BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan silang (two-period cross over design) (Bakta, 1997; Pocock, 2008;). Rancangan silang merupakan rancangan serial, dimana semua sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kontrol dan perlakuan, dan dalam periode waktu yang berbeda. Dalam rancangan ini, selang antara periode waktu diperlukan washing out, untuk menghilangkan efek perlakuan pertama
terhadap
perlakuan berikutnya.
Keuntungan rancangan silang ialah variabilitas biologik antar subjek dapat dikendalikan, serta jumlah sampel hanya separuh dari rancangan pararel. Rancangan ini ditunjukkan dalam Gambar 4.1 berikut: Periode Pertama
WO
Periode Kedua
KLP I RS
P
O1 PI
RA
O2
O3 P1
O6
O7
O4
S O5
P2
P2 O8
KLP II
Gambar 4.1 Rancangan penelitian Keterangan : P S RS RA KLP I
: : : : :
Populasi penyapu jalan yang ada di wilayah Niti Mandala-Renon. Sampel yang memenuhi persyaratan penelitian. Pemilihan sampel dengan teknik random sampling dari populasi. Random alokasi Kelompok yang melaksanakan perlakuan P1 (penggunaan sapu lidi bertangkai jenis tanpa perbaikan) terlebih dahulu, diikuti perlakuan P2 (penggunaan sapu lidi bertangkai perbaikan).
50
51
KLP II : Kelompok yang melaksanakan perlakuan P2 (penggunaan sapu lidi bertangkai jenis perbaikan) terlebih dahulu, diikuti perlakuan P1 (penggunaan sapu lidi bertangkai tanpa perbaikan). O1,O3,O5,O7 : Pengukuran awal sebelum mulai kerja terhadap: 1. Denyut nadi istirahat. 2. Keluhan Muskuloskeletal 3. Kelelahan 4. Mikroklimat O2,O4,O6,O8 : Pengukuran yang dilakukan sesudah selesai bekerja terhadap: 1. denyut nadi kerja. 2. Keluhan Muskuloskeletal 3. Kelelahan 4. Mikroklimat P1 : Bekerja menggunakan sapu lidi bertangkai tanpa perbaikan. P2 : Bekerja menggunakan sapu lidi bertangkai perbaikan (redesain). WO : Washing out selama 1 hari. 4.2 Lokasi , Waktu dan Aktivitas Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Niti Mandala - Renon Kota Denpasar Provinsi Bali. Lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 4.2, Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yang dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2013.
Gambar 4.2 Lokasi Penelitian
52
Berdasarkan skala prioritas dari penyelesaian masalah sampai diperoleh data, kemudian dianalisis, maka dapat dijelaskan aktivitas penelitian sebagai berikut: Tabel 4.1 Aktivitas Penelitian Bulan 1
Aktivitas Penelitian Pencatatan data personal dari penyapu jalan dari sumber data DKP Kota Denpasar Maping dan pencatatan data dari populasi target
2
3 4
Pendekatan dan sosialisasi penelitian pada Penyapu jalan Pembuatan desain sapu – duplikasi produk Pengukuran data fisik subjek Pengukuran data kesehatan subjek Penyelesaian dan pengujian sapu lidi model baru Pengujian awal eksperimen – Pengujian sebelum eksperimen – ADP – Pengujian akhir eksperimen Evaluasi dan kelayakan data terhadap hipotesis
Capaian Deskripsi jumlah populasi Penentuan jumlah sampel Data fisik Desain dan produk Data fisik Data fisik Sapu lidi berbasis ergonomi Data eksperimen Data analisis
4.3 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup penelitian dalam bidang ergonomi – fisiologi kerja yang menyangkut peralatan kerja atau Hand tools ergonomic. 4.4 Penentuan Populasi dan Sampel 4.4.1 Populasi dan Populasi Terjangkau Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyapu jalan dikota Denpasar. Sedangkan Populasi target adalah seluruh penyapu jalan di Kecamatan Denpasar Selatan, Dan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh penyapu jalan yang ada di wilayah Niti Mandala – Renon, yang berjumlah 29 orang.
53
4.4.2 Kriteria Sampel (eligibility criteria) Sampel penelitian diambil dari populasi target yang memenuhi kriteria seperti yang diuraikan dibawah ini. 1) Kriteria inklusi. Kriteria inklusi yang dijadikan persyaratan dalam pemilihan sampel sebagai berikut: a. Bekerja sebagai penyapu jalan. b. Berjenis kelamin wanita c. Berusia 25 tahun sampai 45 tahun. d. Pendidikan minimal lulusan Sekolah Dasar atau minimal bisa baca tulis e. Berbadan sehat jasmani, rohani dan tidak disertai cacat fisik serta cedera berdasarkan pemeriksaan fisik diagnostik dokter. f. Pengalaman kerja minimal 2 tahun. g. Bersedia menjadi subjek penelitian sampai selesai dengan diperkuat oleh informed consent. 2) Kriteria tidak dilanjutkan menjadi sampel (Drop Out). Kriteria sampel drop out yang dipergunakan untuk dasar dalam membatalkan seseorang sebagai sampel dalam penelitian, sebagai berikut: a. Sakit atau kecelakaan saat penelitian berlangsung. b. Karena alasan tertentu mengundurkan diri sebagai sampel. 4.4.3 Besaran Sampel (sample size) Sampel dari subjek penelitian yang dilibatkan merupakan sampel dari sebagian populasi yang dipilih berdasarkan dari kriteria sampel penelitian. Sampel
54
penelitian diambil secara random dengan bilangan acak dan besarnya sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut (Pocock, 2008): ...............................................................( 2 )
dengan : N
: Jumlah sampel penelitian (group/kelompok)
Σ
: Simpang baku (standar deviasi)
μ1
: Rerata pengukuran variabel pada sampel kelompok kontrol.
μ2
: Rerata pengukuran variabel pada sampel kelompok perlakuan.
f (αβ) : Faktor untuk peluang kesalahan (α= 0,05; β= 0,10) dalam tabel didapat nilai = 13,0 Berdasarkan pada pengukuran awal yang dilakukan pada penyapu jalan di wilayah
Niti
Mandala–Renon
terhadap
denyut
nadi
kerja,
keluhan
muskuloskeletal dan kelelahan kerja, nilai skor yang didapatkan kemudian di analisis menggunakan rumus pada persamaan 4.2 dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Jumlah Sampel No. 1. 2. 3.
Variabel yang Diukur Denyut Nadi Kerja Keluhan Muskuloskeletal Kelelahan
σ = SD
μ1
μ2
f (αβ)
n
8,05 4,57 9,43
113,08 72,17 86,33
100,36 66,16 73,16
13,0 13,0 13,0
10,43 14,15 13,36
Sumber: data penelitian pendahuluan, 2013
55
Penentuan dari perhitungan jumlah sampel dari subjek penelitian yang dipakai adalah berdasarkan perhitungan jumlah sampel yang terbesar yaitu berdasarkan keluhan muskuloskeletal 14,15. Untuk mengantisipasi terjadinya sampel subjek penelitian terjadinya Drop Out (DO) di luar perkiraan selama pelaksanaan penelitian maka jumlah sampel ditambah 10% (Arikunto, 1998) menjadi 14,15+ (10% x 14,15) = 15,56 dibulatkan menjadi 16 orang. Sehingga besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan menjadi 16 orang. Karena rancangan penelitian menggunakan bentuk rancangan silang (two-period cross over design) subjek penelitian ditetapkan sejumlah 8 orang untuk satu lengan pada satu kelompok. 4.4.4 Teknik Pemilihan Sampel Dari populasi sebanyak 29 orang, yang memenuhi kriteria inklusi adalah 22 orang. Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitan ini adalah 16 orang. Jumlah tersebut akan dipilih secara acak sederhana (simple random sampling) (Pocock, 2008). Kemudian dilakukan random alokasi, untuk mengelompokkan sampel yang terpilih menjadi dua kelompok, dengan teknik acak sederhana menggunakan tabel bilangan random. Delapan sampel dengan bilangan terkecil dijadikan kelompok I yang akan mengalami perlakuan I terlebih dahulu, dilanjutkan dengan perlakuan II. Delapan sampel berikutnya dijadikan kelompok II yang melakukan perlakuan II terlebih dahulu, dilanjutkan dengan perlakuan I. 4.5 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini melibatkan sebanyak 4 kelompok variabel yang meliputi (1) variabel tergantung (dependent variable), (2) variabel bebas
56
(independent variable), (3) variabel kendali (control variable), seperti yang diuraikan pada sub bab berikut ini. 4.5.1 Identifikasi dan Klasifikasi Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasi dan diklasifikasi yang dijelaskan dapat diuraikan, sebagai berikut: 1) Variabel bebas (independent variable) adalah aplikasi ergonomi pada redesain sapu lidi bertangkai. 2) Variabel tergantung (dependent variable) yang meliputi a.beban kerja, b.keluhan muskuloskeletal, c. kelelahan. 3) Variabel kendali (control variable) dalam penelitian ini terdiri dari: a. aspek subjek yang meliputi : umur, tinggi badan, berat badan, antropometri, dan pengalaman kerja b. aspek organisasi yang meliputi (waktu kerja, waktu istirahat) dan c. aspek lingkungan (suhu basah, suhu kering, kelembaban relatif dan kecepatan angin). Berdasarkan variabel-variabel tersebut di atas dapat dibuat diagram hubungan antar variabel seperti dijelaskan pada Gambar 4.3.
57
Variabel bebas Aspek Task: aplikasi ergonomi pada redesain sapu lidi bertangkai
Variabel Kendali Aspek Subjek: 1. Umur 2. Tinggi badan 3. Berat badan 4. Antropometri 5. Pengalaman kerja
Variabel tergantung 1. Beban kerja 2. Keluhan muskuloskeletal 3. Kelelahan
Aspek Organisasi: 1. Waktu kerja 2. Waktu istirahat Aspek Lingkungan: 1. Suhu kering 2. Suhu basah 3. Kelembaban 4. Kecepatan angin
Gambar 4.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian 4.5.2 Definisi operasional variabel Berdasarkan identifikasi dalam klasifikasi variabel di atas untuk menghindari adanya kesalahan dalam pengumpulan data, maka dapat dibuat definisi operasional variabel, sebagai berikut: 1) Beban kerja adalah beban yang dihadapi pekerja akibat pekerjaan ataupun lingkungan dan sikap kerja. Pengukuran terhadap beban kerja dilakukan
58
dengan mengukur denyut nadi per menit dengan metode 10 denyut. Denyut nadi kerja diukur setiap 30 menit. Metode 10 denyut adalah metode dengan cara palpasi pada arteri radialis tangan kiri, yang dihitung adalah lamanya waktu yang diperlukan mulai denyut yang dirasakan pertama sampai denyut nadi kesebelas, hasilnya dalam detik. Cara perhitungannya :
DenyutNadi ( denyut / menit )
10 denyut x 60 Waktuperhi tungan
2) Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada sistem otot rangka yang diakibatkan oleh faktor – faktor kerja dan lingkungan kerja yang didapat pada waktu melakukan pekerjaan. Keluhan ini didata dengan menggunakan Nordic Body Map yang dimodifikasi dengan 4 skala Likert. Keluhan muskuloskeletal pekerja diukur pada saat sebelum dan setelah perlakuan. 3) Kelelahan adalah persepsi subjektif pekerja yang dirasakan setelah mereka melakukan aktivitasnya yang didata dengan 30 items of rating scale yang dikeluarkan oleh Japan assosiation of industrial and heatlh. Kuesioner ini terdiri dari tiga kategori yaitu pertama, aktivitas melemah (item 1-10), penurunan motivasi (item 11-20) dan kelelahan (item 21-30). Kelelahan pekerja diukur saat sebelum dan setelah perlakuan. 4) Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai pada posisi duduk yang diukur selama satu menit atau dengan waktu 15 detik. 5) Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja.
59
6) Umur adalah usia subjek dengan kategori umur berkisar 25 tahun sampai 45 tahun dengan catatan kronologis yang tercantum dalam surat tanda penduduk (KTP). 7) Jenis kelamin adalah ciri fenotip dari subjek untuk penelitian ini adalah wanita yang ditunjukkan oleh ciri-ciri kelamin sekunder yang didukung oleh adanya keterangan pada Kartu Tanda Penduduk (KTP). 8) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang ditetapkan dari tingkat pendidikan formal ditunjukkan pada surat tanda penduduk (KTP). Dalam penelitian ini minimal adalah SD. 9) Pengalaman kerja dalah lama waktu subjek melakukan aktivitas pekerjaan sebagai penyapu jalan minimal sudah 2 tahun pada saat dilakukan penelitian. 10) Berat badan ialah bobot tubuh yang diukur dengan timbangan weight Scale dengan ketelitian 0,1 kg. 11) Tinggi Badan diukur dengan antropometer dari telapak kaki ke vertex (ubunubun) dengan satuan centimeter. 12) Data anthropometri adalah ukuran dan proporsi tubuh yang diukur dengan anthropometer pada persentil 5th, 50th, dan 95th. 13) Kesehatan adalah sehat dalam arti tidak cacat fisik, mental dan dapat bekerja sehari-hari seperti biasanya, tanpa keluhan yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter. 14) Waktu kerja adalah waktu yang dibutuhkan oleh pekerja untuk melakukan pekerjaan sebagai penyapu jalan. Waktu kerja terdapat 2 shift: pertama
60
dimulai pada pukul 06.00 s.d 09.00 dan kedua dimulai pada pukul 13.00 s.d 15.00 Wita, 15) Waktu istirahat adalah lama waktu istirahat yang dilakukan dari pukul 10.00 s.d 13.00 Wita. 16) Suhu basah, uap jenuh dalam udara yang diukur dengan menggunakan sling termometer yang hasilnya dikonversikan dari suhu lingkungan pada psychrometric chart dengan satuan derajat Celcius (0C). Diukur setiap 1 jam kerja. 17) Suhu kering, suhu panas lingkungan yang diukur dengan sling termometer yang hasilnya dikonversikan dari suhu lingkungan pada psychrometric chart dengan satuan derajat Celcius (0C). Diukur setiap 1 jam kerja. 18) Kelembaban adalah kelembaban yang ditentukan berdasarkan nilai suhu basah dan suhu kering dalam satuan derajat Celcius yang dikonversikan ke satuan derajat fahrenheit dan dipetakan ke dalam psychrometric chart. Diukur setiap 1 jam kerja. 19) Kecepatan angin adalah gerakan udara atau aliran udara untuk areal ditempat kerja yang pengukurannya dilakukan dengan alat ukur anemometer hasilnya dalamsatuan m/dt. Diukur setiap 1 jam kerja. 20) Menggunakan sapu lidi bertangkai tanpa perbaikan adalah sapu lidi yang biasa dipakai oleh pekerja selama ini untuk menyapu jalan yang terdiri dari 2 komponen yaitu sapu lidi (dari daun atau pelepah pohon kelapa) dan tangkai (dari bahan kayu). Dengan ciri ukuran sebagai berikut:
61
a b
c
Berat
: 519,06 ± 32,52 gram
D.genggam (a)
: ± 2,23 cm
Panjang tangkai (b) : ± 42 cm Panjang lidi (c)
: ± 53 cm
Gambar 4.4 Sapu lidi bertangkai yang biasa digunakan penyapu jalan 21) Menggunakan sapu lidi bertangkai perbaikan adalah sapu yang dirancang sesuai dengan antropometri dan kebutuhan dari pekerja, yang telah dikaji dengan konsep partisipatori dan TTG untuk dipergunakan oleh pekerja sebagai penyapu jalan menggantikan sapu lidi bertangkai jenis lama. Dengan ciri ukuran sebagai berikut:
a b
c
Berat
: 456 ± 32,39 gram
D.genggam (a)
: ± 3,5 cm (persentil 95)
Panjang tangkai (b) : ± 70 cm Panjang lidi (c)
: ± 60 cm
Gambar 4.5 Sapu lidi bertangkai yang sudah diredesain
62
22) Sikap kerja adalah sikap kerja menggunakan sapu lidi tangkai kayu lama dengan sikap kerja dengan posisi tubuh berdiri, badan membungkuk, kepala menunduk, tangan kanan menekan, mengayun sambil menyapu. Gerakan menekan, mengayun sambil menyapu merupakan gerakan yang tidak alamiah. Sedangkan sikap kerja menggunakan rancangan sapu lidi tangkai yang baru yaitu sikap kerja yang fisiologis/alamiah, posisi badan tidak membungkuk, tangkai sapu ringan dan nyaman serta handel sesuai dengan antropometri pekerja, penggunaan sapu lidi bisa menggunakan satu atau dua tangan pekerja sehingga lebih bervariasi.
Gambar 4.6 Sikap kerja penyapu jalan dengan menggunakan sapu lidi bertangkai tanpa perbaikan.
63
Gambar 4.6 Sikap kerja penyapu jalan dengan menggunakan sapu lidi bertangkai perbaikan. 4.6 Instrumen Penelitian Instrumen atau alat-alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) Heart rate monitor life source buatan jepang, untuk menghitung denyut nadi. 2) Stop-watch digital merk CASIO HS-3 buatan Jepang digunakan untuk menghitung waktu kerja dan mengukur denyut nadi dengan metode palpasi 10 3) Anthropometer merek Super 686 buatan Jepang dengan tingkat ketelitian 0,1 cm digunakan untuk mengukur antropometri pekerja. 4) Timbangan digital merek Seige buatan Jepang dengan ketelitian (1/100) kg tipe EF521BW untuk mengukur berat badan. 5) Sphygmomanometer untuk mengukur tekanan darah sebanyak 1 buah. 6) Sling thermometer merek Hisamatsu dalam satuan °C buatan Jepang untuk mengukur suhu kering dan suhu basah.
64
7) Meteran logam merek My-Conve Daiyu buatan China, kapasitas 500 cm dan dalam satuan millimeter (mm) untuk mengukur dimensi alat kerja. 8) Electronic Scale, WH-A11 Max 25Kg, d=5g merek WeiHeng buatan Cihina, WH-A11 Max 25Kg, d=5g. untuk mengukur berat alat kerja 9) Kamera Digital, merk Canon EOS 1100D yang digunakan untuk dokumentasi 10) Kuesioner Nordic Body Map (NBM) dengan 4 skala Likert yang dimodifikasi (Sutajaya, 1998) dan digunakan secara internasional untuk mengukur keluhan muskuloskeletal atau otot skeletal yang disajikan pada Lampiran 1.5 11) Kuesioner 30 items kelelahan subjektif 4 skala Likert untuk mengukur kelelahan dan sudah direkomendasi dari Japan Association Industrial Health (JAIH) serta didukung oleh Industrial Fatigue Committee Research of Japan (IFCRJ), disajikan pada Lampiran 1.6 12) Psicometric chart untuk menghitung kelembaban udara. 13) Anemometer merek Lutron untuk mengukur kecepatan angin 4.7 Alur penelitian Sebelum penelitian dimulai, pertama dilakukan persiapan penelitian yaitu dengan melakukan penelitian pendahuluan, setelah itu akan ditetapkan jumlah sampel yang akan diteliti. Yang kemudian dibagi menjadi menjadi dua kelompok. Kelompok A sebagai kelompok yang bekerja tanpa perbaikan dan kelompok B sebagai kelompok yang bekerja dengan perbaikan. Kemudian diberikan washing out sehari. Setelah itu subjek akan dihadapkan dengan kondisi kerja sebaliknya, Alur penelitian ini disajikan pada gambar berikut:
65
Penelitian Pendahuluan Populasi Terjangkau N = 29 Sampel n = 16
Kelompok I n =8
Kelompok II n =8
Random Alokasi
Data sebelum bekerja : - Denyut nadi istirahat - Keluhan muskuloskeletal - Kelelahan
Data sebelum bekerja : - Denyut nadi istirahat - Keluhan muskuloskeletal - Kelelahan
Menggunakan sapu lidi bertangkai desain baru
Menggunakan sapu lidi bertangkai jenis lama
Data setelah bekerja - Denyut nadi kerja - Keluhan muskuloskeletal - Kelelahan
Data setelah bekerja - Denyut nadi kerja - Keluhan muskuloskeletal - Kelelahan Washing Out 1 hari Data sebelum bekerja : - Denyut nadi istirahat - Keluhan muskuloskeletal - Kelelahan
Data sebelum bekerja : - Denyut nadi istirahat - Keluhan muskuloskeletal - Kelelahan
Menggunakan sapu lidi bertangkai desain lama
Menggunakan sapu lidi bertangkai jenis baru Data sesudah bekerja : - Denyut nadi kerja - Keluhan muskuloskeletal - Kelelahan
Data sesudah bekerja : - Denyut nadi kerja - Keluhan muskuloskeletal - Kelelahan
Analisis Data Gambar 4.8 Alur Penelitian
66
4.8 Prosedur Penelitian Agar penelitian dapat berjalan secara sistematis, pengukuran, dan pengumpulan data, maka tata laksana penelitan dapat dijelaskan pada sub bab berikut ini. 4.8.1 Tahap persiapan penelitian Tahap persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan adalah: 1) Sosialisasi dan mengadakan diskusi dengan subjek untuk menjelaskan penelitian yang akan dilakukan. 2) Melakukan penelitian pendahuluan serta pendataan subjek yang akan menjadi populasi penelitian seperti:1). Melihat peralatan kerja, melakukan pengukuran terhadap subjek yaitu pengukuran denyut nadi, berat badan, tinggi badan, antropometri tangan dan siku, 2). Mencatat permasalahan yang ada. 3) Merencanakan langkah-langkah rencana perbaikan. 4) Meminta kepada subjek untuk kesediaannya mengikuti penelitian. 5) Memilih 16 Subjek sebagai sampel secara acak dan membagi subjek menjadi 2 kelompok A dan B dan memberi penomoran secara acak dari A1 sampai A8 dan B1 sampai B8. 6) Subjek mengisi biodata yang telah disediakan oleh peneliti. 7) Mengukur dimensi sapu lidi dan mendesain sapu lidi bertangkai desain baru yang akan digunakan dalam penelitian. 8) Subjek dipersilakan untuk beradaptasi dengan rancangan alat baru. 9) Mempersiapkan jadwal periode penelitian. 10) Pengukuran antropometri: tinggi badan, tinggi siku berdiri, panjang dan lebar telapak tangan, diameter gengam dan berat badan.
67
4.8.2 Tahap pelaksanaan penelitian a. Sebelum mulai bekerja, hal – hal yang diukur seperti: 1) Denyut nadi istirahat, diukur dalam denyut nadi 1 menit. 2) Mengisi kuesioner Nordic body map yang diisi oleh penyapu jalan dengan memberikan tanda silang X pada jawaban yang tersedia, sesuai dengan rasa sakit pada sistem muskuloskeletal khususnya keluhan yang dialami. 3) Mengisi kuesioner 30 items tingkat kelelahan yang diisi oleh penyapu jalan dengn memberikan tanda silang X pada jawaban yang tersedia, sesuai dengan perasaan lelah yang dirasakan. 4) Pengukuran suhu lingkungan sekitar dengan memakai sling thermometer, dan kecepatan angin dengan memakai anemometer selama bekerja. b. Selama dan sesudah kerja yang diukur dan diperhatikan hal-hal berikut ini. 1) Mengukur denyut nadi kerja setiap 30 menit 06.30, 07.00, 07.30, 08.00, 08.30, 09.00, dan 13.00, 13.30, 14.00, 14.30, 15.00 Wita menggunakan metode sepuluh denyut dan hasilnya dirata-ratakan. 2) Mengukur suhu lingkungan setiap 1 jam dari pukul 06.00, 07.00, 08.00, 09.00,, 13.00, 14.00 dan 15.00 dengan mengukur suhu kering, suhu basah, kelembaban dan gerakan udara. 3) Jam 15.05 dilanjutkan dengan mengisi kuesioner Nordic body map dan 30 items tingkat kelelahan yang diisi oleh penyapu jalan dengan memberikan tanda silang X pada jawaban yang tersedia, sesuai dengan keluhan dan rasa lelah yang dirasakan setelah bekerja.
68
4.8.3 Protokol Penelitian Protokol penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini terdiri dari dua perlakuan. Perlakuan pertama subjek bekerja menggunakan sapu lidi bertangkai jenis yang biasa dipakai/desain lama. Sedangkan perlakuan kedua subjek bekerja menggunakan sapu lidi bertangkai jenis yang sudah diredesain. 1) Sehari sebelum dilaksanakan penelitian, dilakukan pembagian kelompok I dan II, dimana masing-masing kelompok berjumlah 8 orang. 2) Pukul 05.20 Wita subjek dikumpulkan dan diberikan penjelasan tentang tata cara penelitian yang akan dilakukan. 3) Pukul 05.40 Wita subjek diistirahatkan selama 10 menit. 4) Pukul 05.50 Wita dilakukan pengukuran denyut nadi istirahat dengan metode 1 menit, pengisian kuesioner Nordic body map dan pengisian kuesioner 30 items kelelahan. 5) Pukul 06.00 Wita subjek dipersilahkan mulai bekerja, 6) Melakukan pengukuran denyut nadi kerja setiap 30 menit. pada pukul 06.30, 07.00, 07.30, 08.00, 08.30, 09.00, dan 13.00, 13.30, 14.00, 14.30, 15.00 Wita. 7) Melakukan pengukuran mikrolimat ditempat kerja diukur setiap satu jam yaitu pada pukul 06.00, 07.00, 08.00, 09.00, 13.00, 14.00 dan 15.00 Wita. 8) Pukul 10.00 Wita Subjek berhenti bekerja. Kemudian subjek diminta untuk mengisi kuesioner Nordic body map dan kuesioner 30 items kelelahan. 9) Subjek diberikan istirahat sampai pukul 13.00 wita.
69
10). Selanjutnya mulai bekerja hingga pukul 15.00 wita dengan aturan kegiatan yang sama seperti poin ‘a’ sampai ‘h’. 11).Pada perlakuan dengan intervensi yaitu subjek bekerja dengan menggunakan sapu lidi bertangkai yang sudah di redesain, aturan kegiatannya adalah sama seperti pada poin ‘a’ sampai ‘j’. 4.8.4 Jadwal pemberian perlakuan Kegiatan penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A (1,2,3,4,5,6,7,8) sebagai kelompok yang menggunakan sapu lidi bertangkai jenis yang lama dan kelompok B (1,2,3,4,5,6,7,8) sebagai kelompok yang menggunakan sapu lidi bertangkai desain yang baru. 1) Pada hari ke 1,2,3 kelompok A melakukan pekerjaan tanpa adanya intervensi yaitu menyapu jalan dengan menggunakan sapu lidi bertangkai yang belum diredesain, sementara kelompok B melakukan pekerjaan dengan intervensi yaitu menyapu jalan dengan menggunakan sapu lidi bertangkai yang sudah di redesain. 2) Kegiatan yang sama dengan kelompok yang sama dilakukan selama 3 hari berturut-turut dan pada hari ke 4 dilakukan washing out sehari. 3) Pada hari ke 5, 6,7 Kelompok B melakukan pekerjaan tanpa intervensi yaitu menyapu jalan dengan menggunakan sapu lidi bertangkai yang belum diredesain dan kelompok A melakukan pekerjaan dengan intervensi yaitu menyapu jalan dengan menggunakan sapu lidi bertangkai yang sudah di redesain, dengan tahapan serta aturan pelaksanaan yang sama dengan sebelumnya.
70
4.9 Pengolahan Dan Analisis Data Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan komputer dengan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 20 for windows untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini data terdiri dari kondisi karakteristik subjek, kondisi lingkungan, beban kerja, keluhan muskuloskeletal, dan kelelahan yang dianalisis dengan cara sebagai berikut: 1) Analisis Deskriptif, diperoleh rerata, simpang baku dan rentangan untuk memberikan gambaran secara deskriptif tentang karakteristik data yang didapatkan dari hasil penelitian. 2) Data antropometri diperoleh rerata, simpang baku dan persentil; 3) Uji normalitas data terhadap data kondisi lingkungan, beban kerja, keluhan muskuloskeletal dan kelelahan pada tiap kelompok untuk melihat distribusi data sampel sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan ShapiroWilk test (n<50). Dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi
yang
berdistribusi normal.
Kriteria pengujian
menggunakan taraf signifikansi 5% (α=0,05). 4) Uji homogenitas digunakan untuk meyakinkan bahwa sampel memiliki varian yang homogen atau data berasal dari populasi-populasi dengan varian yang sama. Data kondisi lingkungan, beban kerja, keluhan muskuloskeletal dan kelelahan data antar kelompok dianalisis dengan menggunakan uji Levene’s Test. Kriteria pengujian menggunakan taraf signifikansi 5% (α=0,05).
71
5) Uji komparabilitas data yaitu membandingkan nilai rata-rata sebelum diberikan perlakuan. Yang diuji menggunakan t-Independent-Samples Test. Kriteria pengujian menggunakan taraf signifikansi 5% (α=0,05). 6) Analisis efek periode (period effect) Analisis efek periode dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh periode pada perlakuan I tidak berpengaruh terhadap perlakuan berikutnya,). dianalisis dengan uji t-Independent-Samples Test.
Efek ini
Kriteria pengujian
menggunakan taraf signifikansi 5% (α=0,05). a. Beban kerja Efek periode dihitung berdasarkan beda beban kerja kelompok periode pertama dikurangi dengan beda beban kerja kelompok periode kedua untuk kelompok I dibandingkan dengan beda beban kerja kelompok periode pertama dikurangi dengan beda beban kerja kelompok periode kedua untuk kelompok II. b. Keluhan Muskuloskeletal Efek periode dihitung berdasarkan beda keluhan muskuloskeletal kelompok periode pertama dikurangi dengan beda keluhan muskuloskeletal kelompok periode kedua untuk kelompok I dibandingkan dengan beda keluhan muskuloskeletal kelompok periode pertama dikurangi dengan beda keluhan muskuloskeletal kelompok periode kedua untuk kelompok II. c. Kelelahan Efek periode dihitung berdasarkan beda kelelahan kelompok periode pertama dikurangi dengan beda kelelahan kelompok periode kedua untuk
72
kelompok I dibandingkan dengan beda kelelahan kelompok periode pertama dikurangi dengan beda kelelahan kelompok periode kedua untuk kelompok II. 7) Analisis efek residu ( carry over effect ) Analisis efek residu dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh sisa perlakuan sebelumnya terhadap perlakuan berikutnya, pada taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Efek ini dianalisis dengan uji uji t-Independent-Samples Test. a. Beban kerja Efek residu dihitung berdasarkan rerata beda beban kerja pada periode pertama dan periode kedua untuk kelompok I dibandingkan dengan rerata beda beban kerja pada periode pertama dan periode kedua untuk kelompok II. b. Keluhan Muskuloskeletal Efek residu dihitung berdasarkan rerata beda keluhan muskuloskeletal pada periode pertama dan periode kedua untuk kelompok I dibandingkan dengan rerata beda keluhan muskuloskeletal pada periode pertama dan periode kedua untuk kelompok II. c. Kelelahan Efek residu dihitung berdasarkan rerata beda kelelahan pada periode pertama dan periode kedua untuk kelompok I dibandingkan dengan rerata beda kelelahan pada periode pertama dan periode kedua untuk kelompok II. 8) Uji efek perlakuan (uji beda) antara kelompok sebelum perbaikan dan kelompok sesudah perbaikan.
Uji dilakukan untuk mengetahui perbedaan
73
rerata dan simpang baku serta tingkat kemaknaan. Dianalisis menggunakan uji t-paired Kriteria pengujian menggunakan taraf signifikansi 5% (α=0,05). 9) Hipotesis statistik untuk data penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Beban kerja Ho : X1 = X2 Ha : X2 < X1 Keterangan : X1 = rerata denyut nadi kerja menggunakan sapu lama X2 = rerata denyut nadi kerja menggunakan sapu baru b. Keluhan Muskuloskeletal Ho : X1 = X2 Ha : X2 < X1 Keterangan : X1 = rerata denyut nadi kerja menggunakan sapu lama X2 = rerata denyut nadi kerja menggunakan sapu baru c. Kelelahan Ho : X1 = X2 Ha : X2 < X1 Keterangan : X1 = rerata denyut nadi kerja menggunakan sapu lama X2 = rerata denyut nadi kerja menggunakan sapu baru