IV. METODE PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan,
Jawa Tengah (Lampiran 1). Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan alasan dan kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto yang merupakan salah satu pusat kegiatan perikanan di Kabupaten Pekalongan dengan sumbangan hasil produksi perikanan tangkap yang besar di Kabupaten Pekalongan. Selain itu, TPI Wonokerto memiliki SPDN yang merupakan bentuk subsidi solar untuk nelayan kecil di Kabupaten Pekalongan, sehingga pengaruh subsidi solar terhadap kelestarian sumberdaya ikan dan pendapatan nelayan dapat dikaji. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei 2011 dengan pengambilan data primer maupun sekunder. 4.2
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series, yaitu
data effort dan hasil tangkapan selama 14 tahun. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, diantaranya Dinas Kelautan dan Perikanan, TPI Wonokerto, Badan Pusat Statistik Daerah, Kecamatan Wonokerto, dan jurnal-jurnal yang terkait, serta hasil penelusuran internet. Data primer dalam penelitian diperoleh dari wawancara terhadap nelayan payang gemplo di TPI Wonokerto. Data yang dibutuhkan dari wawancara diantaranya adalah biaya operasional dan biaya tetap ketika melaut.
32
4.3
Penentuan Jumlah Responden Pemilihan responden dalam penelitian dilakukan secara purposive
sampling, yaitu pemilihan secara sengaja berdasarkan alasan dan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Responden adalah pelaku dalam kegiatan di sektor perikanan dan aktor yang mengerti informasi yang berkaitan dengan perikanan, yaitu nelayan payang gemplo maupun pemerintah daerah. Nelayan payang gemplo merupakan nelayan yang menerima subsidi solar dan berlabuh di TPI Wonokerto, serta hasil tangkapan utamanya adalah ikan teri nasi. 4.4
Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data sekunder dan
data primer. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari pengamatan langsung di lapangan dan data hasil wawancara responden penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari pihak yang terkait dengan perikanan di Kabupaten Pekalongan, khususnya di TPI Wonokerto. Data sekunder diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pekalongan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Pekalongan, dan Kecamatan Wonokerto. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian secara jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1 dapat dilihat terdapat data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam analisis bioekonomi ikan teri nasi di perairan Kabupaten Pekalongan, seperti data produksi ikan, effort, biaya trip, harga ikan, dan Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK Kabupaten Pekalongan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pekalongan menggunakan tahun dasar 2007.
33
Tabel 1. Jenis dan Sumber Data Penelitian yang Digunakan Jenis Data Data Primer : 1. Biaya trip nelayan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan 3. Musim penangkapan ikan 4. Sistem bagi hasil Data Sekunder : 1. Data Geografis dan Demografis 2. Data Produksi Ikan 3. Data Effort (upaya penangkapan) 4. Data harga ikan 5. Indeks harga konsumen
4.5
Sumber Data
Wawancara nelayan dan survey lapangan
Output Besaran biaya trip nelayan Besaran pendapatan nelayan Musim penangkapan ikan teri Besaran pendapatan ABK
Kecamatan Wonokerto DKP Kabupaten Pekalongan DKP Kabupaten Pekalongan DKP Kabupaten Pekalongan BPS Kabupaten Pekalongan
Gambaran umum wilayah Produksi ikan tahunan Effort tahunan Harga nominal ikan Harga riil dan biaya trip riil
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian diolah secara manual dan
menggunakan komputer dengan program Microsoft Office Excel 2007, SPSS 16.0 for Windows, Minitab 16, dan Maple 15. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, standarisasi harga dan biaya, analisis bioekonomi, analisis laju degradasi sumberdaya perikanan, analisis regresi berganda, dan analisis implikasi kebijakan perikanan. 4.5.1
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
karakteristik variabel-variabel dalam penelitian. Dalam penelitian, analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan potensi perikanan tangkap dan kondisi Kabupaten Pekalongan sehingga diperoleh informasi tentang kondisi tempat penelitian. Analisis deskriptif dilakukan pada data-data dalam penelitian, seperti tabel, grafik, dan gambar, serta kondisi yang secara langsung yang ditemui saat di lapangan.
34
4.5.2
Pendugaan Parameter Biologi Parameter biologi (r, q, dan K) dalam penelitian dapat diperoleh melalui
pendugaan koefisien yang dikembangkan oleh Walter dan Hilborn (1976). Persamaan Walter-Hilborn secara matematis dituliskan sebagai berikut: ππ‘+1 π β1=πβ π β ππΈπ‘ ππ‘ πΎπ π‘
(4.1)
Dengan meregresikan tangkap per unit input (upaya) pada periode t yang disimbolkan dengan Ut, Et (jumlah effort) pada periode t, dan laju perubahan biomassa yang disimbolkan dengan
ππ‘+1 ππ‘
β 1, akan diperoleh koefisien Ξ±, Ξ², dan Ξ³
secara terpisah. Secara umum bentuk persamaan regresi dituliskan sebagi berikut : ππ‘ = πΌ + π½π1π‘ + πΎπ2π‘ + ππ‘
(4.2)
Dimana : ππ‘ =
4.5.3
ππ‘+1 ππ‘
π
β 1 ; π1π‘ = ππ‘ ; π2π‘ = πΈπ‘ ; π = πΌ ; πΎ = π½π ; π = πΎ ;
(4.3)
Pendugaan Parameter Ekonomi Pendugaan parameter ekonomi diperlukan dalam penelitian agar pengaruh
inflasi terhadap harga dan biaya dalam penelitian dapat dieliminir. Menurut Fauzi dan Anna (2005), estimasi parameter ekonomi berupa harga per kg atau per ton dan biaya memanen per trip atau per hari melaut, serta sebaiknya diukur dalam ukuran riil. Artinya, nilai yang diperoleh dari hasil survei ataupun data sekunder harus dikonversi ke pengukuran riil dengan cara menyesuaikannya dengan Indeks Harga Konsumen (IHK). Harga riil untuk harga dapat dituliskan sebagai berikut : πππ‘ =
πππ‘ πΌπ»πΎπ‘
π₯ 100
(4.4)
35
dimana Prt adalah harga riil pada tahun t, Pnt adalah harga nominal pada tahun t yang akan dikonversi ke harga riil, dan IHKt adalah Indeks Harga Konsumen pada tahun t. Sedangkan untuk biaya riil dapat dituliskan sebagai berikut : πΆππ‘ =
πΆππ‘ πΌπ»πΎπ‘
π₯ 100
(4.5)
dimana Crt adalah biaya riil pada tahun t, Cnt adalah biaya nominal pada tahun t yang akan dikonversi ke harga riil, dan IHKt adalah Indeks Harga Konsumen pada tahun t. 4.5.4
Analisis Bioekonomi Analisis bioekonomi merupakan metode analisis atau pendekatan yang
digunakan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan secara optimal, dimana menggabungkan parameter biologi dan parameter ekonomi dalam perikanan. Parameter biologi berkaitan dengan kelestarian sumberdaya perikanan, sedangkan parameter ekonomi berkaitan dengan manfaat ekonomi. Parameter biologi terdiri dari laju pertumbuhan ikan (r), koefisien kemampuan tangkap (q), dan daya dukung lingkungan (K). Sedangkan parameter ekonomi meliputi harga (p) dan biaya (c) dalam produksi perikanan. Analisis bioekonomi yang memasukkan parameter ekonomi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar manfaat ekonomi yang diperoleh dari sumberdaya perikanan ketika melakukan penangkapan atau produksi perikanan. Rente ekonomi atau besar manfaat ekonomi dari aktivitas perikanan diperoleh dengan mengurangkan penerimaan total dari hasil penangkapan dengan biaya total untuk melakukan penangkapan. Secara matematis manfaat atau rente ekonomi (Ο) yang diperoleh dari aktivitas perikanan dapat dituliskan sebagai berikut: 36
π = πππ
β ππΆ = = πππΎπΈ 1 β
ππΈ π
β ππΈ
(4.6)
dimana TSR adalah penerimaan total dan TC adalah biaya total. Pendekatan bioekonomi pada prinsipnya diarahkan untuk mencari solusi optimal pengelolaan perikanan baik dalam rezim akses terbuka (open access) maupun dalam rezim pengelolaan terkendali (pada tingkat MEY) (Fauzi, 2010). Model bioekonomi dapat dihitung dengan pendekatan model WalterHilborn yang dituliskan dalam Tabel 2 berikut : Tabel 2. Formula Perhitungan Pengelolaan Sumberdaya Ikan dengan Pendekatan Walter-Hilborn Variabel Hasil tangkapan (h)
MSY ππΎ 4
Effort(E)
π 2π
Stok (x)
πΎ 2
Rente ekonomi (Ο) π. βππ π¦ β π. πΈππ π¦ Sumber : Tinungki (2005)
4.5.5
Kondisi MEY ππΎ π π 1+ 1β 4 πππΎ πππΎ 1 π 2 π
1β
π πππΎ
Open access ππ π 1β ππ πππΎ π π 1β π πππΎ
βπππ¦ π. πΈπππ¦
βππ π. πΈππ
π. βπππ¦ β π. πΈπππ¦
π. βππ β π. πΈππ
Estimasi Laju Degradasi Sumberdaya Ikan Laju degradasi dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui kelestarian
sumberdaya perikanan. Menurut Fauzi dan Anna (2005), tingkat degradasi sumberdaya ikan dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama, dilakukan pendataan mengenai input (effort) dan output (produksi) dari ikan di lokasi penelitian dalam bentuk data time series. Dari kedua data tersebut dapat dihitung estimasi stok dan tingkat panen lestari. Kemudian dengan membandingkan kondisi ekstraksi aktual dan sustainable dengan analisis trend dan contrast, dapat diketahui laju degradasi. Jika fungsi produksi lestari dari sumberdaya ikan adalah
37
βππ‘ = ππΎπΈ 1 β
ππΈ π
(4.7)
Dimana : hat = produksi aktual pada periode t q = catchability coeffisien K = carrying capacity r = pertumbuhan alami E = input Maka degradasi sumberdaya ikan dihitung berdasarkan Anna (2003) : β
=
1
(4.8)
β π π‘ 1+π β ππ‘
Dimana : Γ = koefisien laju degradasi hst = produksi lestari hat = produksi aktual 4.5.6
Regresi Linear Berganda untuk Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y)
dihubungkan atau dijelaskan lebih dari satu variabel bebas (X 1, X2, X3,...,Xn), namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linear (Hasan, 2002). Bentuk umum dari persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut (Hasan, 2002) : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ... + bnXn + e
(4.9)
Dimana : Y
= variabel terikat
a, b1, b2, b3, ..., bn = koefisien regresi X1, X2, X3, ..., Xn
= variabel bebas
Ξ΅
= standard error
38
Dalam penelitian analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan. Model dalam analisis regresi dalam penelitian ditransformasikan ke dalam bentuk Logaritma natural (Ln). Persamaan yang menggambarkan pendapatan nelayan (LnY) dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya dituliskan sebagai berikut : LnY = Ξ²0 + Ξ²1LnX1 + Ξ²2LnX2 + Ξ²3LnX3 + Ξ²4LnX4 + Ξ²5D + Ξ΅
(4.10)
Dimana : LnY
= pendapatan nelayan (Rp/tahun)
Ξ²0
= Intercept
Ξ²1, Ξ²2, Ξ²3, Ξ²4, Ξ²5
= koefisien regresi
X1
= jumlah trip (trip/tahun)
X2
= pengalaman nelayan (tahun)
X3
= biaya trip total (Rp/tahun)
X4
= produksi nelayan (Ton/Tahun)
D
= dummy (dummy bernilai 1 adalah bagi nelayan yang memperoleh manfaat subsidi solar dan dummy bernilai 0 adalah bagi nelayan yang tidak memperoleh manfaat subsidi solar)
Hipotesis sementara hasil analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut : 1. Nilai koefisien untuk jumlah trip nelayan adalah positif. Artinya, peningkatan jumlah trip nelayan akan meningkatkan hasil tangkapan nelayan, sehingga pendapatan nelayan akan naik seiring dengan jumlah trip yang meningkat. 2. Nilai koefisien untuk jumlah pengalaman nelayan adalah positif. Artinya, semakin berpengalaman nelayan dalam melaut, maka nelayan dapat mengetahui saatnya musim ikan dan fishing ground ikan teri nasi yang tepat. Sehingga secara langsung akan meningkatkan hasil tangkapan nelayan, maka pendapatan nelayan akan naik seiring dengan jumlah trip yang meningkat.
39
3. Nilai koefisien untuk biaya trip total nelayan adalah negatif. Artinya, peningkatan biaya trip nelayan akan menurunkan effort dalam melakukan penangkapan ikan. Nelayan akan cenderung mengurangi effort ketika biaya yang harus ditanggung meningkat, apalagi jika hasil tangkapan tidak menentu, sehingga hasil tangkapan nelayan menurun dan menyebabkan pendapatan nelayan turun. Selain itu, biaya yang tinggi akan menyebabkan keuntungan yang diperoleh semakin kecil. 4. Nilai koefisien untuk produksi nelayan adalah positif. Artinya, peningkatan produksi nelayan akan meningkatkan pendapatan nelayan secara langsung. 5. Nilai koefisien untuk dummy adalah positif. Artinya, diantara nelayan yang memperoleh manfaat subsidi solar dan nelayan yang tidak memperoleh manfaat subsidi solar, nelayan yang memperoleh manfaat subsidi solar memiliki pendapatan yang lebih besar. 4.5.7
Analisis Implikasi Kebijakan Subsidi Perikanan Terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Teri Nasi dan Pendapatan Nelayan Payang Gemplo Analisis implikasi kebijakan subsidi dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana dampak subsidi solar terhadap kelestarian sumberdaya ikan teri dan pendapatan nelayan payang gemplo di Kabupaten Pekalongan. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil produksi, effort, stok sumberdaya ikan, dan rente ekonomi dari aktivitas penangkapan ikan sebelum dan setelah subsidi solar. Sehingga dengan melihat perubahan dan perbedaan hasil produksi, effort, stok sumberdaya ikan, dan rente ekonomi dapat diketahui sejauh mana implikasi kebijakan pemberian subsidi solar di Kabupaten Pekalongan.
40