Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
September 2004
Ikhtisar
Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil.
Perkembangan ekonomi makro sampai dengan triwulan III-2004 relatif stabil. Pertumbuhan ekonomi (PDB) untuk keseluruhan tahun 2004 diperkirakan akan mendekati batas atas perkiraan awal yaitu pada rentang 4,5%-5% (y-o-y). Perkembangan ini seiring dengan kondisi eksternal yang kondusif dan permintaan domestik yang masih terus meningkat. Namun demikian, masih terbatasnya kapasitas ekonomi dan ketidakseimbangan pola ekspansi ekonomi yang masih didominasi oleh peningkatan konsumsi domestik akan dapat mendorong tekanan kenaikan harga serta mempengaruhi pencapaian target inflasi. Mencermati perkembangan tersebut, Bank Indonesia akan tetap melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung ketat (tight bias). Langkah tersebut diperlukan agar pencapaian sasaran inflasi yang rendah dalam jangka menengah dapat terus dipertahankan. Dalam kerangka kebijakan tersebut, upaya penyerapan kelebihan likuiditas secara optimal akan dilanjutkan, dengan tetap memberikan fleksibilitas bagi perubahan suku bunga.
Inflasi kembali mengalami penurunan...
Laju inflasi pada bulan September kembali mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Agustus. Inflasi bulan September tercatat sangat rendah, yaitu sebesar 0,02% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Agustus yang tercatat 0,09% (m-t-m). Secara tahunan, inflasi pada bulan September juga menurun sebesar 0,40% dari 6,67% (y-o-y) menjadi 6,27% (y-o-y). Penurunan tersebut sepenuhnya dipengaruhi oleh deflasi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,36% yang dapat mengimbangi kenaikan harga yang cukup besar pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok sandang.
..., nilai tukar rupiah menguat.
Nilai tukar rupiah pada bulan September menguat dan diiringi dengan volatilitasnya yang menurun. Secara point-to-point rupiah menguat 2,29% menjadi Rp9155/USD. Secara rata-rata, rupiah menguat 0,72% menjadi Rp9180/ USD. Di sisi sentimen, penguatan rupiah antara lain berkaitan dengan pelaksanaan dan hasil pemilu Presiden yang demokratis dan aman serta penjualan obligasi pemerintah yang telah memberikan ekspektasi positif pada rupiah. Sementara itu, permintaan valas tidak mengalami peningkatan yang berarti sehingga tidak memberikan tekanan kepada rupiah.
Suku bunga instrumen moneter relatif stabil.
Suku bunga instrumen moneter selama bulan September relatif tidak berubah seiring dengan relatif stabilnya perkembangan ekonomi dan moneter. Stance kebijakan moneter yang tight bias yang diterapkan Bank Indonesia membawa dampak minimal pada pergerakan suku bunga SBI 1 bulan. Dibandingkan bulan sebelumnya, suku bunga SBI 1 bulan hanya meningkat 2 bp pada posisi 7,39%, sedangkan suku bunga SBI 3 bulan masih tetap pada posisi 7,31%. Perkembangan tersebut diikuti oleh stabilnya suku bunga FASBI yaitu sekitar 7,0%. Sejalan dengan perkembangan suku bunga instrumen moneter tersebut, suku bunga deposito 1 dan 3 bulan selama Agustus 2004 sedikit meningkat masing-masing sebesar 2 bp dan 5 bp menjadi 6,28% dan 6,54%. Sementara itu, suku bunga kredit
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
1
September 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
masih mengalami penurunan. Dalam bulan Agustus 2004, suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi masing-masing menurun sebesar 15 bp, 13 bp dan 22 bp menjadi 13,84%, 14,45% dan 17,08%. Uang primer meningkat...
Posisi uang primer pada akhir September 2004 meningkat dibandingkan dengan bulan Agustus 2004. Posisi uang primer tercatat sebesar Rp175,4 triliun atau meningkat sebesar Rp2,7 triliun dibandingkan bulan Agustus. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer (GWM 5%) adalah sebesar Rp156,69 triliun atau tumbuh 15,7% (y-o-y). Dilihat dari sisi komponennya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya saldo positif bank di Bank Indonesia dan uang kartal di masyarakat masing-masing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp0,9 triliun.
...demikian pula M2 dan M1.
Uang beredar (M1 dan M2) mengalami peningkatan. Posisi M2 pada akhir Agustus 2004 mengalami peningkatan sebesar 0,5% atau Rp5,1 triliun dibandingkan dengan pada bulan Juli sehingga menjadi Rp980,2 triliun. Kenaikan tersebut berasal dari peningkatan uang kuasi dan M1 masing-masing sebesar Rp4,2 triliun dan Rp0,9 trilliun. Sementara itu, posisi M1 (Narrow Money) pada akhir Agustus 2004 juga meningkat sebesar 0,4% atau Rp0,9 triliun menjadi Rp239 triliun. Peningkatan M1 tersebut terutama berasal dari kenaikan uang giral sedangkan uang kartal mengalami penurunan. Peningkatan uang giral di Bank Umum terutama terjadi pada giro milik Pemda Tk. II sebesar Rp1,2 triliun sebagai dampak realisasi dropping dana bagi hasil SDA migas triwulan II 2004 dan giro milik perorangan sebesar Rp1,1 triliun yang terkait dengan pemberian kredit dalam rupiah.
Kinerja perbankan masih positif.
Beberapa indikator perbankan selama bulan Agustus masih menunjukkan peningkatan seperti total aset, penyaluran kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK), sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan modal relatif stabil. Total aset selama bulan Agustus meningkat Rp25,2 triliun menjadi Rp1208 triliun dan jumlah kredit yang disalurkan pun meningkat Rp17,3 triliun menjadi Rp547,5 triliun. Selain itu DPK perbankan bulan Agustus meningkat sebesar Rp9,8 triliun menjadi Rp919,3 triliun. Perkembangan ini menyebabkan LDR perbankan sedikit meningkat menjadi 47,9%. Modal perbankan juga sedikit meningkat yaitu sebesar Rp2,1 triliun menjadi Rp109,2 triliun. Kualitas aktiva produktif juga mengalami perbaikan seperti tercermin pada NPL-gross dan NPL-net yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,3% dan 0,2% menjadi 7,1% dan 2%. Sementara itu, indikator profitabilitas NIM (Net Interest Margin) belum banyak berubah dari posisi bulan sebelumnya. .
2
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
September 2004
Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal Bulan September kembali membukukan inflasi yang sangat rendah (0,02%, m-tm) setelah bulan Agustus mencatat 0,09% (m-t-m). Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi pada bulan September juga mengalami penurunan sebesar 0,40% dari 6,67%(y-o-y) menjadi 6,27% (y-o-y). Sementara itu, inflasi s.d. bulan September baru mencapai 3,80%.
Inflasi kembali mengalami penurunan...
% y-o-y 16,0
% m-t-m 3,0 Transportasi & Komunikasi
14,0
Sumbangan
Kesehatan
2,0 12,0
Inflasi
Perumahan
1,0
10,0
Mkn Jadi, Mnm, Rokok & Temb. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
8,0 0,0
Sandang
6,0 -1,0 Jan Mar Mei Jul
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2003
2002
Sumber : BPS
Bahan Makanan
m-t-m
y-o-y 4,0
Sep
2004
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
Sumber : BPS
Sumber : BPS
Grafik 1. Tingkat Inflasi
... terutama berasal dari deflasi kelompok bahan makanan.
Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Penyumbang utama rendahnya inflasi bulan September adalah berasal dari kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar -1,36% (m-t-m). Menurunnya harga kelompok bahan makanan ini dapat meminimalkan kenaikan harga secara keseluruhan di bulan September yang utamanya terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 2,02% (m-t-m), disusul oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,45% (m-t-m) serta kelompok sandang sebesar 0,30% (m-t-m).
Rp/USD 10.000
% y-o-y 16,0 Headline
14,0
9.500
Exclusion
12,0
9.000
10,0
8.500
8,0
8.000
6,0
7.500
4,0 Jan Mar Mei
Jul Sep Nov Jan Mar Mei
2002
Jul
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2003
2004
Sep
7.000
9.382 9.142 8.958 9.067 8.890 8.922 8.921 8.803 8.895
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
9.246
9.032
9.180
8.570 8.620 8.508 8.501 8.419 8.337 8.4558.439 8.4878.386 8.432 8.230
Sep
Nov
2002
Sumber : Bloomberg
Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan
9.003
Jan
Mar
Mei
Jul
2003
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
2004
Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah
3
September 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Inflasi inti masih menurun.
Inflasi inti juga menunjukkan penurunan. Inflasi inti bulan September tercatat sebesar 6,5% (y-o-y), lebih rendah 0,21% dibandingkan 6,71% (y-o-y) pada bulan Agustus. Penurunan inflasi inti ini utamanya terkait pengaruh apresiasi nilai tukar rupiah dengan volatilitas yang rendah serta mulai menurunnya dampak passthrough1 pelemahan nilai tukar rupiah beberapa bulan lalu.
Rupiah menguat...
Nilai tukar rupiah bulan September secara point-to-point menguat 2,29% dibandingkan bulan Agustus menjadi Rp9155/USD. Demikian pula secara rata-rata, nilai tukar rupiah menguat 0,72% menjadi Rp9180/USD dari Rp9246/USD pada bulan sebelumnya. Selain itu, volatilitas nilai tukar rupiah juga mengalami penurunan sebesar 0,86% dibandingkan 1,23% pada bulan sebelumnya menjadi 0,37% (Grafik 5).
...terutama karena sentimen positif dan belum kuatnya demand valas ...
Di sisi sentimen, penguatan rupiah lebih disebabkan karena faktor positif dari hasil pemilu Presiden dan peacefull campaign. Sementara itu, dari pasar valas, penjualan obligasi pemerintah (maturity 10 tahun) senilai Rp2,5 triliun pada pertengahan September lalu telah mengurangi likuditas rupiah dan memberikan ekspektasi positif pada nilai tukar rupiah. Aksi borong saham oleh overseas investor di pasar saham sedikit mengalihkan perhatian pelaku pasar valas ke pasar saham. Selain itu, permintaan valas selama bulan September nampak belum begitu kuat sehingga tidak memberikan tekanan kepada rupiah.
Persen 5,0
Persen
4,5
11,0
4,0
9,0
3,5 3,0
Volatilitas Kurs Rp
2,5
Rata-rata Volatilitas
2,0
7,0 5,0
1,5
3,0
0,5 0,0
1 Bulan 3 Bulan
1,0
6 Bulan 12 Bulan
Sep
Nov
Jan
Mar
2002
Mei
Jul
Sep
2003
Nov
Jan
Mar
Mei
2004
Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
...didukung pula oleh kepercayaan investor yang masih positif.
Jul
Sep
1,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
2003
2004
Grafik 6. Premi SWAP
Sementara itu, kepercayaan investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia ke depan terlihat masih positif sebagaimana terlihat dari masih relatif stabilnya indikator risiko jangka panjang (premi swap 6 dan 12 bulan) sedangkan indikator risiko jangka pendek (premi swap 1 dan 3 bulan) sedikit meningkat. Premi swap 6 dan 12 bulan pada bulan September hanya meningkat masing-masing sebesar 30 dan 45 bps menjadi 4,3% dan 4,95% sedangkan premi swap 1 dan 3 bulan meningkat masing-masing sebesar 262 bps dan 107 bps menjadi 3,92% dan 4,27%. Indikasi positif juga nampak dari angka premi risiko yaitu yield spread antara Yankee Bond dengan US T-Notes, yang selama bulan September yang menurun menjadi 145,9 bp (Grafik 6 dan 7).
1 Pengaruh pergerakan nilai tukar rupiah kepada pergerakan harga-harga dalam negeri melalui barang-barang impor.
4
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Risk Premium (bp)
Rp/USD 9.800
370
September 2004
Indeks 100
9.600 9.400
320
Yield Spread
87,45
90
9.200 9.000
270
8.800 220
80 70
8.600
170
8.400
IDR/USD
60
8.200 120 Jan Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
2003
8.000
50
Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2001
2004
Sumber : Bloomberg
Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah
Indeks REER dan BRER meningkat.
2004
Apresiasi nilai tukar rupiah sedikit mempengaruhi daya saing ekspor Indonesia terhadap negara-negara partner dagang seperti terlihat pada indeks Real Effective Exchange Rate (REER). Indeks REER bulan September sedikit meningkat 0,5 point dari 83,53 pada bulan Agustus menjadi 84,02 (Grafik 8). Selain itu, daya saing Indonesia dengan negara-negara tetangga yang tercermin pada indeks Bilateral Real Exchange Rate (BRER) juga menunjukkan peningkatan. Indeks BRER bulan September meningkat dari 64,69 pada bulan Agustus menjadi 65,31 (Grafik 9). Secara riil daya saing Indonesia masih paling kompetitif dibandingkan negara-negara tetangga seperti Cina, Korea dan Singapore.
Persen 14 RRC
85
13
Korea Selatan
12 11
75 Singapura
70
2003
Grafik 8. Real Effective Exchange Rate
Indeks 90
80
2002
Sumber : CIEC dan blomber (diolah)
10
Malaysia
SBI 1 Bulan JIBOR 1 Bulan
9
65 Thailand
60
8
Indonesia
55
7
50
6 Mar Mei
Jul
Sep
Nov Jan
2002
Mar Mei
Jul
2003
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
2004
Jul Sep
FASBI O/N
Jan Feb Mar Apr Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Mar Mei Jun
2003
Jul Ags Sep
2004
Sumber : CEIC dan Bloomber (diolah)
Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate
Suku bunga instrumen moneter belum berubah...
Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang
Suku bunga instrumen moneter selama bulan September relatif tidak berubah seiring dengan relatif stabilnya perkembangan ekonomi dan moneter. Suku bunga SBI 1 bulan hanya meningkat 2 bps menjadi 7,37% dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada 7,36%, sedangkan suku bunga SBI 3 bulan tetap pada posisi 7,31%. Stabilnya suku bunga SBI tersebut diikuti pula oleh belum berubahnya suku bunga FASBI yaitu pada level 7,0% (Grafik 10).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5
September 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Volume Pasar Uang (Miliar Rp) 3500,0
Suku Bunga (%) 14,0
3000,0 2500,0 2000,0 1500,0 1000,0 500,0
2918,7 12,0 2752,0
2953,5 2690,7
2534,4 2523,08 2359,0 2280,0
10,0
2218,4 2106,61 2078,91 2271,47 2105,67 1972,80 2036,05 1931,0 2180,23 8,0 1844,0 1831,62 2037,30 1799,6 2062,56 1783,56 1678,2 1667,69 1715,2 1858,4 1651,7 1822,12 1702,8 1727,3 1471,06 1557,31 1678,42 6,0 1626,19 1566,62 1208,3 1483,62 1328,2 1575,29 1033,1 4,0 2157,9
Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi
Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore
0,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
2003
2004
Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore
Persen 19 17 15 13 11
Jam Dep. 1 9
2,0
7
0,0
5
SBI 1 Bulan Dep 1 WA Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2001
2002
2003
2004
Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan
...demikian pula dengan suku bunga PUAB O/N pagi dan sore...
Belum berubahnya suku bunga instrumen moneter di atas juga memberikan pengaruh kepada relatif stabilnya rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi dan sore selama bulan September. Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi relatif tidak berubah atau hanya meningkat 7 bp dari 6,68% pada bulan Agustus menjadi 6,75% demikian pula rata-rata suku bunga PUAB O/N sore hanya meningkat 20 bp dari 4,93% di bulan Agustus menjadi 5,12% (Grafik 11). Perkembangan ini diikuti oleh relatif rendahnya rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB O/ N pagi dan sore. PUAB O/N pagi menurun sebesar Rp0,16 triliun dari Rp2,2 triliun pada bulan Agustus menjadi Rp2,1 triliun sedangkan PUAB O/N sore mencatat kenaikan sebesar Rp0,16 triliun dari Rp2,7 triliun pada bulan Agustus menjadi Rp2,9 triliun.
..., diikuti menurunnya suku bunga kredit, sementara suku bunga simpanan stabil.
Sejalan dengan perkembangan suku bunga instrumen moneter yang relatif stabil, suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) relatif belum berubah. Suku bunga deposito 1 dan 3 bulan relatif belum berubah atau hanya meningkat sebesar 2 bps dan 5 bps menjadi 6,28% dan 6,54% (Grafik 12). Di sisi lain, suku bunga tabungan turun 5 bps menjadi 4,35%. Sementara itu, suku bunga kredit masih mengalami penurunan. Selama bulan Agustus, suku bunga kredit konsumsi, modal kerja, dan investasi menurun masing-masing sebesar 22 bps, 15 bps, dan 11 bps menjadi 17,08%, 13,15%, dan 14,45% (Grafik 13). Penurunan yang terjadi pada suku bunga kredit yang diiringi kenaikan suku bunga deposito menyebabkan spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit semakin kecil.
6
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
September 2004
Persen 21
Persen 5,0
20
4,0
19
Trend (Covered Interest Rate Parity)
3,0
18 17
2,0
16
1,0 0,0
14
0,73 0,51
1,63
1,39
1,18
15
13
4,44
Covered Interest Rate Parity
0,53
1,24 0,17 0,02
-0,06
Kredit Investasi
Kredit Konsumsi
-1,0
Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags
2001
2002
2003
0,63 0,160,02
-0,57 -0,76
-0,32 -0,84
-0,23 -0,33
Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags
2002
2004
Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit
Covered interest rate parity masih positif.
0,26 -0,02
-0,27 -0,19 -0,47
-0,21 -0,20
Kredit Modal Kerja
0,26
0,84 0,30 0,45 0,10
2003
2004
Grafik 14. Covered Interest Rate Parity
Covered interest parity (CIP) pada bulan September tercatat masih positif yaitu dari 4,44% bulan Agustus menjadi 1,63% (Grafik 14)2 . Hal tersebut utamanya disebabkan oleh masih cukup tingginya suku bunga JIBOR 1 bulan walaupun premi swap 1 bulan dan suku bunga luar negeri (SIBOR) meningkat masing-masing menjadi 3,92% dan 1,84%. Perkembangan ini menunjukkan bahwa insentif penanaman dana di dalam negeri secara riil masih menarik bagi investor dengan menjanjikan return yang masih positif.
IHSG 930
Kapitalisasi (Rp miliar) 600.000 IHSG
830
550.000 500.000
730
450.000
Kapitalisasi
630
400.000 350.000
530
300.000 430
250.000
330
200.000 Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
2003
Sumber : BEJ
2003
Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi
IHSG mengalami bullish...
Pasar modal dalam bulan September mengalami bullish3 . Pada tanggal 17 September 2004, terjadi pembelian saham oleh pihak asing senilai USD408 juta sehingga mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah yaitu 815,486. Secara point to point, IHSG bulan September meningkat sebesar 60,87 point dari 754,704 pada bulan Agustus menjadi 815,582. Hal yang sama juga nampak pada cukup besarnya peningkatan pada kapitalisasi pasar yaitu sebesar Rp41,5 triliun dari Rp514,19 triliun bulan Agustus menjadi Rp555,74 triliun (Grafik 15). Net beli investor asing di bursa terlihat meningkat sebesar Rp564,1 miliar pada saat bullish namun pada akhir bulan net beli investor sedikit menurun. 2 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) – suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) – premi swap (1 bulan). 3 Kenaikan indeks saham akibat aksi borong saham yang terjadi dalam waktu singkat.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
7
September 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
..diikuti pula dengan naiknya nilai perdagangan.
Rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham pada saat bullish melonjak sebesar Rp10 triliun dari Rp6,9 triliun menjadi Rp17 triliun sedangkan di akhir bulan menurun kembali menjadi Rp5,5 triliun. Perkembangan yang sama nampak pula dari rata-rata volume transaksi harian saat bullish yang sempat meningkat sebesar 12,7 miliar lembar dari 6,9 miliar lembar saham pada akhir bulan Agustus menjadi 19,6 miliar saham namun di akhir bulan rata-rata volume transaksi harian menurun menjadi 5,5 miliar saham.
Uang Primer Uang primer meningkat...
Posisi uang primer pada akhir September 2004 meningkat sebesar Rp2,6 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp175,35 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp156,69 triliun atau tumbuh 15,7% (y-o-y), masih dibawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp173,87 triliun. Sementara itu, bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer adalah Rp171,47 triliun, masih dibawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp173,8 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya saldo positif bank di BI dan uang kartal di masyarakat masingmasing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp0,9 triliun.
Triliun Rp 175,0
Miliar Rp
165,0
100.000
105.000 95.000
155,0
estimasi (2) = estimasi (1) + error Aktual
90.000
145,0
85.000
Target Indikatif
Aktual Test Date
135,0
80.000 75.000
125,0
Ags
Okt
Des
Feb
2002
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
2003
Grafik 16. Uang primer
...terutama karena ekspansi NCG...
Feb
Apr
Jun
Ags
2004
Jan:I Feb:I Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:I Sep:I Okt:I Nov:I Des:I Jan:I Feb:I Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:I Sep:I Okt: I Nov:I Des:I Jan:I Feb:I Mar :I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Agsl:I Sept:I
65.000
115,0
8
estimasi (1) = trend+seasonal
70.000
2002
2003
2004
Grafik 17. Pergerakan Harian Uang Kartal
Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan uang primer tersebut terutama bersumber dari ekspansi tagihan bersih kepada pemerintah (net claim on central government) sebesar Rp5,1 triliun.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
September 2004
Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya (Miliar Rp)
Ags 2004
Mg I
September 2004 Mg II Mg III
Mg IV
Perubahan Bulanan
Uang Primer Uang kertas dan logam yang diedarkan - di masyarakat - di perbankan Giro bank pada Bank Indonesia porsi BBO & Bank tanpa TPL* Giro sektor swasta
172.680 113.360 96.919 16.441 58.568 185 753
174.152 115.193 100.782 14.411 58.237 0 723
173.169 113.192 98.870 14.322 59.260 0 716
169.933 110.528 96.307 14.221 58.637 0 768
175.351 116.076 97.893 18.183 58.548 0 727
2.671 2.716 974 1.742 -20 -185 -26
Cadangan Devisa Bersih (NIR)
166.245
164.367
163.970
165.658
165.631
-614
Aktiva Domestik Bersih 1. Tagihan bersih kepada pemerintah 2. Tagihan pada bank komersial a. Kredit likuiditas b. Tagihan kepada BPPN dan bank non BPPN c. Utang lainnya 3. Tagihan lainnya 4. Operasi Pasar Terbuka - SBI - FASBI 5. Lainnya Bersih (NOI)
6.435 199.034 16.492 12.764 0 3.728 35.096 -139.357 -117.190 -22.167 -104.830
9.785 199.949 16.493 12.765 0 3.728 35.093 -136.237 -117.307 -18.930 -105.513
9.199 204.527 16.497 12.769 0 3.728 35.092 -140.312 -117.083 -23.229 -106.605
4.275 205.955 16.483 12.755 0 3.728 35.092 -147.378 -120.316 -27.062 -105.877
9.720 204.140 16.373 12.645 0 3.728 35.077 -139.297 -62.865 -76.432 -106.573
3.285 5.106 -119 -119 0 0 -19 60 54.325 -54.265 -1.743
57.578 990
57.489 748
58.083 1.177
57.547 1.090
57.018 1.530
-560 540
Memorandum item GWM Kelebihan GWM
*TPL = Third Party Liability
...,sementara NIR stabil dan NDA meningkat.
NIR pada bulan September relatif stabil atau hanya menurun Rp0,6 triliun menjadi Rp165,6 triliun (Grafik 18). Sementara itu, NDA (aktiva domestik bersih) meningkat sebesar Rp3,2 triliun dari Rp6,4 triliun pada bulan Agustus menjadi Rp9,7 triliun (Grafik 19).
(Trilliun Rp)
(Miliar USD) 27,0 26,0
10,0
NIR (aktual)
25,0
0,0
24,0
NDA (adjusted target)
-10,0
23,0 -20,0
22,0 21,0 20,0
-30,0
NIR (adjusted target)
NDA (aktual)
-40,0
19,0 18,0
-50,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
2003
2004
Grafik 18. Posisi NDA
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
2003
2004
Grafik 19. Posisi NIR
9
September 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Likuiditas Domestik Perkembangan M2 meningkat…
Posisi M2 pada akhir Agustus 2004 mengalami peningkatan sebesar 0,5% dari Rp5,1 triliun pada bulan Juli menjadi Rp980,2 triliun. Secara tahunan, M2 pada akhir Agustus 2004 tumbuh sebesar 8,3%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 8,1%. Peningkatan ini berasal dari naiknya uang kuasi dan M1 masing-masing sebesar Rp4,2 triliun dan Rp 0,9 triliun. Peningkatan uang kuasi berasal dari naiknya uang kuasi rupiah sebesar Rp3,8 triliun sementara uang kuasi valas hanya meningkat Rp0,4 triliun (Grafik 20).
%, y-o-y 20 15
Persen 25,0 M1 Riil
20,0
M2 Riil
10
15,0
5
10,0
0
5,0
(5)
0,0 Growth Divisia M2
(10) Jan Mar Mei Jul
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2002
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2003
Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil
...sejalan dengan peningkatan kredit rupiah kredit valas.
10
2004
Growth M2
Poly. (Growth Divisia M2)
-5,0 Jan
Mei
2001
Sep
Jan
Mei
2002
Sep
Jan
Mei
Sep
Jan
2003
Mei
Sep
2004
Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh ekspansi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) sebesar Rp16,4 triliun sehingga posisinya pada akhir Agustus mencapai Rp576,6 triliun. Peningkatan CBS tersebut disebabkan oleh peningkatan kredit rupiah sebesar Rp12,3 triliun dan kredit valas sebesar Rp4,5 triliun. Sementara itu, Net Foreign Assets (NFA) pada bulan Agustus 2004 menurun sebesar Rp0,4 triliun sehingga posisinya mencapai Rp264,7 triliun. Operasi keuangan pemerintah memberikan pengaruh kontraksi pada M2 sebagaimana terlihat pada penurunan Net Claims on Central Government (NCG) sebesar Rp2,2 triliun, sehingga posisinya pada akhir Agustus 2004 tercatat sebesar Rp474,4 triliun (Tabel 2).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
September 2004
Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi)
INDIKATOR BESARAN MONETER
Des 2002
KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD)
883.908 743.443 191.939 80.686 111.253 691.969 551.504 359.847 191.657 140.465 15.71
FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI
250.696 510.351 389.296 365.410 271.851 93.559 23.886 -266.434
Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca)
8.940
Indeks money divisia menurun.
2004
2003 Jul 901.713 764.292 196.589 77.053 119.536 705.124 567.703 364.615 203.088 137.421 16.16
Ags
Sep
Des
Jan
Mei
Jun
905.499 771.362 201.859 80.283 121.576 703.640 569.503 361.120 208.383 134.137 15.72
911.224 773.712 207.587 81.118 126.469 703.637 566.125 354.362 211.763 137.512 16.39
955.692 816.514 223.799 94.542 129.257 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 16.44
947.277 805.289 216.343 90.619 125.724 730.934 588.946 346.347 242.599 141.988 16.82
935.161 793.103 218.999 86.794 132.205 716.162 574.104 327.722 246.382 142.058 16.54
975.166 827.176 233.726 97.574 136.152 741.440 593.450 334.336 259.114 147.990 15.72
244.898 243.435 240.781 506.861 481.622 481.552 425.448 432.499 441.205 397.187 403.544 411.696 303.480 310.657 318.820 93.707 92.889 92.877 28.261 28.955 29.509 -275.494 -252.059 -252.483
8.505
8.535
Jul
980.223 835.510 238.959 96.919 142.040 741.264 596.551 332.524 264.027 144.713 15.51
8,25 8,32 18,38 20,72 16,83 5,35 4,75 -7,92 26,70 7,88 -1,29
271.820 269.714 287.824 280.070 265.103 264.686 479.885 486.229 449.011 468.907 476.648 474.424 466.826 461.827 477.504 549.966 551.132 567.559 437.942 432.738 446.593 486.067 488.407 505.242 342.027 335.129 347.363 376.034 380.369 392.686 95.917 97.610 99.231 110.033 108.038 112.556 28.884 29.089 30.911 63.899 62.725 62.317 -262.839 -270.493 -279.178 -323.777 -317.792 -326.446
8,73 -1,49 31,23 25,20 26,41 21,17 115,22 29,51
8.389
8.465
8.441
8.587
9.415
975.090 830.803 238.059 97.220 140.839 737.031 592.744 330.888 261.856 144.287 15.74
Ags (%,y-o-y)
9.168
9.328
Peningkatan yang terjadi pada simpanan berjangka menyebabkan indeks money divisia selama bulan Agustus menurun walaupun secara tren masih cenderung meningkat (Grafik 21). Sementara itu, peningkatan yang terjadi pada M2 dan M1 yang lebih besar daripada uang primer menyebabkan proses penciptaan uang mengalami peningkatan seperti yang nampak dari peningkatan M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22).
Persen 13,0 12,0 11,0
Persen 2,0 C/DPK (%)
APU2 (M2/M0)
APU1 (M1/M0) Skala Kanan
1,8
10,0 1,6
9,0 8,0
1,4
7,0 6,0
1,2
5,0 4,0
1,0 Jan Mar Mei Jul
2002
Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2003
2004
Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
11
September 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Sektor Eksternal Total ekspor meningkat...
Nilai ekspor Indonesia selama bulan Agustus tercatat sebesar USD5,91 miliar atau meningkat 4,15 % dibandingkan USD5,675 miliar pada bulan Juli (Tabel 3). Peningkatan ini utamanya bersumber dari peningkatan ekspor minyak dan gas sebesar 6,8% dari USD1,23 miliar pada bulan Juli menjadi USD1,31 miliar pada bulan Agustus, sementara ekspor non migas hanya mengalami peningkatan sebesar 3,4% dari USD 4,445 miliar pada bulan Juli menjadi USD4,597 miliar pada bulan Agustus. Sementara itu, nilai ekspor non migas untuk 10 komoditas utama pada Agustus 2004 meningkat 2,09% dibandingkan dengan Juli 2004. Peningkatan tertinggi pada ekspor non migas terjadi pada biji, kerak, dan abu logam. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD)
Nilai FOB Keterangan
Juli 2004
Agustus 2004
Jan-Ags 2003
Jan-Ags 2004
% Perubahan Ags2004 Thd Jul 2004
% Perubahan Jan-Ags 2004 thd 2003
% Peran Thd Jan-Ags 2004
Total Ekspor
5.675,6
5.910,9
40.747,9
43.089,9
4,15
5,75
100,00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.230,4 486,9 135,8 607,7
1.313,9 509,4 149,7 654,8
9.230,5 3.754,4 1.166,7 4.309,4
9.963,7 4.086,7 1.103,3 4.773,7
6,79 4,62 10,24 7,75
7,94 8,85 -5,43 10,77
23,12 9,48 2,56 11,08
Non Migas
4.445,2
4.597,0
31.517,4
33.126,2
3,42
5,10
76,88
Sumber : BPS
... sedangkan total impor menurun.
Nilai impor pada bulan Agustus mencapai posisi USD4,02 miliar, menurun USD0,09 miliar dibandingkan dengan posisi bulan Juli yaitu USD4,11 miliar (Tabel 4). Penurunan ini bersumber dari menurunnya impor non migas dan migas (minyak mentah) masing-masing sebesar USD0,11 miliar dan USD0,08 menjadi USD2,98 miliar dan USD0,46 miliar. Sementara itu komponen impor migas lainnya yaitu hasil minyak mengalami peningkatan sebesar USD0,11 miliar. Tabel 4. Impor Indonesia Nilai CIF
Keterangan
(Juta USD) % Perubahan Ags2004 Thd Jul 2004
% Perubahan % Peran Thd Jan-Ags Jan-Ags 2004 thd 2003 2004
Juli 2004
Agustus 2004
Jan-Ags 2003
Jan-Ags 2004
Total Impor
4.114,1
4.024,7
21.325,2
29.101,7
-2,17
36,47
100,00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.011,2 545,5 463,8 1,9
1.038,9 462,1 576,4 0,4
5.010,3 2.559,5 2.437,6 13,2
7.088,6 3.844,9 3.238,1 5,6
2,74 -15,29 24,28 -78,95
41,48 50,22 32,84 -57,58
24,36 13,21 11,13 0,02
Non Migas
3.102,9
2.985,8
16.314,9
22.013,1
-3,77
34,93
75,64
Sumber : BPS
12
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Posisi pinjaman luar negeri naik USD0,18 miliar...
September 2004
Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Agustus mencapai USD132,2 miliar, meningkat USD0,18 miliar dibandingkan USD132 miliar posisi bulan Juli (Tabel 5). Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya pinjaman LN swasta sebesar USD0,9 miliar menjadi USD52,38 miliar sedangkan pinjaman LN pemerintah relatif tetap yaitu sebesar USD77 miliar pada akhir Agustus 2004. Kenaikan pinjaman LN swasta bersumber dari pinjaman lembaga keuangan maupun pinjaman bukan lembaga keuangan yang meningkat masing-masing sebesar USD0,54 miliar dan USD0,40 miliar menjadi USD7,9 miliar dan USD44,4 miliar. Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD)
2003 Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total
2004
Mar
Jun
Sep
Des
Jan
Mar
74.513 53.750 7.806 4.850 2.956 45.944 1.203
76.008 53.288 7.056 4.059 2.997 46.232 1.290
77.709 52.991 7.571 4.414 3.157 45.420 1.253
81.666 51.942 7.537 4.316 3.221 44.405 1.794
81.480 52.839 7.726 4.385 3.341 45.113 1.759
81.217 52.836 7.968 4.479 3.489 44.868 2.626
129.466
130.586
131.953
135.402
136.078
136.679
Jun
Jul
Ags*)
78.591 52.080 7.587 3.766 3.821 44.493 2.467
76.988 51.436 7.432 3.546 3.886 44.004 3.668
77.080 52.382 7.974 4.044 3.930 44.408 2.811
133.138
132.092
132.273
* Angka Sementara
...sementara pembayaran pinjaman LN meningkat.
Pembayaran pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Agustus meningkat USD0,1 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga menjadi USD1,53 miliar. Peningkatan tersebut terutama berasal dari meningkatnya pembayaran pokok dan bunga pinjaman LN masing-masing sebesar USD0,08 miliar dan USD0,02 miliar menjadi USD1,2 miliar dan USD0,2 miliar. Berdasarkan pemiliknya, peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pembayaran pinjaman LN pemerintah sebesar USD0,17 miliar menjadi USD0,8 miliar sedangkan pembayaran pinjaman LN swasta menurun sebesar USD0,06 miliar menjadi USD0,72 miliar (Tabel 6).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
13
September 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Miliar USD)
Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest
2003
2004
Total 2002
Mar
Sep
Des
Total 2003
Jan
Mar
Jun
20.983 16.950 4.033
1.293 1.135 158
1.717 1.524 193
1.966 1.471 496
18.900 15.669 3.231
1.464 1.216 248
1.990 1.788 203
7.374 5.009 2.365
358 248 110
498 355 143
781 398 383
6.450 4.000 2.451
680 456 224
13.609 11.941 1.668 5.808 5.323 485 4.825 4.372 453 983 951 32 7.801 6.617 1.183
935 886 48 398 391 7 308 307 1 90 84 6 537 496 41
1.219 1.170 50 440 435 4 381 379 1 59 56 3 780 735 45
1.186 1.073 113 423 395 28 372 345 27 51 50 1 762 677 85
12.449 11.669 780 5.656 5.521 136 5.0 78 4.965 113 579 556 23 6.793 6.148 645
784 760 24 382 379 3 351 349 2 31 30 1 402 381 20
Jul
Ags*
2.697 2.123 574
1.419 1.183 236
1.529 1.268 261
697 539 158
1.147 682 465
629 423 206
804 608 196
1.294 1.249 45 772 768 5 701 699 1 72 68 3 521 481 40
1.550 1.441 109 791 780 11 756 746 10 35 34 1 759 661 98
790 760 30 377 373 4 359 356 3 18 17 1 413 387 26
725 660 65 324 315 9 271 262 9 53 53 0 401 345 56
* Angka Sementara
Sektor Riil Pertumbuhan ekonomi masih stabil...
Pertumbuhan ekonomi masih stabil dan konsumsi masih menopang pertumbuhan ekonomi walaupun investasi mulai tumbuh cukup signifikan. Pertumbuhan investasi yang tinggi tersebut secara keseluruhan belum meningkatkan kapasitas ekonomi. Selain itu, ekspor tumbuh terbatas sejalan dengan masih rendahnya kapasitas dan daya saing terkait dengan belum optimalnya investasi sedangkan impor tumbuh cukup tinggi seiring dengan masih tingginya permintaan dalam negeri. Secara sektoral, pertumbuhan positif terjadi hampir di seluruh sektor. Sektor pertanian dan sektor industri pengolahan yang memiliki kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan tumbuh moderat sedangkan sektor transportasi, bangunan dan perdagangan diperkirakan tumbuh cukup tinggi.
...beberapa indikator penawaran membaik.
Keyakinan dunia usaha prospek kegiatan ekonomi ke depan juga meningkat. Hal ini tercermin dari membaiknya beberapa indikator sisi penawaran seperti meningkatnya indeks keyakinan konsumen dan indeks ekspektasi konsumen. Indeks keyakinan konsumen meningkat sebesar 2,2 point dari 98,4 bulan Agustus menjadi 100,7 bulan September demikian pula indeks ekspektasi konsumen meningkat 3,9 point dari 116,4 pada bulan Agustus menjadi 120,2 bulan September (Grafik 23).
14
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Indeks
September 2004
Difussion Indeks 40 Ekspektasi Konsumen
120,0
30
Indeks Keyakinan Konsumen
optimis pesimis
100,0
20
Kondisi Ekonomi Saat Ini
10 0
80,0
-10 -20
60,0
-30 Permintaan: domestik Inventory
-40
40,0 Jan
Apr
Jul
Okt
Jan
Apr
2002
Jul
Okt
Jan
Apr
2003
Jul
Sep
2004
-50
Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Ags-Sept
2001
2002
Grafik 23. Survei Konsumen
Indeks produksi meningkat namun belum optimal.
Permintaan:ekspor Harga jual:domestik
2003
2004
Grafik 24. Survei JETRO
Survei pada perusahaan Jepang di Indonesia yang dilakukan oleh JETRO juga menunjukkan masih tingginya permintaan domestik dan inventory (Grafik 24). Perkembangan serupa terlihat pula dari naiknya indeks produksi dari 132,47 pada bulan Agustus menjadi 133 bulan September (Grafik 25). Walaupun beberapa indikator sisi penawaran menunjukkan perbaikan namun hal tersebut belum sepenuhnya menggunakan kapasitas produksi yang tersedia. Total utilisasi kapasitas produksi selama September menurun 1,5 point dari 47,84 pada bulan Agustus menjadi 46,34 yang utamanya bersumber dari penurunan pada utilisasi industri kertas, percetakan dan penerbitan serta industri barang dari logam (Grafik 26).
indeks 200
Persen 80
180 160
60
140 120
40
100 80
20
60
Indeks Total Tekstil, pak. jadi & kulit
40 Feb
Apr Jun
Ags Okt Des
2002
Makanan, minuman & Tembakau Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik Feb
Apr Jun
Ags Okt Des
2003
Feb
Apr Jun Ags
2004
Grafik 25. Indeks Produksi
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Total
Makanan
Tekstil
Kimia
0 Jan
Mar Mei Jul
2002
Sep Nov Jan Mar Mei
Jul
2003
Sep Nov
Jan Mar Mei
Jul Ags
2004
Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi
15
September 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Kondisi Perbankan Total aset, kredit dan DPK masih membaik...
Beberapa indikator perbankan selama bulan Agustus masih menunjukkan peningkatan khususnya total aset, penyaluran kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) (Tabel 7). Sementara itu LDR dan modal relatif belum banyak berubah. Total aset selama bulan Agustus telah meningkat Rp25,2 triliun dari Rp1183 triliun pada bulan Juli menjadi Rp1208 triliun pada bulan Agustus sementara jumlah kredit yang disalurkan sampai dengan bulan Agustus juga meningkat sebesar Rp17,3 triliun menjadi Rp547,5 triliun (Grafik 28). Selain itu DPK perbankan bulan Agustus meningkat sebesar Rp9,8 triliun dari bulan Juli lalu menjadi Rp919,3 triliun (Grafik 27). Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp) Bank
Keterangan Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal
Des-02 Jan-03 Mar-03 Mei-03 Jul-03 Sep-03 Nov-03 Des-03 Jan-04 Mar-04 Mei-04 Jun-04 Jul-04 Ags-04 1.112,2 1.117,8 1.100,0 1.102,9 1.113,6 1.130,4 1.141,0 1.068,4 1.157,2 1.150,0 835,8 834,3 838,7 844,1 856,2 866,3 877,8 902,3 889,1 881,6 410,3 402,6 420,5 428,0 441,1 454,2 475,7 477,2 475,0 485,9 38,4 37,5 39,7 39,9 40,3 42,0 43,7 43,2 40,1 43,7 23,0 23,5 24,6 22,8 22,9 19,6 20,5 19,3 23,8 23,5 8,1 8,4 8,2 8,3 8,3 7,9 8,1 8,2 8,2 7,8 2,1 2,1 0,6 1,0 1,3 1,3 1,8 3,0 2,8 2,7 4,0 3,8 4,0 3,9 4,4 4,7 4,9 3,2 5,2 5,7 93,0 95,5 98,1 98,4 100,0 106,3 110,5 110,8 117,9 120,9
...sementara LDR dan modal relatif tetap.
1183 909,5 530,2 46,8 21 7,40 2,2 5,4 107,1
1208,2 919,3 547,5 47,9 21,0 7,1 2,0 5,3 109,2
Peningkatan jumlah kredit yang disalurkan yang diimbangi pula oleh meningkatnya DPK telah membuat LDR perbankan pada bulan Agustus meningkat tipis sebesar 1,1% menjadi 47,9%. Sementara itu, modal perbankan hanya meningkat sebesar Rp2,1 triliun menjadi Rp109,2 triliun.
Triliun Rp 500
Total DPK (Triliun Rp) 950
Miliar Rp 56.538
Persetujuan
450
Realisasi
Proporsi (%) 70,0
Proporsi
60,0
400 350
900
300
850
50,0 40,0 28.269
250 200
800
150 100
750
30,0 20,0
Giro
50
Deposito
Tabungan
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2002
10,0
Total
0
700
Sep Nov Jan Mar Mei Jul Ags
2003
Grafik 27. Dana Pihak Ketiga
16
1179,4 1185,7 895,1 912,8 513,4 528,7 45,6 46,4 21,4 20,9 7,8 7,6 2,4 2,1 5,3 5,4 119,8 108,6
2004
0
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2002
2003
0,0
2004
Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Ketiga tipe kredit meningkat.
September 2004
Peningkatan jumlah kredit di atas, berasal dari naiknya ketiga jenis kredit yaitu kredit modal kerja, kredit konsumsi dan kredit investasi. Kredit modal kerja pada bulan Agustus meningkat sebesar Rp9,9 triliun dari Rp251,29 triliun di bulan Juli menjadi Rp261,22 triliun sementara kredit konsumsi juga meningkat sebesar Rp4,7 triliun dari Rp126,56 triliun pada bulan Juli menjadi Rp131,32 triliun. Kredit investasi di sisi lain hanya meningkat Rp2,1 triliun dari Rp110,55 triliun pada bulan Juli menjadi Rp112,71 triliun (Grafik 29).
Total Kredit (Triliun Rp) 600
Kredit Per jenis (Triliun Rp) 300,0 Modal Kerja
Investasi
570
Konsumsi
250,0
540 510
200,0
480 450
150,0
420 100,0
390 360
50,0 Channeling
0,0
Total Kredit
330
Total Adjst
300
Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
2002
2003
2004
Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan
NPL-gross dan net membaik.
NPL perbankan pada bulan Agustus 2004 masih menunjukkan perbaikan. NPL gross menurun 0,3% dari 7,4% pada bulan Juli menjadi 7,1% demikian pula NPL net menurun sebesar 0,2% dari 2,2% pada bulan Juli menjadi 2% (Grafik 30). Selain itu, posisi NIM (Net Interest Margin) perbankan bulan Agustus relatif belum banyak berubah dari posisi bulan sebelumnya atau hanya menurun 0,1% menjadi 5,3% (Grafik 31).
CAR masih stabil.
Selanjutnya, kondisi permodalan yang ditunjukkan oleh capital adequacy ratio (CAR) pada bulan Agustus belum berubah dari bulan sebelumnya yaitu tetap pada level sekitar 21%.
Persen 14,0
Trilion Rp 600
Triliun Rp 6,0 5,89 5,89
12,0
500
5,20 4,90 4,69 4,48 4,39 4,47 4,12
5,0
10,0
400
8,0 6,0
5,5
300 kredit (kanan)
NPLs (%) (kiri)
4,5 4,0
NPLs Net (%) (kiri)
200
4,0
3,5 3,0
100
2,0
0
0,0 Jan Mar Mei Juli Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Juli
2002
2003
2004
Grafik 30. Perkembangan NPL
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
3,423,38 3,55 3,30 3,21 3,35
3,82 3,85 3,66 3,71 3,65
5,40 5,30 5,4
5,3
5,10
4,01 3,95 3,96 3,78 3,93 3,63
3,20
2,5 2,0
Jan Mar Mei Jul
2002
Okt Nov Jan Mar Mei Jul
2003
Sep
Nov Jan Mar Mei Jul
2004
Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan
17
September 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Prospek
PDB triwulan III-2004 diprediksikan akan mencapai 4,4%4,9% (y-o-y)…
Pertumbuhan PDB sampai dengan triwulan III-20044 diperkirakan masih stabil dan berada pada kisaran 4,4%-4,9% (y-o-y) sementara untuk keseluruhan tahun 2004 diperkirakan akan berada pada batas atas perkiraan semula sebesar 4,5%-5% (y-o-y). Namun demikian, pola pertumbuhan ekonomi diramalkan masih belum berimbang yang ditandai oleh pertumbuhan yang tinggi pada konsumsi. Investasi diperkirakan mulai tumbuh cukup tinggi pada beberapa triwulan terakhir namun secara keseluruhan belum dapat meningkatkan kapasitas ekonomi. Sementara itu, ekspor diproyeksikan tumbuh terbatas sejalan dengan masih rendahnya kapasitas dan daya saing, sedangkan impor masih tumbuh cukup tinggi seiring dengan masih tingginya permintaan domestik. Dari sisi penawaran, kecuali sektor pertambangan, seluruh sektor ekonomi domestik diprakirakan masih tumbuh positif dimana sektor transportasi, bangunan dan perdagangan diperkirakan akan mencatat pertumbuhan cukup tinggi.
..., inflasi IHK triwulan IV-2004 cenderung meningkat...
Inflasi IHK triwulan IV-2004 diperkirakan akan cenderung meningkat. Secara umum inflasi triwulan IV-2004 akan dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi, faktor eksternal (imported inflation) dan juga meningkatnya permintaan aggregat yang dipicu oleh faktor musiman bulan Ramadhan, perayaan hari-hari besar keagamaan dan tahun baru.
...kurs rupiah triwulan IV-2004 diperkirakan menguat.
Nilai tukar rupiah pada triwulan IV-2004 diperkirakan menguat terkait dengan sentimen positif terbentuknya pemerintahan baru. Dari sisi fundamental, supply valas yang bersumber dari neraca pembayaran diperkirakan meningkat. Dari sisi sentimen, faktor risiko sosial politik diperkirakan akan semakin membaik pasca Pemilu walaupun patut diwaspadai adanya faktor eksternal yaitu terus berlanjutnya tightening cycle Fedres. Faktor ini diperkirakan masih akan mewarnai pergerakan mata uang dunia termasuk rupiah.
4 Sejak akhir Mei 2004, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi 2000.
18
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
September 2004
Indikator Terkini Jan
SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3)
Mar
Jun
Des
Feb
Mar
2003
Jun
Ags
Sep
2004
12,69 12,94 12,64 13,49 12,71 425
11,40 11,97 11,90 12,90 11,72 398
9,53 10,18 10,31 11,55 9,81 505
8,31 8,34 6,62 7,14 8,35 692
7,48 7,70 5,99 6,38 7,55 761
7,42 7,33 5,86 6,11 7,38 736
7,34 7,25 6,23 6,31 7,15 730
7,37 7,31 6,28 6,54 7,11 753
7,39 7,31 na na 7,11 816
BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah
127.407 180.111 75.908 104.203 873.683 693.572 550.357 362.553 187.804 143.215 730.468
125.211 181.239 72.323 108.916 877.776 696.537 558.977 370.692 188.285 137.560 740.216
132.403 195.219 77.091 118.128 894.554 699.335 564.313 363.460 200.853 135.022 759.532
166.474 223.799 94.542 129.257 955.692 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 816.514
142.518 219.033 86.846 132.187 935.745 716.712 575.282 332.373 242.909 141.430 794.315
142.730 218.821 86.616 132.205 934.983 716.162 574.104 327.722 246.382 142.058 792.925
166.474 233.717 97.565 136.152 975.157 741.440 593.450 334.336 259.114 147.990 827.176
172.681 252.377 110.337 142.040 993.641 741.264 596.551 332.524 264.027 144.713 835.510
175.325 na 97.893 na na na na na na na na
Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum
382.536 358.084
400.353 376.141
417.875 390.563
466.826 437.942
465.114 437.040
477.504 446.593
549.966 486.067
567.559 505.243
na na
0,80 8,74
-0,23 7,12
0,09 6,62
0,94 5,06
-0,02 4,60
0,36 5,11
0,48 6,83
0,09 6,67
0,02 6,27
8.940 3.936 2.322 21,81
8.908 4.008 2.267 22,68
8.285 4.197 1.862 23,66
8.465 3.717 2.335 24,20
8.447 3.763 2.117 24,10
8.587 3.871 2.183 25,70
9.400 4.340 2.721 23,70
9.246 4.597 2985.8 23,75
9.155 na na 23,66
HARGA Inflasi bulanan (%) y-y % SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD)
INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor
Tw. II
Tw. IV
Tw.I
2 0 03 3,65 4,64 1,09 4,04 0,01
Tw. II 2 0 0 4*)
4,35 5,01 0,68 6,48 1,78
4,46 6,43 4,24 0,85 6,54
4,32 5,35 9,25 3,07 8,96
* angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDBdari BPSw. I 2004*)
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
19