BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental,
dengan
Treatment by
subject design. Jumlah sampel 20 orang menjadi subjek pada periode satu dan juga pada periode dua. Ilustrasi rancangan ini ditunjukan dalam Gambar 4.1. RS
PT
P
S
W O P
P1 PI O1
O2
A D P
P2 PII O3
O4
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Keterangan : PT P RS
: Populasi target : Populasi terjangkau : Random sampling acak sederhana (simple random sampling) dengan menggunakan kertas yang diundi; S : Sampel diambil dari kreteria inklusi; PI : Semua sampel bekerja pada kondisi kerja dengan alat pemidangan konvensional (PI); PII : Semua sampel bekerja pada kondisi kerja dengan hasil rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis (PII); O1 :Pengukuran denyut nadi istirahat, kelelahan, keluhan muskuloskeletal, mikroklimat sebelum bekerja pada kondisi kerja sebelum intervensi (Periode I); O2 : Pengukuran kelelahan, keluhan muskuloskeletal setelah bekerja pada kondisi kerja sebelum intervensi (Periode I); WOP : Washing Out Period adalah waktu istirahat (jeda) yang dimanfaatkan untuk menghilangkan pengaruh kondisi sebelum perbaikan, dilakukan selama dua hari; ADP : Adaptasi adalah kondisi di mana perajin mulai mengenal alat pemidangan sampai sudah terbiasa mengoperasikan hasil rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis, dilakukan selama lima hari; O3 : Pengukuran denyut nadi istirahat, kelelahan, keluhan muskuloskeletal, mikroklimat sebelum bekerja pada kondisi kerja sesudah intervensi (Periode II); O4 : Pengukuran kelelahan, keluhan muskuloskeletal setelah bekerja pada kondisi kerja sesudah intervensi ( Periode II). 73
74
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Blahbatuh Gianyar. Alasan dilaksanakan di Kecamatan ini adalah karena daerah Blahbatuh Gianyar merupakan tempat observasi awal permasalahan pada alat pemidangan ditemukan. Penelitian dilaksanakan selama 12 bulan, yaitu mulai Bulan Maret 2012 sampai dengan awal Bulan Pebruari 2013. Selama rentang waktu tersebut dilakukan pendekatan partisipatori ke tempat penelitian, persiapan penelitian, penelusuran kepustakaan, pemberian adaptasi pengoperasian alat, penelitian pendahuluan, pengumpulan data awal sebelum perlakuan, pemberian perlakuan, pengambilan data setelah perlakuan, tabulasi data, dan analisis data. 4.3. Penentuan Sumber Data 4.3.1 Populasi dan sampel Populasi target adalah semua perajin kain endek di Kecamatan Blahbatuh Gianyar yang tersebar berada di Desa Bone, Desa Keramas, Desa Blege, Desa Blahbatuh dan Desa Sukawati dengan jumlah populasi target 50 perajin kain endek. Dari 50 populasi target hanya ada 23 orang perajin kain endek pada proses midang. Jadi populasi terjangkau adalah semua perajin kain endek pada proses midang dengan alat pemidangan konvensional di Kecamatan Blahbatuh Gianyar. 23 perajin kain endek pada proses midang berada tersebar di beberapa Desa yang berada di Kecamatan Blahbatuh seperti : Desa Bone memiliki delapan orang perajin kain endek pada proses midang, Desa Keramas memiliki enam orang perajin kain endek pada proses midang, Desa Blahbatuh memiliki enam perajin kain endek pada proses midang, dan Desa Blege memiliki tiga perajin kain endek
75
pada proses midang. Sampel diambil dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria sebagai berikut. 1. Kriteria inklusi a. Perajin kain endek pada proses midang b. Bersedia menjadi subjek penelitian sampai selesai dengan menandatangani surat persetujuan kesediaan sebagai sampel; c. Jenis kelamin perempuan d. Umur 35 - 50 tahun e. Pendidikan minimal pernah SD f. Pengalaman kerja minimal lima tahun 2. Kriteria eksklusi a. Ketakutan akan peralatan-peralatan yang menggunakan listrik b. Takut menekan tombol kontrol pada panel. 4.3.2 Besar sampel Besar sampel minimal dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus Colton (1985) sebagai berikut:
( Z Z ) n ( 1 0 )
2
……………………………….
Dimana: n = jumlah sampel; = standar deviasi (SD); Z = nilai Z pada tingkat kesalahan tipe I (α). Untuk α= 0,05; Zα = 1,96
(5)
76
Z = nilai Z untuk tingkat kesalahan tipe II (β) = 0,10; Zβ = -1,65; 0 = rerata nilai variabel penelitian setelah perlakuan yang diestimasi sebesar 15%; 1 = rerata nilai variabel penelitian sebelum perlakuan. Dari hasil observasi terhadap delapan sampel diperoleh rerata pengukuran terhadap keluhan muskuloskeletal dengan alat pemidangan konvensional (µ1) = 42 dengan simpang baku (σ) = 3,70. Rerata keluhan muskuloskeletal perajin kain endek pada proses midang diharapkan turun 15%, menjadi (µ0) = 35,7. Kesalahan sampling tipe I ditetapkan = 0,05; dan kesalahan sampling tipe II, = 0,10 maka diperoleh Z = 1,96 dan Z = -1,65. Sehingga besarnya sampel (n).
2
(1,96 1,65)3,70 n 4,50 (42 35,7)
……………………………….. (6)
Untuk mengetahui besar sampel pada variabel-variabel lainnya, dihitung berdasarkan rumus (6). Dari hasil perhitungan jumlah sampel (n) berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tersebut hasilnya seperti Tabel 4.1 berikut ini. Untuk mengantisipasi sampel terpilih mengalami kriteria eksklusi, maka dipilih n yang terbesar yaitu 17 orang dan dilakukan penambahan jumlah sampel minimal 15% (Kountur, 2005). Maka besar sampel ditambah 15%, dengan perhitungan: n = 17 + (0,15 x 17) sehingga n = 19,55 dan dibulatkan menjadi 20 orang.
77
Tabel 4.1 Hasil perhitungan jumlah sampel (n) No. 1 2 3 4
Variabel yang diukur Keluhan muskuloskeletal Kelelahan Produktivitas Penghasilan
µ0 35,7
µ1 42
50 58,83 0,006 0,007 9030,25 1062,5
σ 3,70
N 4,5
5,23 4,6 0,001 14 1767,77 17
4.3.3 Teknik penentuan sampel Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling acak sederhana (simple random sampling) dengan menggunakan kertas yang diundi. Dari populasi terjangkau sebanyak 23 orang yang memenuhi kriteria inklusi akan dipilih secara acak sederhana menggunakan undian kertas yang di dalamnya berisi nama-nama ke-23 orang perajin kain endek pada proses midang, kemudian diambil satu per satu sampai terpenuhi jumlah sampel sebanyak 20 orang. 4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Identifikasi dan klasifikasi variabel Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari beberapa kelompok antara lain. a. Variabel bebas (independent variable) terdiri dari: (1) task: rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis; (2) organisasi: waktu kerja, sikap kerja, pemberian air minum; (3) lingkungan: suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas suara, intensitas cahaya.
78
b. Variabel tergantung (dependent variable) Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kinerja perajin kain endek pada proses midang terdiri atas :
kelelahan, keluhan muskuloskeletal,
produktivitas, dan penghasilan perajin. c. Variabel kendali (control variable) Umur, jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman kerja.
Variabel Kendali Subjek : 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Pendidikan 4. Pengalaman kerja 5. Antropometri
Variabel Bebas Task : Rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis
Variabel Tergantung Kinerja terdiri atas: 1. Kelelahan 2.Keluhan muskuloskeletal 3. Produktivitas 4. Penghasilan perajin
Organisasi : 1. Istirahat pendek 2. Sikap kerja Lingkungan : 1. Suhu udara 2. Kelembaban relatif 3. Kecepatan angin 4. Intensitas cahaya 5. Intensitas suara
Gambar 4.2 Hubungan Antar Variabel
79
4.4.2 Definisi operasional variabel Berdasarkan variabel-variabel yang telah diidentifikasi dan diklasifikasi dibuatlah definisi-definisi operasionalnya sebagai berikut. 1. Kinerja adalah tingkat prestasi kerja dilihat dari hasil-hasil yang diperoleh dari pekerjaannya sebagai perajin kain endek pada proses midang dalam kurun
waktu
tertentu,
diukur
dari
indikator
kelelahan,
keluhan
muskuloskeletal, produktivitas dan penghasilan perajin. Jika indikator tersebut menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan terhadap masingmasing variabel tergantung, maka akan berpengaruh terhadap kinerja perajin kain endek pada proses midang. Kinerja dapat dilihat dari: a) Kelelahan adalah tingkat sensasi rasa lelah yang dirasakan oleh tubuh dan diukur secara subjektif dengan kuesioner 30 item pertanyaan dari Japan Association of Industrial and Health. Pengisian kuesioner dilakukan pada awal dan akhir kerja pada periode satu dan periode dua, sebelum dan sesudah melakukan aktivitas midang yang berlangsung selama tujuh jam kerja, dari pukul 09.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita. Dengan empat skala likert sebagai berikut. 1) A = tidak lelah/tidak terasa (nilai satu). Subjek sama sekali tidak merasakan adanya kelelahan/berat pada tubuhnya. 2) B = agak lelah/agak terasa (nilai dua). Subjek merasakan adanya sedikit kelelahan pada tubuhnya, tetapi kelelahan/berat tersebut dapat diabaikan dan tidak mengganggu pekerjaan.
80
3) C = lelah/terasa (nilai tiga). Subjek merasakan adanya kelelahan pada tubuhnya dan menghambat pekerjaan. Tetapi kelelahan tersebut berkurang apabila istirahat dari pekerjaan. 4) D = sangat lelah/sangat terasa (nilai empat). Subjek merasakan adanya kelelahan pada tubuhnya dan sangat menghambat pekerjaan. b) Keluhan muskuloskeletal adalah tingkat keluhan pada otot anggota tubuh perajin kain endek pada proses midang dalam melakukan aktivitas midang, selama tujuh jam kerja dimulai pukul 09.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map. c) Produktivitas adalah perbandingan antara jumlah luaran (out put) dengan masukan (input) dalam periode waktu tertentu. Dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut ( Manuaba, 2005c):
P
O IxT
(7)
Dimana: P = produktivitas, O = luaran (output), adalah banyaknya bulihan (lilitan benang dari ujung kiri sampai ujung kanan sisi bingkai midang) dalam sentimeter dikalikan dengan banyaknya unit atau bingkai yang dihasilkan setiap tujuh jam kerja I = masukan (input), adalah rerata nadi kerja yang didapat dari selisih rerata denyut nadi kerja dikurangi rerata denyut nadi istirahat. T = waktu kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas midang setiap hari (dalam satuan menit).
81
d) Denyut nadi istirahat adalah frekuensi denyut nadi yang diukur pada saat perajin dalam keadaan istirahat, yaitu 15 menit sebelum mulai bekerja. Denyut nadi istirahat dihitung berdasarkan denyut nadi radialis di pergelangan tangan kiri diukur dalam 60 detik. e) Denyut nadi kerja adalah denyut nadi yang diukur pada saat perajin sedang melaksanakan pekerjaan dengan ten pulses method, dengan meraba pada permukaan kulit pergelangan tangan di bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari. Cara menghitung dengan menggunakan stopwatch, berapa lama waktu diperlukan mulai denyut yang dirasakan pertama sampai denyut nadi kesebelas dan hasilnya dihitung dalam detik. f) Nadi kerja adalah perhitungan selisih antara denyut nadi kerja dengan denyut nadi istirahat. g) Gerakan tidak efektif adalah gerakan-gerakan yang dilakukan di luar proses kerja midang oleh perajin kain endek pada proses midang seperti mengepalkan atau merenggangkan jari-jari tangan, jongkok terlalu lama untuk menggantikan benang pada rak benang, menghitung bulihan lebih dari satu kali. h) Penghasilan adalah jumlah hasil kerja yang dinilai dengan uang (rupiah), yang diperoleh setelah menghasilkan hasil midang, per bingkai dinilai sebesar Rp. 5.000, dibayarkan setiap minggu sekali. 2. Rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis adalah merancang dan membuat alat pemidangan otomatis dengan rangkaian elektronik yang
82
dirancang dan dibuat dengan pendekatan ergonomi total berdasarkan kepada penerapan TTG dan pendekatan SHIP. 3. Istirahat pendek adalah istirahat yang dilakukan perajin kain endek pada proses midang di antara istirahat makan siang pada pagi hari pukul 10.30-10.45 Wita dan sore hari pukul 15.00 – 15.15 Wita. 4. Sikap kerja : sikap kerja perajin kain endek pada proses midang dengan alat pemidangan konvensional adalah berdiri statis di antara dua bidang kerja dengan posisi tubuh twisting. Sikap kerja perajin kain endek pada proses midang saat bekerja menggunakan alat pemidangan otomatis yang ergonomis adalah pada posisi duduk dinamis. 5. Suhu basah adalah uap jenuh dalam udara yang diukur dengan menggunakan sling termometer dengan satuan derajat. 6. Suhu kering adalah suhu panas lingkungan diukur dengan menggunakan sling termometer dengan satuan derajat. 7. Kelembaban relatif adalah perbandingan fraksi molekul uap air di dalam udara basah terhadap fraksi molekul uap air pada suhu dan tekanan yang sama, yang dikonversikan ke dalam diagram psikometrik. 8. Kecepatan angin adalah hembusan angin yang dirasakan subjek dalam satuan meter per detik yang diukur dengan Anemometer. 9. Intensitas cahaya adalah intensitas cahaya matahari yang jatuh pada suatu tempat kerja diukur dengan luksmeter. 10. Intensitas suara adalah besarnya tekanan (energi) yang dipancarkan oleh suatu sumber bunyi diukur dengan sound level meter (dBA).
83
11. Umur adalah jangka waktu dalam tahun dihitung mulai subjek lahir sampai dengan saat terpilih sebagai sampel penelitian sesuai Akte Kelahiran atau KTP. 12. Jenis kelamin adalah jenis kelamin perempuan yang tercantum dalam KTP. 13. Pendidikan adalah tingkat pendidikan yang pernah diikuti oleh perajin kain endek pada proses midang minimal di tingkat SD. 14. Pengalaman kerja adalah masa kerja perajin kain endek pada proses midang minimal lima tahun pada saat dilakukan penelitian. 15. Tebal paha adalah pengukuran jarak vertikal dari alas duduk ke bagian paling atas dari paha kanan, yang digunakan untuk mendesain tinggi bidang kerja alat pemidangan. 16. IMT (indeks massa tubuh) adalah nilai yang dihitung berdasarkan perbandingan berat badan dalam kilogram terhadap kuadrat tinggi badan dalam meter. 17. Tinggi badan diukur dengan antropometer jarak vertikal dari lantai ke bagian paling atas kepala satuan sentimeter 18. Berat badan adalah bobot tubuh yang diukur dengan timbangan Weight Scale dengan ketelitian 0,1 kg. 4.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini terdiri dari. 1. Kuesioner 30 item kelelahan dengan empat skala likert, untuk mengukur kelelahan.
84
2. Kuesioner Nordic Body Map, untuk mengukur keluhan muskuloskeletal. 3. Kamera digital merek NICON D70 buatan Jepang, digunakan untuk dokumentasi alat kerja, sikap kerja dan cara kerja. 4. Sound
level meter merek Schallpegel-MESSGERAT Sonometre SL-128
4661385.REFCO, untuk mengukur intensitas suara pada rak benang. 5. Anthropometer merek super dengan satuan cm dan tingkat ketelitian 1 mm buatan Jepang, untuk mengukur dimensi tubuh perajin. 6. Meteran merek Tech.Tool PS19-5.0D, untuk mengukur alat kerja. 7. Anemometer merek Lutron AM-4201.D, untuk mengukur kecepatan angin. 8. Luksmeter merek HIOKI 3423 Lux Hicester, untuk mengukur intensitas cahaya. 9. Slingmeter buatan Inggris, untuk mengukur suhu basah dan suhu kering 10. Stop watch digital merek CASIO HS-3 buatan Jepang, mengukur denyut nadi. 4.6 Prosedur Penelitian Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data yang lebih akurat, maka dilakukanlah tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut. 4.6.1 Tahap persiapan 1. Pendataan subjek yang menjadi populasi terjangkau 2. Menghubungi subjek untuk diminta kesediaannya mengikuti penelitian dibuktikan dengan menandatangani informed consent. 3. Mengadakan diskusi dengan subjek untuk menjelaskan penelitian yang akan dilakukan 4. Subjek mengisi biodata yang telah disediakan oleh peneliti
85
5. Mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian 4.6.2
Tahapan pelaksanaan Pada tahap kegiatan pelaksanaan penelitian, langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut. A. Tahap pertama pada kelompok tanpa perlakuan masing-masing subjek selama tiga hari (periode I) a. Sebelum mulai kerja 1.
Pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya.
2.
Subjek diukur denyut nadi istirahat 15 menit sebelum bekerja.
3.
Subjek mengisi kuesioner 30 items kelelahan.
4.
Subjek mengisi kuesioner Nordic Body Map.
b. Pada waktu bekerja 1.
Pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya, intensitas suara.
2.
Pengukuran denyut nadi kerja secara palpasi setiap satu jam kerja
3.
Mencatat aktivitas gerakan-gerakan perajin selama waktu kerja setiap 15 menit.
c. Setelah kerja 1. Pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya 2. Mengisi kuesioner 30 items kelelahan. 3. Mengisi kuesioner Nordic Body Map.
86
4. Mencatat hasil produk midang yang dihasilkan selama tujuh jam kerja B. Dilakukan washing out dua hari dan adaptasi lima hari C. Tahap kedua pada kelompok dengan perlakuan masing-masing subjek selama tiga hari (periode II) a. Sebelum mulai kerja 1. Pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya. 2. Subjek diukur denyut nadi istirahat 15 menit sebelum bekerja. 3.
Subjek mengisi kuesioner 30 items kelelahan.
4.
Subjek mengisi kuesioner Nordic Body Map.
b. Pada waktu bekerja 1.
Pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya, intensitas suara.
2.
Pengukuran denyut nadi kerja secara palpasi setiap satu jam kerja
3.
Mencatat aktivitas gerakan-gerakan perajin selama waktu kerja setiap 15 menit.
c. Setelah kerja 1.
Pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya.
2.
Mengisi kuesioner 30 items kelelahan.
3.
Mengisi kuesioner Nordic Body Map.
4.
Mencatat hasil produk midang yang dihasilkan selama tujuh jam kerja.
4.6.3
Prosedur pengukuran
87
1. Subjek duduk di tempat yang telah disediakan. 2. Pengukuran nadi kerja a. Denyut nadi istirahat 1) Setelah subjek datang disuruh istirahat duduk ± 15 menit sebelum bekerja 2) Denyut nadi diukur secara palpasi pada arteri radialis selama 1 menit. b.
Denyut nadi kerja
1) Denyut nadi diukur secara palpasi pada arteri radialis tangan kiri dengan metode 10 denyut. Hasilnya denyut nadi kerja = 60/t x 10 denyut = denyut per menit. 2) Pengukuran dilakukan tiap satu jam. c. Nadi kerja Nadi kerja diperoleh dengan menghitung selisih denyut nadi waktu kerja dikurangi denyut nadi istirahat. 3. Pengukuran kelelahan a. Prosedur pengerjaan 1) Sebelum mulai bekerja, subjek mengisi sendiri kuesioner yang diberikan dengan memberi tanda silang (x) pada item-item yang sesuai terhadap keluhan yang dirasakannya, kemudian hasilnya dikumpulkan. 2) Setelah selesai bekerja, subjek mengisi sendiri kuesioner yang diberikan dengan memberi tanda silang (x) pada item-item yang sesuai terhadap keluhan yang dirasakannya, kemudian hasilnya dikumpulkan. 4. Pengukuran Nordic Body Map a. Prosedur pengerjaan
88
1) Sebelum mulai bekerja, subjek mengisi sendiri kuesioner yang diberikan dengan memberi tanda silang (x) pada item-item yang sesuai terhadap keluhan yang dirasakannya, kemudian hasilnya dikumpulkan. 2) Setelah selesai bekerja, subjek mengisi sendiri kuesioner yang diberikan dengan memberi tanda silang (x) pada item-item yang sesuai terhadap keluhan yang dirasakannya, kemudian hasilnya dikumpulkan. 4.6.4
Protokol penelitian Penelitian ini terdiri atas dua perlakuan. Perlakuan pertama subjek
melakukan aktivitas midang menggunakan alat pemidangan konvensional dengan sikap kerja berdiri. Bekerja selama tujuh jam kerja dari pukul 09.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita dengan waktu istirahat satu jam dari pukul 12.00 wita sampai pukul 13.00 wita. Aturan kegiatan kerja adalah sebagai berikut. a. Pukul 08.00 wita subjek diberikan penjelasan tentang tata cara penelitian yang akan dilakukan (seperti cara mengisi kuesioner). b. Pukul 08.15 wita subjek diistirahatkan selama 15 menit. c. Pukul 08.30 wita dilakukan pengukuran denyut nadi istirahat selama 1 menit, pengisian kuesioner 30 item kelelahan, dan pengisian kuesioner Nordic Body Map. d. Pukul 09.00 Wita subjek dipersilahkan mulai bekerja. e. Melakukan pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya f. Melakukan pengukuran intensitas suara setiap satu jam selama bekerja. g. Melakukan pengukuran denyut nadi kerja setiap satu jam selama bekerja.
89
a. Mengamati setiap gerakan yang dilakukan subjek setiap 15 menit kerja secara terus menerus selama subjek bekerja. h. Pukul 12.00 wita – 13.00 wita istirahat makan siang. i. Pukul 12.45 wita dilakukan pengukuran denyut nadi istirahat j. Pukul 13.00 wita subjek mulai bekerja melakukan aktivitas midang. k. Melakukan pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya. l. Melakukan pengukuran intensitas suara setiap satu jam selama bekerja. m. Melakukan pengukuran denyut nadi kerja setiap satu jam selama bekerja. b. Mengamati setiap gerakan yang dilakukan subjek setiap 15 menit kerja secara terus menerus selama subjek bekerja. n. Pukul 17.00 wita subjek selesai bekerja. o. Pukul 17.15 wita dilakukan pembagian lembar kuesioner 30 item kelelahan dan kuesioner Nordic Body Map. Kemudian subjek disuruh mengisinya. p. Peneliti melakukan tiga hari pengukuran pada setiap subjek. q. Dilanjutkan dengan subjek berikutnya sampai pada subjek terakhir. Perlakuan kedua, subjek melakukan aktivitas midang menggunakan hasil rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis dengan sikap kerja duduk. Bekerja selama tujuh jam kerja dari pukul 09.00 wita sampai pukul 17.00 wita dengan waktu istirahat pendek pagi hari pukul 10.30-10.45 wita dan sore hari pukul 15.00-15.15 wita dan satu jam istirahat makan siang dari pukul 12.00 13.00 wita. Aturan kegiatan kerja adalah sebagai berikut.
90
c. Pukul 08.00 wita subjek diberikan penjelasan tentang tata cara penelitian yang akan dilakukan (seperti cara mengisi kuesioner). d. Pukul 08.15 wita subjek diistirahatkan selama 15 menit. e. Pukul 08.30 wita dilakukan pengukuran denyut nadi istirahat selama 1 menit, pengisian kuesioner 30 item kelelahan, dan pengisian kuesioner Nordic Body Map. f. Pukul 09.00 wita subjek dipersilahkan mulai bekerja dengan menggunakan hasil rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis. g. Melakukan pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya. h. Melakukan pengukuran intensitas suara setiap satu jam selama bekerja. i. Melakukan pengukuran denyut nadi kerja setiap satu jam selama bekerja. j. Pukul 10.30 wita istirahat selama 15 menit diberikan minum dan jajan. k. Mengamati setiap gerakan yang dilakukan subjek setiap 15 menit kerja secara terus menerus selama subjek bekerja.. l. Pukul 12.00 wita – 13.00 wita istirahat makan siang. m. Pukul 12.45 wita dilakukan pengukuran denyut nadi istirahat n. Pukul 13.00 wita subjek mulai bekerja melakukan aktivitas midang. o. Melakukan pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya. p. Melakukan pengukuran intensitas suara setiap satu jam selama bekerja. q. Melakukan pengukuran denyut nadi kerja setiap satu jam selama bekerja. r. Pukul 15.00 wita diberikan istirahat selama 15 menit.
91
s. Mengamati setiap gerakan yang dilakukan subjek setiap 15 menit kerja secara terus menerus selama subjek bekerja. t. Jam 17.00 wita subjek selesai bekerja. u. Jam 17.15 wita dilakukan pembagian lembar kuesioner 30 item kelelahan dan kuesioner Nordic Body Map. Kemudian subjek disuruh mengisinya. v. Peneliti melakukan tiga kali penelitian pada setiap perajin. w. Dilanjutkan dengan subjek berikutnya sampai pada subjek terakhir. 4.7 Alur Penelitian Dari populasi terjangkau sebanyak 23 orang perajin kain endek pada proses midang yang memenuhi kriteria inklusi dan dari 23 orang perajin kain endek pada proses midang akan dipilih secara acak sederhana menggunakan kertas yang di dalamnya berisi nama-nama ke-23 orang perajin kain endek pada proses midang, kemudian dikocok satu per satu sebanyak 20 orang sampel. 20 orang sampel tersebut diberikan perlakuan sebagai pihak kontrol pada periode satu selama tiga hari, diukur sebelum bekerja, selama bekerja dan sesudah bekerja dengan alat pemidangan konvensional. Diberikan washing out selama dua hari untuk menghilakan efek (residu) periode satu, dan adaptasi diberikan selama lima hari untuk beradaptasi menggunakan hasil rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis. Selanjutnya 20 orang sampel yang sama diberikan intervensi pada periode dua selama tiga hari menggunakan hasil rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis, dilakukan pengukuran dan pengambilan data sebelum bekerja, selama bekerja, dan sesudah bekerja. Dilakukan analisis data.
92
Adapun alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Populasi Terjangkau
Sampel n = 20 Periode 2 (3 hari) Periode 1 (3 hari)
Pengukuran sebelum kerja: - Suhu, kelembaban, kecepatan angin, intensitas cahaya - Pengukuran denyut nadi istirahat - Pengisian kuesioner 30 item kelelahan - Pengisian kuesioner Nordic Body Map
Pengukuran Sebelum kerja: - Suhu, kelembaban, kecepatan angin, intensitas cahaya - Pengukuran denyut nadi istirahat - Pengisian kuesioner 30 item kelelahan - Pengisian kuesioner Nordic Body Map Selama bekerja dengan alat pemidangan konvensional: - Pengukuran suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitas cahaya, intensitas suara - Pengukuran denyut nadi kerja pada akhir kerja. - Pengamatan terhadap gerak perajin
Selama bekerja dengan alat pemidangan otomatis yang ergonomis - Pengukuran suhu udara, kelembaban, intensitas cahaya, intensitas suara - Pengukuran denyut nadi kerja pada akhir kerja. - Pengamatan terhadap gerak perajin
Washing out (dua hari) dengan adaptasi dilakukan lima hari
Pengukuran sesudah kerja: - Pengisian kuesioner 30 item kelelahan - Pengisian kuesioner Nordic Body Map - Hasil midang
Pengukuran sesduah kerja: - Pengisian kuesioner 30 item kelelahan - Pengisian kuesioner Nordic Body Map - Hasil midang
Analisis Data
Gambar 4.3 Alur Penelitian
93
4.8 Pengolahan dan Analisis Data Data yang dihasilkan untuk periode satu dengan menggunakan
alat
pemidangan konvensional dan periode dua dengan menggunakan hasil rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis yang diolah dan dianalisis dengan bantuan komputer menggunakan program aplikasi SPSS 15.0. Adapun dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Analisis deskriptif untuk memberikan gambaran tentang karakteristik data dari
subjek,
karakteristik
data
kelelahan,
keluhan
muskuloskeletal,
produktivitas, gerakan tidak efektif dan penghasilan perajin yang didapatkan dari hasil penelitian. 2. Uji normalitas data kelelahan keluhan muskuloskeletal, produktivitas, dan penghasilan pada masing-masing kelompok, dilakukan dengan uji Shapiro Wilk (Dahlan, 2008). 3.
Uji t paired dilakukan pada data berdistribusi normal yaitu data kecepatan angin,
intenistas
cahaya,
intensitas
suara,
kelelahan,
keluhan
muskuloskeletal, dan produktivitas kerja. Uji Wilcoxon dilakukan pada data tidak berdistribusi normal dengan taraf kemaknaan α = 0,05 yaitu data suhu basah, suhu kering, kelembaban, gerakan tidak efektif, dan penghasilan perajin. Data antropometri subjek pada posisi duduk digunakan sebagai dasar untuk mendesain bidang kerja alat pemidangan. Data antropometri pada posisi duduk yang diukur adalah tebal paha untuk menentukan tinggi bidang kerja perajin, dengan rerata tebal paha adalah 10,93 ± 0,29 cm, sehingga berdasarkan
94
antropometri perajin ditentukan tinggi bidang kerja dengan menggunakan persentil 95. Rumus tinggi bidang kerja alat pemidangan (Wignjosoebroto, 2000) adalah : T = tinggi kursi + (95 persentil tebal paha) + tebal papan bidang kerja. T = tinggi kursi + ( x + 1,645 σ) + tebal papan bidang kerja T = 45 cm + (10,93 + (1,645 x 0,29) + 5 cm, T = 61,41 cm. Jadi dalam merancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis ini ditentukan tinggi bidang kerjanya sebesar 61,41 cm. Untuk memastikan apakah peningkatan kinerja memberikan manfaat yang riil bagi unsur industri tenun maupun perajin maka perlu dilakukan analisis biaya dan manfaat. Untuk menganalisis biaya dan manfaat pada pembuatan rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis ini dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Menghitung seluruh biaya intervensi ergonomi yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja perajin b. Menghitung return of invesment (ROI) untuk mengetahui prosentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. c. Menghitung break even point (BEP) antara biaya dan manfaat yang diperoleh setelah intervensi dilakukan.
95
Hipotesis statistik untuk penelitian ini adalah. a. Kelelahan H0 : µ1 = µ0
Rerata skor kelelahan perajin kain endek pada proses midang pada alat pemidangan konvensional sama dengan hasil rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis.
Ha : µ1 > µ0
Rerata skor kelelahan perajin kain endek pada proses midang pada alat pemidangan konvensional lebih besar dibandingkan
dengan
hasil
rancang
bangun
alat
pemidangan otomatis yang ergonomis. b. Keluhan Muskuloskeletal, H0 : µ1 = µ0
Rerata skor keluhan muskuloskeletal perajin kain endek pada proses midang pada alat pemidangan konvensional sama dengan hasil rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis.
Ha : µ1 > µ0
Rerata skor keluhan muskuloskeletal perajin kain endek pada proses midang pada alat pemidangan konvensional lebih besar dibandingkan dengan hasil rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis.
c. Produktivitas; H0 : µ1 = µ0
Rerata produktivitas perajin kain endek pada proses midang pada alat
pemidangan konvensional sama dengan hasil
rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis.
96
Ha : µ1 < µ0
Rerata produktivitas perajin kain endek pada proses midang pada
alat
pemidangan
dibandingkan
dengan
konvensional hasil
rancang
lebih
kecil
bangun
alat
pemidangan otomatis yang ergonomis. d. Penghasilan H0 : µ1 = µ0
Rerata penghasilan perajin kain endek pada proses midang pada alat rancang
pemidangan konvensional sama dengan hasil bangun
alat
pemidangan
otomatis
yang
ergonomis. Ha : µ1 < µ0
Rerata penghasilan perajin kain endek pada proses midang pada
alat
dibandingkan
pemidangan dengan
konvensional
hasil
rancang
pemidangan otomatis yang ergonomis.
lebih
kecil
bangun
alat