BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SDN. Neglasari Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa : a. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, perlu ada perubahan pengelolaan pembelajaran pada siswa kelas III SDN Neglasari, karena mereka mempunyai banyak potensi untuk bisa berprestasi lebih baik, sehingga memerlukan pembaharuan baik dari strategi, metode maupun dari sarana pembelajaran yang digunakan. b. SDN Neglasari merupakan sekolah yang dekat dengan kolam renang berjarak sekitar 2 Km, merupakan kesempatan besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut. Peneliti mengharapkan dengan mencoba menerapkan pengelolaan dalam pembelajaran renang melalui metode Block Practice dan prinsip DAP variasi dalam proses belajar mengajar. 2. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini diperkirakan selama lima bulan, yaitu dari bulan Februari sampai Bulan Juni 2009 dengan rincian sebagai berikut : satu bulan untuk pembuatan dan seminar proposal, satu bulan untuk perencanaan penelitian, dua bulan untuk pelaksanaan penelitian dan satu bulan untuk pembuatan laporan penelitian.
B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Neglasari Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang yang berjumlah 17 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Alasan penelitian subjek karena siswa kelas III membutuhkan pengelolaan waktu pembelajaran yang tepat sesuai dengan prinsip STM dan LTM, sedangkan biasanya waktu praktik renang dilakukan satu kali dalam sebulan perlu pengelolaan waktu yaitu antara 2 hari sekali atau 3 hari sekali sebanyak 5 kali pertemuan.
C. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan menggunakan penelitian kualitatif atas dasar dari pendapat Moleong (2004:5) adalah Pertama, menyesuaikan metode, kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan yang ada. Kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. dan Ketiga metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Selain hal tersebut, metode penelitian kualitatif mempunyai sejumlah ciri yang dapat membedakan dari metode penelitian yang lain sehingga pendekatan kualitatif dapat dijadikan pendekatan untuk mengolah data sesuai dengan karakteristik, pendekatan kualitatif tersebut menurut Moleong (2004:4-8) karakteristik metode kualitatif ini adalah seperti yang tertera pada halaman 43 :
Latar alamiah manusia sebagai instrumen metode kualitatif. Analisis secara induktif, teori dasar deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil. Ada batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain yang bersifat sementara hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Metode kualitatif digunakan dalam pembahasan penelitian yang bertujuan untuk mencari data secara holistik dan komprehensip tentang pembahasan pembelajaran mendeskripsikan. Petunjuk denah salah satu karakteristik pendekatan kualitatif adalah dengan deskriptif yang dikumpulkan dari berbagai sumber data lainnya yang dapat dijadikan hasil penelitian yang berupa kata-kata gambar dan bukan angka. Data atau informasi dari satu pihak harus dicek dengan data dan sumber lain. 2. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) seperti yang dikemukakan Wardani, dkk (Rochiati, 2006:1) bahwa Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Metode penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data secara deskriptif. Terdapat beberapa alasan yang mendasari pentingnya penelitian tindakan kelas dalam dunia pendidikan. Menurut Kasbolah (1998 : 8) alasannya sebagai berikut : Pertama, dengan melakukan penelitian tindakan kelas berarti guru dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan selama ini dikelasnya. Kedua penelitian tindakan kelas juga memberikan keterampilan pada guru untuk segera dapat menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas unjuk kerjanya. Hal-hal yang kurang memuaskan dapat disempurnakan untuk menuju ke keadaan yang lebih memuaskan. Ini guru harus melakukan sesuatu “tindakan”
tanpa harus meninggalkan atau mengganggu tugas pokoknya. Ketiga penelitian tindakan kelas juga merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki mutu program pembelajaran disemua jenjang pendidikan termasuk di sekolah dasar. Salah satu komponen penting dalam lembaga pendidikan adalah guru sebagai praktisi menghadapi berbagai macam permasalah yang aktual. Untuk menjawab permasalahan ini untuk menjawab berbagai permasalah ini guru memerlukan suatu keterampilan dan pengetahuan. Untuk memperbaiki situasi yang kurang memuaskan ini dalam hubungan ini guru adalah orang yang paling tahu dan harus melakukan suatu tindakan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru, dalam bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas juga merupakan kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Dengan kata lain penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada (Kasbolah, 1998). Secara ringkas menurut Winoatmadja (2006) penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model spriral, kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005.66) yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Penelitian tindakan kelas ini dimulai dari perencanaan tindakan, pengamatan,
refleksi perencanaan kembali meruapakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan masalah (Wiriaatmadja, 2005:60). Berikut ini adalah gambar model Spriral, Kemmis dan Mc. Taggart :
Gambar 3.1 Model spriral, kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005:33)
Model siklus Spiral, Kemmis, Mc. Taggart ini diawali dengan kegiatan perencanaan (plan) yaitu mempersiapkan apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan seperti pembuatan RPP. Menyiapkan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran. Setelah perencanaan tahap selanjutnya pelaksanaan (act) dengan penerapan metode Block Practice dan prinsip DAP dalam proses belajar renang gaya dada. Ketika pelaksanaan dilakukan dengan pengamatan (observe) yaitu menekan seluruh kegiatan siswa dan guru pada saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dan metode blok practice dan prinsip DAP. Kegiatan terakhir adalah refleksi (reflect), dibahas sejauh mana pelaksanaan dan apa yang harus diperbaiki untuk melaksanakan siklus berikutnya, membandingkan kondisi ideal dengan kenyataan yang diperoleh dari data-data yang terekam pada saat obsevasi serta hasil wawancara siswa dengan guru kegiatan tersebut dilaksanakan. Sampai tercapainya tujuan yang diingkinkan. Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pembelajaran tersebut perlu diperbaiki dalam siklus berikutnya yang tertuang dalam RPP yang telah direvisi dan siap dilaksanakan hingga pembelajaran renang gaya dada dengan penerapan metode block practice dan prisip DAP mendapatkan hasil (lebih baik)
D. Prosedur Penelitian. Adapun prosedur penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Menemukan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran renang gaya dada di SD melalui observasi. 2. Memfokuskan permasalahan 3. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah 4. Membangun kerangka pemikiran atau paradigma 5. Mensosialisasikan tujuan penelitian kepada yang terkait 6. Menjamin kesediaan siswa sebagai subjek dalam penelitian yang akan dilakukan 7. Memilih mitra untuk penelitian 8. Mengumpulkan data awal 9. Membuat prospek penelitian 10. Menyusun hipotesis kerja 11. Melakukan tahap siklus penelitian Pelaksanaan kegiatan pada siklus pertama dari 2 tindakan. Adapun materi yang akan diajarkan adalah tindakan pertama pengenalan air dan tindakan kedua gerakan meluncur. a. Tahap Perencanaan 1. Guru merancang proses pembelajaran yang bermakna dalam pembelajaran pengenalan air. 2. Guru merancang proses pembelajaran yang bermakna dalam pembelajaran gerakan meluncur.
3. Guru merancang proses pembelajaran yang menarik siswa berminat untuk belajar 4. Guru merancang dan membuat lembar observasi untuk menilai proses belajar. 5. Guru merancang dan membuat alat tes untuk menilai atau mengevaluasi gerakan meluncur. b. Tahap Pelaksanaan 1. Guru memberikan persepsi yang bisa mengaitkan keterampilan renang yang akan diajarkan dengan kebiasaan sehari-hari. 2. guru memberikan kegiatan bermain yang dilakukan didalam kolam renang . 3. siswa berinteraksi dengan siswa lain dengan bimbingan guru dalam kegiatan permainan c. Tahap Observasi Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengenal merekam dan mendokumentasikan pembelajaran mulai dari perencanaan, proses pembelajaran hingga hasil pembelajaran yang dicapai dari tindakan-tindakan yang sudah direncanakan, pada kenyataannya terhadap observasi ini dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan. d. Tahap Refleksi Tahap refleksi dan pengambilan keputusan dilakukan untuk pengembangan hasil diskusi dan evaluasi proses pembelajaran dijadikan sebagai landasan untuk merefleksi sehingga dapat disusun langkahlangkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan data yang diperoleh akan
dikonfirmasikan,
dianalisis
dan
dievaluasi,
agar
dapat
diketahui
keberhasilannya dan tingkat ketercapaian tujuan dari tindakan yang sudah direncanakan. Dilanjutkan pada langkah perbaikan proses pelaksanaan pembelajaran sebelumnya pada hal-hal yang belum dapat mengatasi masalah sesuai dengan harapan. Jika tujuan penelitian belum tercapai pada tindakan yang dilaksanakan di siklus I maka hasil diskusi dan evaluasi proses pembelajaran, dijadaikan sebagai landasan untuk merefleksi tindakan pada siklus I sehingga dapat disusun langkah-langakah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan disiklus selanjutnya siklus dinyatakan sesuai jika tujuan penelitian telah tercapai. 1.
Melakukan obsevasi
2.
Membuat catatan lapangan
3.
Melakukan diskusi dan refleksi
4.
Menyusun laporan penelitian
E. Instrument Penelitian Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Format pedoman wawancara Format pedoman wawancara adalah alat yang digunakan dalam teknik wawancara
Ruseffendi
(Maulana,
2008),
menyatakan
bahwa
“wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data yang sering digunakan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengorek sesuatu yang bila dengan cara angket dan yang lainnya, belum bisa terungkap
dengan jelas”, wawancara ini dilakukan dalam bentuk dialog antara pewawancara dengan orang atau pihak yang di wawancara dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada seluruh siswa sebagai objek penelitian dan kepada guru sebagai observen pelaksanaan tindakan metode wawancara yang digunakan adalah terstruktur dengan jenis tidak baku yaitu dengan menggunakan format pedoman wawancara format pedoman wawancara ini merupakan hasil pengembangan dari format wawancara (Maulana 2008). Adapun contoh format pedoman wawancara terlampir 2. Format Catatan Lapangan Format catatan lapangan adalah alat yang digunakan dalam teknik observasi, catatan lapangan adalah catatan yang dibuat untuk merekam dan merekomendasikan hal-hal atau peristiwa yang dianggap penting sehubungan dengan penelitian yang dilakukan adapun alat yang digunakan berupa lembar observasi terbuka yaitu format catatan lapangan yang didalamnya memuat waktu , tempat dan peristiwa. 3. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran PTK Format observasi perencanaan pembelajaran adalah alat yang digunakan dalam teknik observasi pada saat mengukur rencana pembelajaran guru. Untuk mengamati dan mengetahui persiapan guru. Sebelum melaksanaan proses belajar mengajar renang gaya dada dengan metode menggunakan metode block practice dan perinsip DAP mulai merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan dan mengorganisasikan materi, merencanakan skenario pembelajaran
merancang pengelolaan kelas sampai pada merencanakan prosedur evaluasi. Alat yang digunakan berupa lembar observasi terstruktur yang bersumber pada hasil pengembangan berbentuk alat penilaian kemampuan guru I (APKGI). 4. Format Observasi Kinerja Guru pada PTK Format observasi
kinerja guru adalah alat yang digunakan dalam
bentuk teknik observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung : Sutejo dalam Wardani (2008) mengemukakan bahwa “observasi adalah pengamatan dengan tujuan tertentu”. Observasi pembelajaran ini dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengamati dan mengetahui kinerja guru. Dalam proses pembelajaran mengajar renang gaya dada menggunakan metode block practice dan prinsip DAP, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Alat yang digunakan berupa lembar observasi terstruktur yang bersumber pada hasil pengembangan yang berbentuk alat penilaian kemampuan guru (APKG 2) 5. Format Observasi Aktivitas Siswa pada PTK Format observasi aktivitas siswa adalah alat yang digunakan dalam teknik observasi aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas siswa ini dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan metode block practice dan prinsip DAP. Aspek pengamatan meliputi hal – hal seperti yang tertera pasa halaman 52:
a. Kedisiplinan b. Kesungguhan c. Antusiasme d. Tanggung Jawab. 6. Tes perbuatan / tindakan Ari Kunto (Sutejo, 2008) mengemukakan bahwa “tes hasil belajar merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah satu pokok bahasan atau satu sub pokok bahasan diajarkan.” Tes hasil belajar ini dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran dengan bentuk tes perbuatan. Pemberian tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa dalam menguasai keterampilan gerak dasar renang gaya dada.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Untuk sampai pada hasil yang diinginkan diperlukan pengelolaan data yakni untuk menimba, menyaring, mengatur dan menarik kesimpulan. Teknik pengolahan dan analisis data. Yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengelolaan data proses dan hasil untuk pengolahan data proses digunakan teknik pengolahan dan analisis data. 1. Teknik pengolahan data kualitatif diperlukan beberapa langkah yang harus ditempuh. Adapun langkah langkahnya sebagai berikut : a. Menyeleksi data
Setelah semua data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pemilihan data yang diperoleh dari instrument penelitian yaitu wawancara, observasi pembelajaran, observasi aktivitas sisiwa, catatan lapangan yang representatif serta dapat menjawab tuntutan peneliti yakni untuk mengetahui bagaimana gambaran penerapan metode Block Practice dan prinsip DAP dalam pembelajaran rencana gaya dada. b. Mengklasifikasi data Data yang telah diseleksi untuk selanjutnya dikelompokkan. Tujuannya dari pangklasifikasi data ini adalah untuk memudahkan pengelola data dan pengambilan keputusan berdasarkan persentase yang dijadikan pegangan c. Mentabulasikan data Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, selanjutnya dilakukan tabulasi data kebalam bentuk tabel dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya, disamping itu bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam membaca data. 2. Menafsirkan data Dalam mengolah data digunakan rumus perhitungan persentasi sebagai berikut ini (Maulana, 2002) P = f / n x 100%
Keterangan :
P = Persentase kriteria f = Frekuensi tindakan
n = banyaknya responden Setelah data ditabulasikan dan dianalisis, sebagai tahap akhir dilakukan penafsiran atau interprestasi dengan menggunakan kategori presentasi kriteria Hendro (Maulana, 2002) sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Presentase
Presentase Tindakan (P)
Kriteria
P=0
Tidak ada
0 < P < 25
Sebagian kecil
25 < P < 50
Hampir setengahnya
P = 50
Setengahnya
50 < P < 75
Sebagian besar
75 < P < 100
Hampir seluruhnya
P = 100
Seluruhnya
G. Validasi data Untuk menguji derajat kebenaran penelitian. Peneliti melakukan langkah-langkah validasi data yang mengacu pada pendapat Hopkins (Wiraatmadja, 2008 : 168-171) bahwa untuk mengetahui validasi data dapat menggunakan langkah-langkah seperti yang tertera pada halaman 55:
1. Member Check Member check dilakukan dengan cara memeriksa kembali keteranganketerangan atau informasi dari data yang diperoleh dengan cara mengkonfirmasikan kepada guru dan siswa. Melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindakan dengan tujuan untuk mengetahui keterangan atau informasi yang didapatkan itu berubah atau tetap. 2. Triagulasi Triangulasi dilakukan dengan cara memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan pihak lain atau mitra peneliti secara kolaboratif. 3. Audit Trail Audit Trail adalah langkah yang dilakukan untuk mengecek kebanaran prosedur
dan
metode
pengumpulan
data
dengan
cara
mendiskusikannya dengan rekan-rekan peneliti yang sama-sama melakukan penelitian.