (FCGI). 2002. Peranan dewan komisaris dan komite audit dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan (corporate governance). Jakarta.
leverage, ukuran perusahaan dan Jumlah dewan komisaris secara parsial berpengaruh positif terhadap CSR.SedangkanFrekuensi
pengungkapan rapat
dewan
Gujarati, Damodar N. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi Ketiga. Jilid Satu. Jakarta: Erlangga. Jizzi, muhammad, Salama, Dixion dan Rebecca. Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 44
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2013. Corporate Governance and Corporate Social Responsibility Disclosure: Eviden from US Banking Sector. Journal of Business Ethics. pp 1-15
Laraswita, Novalita dan Indrayani, Emmy.2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Sektor Properti dan Real Etate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Universitas Gunadarma. Mulyadi. 2002. Auditing: Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat. Sancahya, Nistatya Dewa. 2010. Pengaruh corporate social responsibility terhadap profitabilitas perusahaan (studi pada perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun 2007-2009). Skripsi. Surakarta:Universitas Sebelas Maret. Scott, Williams. R. 2000. Financial Acounting Theory. Edisi 4. USA: Practice Hall Sekaran, Uma.2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat. Susanti, S. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Cosmetics and Household.Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol.1, No. 1, Hal: 152-167.
45 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014