Periode
Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara
mtm yoy ytd avg yoy1
-0,68% 2,28% -0,94% 6,41%
Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit
Tomat Sayur Cakalang
IHK, % yoy IHK, % mtm
1
Memasuki bulan Oktober 2016, curah hujan yang cukup tinggi diperkirakan memberi pengaruh pada produksi dan ketersediaan beberapa komoditas strategis seperti ikan, cabai rawit dan bawang merah. Curah hujan yang tinggi tersebut menyebabkan nelayan sulit melaut dan menyebabkan terjadinya masalah produksi terutama di sentra penghasil khususnya di luar Sulut. Semakin baiknya upaya pengendalian inflasi, cukup mendukungnya kondisi cuaca di sepanjang tahun, serta minimnya tekanan pada kelompok administered prices menyebabkan inflasi Sulut pada tahun 2016 diperkirakan berada di level yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Upaya pengendalian inflasi terus dilakukan secara optimal melalui berbagai kegiatan dan forum pembahasan bersama dengan TPID baik di level Provinsi maupun Kab/Kota. Pada September 2016, Bank Indonesia bersama dengan Kementerian terkait melaksanakan dua kegiatan rapat koordinasi yaitu Rakorwil dan Rakorpusda yang membahas beberapa kebijakan terutama terkait tindak lanjut arahan Presiden pada Rakornas VII TPID. Di sisi lain, Gerakan Rica Rumah sebagai program unggulan TPID Sulut terus digalakkan dengan target pengendalian harga khususnya cabai rawit di akhir tahun, melalui pembagian sekitar 15 ribu bibit kepada masyarakat. Komunikasi ekspektasi juga terus dilakukan guna meredam tingginya ekspektasi masyarakat terhadap peningkatan harga di akhir tahun yang sudah menjadi pola historis selama beberapa tahun terakhir.
Bawang Merah
2015 Sep
Inflasi Sulawesi Utara yang diwakili Kota Manado pada September 2016 tercatat kembali mengalami deflasi cukup dalam sebesar -0,68% (mtm). Dengan demikian inflasi Sulut secara tahunan tercatat sebesar 2,28% (yoy) atau berada pada level yang lebih rendah dibandingkan Nasional yang tercatat sebesar 3,07% (yoy). Terjadinya deflasi didorong oleh koreksi harga pada beberapa komoditas strategis terutama tomat sayur yang mengalami penurunan harga cukup signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi cuaca yang mendukung peningkatan produksi di tengah stabilnya tingkat permintaan, membuat pasokan tomat sayur tercatat cukup besar sehingga memberi pengaruh pada penurunan harga. Di sisi lain, beberapa komoditas strategis lain juga mengalami penurunan harga seperti cakalang, cabai rawit, bawang putih dan daging ayam ras. Faktor penahan laju deflasi yang lebih dalam muncul dari komoditas core non traded seperti tarip pulsa ponsel, jeruk nipis dan roti manis yang mengalami peningkatan harga, namun dengan besaran yang terbatas.
2016 Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt Realisasi
Sep
Okt Proy
2016 Proy.
9.34
5.46
4.90
3.93
3.09
3.67
3.47
3.62
2.82
1.40
2.13
0.62
-0.82
-0.03
-0.87
0.14
1.06
0.84
-0.38
-0.68
0.62
1.82 (Des)
Rata-rata 3 tahun
Periode
1
%, mtm
Sep-16
Rata-Rata Sep 3 thn
0 -1 -2 -3
-4
IHK
VF
Core
Adm.Price
Grafik 1. Inflasi Aktual Vs Historis
Grafik 2. Disagregasi Inflasi Sulut (Sumb.YoY)
1. Secara bulanan, inflasi IHK tercatat sebesar -0,68% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan data historisnya selama tiga tahun terakhir yang sebesar -0,5%. Realisasi inflasi tersebut menyebabkan secara tahunan inflasi tercatat sebesar 2,28% (yoy). Terjadinya deflasi pada bulan September terutama disebabkan oleh koreksi harga yang cukup dalam pada komoditas tomat sayur seiring peningkatan pasokan yang cukup signifikan di tengah minimnya tekanan permintaan. Beberapa komoditas strategis Sulut lainnya juga tercatat mengalami penurunan seperti cakalang, cabai rawit, bawang putih dan daging ayam ras.
Tekanan inflasi kelompok volatile food (VF) mengalami penurunan, didukung oleh meningkatnya pasokan komoditas strategis di tengah level permintaan yang terjaga pada perayaan Idul Adha. Kembali normalnya harga tomat sayur menjadi salah satu penyebab utama penurunan tekanan inflasi pada kelompok volatile food. Setelah mengalami peningkatan harga secara garadual pada Mei hingga Juli, harga tomat sayur kembali melanjutkan tren penurunan harga yang telah terjadi sejak bulan lalu menuju harga normalnya. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya produksi tomat dari daerah penghasil seperti Boltim dan Minahasa seiring kondisi cuaca yang mendukung. Berdasarkan hasil wawancara kepada petani, tingginya harga tomat sayur pada beberapa waktu yang lalu juga menjadi insentif tersendiri bagi pada petani untuk meningkatkan produksinya. Di sisi lain, harga komoditas strategis lainnya seperti cakalang, cabai rawit, daging ayam ras dan bawang putih juga mengalami penurunan harga meski pada level yang terbatas. Perayaan hari Idul Adha pada September tercatat hanya memberi dampak minimal mengingat tingginya diversifikasi pangan, khususnya untuk komoditas daging-dagingan pada masyarakat Sulawesi Utara.
Tekanan inflasi kelompok inti sedikit meningkat dibanding bulan sebelumnya dipengaruhi peningkatan inflasi inti non traded. Peningkatan harga komoditas inti non traded seperti tarif pulsa ponsel, jeruk nipis/limau dan roti manis menjadi faktor penahan terjadinya deflasi yang lebih dalam pada bulan laporan. Peningkatan inflasi inti juga sejalan dengan kondisi perekonomian Sulut yang diproyeksikan semakin baik memasuki paruh ke dua tahun 2016.
Tekanan inflasi kelompok administered prices mereda, seiring dengan lanjutan koreksi tarif angkutan udara. Tarif angkutan udara tercatat masih melanjutkan koreksi harga pasca perayaan Idul Fitri yang lalu. Namun demikian, penurunan inflasi administered prices lebih lanjut tertahan oleh peningkatan harga tarif listrik dan bahan bakar rumah tangga.
Periode
Ekspektasi inflasi cenderung meningkat khususnya di akhir tahun. Ekspektasi inflasi konsumen 3 bulan dan 6 bulan ke depan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ekspektasi inflasi konsumen terkait perayaan hari besar keagamaan Natal dan Tahun Baru 2017. Sebagaimana pola historisnya tekanan harga memang pada umumnya meningkat pada akhir tahun seiring lonjakan permintaan masyarakat baik terhadap komoditas pangan maupun non pangan.
2. Inflasi pada triwulan III 2016 yang tercatat sebesar 2,28% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,67% (yoy). Meredanya tekanan inflasi pada bulan ini terutama masih didorong oleh koreksi harga komoditas strategis seperti tomat sayur, cabai rawit dan ikan-ikanan yang didukung oleh peningkatan pasokan yang cukup signifikan seiring mendukungnya kondisi cuaca di sepanjang triwulan III 2016. Dengan demikian, realisasi inflasi tersebut mendukung pencapaian inflasi year to date sebesar -0,94%. Angka inflasi year to date Sulawesi Utara pada periode laporan tercatat sebagai yang terrendah di banding Provinsi lainnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal tersebut dipandang positif karena koreksi harga mayoritas terjadi pada kelompok VF yang memang menjadi fokus pengendalian inflasi di tahun 2016. Sementara, inflasi inti relatif stabil di tengah perekonomian Sulut yang diperkirakan semakin membaik memasuki paruh ke dua tahun 2016. 3. Berbagai forum koordinasi pengendalian inflasi daerah yang dilakukan pada bulan September 2016 fokus membahas rencana tindak lanjut atas hasil arahan Presiden RI pada Rakornas VII TPID. Beberapa rekomendasi yang dihasilkan pada Rakorwil dan Rakorpusda TPID KTI pada September 2016 adalah memperkuat koordinasi dengan APH, penyusunan pedoman operasi pasar yang mengacu pada ekspektasi inflasi, dukungan anggaran (APBD) sangat dibutuhkan dalam upaya stabilisasi harga, peningkatan peran Bulog sebagai buffer stock, peningkatan infrastruktur konektvitas dan peninjauan kembali penetapan batas atas dan batas bawah bagi angkutan udara. Di sisi lain, TPID Sulut terus memfokuskan upaya pengendalian harga jelang akhir tahun melalui komunikasi ekspektasi, mendorong suksesnya Gerakan Rica Rumah, serta terus mendorong terealisasinya Toko TPID dan pembangunan Pasar Provinsi yang dikelola oleh BUMD. 4. Mencermati perkembangan inflasi terkini dan beberapa indikator harga, inflasi pada bulan Oktober 2016 diperkirakan meningkat. Bulan Oktober diperkirakan akan mengalami inflasi sebesar 0,62% (mtm). Namun, secara tahunan tingkat inflasi Oktober akan tercatat lebih rendah dari bulan sebelumnya dengan proyeksi sebesar 1,40% (yoy) akibat base effect tingginya inflasi IHK pada bulan Oktober tahun sebelumnya. Tekanan terutama bersumber dari komoditas VF khususnya cabai rawit, bawang merah dan ikan-ikanan seiring adanya potensi ganguan produksi akibat curah hujan yang meningkat. Potensi tekanan lain juga muncul dari komoditas rokok akibat kenaikkan cukai rokok yang belum terealisasi pada IHK September 2016. Selain itu, lanjutan peningkatan harga minyak goreng juga sangat mungkin terjadi meningat tren peningkatan harga CPO saat ini. 5. Prospek inflasi IHK di tahun 2016 diperkirakan terkendali pada rentang 1,9% - 2,3% (yoy). Namun, potensi gangguan porduksi dan distribusi pangan akibat fenomena cuaca seperti La Nina perlu terus diwaspadai. Risiko lonjakan harga di akhir tahun perlu terus dimitigasi dengan koordinasi yang semakin baik antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah maupun stakeholders terkait lainnya, di dalam wadah TPID baik level Provinsi maupun Kab/Kota.
Periode
LAMPIRAN INDIKATOR INFLASI Tabel 1. Inflasi Kota Manado
2015 Sep
IHK, % yoy IHK, % mtm
2016 Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt Realisasi
Sep
Okt Proy
2016 Proy.
9.34
5.46
4.90
3.93
3.09
3.67
3.47
3.62
2.82
1.40
2.13
0.62
-0.82
-0.03
-0.87
0.14
1.06
0.84
-0.38
-0.68
0.62
1.82 (Des)
Tabel 2. Komoditas Utama Penyumbang Inflasi & Deflasi Inflasi Komoditi Kontribusi (%mtm) TARIP PULSA PONSEL 0.11 JERUK NIPIS/LIMAU 0.03 TARIP LISTRIK 0.02 BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 0.02 MINUMAN RINGAN 0.02 PISANG 0.01 BUNCIS 0.01 MINYAK GORENG 0.01 ROTI MANIS 0.01 SENG 0.01
Deflasi Komoditi TOMAT SAYUR CAKALANG/SISIK CABAI RAWIT KEMBANG KOL EKOR KUNING DAUN BAWANG ANGKUTAN UDARA BAWANG PUTIH DAGING AYAM RAS KENTANG
Kontribusi (%mtm) -0.63 -0.08 -0.05 -0.03 -0.02 -0.02 -0.02 -0.02 -0.02 -0.01
Grafik 1. Perkembangan Inflasi Bulanan
Grafik 2. Ekspektasi Inflasi Konsumen
Grafik 3. Perkembangan Harga Cabai Rawit
Grafik 4. Perkembangan Harga Tomat Sayur
Periode
Grafik 5. Perkembangan Harga Bawang Merah
Grafik 6. Perkembangan Harga Beras
Grafik 7. Perkembangan Harga Gula Pasir
Grafik 8. Indeks Keyakinan Konsumen & Indeks Penjualan Riil
Grafik 9. Kredit Konsumsi & Inflasi Inti
Grafik 10. Arus Bongkar Muat Pelabuhan
Grafik 10. Data Produksi Beras
Gambar 1. Peta Curah Hujan