38
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian
observasional,
karena di dalam penelitian ini dilakukan observasi berupa pengamatan, wawancara dan pengisian kuesioner dilanjutkan dengan pengukuran beberapa variabel yang diteliti. Berdasarkan waktu penelitian, rancang bangun penelitian ini adalah penelitian
cross sectional yaitu penelitian di mana variabel-variabel yang
termasuk variabel bebas (kualitas sanitasi rumah) dan variabel terikat (kejadian ISPA) diobservasi sekaligus pada saat yang sama. Kalau dilihat dari segi analisis data, maka penelitian ini merupakan penelitian analitik, karena data yang dihasilkan disajikan dalam tabulasi silang kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik untuk mengetahui kuat hubungan maupun arah hubungan
antar
variabel.
Adapun rancangan penelitian dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
38
39
Persiapan Alat-alat/bahan pengukur instrument penelitian
Pendataan jumlah dan kualitas rumah
Penilaian kondisi dan kualitas sanitasi rumah
Melakukan rekapitulasi data
Pembahasan
Simpulan dan saran
Gambar 4.1. Rancangan Penelitian
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan Kota Denpasar dan dilaksanakan dari bulan Juli 2014 - Maret 2015.
4.3. Penentuan Sumber Data 4.3.1. Jenis data yang dikumpulkan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun prosedur dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
40
a. Data primer Data primer yang berkaitan dengan jumlah rumah, kualitas rumah, kondisi sanitasi rumah dan kualitas sanitasi rumah yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA dikumpulkan melalui kegiatan pendataan, kunjungan rumah, melakukan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner serta melakukan observasi dan pengukuran. b. Data sekunder Data sekunder yang dikumpulkan berupa data penyakit ISPA yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan Puskesmas IV Denpasar Selatan. Untuk data demografi Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan diperoleh dari kantor Lurah Pedungan.
4.3.2. Cara pengumpulan data Data yang berkaitan dengan jumlah dan kualitas rumah dikumpulkan melalui pendataan langsung ke lokasi penelitian. Data yang berkaitan dengan kondisi sanitasi rumah dan kualitas sanitasi rumah yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA dikumpulkan melalui kunjungan rumah, dengan melakukan wawancara terhadap responden
menggunakan kuesioner, lembar
observasi dan pengukuran.
4.3.3. Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang dihuni oleh Kepala Keluarga (KK) yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar
41
Selatan (Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar).
4.3.4. Sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah rumah yang dihuni oleh Kepala Keluarga (KK) yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan (Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar) yang dinilai kualitas sanitasi rumahnya. Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan fokus penelitian ini, maka peneliti menentukan responden penelitian dengan kriteria sebagai berikut : a. Kepala Keluarga (KK) yang mendiami rumah di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan, dengan ketentuan : -
Setiap 1 (satu) unit bangunan (satu atap) dihitung sebagai 1 KK.
-
Apabila dalam 1 unit bangunan (satu atap) ditemukan lebih dari 1 KK (seperti rumah kost) dihitung sebagai 1 KK.
-
Apabila dalam 1 KK menempati rumah lebih dari1 unit bangunan (lebih dari satu atap) dalam satu pekarangan, tetap dihitung sebagai 1 KK
-
Apabila setiap 1 unit bangunan (satu atap) dalam satu pekarangan ditempati oleh KK yang berbeda, maka masing-masing dihitung sebagai 1 KK.
b. Bangunan rumah yang diteliti bukan merupakan rumah kosong (tidak berpenghuni) dan bukan bangunan selain untuk tempat tinggal.
42
4.3.5. Jumlah dan Besar Sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagian populasi yang memenuhi kriteria sampel yang diambil dari hasil pendataan jumlah dan kualitas rumah di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan (Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan). Menurut Lemeshow et al. (1997), besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:
Z 21-α/2 P(1-P) n = ————— d2
Keterangan : n
= Besar sampel
Z21-α/2 = 1,96 pada α 0,05 P
= Proporsi kejadian (0,5)
d
= Presisi ditetapkan (0,1)
(1,96)2(0,5)(1-0,5) n = ————————— = 96,04 orang, dibulatkan menjadi 97 orang (0,1)2 Jumlah sampel di atas ditambahkan dengan 10% cadangan, sehingga total sampel yang digunakan adalah 107 rumah. Sampel cadangan digunakan apabila terdapat sampel yang tidak memenuhi kriteria atau sampel tidak berhasil ditemukan.
43
4.3.6. Teknik pengambilan sampel Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional stratified random sampling (Lemeshow et al. 1997). Setiap rumah yang berada di 14 banjar di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan yang ditentukan sebagai sampel diambil secara acak sederhana (simple random sampling).
4.4. Variabel Penelitian. Dalam penelitian ini terdapat tiga variable, yaitu: a. Variabel independent/bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) yang dalam hal ini adalah kualitas sanitasi rumah yang diukur melalui penilaian : ventilasi, penerangan alami, kelembaban, suhu, kepadatan hunian dan pencemaran udara dalam rumah terhadap variabel dependen ( variabel terikat ) yaitu kejadian penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan. b. Variabel dependen/terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas yang dalam hal ini adalah kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan. c. Variabel pengganggu adalah variabel yang mungkin mengganggu sehingga perlu dikendalikan. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah iklim dan sosial budaya. Variabel ini dikendalikan dengan cara mengatur ulang jadwal penelitian apabila cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran,
44
seperti : turun hujan dan apabila ada upacara adat atau keagamaan di tempat yang akan dilakukan wewancara , observasi dan pengukuran. Hubungan variabel penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2.
VARIABEL BEBAS
VARIABEL TERIKAT
Kualitas Sanitasi Rumah : ventilasi, suhu, kelembaban, pencahayaan alami, kepadatan hunian dan pencemaran udara dalam rumah
Kejadian Penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan
VARIABEL PENGGANGGU Iklim Sosial Budaya
Gambar 4.2 Hubungan Variabel Penelitian Definisi Operasional dari masing-masing variabel yang akan diteliti diberikan batasan sesuai dengan tujuan penelitian tertuang dalam beberapa batasan operasional dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel Variabel 1 Kejadian ISPA
Kriteria, cara pengukuran dan alat ukur 2 3 Peristiwa terjangkitnya 1. Tidak ISPA penyakit ISPA di 2. ISPA wilayah kerja Puskesmas IV Cara Pengukuran: Denpasar Selatan Wawancara/ Kuesioner dengan gejala batuk pilek dan dapat disertai Definisi Operasional
Skala data 4 Nominal
45
Lanjutan Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel napas cepat dan atau napas sesak kurang dari 14 hari. Ventilasi.
Perbandingan antara luas lubang pada dinding rumah yang berfungsi untuk keluar masuknya angin/ udara dengan luas lantai rumah
Penerangan Alami
Rata-rata intensitas penerangan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah pukul 09.00 – 14.00 Wita.
Kelembaban Rasio rata-rata banyaknya uap air dalam udara pada suatu temperatur terhadap banyaknya uap air pada saat udara telah jenuh dengan uap air pada temperatur ( % ) pada ruang dalam rumah Suhu
1. Memenuhi syarat : luas Nominal ventilasi ≥ 10% luas lantai ruangan. 2. Tidak memenuhi syarat : luas ventilasi <10% luas lantai ruangan Cara pengukuran: meteran (Permenkes RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011) 1. Memenuhi syarat, bila ≥ Nominal 60 lux 2.Tidak memenuhi syarat, bila < 60 lux Cara pengkuran: Lux meter (Permenkes RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011) 1.Memenuhi syarat, bila Nominal kelembaban berkisar antara 40% - 60% 2.Tidak memenuhi syarat, bila kelembaban < 40 % atau >60 % Cara pengkuran: Hygrometer (Permenkes RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011)
Keadaan temperatur 1.Memenuhi syarat, bila udara rata-rata dalam suhu antara 18o–30o C rumah 2.Tidak memenuhi syarat, bila suhunya < 18o C atau > 30o C Cara pengukuran : Thermometer (Permenkes RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011)
Nominal
46
Lanjutan Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel Kepadatan hunian.
Pencemaran Udara.
Nominal Perbandingan rata-rata 1. Tidak padat : luas lantai minimal 8m²/2 orang + 1 antara luas lantai ruang orang Balita. tidur dengan jumlah 2. Padat : luas lantai kurang penghuni yang tidur dari 8m²/2 pada ruangan tersebut orang + 1 orang Balita. Cara pengukuran : Observasi,Wawancara, meteran (Kepmenkes RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999) Adanya bahan 1. Tidak ada pencemaran : Nominal pencemar udara dalam bila tidak ada variabel ruang rumah yang pencemaran. dihasilkan dari 2. Ada Pencemaran : kebiasaan aktifitas bila ada 1 atau lebih anggota keluarga variabel pencemaran. berupa asap dapur, asap obat nyamuk Cara pengukuran : bakar/semprot dan Observasi asap rokok. Wawancara (Permenkes RI Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011)
4.5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa : a. Blangko pendataan jenis rumah, untuk mengetahui jumlah dan kualitas rumah yang terdata. b. Daftar pertanyaan (kuesioner), untuk mendapatkan data responden dan perilaku responden terhadap kebersihan rumahnya. c. Lembar observasi, untuk mendapatkan data tentang kualitas sanitasi rumah yang meliputi : ventilasi, kelembaban, suhu, pencahayaan alami, kepadatan hunian dan pencemaran udara ruang dalam rumah d. Alat thermo hygrometer : digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban ruangan
47
e. Lux meter : untuk mengukur penerangan alami ruangan f. Meteran, untuk menghitung luas lantai dan luas lubang ventilasi rumah
4.6. Prosedur Penelitian Adapun prosedur penelitian ini diawali dengan melaksanakan pendataan rumah di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan. Pendataan dilakukan merujuk pada peta wilayah kerja Puskesmas. Dalam pendataan ini menggunakan tim surveyor yang berjumlah 14 orang. Tim ini diambil dari petugas Juru Pemantau Jentik (Jumantik) Puskesmas IV Denpasar Selatan. Sebelum melakukan pendataan, tim surveyor ini diberikan pembekalan/pelatihan untuk menyamakan persepsi tentang kriteria rumah yang didata. Dari hasil pendataan rumah tersebut diperoleh data jumlah rumah. Data tersebut selanjutnya dipakai untuk menentukan besarnya sampel yang diambil untuk melakukan penilaian terhadap kualitas sanitasi rumah yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan.
4.7. Pengolahan dan Analisis Data 4.7.1 Pengolahan data Menurut Budiarto (2001), kegiatan dalam proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry dan tabulating data. a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.
48
b. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses pengolahan data. Adapun kode yang diberikan untuk masing-masing variabel, sebagai berikut : 1) Variabel ISPA Alat ukur : Kuisioner Kode 0
= Sakit ISPA
Kode 1
= Tidak sakit ISPA
2) Variabel Ventilasi Alat ukur : Meteran Kode 0 = Tidak memenuhi syarat (<10% dari luas lantai) Kode 1
= Memenuhi syarat (≥10% dari luas lantai)
3) Variabel Pencahayaan alami Alat ukur : Luxmeter Kode 0
= Tidak memenuhi syarat (<60 lux atau >120 lux)
Kode 1
= Memenuhi syarat (60-120 lux)
4) Variabel Kelembaban Alat ukur : Hygrometer Kode 0
= Tidak memenuhi syarat (<40% atau >60%)
Kode 1
= memenuhi syarat (40-60%)
5) Variabel Suhu Alat ukur : Hygrometer Kode 0
= Tidak memenuhi syarat (< 18o C atau > 30o C)
Kode 1
= Memenuhi syarat (18o–30o C)
49
6) Variabel Kepadatan hunian Alat ukur : Meteran Kode 0
= Padat
Kode 1
= tidak padat
7) Pencemaran udara Alat ukur : Kuisioner Kode 0
= Ada pencemaran
Kode 1
= Tidak ada pencemaran
c. Entry, yaitu memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer. d. Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang akan diteliti guna memudahkan analisis data.
4.7.2. Analisis data Analisis data yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan dari lapangan. Fokus analisisnya lebih tertuju pada data primer yang menjawab permasalahan penelitian ini. Tahaptahapan analisis tersebut dapat dijelaskan sebagati berikut: Cara penilaian kondisi sanitasi rumah yaitu dengan melihat kesesuaian antara obyek yang dinilai dengan kolom indikator penilaian yaitu meliputi : ventilasi, pencahayaan alami rumah, kelembaban, suhu, kepadatan hunian, dan pencemaranudara dalam rumah. Apabila obyek yang diamati sesuai/memenuhi syarat maka nilai observasinya = 1, sedangkan kalau tidak sesuai/memenuhi syarat nilai observasinya = 0. Selanjutnya dilakukan penghitungan skor pada tiap rumah
50
dengan membagi nilai observasi dengan nilai maksimal observasi dikalikan 100%, yang secara sistematis dirumuskan (Aspuah, 2013), sebagai berikut : Nilai observasi Skor =
x 100% Nilai maksimal
Skor yang diperoleh akan dibandingkan dengan skor standar untuk menarik kesimpulan kategori kondisi sanitasi rumah yang diobservasi dan kondisi sanitasi rumah secara keseluruhan. Kategori kualitas sanitasi rumah dibedakan menjadi 3, yaitu: >75% dari total skor : termasuk katagori baik 51-74% dari total skor: termasuk katagori cukup < 50%
: termasuk katagori kurang
Secara sistematis, penilaian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Masing-masing indikator dinilai lalu di jumlah. b. Menghitung skor tiap penilaian dengan cara mengalikan total indikator dengan bobot 100%. c. Membandingkan hasilnya dengan klasifikasi kondisi sanitasi rumah, apakah termasuk kategori baik, cukup, atau kurang. Penilaian kualitas sanitasi rumah yang meliputi kualitas ventilasi, suhu, kelembaban, pencahayaan alami, kepadatan hunian, dan pencemaran udara dalam rumah datanya dianalisis dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS. Analisis data (Dahlan, 2010), meliputi :
51
1) Analisis univariat Analisis univariat (analisis persentase) dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing, baik variabel bebas
(independen)
maupun variabel terikat (dependen). 2) Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) dengan tingkat kemaknaan 5% (dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95% : a) Jika nilai sig P > 0,05 maka hasilnya tidak bermakna secara statistik atau tidak terdapat hubungan
antara variabel independen dengan
variabel dependen. b) Jika nilai sig P ≤ 0,05 maka hasilnya bermakna secara statistik terdapat hubungan
atau
antara variabel independen dengan variabel
dependen. 3) Analisis Multivariat Analisis multivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara beberapa variabel independen dengan suatu variable dependen. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi logistik yang bertujuan untuk mendapatkan model yang paling baik (fit) dan sederhana (parsinomy) yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen (Yasril dan Kasjono, 2009).