1
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
No. 26/07/34/Th.XII, 02 Agustus 20 No. 18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN : BULAN MARET 2014 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,14 PERSEN
Kota Yogyakarta pada Bulan Maret 2014 mengalami inflasi sebesar 0,14 persen. Inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Maret ini, enam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,34 persen; kelompok sandang naik 0,51 persen; kelompok kesehatan naik 0,33 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,08 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,34 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,42 persen. Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 45 kota mengalami inflasi dan 37 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,15 persen, diikuti oleh Kota Tarakan dan Jayapura dengan laju inflasi sebesar 0,99 persen dan 0,68 persen. Sebaliknya inflasi terendah terjadi di Kota Makasar dan Kediri masing-masing sebesar 0,02 persen diikuti Kota Bulukumba dan Jember masingmasing sebesar 0,03 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Tual sebesar 2,43 persen, diikuti Kota Pangkal Pinang sebesar 1,76 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Sorong sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Depok sebesar 0,04 persen. Laju inflasi tahun kalender 2014 (Maret 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 1,26 persen. Laju inflasi year on year (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 6,18 persen.
A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Masa tanam yang mundur, diakibatkan oleh hujan yang berkepanjangan di dua bulan sebelumnya mengakibatkan mundurnya panen padi yang biasanya terjadi pada awal bulan maret, kondisi tersebut mengakibatkan harga komoditas beras sedikit naik yang pada akhirnya mendorong terjadinya inflasi. Di satu sisi stok bawang putih yang semakin langka di pasaran dan permintaan yang tetap di sisi lain telah menyebabkan kenaikan harga bawang putih yang cukup tinggi. Faktor lain yang juga telah ikut menyebabkan terjadinya inflasi adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM2 Tahun 2014, tentang besaran biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara, yang mengakibatkan tiket angkutan udara pada bulan Maret ini naik. Dari hasil pemantauan harga-harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, selama Bulan Maret 2014, Kota Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan angka indeks 111,00 relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka indeks pada Bulan Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
1
Februari 2014 yang sudah mencapai 110,85. Laju inflasi pada tahun kalender (Maret 2014 terhadap Desember 2013) menjadi 1,26 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran konsumsi yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK) nya, enam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,34 persen; kelompok sandang naik 0,51 persen; kelompok kesehatan naik 0,33 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,08 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,34 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,42 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi diantaranya: beras naik 2,46 persen dengan memberikan andil sebesar 0,09 persen; bawang putih naik 18,47 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; angkutan udara, batu bata/batu tela, minyak goreng, dan cabe rawit naik 2,06 persen, 5,37 persen, 2,89 persen, dan 16,86 persen dengan masingmasing memberikan andil sebesar 0,03 persen; sewa rumah dan upah pembantu rumah tangga naik 0,95 persen dan 0,91 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; sepeda motor, telur asin, bawang merah, pepaya, susu bubuk, pemeliharaan/service, nangka muda, shampo, daging kambing, mie kering instant, salak, personal komputer/desktop, daging sapi, tempe, telur ayam kampung, dan brokoli naik 0,68 persen, 6,71 persen, 3,88 persen, 5,38 persen, 2,28 persen, 2,30 persen, 31,84 persen, 2,66 persen, 1,14 persen, 1,75 persen, 6,84 persen, 3,97 persen, 0,66 persen, 1,23 persen, 19,81 persen dan 8,56 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Maret 2013 – Maret 2014 3.5
3.29
3 2.5 2
2.58
1.5 1 0.5 0 -0.5
1.12 0.79
0.84 0.63
1.07
1.03
-0.1
-0.03
0.55
0.61
0.87 -0.24
0.09
1.05 0.17
0.12 -0.3
-0.29
0.26
0.20 0.14 0.07
-0.35
-1 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13
Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13
Jan-14
Feb-14 Mar-14
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi diantaranya telur ayam ras turun 17,60 persen dengan memberikan andil sebesar -0,11 persen; kelapa turun 13,93 persen dengan memberikan andil sebesar -0,05 persen; bayam turun 17,92 persen dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; cabai merah, daun melinjo dan gula pasir turun 7,66 persen, 42,58 persen, dan 3,32 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,02 persen; daging ayam ras, kangkung, tomat sayur, semangka, apel, hati sapi, telepon seluler, wortel, 2
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
kembung/gembung/banyar, tuna, dan alpukat turun 1,48 persen, 15,84 persen, 15,86 persen, 8,64 persen, 3,55 persen, 8,42 persen, 1,38 persen, 4,17 persen, 8,47 persen, 10,43 persen dan 14,44 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar -0,01 persen. Tabel 1 Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Maret 2014 Kelompok Pengeluaran
Persentase Sumbangan Inflasi
[1]
[2]
Umum 1. Bahan makanan 2. Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau 3. 4. 5. 6. 7.
0,14 -0,08 0,01
Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
0,09 0,03 0,02 0,01 0,06
Tabel 2 IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Maret 2014 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran I H K ( 2012=100 ) Kelompok Pengeluaran
Inflasi Maret 2014 *)
Laju Inflasi Tahun 2014 **)
Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***)
(5)
(6)
(7)
Maret 2013 (2)
Desember 2013 (3)
Maret 2014 (4)
Umum
104,54
109,62
111,00
0,14
1,26
6,18
1. Bahan Makanan
115,25
117,86
119,93
-0,42
1,76
4,06
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
104,36
111,53
112,22
0,05
0,62
7,53
3. Perumahan 5. Kesehatan
103,15 101,52 101,71
106,94 103,12 104,39
109,56 104,48 105,27
0,34 0,51 0,33
2,45 1,32 0,84
6,21 2,92 3,50
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
100,92
103,19
103,30
0,08
0,11
2,36
7. Transpor dan Komunikasi
100,31
111,09
111,59
0,34
0,45
11,25
(1)
4. Sandang
*) Persentase perubahan IHK Maret 2014 terhadap bulan Februari 2014 **) Persentase perubahan IHK Maret 2014 terhadap bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK Maret 2014 terhadap bulan Maret 2013
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
3
Gambar 2 Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Maret 2014 menurut Kelompok Pengeluaran 5 4
P e r s
3 2
1.26
2.45
1.76
1.32 0.84
0.62
1
0.11
0.45
0
e -1 n -2 -3 -4 Umum
Bahan
Mak.
Makanan
Jadi,Min,
Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor,
Rok & Temb
Komunikasi, dan Jasa Keuangan
B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Pada Bulan Maret 2014 kelompok bahan makanan mengalami penurunan angka indeks sebesar 0,42 persen sehingga besaran angka indeks menjadi 119,93 relatif lebih kecil dari bulan sebelumnya yang mencapai 120,44. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, empat sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya naik 2,28 persen; sub kelompok kacang-kacangan naik 0,86 persen; sub kelompok bumbu-bumbuan naik 3,84 persen; dan sub kelompok bahan makanan lainnya naik 0,10 persen. Sebaliknya sub kelompok yang mengalami penurunan angka indeks adalah sub kelompok daging dan hasil-hasilnya turun 0,55 persen; sub kelompok ikan segar turun 2,74 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya turun 3,05 persen; sub kelompok sayur-sayuran turun 5,71 persen; sub kelompok buah-buahan turun 0,13 persen; sub kelompok lemak dan minyak turun 1,73 persen. Sedangkan sub kelompok ikan diawetkan relatif stabil dibandingkan bulan Februari 2014. Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi antara lain beras naik 2,46 persen dengan memberikan andil sebesar 0,09 persen; bawang putih naik 18,47 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; minyak goreng dan cabai rawit naik 2,89 persen dan 16,86 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,03 persen ; bawang merah, pepaya, susu bubuk, nangka muda, daging kambing, mie kering instan dan salak naik 3,88 persen, 5,38 persen, 2,28 persen, 31,84 persen, 1,14 persen, 1,75 persen, dan 6,84 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,01 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga menghambat lajunya angka inflasi antara lain: telur ayam ras turun 17,60 persen dengan memberikan andil sebesar -0,11 persen; kelapa turun 13,93 persen dengan memberikan andil sebesar -0,05 persen; bayam turun 17,92 persen dengan andil sebesar -0,03 persen; cabai merah dan daun melinjo turun 7,66 persen dan 42,58 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen; daging ayam ras, kangkung, tomat sayur, semangka, apel, hati sapi, wortel, kembung/gembung/banyar, tuna, dan alpukat turun 1,48 persen, 15,84 persen, 15,86 persen, 8,64 persen, 3,55 persen, 8,42 persen, 4,17 persen, 8,47 persen, 10,43 persen dan 14,44 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Pada bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,05 persen. Angka indeks pada bulan ini sebesar 112,22 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 112,16. Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik sebesar 0,15 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik 0,04 persen, sedangkan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol turun 0,33 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga mempertinggi angka inflasi pada kelompok ini diantaranya telur asin naik 6,71 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen; teh, ikan bakar, rokok putih, gulai, minuman kesegaran, kopi bubuk, air kemasan, kembang gula, dan kripik naik 1,50 persen, 1,30 persen, 0,52 persen, 0,64 persen, 1,36 persen, 0,34 persen,0,12 persen, 0,18 persen, dan 0,08 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat angka inflasi antara lain: gula pasir turun 3,32 persen dengan memberi andil sebesar -0,02 persen; sirop dan biskuit turun 0,02 persen dan 0,01 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,34 persen dengan angka indeks 109,56 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 109,19. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,45 persen; sub kelompok perlengkapan rumahtangga naik 0,24 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik 0,77 persen. Sebaliknya sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air turun 0,03 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap inflasi, antara lain : batu bata/batu tela naik 5,37 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; sewa rumah, dan upah pembantu rumah tangga naik 0,95 persen, dan 0,91 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,02 persen; semen, tissu, sabun detergen bubuk/cair, sabun cair/cuci piring, dan pengharum/pelembut cucian naik 0,51 persen, 3,53 persen, 0,54 persen, 1,24 persen, dan 1,51 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga adalah bahan bakar rumah tangga, pembasmi nyamuk cair, dan pembasmi nyamuk spray turun 0,11 persen, 1,35 persen dan 0,61 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
5
4. Sandang Kelompok sandang pada Bulan Maret 2014 mengalami inflasi sebesar 0,51 persen dengan angka indeks sebesar 104,48 persen, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 103,95. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik sebesar 1,61 persen, sub kelompok sandang wanita naik 0,17 persen, dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya naik 0,26 persen, sedangkan sub kelompok sandang anak-anak turun 0,07 persen. Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga, antara lain sepatu, celana panjang katun, baju kaos berkerah, seragam sekolah pria, kemeja panjang katun, dan emas perhiasan naik 2,90 persen, 5,07 persen, 1,31 persen, 4,24 persen, 2,35 persen dan 0,32 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi adalah pampers, baju kaos berkerah, celana jeans, jas hujan, dan celana dalam wanita turun 0,55 persen, 0,36 persen, 0,52 persen, 0,98 persen, dan 0,05 persen. 5. Kesehatan Kelompok kesehatan pada Bulan Maret 2014 ini mengalami inflasi sebesar 0,33 persen. Angka indeks kelompok ini tercacat 105,27 lebih tinggi dibanding angka indeks Bulan Februari 2014 yang mencapai 104,92. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok jasa kesehatan naik 0,01 persen, sub kelompok obat-obatan naik 0,29 persen, sub kelompok jasa perawatan jasmani naik 0,11 persen, dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,81 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini diantaranya shampo naik 2,66 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen; vitamin, parfum, lipstik, hand body lotion, dan sabun mandi cair naik 1,71 persen, 1,05 persen, 3,78 persen, 1,25 persen, dan 1,69 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi adalah sabun mandi, obat gosok, dan pasta gigi turun 0,26 persen, 0,15 persen, dan 0,02 persen. 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan Maret 2014 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen dengan angka indeks sebesar 103,30 lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 103,22. Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan naik 0,31 persen dan sub kelompok rekreasi naik 0,11 persen. Tiga sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan; sub kelompok kursuskursus/pelatihan dan sub kelompok olahraga relatif stabil dibandingkan dengan bulan lalu. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Bulan Maret 2014 antara lain: Personal komputer/desktop naik 3,97 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen; cuci/cetak foto, tas sekolah, majalah berkala/dewasa, dan pulpen/bollpoint naik 4,01 persen, 0,73 persen, 1,69 persen, dan 1,09 persen. Sebaliknya komoditas buku tulis bergaris turun 2,68 persen. 6
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
7. Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan Maret 2014 sebesar 111,59 atau mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,34 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai angka 111,21. Pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok transpor naik 0,44 persen dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor naik 0,92 persen, sebaliknya sub kelompok komunikasi dan pengiriman turun 0,18 persen. Sedangkan sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan lalu. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan angka indeks pada kelompok ini diantaranya angkutan udara naik 2,06 persen dengan andil sebesar 0,03 persen; sepeda motor dan pemeliharaan/service naik 0,68 persen dan 2,30 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen; rantai dan gear motor, cuci kendaraan, bensin, sepeda , dan busi naik 10,94 persen, 9,02 persen, 0,08 persen, 0,54 persen, dan 0,49 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga adalah telepon seluler turun 1,38 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
7
Tabel 3 Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan Februari dan Maret 2014, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100) IHK KODE [1] 00000 10000 10100 10200 10300 10400 10500 10600 10700 10800 10900 11000 11100 20000 20100 20200 20300 30000 30100 30200 30300 30400 40000 40100 40200 40300 40400 50000 50100 50200 50300 50400 60000 60100 60200 60300 60400 60500 70000 70100 70200 70300 70400
8
KELOMPOK / SUB KELOMPOK [2] UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian,umbi2-an & hasilnya Daging dan hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur,susu,dan hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang-kacan Buah-buahan Gan Bumbu-bumbuan Lemak dan minyak Bahan makanan lainnya MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU Makanan jadi Minuman yang tdk beralkohol Tembakau dan minuman beralkohol PERUMAHAN Biaya tempat tinggal Bh,bakar,penerangan dan air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga SANDANG Sandang laki-laki Sandang wanita Sandang anak-anak Barang pribadi dan lainnya KESEHATAN Jasa kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan jasmani & kosmetika PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA Jasa Pendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/peralatan pendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan pengiriman Sarana & penunjang transport Jasa Keuangan
Februari 2014 [3] 110,85 120,44 109,70 127,41 124,99 137,09 115,72 128,13 123,55 131,46 129,80 111,06 115,60 112,16 113,61 106,96 111,64 109,19 106,65 116,28 102,92 106,56 103,95 107,56 104,69 102,44 100,81 104,92 103,51 104,53 103,74 107,29 103,22 101,70 122,07 99,68 103,65 105,63 111,21 118,03 98,76 102,92 102,49
Maret 2014 [4] 111,00 119,93 112,20 126,71 121,57 137,09 112,19 120,81 124,61 131,29 134,78 109,14 115,72 112,22 113,78 106,61 111,69 109,56 107,13 116,24 103,17 107,38 104,48 109,29 104,87 102,37 101,07 105,27 103,52 104,83 103,85 108,16 103,30 101,70 122,07 99,99 103,76 105,63 111,59 118,55 98,58 103,87 102,49
Inflasi Maret 2014 (%) [5] 0,14 -0,42 2,28 -0,55 -2,74 0,00 -3,05 -5,71 0,86 -0,13 3,84 -1,73 0,10 0,05 0,15 -0,33 0,04 0,34 0,45 -0,03 0,24 0,77 0,51 1,61 0,17 -0,07 0,26 0,33 0,01 0,29 0,11 0,81 0,08 0,00 0,00 0,31 0,11 0,00 0,34 0,44 -0,18 0,92 0,00
ANDIL INFLASI [6] 0,14 -0,08 0,09 -0,02 -0,03 0,00 -0,09 -0,08 0,01 0,00 0,06 -0,02 0,00 0,01 0,02 -0,01 0,00 0,09 0,06 0,00 0,00 0,03 0,03 0,02 0,00 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,02 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,06 0,05 -0,01 0,02 0,00
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
C. Inflasi Menurut Komponen Maret 2014 Komponen inti pada bulan Maret 2014 mengalami inflasi 0,25 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 106,80 pada Februari 2014 menjadi 107,07 pada Maret 2014, komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 0,20 persen, dan komponen bergejolak mengalami deflasi 0,44 persen. Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak untuk tahun kalender (Januari-Maret) 2014 masing-masing 0,81 persen, 2,48 persen, dan 1,77 persen. Sedangkan Inflasi dari tahun ke tahun (Maret 2014 terhadap Maret 2013) masing-masing 4,29 persen, 17,20 persen, dan 2,66 persen (lihat tabel 4) Tabel 4. Tingkat Inflasi Maret 2014 Inflasi Tahun Kalender 2014, dan Inflasi Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Komponen Komponen
[1]
IHK
IHK
IHK
Inflasi
Feb
Desember
Maret
Maret
2013
2013
2014
2014
[4]
[5]
Laju Inflasi Tahun Kalender 2014
Laju Inflasi Tahun ke Tahun
[2]
[3]
[6]
[7]
Umum
104,54
109,62
111,00
0,14
1,26
6,18
Inti
102,66
106,21
107,07
0,25
0,81
4,29
Harga Diatur Pemerintah
102,29
116,97
119,87
0,20
2,48
17,20
Bergejolak
116,23
117,24
119,32
-0,44
1,77
2,66
Dua kelompok komponen pada Maret 2014 memberikan sumbangan inflasi terhadap Yogyakarta yaitu: komponen inti 0,17 persen, dan komponen harga yang diatur pemerintah 0,04 Persen, sedangkan komponen bergejolak mengalami deflasi 0,07 persen (tabel 5). Tabel 5. Andil Inflasi Kota Yogyakarta Menurut Komponen Maret 2014 Komponen
Andil Inflasi (%)
[1]
[2]
Umum
0,14
Inti
0,17
Harga Diatur Pemerintah
0,04
Bergejolak
-0,07
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
9
D. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA DAN NASIONAL Pada Bulan Maret 2014 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 45 kota mengalami inflasi dan 37 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,15 persen, kemudian diikuti oleh Kota Tarakan dan Jayapura dengan laju inflasi sebesar 0,99 persen dan 0,68 persen. Sebaliknya inflasi terendah terjadi di Kota Makasar dan Kediri masing-masing sebesar 0,02 persen diikuti Kota Bulukumba dan Jember masing-masing sebesar 0,03 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Tual sebesar 2,43 persen, diikuti Kota Pangkal Pinang sebesar 1,76 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Sorong sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Depok sebesar 0,04 persen. Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, 7 kota mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Pemantang Siantar sebesar 0,59 persen diikuti oleh Kota Dumai dan Jambi sebesar 0,24 persen dan 0,22 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu yang mengalami inflasi sebesar 0,04 persen, diikuti Kota Batam sebesar 0,10 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan sebesar 1,76 persen dan 1,03 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Padang Sidempuan dan Tembilahan masing-masing sebesar 0,05 persen dan 0,09 persen. Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, 23 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Malang yaitu sebesar 0,43 persen, diikuti Kota Kudus dan Cirebon masing-masing sebesar 0,42 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Jember sebesar 0,03 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Tangerang sebesar 0,18 persen, sedangkan deflasi tekecil terjadi di Kota Depok sebesar 0,04 persen. Untuk wilayah Sulawesi, dari 11 kota IHK, inflasi terjadi di 6 kota IHK yaitu inflasi tertinggi terjadi di Kota Palu dan Kota Watampone sebesar 0,60 persen dan 0,42 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Makasar dan Bulukumba sebesar 0,02 persen dan 0,03 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di Kota Bau-bau dan Palopo sebesar 0,36 persen dan 0,15 persen. Selanjutnya untuk wilayah Kalimantan, dari 9 kota IHK, 3 kota IHK mengalami inflasi dan 6 kota IHK mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tarakan sebesar 0,99 persen diikuti Kota Samarinda sebesar 0,17 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Palangkaraya sebesar 0,12 persen. Kota Pontianak mengalami deflasi terbesar yakni sebesar 0,78 persen diikuti Kota Banjarmasin yang mengalami deflasi sebesar 0,36 persen. Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,15 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Singaraja sebesar 0,17 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Kota Tual dan Maumere sebesar 2,43 persen dan 0,46 persen.
10
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
Tabel 6 Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Maret 2014 di 82 kota No [1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Kota IHK [2] [3] 112,12 MEULABOH 107,42 BANDA ACEH 107,20 LHOKSEUMAWE 110,37 SIBOLGA PEMATANG SIANTAR 114,07 111,57 MEDAN PADANG SIDEMPUAN110,45 113,58 PADANG 109,82 BUKIT TINGGI 116,05 TEMBILAHAN 111,13 PEKAN BARU 111,27 DUMAI 110,62 BUNGO 111,51 JAMBI 108,59 PALEMBANG 107,39 LUBUK LUNGGAU 113,29 BENGKULU BANDAR LAMPUNG 109,94 121,33 METRO 115,43 TANJUNG PANDAN 110,52 PANGKAL PINANG 109,82 BATAM 113,56 TANJUNG PINANG 111,51 DKI JAKARTA 112,43 BOGOR 112,25 SUKABUMI 110,42 BANDUNG 110,98 CIREBON 111,19 BEKASI 112,09 DEPOK 110,24 TASIKMALAYA 113,36 CILACAP 111,37 PURWOKERTO 116,87 KUDUS 110,11 SURAKARTA 110,96 SEMARANG 108,69 TEGAL 111,00 YOGYAKARTA 110,73 JEMBER 112,39 BANYUWANGI 110,34 SUMENEP 112,17 KEDIRI
Inflasi [4] -0,73 -0,52 -0,77 -0,57 0,59 -0,34 -0,05 -0,39 -0,20 -0,09 0,15 0,24 -0,35 0,22 -0,20 -0,13 0,04 -0,15 -1,02 -1,03 -1,76 0,10 0,15 0,19 0,28 0,24 0,11 0,42 0,32 -0,04 0,25 -0,16 0,29 0,42 0,27 0,27 0,20 0,14 0,03 0,20 0,08 0,02
No [1] 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
Kota [2] MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA TANGERANG CILEGON SERANG SINGARAJA DENPASAR MATARAM BIMA MAUMERE KUPANG PONTIANAK SINGKAWANG SAMPIT PALANGKARAYA TANJUNG BANJARMASIN BALIKPAPAN SAMARINDA TARAKAN MANADO PALU BULUKUMBA WATAMPONE MAKASAR PARE - PARE PALOPO KENDARI BAU - BAU GORONTALO MAMUJU AMBON TUAL TERNATE MANOKWARI SORONG MERAUKE JAYAPURA
IHK [3] 111,85 112,43 110,65 110,97 115,60 111,96 113,36 115,30 109,89 111,12 113,35 110,00 112,91 113,94 110,67 110,43 109,76 109,57 108,22 111,85 113,97 115,44 109,39 111,45 117,21 109,81 108,94 108,29 108,84 107,34 109,84 108,24 108,92 110,20 112,53 112,16 106,38 109,09 113,13 113,68
Inflasi [4] 0,43 0,16 0,25 0,23 -0,18 0,06 0,41 0,17 0,32 -0,39 -0,36 -0,46 -0,10 -0,78 -0,34 -0,30 0,12 -0,21 -0,36 -0,10 0,17 0,99 0,31 0,60 0,03 0,42 0,02 -0,07 -0,15 -0,10 -0,36 0,31 -0,11 0,64 -2,43 0,53 -0,35 -0,02 1,15 0,68
NASIONAL
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.18/04/34/Th.XVI, 1 April 2014
11