1
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
No. 26/07/34/Th.XII, 02 Agus
No. 01/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN : KOTA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2013 MENGALAMI INFLASI SEBESAR 0,17 PERSEN Kota Yogyakarta pada Bulan Desember 2013 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Desember ini, enam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan adalah kelompok bahan makanan naik 0,13 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,17 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,39 persen; kelompok sandang naik 0,26 persen; kelompok kesehatan naik 0,09 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,14 persen. Sebaliknya kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan adalah kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,23 persen Dari 66 kota yang dihitung angka inflasinya pada Bulan Desember 2013, 61 kota mengalami inflasi dan 5 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 2,69 persen, diikuti oleh Kota Kupang dengan laju inflasi 1,59 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Tangerang dan Palembang masing-masing sebesar 0,04 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Padang Sidempuan sebesar 0,44 persen, diikuti Kota Lhokseumawe sebesar 0,12 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Kendari sebesar 0,05 persen, diikuti Kota Bima sebesar 0,06 persen. Laju inflasi tahun kalender 2013 sama dengan laju inflasi year on year (IHK Desember 2013 terhadap IHK Desember 2012) sebesar 7,32 persen.
A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Liburan sekolah, datangnya hari Natal 2013 dan menjelang Tahun Baru 2014, serta musim penghujan yang tidak menentu sepanjang Bulan Desember ini dimungkinkan sebagai penyebab naiknya harga beberapa komoditas kebutuhan pokok. Beberapa jenis sayuran menjadi faktor dominan yang menyebabkan terjadinya inflasi pada bulan Desember 2013. Dari hasil pemantauan harga-harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, terlihat bahwa selama Bulan Desember 2013, Kota Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan angka indeks 145,65 relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka indeks pada Bulan November 2013 yang sudah mencapai 145,41. Hal tersebut menjadikan inflasi pada bulan Desember 2013 menjadi 0,17 persen dan laju inflasi pada tahun kalender 2013 (Desember 2013 terhadap Desember 2012) menjadi 7,32 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 01/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
1
Dari tujuh kelompok pengeluaran konsumsi yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK) nya, enam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan yaitu kelompok bahan makanan naik 0,13 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau naik 0,17 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, & bahan bakar naik 0,39 persen; kelompok sandang naik 0,26 persen; kelompok kesehatan naik 0,09 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga naik 0,14 persen. Sebaliknya kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,23 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi diantaranya: bahan bakar rumah tangga dan jeruk naik 2,54 persen dan 7,78 persen dengan masingmasing memberikan andil sebesar 0,07 persen; telur ayam ras naik 6,48 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; bayam naik 13,86 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; minyak goreng, semen, rokok kretek filter, rokok kretek, wortel, daging sapi, dan daging kambing naik 2,60 persen, 1,26 persen, 1,02 persen, 1,86 persen, 12,18 persen 1,36 persen, dan 5, 43 persen dengan masingmasing memberikan andil sebesar 0,02 persen; kelapa, bubur kacang hijau, bubur, bensin, sabun detergen bubuk, beras, kangkung, rokok putih, ketimun, sawi hijau, tomat sayur, labu siam/jipang, mie kering instant, terong panjang, susu untuk balita, melon, dan susu bubuk naik 6,18 persen, 10,32 persen, 3,03 persen, 0,31 persen, 3,08 persen, 0,26 persen, 12,84 persen, 1,84 persen, 17,52 persen, 9,29 persen, 10,72 persen, 11,00 persen, 0,83 persen, 9,74 persen dan 1,07 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.
Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Desember 2012 – Desember 2013 3,29 Nasional Yogyakarta
1,03
0,75
2,58
1,03
1,12
0,63
0,09
0,54 0,96 0,66
Des
Jan
0,93
Feb
0,79
Mar
-0,1
-0,03
-0,3
-0,29
Apr
Mei
0,87
0,82
-0,24
Juni
Juli
0,12
-0,35
Ags
Sept
0,61
0,20
0,17
Okt
Nov
Des
2013
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi diantaranya salak turun 55,96 persen dengan memberikan andil sebesar -0,07 persen; daging ayam ras turun 4,94 persen dengan andil sebesar -0,06 persen; angkutan udara dan gula pasir masing-masing turun 4,00 persen dan 3,09 persen dengan memberikan andil masing – masing sebesar -0,04 persen; pisang dan cabe merah turun 7,17 persen dan 9,07 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,03 persen; cabe rawit dan buncis turun 12,98 persen dan 15,07 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,02 persen; ikan keranjang, bawang merah, semangka, pasta gigi, alpukat dan besi beton turun 2,84 persen, 1,88 persen, 9,43 persen, 1,98 persen, 8,83 persen dan 0,79 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 01/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
2
Tabel 1 Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Desember 2013 Kelompok Pengeluaran
Persentase Sumbangan Inflasi
[1]
[2]
Umum 1. Bahan makanan 2. Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau 3. 4. Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 5. 6. 7. 8.
0,17 0,03 0,03 0,10 0,01 0,01 0,01 -0,03
Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Tabel 2 IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Desember 2013 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran I H K ( 2007=100 )
Inflasi Desember 2013 *)
Laju Inflasi Tahun 2013 **)
Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***)
(6)
(7)
(8)
(9)
135,72
145,65
0,17
7,32
7,32
186,74
166,48
186,98
0,13
12,31
12,31
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
156,91
145,32
157,17
0,17
8,15
8,15
3. Perumahan
138,76
132,44
139,30
0,39
5,18
5,18
4. Sandang
141,97
142,34
142,34
0,26
0,00
0,00
5. Kesehatan
126,97
123,28
127,08
0,09
3,08
3,08
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
126,89
123,16
127,07
0,14
3,17
3,17
7. Transpor dan Komunikasi
123,68
111,72
123,40
-0,23
10,45
10,45
Kelompok Pengeluaran
November 2013
(1)
(2)
(5)
Umum
145,41
1. Bahan Makanan
Desember Desember 2012 2013
*) Persentase perubahan IHK Desember 2013 terhadap bulan Novemberr 2013 **) Persentase perubahan IHK Desember 2013 terhadap bulan Desember 2012 ***) Persentase perubahan IHK Desember 2013 terhadap bulan Desember 2012
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 01/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
3
Gambar 2 Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Desember 2013 menurut Kelompok Pengeluaran
P e r s e n
17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4
12,31 10,45 7,32
8,15 5,18 3,08
3,17
0,00
Umum
Bahan Mak. Perumahan Makanan Jadi,Min, Rok & Temb
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Pada bulan ini kelompok bahan makanan mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,13 persen sehingga besaran angka indeks menjadi 186,98 relatif lebih besar dari bulan sebelumnya yang mencapai 186,74. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, enam sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks. Sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya naik 0,36 persen; sub kelompok ikan segar naik 0,26 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya naik 2,46; sub kelompok sayur-sayuran naik 3,56 persen; sub kelompok kacang-kacangan naik 0,02 persen; dan sub kelompok lemak dan minyak naik 3,30 persen. Sebaliknya lima sub kelompok yang mengalami penurunan angka indeks adalah sub kelompok daging dan hasil-hasilnya turun 1,09 persen; sub kelompok ikan diawetkan turun 1,41 persen; sub kelompok buah-buahan turun 1,94 persen; sub kelompok bumbu-bumbuan turun 3,35 persen; dan sub bahan makanan lainnya turun 4,54 persen. Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi antara lain jeruk naik 7,78 persen dengan memberikan andil 0,07 persen; telur ayam ras naik 6,48 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; bayam naik 13,86 persen dengan andil sebesar 0,03 persen; minyak goreng, wortel, daging sapi dan daging kambing naik 2,60 persen, 12,18 persen, 1,36 persen, dan 5,43 persen dengan masing-masing memberikan andil 0,02 persen; kelapa, beras, kangkung, ketimun, sawi hijau, tomat sayur, labu siam/jipang, mie kering instant, terong panjang dan susu untuk balita naik 6,18 persen, 0,26 persen, 12,84 persen, 17,52 persesn, 9,29 persen, 10,72 persen, 11,00 persen, 0,83 persen, 9,74 persen dan 1,07 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 01/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
4
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga menghambat lajunya angka inflasi antara lain : salak turun 55,96 persen dengan memberikan andil sebesar -0,07 persen; daging ayam ras turun 4,94 persen dengan memberikan andil -0,06 persen; pisang, dan cabe merah turun 7,17 persen dan 9,07 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,03 persen; cabe rawit dan buncis turun 12,98 persen dan 15,07 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,02 persen; ikan keranjang, bawang merah, semangka dan alpukat turun 2,84 persen, 1,88 persen, 9,43 persen dan 8,83 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Pada Bulan Desember 2013 kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Angka indeks pada bulan ini sebesar 157,17 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 156,91. Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik sebesar 0,19 persen; dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik sebesar 1,36 persen. Sebaliknya sub kelompok minuman yang tidak beralkohol turun 1,13 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga mempertinggi angka inflasi pada kelompok ini diantaranya rokok kretek filter dan rokok kretek naik 1,02 persen dan 1,86 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; bubur kacang hijau, bubur dan rokok putih naik 10,32 persen, 3,03 persen dan 1,84 persen dengan masing-masing memberikan andil 0,01 persen; kembang gula, telur asin dan kopi bubuk naik 3,30 persen, 0,76 persen dan 0,58 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat angka inflasi antara lain: gula pasir turun 3,09 persen dengan memberikan andil sebesar -0,04 persen; air kemasan, sirop, biskuit, bir dan kacang kulit turun 0,31 persen, 1,49 persen, 0,09 persen, 0,44 persen dan 0,20 persen.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,39 persen dengan angka indeks 139,30 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 138,76. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, seluruhnya mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,14 persen; sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air naik 1,11 persen; sub kelompok perlengkapan rumahtangga naik 0,22 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik 0,34 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap inflasi, di antaranya : bahan bakar rumah tangga naik 2,54 persen dengan memberikan andil sebesar 0,07 persen; semen naik 1,26 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; sabun detergen bubuk naik 3,08 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen; air conditioner (AC), pembersih lantai, kulkas/lemari es, sabun cair/cuci piring, paku dan bola lampu naik 1,99 persen, 2,78 persen, 0,53 persen, 0,59 persen, 0,86 persen dan 0,90 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya adalah besi beton turun 0,79 persen dengan memberikan andil sebesar -0,01 persen dan pengharum cucian/pelembut turun 0,69 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 01/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
5
Tabel 3 Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan November dan Desember 2013, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2007=100)
[4]
[4]
Inflasi Desember 2013 (%) [5]
145,41 186,74 162,60 180,68 184,70 278,54 156,87 207,43 241,01 250,74 229,78 149,54 150,09 156,91 155,44 154,61 166,65 138,76 136,96 155,45 122,51 128,00 141,97 124,97 120,46 116,86 199,60 126,97 121,87 135,31 130,83 128,78 126,89 129,99 150,67 116,19 117,99 122,56 123,68 135,68 74,18 185,63 111,58
145,65 186,98 163,18 178,71 185,18 274,62 160,73 214,81 241,05 245,87 222,08 154,47 143,28 157,17 155,73 152,87 168,91 139,30 137,15 157,17 122,78 128,43 142,34 125,76 121,04 117,07 199,44 127,08 121,87 136,02 130,83 128,69 127,07 129,99 150,67 117,21 117,99 124,96 123,40 135,23 74,18 185,63 111,58
0,17 0,13 0,36 -1,09 0,26 -1,41 2,46 3,56 0,02 -1,94 -3,35 3,30 -4,54 0,17 0,19 -1,13 1,36 0,39 0,14 1,11 0,22 0,34 0,26 0,63 0,48 0,18 -0,08 0,09 0,00 0,52 0,00 -0,07 0,14 0,00 0,00 0,88 0,00 1,96 -0,23 -0,33 0,00 0,00 0,00
IHK KODE [1] 00000 10000 10100 10200 10300 10400 10500 10600 10700 10800 10900 11000 11100 20000 20100 20200 20300 30000 30100 30200 30300 30400 40000 40100 40200 40300 40400 50000 50100 50200 50300 50400 60000 60100 60200 60300 60400 60500 70000 70100 70200 70300 70400
KELOMPOK / SUB KELOMPOK [2] UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian,umbi2-an & hasilnya Daging dan hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur,susu,dan hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang-kacan Buah-buahan Gan Bumbu-bumbuan Lemak dan minyak Bahan makanan lainnya MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU Makanan jadi Minuman yang tdk beralkohol Tembakau dan minuman beralkohol PERUMAHAN Biaya tempat tinggal Bh,bakar,penerangan dan air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga SANDANG Sandang laki-laki Sandang wanita Sandang anak-anak Barang pribadi dan lainnya KESEHATAN Jasa kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan jasmani & kosmetika PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA Jasa Pendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/peralatan pendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan pengiriman Sarana & penunjang transport Jasa Keuangan
November 2013
Desember 2013
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 01/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
ANDIL INFLASI [6]
0,17 0,03 0,02 -0,03 0,00 -0,01 0,06 0,05 0,00 -0,05 -0,05 0,04 0,00 0,03 0,03 -0,04 0,04 0,10 0,02 0,07 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 -0,03 -0,03 0,00 0,00 0,00
6
4. Sandang Kelompok sandang pada Bulan Desember 2013 mengalami inflasi sebesar 0,26 persen dengan angka indeks sebesar 142,34 persen, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 141,97. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik sebesar 0,63 persen, sub kelompok sandang wanita naik 0,48 persen dan sub kelompok sandang anak-anak naik 0,18 persen, sedangkan satu kelompok pengeluaran yaitu sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya turun 0,08 persen. Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga, antara lain blus, celana panjang jeans, seragam sekolah anak, baju kaos/t-shirt, sepatu anak, sandal kulit wanita, celana dalam pria, jas hujan, seragam sekolah wanita, rok dan kain batik naik 3,80 persen, 1,79 persen, 2,57 persen, 1,57 persen, 1,06 persen, 1,93 persen, 2,18 persen, 5,38 persen, 3,11 persen, 2,18 persen dan 1,61 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi adalah kerudung/jilbab, baju muslim, kaos kaki, celana dalam wanita, gaun dan kaos kutang/singlet turun 2,10 persen, 2,93 persen, 6,82 persen, 1,72 persen, 2,34 persen dan 2,48 persen.
5. Kesehatan Kelompok kesehatan pada Bulan Desember 2013 ini mengalami inflasi sebesar 0,09 persen. Angka indeks kelompok ini tercacat 127,08 lebih tinggi dibanding angka indeks Bulan November 2013 yang mencapai 126,97. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, satu sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok obat-obatan naik 0,52 persen, satu sub kelompok mengalami penurunan yaitu sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika turun 0,07 persen. Dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok jasa kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil dibandingkan dengan bulan lalu. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini diantaranya vitamin, sabun mandi, obat gosok, alas bedak, pelembab, lipstik, jamu, pembersih/penyegar dan obat flu naik 2,34 persen, 1,65 persen, 2,17 persen, 6,11 persen, 1,37 persen, 2,61 persen, 1,62 persen, 1,01 persen dan 1,06 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga dapat menghambat laju inflasi adalah pasta gigi turun 1,98 persen dengan memberikan andil sebesar -0,01 persen; obat batuk, bedak, kapas dan sikat gigi turun 3,73 persen, 1,69 persen, 3,58 persen dan 1,12 persen.
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan Desember 2013 mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan angka indeks sebesar 127,07, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 126,89. Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan naik 0,88 persen dan sub kelompok olahraga naik 1,96 persen. Tiga sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan; sub kelompok jasa perawatan jasmani; dan sub kelompok rekreasi relatif stabil dibandingkan dengan bulan lalu. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Bulan Desember 2013 antara lain: biaya foto copy, buku pelajaran SMA, pakaian olah raga pria, raket dan pensil hitam naik 4,00 persen, 6,83 persen, 7,18 persen, 2,32 persen dan 3,03 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 01/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
7
7. Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan Desember 2013 sebesar 123,40 atau mengalami penurunan angka indeks sebesar 0,23 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai angka 123,68. Pada kelompok ini, sub kelompok transpor mengalami penurunan angka indeks dengan perubahannya sebesar -0,33 persen, sedangkan tiga sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman; sub kelompok sarana dan penunjang transpor; dan sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan lalu. Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menyebabkan terjadinya penurunan angka indeks pada kelompok ini diantaranya angkutan udara turun 4,00 persen dengan memberikan andil sebesar -0,04 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah bensin naik 0,31 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen dan bahan pelumas/oli naik 0,75 persen.
C. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA DAN NASIONAL Pada Bulan Desember 2013 dari 66 kota yang dihitung angka inflasinya, 61 kota mengalami inflasi dan 5 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 2,69 persen, diikuti oleh Kota Kupang dengan laju inflasi 1,59 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Tangerang dan Palembang masing-masing sebesar 0,04 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Padang Sidempuan sebesar 0,44 persen, diikuti Kota Lhokseumawe sebesar 0,12 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Kendari sebesar 0,05 persen, diikuti Kota Bima sebesar 0,06 persen. Di wilayah Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,25 persen diikuti oleh Kota Sibolga dan Batam masing-masing sebesar 0,75 persen dan 0,71 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Palembang sebesar 0,04 persen diikuti oleh Kota Dumai sebesar 0,19 persen. Sementara itu Kota Padang Sidempuan mengalami deflasi terbesar yaitu 0,44 persen diikuti Kota Lhoukseumawe sebesar 0,12 persen. Di pulau Jawa dan Madura, dari 23 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, semua kota IHK mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Jember yaitu sebesar 0,92 persen diikuti Kota Probolinggo dan Kota Jakarta masing – masing sebesar 0,90 persen dan 0,78 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Tangerang dan Tasikmalaya masing-masing sebesar 0,04 persen dan 0,11 persen. Untuk wilayah Sulawesi, dari 9 kota IHK, inflasi terjadi di 8 kota IHK dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado dan Kota Gorontalo masing – masing sebesar 2,69 persen dan 1,54 persen, sedangkan deflasi terjadi di Kota Kendari sebesar 0,05 persen. Selanjutnya untuk wilayah Kalimantan, dari 8 kota IHK, semua kota IHK mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Palangka Raya sebesar 1,47 persen diikuti Kota Balikpapan sebesar 1,31 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Samarinda sebesar 0,24 persen diikuti Kota Singkawang sebesar 0,59 persen. Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang dan Kota Ambon masing – masing sebesar 1,59 persen dan 1,51 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Maumere sebesar 0,15 persen. Kota Bima satu –satunya kota di wilayah ini yang mengalami deflasi yaitu sebesar 0,06 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 01/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
8
Tabel 4 Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Desember 2013 untuk 66 Kota
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 01/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014
9