BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu dilakukan di Kotamadya Bogor. Hal ini disebabkan Kota Bogor adalah salah satu kota yang besar dan dekat dengan Jakarta. Pemilihan Sekolah Alam Bogor karena sekolah ini merupakan sekolah yang terdapat di Kotamadya Bogor dan memasukkan pembelajaran tentang makanan dan minuman yang baik dan sehat untuk dikonsumsi. Penelitian dilakukan pada bulan Januari – Mei 2009. 4.2 Responden Penelitian Pengambilan atau penarikan sampel responden dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling). Pengambilan contoh responden adalah siswa/siswi yang mengkonsumsi mie instan dan orangtua mereka. Jumlah keseluruhan siswa SD yang berumur delapan hingga sebelas tahun adalah 96 siswa. Siswa SD kelas tiga berjumlah 48 orang (terdiri dari dua kelas), kelas empat dan kelas lima berjumlah 24 siswa. Jumlah anak perkelas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Anak dan Jumlah Sampel Per Kelas Kelas Jumlah Anak Jumlah Sample/Kelas Tiga A
24
9
Tiga B
24
9
Empat
24
9
Lima
24
10
96
37
Total
34
Sampel yang akan dipilih sebanyak 74 orang yang terdiri dari 37 orang siswa dan 37 orang orangtua mereka. Perhitungan ini berdasarkan rumus Slovin dengan mempertimbangkan jumlah siswa/siswi yang ada di Sekolah Alam Bogor. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
N n=
1+ Ne2
96 =
1+ 96 (0,13)2
= 36,61 ≈ 37
Keterangan: n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi (96 anak) e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive (sengaja). Jumlah keseluruhan responden tersebut akan dibagi empat kelas. Sehingga, responden sebanyak 18 siswa akan diambil dari kelas tiga, sedangkan 9 dari siswa kelas empat dan 10 siswa kelas lima. Pembagian ini dimaksudkan agar responden yang diambil menyebar dan tidak terkonsentrasi pada satu kelas saja. 4.3 Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan kepada responden. Kuisioner yang dibagikan kepada responden berupa pertanyaan terbuka, semi terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang jawabannya telah ditentukan sebelumnya, sehingga responden cukup memilih jawaban yang telah disediakan pada kuisioner tersebut. Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang selain memberikan pilihan juga
35
menyediakan tempat menjawab secara bebas jika jawaban responden ada di luar pilihan yang tersedia. Pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan yang jawabannya bersifat bebas, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan yang diajukan sesuai dengan pendapat pribadinya. Pada responden anak-anak, dalam mengajukan pertanyaan menggunakan kuisioner dan dijelaskan maksud setiap pertanyaan. Anak yang diwawancarai pun dijelaskan maksud kuisioner yang diberikan, pada kuisioner dapat dilihat tandatanda yang memiliki arti. Gambar tersenyum lebar berarti sangat setuju, tanda tersenyum biasa berarti setuju. Tanda cemberut berarti tidak setuju. Untuk data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berhubungan dengan topik penelitian, buku-buku perilaku konsumen dan artikel di majalah dan jurnal. Selain itu data sekunder diperoleh dari laporan tertulis dari lembaga dan instansi seperti Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI. 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Ada dua metode pengolahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tabulasi deskriptif dan analisis komponen utama. Tabulasi deskriptif digunakan untuk mengetahui proses keputusan pembelian orang tua murid, sedangkan analisis komponen utama dan analisis faktor konfirmatori digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi anak-anak dalam mengkonsumsi mie instan. 4.4.1. Analisis Deskriptif Data mengenai karakteristik konsumen, perbedaan individu, pengaruh lingkungan, proses psikologi dan proses keputusan pembelian mie instan mulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian
36
sampai pasca pembelian (hasil). Kemudian akan dikelompokkan dalam bentuk tabel berdasarkan bentuk kesamaan jawaban. Tabel ini kemudian dianalisis berdasarkan faktor-faktor yang dominan dari variabel-variabel yang diamati. 4.4.2. Analisis Komponen Utama Analisis Kompenen Utama (AKU) digunakan untuk menganalisis faktorfaktor yang menjadi pertimbangan utama konsumen dalam pembelian mie instan. Metode analisis yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA), PCA digunakan untuk mereduksi variabel ke dalam beberapa faktor (yang merupakan variabel bentukan). Metode analisis ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lainnya, sehingga dapat dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel (faktor) yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal yang disebut komponen utama. Kelompok variabel baru yang terbentuk dapat menerangkan sebagian keragaman variabel asalnya. Data hasil penelitian ini berupa data berskala ordinal yang dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Metode analisis ini dapat diolah dengan menggunakan perhitungan komputer software SPSS versi 13.00 dan Microsoft Excel. Hasil pengolahan metode analisis PCA dengan menggunakan SPSS dapat mengelompokkan antar variabel yang berkorelasi kuat dapat memudahkan produsen dalam menentukan strategi yang efektif untuk pemasaran mie instan. Variabel asal yang diteliti meliputi variabel-variabel yang dipertimbangkan dalam pembelian mie instan. Variabel-variabel asal tersebut terdiri dari:
37
a. Variabel asal yang menginterpretasikan atribut produk yang ideal di mata responden anak-anak antara lain: rasa (X1), pilihan rasa (X2), merek (X3), kemasan (X4), dan aroma yang khas (X5) b. Variabel asal yang menginterpretasikan pengaruh psikologi antara lain: iklan (X6), media iklan (X7), bintang iklan (X8) c. Variabel asal yang menginterpretasikan pengaruh lingkungan antara lain keluarga (X9), teman/sahabat (X10), guru (X11) d. Variabel asal yang menginterpretasikan perbedaan individu antara lain alasan mengenyangkan (X12), manfaat (X13), kandungan gizi (X14), pengolahan makanan (X15) baik untuk kesehatan (X16), bebas zat tambahan (X17), label halal (X18), karbohidrat (X19) dan gizi yang lengkap (X20). Variabel-variabel tersebut ditentukan berdasarkan teori perilaku konsumen yang menerangkan
mengenai variabel-variabel yang menginterpretasikan
perbedaan individu, pengaruh lingkungan, dan atribut produk yang diinginkan konsumen. Selain itu variabel-variabel tersebut ditentukan berdasarkan referensi dari beberapa penelitian terdahulu mengenai perilaku konsumen. Tahapan proses analisis faktor adalah sebagia berikut: a. Pemilihan variabel dengan alat Measure of Sampling (MSA) dan Batllet’s Test untuk memastikan bahwa variabel-variabel tersebut layak untuk dianalisis lebih lanjut dengan Analisis Faktor b. Setelah variabel dipilih dengan MSA, kemudian diekstrasikan dengan metode Principal Component Analysis sehingga menghasilkan sejumlah komponen utama.
38
c. Faktor yang terbentuk seringkali kurang menggambarkan perbedaan, sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Untuk itu perlu dilakukan rotasi yang secara geometri berarti pemutaran sumbu faktor baru dengan bobot baru tanpa perubahan konfigurasi asal. Metode rotasi yang digunakan adalah varimax, karena menitikberatkan pada kesederhanaan kolom-kolom matriks bobotnya, yang berarti beberapa peubah akan mempunyai bobot tertinggi hanya pada satu faktor dan sisanya pada faktor lain, sehingga akan memudahkan dalam interpretasi untuk setiap faktor. d. Setelah komponen utama terbentuk, maka proses selanjutnya adalah interpretasi hasil dari analisis faktor. Terdapat dua hasil utama dari analisis faktor ini. Pertama, nilai communality suatu variabel yaitu jumlah keragaman variabel tersebut yang dijelaskan oleh faktor-faktor utama yang dipilih. Semakin tinggi nilai communality, maka variabel tersebut semakin berpengaruh dalam proses keputusan pembelian. Hasil kedua adalah ekstrasi variabel ke dalam komponen utama. Untuk menentukan jumlah komponen utama, maka dipilih komponen utama dengan nilai eigenvalue di atas 1,00. Nilai ini menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung keragaman seluruh variabel yang dianalisis. Pengelompokan sebuah variabel ke dalam komponen utama berdasarkan pada nilai loading terbesar dari variabel tersebut.
39
4.4.3. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA) Confirmatory Factor Analiysis (CFA) digunakan untuk menguji hipotesa dengan dasar teori yang sudah ada. Sedangkan uji validitas kebanyakan adalah untuk menguji hipotesa yang belum diketahui teori yang melatarbelakanginya. 1. Uji Kesesuaian Model Setelah model diukur berdasarkan hasil PCA maka akan terlihat apakah model pengukuran yang diusulkan fit atau tidak dengan data. Model pengukuran dikatakan fit dengan data apabila model dapat mengestimasi matriks kovariansi populasi (∑) yang tidak berbeda dengan matriks kovariansi data sampel (S). Hal tersebut mengindikasikan bahwa hasil estimasi dapat diberlakukan terhadap populasi. Diterjemahkan menurut ukuran goodness-of-fit-test (GFT) utama. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai P-hitung statistik chi-square yang dihasilkan model lebih besar atau sama dengan 0,05, nilai RMSEA lebih kecil dari 0,08. 2. Nilai Koefisien Nilai koefisien merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dari variabel penjelas terhadap variabel respon. Semakin besar nilai koefisien, berarti faktor yang diuji semakin berpengaruh terhadap Y. Nilai koefisien pada CFA adalah satu, yang dapat diinterpretasikan jika semakin mendekati satu nilai koefisiennya berarti semakin berpengaruh terhadap Y. Nilai koefisien dapat dicari dengan memasukkan data faktor analisis sebelumnya (PCA) yang diolah dengan menggunakan SPSS 15 dan LISREL. 3. Nilai T-hitung
40
Nilai t-hitung dapat mengindikasikan faktor yang diuji berpengaruh terhadap Y. Nilai t-hitung diperoleh dengan menggunakan SPSS 15 dan LISREL. Penentuan t-hitung adalah tahapan berikutnya setelah nilai koefisien ditentukan. Faktor-faktor yang diuji akan berpengaruh terhadap Y ketika t-hitung faktor tersebut lebih besar dari t-tabel (1,96). Apabila t-hitung lebih kecil terhadap t-tabel berarti faktor yang memiliki t-hitung tersebut tidak berpengaruh terhadap Y yang diuji. 4.5 Definisi Operasional 1. Produk mie instan adalah sejenis produk makanan berbentuk pasta yang berbahan baku utamanya adalah tepung terigu, tepung beras dan lainnya, yang diolah dengan merebus dalam air panas dan untuk kemudian disajikan sesuai selera 2. Responden/contoh adalah siswa/siswi Sekolah Alam Bogor yang berumur 8 hingga 11 tahun dan orang tua murid. 3. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan terakhir yang telah dicapai atau sedang ditempuh responden. 4. Pekerjaan adalah jenis pekerjaan utama responden 5. Pendapatan adalah jumlah pendapatan keluarga dalam setahun 6. Atribut produk mie instan adalah fasilitas yang diberikan oleh produk seperti harga, rasa, variasi produk, ketersediaan, kemasan, dan volume 7. Harga adalah nilai suatu produk yang harus dibayar konsumen untuk membeli mie instan 8. Isi/volume adalah banyaknya kuantitas isi mie instan yang terdapat dalam kemasan
41
9. Merek adalah suatu nama, istilah simbol suatu produk untuk memberi tanda produk tersebut 10. Ketersediaan adalah kemudahan konsumen untuk mendapatkan produk dalam jumlah yang diinginkan konsumen sepanjang waktu 11. Supermarket adalah tempat belanja dengan kelengkapan produk dan pembeli melayani dirinya sendiri 12. Konsumsi adalah pemakaian barang-barang hasil industri