METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian tersebut dengan menggunakan metode purposive dengan pertimbangan keempat lokasi tersebut merupakan daerah sentra pengembangan tanaman kedelai di Sulawesi Selatan. Setiap kabupaten ditentukan lima kecamatan, dengan pertimbangan bahwa produksi dari lima kecamatan dari setiap kabupaten relatif lebih tinggi dan jumlah petani kedelai lebih banyak dibanding kecamatan lain. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2010.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari data petani/penangkar yang diperoleh langsung dari petani kedelai dan penangkar benih dengan menggunakan metode wawancara langsung melalui pengisian daftar pertanyaan (kuesioner) (Lampiran 1 dan 2). Data primer untuk analisis SWOT (untuk menentukan faktor internal dan eksternal, penentuan bobot, serta rating) diperoleh dari peneliti (berdasarkan multi disiplin dan terlibat dalam penelitian kedelai) sebanyak empat orang, penyuluh (setiap lokasi kajian) sebanyak empat orang, dan key informan satu orang, sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 9 orang. Metode yang dilakukan adalah metode focus group discussion (FGD) dengan metode semi partisipatif untuk mengetahui informasi kualitatif secara lebih mendalam. Data sekunder diperoleh dari data yang ada di Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB-TPH), Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DISTAN), Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan.
Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode secara acak sengaja (penentuan sampel secara acak tapi dengan beberapa kriteria). Jumlah sampel
20
petani kedelai setiap kabupaten sebanyak 50 orang, setiap kabupaten terdiri atas lima kecamatan, sehingga masing-masing kecamatan diperoleh 10 orang sampel. Jumlah sampel untuk petani kedelai pada empat kabupaten sebanyak 200 orang. Beberapa acuan yang dapat dipertimbangkan menyangkut ukuran pengambilan sampel berkaitan dengan ragam populasi, yaitu : (1) jika populasi besar, sampel dapat diambil dengan persentase kecil dan jika populasi kecil dapat diambil persentase besar, (2) ukuran sampel sebaiknya tidak kurang dari 30 satuan, dan (3) jumlah sampel disesuaikan dengan kemampuan biaya. Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan kriteria kedua yaitu ukuran sampel sebaiknya tidak kurang dari 30 satuan.
Metode Analisis Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan untuk menjawab alternatif sistem penyediaan benih kedelai bermutu di Sulawesi Selatan, metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (E) yaitu Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal (I) yaitu Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses). Proses penyusunan alternatif melalui tiga tahap analisis yaitu : 1. Tahap pengumpulan data, terdiri dari : a. Analisis lingkungan internal dan eksternal lembaga/sistem Analisis lingkungan internal dimaksudkan untuk memahami kekuatan dan kelemahan yang dimiliki lembaga/sistem. Aspek yang dianalisis pada lingkungan internal antara lain sumberdaya lahan, sumberdaya manusia, dan keuangan. Analisis lingkungan eksternal dimaksudkan untuk memahami peluang dan ancaman yang dimiliki lembaga/sistem, diantaranya mengidentifikasi aspek pemerintah, kebijakan, dan teknologi. b. Teknik pembobotan Teknik yang digunakan untuk menentukan bobot dari faktor internal dan
eksternal
adalah
teknik
pairwise
comparison.
Teknik
ini
membandingkan setiap variabel pada kolom horizontal dengan variabel pada kolom vertikal. Penentuan bobot pada setiap variabel yang
21
dibandingkan menggunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan menunjukkan : 1 =
jika faktor strategis eksternal atau internal pada baris/horizontal kurang penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertikal
2 = jika faktor strategis eksternal atau internal pada baris/horizontal sama penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertikal 3 = jika faktor strategis eksternal atau internal pada baris/horizontal lebih penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertikal Bobot setiap faktor strategis diperoleh dengan menentukan total nilai setiap faktor strategis terhadap jumlah keseluruhan faktor strategis dengan menggunakan rumus : Xi Ai = -----------n ∑ xi i=1 Bentuk dari penilaian bobot dengan metode pairwise comparison terdapat pada Tabel 2 dan 3 (Kinnear & Taylor 1991). Contoh perhitungan bobot disajikan pada Lampiran 3. Tabel 2 Penilaian bobot strategis internal lembaga/sistem Faktor strategis internal A B …………………… Total
A
B
………
Total
Bobot
22
Tabel 3 Penilaian bobot strategis eksternal lembaga/sistem Faktor eksternal
strategis
A
B
………
Total
Bobot
A B …………………… Total Sumber : Kinnear & Taylor, 1991
Lebih jelasnya dapat dilakukan berdasarkan langkah-langkah dibawah ini : - Tahap I (kolom 1), diberikan daftar yang menjadi faktor-faktor strategis internal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan, serta faktor-faktor
strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman - Tahap II (kolom 2), diberikan bobot mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis lembaga/sistem (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00) - Tahap III (kolom 3), menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan pemberian skala mulai dari 4 sampai 1 variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan dan peluang), diberikan nilai mulai dari 1 sampai 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya, misalnya jika kelemahannya besar sekali nilainya adalah -4 dan bila kelemahannya dibawah rata-rata nilainya -1. Pemberian nilai rating pada matriks Internal Factor Evaluation (IFE) untuk faktor kelemahan dan kekuatan, yaitu : 1 = kelemahan utama 2 = kelemahan kecil 3 = kekuatan kecil 4 = kekuatan utama Pemberian nilai rating pada matriks Exrenal Factor Evaluation (EFE) untuk faktor peluang dan ancaman, yaitu 1 = jawaban dibawah rata-rata
23
2 = jawaban rata-rata 3 = jawaban diatas rata-rata 4 = jawaban superior Nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada tiap faktor sehingga menghasilkan skor. Total skor pembobotan diperoleh dari semua hasil kali tersebut dan dijumlahkan secara vertikal. Hasil pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan analisa situasi lembaga/sistem dalam matriks (contoh perhitungan rating dapat dilihat pada Lampiran 3) - Tahap IV (kolom 4), dilakukan perkalian bobot pada pada kolom 2
dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4 (nilai bobot/skor masing-masing variabel), selanjutnya total skor pembobotan diperoleh dari semua hasil kali tersebut dan dijumlahkan secara vertikal. - Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan
total nilai yang dibobot. Bentuk matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5.
Tabel 4 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor internal Kekuatan 1. 2. Kelemahan 1. 2.
Bobot
Rating
Total Skor
24
Tabel 5 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Faktor internal
Bobot
Rating
Total Skor
Peluang 1. 2. Ancaman 1. 2. Sumber : Rangkuti,2002
2. Tahap analisis Berdasarkan
semua
informasi
yang
berpengaruh
terhadap
lembaga/sistem, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model kuantitatif perumusan strategi. Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis lembaga/sistem adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi suatu lembaga/sistem dan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini juga dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, yaitu: a. Strategi SO : memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya b. Strategi ST : menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman c. Strategi WO : memanfaatkan peluang dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada d. Strategi WT : meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Diagram matrik SWOT disajikan pada Gambar 2.
25
IFAS
EFAS OPPORTUNITIES (O) Menentukan faktor peluang eksternal
THREATHS (T) Menentukan faktor ancaman eksternal
STRENGTHS (S) Menentukan faktor kekuatan internal
WEAKNESSES (W) Menentukan faktor kelemahan internal
STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti, 2002
Gambar 2 Diagram Matrik SWOT