Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164 pp. 90- 97
8 Pages
PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN DAN KUALIAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP TINGKAT PENYERAPAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN ACEH UTARA Monik Zarinah¹, Dr. Darwanis, SE, M.Si, Ak2, CA, Dr. Syukriy Abdullah, SE, M.Si, Ak3 1)
2)
Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Prodi Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
[email protected]
Abstract: This study aimed to examine the influence of budget planning, and human resources quality (either jointly or partially) on the budget absorption rate of government work units in Kabupaten Aceh Utara. This is a hypothesis testing research which is based on the data that collected by questionnaires and analyzed using multiple linear regressions. The population comprised a total of 63 government work units (SKPD) in Kabupaten Aceh Utara. The data analysis is carried out using SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 18.0. The results indicate that budget planning, and human resources quality affects the budget absorption rate of government work units, both simultaneously and partially. Keywords: Budget Planning, Human Resources Quality, and Budget Absorption Rate.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perencanaan anggaran, dan kualitas sumber daya manusia (baik secara simultan maupun parsial) terhadap tingkat penyerapan anggaran satuan kerja perangkat daerah di Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini merupakan hypothesis testing research dengan pengujian menggunakan regresi linier berganda dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Populasi penelitian adalah 63 SKPD di Kabupaten Aceh Utara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 18.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya manusia berpengaruh baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap tingkat penyerapan anggaran SKPD.
Kata kunci : Perencanaan Anggaran, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Tingkat Penyerapan Anggaran. rencana kerja SKPD akan disampaikan kepada
PENDAHULUAN Setiap tahunnya pemerintah daerah membuat
DPRD sebagai bahan pertimbangan penyusunan
rencana keuangan tahunan yang tertuang dalam
Rancangan
APBD
(RAPBD)
untuk
disahkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
menjadi APBD. Anggaran yang telah disahkan
yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
diharapkan dapat diserap oleh pemerintah daerah.
Daerah (DPRD). Perencanaan dan Penganggaran
Tingkat penyerapan anggaran pemerintah pusat
APBD tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25
dan daerah sering menjadi topik utama yang dibahas
Tahun
Perencanaan
baik oleh para pengamat ekonomi maupun lembaga
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor
swadaya masyarakat (LSM) sebagai salah satu
17
Negara.
indikator kegagalan birokrasi. Kegagalan target
Berdasarkan undang-undang tersebut Kepala SKPD
penyerapan anggaran memang berakibat hilangnya
selaku pengguna anggaran menyusun rencana kerja
manfaat belanja, karena dana yang dialokasikan
dan anggaran SKPD yang berpedoman pada Renja
ternyata tidak semuanya dapat dimanfaatkan oleh
(Rencana Kerja) SKPD. Recana kerja anggaran dan
pemerintah yang artinya ada dana yang menganggur
2004
Tahun
tentang
2003
tentang
Sistem
Keuangan
Volume 5, No. 1, Februari 2016
- 90
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (idle money) (BPKP, 2011).
merupakan faktor tunggal yang paling penting
Tabel 1 Realisasi APBK Aceh Utara Tahun 2012-2014
di tingkat pemerintah daerah, dan dapat memperparah semua kesulitan lainnya dalam
(Kumulatif)
penyerapan anggaran (Ministry of Finance, Planning
and
Economic
Development
of
Uganda, 2011). Selain perencanaaan anggaran, kualitas sumber daya manusia dalam hal ini pegawai negeri sipil sebagai aparat pengelolan keuangan juga Sumber:
Dinas
Pengelolaan
Keuangan
dan
Kekayaan Daerah Kabupaten Aceh Utara
1
menunjukkan
faktor
yang
mempengaruhi
keterlambatan penyerapan anggaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maulana (2011)
(data diolah) (2015) Tabel
menjadi
pola
penyerapan
bahwa
belum
maksimalnya
penyerapan
anggaran pada Kabupaten Aceh Utara. Pada akhir
penggunaan anggaran APBD oleh beberapa
tahun, serapan anggaran Kabupaten Aceh Utara juga
SKPD menunjukkan bahwa SKPD tersebut
relatif rendah. Untuk tahun 2012-2014 masing-
belum mampu memaksimalkan sumber daya
masing hanya mencapai 84,04%, 93,33%, dan
manusianya.
91,64%.
Rendahnya
anggaran
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini
menimbulkan risiko ekonomi makro dan tidak
adalah untuk menguji pengaruh perencanaan
tercapainya
penyerapan
target
pertumbuhan
ekonomi.
Sedangkan lambannya penyerapan anggaran atau penumpukan di triwulan terakhir juga menimbulkan risiko
akuntabilitas
keuangan
negara,
seperti
memaksakan pelaksanaan kegiatan yang tidak perlu, lemahnya perencanaan kegiatan, dan menurunnya kualitas pelaksanaan kegiatan (BPKP, 2012).
anggaran dan kualitas sumber daya manusia baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap tingkat penyerapan anggaran SKPD pada Kabupaten Aceh Utara. KAJIAN KEPUSTAKAAN
Tingkat Penyerapan Anggaran
Penyerapan anggaran yang terlambat perlu mendapatkan
perhatian
pemerintah.
Darma
yang (2014)
serius
Menurut
Noviwijaya
&
Rohman
(2013)
dari
penyerapan anggaran satuan kerja adalah “proporsi
menyatakan
anggaran satuan kerja yang telah dicairkan atau dalam
satu
tahun
anggaran”.
pemerintah daerah harus berperan lebih baik
direalisasikan
terhadap
serapan
Mengukur daya serap membutuhkan lebih dari
anggarannya dengan melakukan peningkatan
sekedar membandingkan dana yang tersedia dan
kualitas perencanaan dan sumber daya manusia.
pengeluaran yang sebenarnya. Bahkan jika 100%
peningkatan
daya
Perencanaan anggaran yang buruk adalah hambatan yang signifikan, yang mencegah peningkatan penyerapan anggaran. Perencanaan 91 -
Volume 5, No. 1, Februari 2016
dari
anggaran
yang
dialokasikan
dihabiskan
mungkin ada kendala daya serap yang telah menyebabkan realokasi dana dan/atau kegagalan untuk melaksanakan rencana kerja (Ministry of
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Finance, Planning and Economic Development of Uganda, 2011).
Glenngard & Maina (2007) mengidentifikasi permasalahan terkait dengan kemampuan untuk
Hingga saat ini pemerintah pusat maupun
menghabiskan anggaran yang tersedia disebabkan
daerah belum memiliki definisi baku tentang standar
oleh terpecahnya proses perencanaan dan alokasi
dari berapa persen suatu daerah masuk ke dalam
keuangan karena lemahnya kapasitas perencanaan di
kategori mengalami keminiman penyerapan APBD.
semua tingkatan dalam sistem. Pendekatan top-down
Namun, ada beberapa daerah yang memiliki pakta
yang diterapkan di tingkat pusat tanpa kejelasan
integritas yang kemudian ditanda-tangani oleh
peran dan tanggung jawab, arahan yang tidak tepat
Kepala SKPD, bahwa suatu pemerintah daerah akan
dan
tercatat mengalami keminiman serapan anggaran
ketidakpastian dan menghambat proses perencanaan
apabila sampai dengan akhir tahun tidak mampu
bagi SKPD terkait.
merealisasikan 90% dari total APBD yang telah disusun (Arif & Halim, 2011).
komunikasi
yang
buruk
menyebabkan
Kualitas Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia berhubungan dengan kemampuan terhadap detail tugas dan tanggung
Perencanaan Anggaran Proses perencanaan anggaran merupakan salah
jawab pada tingkat: (1) mempersiapkan deskripsi
satu langkah penting dalam pengelolaan anggaran.
pekerjaan; (2) jumlah dan kualifikasi staf; dan (3)
Sejak dua belas bulan sebelum tahun anggaran
terpenuhinya kebutuhan perekrutan. Faktor kunci
dimulai, proses perencanaan anggaran sudah mulai
keberhasilan dalam pengelolaan anggaran adalah
berjalan (BPKP, 2012).
staf yang berpengalaman dan mempunyai motivasi.
Menurut Direktorat Jenderal Perimbangan
Disetiap SKPD harus mempunyai sumber daya yang
Keuangan (2013:127) perencanaan sebagai
terlatih dan mampu menangani tugas-tugasnya. Staf
acuan bagi penganggaran pada dasarnya adalah
juga harus dilengkapi dengan uraian tugas yang tepat
proses untuk menyusun rencana pendapatan, belanja, dan pembiayaan untuk suatu jangka
penyelenggaraan
tugas
tergantung pada kesempurnaan aparatur negara
Aspek perencanaan yang tidak matang dalam penentuan anggaran yang akan disajikan akan berdampak pada tidak akan berjalannya program kerja dengan baik, hal ini dikarenakan tidak antara
Kelancaran
pemerintahan dan pembangunan nasional sangat
waktu tertentu.
selarasnya
(Hovart, 2005).
perencanaan
anggaran
dan
program kerja yang akan dilaksanakan sehingga menjadi salah satu faktor penyebab minimnya penyerapan anggaran (Arif & Halim, 2013). Persiapan dokumen perencanaan anggaran bukanlah proses yang mudah. Dibutuhkan dokumen pembangunan nasional strategis yang menyeluruh yang digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan anggaran (Hovart, 2005).
khususnya pegawai negeri. Untuk membentuk aparatur
yang
sempurna
diperlukan
upaya
peningkatkan manajemen pegawai negeri sipil yang diatur secara menyeluruh, dengan menerapkan norma, standar, dan prosedur yang seragam dalam penetapan
formasi,
pengadaan,
pengembangan,
penetapan gaji, dan program kesejahteraan serta pemberhentian
yang
merupakan
unsur
dalam
manajemen pegawai negeri sipil, baik pegawai negeri sipil pusat maupun pegawai negeri sipil daerah. Dengan adanya keseragaman tersebut, diharapkan akan dapat diciptakan kualitas pegawai negeri sipil yang seragam di seluruh Indonesia
Volume 5, No. 1, Februari 2016
- 92
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (Undang-undang No. 43 Tahun 1999).
berhubungan dengan penelitian.
Keterampilan individu juga menjadi nilai
Analisis data pada penelitian ini menggunakan
tambah bagi seseorang. Keterampilan individu
SPSS (Statistical Package for Social Science).
seorang PNS mengacu pada tingkat pendidikan dan
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian
pelatihan tenaga kerja, dan pengalaman yang
ini adalah analisis regresi linier berganda (mutiple
diperoleh dalam bidang pengetahuan yang diberikan
regression
dari waktu ke waktu. Hal ini diterima secara luas
berganda yang digunakan untuk meneliti pengaruh
bahwa staf berpendidikan tinggi dan secara teknis
X1, dan X2 terhadap Y adalah sebagai berikut:
analysis).
Persamaan
regresi
linier
Y = α + β 1X1 + β 2X2 + ε
yang berkualitas lebih mudah menerima pembauran dan mampu mentransformasi pengetahuan eksternal
Dimana
yang tersedia (Caloghirou et al, 2004 & Vinding,
Anggaran, α adalah Konstanta, β1β2 adalah
2000 dalam Vega, 2007). Dengan kata lain, perusahaan dengan karyawan yang berpendidikan tinggi dan terlatih akan memiliki kemampuan merealisasikan tingkat penyerapan anggaran yang
Y
adalah
Tingkat
Penyerapan
Koefisien regresi, X1 adalah Perencanaan Anggaran, dan X2 adalah Kualitas SDM dan ε adalah Error. Data yang diperoleh dari responden melalui
lebih tinggi.
kuesioner perlu untuk diuji, baik validitas maupun reliabilitas. Pengujian validitas dilakukan untuk
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jenis investigasi yang dilakukan adalah
menguji atau untuk mengetahui apakah konsep yang diukur tepat (Sekaran, 2006:39).. Sementara reliabilitas merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (error free).
kausalitas, dengan unit analisis organsiasi yaitu seluruh SKPD yang terdapat di Kabupaten Aceh
HASIL PEMBAHASAN
Utara. Penelitian ini merupakan studi lapangan
Pengaruh
(field study) dengan horison waktu one shot study. Populasi dalam penelitian ini adalah tingkat
Kualitas
Perencanaan
Sumber
Daya
Anggaran Manusia
dan
terhadap
Tingkat Penyerapan Anggaran.
organisasional yaitu seluruh SKPD di lingkungan pemerintah
daerah
Kabupaten
Aceh
Utara.
Penelitian ini menggunakan metode sensus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan
Untuk menguji pengaruh perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya manusia secara bersamasama
terhadap
tingkat
penyerapan
anggaran
dilakukan dengan melihat koefesien regresi (β) masing-masing variabel, dengan kriteria apabila
data yang langsung diperoleh dari sumber data
paling sedikit terdapat satu βi (i=1,2) ≠ 0, maka
pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian.
hipotesis
Data sekunder berupa Laporan Realisasi Fisik dan
pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan
Keuangan, buku, jurnal, artikel, penelitian terdahulu
software SPSS dapat dilihat pada Tabel 1.
dan 93 -
peraturan-peraturan
yang
khususnya
Volume 5, No. 1, Februari 2016
tidak
dapat
ditolak/diterima.
Hasil
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,181
Tabel 2 Hasil Uji Regresi Nama Variabel
Koefisien Regresi (β)
Konstanta
1,752
X1
Perencana an anggaran
0,189
X2
Kualitas SDM
0,220
bermakna bahwa tingkat penyerapan anggaran R
0,425
R2
0,181
dipengaruhi oleh perencanaan anggaran dan kualitas
SDM
sebesar
sisanya
sebesar
18,1%, sedangkan
81,9%
dipengaruhi
oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Sumber: Data Primer Diolah (2015)
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh persamaan
Arif & Halim (2013), Kuswoyo (2012), Sukadi (2012),
regresi liner berganda sebagai berikut:
dan
Herriyanto
(2012)
yang
menunjukkan bahwa perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya manusia menjadi faktor
Y=1,752+0,189X1+0,220X2+ ε
yang Hasil pengujian pengaruh perencanaan
mempengaruhi
keterlambatan
dalam
penyerapan anggaran.
anggaran (X1) dan kualitas SDM (X2) terhadap tingkat
penyerapan
anggaran
(Y)
secara
bersama-sama diperoleh bahwa semua koefisien regresi () masing-masing variabel independen
Pengaruh Perencanaan Anggaran terhadap Tingkat Penyerapan Anggaran. Koefisen regresi (β) variabel perencanaan anggaran diperoleh sebesar 0,189 atau β ≠ 0. Hal ini
tidak sama dengan nol (1 = 0,189) dan (2 =
menunjukan bahwa hipotesis kedua diterima, artinya
0,220). Ketentuannya yaitu jika paling sedikit
perencanaan anggaran berpengaruh terhadap tingkat
ada i (i = 1, 2) ≠ 0, maka X1 dan X2
penyerapan
berpengaruh secara bersama-sama terhadap Y.
anggaran (X1) mempunyai pengaruh yang positif
Artinya hipotesis pertama diterima, yaitu
atau dengan kata lain setiap terjadi peningkatan
perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya
perencanaan anggaran sebesar 1 satuan, maka akan
manusia secara bersama-sama berpengaruh
Variabel
perencanaan
meningkatkan tingkat penyerapan anggaran sebesar 0,189
terhadap tingkat penyerapan anggaran.
anggaran.
satuan
pada
skala
interval.
Hal
ini
menunjukkan bahwa semakin baik perencanaan
Nilai konstanta diperoleh sebesar 1,752 satuan menunjukkan bahwa jika X1 dan X2
anggaran
maka
akan
semakin
baik
tingkat
penyerapan anggaran. Sebagaimana hasil laporan
tidak sama dengan nol, maka besarnya Y adalah
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (2014)
1,752 satuan.
bahwa besar kecilnya tingkat penyerapan belanja
Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,425
daerah dalam mendanai pelayanan publik sangat
menunjukkan bahwa perencanaan anggaran dan
dipengaruhi oleh proses perencanaan anggaran dan
kualitas SDM memiliki hubungan (korelasi)
penetapan APBD.
yang
cukup
(sedang)
penyerapan anggaran.
dengan
tingkat
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Arief dan Halim (2013) yang menemukan bahwa
Volume 5, No. 1, Februari 2016
- 94
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala aspek perencanaan yang tidak matang dalam
Hasil penelitian Arif & Halim (2013) menunjukkan
penentuan anggaran yang akan disajikan akan
bahwa penempatan pegawai memerlukan perhatian
berdampak pada tidak akan berjalannya program
yang penuh dari pimpinan daerah dan pimpinan
kerja dengan baik, dikarenakan tidak selarasnya
SKPD. Namun hasil penelitian ini tidak tidak sejalan
antara perencanaan anggaran dan program kerja
dengan penelitian Kuswoyo (2012) dan Sukadi
yang akan dilaksanakan yang berdampak pada
(2012) yang tidak mengidentifikasi faktor kualitas
penyerapan anggaran. Penelitian Herriyanto (2012)
sumber daya manusia sebagai salah satu faktor yang
juga menemukan bahwa perencanaan anggaran
dapat
mempengaruhi tingkat penyerapan anggaran.
anggaran pada akhir tahun anggaran.
Pengaruh Kualitas SDM terhadap Tingkat
KESIMPULAN DAN SARAN
Koefisen regresi (β) variabel kualitas
1.
penyerapan
2.
mempunyai
terhadap
bersama-sama
tingkat
penyerapan
Perencanaan anggaran berpengaruh terhadap tingkat
tingkat penyerapan anggaran. Variabel kualitas (X2)
secara
anggaran SKPD di Kabupaten Aceh Utara.
sumber daya manusia berpengaruh terhadap
manusia
manusia
berpengaruh
atau β ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima, artinya kualitas
Perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya
sumber daya manusia diperoleh sebesar 0,220
daya
penumpukan
Kesimpulan
Penyerapan Anggaran.
sumber
mempengaruhi
penyerapan
anggaran
SKPD
di
Kabupaten Aceh Utara. 3.
Kualitas sumber daya manusia berpengaruh
pengaruh yang positif atau dengan kata lain
terhadap tingkat penyerapan anggaran SKPD di
setiap terjadi peningkatan kualitas sumber daya
Kabupaten Aceh Utara.
manusia sebesar 1 satuan, maka tingkat
Penelitian
penyerapan
anggaran
akan
meningkatkan
keterbatasan,
ini
tentunya
antara
lain:
memiliki
Penelitian
ini
sebesar 0,220 satuan pada skala interval.
menggunakan instrument berupa kuesioner
Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
sehingga kesimpulan yang diambil hanya
kualitas sumber daya manusia maka akan
berdasarkan data yang dikumpulkan melalui
semakin baik pula tingkat penyerapan anggaran.
kuesioner, sehingga menimbulkan masalah jika
Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan
jawaban responden berbeda dengan keadaan
Herriyanto (2012) yang menunjukkan bahwa
yang sebenarnya. Keadaan seperti ini tidak
sumber daya manusia merupakan faktor yang
dapat dikendalikan karena diluar kemampuan
berpengaruh
peneliti. Kedua, peneliti tidak melakukan
terhadap
keterlambatan
penyerapan anggaran. Penelitian Miliasih (2012) juga menemukan
wawancara secara langsung terhadap responden dan peneliti tidak terlibat langsung dalam
bahwa kurangnya sumber daya manusia yang
aktivitas
berkualitas baik pejabat pengelola maupun staf dapat
sehingga
mengakibatkan terlambatnya penyerapan anggaran.
berdasarkan data yang telah diambil melalui
95 -
Volume 5, No. 1, Februari 2016
penyerapan
anggaran
kesimpulan
hanya
di
SKPD, diambil
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penggunaan instrumen penelitian secara tertulis. Ketiga, penelitian ini hanya menggunakan dua variabel
independen
yaitu
perencanaan
anggaran dan kualitas sumber daya manusia sehingga diduga masih banyak variabel lain yang
mempengaruhi
tingkat
penyerapan
anggaran SKPD di Kabupaten Aceh Utara. Saran Dalam upaya untuk meningkatkan penyerapan anggaran, peneliti menyarankan agar pemerintah memberikan
perhatian
yang
serius
terhadap
permasalah penyerapan anggaran, dengan cara terus memperbaiki proses perencanaan anggaran dengan menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja, menetapkan analisis standar biaya dan standar pelayanan minimal. Peningkatan kualitas sumber daya aparatur sebagai pengelola keuangan dapat dilakukan dengan menerapkan norma, standar, dan prosedur yang seragam dalam penetapan formasi, pengadaan, pengembangan, penetapan gaji, dan program kesejahteraan serta pemberhentian pegawai. Selain itu, Penambahan variabel-variabel lain seperti pelaksanaan anggaran, pengadaan barang dan jasa, dan administrasi serta peningkatan jumlah responden pada populasi penelitian diharapkan dapat membuat penelitian yang lebih baik, sehingga hasil koefisien regresi yang dihasilkan lebih tinggi dan variabel lain dapat ditentukan dengan lebih tepat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arif, E. & A. Halim. (2013). Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Minimnya Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011. Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado, 25-28. BPKP. (2011). Menyoal Penyerapan Anggaran.
Yogyakarta: Paris Review. --------. (2012). Mencari Solusi bagi Serapan yang Tersumbat. Jakarta Timur: Warta Pengawasan. Darma, R. (2014). Pengaruh Waktu Penetapan Anggaran, Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya, dan Perubahan Anggaran terhadap Serapan Anggaran pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh. Tesis. Banda Aceh: Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. (2013). Perencanaan dan Penganggaran Daerah Kursus Keuangan Daerah. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia. --------------------------------------------------------. (2014). Laporan Pelaksanaan Spending Performance (Dalam Mendanai Pelayanan Publik). Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Glenngard, A.H. & T. M. Maina. (2007). Reversing The Trend of Weak Policy Implementation in The Kenyan Health Sector? A Study of Budget Allocation and Spending of Health Resources Versus Set Priorities. Health Research and System, 5, 3. BioMed Central. Herriyanto, H. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi Keterlambatan Penyerapan Anggaran Belanja pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di Wilayah Jakarta. Tesis. Jakarta: FEUI. Hovart, A. (2005). Why Does Nobody Care about The Absorption?. WIFO Working Paper. No. 258. Vienna. Kuswoyo, I. D. (2012). Analisis atas Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terkonsentrasinya Penyerapan Anggaran Belanja di Akhir Tahun Anggaran (Studi pada Satuan Kerja di Wilayah KPPN Kediri). Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Maulana, D. (2011). Analisis Penelusuran Anggaran APBD Provinsi Banten di Sektor Pembangunan Sumber Daya Manusia. Simposium Nasional Otonomi Daerah. Banten: Universitas Serang Raya. Miliasih, R. (2012). Analisis Keterlambatan Penyerapan Anggaran Belanja Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga TA 2010 di Wilayah Pembayaran KPPN Pekanbaru. Tesis. Universitas Indonesia.
Ministry of Finance, Planning and Economic Development of Uganda. (2011). Absorptive Capacity Constraints: The Causes and Implications for Budget Volume 5, No. 1, Februari 2016
- 96
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Execution. Uganda. Development Policy Department.
East Africa. and Research
Noviwijaya, A. & A. Rohman. (2013). Pengaruh Keragaman Gender dan Usia Pejabat Perbendaharaan Terhadap Penyerapan Anggaran Satuan Kerja (Studi Empiris pada Satuan Kerja Lingkup Pembayaran KPPN Semarang I). Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 2 (3): 1-10. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang PokokPokok Kepegawaian. Sekaran, U. (2006). Research Methods for Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 2 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Sukadi. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penumpukan Penyerapan Anggaran Belanja pada Akhir Tahun Anggaran. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Vega, J. (2007). An Analytical Model of Absorptive Capacity. Paper to be presented at The Druid Summer Conference on Appropriability, Proximity, Routines and Innovation. Copenhagen: Denmark.
97 -
Volume 5, No. 1, Februari 2016