BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berdasarkan pada suatu fenomena sosial atau masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Karena itu, data kualitatif merupakan data deskriptif dan kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian kualitatif sangat bergantung pada logika dan teknik analisa data penelitinya. Penelitian ini dirancang untuk menilai kinerja pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah (BPMPD) Kabupaten Tabanan dengan menggunakan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. 4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun
2015. Penelitian ini bertempat di Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah (BPMPD) Pemerintah Kabupaten Tabanan. BPMPD Kabupaten Tabanan merupakan salah satu organisasi sektor publik yang melaksanakan fungsi penanaman modal dan perijinan daerah guna meningkatkan iklim investasi demi kesejahteraan masyarakat.
35
36 4.3
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penilaian kinerja pada Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan berdasarkan Balanced Scorecard.
4.4
Penentuan Sumber Data
4.4.1
Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah umum yang terdiri dari objek, subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2004). Jadi populasi dapat berbentuk orang atau benda lain. Tidak hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek tersebut tetapi juga meliputi seluruh karakteristisk/sifat yang dimiliki oleh objek maupun subjek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang telah mengurus perijinan pada tahun 2014 sebanyak 5.748 orang dan karyawan pada BPMPD Kabupaten Tabanan sebanyak 49 orang. 4.4.2
Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2004). Sampel untuk mengukur kepuasan konsumen adalah masyarakat yang telah mengurus perijinan pada tahun 2014 sebanyak 98 orang. Sedangkan sampel untuk mengukur kepuasan karyawan adalah karyawan pada BPMPD Kabupaten Tabanan sebanyak 32 orang.
37 4.4.3
Metode Pengambilan Sampel
4.4.3.1 Metode Pengambilan sampel dalam penilaian tingkat kepuasan pelanggan. Metode yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel adalah dengan menggunakan rumus slovin (Riduwan, 2010) untuk menentukan jumlah sampel dicari dengan rumus : N n = 1 + N (E)2 Keterangan n
= Sampel
N
= jumlah populasi
E
= margin of error Jumlah masyarakat yang telah mengurus perijinan di BPMPD
Kabupaten Tabanan tahun 2014 adalah sebesar 5.748 orang. Berdasarkan rumus diatas untuk jumlah masyarakat yang telah mengurus perijinan pada BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2014 sebesar 5.748 orang dengan batas kesalahan 10 persen jumlah sampelnya adalah 98 orang. Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sampling insidental. Sampling insidental adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012). Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota populasi yang secara kebetulan ditemui mengambil surat ijin yang telah selesai diproses di BPMPD Kabupaten Tabanan sehingga diperoleh sesuai jumlah sampel yang dibutuhkan.
38 4.4.3.2 Metode Penentuan Sampel dalam penilaian tingkat kepuasan karyawan Populasi dalam penilaian tingkat kepuasan karyawan adalah karyawan pada BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2014 sebanyak 49 orang, ukuran sampel ditentukan berdasarkan rumus slovin (Riduwan, 2010) berdasarkan rumus slovin tersebut maka untuk populasi sebesar 49 orang dengan tingkat kesalahan 10 persen sehingga jumlah sampelnya adalah 32,88 yang dibulatkan menjadi 33 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode proportionate stratified random sampling yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila jumlah populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2012). Sampel diambil dari Pegawai Negeri Sipil di BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2014. Jumlah populasi dan sampel penelitian ini telah diketahui, maka pembagian sampel secara proporsional berdasarkan tingkat golongan dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Jumlah populasi dan sampel karyawan pada BPMPD Kabupaten Tabanan No
Golongan
1 2 3
II III IV Jumlah
4.5 4.5.1
Jumlah sub Jumlah populasi sampel 10 7 33 23 5 3 49 33
Perhitungan sample 10/49 x 33 = 6.73 33/49 x 33= 22.89 5/49 x 33 = 3.36
Variabel Penelitian Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah :
39 1)
Kinerja Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan ditinjau dari perspektif keuangan.
2)
Kinerja Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan ditinjau dari perspektif pelanggan.
3)
Kinerja Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan ditinjau dari perspektif proses bisnis internal.
4)
Kinerja Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan ditinjau dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
4.5.2
Definisi Operasional Variabel
4.5.2.1 Kinerja Perspektif Keuangan Mengukur perspektif keuangan ini dilakukan dengan menggunakan instrumen pengukur value for money atau 3E yang dikembangkan oleh Mardiasmo (2002). Instrumen tersebut yaitu: 1) Tingkat Ekonomi Mengukur tingkat kehematan dari pengeluaran – pengeluaran yang dilakukan pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah (BPMPD) Kabupaten Tabanan dengan menggunakan data anggaran pengeluaran dan realisasinya. 2) Tingkat Efisiensi Pengukuran tingkat efisiensi menggunakan data realisasi belanja langsung untuk memperoleh pendapatan dan data realisasi pendapatan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah (BPMPD) Kabupaten Tabanan.
40 3) Tingkat Efektivitas Pengukuran tingkat efektivitas menggunakan data anggaran pendapatan dan realisasi pendapatan.
4.5.2.2 Kinerja Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan adalah merupakan salah satu perspektif balanced Scorecard
yang mengukur kinerja pelanggan BPMPD Kabupaten Tabanan.
Kinerja perspektif pelanggan
diukur sesuai dengan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2//2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat meliputi : 1) Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. 2) Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; 3) Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya); 4) Kedisiplinan
petugas
pelayanan,
yaitu
kesungguhan
petugas
dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku; 5) Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;
41 6) Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat; 7) Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; 8) Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani; 9) Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati; 10) Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; 11) Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan; 12) Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 13) Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan; 14) Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara
pelayanan
ataupun
sarana
yang
digunakan,
sehingga
masyarakat merasa tenag untuk mendapatkan pelayanan terhadap resikoresiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
42 4.5.2.3 Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal Memberikan penilaian gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai target keuangan tertentu. Kinerja dari perspektif proses internal akan diukur dengan Kapasitas Infrastruktur yaitu mengukur tingkat penambahan nilai aset tetap yang mendukung operasional Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah (BPMPD) Kabupaten Tabanan tahun 2010-2014.
4.5.2.4 Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan perspektif balanced Scorecard yang mengukur Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan diukur dengan Tingkat Kepuasan Karyawan dan tingkat produktivitas karyawan. Tingkat Kepuasan karyawan adalah pernyataan karyawan mengenai situasi dan kondisi kerja yang dihadapi oleh karyawan selama bekerja di BPMPD Kabupaten Tabanan. Sedangkan tingkat produktivitas karyawan yaitu perbandingan antara total ijin yang dikeluarkan dengan jumlah karyawan pada BPMPD Kabupaten Tabanan selama tahun 2010 – 2014. 4.6
Instrumen Penelitian
4.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan dalam kuisioner tersebut mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Sugiyono, 2012). Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi
43 antar skor total. Jika koefisien korelasinya positif dan lebih dari 0,30 maka indikator yang bersangkutan dianggap valid. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya untuk mengukur suatu objek yang akan diukur dan untuk melihat konsistensinya alat ukur dalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2012). Jika nilai Cronbach Alpha di atas 0,60 maka item pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel. 4.7
Teknik Analisis Data
4.7.1 Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan Teknis analisis yang digunakan untuk menilai kinerja perspektif keuangan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan yaitu: 1) Tingkat Ekonomi Mengukur tingkat kehematan dari pengeluaran – pengeluaran yang dilakukan pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah (BPMPD) Kabupaten Tabanan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dengan menggunakan data anggaran pengeluaran dan realisasinya. Untuk mengukur tingkat ekonomi dengan formula : Tingkat ekonomi =
………………(4.1)
Kriteria Ekonomi adalah: a. Nilai kurang dari 100% berarti ekonomis b. Nilai sama dengan 100% berarti ekonomi berimbang c. Nilai lebih dari 100% berarti tidak ekonomis
44 2) Tingkat Efisiensi Pengukuran tingkat efisiensi menggunakan data realisasi belanja langsung untuk memperoleh pendapatan dan data realisasi pendapatan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah (BPMPD) Kabupaten Tabanan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Untuk mengukur tingkat efisiensi dengan formula: Realisasi belanja langsung untuk memperoleh pendapatan
Tingkat Efisiensi =
x 100% Realisasi pendapatan
Kriteria Efisiensi adalah: a. Nilai kurang dari 100% berarti efisien b. Nilai sama dengan 100% berarti efisien berimbang c. Nilai lebih dari 100% berarti tidak efisien 3) Tingkat Efektivitas Pengukuran tingkat efektivitas menggunakan data anggaran pendapatan dan realisasi pendapatan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 . Untuk mengukur tingkat efektivitas dengan formula : Tingkat efektivitas =
Kriteria Efektivitas adalah: a. Nilai kurang dari 100% berarti efektif b. Nilai sama dengan 100% berarti efektivitas berimbang c. Nilai lebih dari 100% berarti tidak efektif
……………(4.3)
45 4.7.2 Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perspektif pelanggan diukur sesuai dengan Keputusan Menteri Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2//2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dihitung dengan menggunakan “nilai rata-rata tertimbang masing-masing unsur pelayanan. Dalam penghitungan IKM terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut : k Bobot memperoleh nilai IKM unitjumlah pelayanan digunakan 1pendekatan nilai-nilai rata-rata nilai rata-rata bobot Tetimbang = tertimbang dengan rumus sebagai berikut Jumlah Unsur:
IKM 15) =
=
= 0,071…..(4.4) 14
Total dari Nilai Persepsi Per Unsur
Nilai X
Total unsur yang terisi
…(4.5) penimbang
Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 – 100 maka hasil penilaian tersebut diatas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut : IKM Unit Pelayanan X 25 ………………………….………………………(4.6)
Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut :
46 Tabel 4.2 Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan NILAI PERSEPSI 1 2 3 4
NILAI INTERVAL IKM 1,00 – 1,75 1,76 – 2,50 2,51 – 3,25 3,26 – 4,00
NILAI INTERVAL KONVERSI IKM
MUTU PELAYANAN
KINERJA UNIT PELAYANAN
25 – 43,75 43,76 – 62,50 62,51 – 81,25 81,26 – 100,00
D C B A
Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik
Sumber : Kep. Men. Pan Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004
4.7.3 Penilaian Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal Teknik analisis data yang digunakan untuk menilai Kinerja dari perspektif proses bisnis internal, yaitu: Kapasitas Infrastruktur yaitu mengukur tingkat penambahan atau pengurangan nilai aset tetap yang mendukung operasional Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah (BPMPD) Kabupaten Tabanan tahun 2010-2014. Kriteria penilaian kapasitas infrastruktur, jika terjadi penambahan nilai maka hasilnya baik, sedangkan jika tidak ada penambahan nilai maka hasilnya tidak baik. 4.7.4
Penilaian Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Teknik analisis data yang digunakan untuk menilai kinerja Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan, yaitu: Tingkat Kepuasan Karyawan dan tingkat produktivitas karyawan. a) Menentukan tingkat kepuasan karyawan dengan nilai rata-rata kepuasan karyawan dilakukan dengan langkah sebagai berikut : 1) Meringkas data responden dan menghitung skor kinerja rata-rata untuk masing-masing dimensi kualitas jasa, dengan formula sebagai berikut :
47 ∑ Xi Rumus X =
……………………………………………(4.7) nXQ
Keterangan : X
= Nilai/skor rata-rata
∑ Xi
= Jumlah skor
n
= Jumlah responden
Q
= Jumlah pertanyaan
Penilaian dari jawaban para responden tentang kepuasan karyawan ini menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial. Pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner ini adalah pernyataan yang mendukung (pernyataan positif). Pernyataan yang mendukung terbentuknya kepuasan karyawan (pernyataan positif), jawaban sangat puas diberi nilai 5, jawaban puas diberi nilai 4, jawaban cukup puas diberi nilai 3, jawaban tidak puas diberi nilai 2, jawaban sangat tidak puas diberi nilai 1. 2)
Menentukan kriteria penilaian 1) Menentukan nilai tertinggi dan terendah yang dicapai Nilai tertinggi yang dicapai = 5 Nilai terendah yang dicapai = 1 2) Menentukan besarnya interval nilai berdasarkan perbandingan antara daerah nilai dengan jumlah criteria penilaian yang diperlukan. Dalam hal ini jumlah criteria penilaian adalah lima, yaitu sangat puas, puas,
48 cukup puas, tidak puas dan sangat tidak puas, sehingga formulanya adalah : Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval nilai =
……………….4.8 Jumlah kelas
3) Kriteria penilaian 5–1 Interval nilai =
= 0,8 5
Kriteria penilaian dengan interval 0,8 adalah sebagai berikut : a) 1,00 – 1,80 = sangat tidak puas b) 1,80 – 2,60 = tidak puas c) 2,60 – 3,40 = cukup puas d) 3,40 – 4,20 = puas e) 4,20 – 5,00 = sangat puas
b) Tingkat Produktivitas Karyawan Jumlah ijin yang dikeluarkan Tingkat Produktivitas karyawan =
…… 4.9 Jumlah Karyawan
Untuk kriteria penilaian jika terjadi peningkatan produktivitas dari tahun ke tahun selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 maka kinerjanya baik. Jika terjadi penurunan maka kinerjanya tidak baik. 4.7.5
Perhitungan Indeks Keseluruhan Kinerja Penilaian kinerja dengan kerangka Balanced Scorecard
memberikan
evaluasi kinerja dari empat perspektif secara parsial. Guna mendapatkan hasil
49 penilaian kinerja yang komprehensif dan mencerminkan kinerja secara keseluruhan dilakukan dengan Indeks Komposit (IK) yang merupakan gabungan dari keempat perspektif kinerja yang diteliti. IK diperhitungkan dengan formula sebagai berikut: IK = k.PK + p.PP + i. PI + b.PB ………………………………………4.10 Keterangan : IK
=
Indeks Komposit
PK
=
Nilai Kinerja Perspektif Keuangan
PP
=
Nilai Kinerja Perspektif Pelanggan
PI
=
Nilai Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal
PB
=
Nilai Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
k,p,i,b =
Bobot kinerja masing-masing perspektif.
Total bobot kinerja keseluruhan perspektif yaitu 100 persen. Pembuatan desain Balanced Scorecard untuk organisasi sektor publik, perspektif pelanggan ditempatkan pada posisi paling atas,diikuti oleh perspektif keuangan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Organisasi sektor publik, inisiatif strategik dibuat pada perspektif keuangan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan adalah untuk memaksimumkan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama dari organisasi. Menyadari pentingnya pencapaian kinerja perspektif pelanggan maka perspektif ini diberikan bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan perspektif yang lainnya. Untuk mengurangi subjektivitas penentuan nilai bobot indikator kinerja nilai ditentukan dengan merata-ratakan pembobotan menurut pendapat
50 masing-masing responden kunci yang diperoleh melalui in-dept interview. Nilai IK selanjutnya dipetakan pada kualifikasi penilaian kinerja dengan mengikuti pola penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang disajikan pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Skala dan Kualifikasi Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah Nomor 1 2 3 4
Total Nilai 85 – 100 70 ≤ X < 85 55 ≤ X < 70 X < 55
Kualifikasi Sangat baik Baik Sedang Kurang baik
Tingkat keberhasilan Sangat berhasil Berhasil Cukup berhasil Tidak berhasil
Sumber : Lembaga Administrasi Negara, 1999 Penerapan pola ini akan memberikan kesimpulan kinerja yang dapat berupa kualifikasi atau tingkat keberhasilan. Kualifikasi akan memetakan kinerja sebagai kinerja sangat baik, baik, sedang dan kurang baik. Kesimpulan mengenai tingkat keberhasilan akan memetakan kinerja sebagai kinerja yang sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil.