IV
4.1
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan dua tahap: 1) Pengamatan langsung dilakukan
di SM Paliyan yang berupa karst dan hutan terganggu dan Hutan wisata Kaliurang yang merupakan hutan pegunungan 2) Studi literatur untuk melengkapi data hasil lapangan baik mengenai ukuran populasi, kepadatan, natalitas, struktur umur, seks rasio, dan tumbuhan pakan monyet ekor panjang pada berbagai lokasi yaitu meliputi HPHTI Riau Andalan Pulp and Paper; HPH PT RMTC Musi Banyuasin SM Gunung Pasemah; Hutan Napacilin; TN Alas Purwo; TWA Pangandaran; TWA Kaliurang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Nopember 2009- Januari 2010. 4.2
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) peta lokasi
penelitian, (2) pita meter, (3) GPS receiver, (4) hand counter, (5) tali rafia, (6) kamera, (7) tally sheet, (8) termohygrometer, (9) kompas, (10) buku identifikasi jenis tumbuhan (11) peralatan tulis menulis (12) Software SPSS 16.0 dan Powersim 2.0 4.3
Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan
langsung dan studi literatur. Pengamatan langsung dilakukan untuk mengetahui parameter demografi monyet ekor panjang dan faktor lingkungan pada lokasi penelitian. Studi literatur yaitu dengan mencari data kuota tangkap monyet ekor panjang yang dikeluarkan oleh Dirjen PHKA, karakteristik biofisik lokasi penelitian, serta jenis tumbuhan pakan monyet ekor panjang di berbagai wilayah. 4.3.1 Parameter Demografi Pengambilan data parameter demografi monyet ekor panjang (M. fascicularis) dilakukan dengan metode Concentration count berdasarkan
24 informasi awal yang didapat baik dari petugas lapangan ataupun masyarakat sekitar. Pengamatan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari (06.0009.00) dan sore hari (15.00-18.00). Data yang dicatat selama pengamatan meliputi jumlah individu tiap kelompok, jumlah individu berdasar jenis kelamin, serta berdasar kelas umur. Jumlah individu yang dicatat merupakan individu yang ditemukan/ dijumpai langsung dalam jalur pengamatan. Sehubungan sulitnya mengetahui secara pasti umur monyet ekor panjang di lapangan, maka pembagian kelas umur didasarkan pada ukuran kualitatif yang mencakup kelas umur bayi, anak, muda, dan dewasa. 4.3.2 Faktor Lingkungan Pengambilan data faktor lingkungan di lokasi penelitian meliputi: ketinggian tempat, kelembaban, suhu, dan kerapatan tumbuhan pakan. Pengumpulan data ketinggian tempat, kelembaban dan suhu dilakukan di petak pengamatan yang dijumpai kelompok monyet ekor panjang, sedangkan data tumbuhan pakan dilakukan di sepanjang jalur yang dijumpai monyet ekor panjang. Metode yang digunakan dalam analisis tumbuhan pakan adalah metode jalur berpetak dengan jumlah petak pengamatan sebanyak 10 buah pada tiap jalur. Menurut Supartono (2001), ukuran anak petak untuk tingkat pertumbuhan semai sebesar 2 m x 2 m, pancang sebesar 5 m x 5 m, tiang sebesar 10 x 10 m, dan pohon sebesar 20 x 20 m. Jarak antar petak pengamatan adalah 100 m. Identifikasi tumbuhan pakan dilakukan berdasarkan informasi masyarakat dan pengamatan di lapangan. Semua tingkatan tumbuhan dicatat nama daerah dan jumlahnya. Bentuk jalur pengamatan dapat dilihat pada Gambar 1. Kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan adalah sebagai berikut (Soerianagara & Indrawan 2005): (a) Semai
:
Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan setinggi kurang dari 1.5 m
(b) Pancang
:
Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm
(c) Tiang
:
Pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20 cm
(d) Pohon
:
Pohon dewasa berdiameter 20 cm dan lebih.
25
d 50 M
c b
100 M
Arah lintasan
a a b 50 M
c d
2.000 m Keterangan : a = semai, b = pancang, c = tiang, d = pohon
Gambar 1 Jalur pengamatan tumbuhan pakan. 4.4
Analisis Data
4.4.1 Parameter Demografi Data jumlah individu tiap kelompok, jumlah individu berdasar jenis kelamin, serta berdasar kelas umur digunakan untuk mencari natalitas kasar/ fecundity dan peluang hidup untuk setiap kelas umur. Rumus yang digunakan untuk menghitung natalitas kasar sebagai berikut: f =
∑ Xi ∑ Bi
Keterangan : f = natalitas kasar/ fecundity = jumlah bayi pada kelompok ke-i Xi Bi = jumlah betina dewasa reproduktif pada kelompok ke-i. Rumus untuk mencari peluang hidup (Px) untuk setiap kelas umur adalah : Px = Lx+1 Lx = 1 – Mortalitas Keterangan : L x+1 = jumlah individu yang hidup pada KU Lx = jumlah individu yang hidup pada KU
X+1
26 4.4.2 Kerapatan Tumbuhan Pakan Potensi tumbuhan pakan pada masing-masing jalur yang dijumpai kelompok monyet ekor panjang dihitung dengan rumus : K=
Banyaknya individu suatu spesies Luas petak pengamatan (ha)
4.4.3 Pertumbuhan Populasi Pertumbuhan populasi (N t+1 ) pada masing-masing kelompok monyet ekor panjang dianalisis dengan menggunakan matriks Leslie tidak terpaut kepadatan yang dimodifikasi (Priyono 1998). Pada perhitungan ini yang digunakan adalah jenis kelamin betina saja, sedangkan jenis kelamin jantan diperoleh dari seks rasio. Matriks yang digunakan yaitu : M x N t = N t+1
M=
δ0
0
Fx m
Fx d
P1
δ1
0
0
0
P2
δ2
0
N 2,t
0
0
P2
δ3
N 3,t
N 0,t Nt =
N 1,t
Keterangan : Fxm Fxd Xd δ0 P1 δ1 P2 δ2 P2 δ3
= = = = = = = = = =
fecundity pada kelas umur muda fecundity pada kelas umur dewasa kelas umur dewasa proporsi kelas umur bayi peluang hidup bayi proporsi kelas umur anak peluang hidup anak proporsi kelas umur muda peluang hidup muda proporsi kelas umur dewasa
Dalam penghitungan proyeksi pertumbuhan populasi tiap kelompok, selanjutnya digunakan software Powersim 2.0.
27 4.4.4 Minimum Viable Population (MVP) Minimum Viable Population (MVP) merupakan ukuran populasi terkecil yang akan
menjamin kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang (Shaffer
1981). MVP dihitung untuk setiap kelas umur dan jenis kelamin. Pada perhitungan ini yang dipergunakan adalah jenis kelamin betina. Analisis yang digunakan adalah dengan persamaan aljabar dari dua persamaan yaitu B=D dan Nt yang selanjutnya nilai perpotongan antara kedua persamaan inilah yang merupakan nilai MVP. Rumus yang digunakan adalah : B = D Keterangan : B = birth (kelahiran) D = death (kematian) Birth (kelahiran) merupakan jumlah bayi dari kelas umur muda dan kelas umur dewasa dengan batas maksimal 12 tahun yang dianggap sebagai maximum breeding age (usia maksimum melahirkan). Rumus yang digunakan adalah : B = Fxm . X m + Fxd . X d Keterangan : B = birth (kelahiran) F xm = fecundity pada kelas umur muda = jumlah individu kelas umur muda Xm F xd = fecundity pada kelas umur dewasa Xd = jumlah individu kelas umur dewasa dengan batas masksimum melahirkan 12 tahun Death (kematian) adalah jumlah kematian yang terjadi baik pada kelas umur bayi, anak, muda maupun dewasa. Rumus yang digunakan : D = mb . X b + ma . X a + mm . X m + δ md.X d Keterangan : D = death (kematian) mb = kematian kelas umur bayi Xb = jumlah individu kelas umur bayi ma = kematian kelas umur anak Xa = jumlah individu kelas umur anak mm = kematian kelas umur muda Xm = jumlah individu kelas umur muda δ md = proporsi kematian kelas umur dewasa Xd = jumlah individu kelas umur dewasa
28 Berdasarkan persamaan-persamaan di atas, maka B = D jika dijabarkan menjadi : F xm. X m + Fxd . X d = mb. X b + ma. X a + mm . X m + δ md .X d ......(i) Keterangan : F xm = fecundity pada kelas umur muda Xm = jumlah individu pada kelas umur muda F xd = fecundity pada kelas umur dewasa Xd = jumlah individu kelas umur dewasa dengan batas maksimum melahirkan 12 tahun = kematian kelas umur bayi mb Xb = jumlah individu kelas umur bayi ma = kematian kelas umur anak Xa = jumlah individu kelas umur anak mm = kematian kelas umur muda Xm = jumlah individu kelas umur muda δ md = proporsi kematian kelas umur dewasa = jumlah individu kelas umur dewasa Xd Untuk nilai Nt sebagai konstanta digunakan nilai N 1 dari hasil Powersim yang jika dijabarkan dalam bentuk aljabar adalah sebagai berikut : N t = (F xm. X m + F xd . X d + δ b . X b) + (P xb . X b + δ a . X a ) + (P xa . X a + δ m . X m ) + (P xm . X m + δ d . X d ) .......(ii) Keterangan : Nt = ukuran populasi pada tahun ke-t = fecundity pada kelas umur muda F xm Xm = jumlah individu pada kelas umur muda F xd = fecndity pada kelas umur dewasa Xd = jumlah individu kelas umur dewasa dengan batas masksimum melahirkan 12 tahun δb = proporsi kelas umur bayi = jumlah individu kelas umur bayi Xb P xb = peluang hidup bayi δa = proporsi kelas umur anak Xa = jumlah individu kelas umur anak P xa = peluang hidup anak δm = proporsi kelas umur muda Xm = jumlah individu kelas umur muda = peluang hidup muda P xm δd = proporsi kelas umur dewasa. = jumlah individu kelas umur dewasa Xd
29 Dari persamaan (i) dan (ii) selanjutnya digabungkan untuk mencari titik potongnya yang merupakan nilai MVP yaitu : F xm. X m + F xd . X d - m b . X b + ma . X a + m m . X m + δ md .X d = Nt - F xm. X m + F xd . X d + δ b . X b ) + (P xb . X b + δ a . X a ) + (P xa . X a + δ m . X m )+ (P xm. X m + δ d. X d).........(iii) Keterangan : Nt = Ukuran populasi pada tahun ke-t F xm = fecundity pada kelas umur muda Xm = jumlah individu pada kelas umur muda F xd = fecundity pada kelas umur dewasa Xd = jumlah individu kelas umur dewasa dengan batas masksimum melahirkan 12 tahun mb = kematian kelas umur bayi Xb = jumlah individu kelas umur bayi ma = kematian kelas umur anak = jumlah individu kelas umur anak Xa mm = kematian kelas umur muda = jumlah individu kelas umur muda Xm δ md = proporsi kematian kelas umur dewasa Xd = jumlah individu kelas umur dewasa δb = proporsi kelas umur bayi = peluang hidup bayi P xb δa = proporsi kelas umur anak = peluang hidup anak P xa δm = proporsi kelas umur muda P xm = peluang hidup muda δd = proporsi kelas umur dewasa. 4.4.5 Nilai Kuota Panen Penentuan nilai kuota panen merupakan selisih jumlah individu yang ada dengan ukuran minimum kelestarian (MVP). Nilai kuota panen dihitung pada setiap kelas umur dan jenis kelamin. Rumus yang digunakan adalah: Q ij = N tij – MVP ij Keterangan : Qi = kuota panen pada kelas umur ke-i jenis kelamin j N tij = jumlah individu pada kelas umur i jenis kelamin j tahun ke-t MVP ij = ukuran minimum kelestarian pada kelas umur ke-i jenis kelamin j
30 4.4.6 Analisis Peubah-peubah Parameter Demografi Penentu Kuota Berdasarkan matriks pertumbuhan populasi dan persamaan MVP, maka peubah paramater demografi yang mempengaruhi kuota adalah peluang hidup (P x ) dan fecundity (F x ). Untuk mengetahui peubah yang dominan mempengaruhi kuota, dilakukan uji regresi. Persamaan yang digunakan adalah : Y = b1 X 1 + b2 X 2 + ε Keterangan : b1 = nilai koefisien regresi X1 = rata-rata fecundity X2 = rata-rata peluang hidup. 4.4.7 Analisis Sensitivitas Terhadap Peubah Dominan Penentu Kuota Uji sensitivitas dilakukan dengan penambahan dan pengurangan sebesar 10% hingga 30% pada peubah yang dominan untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap nilai kuota. 4.4.8 Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Parameter Demografi Penentu Kuota Uji regresi linear dengan metode stepwise dengan menggunakan SPSS 16.0 digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap parameter demografi. Selang kepercayaan yang digunakan 95%. Faktor lingkungan yang merupakan variabel bebas meliputi kelembaban, ketinggian tempat, suhu, dan kerapatan pakan, sedangkan parameter demografi yang merupakan variabel terikat adalah peluang hidup dan fecundity. Persamaan yang digunakan adalah : Y = b0 +b1 X 1 + b2 X 2 + b 3 X 3 + b4 X 4 + ε Keterangan : b0 = nilai intersep = nilai koefisien regresi X 1 b1 X1 = kerapatan tumbuhan pakan b2 = nilai koefisien regresi X 2 X2 = kelembaban b3 = nilai koefisien regresi X 3 X3 = ketinggian tempat b4 = nilai koefisien regresi X 4 X4 = suhu