32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di DPPKAD Bone Bolango,
karena penulis menganggap bahwa lokasi tersebut sangat
cocok dengan ruang lingkup penelitian yang penulis lakukan. Penetapan tempat penelitian pada lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa obyek tersebut dapat memberikan keterangan yang lengkap tentang masalah yang diteliti yakni data yang diperlukan cukup memadai, dan lokasi tersebut mudah dijangkau sehingga dari segi waktu, biaya dan tenaga cukup menunjang bagi penulis. 3.1.2 Waktu Penelitian Dengan melihat permasalahan yang ada maka lamanya waktu yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu selama 3 (tiga) bulan yaitu dari bulan April 2013 – Juni 2013.
3.2 Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002: 126) bahwa instrumen adalah alat untuk memperoleh data pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Instrument yang digunakan untuk melakukan pengukuran kedua variabel tersebut adalah angket (kuesioner).
33
Berdasarkan pengertian instrument penelitian di atas, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang pengaruh perkembangan aset daerah terhadap laporan keuangan di DPPKAD Bone Bolango, dengan desain sebagai berikut:
X
Y
Keterangan : X : Pengelolaan Aset Daerah Y : Laporan Keuangan
3.3 Defenisi Operasional Variabel Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan operasional variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam melakukan penelitian. Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabelvariabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Pengelolaan aset daerah Terhadap laporan keuangan, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
1. Variable Independent (X) atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependent (terikat). Data yang menjadi variabel bebas (Variabel X) adalah pengelolaan barang
34
milik daerah.
2. Variable Dependent atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Data yang menjadi variabel terikat (Variabel Y) adalah laporan keuangan daerah Tabel 3. Defenisi Operasional Variabel Variabel X: Pengelolaan Aset Daerah
Defenisi Variabel Pengelolaan Barang Milik Daerah (Aset) yaitu: Suatu proses dalam pengelolaan kekayaan yang telah ada sebelumnya atau yang diperoleh dari beban APBD dan peroleh lainnya yang sah yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pemerintah dan masyarakat.
Dimensi 1)
2)
1)
Perencanaan
Ordinal
2)
Pengadaan
3)
Penerimaan,
Pelaksanaan/pemanfaatan secara efisien dan efektif, dan
Pengawasan (monitoring).
Penyajian Laporan Keuangan
3-4
penyimpanan dan penyaluran
8) 9) 10) 11)
12) 13) 1. 2. 3. 4.
Penggunaan Penatausahaan Pemanfaatan Pengamanan dan pemeliharaan Penilaian Penghapusan Pemindahtangannan Pemindaan, pengawasan dan pengendalian Pembiayaan tuntutan ganti rugi Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Neraca; Laporan Arus Kas; dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan daerah.
Referensi: (2010)
5-6 7-8 9-10 11 12-13
14
Ordinal
SAP
Sumber: Olah Data 2013
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian Sudjana (1984: 6) mengemukakan bahwa populasi merupakan totalitas
Item Pertanyaan 1-2
kebutuhan dan
4) 5) 6) 7) 3)
Menurut Darsono dan Ashari (2005: 4) laporan keuangan menunjukan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukan kinerja keuangan perusahaan yang dijuntukan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
perencanaan
Skala
penganggaran
Sumber: Pasal 2 Permendagri No 17 Tahun 2007.
Y: Laporan Keuangan
Adanya yang tepat,
Indikator
semua nilai yang mungkin
dari hasil menghitung atau
1-2
3-4
5-6 7-8
35
pengukuran, kualitatif maupun kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota perkumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Penelitian ini menetapkan bahwa yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di bagian keuangan pada Dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset Daerah Bone Bolango, dengan jumlah 32 orang, yang teridiri dari subbagian anggaran 7 orang, sub- bagian pendapatan 7 orang, sub- bagian Akuntansi 12, dan sub- bagian aset 6 orang. Sesuai dengan kebutuhan penelitian maka seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian. Sudjana (1984: 5) apabila jumlah kurang dari 100, maka yang menjadi sampel adalah keseluruhan dari populasi tersebut atau disebut sampel total. Sedangkan jumlah populasi lebih dari 100, maka yang menjadi sampelnya adalah 10%-15% atau 20%-5%. Dengan demikian peneliti mengambil keseluruhan populasi tersebut menjadi sampel (sampel total) karena seluruh populasi diambil menjadi sampel, maka penelitian ini adalah penelitian sensus. 3.5 Sumber Data Untuk memperoleh data atau informasi yang akurat, maka peneliti menggunakan pendekatan secara langsung kepada pimpinan DPPKAD Bone Bolango melalui angket.
36
3.6 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dari responden yang akan diteliti, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket. Angket adalah serangkaian pertanyaan indikator-indikator yang ada dalam fokus penelitian, pertanyaan-pertanyaan tersebut mewakili semua bentuk aktivitas atau kegiatan dalam fokus penelitian. Teknik ini akan disediakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab oleh responden yang telah ditentukan. 3.7 Prosedur Pengujian Instrument Penelitian Menurut Arikunto (2006: 124) bahwa instrument adalah alat untuk memperoleh data pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Dengan menggunakan suatu instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan, maka diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi valid dan reliabel. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan yang telah teruji validitas dan rehabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. 3.7.1 Uji Validitas Instrumen Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduan dan Akon (2005: 109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan suatu alat ukur . Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, lebih dahulu dicari harga-harga korelasi antara bagianbagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan
37
setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus pearson product moment adalah: rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑Y )
(N ∑ X
2
)(
− (∑ X ) N ∑Y 2 − (∑ Y ) 2
2
)
Where: rxy = Koefisien korelasi produk moment ∑X = Skor untuk setiap item ∑Y = Skor total untuk keseluruhan item N = Jumlah responden Distribusi (tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – k) kaidah keputusan: jika thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya thitung < ttabel berarti tidak valid. Jika instrument itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut: Tabel 4: Indeks Koefisien Korelasi Nilai r 0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,000
Tingkat Korelasi Korelasi sangat rendah Korelasi rendah Korelasi sedang Korelasi kuat Korelasi sangat kuat
3.7.2 Uji Reliabilitas Instrument Pengujian realibilitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana kestabilan dan konsistensi instrument dalam mengukur konsep. Selain itu
38
pengujian realibilitas dilakukan untuk membantu menetapkan kesesuaian pengukur. Untuk menguji realibilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan koefisien realibilitas Alpha cronbach (Arikunto, 2006: 196) yaitu: 2 k ∑ σ b r11 = 1 − σ t2 k − 1
Dimana : r11
= Reliabilitas tes
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ σt 2
2 b
= Jumlah varians butir = Varians total
Nilai r hitung akan dikonsumsikan pada nilai-nilai r tabel dengan alpha 5% (0,05). Apabila r hitung lebih besar dari rtabel, maka kousioner yang digunakan dalam penelitian ini memiliki keadaan sebagai alat ukur.
3.7.3 Transformasi Data Variabel-variabel dalam penelitian ini sebagaimana tergambar operasionalisasi variable menggunakan skala ordinal, sedangkan untuk menganalisis dalam penelitian ini diperlukan data dengan ukuran skala interval. Oleh karena itu seluruh variabel yang berskala ordinal ditransformasi menjadi data interval. Menurut Riduan & Akon (2005: 54) teknik transformasi yang digunakan adalah dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval) dengan rumus sebagai berikut:
39
(densityatlower lim it ) − (densityatupper lim it ) SV scalevalue (areaunderupper lim it ) − (densityunderlower lim it ) Keterangan: Density at lower limit
: kepadatan batas bawah
Density at upper limit
: kepadatan bats atas
Density under upper limit : daerah dibawah atas Density under power limit : daerah dibawah batas bawah.
3.8 Metode Analisis Data 3.8.1 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Penggunaan teknik ini karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variable terikat (Efektivitas Pengembalian Piutang) dan satu variable independen (Pengendalian Intern Piutang). Model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009: 261) adalah:
Y = a + bX
(Sugiyono, 2009: 261)
Y
: Variabel dependen (Pengelolaan Aset Daerah)
X
: Variabel independen (Laporan Keuangan)
b
: Angka arah atau koefisien regresi
a
: Intercept atau konstata
Untuk kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Package for Sosial Science) for windows version 16 dan Microsoft exel 2007.
40
3.8.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggguanakan analisis regresi linear sederhana, data tersebut harus sesuai dengan syarat-syarat yang dikehendaki dalam analisis regresi yaitu sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Setelah mendapatkan data mengenai variabel-variabel penelitian, data tersebut diuji kenormalannya, apakah data tersebut berdistribusi secara normal atau tidak. Jika data yang diperoleh itu tidak berdistribusi dan variansinya tidak sama, maka pengujian hipotesis dibuat dngan alat statistik nonparametrik. Pengujian normalitas data dibuat dengan melihat grafik penyebaran data dan kolmogorowsmirnov. Jika tingakat signifikannya lebih besar dari 0,05, maka data itu berdisribusi normal. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. 2. Uji Heteroskedatisitas Uji heteroskedatisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari suatu pengamatan kepengamatan lain. Jika variansnya berbeda maka dikatakan heteroskeditas, namun jika variansnya sama disebut homokedatisitas. Suatu model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedatisitas.
41
3.8.3 Koefisien Determinasi Untuk mengukur besarnya proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka dibuat pengujian koefisien determinan. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu. Hal ini berarti R = 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R semakin besar mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 3.9
Hipotesis Statistik
Ha: ρ ≠:
Terdapat pengaruh antara variabel X (Pengelolaan Aset Daerah) dengan variabel Y (Laporan Keuangan) di DPPKAD Bone Bolango.
HO: ρ = 0: Tidak terdapat pengaruh antara variabel X (Pengelolaan Aset Daerah) dengan variabel Y (Laporan Keuangan) di DPPKAD Bone Bolango.