Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Nopember 2004
Ikhtisar Perkembangan berbagai indikator ekonomi makro sampai bulan Nopember Ekonomi 2004 semakin memperkuat perkiraan bahwa ekonomi tumbuh sekitar 5% diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). (yoy). Kondisi tersebut didasari pada perkembangan investasi dan ekspor yang cukup berarti. Pola pertumbuhan ekonomi yang didominasi oleh konsumsi secara perlahan diharapkan dapat digantikan oleh investasi dan ekspor sehingga pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung secara berkesinambungan (suistanable). Perkembangan tersebut memang tidak terlepas dari semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap kesinambungan stabilitas ekonomi yang berjalan dengan baik. Kondisi sisi eksternal sebagaimana tercermin dari tetap tingginya daya serap pasar global dan membaiknya harga-harga ekspor juga memberikan dampak positif bagi kegiatan ekonomi. Sementara itu, perkembangan harga ke depan diperkirakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan. Dengan mempertimbangkan perkembangan tersebut, Bank Indonesia tetap melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung ketat dengan menyerap likuiditas secara optimal agar perkembangan tingkat inflasi ke depan tetap selaras dengan upaya pencapaian sasaran inflasi jangka menengah. Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi.
Perkembangan harga pada bulan Nopember 2004 mengalami kenaikan (inflasi) sebesar 0,89% (m-t-m). Inflasi pada bulan November ini tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya 0,56% (m-t-m) namun lebih rendah dibandingkan dari inflasi pada bulan November 2003. Laju inflasi selama Januari sampai November 2004 adalah 5,31%, sedangkan inflasi secara tahunan (yoy) pada bulan November adalah sebesar 6,18%. Pada bulan November 2004, seluruh kelompok barang dan jasa mengalami kenaikan harga, dengan kenaikan sebagai berikut: kelompok bahan makanan (2,29%), kelompok sandang (1,29%), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,67%), kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,48%), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,25%), kelompok kesehatan (0,20%) dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,04%).
Nilai tukar rupiah tetap stabil.
Nilai tukar rupiah bulan Nopember baik secara point-to-point maupun ratarata bergerak relatif stabil. Secara point to point rupiah menguat 70 point menjadi Rp9025/USD sementara secara rata-rata rupiah menguat 150 point menjadi Rp9022/USD. Selain itu, volatilitas rupiah meningkat sebesar 0,21% menjadi 0,24% pada bulan Nopember namun demikian angka ini masih dalam batas normal. Secara fundamental, penjualan valas oleh pelaku offshore yang mendorong apresiasi rupiah, diimbangi pula oleh pembelian valas dari pelaku domestik. Di sisi lain, terdapat sentimen positif dari dalam negeri antara lain, inflasi Oktober yang cukup moderat, kinerja ekspor yang positif, divestasi saham pemerintah serta bullish harga saham domestik yang pengaruhnya relatif berimbang dengan isu defisit APBN dan rencana pemerintah menaikkan BBM.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
1
Nopember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Suku bunga instrumen moneter belum berubah.
Suku bunga instrumen moneter selama bulan Nopember masih belum berubah. Suku bunga SBI 1 dan 3 bulan masih tetap pada posisi 7,41% dan 7,30%, demikian pula suku bunga FASBI pada level 7,0%. Perkembangan ini diikuti oleh suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) yang juga masih relatif tetap dengan posisi terakhir pada 6,33% dan 6,65%. Namun demikian, suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi sampai dengan bulan Oktober masih terus menunjukkan penurunan.
Uang primer menurun....
Posisi uang primer pada akhir Nopember 2004 menurun sebesar Rp0,2 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp185,87 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp169,16 triliun, di atas target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp162,63 triliun. Sementara itu, dengan GWM baru (8%), test date sementara uang primer adalah Rp188 triliun, di atas target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp180,71 triliun. Dilihat dari sisi komponennya, penurunan uang primer tersebut utamanya bersumber dari menurunnya saldo positif bank di BI sedangkan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer tersebut bersumber dari kontraksi Operasi Pasar Terbuka (OPT).
...sedangkan M2 dan M1 naik.
Posisi M2 pada akhir Oktober 2004 mengalami peningkatan dari Rp986,8 triliun pada bulan September menjadi Rp995,9 triliun. Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya M1 sebesar Rp6,7 triliun menjadi Rp247,6 triliun demikian pula uang kuasi meningkat sebesar Rp2,4 triliun menjadi Rp748,3 triliun. Kenaikan yang terjadi pada M1 terutama bersumber dari kenaikan uang kartal dari Rp99,5 triliun bulan September menjadi Rp105,7 triliun sedangkan kenaikan uang kuasi terutama bersumber dari tabungan yang meningkat Rp3,9 triliun menjadi Rp273,4.
Indikator perbankan masih positif.
Secara umum, perkembangan beberapa indikator perbankan hingga bulan Oktober masih positif khususnya total penyaluran kredit, total aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK). NIM, LDR dan modal masih membaik sedangkan CAR dan NPL relatif stabil. Jumlah kredit yang disalurkan perbankan meningkat menjadi Rp567,3 triliun sementara total aset perbankan bertambah menjadi Rp1218,8 triliun dan DPK naik menjadi Rp928,1 triliun. NIM pada bulan Oktober ini juga masih meningkat menjadi 6,4% disusul kenaikan pada LDR menjadi 49,2% dan modal perbankan pun membaik menjadi Rp115,1 triliun. Indikator lainnya, CAR dan NPL pada bulan Oktober relatif tetap dengan posisi terakhir CAR pada 20,4% dan NPL gross pada 6,7%.
2
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Nopember 2004
Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang dan Pasar Modal Perkembangan harga bulan Nopember menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi pada bulan Nopember tercatat sebesar 0,89% (m-t-m) lebih tinggi 0,33% daripada inflasi bulan Oktober sebesar 0,56% (m-t-m). Namun demikian, secara tahunan, inflasi pada bulan Nopember kembali menunjukkan penurunan sebesar 0,04% dari 6,22% (y-o-y) menjadi 6,18% (y-o-y). Sementara itu, inflasi tahun kalender (Januari – Nopember 2004) tercatat 5,31%.
Harga bulan Nopember meningkat...
% y-o-y 16,0
% m-t-m 3,0 Transportasi & Komunikasi
14,0
Kesehatan
2,0 12,0
Sumbangan Inflasi
Perumahan
1,0
10,0
Mkn Jadi, Mnm, Rokok & Temb. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
8,0 0,0
Sandang
6,0 m-t-m
y-o-y
Bahan Makanan
-1,0
4,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Sumber : BPS
2002
2003
2004
Grafik 1. Tingkat Inflasi
... terutama berasal dari inflasi kelompok bahan makanan. dan sandang.
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
Sumber : BPS
Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Seperti bulan sebelumnya, semua kelompok pengeluaran dalam perhitungan inflasi mengalami kenaikan. Penyumbang utama kenaikan harga bulan Nopember adalah masih dari kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 2,29% (mt-m) disusul kelompok sandang yang juga mengalami inflasi sebesar 1,29% (m-tm). Komoditas dominan yang menyumbang inflasi pada kelompok bahan makanan adalah daging ayam ras (0,06%, m-t-m), bawang merah (0,05, m-t-m) serta daging dan ikan segar (0,04, m-t-m).
% y-o-y
Rp/USD
10.000
16,0 Headline
14,0
Exclusion
12,0
9.500 9.000
10,0
8.500
8,0
8.000
6,0
7.500
9.382 9.142 9.067 8.921 8.922 8.890 8.803 8.895
9.003
8.570 8.508 8.455 8.501 8.487 8.419 8.432 8.337 8.439 8.386 8.230
9.246 9.180 9.172 9.032 9.022
8.620
7.000
4,0 Jan Mar Mei
Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov
2002
2003
Okt
Des
2004
Feb
2002
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
2003
Okt Nov
2004
Sumber : Bloomberg
Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah
3
Nopember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Inflasi inti menurun.
Di sisi lain, inflasi inti menunjukkan penurunan sebesar 0,06% (y-o-y) dari 6,71% (y-o-y) menjadi 6,65% (y-o-y) pada bulan Nopember. Penurunan yang terjadi lebih disebabkan karena pengaruh stabilnya nilai tukar rupiah dan tekanan permintaan domestik yang mulai menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
Rupiah masih bergerak stabil...
Nilai tukar rupiah bulan Nopember baik secara point-to-point maupun rata-rata bergerak relatif stabil. Secara point to point rupiah menguat 70 point dari Rp9095/ USD pada bulan Oktober menjadi Rp9025/USD sementara secara rata-rata rupiah menguat 150 point dari Rp9172/USD menjadi Rp9022/USD. Volatilitas pergerakan rupiah meningkat sebesar 0,21% dari 0,03% bulan Oktober menjadi 0,24% namun demikian angka ini masih dalam batas normal (Grafik 5).
...dengan demand dan supply valas yang berimbang...
Secara fundamental, penjualan valas oleh pelaku offshore yang mendorong apresiasi rupiah, diimbangi oleh pembelian valas dari pelaku domestik. Kondisi ini membatasi apresiasi rupiah sehingga dibandingkan mata uang regional rupiah penguatan rupiah relatif terbatas. Selain itu, beberapa sentimen positif dalam negeri yang mempengaruhi pergerakan rupiah antara lain, inflasi Oktober yang cukup moderat serta kinerja ekspor yang positif, diverstasi saham pemerintah di Bank Danamon serta bullish harga saham domestik yang masih berlanjut. Sementara itu sentimen negatif yang berkembang antara lain, harga minyak masih tinggi sehingga defisit APBN diperkirakan meningkat menjadi 1,5% dari PDB serta rencana pemerintah menaikkan BBM.
Persen 5,0
Persen
4,5
11,0
4,0
9,0
3,5 3,0
Volatilitas Kurs Rp
2,5 2,0
7,0
Rata-rata Volatilitas
5,0
1,5 1,0
Okt
Des
Feb
2002
Apr
Jun
Ags
2003
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
2004
Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
... sehingga kepercayaan investor masih meningkat.
4
3 Bulan
3,0
0,5 0,0
1 Bulan
Okt Nov
1,0
6 Bulan 12 Bulan Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
2003
Jul
Sep
Nov
2004
Grafik 6. Premi SWAP
Kepercayaan investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia ke depan terlihat semakin membaik. Indikator risiko jangka pendek maupun panjang (premi swap 1 s.d 12 bulan) pada bulan Nopember menurun lebih besar dari bulan Oktober. Premi swap 1 dan 3 bulan menurun masing-masing sebesar 204 bps dan 150 bps menjadi 1,70% dan 2,20% demikian pula premi swap 6 dan 12 bulan keduanya menurun 95 bps menjadi 2,85% dan 3,65%. Indikasi positif lain nampak dari angka premi risiko yaitu yield spread antara Yankee Bond dengan US T-Notes, bulan Nopember yang kembali menurun sebesar 61 bps menjadi 81,2 bp (Grafik 6 dan 7). Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Premi Resiko (bp)
Rp/USD 9.800
360
Nopember 2004
Indeks 100
9.600 9.400
310 Yield Spread
9.200
260
9.000
210
8.800
IDR/USD
90 80 70
8.600
160
8.400 110
60
8.200
60 Jan
Mar
Mei
Sumber : Bloomberg
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
2003
Jul
Sep
8.000
50
Nov
Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov
2001
2004
Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah
Indeks REER dan BRER stabil.
2002
2003
2004
Sumber : CEIC dan blomberg (diolah)
Grafik 8. Real Effective Exchange Rate
Stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah dan mata uang negara partner dagang, menyebabkan indeks Real Effective Exchange Rate (REER) bulan Nopember relatif stabil. REER bulan Nopember hanya menurun (0,4 point) dari 84,65 pada bulan Oktober menjadi 82,24 (Grafik 8). Perkembangan yang sama nampak pula dari indeks Bilateral Real Exchange Rate-BRER meningkat 0,38 point dari 66,14 pada bulan Oktober menjadi 66,52 (Grafik 9). Dengan demikian, tingkat competitiveness (daya saing) Indonesia secara riil di antara negara-negara partner dagang masih cukup kompetitif termasuk jika dibandingkan dengan Cina, Korea dan Singapore.
Persen 14
Indeks 95 90
13
RRC
85
12 Korea Selatan
80
11
75 Singapura
70
Malaysia Thailand
8
Indonesia
55
SBI 1 Bulan JIBOR 1 Bulan
9
65 60
10
FASBI O/N
7 6
50 Mar Mei
Jul
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2002
Sep Nov Jan Mar Mei
2003
Jul
2004
Sep Nov
Jan Feb Mar Apr Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Mar Mei Jun Jul Ags Sep
2003
2004
Sumber : CEIC dan Bloomber (diolah)
Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate
Suku bunga SBI dan FASBI masih tetap...
Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang
Suku bunga instrumen moneter selama bulan Nopember masih belum berubah. Suku bunga SBI 1 dan 3 bulan belum berubah dari posisi 7,41% dan 7,30%. Demikian pula suku bunga FASBI yang sampai dengan bulan Nopember masih berada pada level 7,0% (Grafik 10).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5
Nopember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Volume Pasar Uang (Miliar Rp)
Suku Bunga (%)
4000,0
14,0 3463.2
3500,0
2978.4 2918.7 2752.0
2953.5
3000,0 2690.7
2500,0
2534.4 2523.08 2359.0 2218.42271.47 2280.0 2106.61 2180.23 2105.67 2078.91 2056.53 2062.56 2037.30 1931.0 1972.80 2036.05 2044.32 1831.62 1844.0 1858.4 1799.6 1783.56 1822.12 1678.2 1702.8 1667.69 1715.2 1727.3 1651.7 1557.31 1678.42 1566.62 1483.62 1626.19 1471.06 1328.2 1575.29 1208.3 1033.1 2157.9
2000,0 1500,0 1000,0 500,0
Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi
Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore
0,0 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
2003
2004
Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore
Persen 19
12,0
17
10,0
15
8,0
13
6,0
11
4,0
9
2,0
7
0,0
5
Jam Dep. 1 SBI 1 Bulan Dep 1 WA Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan MarMei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2002
2003
2004
Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan
...sedangkan suku bunga PUAB O/N pagi dan sore menurun...
Relatif stabilnya suku bunga instrumen moneter, memberikan ekspektasi positif turunnya rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi dan sore selama bulan Nopember. Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi menurun 36 bps dari 6,79% pada bulan Oktober menjadi 6,43% demikian pula rata-rata suku bunga PUAB O/N sore menurun 31 bps dari 5,35% di bulan Oktober menjadi 5,04% (Grafik 11). Sementara itu, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB O/N pagi dan sore masih rendah dimana untuk PUAB O/N pagi volume transaksi hanya meningkat sebesar Rp0,04 triliun dari Rp2,91 triliun pada bulan Oktober menjadi Rp3,4 triliun sedangkan volume transaksi PUAB O/N sore masih tetap pada Rp2 triliun pada bulan Nopember.
..., serta suku bunga deposito yang belum berubah namun tren penurunan suku bunga kredit masih berlanjut.
Sementara itu, suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) sampai dengan bulan Nopember 2004 masih relatif tetap. Suku bunga deposito 1 bulan hanya meningkat sebesar 2 bps dari 6,31% menjadi 6,33%, demikian pula suku bunga deposito 3 bulan hanya meningkat 4 bps dari 6,61% menjadi 6,65% pada bulan Oktober (Grafik 12). Di sisi lain, suku bunga tabungan juga menunjukkan kecenderungan yang sama, naik 1 bps dari 7,34% bulan September menjadi 7,35%. Namun demikian, suku bunga kredit sampai dengan bulan Oktober masih terus menunjukkan penurunan. Suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi masing-masing menurun sebesar 16 bps, 8 bps, dan 14 bps menjadi 13,64%, 14,25%, dan 16,89% (Grafik 13). Walaupun laju penurunan suku bunga kredit investasi dari bulan ke bulan terlihat lebih lambat daripada suku bunga konsumsi dan modal kerja namun trend penurunan yang terjadi menunjukkan indikasi yang positif bagi sektor riil. Selain itu, spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit semakin kecil seiring dengan penurunan suku bunga kredit yang diikuti kenaikan suku bunga deposito.
6
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Nopember 2004
Persen 5, 5
Persen 21 20
4, 5
19
3, 5
18
2, 5
17
Covered Interest Rate Parity
3,41
2,19
1, 5
16
0, 5
15
-0, 5
14
Kredit Modal Kerja
Kredit Investasi
Jun
Jun
Kredit Konsumsi
Okt
Feb
2002
Okt
Feb
Jun
Okt
Feb
2003
Jun
Okt
0,02 0,17 -0,06
1,63 1,58
1,24 0,84 0,30 0,45 0,10
0,63
0,53 -0,21 -0,20
Jan Mar Mei Jul
0,26
0,26
0,160,02
-0,02 -0,27 -0,19 -0,47 -0,57 -0,76
-0,32
-0,33 -0,23
-0,84
Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov
2002
2004
Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit
Covered interest rate parity masih meningkat.
1,39
1,18 0,73 0,51
-1, 5
13 Feb
4,44
Poly. (Covered Interest Rate Parity)
2003
2004
Grafik 14. Covered Interest Rate Parity
Seiring dengan semakin menurunnya premi swap, covered interest parity (CIP) pada bulan Nopember tercatat semakin meningkat dari posisi 1,58% menjadi 3.41% atau meningkat 1,83% (Grafik 14)1 . Penurunan premi swap terlihat cukup dominan dalam mempengaruhi kenaikan CIP mengingat suku bunga JIBOR 1 bulan relatif tetap pada 7,41% sementara SIBOR meningkat 0,21% dari 2,09% pada bulan Oktober menjadi 2,30%. Perkembangan ini, secara riil semakin menambah daya tarik penanaman dana di dalam negeri (menjanjikan return yang positif).
IHSG 1030
Kapitalisasi (Rp miliar) 600.000
930
550.000 IHSG
830
500.000 450.000
730
Kapitalisasi
400.000
630
350.000 530
300.000
430
250.000
330 Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Okt Nov
2003
Sumber : BEJ
200.000
2004
Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi
IHSG mengalami peningkatan...
Perkembangan pasar modal di bulan Nopember masih meningkat ditandai dengan kenaikan pada nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada bulan Nopember secara point to point ditutup meningkat 117,28 point menjadi 977,76 dari posisi sebelumnya 860,48. Pengaruh ekspektasi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia yang ditandai dengan terkendalinya inflasi, relatif stabilnya nilai tukar rupiah dan perkiraan positif pertumbuhan ekonomi, terlihat masih mendominasi pergerakan saham. Kapitalisasi pasar juga menunjukkan peningkatan yaitu sebesar Rp81,5 triliun dari Rp585,9 triliun bulan Oktober menjadi Rp667,4 triliun (Grafik 15). Di sisi lain, net beli investor asing 1 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) – suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) – premi swap (1 bulan).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
7
Nopember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
di bursa masih meningkat yaitu sebesar Rp144,7 miliar dari Rp193,89 miliar bulan September menjadi Rp338,6 miliar. ...diikuti pula Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham secara point to point dengan naiknya meningkat sebesar Rp0,3 triliun dari Rp1,3 triliun pada akhir bulan Oktober menjadi nilai perdagangan. Rp1,6 triliun. Namun demikian, rata-rata volume transaksi harian relatif tetap atau hanya meningkat 46 juta lembar saham dari 1,94 miliar lembar saham pada akhir bulan Oktober menjadi 1,98 miliar saham.
Uang Primer Uang primer menurun...
Posisi uang primer pada akhir Nopember 2004 menurun sebesar Rp0,2 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp185,87 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp169,16 triliun, di atas target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp162,63 triliun. Sementara itu, bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer adalah Rp188 triliun, di atas target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp180,71 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, penurunan uang primer tersebut utamanya bersumber dari menurunnya saldo positif bank di BI sebesar Rp1 triliun.
Triliun Rp 195,0
Miliar Rp 125.000
185,0
115.000
175,0
estimasi (2) = estimasi (1) + error
165,0
105.000
155,0
95.000
Aktual
145,0
Target Indikatif
85.000
Aktual Test Date
135,0
75.000
125,0
estimasi (1) = trend+seasonal Ags
Okt
Des
Feb
2002
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
2003
Grafik 16. Uang primer
...terutama karena kontraksi OPT...
8
Jun
Ags
2004
Okt
Nov
Jan:I Feb:III Mar:II Apr:I Mei:I Jun: Jul:I Ags:III Sep:I Okt:IV Nov:III Des:II Jan:IV Feb:III Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:III Sep:I Okt: IV Nov:I Des:I Jan:IV Feb:III Mar :I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Agsl:III Sept:II Okt:IV Nov:III
115,0
65.000
2002
2003
2004
Grafik 17. Pergerakan Musiman Uang Kartal
Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer tersebut utamanya bersumber dari kontraksi Operasi Pasar Terbuka (OPT) sebesar Rp5 triliun yang utamanya bersumber dari kontraksi FASBI sebesar Rp18,15 triliun sedangkan SBI mengalami ekspansi sebesar Rp13 triliun.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Nopember 2004
Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya (Miliar Rp)
Okt 2004
November 2004 Mg II Mg III
Mg I
Mg IV
Perubahan Bulanan
Uang Primer Uang kertas dan logam yang diedarkan - di masyarakat - di perbankan Giro bank pada Bank Indonesia porsi BBO & Bank tanpa TPL* Giro sektor swasta
185.097 117.120 97.893 19.227 61.089 0 723
199.986 137.057 116.762 20.295 62.257 0 673
206.749 141.149 120.769 20.380 64.959 0 641
188.103 126.342 106.978 19.364 61.097 0 663
184.873 124.161 99.393 24.768 60.081 0 631
-224 7.041 1.500 5.541 -1.008 0 -92
Cadangan Devisa Bersih (NIR)
167.337
167.885
166.312
169.058
168.808
1.471
17.760 202.094 16.336 12.608 0 3.728 35.072 -130.823 -110.609 -20.214 -104.919
32.101 208.342 16.326 12.598 0 3.728 34.281 -123.793 -85.468 -38.325 -103.055
40.437 203.883 16.310 12.582 0 3.728 34.264 -110.558 -85.609 -24.949 -103.462
19.045 207.444 16.313 12.585 0 3.728 34.235 -136.244 -50.383 -85.861 -102.703
16.065 204.023 16.291 12.588 0 3.703 34.229 -135.834 -97.461 -38.373 -102.644
-1.695 1.929 -45 -20 0 -25 -843 -5.011 13.148 -18.159 2.275
58.320 2.769
58.845 3.412
58.846 6.113
58.896 2.201
58.896 1.185
576 -1.584
Aktiva Domestik Bersih 1. Tagihan bersih kepada pemerintah 2. Tagihan pada bank komersial a. Kredit likuiditas b. Tagihan kepada BPPN dan bank non BPPN c. Utang lainnya 3. Tagihan lainnya 4. Operasi Pasar Terbuka - SBI - FASBI 5. Lainnya Bersih (NOI) Memorandum item GWM Kelebihan GWM
*TPL = Third Party Liability
NIR pada bulan Nopember meningkat sebesar Rp1,47 triliun dari Rp167,3 triliun bulan Oktober menjadi Rp168,8 triliun (Grafik 18) sedangkan NDA (aktiva domestik bersih) menurun sebesar Rp1,7 triliun dari Rp17,76 triliun pada bulan Oktober menjadi Rp16 triliun (Grafik 19).
..., NIR meningkat sedangkan NDA menurun.
(Trilliun Rp)
(Miliar USD) 27,0 26,0
50,0 NIR (aktual)
40,0 30,0 20,0
25,0 24,0
10,0 0,0 -10,0
23,0 22,0 21,0 20,0
NDA (adjusted target)
-20,0 -30,0 -40,0
NIR (adjusted target)
19,0
NDA (aktual)
-50,0
18,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Juni Jul Ags Sep Okt Nov
2003
2004
Grafik 18. Posisi NIR
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
2003
2004
Grafik 19. Posisi NDA
9
Nopember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Likuiditas domestik M2 dan M1 meningkat…
Posisi M2 pada akhir Oktober 2004 mengalami peningkatan sebesar Rp9,1 triliun dari Rp986,8 triliun pada bulan September menjadi Rp995,9 triliun dan secara tahunan, M2 pada akhir Oktober 2004 tumbuh sebesar 7,5%. Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya M1 sebesar Rp6,7 triliun menjadi Rp247,6 triliun demikian pula uang kuasi meningkat sebesar Rp2,4 triliun menjadi Rp748,3 triliun. Kenaikan yang terjadi pada M1 terutama bersumber dari kenaikan uang kartal sebesar Rp6,2 triliun dari Rp99,5 triliun bulan September menjadi Rp105,7 triliun sedangkan kenaikan uang kuasi terutama bersumber dari tabungan yang meningkat Rp3,9 triliun menjadi Rp273,4 (Grafik 20).
%, y-o-y 20 15
Persen 25,0 M1 Riil
20,0
M2 Riil
10
15,0
5
10,0
0
5,0
(5)
0,0 Growth Divisia M2
(10) Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt
2002
2003
2004
Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil
...disebabkan oleh ekspansi CBS.
10
Growth M2
Poly. (Growth Divisia M2)
-5,0 Feb
Jun
2001
Okt
Feb
Jun
2002
Okt
Feb
Jun
2003
Okt
Feb
Jun
Okt
2004
Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh ekspansi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) sebesar Rp12,9 triliun sehingga posisinya pada akhir Oktober mencapai Rp589,8 triliun. Peningkatan CBS tersebut bersumber dari kenaikan pada kredit rupiah sebesar Rp12,6 triliun. Sementara itu, Net Foreign Assets (NFA) pada bulan Oktober relatif stabil atau hanya meningkat sebesar Rp0,8 triliun sehingga posisinya mencapai Rp259,4 triliun (Tabel 2).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Nopember 2004
Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi)
INDIKATOR BESARAN MONETER
Des 2002
2004
2003 Ags
Sep
Okt
Des
Jan
Mar
Jun
Sept
975.166 827.176 233.726 97.574 136.152 741.440 593.450 334.336 259.114 147.990 15.72
Okt
(%,y-o-y)
KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD)
883.908 743.443 191.939 80.686 111.253 691.969 551.504 359.847 191.657 140.465 15.71
905.499 771.362 201.859 80.283 121.576 703.640 569.503 361.120 208.383 134.137 15.72
911.224 773.712 207.587 81.118 126.469 703.637 566.125 354.362 211.763 137.512 16.39
926.324 788.686 212.614 84.238 128.376 713.710 576.072 358.541 217.531 137.638 16.20
955.692 816.514 223.799 94.542 129.257 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 16.44
947.277 805.289 216.343 90.619 125.724 730.934 588.946 346.347 242.599 141.988 16.82
935.161 793.103 218.999 86.794 132.205 716.162 574.104 327.722 246.382 142.058 16.54
986.806 846.570 240.911 99.505 141.406 745.895 605.659 336.197 269.462 140.236 15.29
995.935 856.456 247.603 105.760 141.843 748.332 608.853 335.441 273.412 139.479 15.34
7.51 8.59 16.46 25.55 10.49 4.85 5.69 -6.44 25.69 1.34 -5.30
FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI
250.696 510.351 389.296 365.410 271.851 93.559 23.886 -266.434
243.435 240.781 481.622 481.552 432.499 441.205 403.544 411.696 310.657 318.820 92.889 92.877 28.955 29.509 -252.059 -252.483
261.406 487.882 451.147 421.295 325.647 95.649 29.852 -247.111
271.820 479.885 466.826 437.942 342.027 95.917 28.884 -262.839
269.714 486.229 461.827 432.738 335.129 97.610 29.089 -270.493
287.824 280.070 258.684 449.011 468.907 476.451 477.504 549.966 576.823 446.593 486.067 513.224 347.363 376.034 404.173 99.231 110.033 109.051 30.911 63.899 63.599 -279.178 -323.777 -325.152
259.478 479.178 589.800 525.647 416.768 108.879 64.153 -332.521
-0.74 -1.78 30.73 24.77 27.98 13.83 114.90 34.56
Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca)
8.940
8.495
8.465
8.441
Indeks money divisia belum berubah sedangkan APU menurun.
8.535
8.389
8.587
9.415
9.170
9.090
Relatif stabilnya jumlah simpanan berjangka menyebabkan indeks money divisia bulan Oktober belum berubah signifikan atau hanya menurun sebesar 0,31% menjadi 11,42% dan secara tren masih cenderung meningkat (Grafik 21). Sementara itu, cenderung meningkatnya uang primer di akhir tahun yang lebih besar daripada M2 dan M1 menyebabkan proses penciptaan uang mengalami penurunan seperti yang nampak dari penurunan M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22).
Persen 13,0 12,0 11,0
Persen 2,0 C/DPK (%)
APU2 (M2/M0)
APU1 (M1/M0) Skala Kanan
1,8
10,0 1,6
9,0 8,0
1,4
7,0 6,0
1,2
5,0 4,0
1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul SepNov
2002
2003
2004
Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
11
Nopember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Sektor Eksternal Total ekspor meningkat...
Nilai ekspor Indonesia selama bulan Oktober tercatat sebesar USD7,26 miliar atau meningkat 1,6% dibandingkan USD7,15 miliar pada bulan sebelumnya (Tabel 3). Peningkatan ini utamanya bersumber dari peningkatan ekspor non migas sebesar 3,1% dari USD5,68 miliar pada bulan September menjadi USD5,86 miliar pada bulan Oktober, sedangkan ekspor migas menurun 4,3% dari USD1,46 miliar pada bulan September menjadi USD1,40 miliar. Komponen utamanya yang menyumbang kenaikan pada ekspor non migas adalah ekspor perabot dan penerangan rumah sebesar USD103 juta sedangkan komponen minyak mentah dan hasil minyak menjadi komponen utama penyumbang penurunan ekspor migas. Ekspor minyak mentah dan hasil minyak masing-masing menurun sebesar 12,8% dan 13% menjadi USD0,53 miliar dan USD0,16 miliar. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD)
Nilai FOB Keterangan
September 2004
Oktober 2004
Jan-Okt 2003
Jan-Okt 2004
% Perubahan Okt 2004 Thd Sept 2004
% Perubahan Jan-Okt 2004 thd 2003
% Peran Thd Jan-Okt 2004
Total Ekspor
7.152,0
7.267,7
50.861,6
58.533,4
1,62
15,08
100,0
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.467,3 609,0 186,2 672,1
1.404,8 530,8 161,9 712,1
11,419,1 4,682,1 1,363,9 5,373,1
12.873,6 5.228,4 1.456,2 6.189,0
-4,27 -12,84 -13,05 5,95
12,74 11,67 6,77 15,18
22,0 8,93 2,49 10,57
Non Migas
5.684,7
5.862,9
39.442,5
45.659,8
3,13
15,76
78,01
Sumber : BPS
... begitu pula total impor.
Nilai impor pada bulan Oktober mencapai posisi USD4,3 miliar, meningkat USD0,09 miliar dibandingkan dengan posisi bulan September yaitu USD4,2 miliar. Peningkatan ini utamanya bersumber dari kenaikan impor non migas sebesar 5,7% menjadi USD3,2 miliar demikian pula impor migas khususnya impor gas sebesar 66,7% menjadi USD0,5 juta dari sebelumnya USD0,3 juta (Tabel 4). Tabel 4. Impor Indonesia Nilai CIF
Keterangan
(Juta USD) % Perubahan Okt 2004 Thd Sept 2004
% Perubahan % Peran Thd Jan-Okt Jan-Okt 2004 thd 2003 2004
September 2004
Oktober 2004
Jan-Okt 2003
Jan-Okt 2004
Total Impor
4.230,5
4,321.0
26.867,3
37.805,0
2,12
40,71
100,00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.139,9 536,1 603,5 0,3
1.052,7 489,5 562,7 0,5
6.325,4 3.269,7 3.034,2 21,5
9.290,3 4.869,4 4.414,4 6,5
-7,74 -8,69 -6,76 66,66
46,87 48,92 45,49 -69,77
24,57 12,88 11,67 0,02
Non Migas
3.090,6
3.268,3
20.541,9
28.514,7
5,75
38,81
75,43
Sumber : BPS
12
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Posisi pinjaman luar negeri naik USD2,5 miliar...
Nopember 2004
Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Oktober USD134,3 miliar, meningkat USD2,5 miliar dibandingkan USD131,8 miliar posisi bulan sebelumnya (Tabel 5). Peningkatan ini disebabkan karena naiknya pinjaman LN pemerintah sebesar USD1,6 miliar menjadi USD78,5 miliar dan kenaikan pinjaman LN swasta sebesar USD0,6 miliar menjadi USD52,4 miliar. Peningkatan pinjaman LN pemerintah utamanya disebabkan karena penguatan Yen sebesar 4,8 point dimana porsi utang LN pemerintah dalam mata uang Yen mencapai 38,5% dari total pinjaman sehingga hal ini meningkatkan posisi utang LN pemerintah sebesar USD1,3 miliar. Sementara itu, peningkatan pada pinjaman LN swasta lebih disebabkan karena naiknya pinjaman lembaga keuangan sebesar USD0,5 miliar menjadi USD8 mliar yang utamanya berasal dari pinjaman bank yang meningkat sebesar USD0,4 miliar. Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD)
2003 Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total
2004
Mar
Jun
Sep
Des
Jan
Mar
Jun
Ags
Sep*)
Okt*)
74.513 53.750 7.806 4.850 2.956 45.944 1.203
76.008 53.288 7.056 4.059 2.997 46.232 1.290
77.709 52.991 7.571 4.414 3.157 45.420 1.253
81.666 51.942 7.537 4.316 3.221 44.405 1.794
81.480 52.839 7.726 4.385 3.341 45.113 1.759
81.217 52.836 7.968 4.479 3.489 44.868 2.626
78.591 52.080 7.587 3.766 3.821 44.493 2.467
77.080 52.382 7.974 4.044 3.930 44.408 2.811
76.980 51.783 7.530 3.499 4.031 44.253 3.075
78588 52.438 8.039 3969 4070 44399 3.303
129.466
130.586
131.953
135.402
136.078
136.679
133.138
132.273
131.838
134329
* Angka Sementara
...sedangkan pembayaran pinjaman LN menurun.
Sementara itu, pembayaran pinjaman luar negeri pada bulan Oktober menurun USD0,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga menjadi USD1 miliar. Penurunan tersebut utamanya berasal dari turunnya pembayaran pokok pinjaman LN sebesar USD0,4 miliar menjadi USD0,8 miliar sementara pembayaran bunga pinjaman LN menurun tipis sebesar USD27 juta menjadi USD191 juta. Sedangkan berdasarkan pemiliknya, penurunan ini disebabkan oleh turunnya pembayaran pinjaman LN swasta sebesar USD0,3 miliar menjadi USD0,5 miliar demikian pula pembayaran pinjaman LN pemerintah menurun sebesar USD0,1 miliar menjadi USD0,5 miliar (Tabel 6).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
13
Nopember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Miliar USD)
2003
Total 2002
Mar
Sep
20.983 16.950 4.033
1.293 1.135 158
1.717 1.524 193
7.374 5.009 2.365
358 248 110
498 355 143
B. Swasta / Private 13.609 - Pokok / Principal 11.941 - Bunga / Interest 1.668 B.1. Lembaga Keuangan 5.808 - Pokok / Principal 5.323 - Bunga / Interest 485 1. Bank 4.825 - Pokok / Principal 4.372 - Bunga / Interest 453 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions 983 - Pokok / Principal 951 - Bunga / Interest 32 B.2. Bukan Lembaga Keuangan 7.801 - Pokok / Principal 6.617 - Bunga / Interest 1.183
935 886 48 398 391 7 308 307 1 90 84 6 537 496 41
1.219 1.170 50 440 435 4 381 379 1 59 56 3 780 735 45
Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest
Des
Total 2003
2004 Jan
Mar
Jun
1.464 1.216 248
1.990 1.788 203
6.450 4.000 2.451
680 456 224
1.186 12.449 1.073 11.669 113 780 423 5.656 395 5.521 28 136 372 5.078 345 4.965 27 113 51 579 50 556 1 23 762 6.793 677 6.148 85 645
784 760 24 382 379 3 351 349 2 31 30 1 402 381 20
1.966 18.900 1.471 15.669 496 3.231 781 398 383
Ags
Sept*
Okt*
2.697 2.123 574
1.529 1.268 261
1.457 1.239 218
1.066 875 191
697 539 158
1.147 682 465
804 608 196
650 490 160
534 375 159
1.294 1.249 45 772 768 5 701 699 1 72 68 3 521 481 40
1.550 1.441 109 791 780 11 756 746 10 35 34 1 759 661 98
725 660 65 324 315 9 271 262 9 53 53 0 401 345 56
807 749 58 312 296 16 257 244 13 55 52 3 495 453 42
532 500 32 274 259 15 220 207 13 54 52 2 258 241 17
* Angka Sementara
Sektor Riil Permintaan domestik masih tinggi...
Perkembangan permintaan domestik sepanjang tahun 2004 diwarnai oleh pertumbuhan yang tinggi khususnya untuk konsumsi, investasi dan impor. Konsumsi yang cenderung tumbuh tinggi tersebut sebagian dipenuhi oleh produksi dalam negeri melalui peningkatan utilisasi kapasitas terpasang sedangkan investasi yang tumbuh cukup signifikan belum mampu meningkatkan kapasitas perekonomian. Selain itu, meningkatnya permintaan domestik mendorong perningkatan impor khususnya bahan baku dan barang modal dalam rangka meningkatkan utilisasi dan kapasitas produksi.
...didukung indikasi positif dari survei konsumen...
Berdasarkan survei konsumen terdapat indikasi optimisme prospek kegiatan ekonomi ke depan. Hal ini tercermin dari meningkatnya indeks keyakinan konsumen, indeks ekspektasi konsumen dan indeks kondisi ekonomi saat ini. Indeks keyakinan konsumen meningkat 6,2 point dari bulan sebelumnya menjadi 120,4 sementara indeks ekspektasi konsumen meningkat 3,9 point dari bulan sebelumnya menjadi 143,4 dan indeks kondisi ekonomi saat ini meningkat 8,4 point menjadi 9,3 pada bulan Nopember (Grafik 23).
14
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Indeks
Difussion Indeks 50 40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40 -50
Ekspektasi Konsumen
120,0 optimis pesimis
100,0
Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini
80,0 60,0 40,0 Jan
Apr
Jul
Okt
Jan
2002
Apr
Jul
Okt
Nopember 2004
Jan
Apr
2003
Jul
Okt
Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt
2001
2004
2002
Grafik 23. Survei Konsumen
...dan hasil survei JETRO serta utilisasi kapasitas produksi.
2003
2004
Grafik 24. Survei JETRO
Survei pada perusahaan Jepang di Indonesia yang dilakukan oleh JETRO masih mengindikasikan tingginya permintaan domestik dan ekspektasi positif perekonomian ke depan (Grafik 24). Sementara itu, indeks produksi bulan Oktober khususnya untuk industri kayu, rotan dan rumputan, industri makanan, minuman dan tembakau dan industri kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik menunjukkan peningkatan. Indeks industri kayu, rotan dan rumputan meningkat sebesar 14,8 point menjadi 109,9 sementara itu, industri makanan, minuman dan tembakau meningkat 7,6 point menjadi 90,3 dan industri kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik meningkat 4,1 point menjadi 108,8 (Grafik 25). Selain itu, utilisasi kapasitas produksi selama bulan Oktober untuk industri makanan meningkat 3,2 point menjadi 42,3 dan industri barang galian bukan logam meningkat 3,1 point menjadi 58,9 (Grafik 26).
Indeks 200
Persen 80,0
180 60,0
160 140
40,0
120 100
20,0
80 60
Indeks Total Tekstil, pak. jadi & kulit
Makanan, minuman & Tembakau Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik
40 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt
2002
2003
2004
Grafik 25. Indeks Produksi
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Total
Makanan
Tekstil
Kimia
0,0 Jan Mar Mei Jul
2002
Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2003
SepNov
2004
Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi
15
Nopember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Kondisi Perbankan Total kredit, aset dan DPK masih membaik...
Secara umum, beberapa indikator perbankan sampai dengan bulan Oktober masih menunjukkan perkembangan positif khususnya total penyaluran kredit, total aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK) (Tabel 7). Sementara itu NIM, LDR dan modal masih membaik sedangkan CAR dan NPL relatif stabil. Jumlah kredit yang disalurkan perbankan pada bulan Oktober meningkat cukup besar sebesar Rp12,3 triliun menjadi Rp567,3 triliun sementara total aset perbankan pun meningkat Rp5,4 triliun menjadi Rp1218,8 triliun dan DPK naik Rp1,7 triliun menjadi Rp928,1 triliun (Grafik 28). Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp)
Bank Keterangan Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal
...NIM, LDR dan modal membaik.
Des-02
Des-03
Jan-04
Mar-04
Jun-04
Ags-04
Sept-04
1.112,2 835,8 410,3 38,4 23,0 8,1 2,1 4,0 93,0
1.068,4 902,3 477,2 43,2 19,3 8,2 3,0 3,2 110,8
1.157,2 889,1 475,0 40,1 23,8 8,2 2,8 5,2 117,9
1.150,0 881,6 485,9 43,7 23,5 7,8 2,7 5,7 120,9
1185,7 912,8 528,7 46,4 20,9 7,6 2,1 5,4 108,6
1208,2 919,3 547,5 47,9 21,0 7,1 2,0 5,3 109,2
1213,0 926,4 555,0 48,2 20,5 6,9 2,1 5,3 114,0
Total DPK (Triliun Rp) 950
450 400
Miliar Rp
Proporsi (%) 70,0
35.000 Persetujuan
Realisasi
Proporsi
30.000
60,0
25.000
50,0
20.000
40,0
900
350 300
850
250 200 150
800
100 50
750
Giro
Tabungan
Deposito
Total
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2002
2003
Grafik 27. Dana Pihak Ketiga
16
1218,4 928,1 567,3 49,2 20,4 6,7 2,1 6,4 115,1
Net interest margin pada bulan Oktober ini juga masih meningkat sebesar 1,1% dari 5,3% menjadi 6,4% disusul kenaikan pada LDR sebesar 1% dari 48,2% menjadi 49,2% dan modal perbankan pun membaik dari Ro114 triliun menjadi Rp115,1 triliun atau meningkat Rp1,1 triliun (Grafik 27).
Triliun Rp 500
0
Okt-04
2004
700
15.000
30,0
10.000
20,0
5.000
10,0
0
0,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2002
2003
2004
Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Ketiga konsumsi dan modal kerja meningkat.
Nopember 2004
Kenaikan penyaluran kredit di atas, utamanya berasal dari naiknya kredit konsumsi sebesar Rp8,1 triliun dari Rp134,3 triliun bulan September menjadi RpRp142,4 triliun diikuti kenaikan pada kredit modal kerja sebesar Rp1,9 triliun dari Rp268,8 triliun bulan September menjadi Rp270,7 triliun. Sedangkan kredit investasi mengalami penurunan sebesar Rp2,4 triliun dari Rp114,9 triliun pada bulan September menjadi Rp112,4 triliun (Grafik 29).
Kredit Per jenis (Triliun Rp) 300,0 Modal Kerja
Investasi
250,0 200,0 150,0 100,0 50,0 Channeling
Total Kredit
0,0
Total Kredit (Triliun Rp) 630 Konsumsi 600 570 540 510 480 450 420 390 360 330 Total Adjst 300
Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
2002
2003
2004
Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan
CAR dan NPL stabil.
Indikator lainnya, CAR dan NPL pada bulan Oktober relatif tetap dimana CAR hanya menurun 0,1% dari 20,5% bulan September menjadi 20,4% dan NPL gross menurun 0,2% dari 6,9% bulan September menjadi 6,7% (Grafik 31). Sementara itu NPL net selama Oktober tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada 2,1% (Grafik 30).
Persen 14,0
Trilion Rp 600
Triliun Rp 7,0 6,5
12,0
500
10,0 400 8,0 6,0
kredit (kanan)
300 NPLs (%) (kiri)
NPLs Net (%) (kiri)
200
2,0
100
0,0
0 2002
2003
2004
Grafik 30. Perkembangan NPL
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5,5 5,0 4,5 4,0
4,0
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
6,0
3,5 3,0 2,5 2,0 Jan Mar Mei Jul Okt Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2002
2003
2004
Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan
17
Nopember 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Prospek Pertumbuhan ekonomi 2004 diperkirakan sekitar 5% (y-o-y)…
Perkembangan beberapa indikator makro ekonomi sampai dengan Nopember semakin memperkuat perkiraan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mencapai sekitar 5% (y-o-y)2 . Hal tersebut terutama terkait dengan peningkatan investasi dan ekspor yang cukup berarti. Secara sektoral, hampir seluruh sektor tumbuh positif dengan sumbangan terbesar berasal dari industri pengolahan, perdagangan, dan pengangkutan. Perkembangan ekonomi yang menggembirakan tersebut tidak terlepas dari semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kesinambungan stabilitas ekonomi makro yang terjaga dengan baik.
...namun inflasi IHK masih belum meningkat...
Meskipun kegiatan ekonomi menunjukkan peningkatan namun tekanan inflasi relatif belum meningkat dan sampai dengan November 2004 inflasi masih tercatat sebesar 6,18% (yoy). Untuk keseluruhan tahun 2004, inflasi IHK diperkirakan mencapai tingkat sekitar 6% dan masih dalam kisaran sasaran inflasi yang ditetapkan Bank Indonesia pada awal tahun sebesar 5,5% + 1% (yoy). Terjaganya tingkat inflasi terutama dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi, terjaganya stabilitas nilai tukar, serta tersedianya pasokan barang-barang.
...nilai tukar rupiah 2004 berada pada proyeksi awal tahun.
Dengan mempertimbangkan perkembangan eksternal dan internal sampai akhir November 2004, untuk keseluruhan tahun 2004 diperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah akan berada dalam proyeksi awal. Kestabilan pergerakan nilai rupiah didukung oleh inflows modal asing jangka pendek yang mengimbangi tingginya demand valas dari pelaku domestik. Masuknya aliran modal asing jangka pendek tersebut utamanya dipicu oleh ekspektasi depresiasi dollar AS sehubungan dengan merebaknya kembali isu kesinambungan ‘defisit ganda’ perekonomian AS. Selain itu, hal Di pihak lain, indikator makroekonomi dan premi risiko Indonesia terus menunjukkan perbaikan.
2 Sejak akhir Mei 2004, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi 2000.
18
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Nopember 2004
Indikator Terkini Jan
SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3)
Mar
Des
Feb
Mar
Jun
2003
Sep
Okt
Nov
2004
12.69 12.94 12.64 13.49 12.71 425
11.40 11.97 11.90 12.90 11.72 398
8.31 8.34 6.62 7.14 8.35 692
7.86 8.15 6.27 6.68 7.99 753
7.42 7.33 5.86 6.11 7.38 736
7.34 7.25 6.23 6.31 7.15 730
7.39 7.31 6.31 6.61 7.1 816
7.41 7.3 6.33 6.65 7.13 860
7.41 7.3 na na 7.1 977
BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah
127.407 180.111 75.908 104.203 873.683 693.572 550.357 362.553 187.804 143.215 730.468
125.211 181.239 72.323 108.916 877.776 696.537 558.977 370.692 188.285 137.560 740.216
166.474 223.799 94.542 129.257 955.692 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 816.514
147.039 216.343 90.619 125.724 947.277 730.934 588.946 346.347 242.599 141.988 805.289
142.730 218.821 86.616 132.205 934.983 716.162 574.104 327.722 246.382 142.058 792.925
166.474 233.717 97.565 136.152 975.157 741.440 593.450 334.336 259.114 147.990 827.176
175.325 239.299 97.893 141.406 985.194 745.895 605.659 336.197 269.462 140.236 846.570
246.406 184.873 245.899 na 104.056 99.393 141.843 na 994.231 na 748.332 na 608.853 na 335.441 na 273.412 na 139.479 na 856.456 na
Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum
382.536 358.084
400.353 376.141
466.826 437.942
461.827 432.738
477.504 446.593
549.966 486.067
576.823 513.223
589.800 525.648
na na
0.80 8.74
-0.23 7.12
0.94 5.06
0.57 4.82
0.36 5.11
0.48 6.83
0.02 6.27
0.56 6.22
0.89 6.18
8.940 3.936 2.322 21.81
8.908 4.008 2.267 22.68
8.465 3.717 2.335 24.20
8.441 3.837 2.049 24.00
8.587 3.871 2.183 25.70
9.400 4.340 2.721 23.70
9.155 5.685 3090.6 23.66
9095 5862.9 3268.3 23.89
9025 na na 24.15
HARGA Inflasi bulanan (%) y-y % SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD)
INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor
Tw. IV
Tw.I
2 0 03 4.35 5.01 0.68 6.48 1.78
Tw. III 2004
4.46 6.43 4.24 0.85 6.54
5.03 4.30 13.09 19.85 29.87
* angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDBdari BPSw. I 2004*)
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
19