METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam terhadap fenomena strategi nafkah rumah tangga miskin dan pilihan strategi nafkah yang akan dijalankannya. Penelitian ini dirancang menjadi suatu studi yang akan mengungkapkan strategi nafkah rumah tangga miskin di pesisir Jawa Timur. Untuk memberi gambaran yang menyeluruh, perlu diambil dua desa kasus yang berbeda baik secara etnik maupun kondisi ekologi. Jawa Timur terdiri dari dua kelompok etnik besar, yaitu Jawa dan Madura. Etnik Jawa sebagian besar tinggal di bagian barat Jawa Timur, sedangkan etnik Madura selain tinggal di Pulau Madura juga mendominasi di bagian timur Jawa Timur. Kondisi ekologi didasarkan pada wilayah tangkap pada masing-masing desa kasus. Beberapa wilayah mempunyai wilayah tangkap di daerah selat yang rentan akan konflik sumber daya perikanan, sedangkan beberapa diantaranya adalah wilayah laut lepas yang relatif lebih aman dari konflik.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) di daerah yang mampu menggambarkan perbedaan kelompok etnik. Lokasi penelitian juga harus dapat menggambarkan keadaan penduduk yang sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan. Data tahun 2006 menunjukkan jumlah keluarga miskin di Kabupaten Tuban sebanyak 102.093 keluarga atau sebesar 15,3 persen, sedangkan di Kabupaten Bangkalan terdapat 170.142 keluarga (18,4 persen). Kabupaten
30
Tuban mempunyai wilayah perairan di Laut Jawa, sedangkan Kabupaten Bangkalan wilayah tangkapnya berada di Selat Madura. Berdasarkan dua pertimbangan tersebut, penelitian dilakukan di Kabupaten Tuban Kabupaten Bangkalan.
Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer bersumber pada rumah tangga kasus secara langsung, sedangkan data sekunder bersumber pada instansi pemerintah yang terkait seperti Kantor Desa, Kantor Kecamatan, Dinas Perikanan dan Pertanian dan Biro Pusat Statistik Kabupaten. Berbagai hasil penelitian terdahulu juga dijadikan sebagai bahan rujukan. Penelitian pendahuluan dilakukan sebagai strategi untuk menentukan rumah tangga kasus. Pada kunjungan awal, peneliti menggali data sekunder terlebih dahulu di kantor desa sekaligus menjalin hubungan dengan beberapa tokoh masyarakat. Data sekunder diharapkan akan membantu dalam penentuan rumah tangga kasus. Salah satu data yang dianggap penting adalah daftar rumah tangga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan beras untuk rakyat miskin (Raskin). Namun demikian pengamatan langsung di lapang sangat menentukan ketepatan pemilihan rumah tangga kasus. Namun demikian daftar rumah tangga serta informasi dari tokoh masyarakat sangat membantu dalam penentuan rumah tangga kasus.
31
Tabel 2. Tujuan dan metode pengumpulan data Tujuan Penelitian
Mengetahui struktur sosial masyarakat di lokasi penelitian
Menentukan ukuran kemiskinan di tingkat lokal Menelaah strategi nafkah rumah tangga nelayan miskin
Jenis Informasi yang Digali
1. Gambaran umum wilayah penelitian; Letak, luas, topografi, pola permukiman, ketersediaan sarana. 2. Karakteristik demografi; Komposisi penduduk, ketenagakerjaan, kesejahteraan, pendidikan. 3. Stratifikasi sosial; Pola stratifikasi berdasarkan ekonomi, sosial dan budaya, status dan peran. 4. Sistem nilai dan norma; Tata nilai dan norma yang berlaku, sangsi sosial. 5. Sistem kepercayaan; Keagamaan, peribadatan, kepercayaan tradisional. 6. Kelembagaan; Lembaga formal, lembaga informal, birokrasi. 1. Definisi kemiskinan di tingkat lokal 2. Ukuran kemiskinan di tingkat lokal 1. Karakteristik rumah tangga; Asal-usul rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, status sosial dan ekonomi. 2. Penguasaan aset produksi; Penguasaan tanah, alat tangkap, armada, finansial, pendidikan, keterampilan. 3. Strategi ekonomi; Tingkat pendapatan, status pencari nafkah, sumber nafkah utama dan sampingan, keterlibatan anggota rumah tangga. 4. Strategi sosial; Keterlibatan pada lembaga kesejahteraan tradisional, relasi dengan patron, kemampuan membangun jejaring sosial. 5. Pola konsumsi dan gaya hidup; Pola konsumsi, gaya hidup. 6. Pola perilaku individu dalam rumah tangga; Ketaatan terhadap tata nilai, norma dan agama.
Metode Pengumpulan Data Telaah data sekunder, wawancara dengan informan kunci, wawancara dengan rumah tangga kasus, observasi .
FGD
Wawancara dengan informan kunci, wawancara dengan rumah tangga kasus, observasi.
32
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara : 1. Wawancara dan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion) Wawancara non terstruktur dilakukan dengan cara wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara mendalam yaitu teknik perolehan data dengan cara tanya jawab langsung kepada nara sumber yang dapat memberikan informasi selengkapnya. Wawancara merupakan alat untuk mengumpulkan data atau informasi, baik yang diketahui dan dialami oleh subyek yang diteliti maupun yang tersembunyi jauh di dalam diri subyek tersebut. Selain itu dalam wawancara juga mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau dan juga masa mendatang. Penelitian ini mewancarai informan yang berasal dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga pegawai pemerintahan. Sedangkan jumlah rumah tangga kasus yang diwawancarai di masing-masing lokasi penelitian sebanyak 5 rumah tangga kasus, yang terdiri dari 2 rumah tangga nelayan pemilik alat produksi dan 3 rumah tangga buruh nelayan. Selain wawancara, penggalian informasi dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus. Diskusi ini dilakukan bersama beberapa informan kunci untuk menggali berbagai pendapat dan pandangan di tingkat lokal tentang ukuran kemiskinan. Peserta diskusi adalah rumah tangga kasus ditambah beberapa rumah tangga nelayan miskin lainnya. Peserta diskusi adalah pasangan suami istri dari rumah tangga miskin.
33
2. Observasi Observasi
dilakukan
dengan
tujuan
mengembangkan
pemahaman
menyeluruh dan mendalam tentang kejadian nyata dalam kehidupan sehari-hari maupun proses interaksi sosial yang berlangsung dalam lingkungan sosial tertentu. Observasi peneliti dalam kegiatan nelayan sehari-hari diharapkan mampu mendapatkan berbagai informasi yang bermanfaat dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati dalam berbagai aktifitas seperti persiapan di saat
melaut,
menyambut
pendaratan
perahu
hingga
kegiatan
sosial
kemasyarakatan yang dilaksanakan di lokasi penelitian.
Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan dengan kata-kata yang sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang dihadapi. Peneliti dalam menganalisis data berpedoman pada pandangan Milles dan Huberman (1992), bahwa analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun dalam teks yang diperluas. Analisis kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan antara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Analisis kualitatif terdiri dari tiga kegiatan yaitu : 1. Reduksi data Data yang diperoleh di lapang disusun rapi, terinci dan sistematis. Setiap selesai mengumpulkan data, data tersebut perlu direduksi yaitu dengan memilih
34
hal-hal pokok yang sesuai dengan pokok penelitian. Data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil penelitian. 2. Display data Data yang semakin banyak, kurang memberikan gambaran yang menyeluruh. Dalam penelitian deskriptif, data kuantitatif juga diperlukan untuk mendukung data kualitatif. Oleh karena itu diperlukan penyajian data yang menyajikan data dalam bentuk bagan, tabel, grafik atau deskripsi.
1. Pengumpulan data
3. Penyajian
2. Reduksi Data
4. Penarikan kesimpulan
Gambar 2. Alur Analisis Data Kualitatif
3. Pengambilan kesimpulan atau verifikasi Dari data yang didapat, peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Verifikasi dilakukan dengan maksud menggali data ulang yang pernah dikumpulkan atau mencari data lain untuk mengecek tentang kebenaran fenomena tertentu.
35