Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Januari 2004
Ikhtisar Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil.
Perekonomian Indonesia pada Januari 2004 masih menunjukkan perkembangan yang stabil seperti pada tahun 2003 lalu. Hal ini diperlihatkan oleh penurunan laju inflasi, relatif stabilnya nilai tukar yang bahkan cenderung menguat dan penurunan uang primer yang diiringi dengan pergerakan suku bunga ke tingkat yang lebih rendah. Ke depan, laju inflasi diperkirakan masih akan menurun, nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan base money masih dapat terjaga. Namun demikian, kondisi pasar uang yang mengalami ekses likuiditas tetapi tidak diiringi oleh penyaluran kredit merupakan faktor resiko yang perlu diperhatikan. Faktor lain yang perlu dicermati adalah cepatnya penurunan suku bunga SBI sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan turunnya suku bunga deposito riil ke level yang sangat rendah atau bahkan negatif sehingga dapat mendorong kenaikan inflasi harga asset.
Penurunan laju inflasi terus berlanjut…
Laju inflasi tahunan masih dalam tren menurun. Inflasi pada bulan Januari 2004 mencapai 0,57% (m-t-m), lebih rendah 0,37% dari inflasi pada bulan Desember 2003 yang mencapai 0,94%. Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara tahunan pada Januari 2004 mencapai 4,82%, lebih rendah dibandingkan 5,06% pada Desember 2003. Inflasi pada Januari 2004 terutama masih terkait dengan kenaikan harga pada kelompok bahan makanan (1,42%, m-t-m), perumahan (0,42%, m-t-m) dan makanan jadi (0,36%, m-t-m). Sejalan dengan perkembangan di atas, inflasi kelompok food tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Lebih rendahnya inflasi pada Januari 2004 tersebut terutama dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat sejalan dengan stabilnya kondisi makroekonomi serta berimbangnya faktor penawaran dan permintaan.
...diikuti dengan kurs yang menguat...
Nilai tukar Rupiah cenderung menguat. Rupiah ditutup pada level Rp8.441/ USD atau lebih kuat dibandingkan penutupan pada bulan sebelumnya Rp8.505/ USD. Secara point to point rupiah telah menguat 0,75%. Pergerakan rupiah yang menguat tersebut merupakan akibat dari suku bunga domestik yang relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga yang diikuti dengan persepsi positif pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Kedua faktor ini selanjutnya mendorong arus masuk modal asing yang tercermin pada transaksi pelaku asing di pasar modal yang meningkat.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
1
Januari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
... suku bunga turun cukup besar.
Penurunan suku bunga instrumen moneter masih direspon oleh suku bunga perbankan dengan intensitas berbeda. Suku bunga SBI 1 bulan pada Januari 2004 turun menjadi 7,86% dibandingkan 8,31% pada akhir Desember 2003 atau turun 45 bps. Sementara itu, suku bunga SBI 3 bulan turun 19 bps menjadi 8,15% dari 8,34% pada bulan sebelumnya. Hal ini terkait dengan besarnya ekses likuiditas di pasar uang yang tercermin pada kondisi lelang yang oversubscribed. Menurunnya suku bunga SBI juga diikuti oleh turunnya suku bunga PUAB dan suku bunga perbankan lainnya dengan level yang berbeda. Laju penurunan suku bunga simpanan yang lebih cepat dibandingkan penurunan suku bunga kredit menyebabkan spread antara kedua suku bunga tersebut semakin besar.
Uang primer menurun...
Posisi uang primer pada Januari 2004 turun, sesuai dengan pola musimannya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh masuknya uang kartal ke dalam sistem perbankan seiring dengan berakhirnya hari-hari besar keagamaan dan akhir tahun. Posisi uang primer pada Januari 2004 turun dari Rp166,47 triliun (20,4%, y-o-y) pada Desember 2003 menjadi Rp147 triliun (15,41%, y-o-y). Dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer disebabkan oleh kontraksi OPT, terutama kontraksi SBI. Sejalan dengan perkembangan di atas, posisi test date uang primer Januari 2004 mencapai Rp143,6 triliun, lebih tinggi dari target indikatifnya sebesar Rp139,5 triliun.
Uang beredar tetap tumbuh secara positif.
Pada Desember 2003 posisi M1 menunjukkan penurunan, sedangkan M2 menunjukkan peningkatan dibandingkan posisi bulan sebelumnya. M1 menunjukkan penurunan sebesar Rp0,5 triliun menjadi Rp223,8 triliun. Namun demikian, M2 pada Desember 2003 menunjukkan peningkatan sebesar Rp11,0 triliun menjadi Rp955,7 triliun. Meningkatnya M2 terutama didorong oleh peningkatan pada uang kuasi terutama dari simpanan rupiah. Sementara itu, dilihat dari faktor yang mempengaruhi, likuiditas perekonomian yang meningkat disebabkan oleh meningkatnya kredit dan ekspansi rekening pemerintah.
Fungsi intermediasi masih positif...
Kinerja sektor perbankan terus menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kredit yang disalurkan dan peningkatan net interest margin (NIM) walaupun prosentase non performing loan (NPL) agak sedikit meningkat.
2
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Januari 2004
Perkembangan Ekonomi, Moneter, Dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal Inflasi yang lebih rendah...
Pada Januari 2004, inflasi tercatat sebesar 0,57% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,94% (m-t-m). Secara tahunan, inflasi mencapai 4,82%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,06%.
% y-o-y 16,0
% m-t-m 3,0
Transportasi & Komunikasi
0,04
14,0 0,41
Kesehatan
2,0 12,0
Perumahan
10,0
1,0
8,0 0,0 m-t-m
Sumbangan Inflasi
0,36 0,06
Sandang
6,0 y-o-y
0,42
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
0,47
Bahan Makanan
4,0
1,42
-1,0 Jan FebMar Apr MeiJun Jul Ags Sep OktNovDes Jan FebMarApr MeiJun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan
2002
2003
2004
-1,00
0,00
1,00
Grafik 1. Tingkat Inflasi
...karena inflasi kelompok bahan makanan, makanan jadi dan sandang.
2,00
Persen
Sumber : BPS
Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Inflasi tertinggi tercatat pada kelompok bahan makanan sebesar 1,42% dengan sumbangan sebesar 0,35%, yang terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada sub-kelompok bumbu-bumbuan. Sementara itu, kelompok perumahan dan makanan jadi masing-masing memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,11% dan 0,06%. Sejalan dengan perkembangan tersebut, inflasi kelompok food pada periode laporan tercatat mengalami kenaikan menjadi 2,04% (y-o-y), sedangkan kelompok non-food menunjukkan penurunan menjadi 7,03% (y-o-y).
% (y-o-y) 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
% (y-o-y) 16,0 Trimmed Mean
14,0 Headline
FOOD
12,0
NON-FOOD
Exclusion
10,0 8,0 6,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
2001
2002
2003
Grafik 3. Inflasi Food dan Non Food
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
2004
4,0
Jan
Mar
Mei
Jul
2002
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
2003
Sep
Nov
Jan
2004
Grafik 4. Inflasi Inti Tahunan
3
Januari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Inflasi inti yang lebih rendah.
Kecenderungan menguatnya nilai tukar rupiah yang disertai dengan menurunnya inflasi global menyebabkan tidak adanya tekanan inflasi terhadap kelompok barang traded. Sementara itu, inflasi inti tercatat kembali turun pada Januari 2004. Pergerakan inflasi inti tahunan berdasarkan metoda exclusion tercatat sebesar 6,02% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan 6,93% pada Desember 2003. Lebih rendahnya inflasi inti terutama dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat sejalan dengan stabilnya kondisi makroekonomi serta berimbangnya faktor penawaran dan permintaan.
Rupiah kembali menguat...
Nilai tukar rupiah pada Januari 2004 kembali menguat. Secara point to point rupiah menguat 64 point (0,75%) menjadi Rp8.441/USD dari Rp8.505/USD. Secara rata-rata, nilai tukar juga menguat 101 point (1,19%) menjadi Rp8.386/USD dari Rp8.487/USD. Walaupun demikian, menguatnya nilai tukar ini dibarengi dengan meningkatnya volatilitas rupiah dari 0,13% menjadi 0,76%. (Grafik 6).
...didukung oleh suku bunga domestik...
Kecenderungan penguatan nilai tukar rupiah pada Januari 2004 antara lain dipengaruhi oleh suku bunga domestik yang masih berada pada level yang positif dan relatif lebih tinggi (dengan menggunakan uncovered interest rate differential) dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi nilai tukar adalah persepsi positif pasar atas kondisi perekonomian Indonesia baik saat ini maupun yang akan datang. Kedua faktor ini telah menyebabkan masuknya modal asing yang tercermin pada meningkatnya transaksi pelaku asing di pasar modal. Persen 5,0
Rp/USD 9.500
4,5
9,142
9.000
8,921
8,958
8,895 8,922
4,0
9,067 8,890
8,803 8,419
8.500
8,508
8,439
8,487
8,337 8,455
8,501
8,386
8,230
8.000
3,5 3,0 Volatilitas Kurs Rp
2,5 2,0 1,5
7.500
1,0
7.000
0,0
Rata-rata Volatilitas
0,5 Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan
2002 Sumber : Bloomberg
2003
Grafik 5. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah
2004
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
2002
Okt Nov Des Jan
2003
2004
Grafik 6. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
...dengan indikator Indikator risiko jangka panjang menunjukkan perkembangan yang menurun, seperti risiko bergerak diindikasikan oleh perkembangan yield spread antara Yankee bonds dan US turun T-notes yang menurun dari 287 bps menjadi 221 bps (Grafik 8). Perkembangan indikator resiko jangka pendek yang diwakili oleh premi swap menunjukkan perkembangan yang searah. Pada Desember 2003, premi swap untuk seluruh tenor tercatat membaik (lebih rendah) dibandingkan bulan sebelumnya. (Grafik 7).
4
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Januari 2004
Rp/USD 9.200
Premi Risiko (bps)
Persen
440
16,0 14,0 12,0
1 Bulan 3 Bulan
390
6 Bulan 12 Bulan
340
9.000 8.800 IDR/USD
8.600
10,0
290
8,0
240
8.400
Yield Spread
8.200
190
6,0 2002
8.000 Jan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
2004
2003
2004
2003
Jun
Sumber : Bloomberg dan Reuter diolah
Grafik 7. Premi SWAP
Rupiah masih undervalued.
Grafik 8. Premi Risiko dan Kurs Rupiah
Menguatnya rupiah juga diikuti oleh penguatan nilai tukar riil. Indeks Real Effective Exchange Rate (REER) pada Januari 2004 meningkat menjadi 89,30 dari 88,88 pada Desember 2003 (Grafik 9). Sejalan dengan indeks REER, pengukuran dengan Bilateral Real Exchange Rate (BRER) mencerminkan masih kompetitifnya produk ekspor Indonesia dilihat dari sisi harga/nilai tukar dibandingkan beberapa negara partner dagang (Grafik 10).
Indeks 100 88,88 89,30
Indeks 90
90
RRC
85
Korea Selatan
80 75
Singapura
70
Malaysia
65
80
60
Thailand Indonesia
55
70 Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
2002
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Sumber :Bloomberg dan CEIC diolah
Grafik 9. Real Effective Exchange Rate
Penurunan suku bunga instrumen moneter terus berlanjut..
Jan
2004
50 Jan
Mar
Mei
Jul
2002
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Jan
2004
Grafik 10. Bilateral Real Exchange Rate
Pada Januari 2004, suku bunga instrumen moneter masih menunjukkan penurunan. Suku bunga SBI 1 bulan turun 45 bps menjadi 7,86%, sedangkan suku bunga SBI 3 bulan turun 19 bps menjadi 8,15%. Sementara itu, suku bunga fasilitas simpanan Bank Indonesia (FASBI) turun 25 bps menjadi 7,75%. Seperti bulan sebelumnya, lelang pada Januari masih diwarnai oleh kondisi oversubscribed yang mencerminkan relatif longgarnya likuiditas perbankan.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5
Januari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Persen
Volume PUAB (Triliun Rp) 3000,0
14
Suku Bunga (%) 14,0
2690.7
13
2534.4
2500,0
SBI 1 BULAN
2000,0
1844.0
1678.2 1651.7 1702.8
11
1799.6
JIBOR 1 Bulan
7
0,0 Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2003
6,0 4,0
Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi
500,0
8 Mar
8,0
1328.2
1000,0
9
Feb
1858.4
1715.2
1500,0 FASBI O/N
10,0
1931.0
10
Jan
12,0
2359.0 2157.9
12
Jan
Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore
2,0 0,0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2003
2004
Grafik 11. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang
Jan
2004
Grafik 12. Nilai Transaksi dan Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore
...diikuti suku bunga PUAB...
Pada Januari 2004, rata-rata suku bunga PUAB pagi mengalami penurunan sebesar 18 bps dari 8,27% menjadi 8,09% (Grafik 12), sedangkan rata-rata suku bunga PUAB sore naik 39 bps dari 5,72% menjadi 6,11%. Sementara itu, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB pagi turun dari Rp2,5 triliun menjadi Rp1,9 triliun, sedangkan rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB sore naik dari Rp2,0 triliun menjadi Rp2,5 triliun.
..., suku bunga simpanan serta suku bunga kredit perbankan.
Suku bunga simpanan perbankan juga masih menunjukkan tren penurunan dimana suku bunga deposito 1 bulan dan tabungan pada Desember 2003 masing-masing turun 36 bps dan 27 bps menjadi 6,62% dan 5,14% (Grafik 13). Sementara itu, suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi (KK) masing-masing turun sebesar 32 bps, 25 bps, dan 18 bps menjadi 15,07%, 15,68% dan 18,69% (Grafik 14).
Persen 20
Persen 22
18
21
16
20
14
19
12
18
10 8
17 SBI 1 Bln WA
1 Bln Dep. CR
Jam Dep. 1 Bln
Dep 1 Bln WA
16 Kredit Modal Kerja
6 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2002
2003
Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan
Covered interest rate parity naik.
Kredit Investasi
Kredit Konsumsi
15 Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep OktNov Des
2002
2003
Grafik 14. Perkembangan Suku Bunga Kredit
Berlanjutnya penurunan suku bunga domestik yang diikuti oleh penurunan indikator resiko, telah berdampak pada naiknya covered interest rate parity (CIP) dari – 0,97% bulan sebelumnya menjadi 0,45% pada Januari 2004 (Grafik 15)1 . 1
Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) – suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) – premi swap (1 bulan).
6
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Persen 2,5
2,19
0,5 0,0
IHSG
450.000
680 0,53
-0,06
0,17 0,02
-0,21 -0,20
-1,0
0,63 0,26
0,26 -0,02
-0,27 -0,19 -0,47
0,45
0,16 0,02
-0,57 -0,76
-0,38 -0,97
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan
2002
500.000
730
0,73 0,51
Kapitalisasi (Rp miliar) 550.000
780
1,18
-0,5
-1,5
Trend (Covered Interest Rate Parity)
1,39
1,5 1,0
IHSG 830
Covered interest rate parity
2,0
Januari 2004
Kapitalisasi
630
400.000
580 530
350.000
480
300.000
430
250.000
380
200.000
330 Jan
Mar
2003 Sumber : BEJ
Grafik 15. Covered Interest Rate Parity
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2003
Jan
2004
Grafik 16. IHSG dan Kapitalisasi
Perkembangan pasar modal yang membaik...
Kinerja bursa saham selama Januari 2004 masih terus menunjukkan peningkatan yang tercermin pada naiknya indeks harga saham gabungan. Indeks ditutup pada titik 752,932 setelah sempat mencapai titik tertinggi 786,874. Meningkatnya transaksi di bursa saham juga tercermin pada peningkatan kapitalisasi pasar dari Rp460,4 triliun pada Desember 2003 menjadi Rp501,2 triliun.
...diiringi oleh peningkatan pada volume dan nilai perdagangan
Dari sisi transaksi, baik volume transaki harian maupun nilai perdagangan harian pasar modal terus bergerak meningkat. Pada Januari 2004, rata-rata volume transaksi harian naik dari 2,02 miliar lembar saham menjadi 2,47 miliar lembar saham. Sementara itu, rata-rata nilai perdagangan harian meningkat dari Rp881,40 miliar menjadi Rp1,1 triliun pada Januari. Untuk rata-rata net beli asing juga meningkat dari Rp271,38 miliar pada Desember 2003 menjadi Rp362,26 miliar pada Januari 2004. Meningkatnya kegiatan di pasar saham dipengaruhi oleh terus turunnya suku bunga perbankan domestik serta adanya arus masuk modal asing seiring dengan stabilnya kondisi makroekonomi Indonesia serta dipicu pula oleh adanya sentimen Januari Effect dimana para investor aktif menyusun portfolio dengan saham-saham unggulan.
Uang Primer Uang primer turun...
Uang primer pada akhir Januari 2004 tercatat sebesar Rp147,04 triliun (15,41%, y-o-y), atau turun sebesar Rp19,44 triliun dari posisi akhir Desember 2003. Dengan perkembangan ini rata-rata posisi test date uang primer mencapai Rp144,4 triliun, lebih tinggi dari target indikatifnya sebesar Rp139,5 triliun (Grafik 17). Dari sisi komponen, penurunan uang primer sebesar Rp19,44 triliun terutama berasal dari penurunan saldo giro positif bank-bank dan mulai masuknya sebagian uang kartal sehubungan dengan berakhirnya perayaan hari-hari besar keagamaan dan akhir tahun.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
7
Januari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Triliun Rp 160,0
Triliun Rp 125.000
155,0
trend slope = -42,16
115.000
150,0
trend slope = -31,02
trend slope = 79,87
105.000
145,0
trend slope = 75,39
95.000
140,0
Target Indikatif
trend slope = 51,06
85.000
135,0
52 hari
75.000
130,0 Aktual Test Date
125,0
40 hari
65.000
120,0
55.000
115,0
45.000
39 hari 35 hari
Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Dec Jan
2002
2003
11 12
2004
1999
* = test date sementara
Grafik 17. Uang primer
...disebabkan oleh kontraksi OPT.
trend slope = 51,80
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2000
2001
2 4 6 8 10 12 1
2002
2003
2004
Grafik 18. Pergerakan Harian Uang Kartal
Dari sisi faktor yang mempengaruhinya, kontraksi uang primer terutama berasal dari kontraksi OPT sebesar Rp30,2 triliun yang juga ditujukan untuk menyerap net ekspansi dari rekening rupiah pemerintah sebesar Rp7,8 triliun. Kontraksi OPT ini berasal dari kontraksi SBI sebesar Rp26,9 triliun dan kontraksi FASBI sebesar Rp3,4 triliun (Tabel 1). Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya (Miliar Rp)
Desember 2003
Mg I
Januari 2004 Mg II Mg III
Mg IV
Perubahan Bulanan
Base Money Statutory reserves shortfall Reserve Money Currency - Currency outside banks - Cash in vaults Comercial Banks Positive Balance at BI of which frozen banks & banks without TPL Private sector Demand Deposits
166.474
150.426
145.421
144.040
147.039
-19.435
166.474 112.746 95.488 17.258 52.199 185 1.529
150.426 108.723 94.808 13.915 40.152 185 1.551
145.421 103.566 90.477 13.089 40.294 185 1.561
144.040 102.196 88.965 13.231 40.341 185 1.503
147.039 105.801 89.574 16.227 39.744 185 1.494
-19.435 -6.945 -5.914 -1.031 -12.455 0 -35
Net International reserves (USD=Rp7000) Net Domestic Assets 1. Net Claims on Central Government 2. Liquidity Support a. IBRA and IBRA Banks b. Non IBRA Banks 3. Liquidity Credit 4. Other Claims 5. Open Market Operations - SBI - FasBI 6. Net Other Items
169.378
169.174
168.482
168.348
167.906
-1.472
-2.904 -11.699 204.210 196.743 7.467 13.741 2.549 -136.519 -107.025 -29.494 -75.186
-18.748 -11.702 204.210 196.743 7.467 13.727 2.557 -153.918 -107.032 -46.886 -73.622
-23.061 -15.834 204.210 196.743 7.467 13.707 2.560 -153.608 -119.082 -34.526 -74.096
-24.308 -15.229 208.038 200.571 7.467 13.688 2.560 -157.715 -119.134 -38.581 -75.650
-20.867 -3.734 208.029 200.562 7.467 13.671 2.576 -166.764 -133.876 -32.888 -74.645
-17.963 7.965 3.819 3.819 0 -70 27 -30.245 -26.851 -3.394 541
38.569 13.445
38.332 1.635
39.398 711
39.281 875
38.811 748
242 -12.697
Memorandum item GWM Excess GWM
Sumber : Bank Indonesia
Dengan perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut, pada Januari 2004, baik NDA maupun NIR mengalami kontraksi. NIR tercatat sebesar USD24,0 miliar, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD24,2 miliar. Walaupun demikian, realisasi NIR ini masih berada di atas target indikatifnya
8
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Januari 2004
sebesar USD21,2 miliar. Selanjutnya, NDA juga tercatat mengalami penurunan dari negatif Rp2,9 triliun pada Desember 2003 menjadi negatif Rp20,9 triliun pada Januari 2004. (Grafik 19 dan 20). Triliun Rp 30,0
(Miliar USD)
20,0
24,0
25,0 NIR (aktual)
10,0
23,0
0,0
NDA (adjusted target)
-10,0
22,0 21,0
-20,0
-40,0 -50,0
NIR
20,0
-30,0
(adjusted target)
19,0
NDA (aktual)
18,0 Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan
2002
2003
2004
Grafik 19. Posisi NDA
Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
2002
2003
Ags Sep Okt Des Jan
2004
Grafik 20. Posisi NIR
Likuiditas Perekonomian Uang beredar masih meningkat...
Secara nominal, likuiditas perekonomian pada Desember 2003 masih menunjukkan pertumbuhan yang positif dan relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi M1 mengalami penurunan, menjadi Rp223,8 triliun atau tumbuh 16,60% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan 14,14% pada November. Sementara itu, posisi M2 naik menjadi Rp955,7 triliun atau tumbuh 8,12%(y-o-y), relatif sama dibandingkan 8,57% pada bulan sebelumnya. Dengan perkembangan inflasi yang menurun, M1 dan M2 riil secara tahunan juga tumbuh positif masing-masing 2,92% dan 10,99% (Tabel 2 dan Grafik 21).
...akibat meningkatnya uang giral...
Ditinjau dari komponennya, penurunan M1 pada Desember 2003 bersumber dari turunnya uang kartal, sedangkan uang giral menunjukkan peningkatan. Uang kartal tumbuh 17,17% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan November yang mencapai 19,29%. Sedangkan, uang giral tumbuh 16,18% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan 10,04% pada bulan sebelumnya. Selanjutnya peningkatan M2 terutama disebabkan oleh naiknya simpanan dalam rupiah yang tumbuh 7,47% (y-o-y). Komponen simpanan dalam rupiah yaitu simpanan berjangka menunjukkan penurunan (-2,49%, y-o-y), sedangkan tabungan menunjukkan peningkatan (26,18%, y-o-y). Hal ini sesuai dengan pola musiman uang kartal dimana setelah berakhirnya perayaan hari-hari besar keagamaan, masyarakat kembali menempatkan dananya ke sistem perbankan seperti yang tercermin pada peningkatan simpanan rupiah perbankan di atas.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
9
Januari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
% y-o-y 15
Persen 25 20
M1 Riil
10
M2 Riil
Pertumbuhan Divisia M2
Trend (Pertumbuhan Divisia M2)
Pertumbuhan M2
Trend (Pertumbuhan M2)
15 5
10 0
5
(5)
0 -5
(10) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2002
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12
2001
2003
2002
2003
Sumber: DSM diolah
Grafik 21. Pertumbuhan M1 & M2 Rupiah Riil
... demikian pula akibat meningkatnya kredit...
Grafik 22. Pertumbuhan Divisia M2 dan M2
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi, kredit dalam rupiah meningkat sebesar Rp8,05 triliun yang terutama terjadi pada kredit konsumsi, sedangkan kredit investasi dan modal kerja menunjukkan penurunan. Aktiva luar negeri bersih juga menunjukkan peningkatan, walaupun tidak terlalu besar, menjadi Rp271,8 triliun pada Desember 2003 dibandingkan Rp270,8 triliun pada November 2003. Sementara itu, rekening pemerintah mencatat ekspansi sebesar Rp2,7 triliun menjadi Rp479,0 triliun pada Desember 2003. Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi)
INDIKATOR BESARAN MONETER
2002 Desember
2003 Maret
Juni
September
Oktober
November Desember
KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD) FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI -266.434 Memorandum Items Nilai Tukar (posisi neraca) M2 konstan (kurs Rp8500/USD) Obligasi Pemerintah yang dikelola reksa dana Adjusted M2 (ditambah OP yang dikelola reksadana) NAB Reksadana
883.908 743.443 191.939 80.686 111.253 691.969 551.504 359.847 191.657 140.465 15.71
877.776 740.216 181.239 72.323 108.916 696.537 558.977 370.692 188.285 137.560 15.44
894.213 759.191 194.878 77.091 117.787 699.335 564.313 363.460 200.853 135.022 16.30
911.224 773.712 207.587 81.118 126.469 703.637 566.125 354.362 211.763 137.512 16.39
926.324 788.686 212.614 84.238 128.376 713.710 576.072 358.541 217.531 137.638 16.20
944.647 804.434 224.318 103.788 120.530 720.329 580.116 355.902 224.214 140.213 16.42
955.692 816.514 223.799 94.542 129.257 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 16.44
250.696 510.351 389.296 365.410 271.851 93.559 23.886 -282.621
249.736 510.307 400.353 376.141 280.774 95.367 24.212 -266.199
236.660 506.218 417.875 390.563 299.665 90.899 27.312 -252.483
240.781 481.552 441.205 411.696 318.820 92.877 29.509 -247.111
261.406 487.882 451.147 421.295 325.647 95.649 29.852 -264.278
270.802 476.335 461.788 432.230 333.982 98.249 29.558 -261.932
271.785 479.013 466.828 437.944 342.027 95.917 28.884
8.940 876.995 35.720 919.628 46.614
8.908 871.476 43.543 921.319 58.380
8.285 897.717 50.625 944.838 68.351
8.389 913.044 59.352 970.576 85.867
8.495 926.405 50.928 977.252 79.236
8.537 944.039
8.465 956.267
944.647 72.834
955.692 70.912
Sumber : Bank Indonesia
10
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Januari 2004
Pertumbuhan money divisia M2 yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan M2 mengindikasikan masih tingginya posisi uang kartal. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa masyarakat lebih memilih untuk menyimpan dananya dalam bentuk yang lebih likuid dan jangka pendek sebagai indikasi rencana konsumsi ke depan (Grafik 22). Sementara itu, angka pengganda uang (APU) dan rasio uang kartal terhadap Dana Pihak Ketiga dalam rupiah (C/DPK) relatif tidak menunjukkan perkembangan yang berbeda. APU yang rendah dibarengi dengan rasio C/DPK yang tinggi mencerminkan proses penciptaan uang yang belum optimal oleh perbankan (Grafik 23).
Persen 13,0
Persen 2,0
12,0 1,8
11,0 10,0
1,6
9,0 8,0
1,4
7,0 6,0
1,2 C/DPK (%)
5,0
APU2 (M2/M0)
APU1 (M1/M0) Skala Kanan
1,0
4,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov
2001
2002
2003
Sumber: DSM
Grafik 23. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK
Sektor Eksternal Nilai ekspor kembali meningkat...
Nilai ekspor Indonesia pada Desember 2003 kembali menembus angka USD5 miliar, yaitu mencapai USD5,23 miliar atau naik 5,93% dibanding bulan sebelumnya yang mencatat nilai USD4,93 miliar. Meningkatnya kinerja ekspor disebabkan oleh meningkatnya ekspor non migas dari USD3,87 miliar menjadi USD4,06 miliar yang terutama terjadi pada komponen ekspor mesin dan peralatan listrik. Ekspor migas juga menunjukkan peningkatan dari USD1,06 miliar menjadi USD1,17 miliar. Peningkatan ekspor migas ini berasal dari peningkatan ekspor minyak mentah dan ekspor gas alam yang dipengaruhi oleh meningkatnya volume ekspor dan harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia dari USD29,48 per barel menjadi USD30,50 pada Desember 2003. Sementara itu, komponen ekspor migas lain yaitu hasil minyak mengalami penurunan sebesar 16,22% dibandingkan bulan sebelumnya.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
11
Januari 2004
... secara kumulatif mengalami peningkatan 6,76% dibandingkan 2002
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Secara kumulatif nilai ekspor pada periode Januari – Desember 2003 mengalami peningkatan 6,76% dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas sebesar 12,63%, sedangkan ekspor migas tumbuh 5,18%. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD)
Nilai FOB Keterangan
November 2003
Desember 2003
Jan - Des 2002
Jan - Des 2003
% Perubahan Des 2003 thd Nov 2003
% Perubahan Jan - Des 2003 Thd 2002
% Peran Thd total Jan - Des 2003
Total Ekspor
4.933,0
5.225,6
57.158,8
61.023,0
5,93
6,76
100,00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.059,1 437,7 101,7 519,7
1,167,5 501,2 85,2 581,1
12.112,7 5.227,6 1.307,5 5.577,6
13.642,6 5.621,0 1.547,6 6.474,0
10,23 14,51 -16,22 11,81
12,63 7,53 18,36 16,07
22,36 9,21 2,54 10,61
Non Migas
3.873,9
4.058,1
45.046,1
47.380,4
4,75
5,18
77,64
Sumber : BPS
...nilai impor juga mengalami peningkatan.
12
Sejalan dengan kinerja ekspor, nilai impor pada Desember 2003 juga menunjukkan peningkatan. Nilai impor pada Desember 2003 mencapai USD2,82 miliar atau naik 4,60% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini disumbang oleh peningkatan kinerja impor nonmigas sebesar 9,06% (m-t-m) menjadi USD2,25 miliar. Sementara itu, impor migas justru mengalami penurunan sebesar 9,91% (m-t-m) menjadi USD0,57 miliar. Namun demikian, secara kumulatif nilai impor dalam periode Januari – Desember 2003 masih menunjukkan peningkatan sebesar 3,52% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu mencapai USD32,39 miliar. Pertumbuhan impor pada 2003 terutama didukung oleh peningkatan impor barang konsumsi dan bahan baku/penolong yang mencatat pertumbuhan masingmasing sebesar 6,92% dan 6,34% hingga mencapai USD2,83 miliar dan USD25,76 miliar. Tingginya pertumbuhan impor barang konsumsi ini sejalan dengan masih tingginya peran konsumsi masyarakat dalam menopang pertumbuhan ekonomi selama 2003. Selanjutnya, kinerja impor barang modal yang masih mencatat pertumbuhan negatif 14,03% (mencapai USD3,79 miliar) mencerminkan masih rendahnya kinerja investasi pada 2003
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Januari 2004
Tabel 4. Impor Indonesia (Juta USD)
Nilai CIF Keterangan
Total Impor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas
% Perubahan Des thd Nov2003
% Perubahan Jan - Des 2003 Thd 2002
% Peran Thd total Jan-Des 2003
Nov 2003
Des 2003
Jan - Des 2002
Jan - Des 2003
2.699,4
2.823,6
31.288,9
32.390,3
4,60
3,52
100,00
634,7 354,1 280,6 -
571,8 303,8 268,0 -
6,525,8 3,216,9 3,308,7 0,2
7,531,9 3,927,5 3,582,9 21,5
-9,91 14,21 -4,49 -
15,42 22,09 8,29 10650,00
23,25 12,12 11,06 0,07
2.064,7
2.251,8
24.763,1
24.858,4
9,06
0,38
76,75
Sumber : BPS
Posisi pinjaman luar negeri sedikit meningkat...
Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada akhir Desember 2003 tercatat sebesar USD134,85 miliar, terdiri dari pinjaman pemerintah sebesar USD80,85 miliar (60% dari total), pinjaman swasta sebesar USD52,2 miliar (38,7%), serta surat-surat berharga yang dimiliki oleh non-residen sebesar USD1,79 miliar (1,3%). Posisi utang luar negeri ini naik USD1,94 miliar atau 2,46% dari posisi akhir bulan November 2003 (Tabel 5). Peningkatan ini terutama berasal dari meningkatnya kepemilikan surat-surat berharga oleh non-residen, disamping peningkatan posisi utang pemerintah. Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD)
2002 Okt Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total
Nov
Des
Sep*)
Okt*)
2003 Nov*)
Des*)
73.464 56.390 8.021 5.164 2.857
72.915 55.650 7.572 4.879 2.693
74.661 55.212 7.642 4.870 2.772
77.828 53.597 7.576 4.412 3.163
78.827 52.495 7.538 4.358 3.179
78.913 52.454 7.441 4.305 3.136
80.855 52.203 7.463 4.300 3.164
48.369 1.436 131.290
48.078 1.441 130.005
47.570 1.470 131.343
46.021 1.336 132.761
44.958 1.253 132.575
45.013 1.388 132.755
44.740 1.794 134.852
* Angka Sementara Sumber : Bank Indonesia
...namun diiringi dengan naiknya pembayaran pinjaman.
Pembayaran kewajiban pinjaman luar negeri Indonesia pada Desember 2003 mengalami peningkatan menjadi USD3,6 miliar, terdiri dari pembayaran pokok dan bunga masing-masing sebesar USD2,8 miliar dan USD0,8 miliar. Dari jumlah tersebut, sebesar USD0,8 miliar merupakan pembayaran pinjaman pemerintah, sedangkan USD2,8 miliar merupakan pembayaran pinjaman swasta (Tabel 6). Bunga yang dibayarkan oleh pemerintah dan swasta pada bulan tersebut adalah masing-masing sebesar USD0,4 miliar.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
13
Januari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Juta USD)
Total 2002
Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest
2003 Okt*)
Nov*)
Des*)
Total 2003
1.440
1.376
3.563
20.179
1.301 197
1.200 240
1.148 227
2.781 782
16.647 3.532
826 562 264
498 355 143
367 189 177
371 211 160
788 386 402
6.457 3.988 2.470
1.478 1.364 114 941 909 32 908 878 31 33 31 1 537 455 82
999 946 53 427 423 4 382 380 1 46 43 3 572 523 49
1.074 1.011 63 382 366 15 359 347 12 23 20 3 692 644 48
1.005 938 68 408 397 11 388 377 11 20 20 0 597 541 56
2.775 2.395 380 233 210 23 45 32 13 188 178 10 2.542 2.185 357
13.721 12.659 999 5.437 5.306 131 4.742 4.644 99 694 663 32 8.284 7.353 931
Mar
Jun
Sep*)
20.983
1.293
2.305
1.497
16.950 4.033
1.135 158
1.926 378
7.374 5.009 2.365
358 248 110
13.609 11.941 1.668 5.808 5.323 485 4.825 4.372 453 983 951 32 7.801 6.617 1.183
935 886 48 398 391 7 308 307 1 90 84 6 537 496 41
* Angka Sementara Sumber : Bank Indonesia
Sektor Riil Kegiatan ekonomi masih bergerak positif...
Perekonomian masih terus menunjukkan perkembangan yang positif. Dari sisi permintaan, berbagai indikator kegiatan konsumsi masih menunjukkan indikasi yang terus meningkat. Hal serupa juga terjadi pada indikator kegiatan investasi. Secara umum, dominasi konsumsi swasta masih berlanjut baik terhadap total konsumsi maupun permintaan agregat. Di sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi diperkirakan masih tetap mengalami peningkatan kegiatan. Pertumbuhan tertinggi diperkirakan terjadi pada sektor pengangkutan, listrik dan perdagangan.
... didukung oleh membaiknya indeks keyakinan dan ekspektasi konsumen
Peningkatan permintaan dari sisi konsumsi didukung oleh perkembangan beberapa indikator. Pertumbuhan konsumsi swasta didukung oleh Survei Konsumen yang menunjukkan peningkatan baik untuk indeks keyakinan konsumen, kondisi ekonomi dan ekpektasi konsumen (Grafik 24). Survei JETRO yang merupakan survei terhadap sejumlah perusahaan industri Jepang di Indonesia juga mengindikasikan semakin membaiknya ekspektasi permintaan di Indonesia sampai dengan Maret 2004 (Grafik 25).
14
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Januari 2004
Difussion Index 40
Indeks 140
Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini
120
Ekspektasi Konsumen
Harga jual
20 10
optimis
0
pesimis
100
Inventory
30
-10
80
-20 -30
60
-40 -50
40 Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Jan
2001
2002
2003
2004
Permintaan: domestik Jun Ags
Okt Des Feb
2001
Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Jan-Mar
2002
2003
2004
Sumber : JETRO
Grafik 24. Survei Konsumen
Sementara itu, Indeks produksi dan kapasitas produksi menurun...
Permintaan:ekspor
Apr Jun Ags
Grafik 25. Survei JETRO
Sementara itu, angka indeks produksi bulan Desember 2003 mengalami penurunan (Grafik 27) yang bersumber dari menurunnya produksi industri tekstil dan pakaian jadi, makanan dan kimia. Ketatnya persaingan dagang dengan China dan Vietnam telah menurunkan daya saing Indonesia dan memberikan dampak kepada industri tekstil, sedangkan industri kimia menurun karena kurangnya pasokan bahan mentah. Penurunan indeks produksi ini pun terlihat dari perlambatan yang terjadi pada pemakaian kapasitas produksi (Grafik 26).
Persen
Indeks 180
80 70
Total Tekstil
160
Makanan Kimia
60
140
50
120
40 30
100
20
Total Tekstil
10
Makanan Kimia
80 60
0 Jan
Mar
Mei
Jul
2002
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi
Jan
Mar
Mei
Jul
2002
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Grafik 27. Indeks Produksi
Kondisi Perbankan Sepanjang tahun 2003, fungsi intermediasi perbankan cenderung membaik...
Kinerja sektor perbankan terus menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Fungsi intermediasi perbankan yang terus membaik sepanjang tahun tercermin dari peningkatan posisi kredit yang disalurkan walaupun pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) agak sedikit mengalami penurunan. Disisi lain, net interest margin (NIM) masih menunjukkan peningkatan walaupun prosentase non performing loan (NPL) agak sedikit meningkat.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
15
Januari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp) Banks
Keterangan
Jan-03
Total Asset DPK Kredit* SBI NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal
Feb-03 Mar-03
1.117,8 1.105,1 1.100,0 824,6 832,0 833,4 402,6 411,2 420,5 96,1 108,8 116,7 8,4 8,2 8,2 2,1 1,2 0,6 3,8 3,6 4,0 95,5 99,5 98,1
Apr-03
Mei-03
Jun-03
Jul-03
Ags-03
Sep-03
Okt-03
Nov-03
1.106,9 837,8 426,2 111,0 8,2 0,4 4,0 99,5
1.102,9 838,1 428,0 112,7 8,3 1,0 3,9 98,4
1.111,7 846,8 434,1 123,4 8,0 1,2 4,1 99,6
1.113,6 852,2 441,1 125,8 8,3 1,3 4,4 100,0
1.119,1 858,0 447,2 127,8 7,8 1,1 4,5 104,2
1.130,4 1.147,9 1.142,2 863,5 879,4 875,4 454,2 463,7 475,7 128,2 131,2 100,8 7,9 7,8 8,1 1,3 1,2 1,8 4,7 4,5 4,6 106,3 107,8 110,5
Sumber : Bank Indonesia
...walaupun pengumpulan dana pihak ketiga sedikit menurun...
Pada bulan November 2003, pengumpulan DPK tercatat sebesar Rp875,4 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp879,4 triliun (Tabel 7). Sementara itu, persetujuan kredit bulan Desember 2003 (y-o-y) mencatat peningkatan sebesar Rp6,8 triliun dari posisi Rp18,9 triliun menjadi Rp25,7 triliun. Berdasarkan informasi, para debitur cenderung untuk tidak menarik seluruh kredit yang disetujui dan menunggu turunnya suku bunga kredit seiring dengan terus turunnya suku bunga SBI (Grafik 30).
Triliun Rp 500
Total DPK (Triliun Rp) 900
450
880
400 350
860
510 Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
480
200,0
450
840
300
820
250
800
200
780
150 100
760 Giro
50
Deposito
Total
Tabungan
Jan
Mar
Mei
Jul
2002
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
2003
Grafik 28. Dana Pihak Ketiga
...namun posisi kredit masih meningkat.
Sep
150,0
420
100,0
390 360
50,0
330
740
0
16
Total Kredit (Triliun Rp)
Kredit Per jenis (Triliun Rp) 250,0
Nov
720
Channeling
Total Kredit
Total Adjst
300
0,0 Mar Jun Sep
2002
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Jul Ags
Sep Okt Nov
2003
Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan
Apabila dilihat dari jenis kredit yang disalurkan, kredit konsumsi masih mendominasi total kredit yang disalurkan sedangkan kredit investasi dan kredit modal kerja relatif tidak banyak berubah dari bulan sebelumnya. (Grafik 29).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Januari 2004
Miliar Rp
Proporsi (%)
30.000
70,0 Persetujuan
Realisasi
Proporsi
60,0
25.000
50,0
20.000
40,0 15.000 30,0 10.000
20,0
5.000
10,0
0
0,0 Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
2002
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Grafik 30. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru
NPL bulan November 2003 agak sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. NPLs-gross dan NPLs-net masing-masing tercatat sebesar 8,1% dan 1,8%, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar 7,7% dan 1,18% (Grafik 31). Sementara itu, NIM perbankan menunjukkan peningkatan dari periode sebelumnya yaitu dari Rp4,47 triliun menjadi Rp4,6 triliun yang menunjukkan peningkatan pendapatan perbankan dari selisih perolehan bunga (Grafik 32).
NPL perbankan agak sedikit meningkat namun NIM juga meningkat ...
Persen
Triliun Rp
14,0
450
12,0
400
10,0
350 300
8,0
250 kredit (kanan)
6,0
NPLs Net (%) (kiri)
NPLs (%) (kiri)
Triliun Rp 5,0
3,5
2,0
150
3,0
100
2,5
3,42 3,30 3,21
4,69 4,47 4,6 4,48
4,12 3,85 4,01 3,95 3,96 3,82 3,93 3,71 3,65 3,66 3,55 3,78 3,63
4,0
200
4,0
4,39
4,5
3,38 3,35
50
0,0
0 Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
2002
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
2003
Grafik 31. Perkembangan NPL
...sementara, permodalan juga meningkat.
Nov
2,0 Jan
Mar
Mei
Jul
2002
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Grafik 32. Perkembangan Posisi NIM Perbankan
Sejalan dengan membaiknya NIM, indikator perbankan lain seperti kondisi permodalan juga bergerak meningkat hingga mencapai Rp110,5 triliun di bulan November 2003 (Tabel 7).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
17
Januari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Prospek Inflasi dipekirakan masih relatif rendah pada kisaran 5,5%plus minus 1%...
Secara keseluruhan, inflasi pada tahun 2004 diperkirakan masih relatif terkendali. Namun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain dampak dari flu burung terhadap harga komoditas daging ayam, telur dan substitusinya dan ancaman banjir yang dapat menyebabkan negative supply shock. Disisi harga, pada triwulan I-2004 tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya tekanan inflasi dari volatile food.
...sedangkan nilai tukar diperkirakan tetap stabil pada kisaran Rp8.300 – Rp8.500/USD.
Nilai tukar rupiah diperkirakan dalam tren yang stabil dan menguat. Perkiraan ini didukung oleh sentimen positif terhadap rencana penjualan obligasi valas pemerintah serta rencana penjualan saham beberapa bank pemerintah. Sementara itu faktor yang perlu dicermati adalah ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan Federal Reserve atas Fed-Fund Rate serta respon dari bank sentral lain atas gerakan pelemahan nilai tukar USD.
18
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Januari 2004
Indikator Terkini Jan
Feb
Mar
SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3) BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
2003
Sep
Okt
Nov
2003
Des
Jan
2004
12,69 12,94 12,64 13,49 12,71 425
12,24 12,68 12,35 13,15 12,30 399
11,40 11,97 11,90 12,90 11,72 398
11,06 11,29 11,44 12,48 11,37 451
10,44 10,88 11,02 12,02 10,78 495
9,53 10,18 10,31 11,55 9,81 505
9,10 9,18 8,95 10,65 9,25 508
8,91 9,06 8,17 9,58 8,99 530
8,66 8,75 7,67 8,58 8,69 598
8,48 8,43 7,47 7,96 8,56 626
8,49 8,38 6,98 7,58 8,63 617
8,31 8,34 6,62 7,14 8,35 692
7,86 8,15 N,a N,a 8,16 753
127.407 180.111 75.908 104.203 873.683 693.572 550.357 362.553 187.804 143.215 730.468 382.536 358.084
125.936 181.530 74.555 106.975 881.215 699.685 557.107 368.970 188.137 142.578 738.637 390.750 366.467
125.211 181.239 72.323 108.916 877.776 696.537 558.977 370.692 188.285 137.560 740.216 400.353 376.141
124.969 182.963 73.023 109.940 882.809 699.846 562.218 370.398 191.820 137.628 745.181 407.229 382.175
128.844 191.707 75.787 115.920 893.029 701.322 564.550 368.560 195.990 136.772 756.257 410.492 384.158
132.403 195.219 77.091 118.128 894.554 699.335 564.313 363.460 200.853 135.022 759.532 417.875 390.563
131.084 196.589 77.053 119.536 901.713 705.124 567.703 364.615 203.088 137.421 764.292 425.448 397.187
135.148 201.859 80.283 121.576 905.499 703.640 569.503 361.120 208.383 134.137 771.362 432.499 403.544
136.471 207.587 81.118 126.469 911.223 703.636 566.125 354.362 211.763 137.511 773.712 441.205 411.696
140.085 212.614 84.238 128.376 926.324 713.710 576.072 358.541 217.531 137.638 788.686 451.147 421.295
175.498 224.318 103.788 120.530 944.647 720.329 580.116 355.902 224.214 140.213 804.434 461.788 432.230
0,80 8,74 -0,06 6,14 1,51 10,99
0,20 7,34 -0,09 3,90 0,42 10,25
-0,23 7,12 -1,11 4,43 0,49 9,34
0,15 7,54 -0,03 5,45 0,31 9,26
0,21 6,91 -0,14 4,90 0,46 8,55
0,09 6,62 -0,39 4,66 0,48 8,20
0,03 5,79 -0,49 3,97 0,42 7,28
0,84 6,38 0,03 4,25 1,44 8,04
0,36 6,20 -0,19 3,70 0,82 8,20
0,55 6,21 0,99 3,98 0,22 7,99
1,01 5,33 1,39 1,75 0,72 8,26
0,94 5,06 1,71 1,60 0,36 7,91
0,57 4,82 0,36 2,04 0,68 7,03
8.940 3.936 2.322 21,81
8.905 3.723 2.632 22,26
8.908 4.008 2.267 22,68
8.675 3.922 2.089 23,74
8.279 3.655 2.227 23,74
8.285 4.197 1.862 23,66
8.505 4.085 2.192 23,40
8.535 3.998 1.705 23,53
8.389 3.857 1.713 23,63
8.495 4.044 1.900 23,85
8.537 2.180 1.240 24,05
8.465 328* 700* 24,20
8.457 N.a N.a 24,00
166.474 147.039 223.799 N.a 94.542 89.574 129.257 N.a 955.692 N.a 731.893 N.a 592.715 N.a 350.885 N.a 241.830 N.a 139.178 N.a 816.514 N.a 466.826 N.a 437.942 N.a
HARGA IHK bulanan (%) y-y % IHK-makanan bulanan (%) y-y% IHK-Non makanan bulanan (%) y-y% SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Ekspor Barang Non migas (f.o.b, juta USD)4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD)4) Net International Reserve (juta USD) INDIKATOR KUARTALAN
Tw. I
Tw. II
2003 Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Perubahan Stok Ekspor Impor
4,45 4,12 4,26 19,95 2,90 5,45
Tw. III 2003
3,65 4,64 1,09 -46,84 4,04 0,01
3,97 4,75 -0,41 -6,14 2,76 0,76
Tw. IV 2003 4,35 5,01 0,68 -16,14 6,48 1,78
* angka sementara ** angka sangat sementara *** terdapat penyesuaian data karena adanya pemindahan kredit BBO, BTO dan kredit bermasalah ke AMU-BPPN r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor open file dan PDB (BPS)
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
19