BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan
sama subjek (treatment by subjects design) (Bakta, 2000; Suryabrata, S. 2002). Rancangan sama subjek adalah rancangan serial, di mana semua sampel mengalami aktivitas dua periode dalam waktu yang berbeda. Dalam rancangan ini diselingi antara periode waktu berupa washing out period yang diperlukan untuk menghilangkan efek perlakukan pertama terhadap perlakukan berikutnya. Bagan rancangan ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
P0 P
S
O1
P1 O2
WOP
O3
O4
1
Gambar 4.1 Bagan Rancangan Penelitian Keterangan : P : Populasi S : Sampel O1 : Pendataan sebelum kerja pada subjek yang tidak mendapat perlakuan O2 : Pendataan sesudah kerja pada subjek yang tidak mendapat perlakuan O3 : Pendataan sebelum kerja pada subjek yang mendapat perlakuan O4 : Pendataan sesudah kerja pada subjek yang mendapat perlakuan P0 : Tanpa perlakuan (periode 1) P1 : Dengan perlakuan (periode 2) WOP : Washing Out Period ( waktu 7 hari) untuk menghilangkan efek perlakuan sebelumnya. Pendataan dilakukan terhadap : keluhan mukuloskeletal, kelelahan mata, dan ketelitian.
39
40
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bengkel Mekanik Jurusan teknik Mesin
Politeknik Negeri Bali. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2013
4.3
Ruang Lingkup Penelitian Sikap kerja berdiri sambil membungkuk saat melakukan pembubutan
karena tidak tersedianya tempat duduk dan rendahnya intensitas cahaya dalam ruangan raktikum menjadi penyebab meningkatnya keluhan muskuloskletal dan kelelahan mata serta menurunnya ketelitian hasil kerja mahasiswa yang melakukan praktikum di bengkel mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. Maka ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang ergonomi fisiologi kerja yang meliputi pengukuran-pengukuran yang bersifat subjektif dan objektif melalui observasi, pengamatan langsung, pengisian kuesioner pada periode 1 dan periode 2 pada mahasiswa yang
melakukan praktikum di bengkel mekanik
Politeknik Negeri Bali terutama pada sikap kerja dan intensitas cahaya sehingga keluhan muskuloskletal dan kelelahan mata menurun, serta ketelitian mahasiswa dalam praktikum meningkat.
4.4
Penentuan Sumber Data
4.4.1 Populasi target dan terjangkau Populasi target pada penelitian ini adalah semua mahasiswa yang melakukan praktikum di bengkel mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik
41
Negeri Bali.
Populasi terjangkau adalah mahasiswa semester dua yang
melakukan praktikum pembubutan pada bengkel mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. 4.4.2 Kriteria eligibilitas 4.4.2.1 Kriteria Inklusi Untuk menghindari bias terhadap hasil penelitian, maka diperlukan sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi yang ditetapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mahasiswa semester dua jurusan teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. 2. Jenis kelamin laki-laki 3. Sehat dan tidak memiliki cacat fisik. 4. Rentang umur antara 18- 20 tahun. 5. Pendidikan SMA atau SMK. 4.4.2.2 Kriteria drop out Kriteria drop out (dikeluarkan sebagai sampel) yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tidak hadir pada saat penelitian berlangsung. 2. Karena alasan tertentu mengundurkan diri sebagai sampel 4.4.3 Besar sampel Jumlah
sampel
minimal
dalam
penelitian
menggunakan rumus Colton (1974) sebagai berikut. Z Z n 1 0
Keterangan:
2
ini
dihitung
dengan
42
n
= jumlah sampel (group/kelompok)
Z
= batas atas kemaknaan pada tingkat kepercayaan 95%
Z
= batas bawah kemaknaan pada tingkat kepercayaan 95%
µ0
= rerata variabel penelitian tanpa perlakuan.
µ1
= rerata variabel penelitian dengan perlakuan. Dalam penelitian ini penurunan atau peningkatan ditetapkan 15 %.
= standar deviasi
Perhitungan besar sampel didasarkan atas hasil penelitian pendahuluan terhadap nilai hasil belajar mahasiswa praktikum didapat sebesar (µ0) = 6,70 dengan simpang baku (σ) = 1,28. Rerata nilai setelah perlakukan diharapkan naik sebesar 15%, sehingga menjadi (µ1) = 8,04. Kesalahan sampling tipe I ditetapkan = 0,05; dan kesalahan sampling tipe II = 0,10 maka diperoleh Z = 1,96 dan Z = -1,645. Sehingga besarnya sampel (n):
1,96 1,6451,28 n 11,86 dibulatkan menjadi 12 6,70 8,04 2
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, besar sampel yang diperoleh adalah 12 mahasiswa. Untuk menghindari apabila terjadi subjek droup out dari penelitian, maka besarnya sampel ditambah 20 % menjadi 14,4 dan dibulatkan menjadi 15. Sehingga besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan menjadi 15 mahasiswa praktikum pembubutan. 4.4.4 Teknik pengambilan sampel Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling dengan menggunakan tabel bilangan random. Mahasiswa semester II jurusan
43
Teknik mesin di Politeknik Negeri Bali berjumlah 56 orang, semuanya pria. Dari jumlah tersebut ditinjau berdasarkan kriteria inklusi sehingga dapat ditargetkan jumlah yang dapat menjadi sampel. Setelah itu dilakukan pemilihan sampel secara random dengan menggunakan tabel bilangan random.
4.5
Variabel Penelitian
4.5.1 Identifikasi dan Klasifikasi Variabel Berdasarkan fungsinya variabel penelitian dapat dibedakan menjadi variabel bebas, kontrol, rambang dan tergantung (Suryabrata, 2002). Variabel variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Variabel bebas
: intervensi ergonomi dalam bentuk perubahan sikap kerja dan penambahan penerangan lokal.
2. Variabel tergantung
: keluhan muskuloskletal, kelelahan mata, dan ketelitian hasil kerja
3. Variabel kontrol
:
a. Kondisi subjek : umur, jenis kelamin, tinggi dan berat
badan,
status kesehatan, jumlah semester b. Kondisi lingkungan
: suhu kering, suhu basah, kelembaban
relatif, kebisingan. 4.5.2 Defenisi operasional variabel Variabel-variabel
yang
dipergunakan
dalam
penelitian
ini
dapat
didefenisikan sebagai berikut. 1. Subjek adalah mahasiswa yang terpilih sebagai sampel penelitian dan sudah memenuhi kriteria inklusi.
44
2.
Umur subjek adalah jarak waktu lahir sampai pada saat pengukuran dan ditentukan berdasarkan kartu mahasiswa (KM).
3.
Jenis kelamin adalah ciri fenotif subjek yang ditunjukan oleh ciri – ciri kelamin sekunder dan didukung oleh keterangan yang ada pada kartu mahasiswa (KM).
4.
Tinggi badan adalah tinggi badan mahasiswa pada posisi berdiri yang diukur dari lantai sampai vertex.
5.
Berat badan adalah bobot tubuh subjek yang diukur dengan menggunakan Weight scale , type WS – 890 – CP.
6.
Status kesehatan adalah keadaan kesehatan mahasiswa yang menjadi subjek penelitian.
7.
Jumlah semester adalah banyaknya semester yang telah dijalani oleh mahasiswa di Jurusan Teknik Mesin dilihat dari tahun akademik saat mahasiswa diterima yang tercantum pada kartu mahasiswa, ditetapkan pada penelitian ini adalah mahasiswa semester II.
8.
Sikap kerja adalah suatu sikap tubuh (posture) mahasiswa pada waktu bekerja atau saat berinteraksi dengan peralatan kerja yaitu mesin bubut selama proses pembubutan.
9.
Perubahan sikap kerja adalah perubahan sikap tubuh (posture) mahasiswa pada waktu bekerja atau saat berinteraksi dengan peralatan kerja yaitu mesin bubut selama proses pembubutan di mana sikap kerja berdiri membungkuk berubah menjadi sikap kerja duduk menggunakan kursi.
10. Penerangan lokal adalah lampu tambahan yang dipasang pada mesin bubut menggunakan lampu TL hemat energi berkekuatan 15 watt untuk setiap
45
mesin. Lampu dipasang dan diarahkan pada objek kerja dan tidak ke arah mata subjek penelitian untuk menghindari silau. 11. Periode 1 adalah periode penelitian dimana kelompok sampel melakukan kegiatan praktikum dengan sikap kerja yang lama tanpa penerangan lokal, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Sikap Kerja membubut
12. Periode 2 adalah periode penelitian dimana kelompok sampel melakukan kegiatan praktikum dengan sikap kerja yang baru ditambah dengan penerangan lokal. 13. Keluhan muskuloskletal adalah suatu bentuk gangguan sistem muskuloskletal yang terdiri dari tulang, otot, tendon, ligament, jaringan tulang rawan, saraf dan pembuluh darah (Adiputra dkk., 2001). Didata dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map skala Likert 4 tingkat. Keluhan didata pada pukul 08.00 dan pada pukul 15.00 (sebelum dan sesudah praktikum) setiap kali praktikum dilakukan atau sebanyak 8 kali dalam dua periode penelitian. Keluhan muskuloskletal ini didata sebanyak delapan kali untuk setiap subjek,
46
masing-masing empat untuk dua periode Pendataan dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan paraktikum pada setiap periode. Pada periode satu dilakukan dua kali praktikum dan pada periode dua juga dilakukan dua kali praktikum. Hasil pendataan sebelum dan sesudah praktikum pada tiap periode akan dirata-ratakan dan nilai keluhan muskuloskletal adalah selisih antara pendataan sebelum dan sesudah praktikum. 14. Kelelahan mata adalah tingkat reaksi dan persepsi pada mata yang dirasakan oleh subjek, yang dinyatakan secara subyektif baik sebelum dan sesudah proses praktikum, yang didata dengan menggunakan kuesioner kelelahan mata yang dimodifikasi dengan lima skala Likert (lampiran 2) penilaian tingkat kelelahan mata dilakukan pada pukul 08.00 dan pada pukul 15.00 (sebelum dan sesudah praktikum) setiap kali praktikum dilakukan. Kelelahan mata ini didata sebanyak delapan kali untuk setiap subjek, masing-masing empat untuk dua periode
Pendataan dilakukan sebelum dan sesudah
pelaksanaan paraktikum pada setiap periode. Pada periode satu dilakukan dua kali praktikum dan pada periode dua juga dilakukan dua kali praktikum. Hasil pendataan sebelum dan sesudah praktikum pada tiap periode akan dirata-ratakan dan nilai kelelahan adalah selisih antara pendataan sebelum dan sesudah praktikum. 15. Ketelitian hasil kerja adalah nilai ketelitian dari pengukuran produk hasil kerja praktikum mahasiswa menggunakan mesin bubut di bengkel mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. Hasil kerja diukur menggunakan jangka sorong, kemudian ditentukan besar penyimpangan ukuran hasil kerja terhadap ukuran hasil kerja yang telah ditetapkan. Semakin
47
kecil penyimpangannya akan berarti semakin teliti. Penilaian ketelitian ini dilakukan oleh instruktur/dosen pembina praktikum. Ketelitian Hasil Kerja. Ketelitian ini didata pada setiap produk hasil kerja. Hasil kerja diukur dimensinya dengan menggunakan alat ukur mikrometer/jangka sorong dan dicocokkan dengan dimensi yang ditetapkan/ditugaskan. 16. Intensitas cahaya adalah adalah intensitas pencahayaan alami atau buatan dalam satuan lux yang diukur dengan
Luxmeter model DM-28 buatan
Jepang. Intensitas pencahayaan ini diukur pada meja kerja di bagian objek kerja. Pengukuran dilakukan pada awal dan akhir setiap pelaksanaan praktikum atau sebanyak 8 kali pengulangan selama pelaksanaan penelitian. 17. Suhu udara adalah suhu lingkungan dalam derajat celcius yang diukur dengan termometer ruangan merk Luxtron LM 800. Pengukuran dilakukan pada lima titik (di bagian depan kanan dan kiri, tengah, dan bagian belakang kanan dan kiri) dalam ruangan praktikum bengkel mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. Pengukuran dilakukan pada awal dan akhir setiap pelaksanaan praktikum atau sebanyak 8 kali pengulangan selama pelaksanaan penelitian. 18. Kelembaban relatif adalah kelembaban yang ditentukan berdasarkan nilai suhu basah dan suhu kering dalam satuan derajat Celcius yang dikonversi ke satuan derajat Fahrenheit dan dipetakan ke dalam Psychrometric Chart. Pengukuran ini dilakukan hanya pada satu titik saja yaitu pada titik sentral dari ruangan bengkel mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. Pengukuran dilakukan pada awal dan akhir setiap pelaksanaan praktikum atau sebanyak 8 kali pengukuran selama pelaksanaan penelitian.
48
4.5.3 Hubungan antara variabel Hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan seperti pada Gambar 4.3 berikut. Variabel Bebas Aplikasi ergonomi : Perubahan sikap kerja Penambahan penerangan lokal
Variabel Tergantung Keluhan Muskuloskletal Kelelahan mata Ketelitian hasil kerja
Variabel Kontrol 1. Kondisi subjek 2. Kondisi lingkungan 3. Jam kerja
Gambar 4.3 Bagan Hubungan Antar Variabel
4.6 Instrumen Penelitian Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Antropometer merek Super buatan Jepang, digunakan untuk mengukur tinggi badan mahasiswa yang dilakukan pada tahap persiapan. b. Weight scale, type WS – 890 – CP, untuk menimbang berat badan c. Kuesioner Nordic Body Map skala 4 untuk mengukur keluhan muskuloskletal mahasiswa (lampiran 1) d. Kuesioner kelelahan mata yang dimodifikasi dengan lima skala Likert (lampiran 2). e. Mikrometer (jangka sorong) dengan ketelitian hingga 0,5 mm.
49
f. Kamera digital model IXUS 85 IS merek Canon buatan Jepang untuk dokumentasi. g. Termometer ruangan merk Luxtron LM 800 buatan England untuk mengukur suhu ruangan praktikum h. Psichrometric chart (lampiran 4) digunakan pada pemetaan suhu basah dan suhu kering untuk mengetahui kelembaban relatif. i. Lux meter model DM – 28 buatan Jepang untuk mengukur intensitas pencahayaan dalam ruangan praktikum.
4.7
Prosedur Penelitian Untuk menghindari adanya kesalahan dalam pengumpulan data, dibuat
prosedur sebagai berikut.
4.7.1 a.
Tahap persiapan penelitian Mengurus administrasi dan ijin pelaksanaan penelitian di Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.
b.
Mempersiapkan petugas pengumpul data
c.
Mempersiapkan penerangan lokal dan kursi kerja untuk perlakuan pada periode 2.
d.
Pendataan subjek yang akan menjadi populasi penelitian.
e.
Pemilihan sampel dari populasi penelitian secara random
f.
Menghubungi subjek yang terpilih sebagai sampel untuk diminta kesediannya mengikuti penelitian.
50
g.
Mengadakan diskusi dengan subjek untuk menjelaskan penelitian yang akan dilakukan.
h.
Setelah subjek mengerti, kemudian diminta persetujuannya dengan mengisi blangko Informed Consent (lampiran).
i.
Subjek mengisi biodata yang telah disediakan peneliti.
j.
Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam penelitian.
k.
Mempersiapkan jadwal pemberian perlakuan.
l.
Pengukuran tinggi badan dan berat badan subjek penelitian.
4.7.2
Tahap pelaksanaan
1. Periode 1 . Subjek penelitian melaksanakan praktikum dengan sikap kerja berdiri dan tanpa penerangan lokal pada mesin bubut . Praktikum dilakukan sebanyak 2 kali dengan jumlah waktu praktikum 7 jam diselingi istirahat 1 jam. Selama itu dilakukan pengumpulan data berupa : a. Keluhan muskuloskletal yang didata dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map skala 4. Pendataan dilakukan setiap awal dan akhir kegiatan praktikum atau sebanyak 4 kali pendataan dalam 2 hari praktikum.
Kuesioner tersebut diisi oleh mahasiswa dengan jalan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia yang dipandu dengan gambar manusia. Kemudian akan dicari selisih skor antara sebelum dan sesudah praktikum dan dicari rata- rata dari 2 kali kegiatan praktikum. b. Kelelahan mata yang didata dengan menggunakan kuesioner kelelahan mata yang dimodifikasi dengan lima skala Likert. Pendataan dilakukan setiap awal dan akhir kegiatan praktikum atau sebanyak 4 kali
51
pendataan dalam 2 hari praktikum.
Kuesioner tersebut diisi oleh
mahasiswa dengan jalan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia. Kemudian akan dicari selisih skor antara sebelum dan sesudah praktikum dan dicari rata- rata dari 2 kali kegiatan praktikum. c. Ketelitian Hasil Kerja. Ketelitian ini diukur pada setiap produk hasil kerja. Hasil kerja diukur dimensinya dengan menggunakan alat ukur mikrometer/jangka sorong dan dicocokkan dengan dimensi yang ditetapkan/ditugaskan dan didata besar penyimpangannya (selisih antara hasil pengukuran dengan ukuran yang telah ditetapkan). Penilaian ketelitian ini dilakukan oleh tim dosen pembimbing praktikum. d. Mengukur suhu ruangan praktikum dengan menggunakan termometer ruangan merk Luxtron LM 800 buatan England. Pengukuran dilakukan pada lima titik (di bagian depan kanan dan kiri, tengah, dan bagian belakang kanan dan kiri) dalam ruangan praktikum. Pengukuran dilakukan pada awal dan akhir setiap pelaksanaan praktikum atau sebanyak 8 kali pengulangan selama pelaksanaan penelitian. e. Mengukur intensitas pencahayaan menggunakan Lux meter model DM-28 buatan Jepang. Pengukuran dilakukan pada meja kerja yaitu pada bagian objek kerja. Pengukuran dilakukan pada awal sampai akhir pelaksanaan praktikum atau sebanyak 8 kali pengulangan selama pelaksanaan penelitian.
52
2. Washing Out. Washing out (WO) adalah waktu untuk menghilangkan efek perlakuan sebelumnya. WO dilakukan selama 7 hari kerja disesuaikan dengan jadwal praktikum yaitu seminggu sekali. Saat WO semua subjek diminta untuk tidak melakukan aktivitas berat. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kelelahan yang akan mempengaruhi hasil penelitian pada periode berikutnya dan untuk memberikan kesempatan pada tubuh untuk melakukan pemulihan dan penyegaran. 3. Setelah washing out period subjek penelitian melaksanakan praktikum dengan sikap kerja duduk dan diberi tambahan penerangan lokal pada mesin bubut. Praktikum dilakukan sebanyak 2 kali dengan jumlah waktu praktikum 7 jam diselingi istirahat 1 jam. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Keluhan muskuloskletal didata dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map skala 4. Pendataan dilakukan setiap awal dan akhir kegiatan praktikum atau sebanyak 4 kali pendataan dalam 2 hari praktikum.
Kuesioner tersebut diisi oleh mahasiswa dengan jalan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia yang dipandu dengan gambar manusia. Kemudian akan dicari selisih skor antara sebelum dan sesudah praktikum dan dicari rata- rata dari 2 kali kegiatan praktikum. b. Kelelahan mata yang didata dengan menggunakan kuesioner kelelahan mata yang dimodifikasi dengan lima skala Likert. Pendataan dilakukan setiap awal dan akhir kegiatan praktikum atau sebanyak 4 kali pendataan dalam 2 hari praktikum.
Kuesioner tersebut diisi oleh
53
mahasiswa dengan jalan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia. Kemudian akan dicari selisih skor antara sebelum dan sesudah praktikum dan dicari rata- rata dari 2 kali kegiatan praktikum. c. Ketelitian Hasil Kerja. Ketelitian ini diukur pada setiap produk hasil kerja. Hasil kerja diukur dimensinya dengan menggunakan alat ukur micrometer/jangka sorong dan di cocokkan dengan dimensi yang ditetapkan/ditugaskan dan didata besar penyimpangannya (selisih antara hasil pengukuran dgn ukuran yang telah ditetapkan). Penilaian ketelitian ini dilakukan oleh tim dosen pembimbing praktikum. d. Mengukur suhu ruangan praktikum dengan menggunakan termometer ruangan merk Luxtron LM 800 buatan England. Pengukuran dilakukan pada lima titik (di bagian depan kanan dan kiri, tengah, dan bagian belakang kanan dan kiri) dalam ruangan praktikum. Pengukuran dilakukan pada awal dan akhir setiap pelaksanaan praktikum atau sebanyak 8 kali pengulangan selama pelaksanaan penelitian. e. Mengukur intensitas pencahayaan menggunakan Luxmeter model DM28 buatan Jepang. Pengukuran dilakukan pada lima titik (di bagian depan kanan dan kiri, tengah, dan bagian belakang kanan dan kiri) dalam ruangan praktikum. Pengukuran dilakukan pada awal dan akhir setiap pelaksanaan praktikum atau sebanyak 8 kali pengulangan selama pelaksanaan penelitian. 4.8 Protokol Penelitian 1) Protokol untuk subjek
54
a. Subjek harus sudah tiba di tempat penelitian 30 menit sebelum kegiatan praktikum dimulai atau pada pukul 07.30 WITA. b. Subjek mendapatkan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner Nordic Body Map dan kuesioner kelelahan mata. c. Subjek melakukan pengisian kuesioner Nordic Body Map dan kuesioner kelelahan mata. d. Subjek melakukan praktikum seperti biasa. e. Pada setiap akhir praktikum subjek kembali melakukan pengisian kuesioner Nordic Body Map dan kuesioner kelelahan mata dan dilakukan pengambilan nilai ketelitian hasil kerja yang diperoleh subjek saat praktikum. f. Pada 2 hari praktikum (hari Kamis sampai 2 minggu berturut-turut) subjek melakukan praktikum dengan sikap kerja berdiri dan tanpa penerangan lokal dengan jumlah jam praktikum pada tiap hari 7 jam diselingi istirahat 1 jam. g. Tahap kedua subjek diberi washing out selama 7 hari kerja sesuai dengan jadwal praktikum. h. Pada tahap ketiga subjek melakukan praktikum sebanyak dua kali pada hari kamis dua minggu berturut-turut dengan sikap kerja duduk dan diberi penerangan local pada mesin bubut dengan jumlah jam praktikum pada tiap hari 7 jam diselingi istirahat 1 jam. i. Pada setiap awal praktikum subjek melakukan pengisian kuesioner Nordic Body Map dan kuesioner kelelahan mata dengan bantuan surveyor.
55
j. Pada setiap akhir praktikum subjek kembali melakukan pengisian kuesioner kuesioner Nordic Body Map dan kuesioner kelelahan mata dengan bantuan surveyor dan dilakukan pengambilan nilai atau hasil belajar subjek saat praktikum.
2) Protokol untuk surveyor a. Sebelum mulai melakukan penelitian memberikan penjelaskan kepada subjek penelitian tentang tata cara penelitian seperti sikap kerja, perubahan sikap kerja dan penambahan penerangan lokal pada mesin bubut. b. Saat penelitian setiap awal praktikum
pada pukul 07.30 WITA
memberikan penjelasan dan memandu subjek mengenai cara pengisian kuesioner Nordic Body Map dan kelelahan mata. c. pengukuran terhadap mikroklimat
di tempat penelitian setiap kali
praktikum meliputi parameter suhu basah, suhu kering, kelembaban relative dan penerangan. d. Melakukan observasi awal terhadap keluhan muskuloskletal dan kelelahan mata. e. Melakukan intervensi sesuai rancangan yang ditetapkan. f. Pada akhir praktikum pada pukul 15.00 WITA memandu subjek untuk melakukan pengisian kuesioner Nordic Body Map dan kelelahan mata. g. Melakukan observasi akhir terhadap keluhan muskuloskletal, kelelahan peglihatan dan ketelitian hasil kerja.
56
4.8.1
Prosedur pengukuran
1. Penilaian keluhan muskuloskletal a. Sebelum memulai praktikum subjek diminta untuk mengisi kuesioner Nordic Body Map untuk mengetahui keluhan muskuloskletal. b. Setelah menyelesaikan praktikum subjek diminta lagi untuk mengisi kuesioner Nordic Body Map. c. Nilai atau skor keluhan muskuloskletal dihitung berdasarkan selisih keluhan muskuloskletal sesudah praktikum dan sebelum praktikum. Karena ada 2 kali praktikum maka skor keluhan muskuloskletal untuk tiap periode diperoleh dari rata-rata 2 nilai tersebut. 2. Penilaian kelelahan mata a. Sebelum memulai praktikum subjek diminta untuk mengisi kuesioner kelelahan mata. b. Setelah menyelesaikan praktikum subjek diminta lagi untuk mengisi kuesioner kelelahan mata. c. Nilai atau skor kelelahan mata dihitung berdasarkan selisih kelelahan mata sesudah praktikum dan sebelum praktikum. Karena ada 2 kali praktikum maka skor kelelelahan mata untuk tiap periode diperoleh dari rata-rata 2 nilai tersebut.
3. Penilaian ketelitian hasil kerja a. Setelah subjek menyelesaikan praktikum, benda hasil kerja diukur dimensinya menggunakan jangka sorong.
57
b. Hasil ukur dibandingkan dengan ukuran yang sudah ditetapkan oleh instruktur/dosen pembina praktikum c. Diambil selisih antara hasil ukur dengan ukuran yang telah ditetapkan oleh instruktur/dosen pembina praktikum, semakin kecil selisihnya maka semakin tinggi nilai ketelitian hasil kerja mahasiswa. d. Nilai ketelitian untuk tiap kelompok diperoleh dari rata-rata selisih antara hasil ukur dengan ukuran yang telah ditetapkan pada 2 kali praktikum.
4.8.2
Alur Penelitian Alur penelitian adalah sebagai berikut :
58
Tahap Persiapan Menetapkan tempat &persetujuan pengelola Persiapan petugas pengumpul data Pendataan & persetujuan subjek Penjelasan & pengisian informed consent,biodata Persiapan alat dan jadwal Pengukuran tinggi dan berat badan
Tahap Pelaksanaan Periode 1 (P0) Pendataan keluhan muskuloskletal dan kelelahan mata pada awal praktikum Subjek melakukan praktikum seperti biasa dengan sikap kerja berdiri dan tanpa penambahan penerangan lokal Pendataan keluhan muskuloskletal & kelelahan mata Pendataan nilai ketelitian
Periode 2 (P1) Pendataan keluhan muskuloskletal dan kelelahan mata pada awal praktikum Subjek melakukan praktikum dengan sikap kerja duduk dan dengan penambahan penerangan lokal Pendataan keluhan muskuloskletal & kelelahan mata Pendataan nilai ketelitian WO 7 hari
Gambar 4.4 Alur Penelitian
Pengolahan & Analisis Data
HASIL
59
4.9 Analisis Data Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 15.0 for windows untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dengan tahapan sebagai berikut : a. Semua data pada penelitian ini dicari rerata, simpang baku dan rentangan. b. Data ketelitian diuji normalitasnya dengan uji One-Sample KolmogorovSmirnov Test. c. Uji kemaknaan data ketelitian sebelum dan sesudah intervensi digunakan uji statistik parametrik t-paired dengan taraf kemaknaan 5% ( α = 0,05). d. Untuk data keluhan muskuloskeletal dan kelelahan mata, karena data berbentuk skor (nominal) maka uji beda kemaknaan sebelum dan sesudah intervensi ergonomi diuji dengan wilcoxon test dengan tingkat kemaknaan 5% Hipotesis statistik : 1. Untuk keluhan muskuloskletal Ho : µ1 = µ2
: rerata skor keluhan muskuloskletal periode 1 sama dengan rerata skor keluhan muskuloskletal periode 2.
Ha : µ1 > µ2
: rerata skor keluhan muskuloskletal periode 1 lebih besar dibandingkan dengan rerata skor keluhan muskuloskletal periode 2.
60
Decision rule Ho diterima
: tidak ada perbedaan bermakna antara rerata skor keluhan muskuloskletal periode 1 dengan periode 2 (p > 0,05 ).
Ho ditolak
: Ada perbedaan bermakna antara rerata skor keluhan muskuloskletal periode 1 dengan periode 2 (p < 0,05 ).
2. Untuk kelelahan mata Ho : µ1 = µ2
: rerata skor kelelahan mata periode 1 sama dengan rerata skor kelelahan mata periode 2.
Ha : µ1 < µ2
: Rerata skor kelelahan mata periode 1 lebih kecil dibandingkan dengan rerata skor kelelahan mata periode 2.
Decision rule Ho diterima
: Tidak ada perbedaan bermakna antara rerata skor kelelahan mata
periode 1
dengan rerata skor kelelahan mata periode 2 (p > 0,05 ). Ho ditolak
: Ada perbedaan bermakna antara rerata skor kelelahan mata
periode 1 dengan
rerata skor kelelahan mata periode 2 (p < 0,05 ).
61
3. Untuk ketelitian hasil kerja Ho : µ1 = µ2
: rerata skor nilai ketelitian periode 1 sama dengan rerata skor hasil belajar periode 2.
Ha : µ1 < µ2
: Rerata nilai ketelitian periode 1 lebih kecil dibandingkan dengan rerata skor nilai ketelitian periode 2.
Decision rule Ho diterima
: Tidak ada perbedaan bermakna antara rerata skor nilai ketelitian periode 1 dengan rerata skor nilai ketelitian periode 2 (p > 0,05 ).
Ho ditolak
: Ada perbedaan bermakna antara rerata skor nilai ketelitian periode 1 dengan rerata skor nilai ketelitian periode 2 (p < 0,05 ).