1
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN : KOTA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 Kota Yogyakarta pada Bulan Februari 2014 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Februari ini, lima kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan adalah kelompok bahan makanan naik 0,33 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,53 persen; kelompok sandang naik 0,21 persen; kelompok kesehatan naik 0,20 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,05 persen. Sebaliknya dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar turun 0,14 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,43 persen. Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 2,73 persen, diikuti oleh Kota Singkawang dan Maumere dengan laju inflasi sebesar 1,75 persen dan 1,61 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo dan Bandar Lampung masing-masing sebesar 0,02 persen diikuti Kota Pekan Baru sebesar 0,04 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Sibolga sebesar 2,43 persen, diikuti Kota Pangkal Pinang sebesar 2,11 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Balikpapan dan Kota Tanjung keduanya sama sebesar 0,18 persen, diikuti Kota Manado sebesar 0,23 persen. Laju inflasi tahun kalender 2014 (Januari 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 1,12 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (Januari 2014 terhadap Januari 2013) sebesar 6,95 persen.
A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Abu Vulkanik Gunung kelud yang menjangkau sebagian wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta serta cuaca yang tidak stabil telah menyebabkan terganggunya produktifitas beberapa daerah penghasil komoditi pertanian. Faktor tersebut mengakibatkan berkurangnya pasokan beberapa komoditi pertanian di pasaran. Pasokan yang berkurang di satu sisi dan permintaan yang tetap di sisi lain akan menyebabkan kenaikan harga, sehingga kondisi ini pada akhirnya akan mendorong terjadinya inflasi. Kenaikan harga beras, cabai rawit, salak dan wortel telah ikut mendorong terjadinya inflasi di Kota Yogyakarta. Dari hasil pemantauan harga-harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, selama Bulan Februari 2014, Kota Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dengan angka indeks 110,85 relatif Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014
1
lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka indeks pada Bulan Januari 2014 yang sudah mencapai 110,77. Hal tersebut menjadikan inflasi pada bulan Februari 2014 menjadi 0,07 persen. Sedangkan Laju inflasi pada tahun kalender (Februari 2014 terhadap Desember 2013) menjadi 1,12 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran konsumsi yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK) nya, lima kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan yaitu kelompok bahan makanan naik 0,33 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau naik 0,53 persen; kelompok sandang naik 0,21 persen; kelompok kesehatan naik 0,20 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga.naik 0,05 persen. Sebaliknya dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar turun 0,14 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,43 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi diantaranya: beras dan cabai rawit naik 1,39 persen dan 42,18 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,05 persen; gudeg dan susu untuk balita naik 4,79 persen dan 3,56 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,03 persen; bir, salak, wortel dan susu bubuk naik 2,76 persen, 27,19 persen, 13,78 persen, dan 4,16 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; daging kambing, mie kering instan, rokok kretek filter, juice buah, nangka muda, anggur, kontrak rumah, capcai, pir, kentang, jeruk, dokter spesialis, emas perhiasan, dan pasta gigi naik 2,33 persen, 3,57 persen, 1,00 persen, 6,87 persen, 57,08 persen, 16,21 persen, 0,28 persen, 3,95 persen, 15,58 persen, 5,39 persen, 1,11 persen, 1,59 persen, 0,75 persen, dan 1,65 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Februari 2013 – Februari 2014 3,29 Nasional Yogyakarta
2,58
0,75 0,93
1,12
1,03
0,63
1,07 0,55
0,79
-0,1
-0,03
0,84 0,87
-0,3
-0,29
Apr
Mei
-0,35
0,09 0,61
0,12
1,05
0,20
0,17
Nov
Des
0,07
-0,24
Feb
Mar
Juni
Juli 2013
Ags
Sept
Okt
Jan
Feb
2014
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi diantaranya bawang merah dan angkutan udara turun 18,77 persen dan 4,26 persen dengan masingmasing memberikan andil sebesar -0,07 persen; bahan bakar rumah tangga turun 1,76 persen memberikan andil sebesar -0,06 persen; kelapa dan cabe merah turun 8,37 persen dan 9,70 persen 2
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014
dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; alpukat, telur ayam ras, dan minyak goreng turun 33,41 persen, 2,62 persen, dan 1,59 persen; dengan memberikan andil masing-masing sebesar -0,02 persen; tomat sayur, apel, gula pasir, daging ayam ras, kacang panjang, bensin, dan kangkung turun 13,96 persen, 4,93 persen, 1,90 persen, 0,88 persen, 6,67 persen, 0,14 persen, dan 5,79 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen. Tabel 1 Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Februari 2014 Kelompok Pengeluaran
Persentase Sumbangan Inflasi
[1]
[2]
Umum
0.07
1. 2.
Bahan makanan Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau
3.
Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
-0.03
4.
Sandang
0.01
5.
Kesehatan
0.01
6.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
0.00
7.
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
-0.08
0.06 0.09
Tabel 2 IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Februari 2014 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran I H K ( 2012=100 ) Februari 2014
Inflasi Februari 2014 *)
Laju Inflasi Tahun 2014 **)
Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
103,65
109,62
110.85
0.07
1,12
6,95
1. Bahan Makanan
111,63
117,86
120.44
0.33
2,19
7,89
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
103,76
111,53
112.16
0.53
0,56
8,10
3. Perumahan
102,77
106,94
109.19
-0.14
2,10
6,25
4. Sandang
101,68
103,12
103.95
0.21
0,80
2,23
5. Kesehatan
101,38
104,39
104.92
0.20
0,51
3,49
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
100,83
103,19
103.22
0.05
0,03
2,37
7. Transpor dan Komunikasi
100,04
111,09
111.21
-0.43
0,11
11,17
Kelompok Pengeluaran
Februari 2013
Desember 2013
(1)
(2)
Umum
*) Persentase perubahan IHK Februari 2014 terhadap bulanJanuari 2014 **) Persentase perubahan IHK Februari 2014 terhadap bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK Februari 2014 terhadap bulan Februari 2013
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014
3
Gambar 2 Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Februari 2014 menurut Kelompok Pengeluaran 5 4 3
P e r s e n
2,19
2
2,10 0,80
1,12 0,56
1
0,51
0,03
0,11
0 -1 -2 -3 -4 Umum
Bahan Mak. Perumahan Makanan Jadi,Min, Rok & Temb
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Pada bulan Februari 2014 kelompok bahan makanan mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,33 persen sehingga besaran angka indeks menjadi 120,44 relatif lebih besar dari bulan sebelumnya yang mencapai 120,04. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, delapan sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya naik 1,56 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya naik 0,55 persen; sub kelompok ikan segar naik 0,73 persen; sub kelompok ikan diawetkan naik 0,90 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya naik 1,54 persen; sub kelompok sayur-sayuran naik 0,87 persen; sub kelompok buah-buahan naik 0,64 persen; dan sub kelompok bahan makanan lainnya naik 0,56 persen. Sebaliknya sub kelompok yang mengalami penurunan angka indeks adalah sub kelompok kacang-kacangan turun 0,26 persen; sub kelompok bumbu-bumbuan turun 3,13 persen; dan sub kelompok lemak dan minyak turun 3,45 persen. Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi antara lain beras dan cabai rawit naik 1,39 persen dan 42,18 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; susu untuk balita naik 3,56 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; salak, wortel, dan susu bubuk naik 27,19 persen, 13,78 persen, dan 4,16 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,02 persen; daging kambing, mie kering instant, nangka muda, anggur, pir, kentang dan jeruk naik 2,33 persen, 3,57 persen, 57,08 persen, 16,21 persen, 15,58 persen, 5,39 persen, dan 1,11 persen dengan memberikan andi masing-masing sebesar 0,01 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga menghambat lajunya angka inflasi antara lain: bawang merah turun 18,77 persen dengan memberikan andil sebesar -0,07 persen; kelapa dan cabai merah turun 8,37 persen dan 9,70 persen dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; alpukat, telur ayam ras, dan minyak goreng turun 33,41 persen, 2,62 persen, dan 1,59 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,02 persen; tomat sayur, apel, daging ayam ras, kacang panjang, dan kangkung turun 13,96 persen, 4,93 persen, 0,88 persen, 6,67 persen, dan 5,79 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Pada Bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,53 persen. Angka indeks pada bulan ini sebesar 112,16 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 111,57. Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik sebesar 0,38 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik 0,31 persen; dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik 1,23 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga mempertinggi angka inflasi pada kelompok ini diantaranya gudeg naik 4,79 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; bir naik 2,76 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; rokok kretek filter, juice buah, dan capcai naik 1,00 persen, 6,87 persen, dan 3,95 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,01 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat angka inflasi antara lain: gula pasir turun 1,90 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,14 persen dengan angka indeks 109,19 lebih rendah dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 109,34. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,10 persen; sub kelompok perlengkapan rumahtangga naik 0,17 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik 0,20 persen. Sebaliknya sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air turun 0,72 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap inflasi, antara lain : kontrak rumah naik 0,28 persen dengan andil 0,01 persen; upah pembantu rumahtangga, batu bata/batu tela, mesin jahit, kusen, pembasmi nyamuk cair, sabun cair/cuci piring, dan tissu naik 0,23 persen, 0,49 persen, 10,00 persen, 1,34 persen, 1,89 persen, 0,59 persen, dan 0,54 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya adalah Bahan bakar rumahtangga turun 1,76 persen dengan andil -0,06 persen; pembersih lantai, kompor, dan keramik turun 1,10 persen, 0,12 persen dan 0,01 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014
5
4. Sandang Kelompok sandang pada Bulan Februari 2014 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen dengan angka indeks sebesar 103,95 persen, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 103,73. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, seluruhnya mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik sebesar 0,08 persen, sub kelompok sandang wanita naik 0,11 persen, sub kelompok sandang anak-anak naik 0,17 persen, dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya naik 0,51 persen. Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga, antara lain emas perhiasan, celana panjang jean anak-anak, celana panjang jean wanita, seragam sekolah pria, celana dalam wanita, dan jas hujan naik 0,75 persen, 2,72 persen, 1,59 persen, 1,33 persen, 0,90 persen dan 1,04 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi adalah BH katun turun 0,13 persen. 5. Kesehatan Kelompok kesehatan pada Bulan Februari 2014 ini mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. Angka indeks kelompok ini tercacat 104,92 lebih tinggi dibanding angka indeks Bulan Januari 2014 yang mencapai 104,71. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok jasa kesehatan naik 0,22 persen, sub kelompok obat-obatan naik 0,06 persen, dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,31 persen. Satu sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini diantaranya tariff dokter spesialis dan pasta gigi naik 1,59 persen dan 1,65 persen dengan andil 0,01 persen; alas bedak, pembersih/penyegar, dan obat batuk naik 1,96 persen, 0,91 persen dan 0,45 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga dapat menghambat laju inflasi adalah sabun mandi cair turun 1,16 persen. 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan Februari 2014 mengalami inflasi sebesar 0,05 persen dengan angka indeks sebesar 103,22 lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 103,17. Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan naik 0,27 persen dan sub kelompok rekreasi naik 0,02 persen. Tiga sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan; sub kelompok kursuskursus/pelatihan dan sub kelompok olahraga relatif stabil dibandingkan dengan bulan lalu. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Bulan Februari 2014 antara lain: laptop/notebook, cuci/cetak foto, dan CD-Tape-Rec-Radio naik 0,57 persen, 1,40 persen, dan 0,58 persen. Sebaliknya komoditas VCD /DVD player dan komputer tablet turun 0,32 persen dan 0,43 persen.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014
Tabel 3 Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan Januari dan Februari 2014, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100) IHK KODE [1] 00000 10000 10100 10200 10300 10400 10500 10600 10700 10800 10900 11000 11100 20000 20100 20200 20300 30000 30100 30200 30300 30400 40000 40100 40200 40300 40400 50000 50100 50200 50300 50400 60000 60100 60200 60300 60400 60500 70000 70100 70200 70300 70400
KELOMPOK / SUB KELOMPOK [2] UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian,umbi2-an & hasilnya Daging dan hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur,susu,dan hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang-kacan Buah-buahan Gan Bumbu-bumbuan Lemak dan minyak Bahan makanan lainnya MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU Makanan jadi Minuman yang tdk beralkohol Tembakau dan minuman beralkohol PERUMAHAN Biaya tempat tinggal Bh,bakar,penerangan dan air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga SANDANG Sandang laki-laki Sandang wanita Sandang anak-anak Barang pribadi dan lainnya KESEHATAN Jasa kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan jasmani & kosmetika PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA Jasa Pendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/peralatan pendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan pengiriman Sarana & penunjang transport Jasa Keuangan
Januari 2014
Februari 2014
[3] 110,77 120,04 108,02 126,71 124,09 135,87 113,96 127,02 123,87 130,62 134,00 115,03 114,96 111,57 113,18 106,63 110,28 109,34 106,54 117,12 102,75 106,35 103,73 107,47 104,57 102,27 100,30 104,71 103,28 104,47 103,74 106,96 103,17 101,70 122,07 99,41 103,63 105,63 111,69 118,81 98,77 102,92 102,49
[4] 110,85 120,44 109,70 127,41 124,99 137,09 115,72 128,13 123,55 131,46 129,80 111,06 115,60 112,16 113,61 106,96 111,64 109,19 106,65 116,28 102,92 106,56 103,95 107,56 104,69 102,44 100,81 104,92 103,51 104,53 103,74 107,29 103,22 101,70 122,07 99,68 103,65 105,63 111,21 118,03 98,76 102,92 102,49
Inflasi Februari 2014 (%) [5] 0,07 0,33 1,56 0,55 0,73 0,90 1,54 0,87 -0,26 0,64 -3,13 -3,45 0,56 0,53 0,38 0,31 1,23 -0,14 0,10 -0,72 0,17 0,20 0,21 0,08 0,11 0,17 0,51 0,20 0,22 0,06 0,00 0,31 0,05 0,00 0,00 0,27 0,02 0,00 -0,43 -0,66 -0,01 0,00 0,00
ANDIL INFLASI [6] 0,07 0,06 0,06 0,02 0,01 0,00 0,04 0,01 0,00 0,01 -0,05 -0,05 0,00 0,09 0,05 0,01 0,04 -0,03 0,01 -0,06 0,00 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,08 -0,08 0,00 0,00 0,00
7. Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan Februari 2014 sebesar 111,21 atau mengalami penurunan angka indeks sebesar 0,43 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai angka 111,69. Pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014
7
penurunan yaitu sub kelompok transpor turun 0,66 persen dan sub kelompok komunikasi dan pengiriman turun 0,01 persen. Sedangkan dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok sarana dan penunjang transpor dan sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan lalu. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan angka indeks pada kelompok ini diantaranya bahan pelumas/oli dan ban dalam motor naik 0,04 persen dan 0,16 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga adalah angkutan udara turun 4,26 persen dengan memberikan andil -0,07 persen; bensin turun 0,14 persen dengan memberikan andil -0,01 persen; telepon seluler dan ban luar motor turun 0,06 persen dan 0,08 persen.
C. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA DAN NASIONAL Pada Bulan Februari 2014 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 2,73 persen, kemudian diikuti oleh Kota Singkawang dan Maumere dengan laju inflasi sebesar 1,75 persen dan 1,61 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo dan Bandar lampung masing-masing sebesar 0,02 persen diikuti Kota Pekan Baru sebesar 0,04 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Sibolga sebesar 2,43 persen, diikuti Kota Pangkal Pinang sebesar 2,11 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Balikpapan dan Kota Tanjung masing-masing sebesar 0,18 persen, diikuti Kota Manado sebesar 0,23 persen. Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, 9 kota mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,87 persen diikuti oleh Kota Bungo dan Tembilahan sebesar 0,51 persen dan 0,46 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung yang mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Pekan Baru sebesar 0,04 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Sibolga dan Pangkal Pinang sebesar 2,43 persen dan 2,11 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Palembang dan Bengkulu yang masing-masing sebesar 0,24 persen. Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Banyuwangi yaitu sebesar 1,02 persen, diikuti Kota Tangerang sebesar 0,86 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo sebesar 0,02 persen, diikuti Kota kediri dan Jember masing-masing sebesar 0,05 persen. Untuk wilayah Sulawesi, dari 11 kota IHK, inflasi terjadi di 6 kota IHK yaitu inflasi tertinggi terjadi di Kota Watampone dan Kota Bulukumba sebesar 0,99 persen dan 0,97 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Palopo dan Pare - pare sebesar 0,13 persen dan 0,15 persen. Sebaliknya deflasi terjadi di Kota Bau-bau dan Gorontalo sebesar 1,43 persen dan 0,98 persen. Selanjutnya untuk wilayah Kalimantan, dari 9 kota IHK, 4 kota IHK mengalami inflasi dan 5 kota IHK mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 2,73 persen diikuti Kota Singkawang sebesar 1,75 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Tarakan sebesar 0,59 persen, sedangkan Kota Palangkaraya mengalami deflasi sebesar 0,57 persen diikuti Kota Samarinda sebesar 0,32 persen. Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Kota Maumere sebesar 1,61 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Bima sebesar 0,28 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke dan Ternate sebesar 0,76 persen dan 0,69 persen. 8
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014
Tabel 4 Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Februari 2014 di 82 kota No [1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Kota [2] MEULABOH BANDA ACEH LHOKSEUMAWE SIBOLGA PEMATANG SIANTAR MEDAN PADANG SIDEMPUAN PADANG BUKIT TINGGI TEMBILAHAN PEKAN BARU DUMAI BUNGO JAMBI PALEMBANG LUBUK LUNGGAU BENGKULU BANDAR LAMPUNG METRO TANJUNG PANDAN PANGKAL PINANG BATAM TANJUNG PINANG DKI JAKARTA BOGOR SUKABUMI BANDUNG CIREBON BEKASI DEPOK TASIKMALAYA CILACAP PURWOKERTO KUDUS SURAKARTA SEMARANG TEGAL YOGYAKARTA JEMBER BANYUWANGI SUMENEP
IHK [3] 112,94 107,98 108,03 111,00 113,40 111,95 110,50 114,03 110,04 116,16 110,96 111,00 111,01 111,26 108,81 107,53 113,25 110,10 122,58 116,63 112,50 109,71 113,39 111,30 112,12 111,98 110,30 110,52 110,84 112,13 109,97 113,54 111,05 116,38 109,81 110,66 108,47 110,85 110,70 112,17 110,25
Inflasi [4] -1,28 -0,45 -0,88 -2,43 -0,76 -0,59 -0,99 -0,64 -0,26 0,46 0,04 0,30 0,51 -0,78 -0,24 -0,41 -0,24 0,02 0,09 0,44 -2,11 0,16 0,87 0,50 0,35 0,62 0,39 0,37 0,43 0,54 0,71 0,57 0,51 0,11 0,28 0,24 0,79 0,07 0,05 1,02 0,76
No [1] 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
Kota [2] KEDIRI MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA TANGERANG CILEGON SERANG SINGARAJA DENPASAR MATARAM BIMA MAUMERE KUPANG PONTIANAK SINGKAWANG SAMPIT PALANGKARAYA TANJUNG BANJARMASIN BALIKPAPAN SAMARINDA TARAKAN MANADO PALU BULUKUMBA WATAMPONE MAKASAR PARE - PARE PALOPO KENDARI BAU - BAU GORONTALO MAMUJU AMBON TUAL TERNATE MANOKWARI SORONG MERAUKE JAYAPURA
IHK [3] 112,15 111,37 112,25 110,37 110,72 115,81 111,89 112,90 115,10 109,54 111,55 113,76 110,51 113,02 114,83 111,05 110,76 109,63 109,80 108,61 111,96 113,78 114,31 109,05 110,78 117,18 109,35 108,92 108,37 109,00 107,45 110,24 107,91 109,04 109,50 115,33 111,57 106,75 109,11 111,84 112,91
Inflasi [4] 0,05 0,31 0,02 0,60 0,23 0,86 0,39 0,82 0,37 0,37 0,30 0,28 1,61 1,46 2,73 1,75 0,75 -0,57 -0,18 -0,28 -0,18 -0,32 0,59 -0,23 -0,72 0,97 0,99 0,25 0,15 0,13 -0,97 -1,43 -0,98 0,27 0,85 1,46 -0,69 0,29 0,63 -0,76 -0,26
NASIONAL
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 13/03/34/Th.XVI, 3 Maret 2014
9