Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Mei 2004
Ikhtisar Perkembangan ekonomi masih membaik.
Perkembangan makro ekonomi dan moneter sampai dengan bulan Mei 2004 masih membaik namun mengisyaratkan upaya-upaya untuk terus mempertahankan stabilitas makro ekonomi yang telah dicapai. Perkembangan harga tetap tinggi namun masih lebih rendah dari bulan sebelumnya walaupun nilai tukar rupiah mengalami tekanan. Sementara uang primer yang masih tetap terkendali dan suku bunga yang masih berada pada level yang rendah menunjukkan kondisi fundamental ekonomi masih terjaga. Memperhatikan perkembangan ekonomi global yang kondusif dan ekonomi domestik yang masih terkendali, maka prakiraan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2004 berkisar 4,3%–4,8%. Sementara, inflasi IHK diperkirakan mencapai kisaran 6,5%-7%, dan nilai tukar rupiah diperkirakan sedikit melemah. Mencermati perkembangan ekonomi-moneter tersebut, Bank Indonesia akan tetap mempertahankan kebijakan moneter yang berhati-hati dalam rangka mencapai sasaran inflasi jangka menengah panjang.
Laju inflasi Mei lebih rendah dari April...
Perkembangan harga pada bulan Mei mencatat inflasi yang sedikit tinggi namun, lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan April. Pada bulan Mei, perkembangan harga-harga mencatat inflasi 0,88% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan 0,97% (m-t-m) pada bulan April. Inflasi pada Mei utamanya disebabkan oleh inflasi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,88% (m-t-m), disusul oleh kelompok perumahan 0,62% (m-t-m) serta kelompok bahan makanan sebesar 0,55% (m-t-m).
..., sementara nilai tukar melemah.
Nilai tukar rupiah pada bulan Mei melemah dibandingkan bulan April. Secara point-to-point, rupiah melemah 6,63% menjadi Rp9.268/USD dan secara ratarata, nilai tukar melemah menjadi Rp9.017/USD. Dari sisi eksternal, tekanan terhadap rupiah berasal dari sentimen pasar terkait dengan kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral AS. Dari sisi domestik, permintaan valas yang cukup tinggi dari korporasi dan meningkatnya ekspektasi risiko rupiah mewarnai perkembangan nilai tukar pada bulan tersebut.
Suku bunga relatif stabil.
Suku bunga instrumen moneter dalam bulan Mei relatif stabil. Suku bunga SBI 1 dan 3 bulan relatif tetap atau hanya menurun sebesar masing-masing 1 bps menjadi 7,32% dan 7,24% dibandingkan 7,33% dan 7,25% pada bulan sebelumnya. Hal ini diikuti oleh tidak berubahnya suku bunga FASBI dan deposito pada level masing-masing 7,0% dan 5,86%. Sementara itu, suku bunga tabungan menurun menjadi 4,49%. Penurunan juga terjadi pada suku bunga kredit dimana suku bunga kredit konsumsi menjadi 17,89%, kredit investasi menjadi 14,98%, dan modal kerja menjadi 14,48%.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
1
Mei 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Uang primer meningkat namun posisi test date masih terjaga..
Posisi uang primer pada akhir Mei 2004 meningkat menjadi Rp147,5 triliun. Posisi sementara test date rata-rata uang primer mencapai Rp143,64 triliun (tumbuh 15,58%, y-o-y), lebih rendah dibandingkan target indikatifnya sebesar Rp148,79 triliun. Dari sisi komponen, kenaikan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya permintaan uang kartal seiring dengan trend penurunan suku bunga dan masih cukup tingginya pertumbuhan ekonomi.
M1 dan M2 menuruan.
Pada bulan April, M2 masih menunjukkan penurunan, mencapai Rp930,8 triliun. Penurunan M2 terutama disebabkan oleh lebih rendahnya simpanan berjangka valas dibandingkan simpanan lainnya, semakin rendahnya insentif penanaman di deposito, dan adanya pengalihan dana dari bentuk simpanan berjangka ke pasar surat utang negara (SUN). Sementara itu, M1 juga menurun, mencapai Rp215,4 triliun karena menurunnya uang giral.
Kondisi perbankan secara umum masih membaik.
Kondisi perbankan bulan April secara umum masih membaik. Rasio LDR (loan to deposit ratio), NIM (net interest margin), dan kredit meningkat. NPL (non performing loan) dan permodalan tidak banyak mengalami perubahan. Sementara itu, total DPK menurun utamanya bersumber dari penurunan giro, sedangkan tabungan dan deposito relatif tidak berubah. Selain itu, rasio kecukupan modal (CAR) masih terjaga pada kisaran 22%.
2
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Mei 2004
Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal Perkembangan harga selama Mei 2004 mencatat inflasi sebesar 0,88% (m-t-m), sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi April sebesar 0,97% (m-t-m). Sementara itu, inflasi secara tahunan pada bulan Mei tercatat sebesar 6,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (5,92%/y-o-y). Kenaikan harga ini terutama didorong oleh kenaikan harga dari sisi eksternal sejalan dengan meningkatnya inflasi di negara-negara mitra dagang dan melemahnya nilai tukar rupiah. Dari sisi domestik, kenaikan tarif transportasi, komunikasi dan jasa keuangan juga menyumbang kenaikan inflasi pada bulan Mei.
Inflasi pada bulan Mei tercatat cukup tinggi ...
% y-o-y 16,0
% m-t-m 3,0
Transportasi & Komunikasi
14,0
Kesehatan
2,0 12,0
Perumahan
10,0
1,0
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
8,0
Sumbangan
Sandang
0,0 6,0
Inflasi
Bahan Makanan
m-t-m
y-o-y 4,0
-1,0 Jan
Mar Mei
Jul
Sep
Nov Jan
Mar
2002
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
2003
Mar
Mei
2004
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
Sumber : BPS
Sumber : BPS
Grafik 1. Tingkat Inflasi
.. terutama disumbang oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Seperti bulan sebelumnya, semua kelompok barang dan jasa pada bulan Mei mencatat inflasi, dengan kenaikan tertinggi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,88% (m-t-m), disusul oleh kelompok perumahan 0,62% (m-t-m) terutama pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air, serta kelompok bahan makanan sebesar 0,55% (m-t-m).
% y-o-y 16,0
Rp/USD 9.500 9.142 9.067
Headline
14,0
9.000
12,0
8.890 8.958
Exclusion
8.921
8.620 8.508 8.432 8.439 8.487 8.337 8.570 8.501 8.230 8.455 8.386
8.419
8.500 10,0
8.000
8,0 6,0 4,0
9.003
8.922 8.803
8.895
7.500 Jan
Mar
Mei
Jul
2002
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Jan
Mar
2004
Mei
7.000 Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2002
2003
2004
Sumber : Bloomberg
Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah
3
Mei 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Inflasi inti relatif stabil.
Inflasi inti pada bulan Mei relatif stabil, dari 6,7% (y-o-y) pada bulan April menjadi 6,79% (y-o-y). Hal ini mencerminkan bahwa kenaikan demand masih dapat diimbangi oleh supply.
Rupiah mengalami tekanan...
Nilai tukar Rupiah sepanjang bulan Mei mengalami tekanan yang diiringi dengan volatilitas yang juga meningkat. Nilai tukar Rupiah pada bulan Mei secara pointto-point melemah 6,63% menjadi Rp9.268/USD dibandingkan posisi akhir April. Sementara itu, secara rata-rata, nilai tukar melemah menjadi Rp9.017/USD atau sebesar 4,5% dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi ini diiringi pula dengan meningkatnya volatilitas yang mencapai 2,78% dibandingkan 0,78% pada bulan April (Grafik 5).
...terutama disebabkan oleh faktor eksternal yang diikuti oleh faktor domestik...
Dari sisi eksternal, tekanan terhadap rupiah pada awalnya dipicu oleh perubahan sentimen akibat adanya analisis mengenai prospek perekonomian dunia yang ditandai dengan kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral AS. Dari sisi domestik, permintaan valas yang cukup tinggi dari korporasi yang ditengarai untuk memenuhi kewajiban luar negeri (genuine demand) maupun untuk tujuan spekulatif (bandwagon effect). Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah meningkatnya ekspektasi risiko terhadap rupiah ke depan, sebagaimana terindikasi dari meningkatnya premi swap 1 bulan, walaupun umumnya bersifat sementara (Grafik 6).
Persen 5,0
Persen 12,0
4,5 4,0
11,0
3,5
10,0
1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan
3,0
9,0
2,5 Volatilitas Kurs Rp
2,0
8,0
Rata-rata Volatilitas
1,5 1,0
7,0 6,0
0,5 0,0 Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2002
2003
2004
Sumber : Bloomberg, diolah
Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
...namun demikian rupiah masih ditopang oleh sejumlah faktor positif.
5,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2003
2004
Grafik 6. Premi SWAP
Namun demikian, perkembangan nilai tukar rupiah masih ditopang oleh faktor positif seperti masih cukup tingginya cadangan devisa dan masih menariknya interest rate differential. Di samping itu, membaiknya indikator risiko jangka panjang — tercermin dari menurunnya angka yield spread antara Yankee bonds dan US T-Notes menjadi 186 bps pada bulan Mei dari 216 bps pada bulan April (Grafik 7) — dan kebijakan sterilisasi/intervensi Bank Indonesia di pasar valas serta rencana implementasi paket kebijakan stabilisasi ekonomi1 turut menahan pelemahan rupiah lebih lanjut. 1 Paket kebijakan stabilisasi rupiah terdiri dari 3 aspek : pengendalian likuditas rupiah, penyempurnaan ketentuan kehati-hatian perbankan terkait dengan posisi devisa netto (PDN) dan pemantauan permintaan valas.
4
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Premi Resiko (bp)
Rp/USD 9.400
Mei 2004
Indeks 100
9.200
360
90
Yield Spread
9.000
310
80
8.800
IDR/USD
8.600
260
82,49
70
8.400 210 160
8.200
60
8.000
50
Jan Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2003
Source : Bloomberg
Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei
2004
2001
2002
2003
2004
Sumber : CIEC dan blomberg (diolah)
Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah
Indeks REER dan BRER menurun.
Grafik 8. Real Effective Exchange Rate
Melemahnya nilai tukar rupiah di atas, menyebabkan nilai tukar riil yang tercermin pada indeks Real Effective Exchange Rate (REER) pada bulan Mei mengalami penurunan dari 88,72 pada bulan April menjadi 82,48 (Grafik 8), sehingga menjadikan rupiah secara riil masih tetap undervalued. Dari indeks Bilateral Real Exchange Rate (BRER) yang menurun dari 69,16 pada bulan April menjadi 64,58 pada bulan Mei membuat nilai tukar rupiah riil menjadi paling kompetitif bila dibandingkan dengan beberapa negara pesaing ekspor Indonesia termasuk dengan Malaysia dan Thailand yang sebelumnya terlihat lebih kompetitif (Grafik 9).
Indeks 90
Persen 14
RRC
85
13
Korea Selatan
80
12
75 70
Singapura
11
Malaysia
65
JIBOR 1 Bulan
9
Thailand
60 Indonesia
FASBI O/N
8
55
7
50 Mar
SBI 1 Bulan
10
Mei
Jul
Sep
Nov
2002
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
2003
Mar
2004
Sumber : CEIC dan Bloomberg (diolah)
Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate
Suku bunga instrumen moneter relatif stabil...
Mei
6
Jan
Feb
Mar
Apr
Jun
Jul
2003
Ags
Sep
Okt
Des
Jan
Feb
Mar
Mei
2004
Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang
Dalam rangka menerapkan kebijakan moneter yang berhati-hati untuk mencapai sasaran inflasi jangka menengah, suku bunga instrumen moneter dalam bulan Mei relatif stabil. Suku bunga SBI 1 dan 3 bulan relatif tetap atau hanya menurun sebesar masing-masing 1 bps menjadi 7,32% dan 7,24% dibandingkan 7,33% dan 7,25% pada bulan sebelumnya. Hal ini juga diikuti oleh tidak berubahnya suku bunga FASBI bulan Mei yaitu pada level 7,0% (Grafik 10). Kebijakan tersebut ditujukan untuk menurunkan aksi spekulasi atau pemanfaatan ekses likuiditas yang berpotensi menekan rupiah.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5
Mei 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Volume PUAB (Miliar Rp)
Suku Bunga (%)
3500,0 3000,0 2500,0 2000,0 1500,0 1000,0
2953.5 2534.4 2523.08 2690.7 2359.0 2280.0 2157.9 2078.91 2036.05 2037.30 1972.80 1931.0 1678.2 1831.62 1844.0 1799.6 1822.12 1678.42 1651.7 2105.67 1858.4 1566.62 1702.8 1667.69 1715.2 1783.56 1575.29 1557.31 1471.06 1328.2 1626.19 1033.1 1208.3 1483.62
Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi
500,0
Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore
0,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
14,0
Persen 19
12,0
17
10,0
15
8,0
13
6,0
11
4,0
9
2,0
7
0,0
5
Jam Dep. 1 SBI 1 WA Dep 1 WA Feb
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2003
Ags
Jun
Apr
Okt
Des
Feb
Apr
2002
2004
Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore
Jun
Ags
Okt
Des
Feb
2003
Apr
2004
Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan
...diikuti oleh relatif tetapnya suku bunga PUAB pagi O/N...
Seiring dengan relatif stabilnya suku bunga instrumen moneter, rata-rata suku bunga PUAB pagi O/N pada bulan Mei relatif tidak berubah, menurun sebesar 5 bps dari 17,18% pada bulan April menjadi 7,13%, sedangkan rata-rata suku bunga PUAB sore O/N hanya meningkat sebesar 8 bps dari 5,23% pada bulan April menjadi 5,31% (Grafik 11). Sementara itu, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB pagi O/N mencatat kenaikan dari Rp1 triliun pada bulan April menjadi Rp1,17 triliun. Demikian pula, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB sore O/N relatif tidak berubah dari Rp2,03 triliun pada bulan April menjadi Rp2,07 triliun.
..., serta suku bunga simpanan perbankan dan suku bunga kredit.
Penurunan suku bunga instrumen moneter pada bulan April telah diikuti oleh penurunan suku bunga kredit dalam skala yang lebih rendah, sementara suku bunga simpanan perbankan tidak berubah. Selama bulan April, suku bunga kredit konsumsi, investasi dan modal kerja hanya menurun masing-masing sebesar 22 bps, 14 bps dan 14 bps menjadi masing-masing sebesar 17,89%, 14,98% dan 14,48%. Demikian pula suku bunga tabungan hanya menurun sebesar 13 bps menjadi 4,49%, sedangkan suku bunga deposito 1 bulan relatif belum berubah atau tetap pada posisi 5,86% (Grafik 12 dan 13). Perkembangan tersebut menyebabkan spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit menyempit.
Persen 21
1,5
20
1,0
1,18
0,84
0,73
19
0,5
0,63
0,53
0,51
0,45 0,17 0,02
18
0,0
17
0,26
-0,5
-0,27
Kredit Modal Kerja
Kredit Investasi
Kredit Konsumsi
-0,47
Jun
Ags
2002
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
2003
Okt
Des
Feb
2004
Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit
6
Apr
Mar
Mei
0,10
-0,32 -0,57 -0,76
-0,84
-1,0
14 Apr
0,16 0,02
-0,19
15 Feb
0,30
0,26 -0,02
-0,06 -0,21 -0,20
16
1,24
Covered Interest Rate Parity Trend (Covered Interest Rate Parity)
1,39
Jul
2002
Sep
Nov
Jan
Mar Mei
Jul
2003
Sep
Nov
Jan
Mar Mei
2004
Grafik 14. Covered Interest Rate Parity
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Covered interest rate parity menurun.
Mei 2004
Sejalan dengan naiknya premi swap karena menurunnya ekspektasi pelaku pasar dan menurunnya suku bunga domestik yang diwakili suku bunga JIBOR sebesar 4 bps menjadi 7,42%, Covered interest parity (CIP) pada bulan Mei mengalami penurunan dari 0,84% pada bulan April menjadi 0,1% (Grafik 14)2 .
IHSG 930
Kapitalisasi (Rp miliar) 600.000 550.000
IHSG
830
500.000 730
450.000
Kapitalisasi 630
400.000 350.000
530
300.000 430
250.000
330
200.000 Jan Mar Apr
Sumber : BEJ
Mei Jun Jul Ags Sep
2003
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2004
Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi
IHSG mengalami penurunan...
Kinerja pasar modal pada bulan Mei 2004 mengalami penurunan dibandingkan kinerja bulan April, sebagaimana terlihat dari menurunnya indeks harga saham gabungan (IHSG), kapitalisasi pasar, rata-rata volume perdagangan saham dan nilai harian transaksi. IHSG di Bursa Efek Jakarta (BEJ) menurun dari 783,413 pada bulan April menjadi 732,516 pada bulan Mei. Penurunan tersebut merupakan imbas dari penurunan indeks saham yang terjadi di beberapa bursa internasional di samping ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund yang mendorong pemain asing untuk terus melakukan net penjualan. Seiring dengan menurunnya IHSG, nilai kapitalisasi pasar juga mencatat penurunan dari Rp529,8 triliun pada bulan April menjadi Rp493,2 triliun pada bulan Mei.
...diikuti volume transaksi dan nilai perdagangan yang juga menurun.
Selain daripada itu, rata-rata volume transaksi harian tercatat juga menurun dari 1,8 miliar lembar saham pada bulan April menjadi 0,4 miliar saham. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian mencatat penurunan dari Rp1,09 triliun pada bulan April menjadi Rp0,45 triliun pada bulan Mei.
Uang Primer Uang primer meningkat...
Posisi uang primer pada akhir Mei 2004 meningkat sebesar Rp1,1 triliun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp147,5 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer mencapai Rp143,64 triliun (tumbuh 15,58%, y-o-y), lebih rendah dibandingkan target 2 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) – suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) – premi swap (1 bulan).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
7
Mei 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
indikatifnya sebesar Rp148,79 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, kenaikan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya permintaan uang kartal sebesar Rp0,7 triliun seiring dengan trend penurunan suku bunga dan masih cukup tingginya pertumbuhan ekonomi. Triliun Rp
105.000
160,0
100.000
155,0
95.000
150,0
90.000
145,0
85.000
140,0
Target Indikatif
135,0
Aktual Test Date
80.000
130,0
75.000
125,0
70.000
120,0
65.000 Sep
Nov
Jan
2002
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Grafik 16. Uang Primer
...terutama karena ekspansi bersih NCG...
Jan
Mar
Jan:I Feb:I Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:I Sep:I Okt:I Nov:I Des:I Jan:I Feb:I Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:I Sep:I Okt: I Nov:I Des:I Jan:I Feb:I Mar :I Apr:I Mei:I
115,0
Mei
2004
2002
2003
2004
Grafik 17. Pergerakan Mingguan Uang Kartal
Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan uang primer terutama bersumber dari ekspansi bersih NCG sebesar Rp10,9 triliun yang diimbangi oleh kontraksi OPT sebesar Rp6,5 triliun (Tabel 1). Kontraksi OPT tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi FASBI sebesar Rp12,5 triliun yang melampaui ekspansi SBI sebesar Rp6 triliun. Sementara itu, ekspansi rekening rupiah bersumber dari pembayaran SUN jatuh tempo dan kupon SUN yang melebihi penerimaan pajak. Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya (Miliar Rp)
April
Mg I
Mei Mg II Mg III
Mg IV
Perubahan Bulanan
Base Money Statutory reserves shortfall Reserve Money Currency - Currency outside banks - Cash in vaults Comercial Banks Positive Balance at BI of which frozen banks & banks without TPL Private sector Demand Deposits
146.341
146.401
143.497
142.382
147.532
1.131
146.341 105.900 90.528 15.372 38.790 185 1.651
146.401 106.129 92.172 13.957 38.539 185 1.733
143.497 103.051 89.492 13.559 38.878 185 1.568
142.382 101.967 88.566 13.401 38.770 185 1.645
147.532 106.781 91.118 15.663 39.103 185 1.648
1.131 652 -1.054 1.706 564 0 -85
Net International reserves (USD=Rp7000) Net Domestic Assets 1. Net Claims on Central Government 2. Liquidity Support a. IBRA and IBRA Banks b. Non IBRA Banks 3. Liquidity Credit 4. Other Claims 5. Open Market Operations - SBI - FasBI 6. Net Other Items
179.848
179.585
178.814
177.708
175.009
-4.576
-33.507 -37.158 204.883 200.571 4.312 13.505 5.664 -147.624 -126.824 -20.800 -72.777
-33.184 -39.262 204.883 200.571 4.312 13.533 5.665 -145.352 -121.036 -24.316 -72.651
-35.317 -44.031 204.883 200.571 4.312 13.533 5.660 -142.631 -120.961 -21.670 -72.731
-35.326 -39.178 204.883 200.571 4.312 13.529 5.658 -146.723 -115.043 -31.680 -73.495
-2 7.477 -25.760 204.883 200.571 4.312 13.522 5.661 -151.804 -114.968 -36.836 -73.979
5.707 13.502 0 0 0 -11 -4 -6.452 6.068 -12.520 -1.328
37.640 965
37.596 758
38.046 647
37.692 893
37.696 1.222
100 464
Memorandum item GWM Excess GWM
8
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
...,sementara NIR relatif tetap dan NDA ekspansif.
Mei 2004
Perkembangan NIR pada bulan Mei relatif tidak menunjukkan banyak perubahan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu mencapai USD25 miliar (Grafik 18). Sementara itu, NDA mencatat ekspansi dari negatif Rp33,51 triliun pada bulan April menjadi negatif Rp27,48 triliun pada bulan Mei yang disebabkan oleh ekspansi pada NCG (Grafik 19).
(Triliun Rp.)
(Miliar USD) 27,0
10,0 NIR (aktual)
26,0
NDA
0,0
25,0
(adjusted target)
-10,0
24,0 23,0
-20,0
22,0
-30,0
21,0 20,0
-40,0
NIR (adjusted target)
19,0
-50,0
18,0 Jan
Feb
Mar Apr Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov Des Feb
2003
Mar Apr
Mei
NDA (aktual) Jan
Feb Mar Apr Mei Jun
Jul
Ags
Sep
Okt Nov Des
Feb Mar Apr Mei
2003
2004
Grafik 18. Posisi NIR
2004
Grafik 19. Posisi NDA
Likuiditas Domestik M2 pada bulan April masih menunjukkan penurunan, mencapai Rp930,8 triliun dibandingkan Rp935,1 triliun pada Maret, terutama disebabkan oleh lebih rendahnya simpanan berjangka dalam valas (Tabel 2). Selain itu, lebih rendahnya M2 juga dipengaruhi oleh semakin rendahnya insentif penanaman deposito seiring dengan terus turunnya suku bunga deposito dan adanya pengalihan dana dari bentuk simpanan berjangka ke pasar surat utang negara (SUN). Sementara itu, pada bulan April, M1 juga menurun mencapai Rp215,4 triliun yang disebabkan karena menurunnya uang giral. Penurunan yang terjadi pada komponen M1 dan M2 tersebut menyebabkan pertumbuhan M1 dan M2 riil mengalami penurunan (Grafik 20).
M2 dan M1 menunjukkan penurunan…
Persen 25,0
Persen 20 M1 Riil
20,0
15 M2 Riil 10
15,0
5
10,0
0
5,0
(5)
0,0
(10)
-5,0 Jan
Mar
Mei
Jul
2002
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Jan
Mar
2004
Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Growth Divisia M2
Growth M2
Poly. (Growth Divisia M2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4
2001
2002
2003
2004
Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2
9
Mei 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
...sejalan dengan ekspansi rekening pemerintah.
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan M2 utamanya disebabkan oleh ekspansi rekening pemerintah menjadi Rp441,6 triliun. Di lain pihak, posisi kredit rupiah maupun valas meningkat masing-masing sebesar 1,7% (m-t-m) dan 2% (m-t-m) menjadi Rp353,54 triliun dan Rp101,3 triliun (Tabel 2). Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi)
INDIKATOR BESARAN MONETER KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD) FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI Memorandum Items Nilai Tukar (posisi neraca)
Proses penciptaan uang di sistem perbankan masih belum optimal namun mulai membaik...
10
Des 2002
2004
2003 April
Jun
Sep
883.908
893.365
894.213
911.224
743.443
758.513
759.191
773.712
191.939
190.810
194.878
207.587
Des
Jan
Mar
Apr
(%,y-o-y)
955.692
947.277
935.161
927.832
3,86
816.514
805.289
793.103
793.150
4,57
223.799
216.343
218.999
215.448
12,91 23,97
80.686
73.023
77.091
81.118
94.542
90.619
86.794
90.528
111.253
117.7871
17.787
126.469
129.257
125.724
132.205
124.920
6,06
691.969
702.555
699.335
703.637
731.893
730.934
716.162
712.384
1,40
551.504
567.703
564.313
566.125
592.7155
88.946
574.104
577.702
1,76
359.847
364.615
363.460
354.362
350.885
346.347
327.722
328.549
-9,89
191.657
203.088
200.853
211.763
241.830
242.599
246.382
249.153
22,68
140.465
134.852
135.022
137.512
139.178
141.988
142.058
134.682
-0,13
15,71
15,54
16,30
16,39
16,44
16,82
16,54
15,55
0,04
250.696
247.320
236.660
240.781
271.820
269.714
287.824
270.734
9,47
510.351
503.297
506.218
481.552
479.885
486.229
449.011
441.646
-12,25
389.296
407.230
417.875
441.205
466.826
461.827
477.504
487.071
19,61
365.410
382.176
390.563
411.696
437.942
432.738
446.593
454.859
19,02
271.851
287.7842
99.665
318.820
342.027
335.129
347.363
353.548
22,85
93.559
94.392
90.899
92.877
95.917
97.610
99.231
101.311
7,33
23.886
25.054
27.312
29.509
28.884
29.089
30.911
32.212
28,57
-266.434 -257.037
-266.199
-252.483
-262.839 -270.493
-279.178
-268.619
4,51
8.285
8.389
8.587
8.661
8.940
8.675
8.465
8.441
Perkembangan indeks money divisia menurun walaupun secara trend masih meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi masyarakat untuk menyimpan dana dalam bentuk simpanan jangka pendek masih tinggi terutama untuk kebutuhan konsumsi disamping karena kurang menariknya suku bunga simpanan perbankan jangka yang lebih panjang. Menurunnya pertumbuhan money divisia yang diikuti pula dengan turunnya M2 membuat spread di antara keduanya relatif tidak berubah dibanding periode sebelumnya (Grafik 21). Selain itu, proses penciptaan uang juga terlihat belum optimal sebagaimana tercermin dari angka pengganda uang M2 (APU 2) dan M1 (APU 1) yang relatif tidak berubah (Grafik 22).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Mei 2004
Persen 13,0
Persen 2,0
APU1 (M1/M0) Skala Kanan
12,0
APU2 (M2/M0)
11,0
1,8
C/DPK (%)
10,0
1,6
9,0 8,0
1,4
7,0 6,0
1,2
5,0 4,0
1,0 Jan Mar
Mei
Jul Sep
Nov
Jan Mar
2002
Mei
Jul Sep
Nov Jan
2003
Mar
2004
Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK
Sektor Eksternal Ekspor total mengalami peningkatan...
Ekspor Indonesia pada bulan April mencapai USD5,2 miliar, lebih tinggi dibandingkan ekspor bulan sebelumnya atau tumbuh sebesar 2,68% (m-t-m). Kenaikan ini utamanya bersumber dari meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 3,92% menjadi USD4 miliar, sementara ekspor migas secara total mengalami penurunan. Kenaikan ekspor nonmigas tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan ekspor mesin-mesin/pesawat mekanik, bahan bakar mineral, alas kaki, plastik dan barang dari plastik serta bijih, kerak dan abu logam. Selain itu, berdasarkan negara tujuan, kenaikan ekspor nonmigas terutama ke negara Jepang, Amerika dan Singapura. Sementara, ekspor migas pada bulan April mencapai USD1,18 miliar, menurun sebesar 1,4% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh tingginya penurunan ekspor minyak mentah yang tidak dapat diimbangi oleh kenaikan ekspor hasil minyak dan gas. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD)
Nilai FOB Keterangan
Maret 2004
April 2004
Jan - Apr 2003
Jan - Apr 2004
% Perubahan Apr 2004 thd Mar 2004
% Peran thd Total Jan - Apr 2004
% Perubahan Jan - Apr 2004 thd 2003
Total Ekspor
5.069,6
5.205,3
20.197,3
20.210,8
2,68
100,00
0,07
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.198,4 529,8 105,7 562,9
1.181,7 463,1 153,0 565,6
4.879,3 1.956,4 613,9 2.309,0
4.715,2 1.944,4 469,1 2.301,7
-1,39 -12,59 44,75 0,48
23,33 9,62 2,32 11,39
-3,36 -0,61 -23,59 -0,32
Non Migas
3.871,2
4.023,6
15.318,0
15.495,6
3,94
76,67
1,16
Sumber : BPS
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
11
Mei 2004
... impor meningkat.
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Sementara itu, impor pada bulan April meningkat 0,78% (m-t-m) menjadi USD3,15 miliar, utamanya bersumber dari naiknya impor non migas sebesar 5% (m-t-m) mencapai USD2,3 miliar sementara impor migas menurun 8,9% (m-t-m) mencapai USD0,86 miliar. Kenaikan impor non migas ini berasal dari impor mesin dan pesawat mekanik, bahan kimia organik, besi dan baja serta mesin dan peralatan listrik. Penurunan impor migas terutama berasal dari turunnya impor minyak mentah. Tabel 4. Impor Indonesia Nilai CIF
Keterangan
Total Impor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas
Maret 2004
April 2004
3.132,3
(Juta USD)
% Perubahan Apr 2004 thd Mar 2004
% Perubahan Jan - Apr 2004 Thd 2003
% Peran Thd total Jan - Apr 2004
% Peran Thd Total Jan - Apr 2004
Jan - Apr 2003
Jan - Apr 2004
3.157,7
10.997,1
12.118,9
0,81
10,20
100,00
100,00
949,2 639,6 309,6 -
863,8 442,6 420,0 1,2
2.448,0 1.305,0 1.143,0 0,0
3.308,7 1.961,4 1.344,5 2,8
-9,00 -30,80 35,66 -
35,16 50,30 17,63 -
27,30 16,19 11,09 0,02
27,52 17,10 10,40 0,02
2.183,1
2.293,9
8.549,1
8.810,2
5,08
3,05
72,70
72,48
Sumber : BPS
Posisi pinjaman luar negeri turun USD1,6 miliar...
Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan April mencapai USD134,5 miliar, menurun dibandingkan posisi bulan Maret USD136,1 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya pinjaman LN pemerintah sebesar USD2,3 miliar menjadi USD79,6 miliar pada bulan April sementara pinjaman LN swasta mengalami kenaikan USD0,56 miliar menjadi USD52,96 miliar. Penurunan pinjaman LN pemerintah tersebut bersumber dari adjustment nilai tukar dan menurunnya penarikan pinjaman LN pemerintah. Sementara itu, peningkatan pinjaman LN swasta terutama berasal dari naiknya pinjaman LN lembaga keuangan (bank dan non bank) sebesar USD0.09 miliar menjadi USD8 miliar dan bukan lembaga keuangan sebesar USD0,47 miliar menjadi USD44,8 miliar. Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD)
Mar Pemerintah 71.677 Swasta 58.299 Lembaga Keuangan 8.735 Bank 6.309 Non Bank 2.426 Bukan Lembaga Keuangan 49.564 Surat-Surat Berharga 1.580 Total
2002 Jun Sep 74.157 56.493 8.372 5.848 2.524 48.121 1.486
72.994 56.390 8.021 5.164 2.857 48.369 1.436
131.556 132.136 131.290
2003 Des 74.497 55.212 7.642 4.870 2.772 47.570 1.470
Mar
Jun
74.513 76.008 53.750 53.288 7.806 7.056 4.850 4.059 2.956 2.997 45.944 46.232 1.203 1.290
Sep
2004 Des
77.709 81.666 52.991 51.942 7.571 7.537 4.414 4.316 3.157 3.221 45.420 44.405 1.253 1.794
Jan
Feb
81.480 80.509 52.839 52.560 7.726 7.718 4.385 4.320 3.341 3.398 45.113 44.842 1.759 1.620
Mar*) Apr*) 81.217 52.776 7.968 4.479 3.489 44.808 2.626
79.661 52.957 8.080 4.559 3.521 44.877 1.912
131.343 129.466 130.586 131.953 135.402 136.078 134.689 136.619 134.530
* Angka Sementara
12
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Mei 2004
Pembayaran pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan April menurun USD0,39 miliar dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD1,5 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh berkurangnya pembayaran pokok pinjaman LN sebesar USD0,43 miliar dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD1,3 miliar sedangkan pembayaran bunga relatif tetap (USD0,2 miliar). Berdasarkan pemiliknya, penurunan tersebut disebabkan karena berkurangnya pembayaran pinjaman LN pemerintah dan swasta masing-masing USD0,1 miliar dan USD0,28 miliar sehingga menjadi USD0,58 miliar dan USD0,97 miliar (Tabel 6).
...demikian pula pembayaran pinjaman LN.
Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Miliar USD)
Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest
Total 2002
Mar
20.983
2004
Jun
Sep
Des
Total 2003
Jan
Feb*
Mar*
Apr*
1.293
2.305
1.717
1.966
18.900
1.246
1.411
1.956
1.564
16.950 4.033
1.135 158
1.926 378
1.524 193
1.471 496
15.669 3.231
973 273
1.183 228
1.755 201
1.326 237
7.374 5.009 2.365
358 248 110
826 562 264
498 355 143
781 398 383
6.450 4.000 2.451
680 456 224
687 507 180
690 532 158
586 397 189
13.609 11.941 1.668 5.808 5.323 485 4.825 4.372 453 983 951 32 7.801 6.617 1.183
935 886 48 398 391 7 308 307 1 90 84 6 537 496 41
1.478 1.364 114 941 909 32 908 878 31 33 31 1 537 455 82
1.219 1.170 50 440 435 4 381 379 1 59 56 3 780 735 45
1.186 1.073 113 423 395 28 372 345 27 51 50 1 762 677 85
12.449 11.669 780 5.656 5.521 136 5.078 4.965 113 579 556 23 6.793 6.148 645
566 517 49 376 348 28 347 320 27 29 28 1 189 169 20
724 676 48 353 351 2 336 334 2 17 17 0 371 326 45
1.266 1.223 42 755 751 5 684 682 1 72 68 3 511 473 38
978 930 48 718 700 18 659 648 11 59 52 7 260 230 30
A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest
2003
* Angka Sementara
Sektor Riil Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi...
Pertumbuhan ekonomi sampai dengan bulan Mei masih didominasi oleh sektor konsumsi, sementara pertumbuhan investasi dan ekspor masih relatif terbatas. PDB triwulan pertama 2004 3 tumbuh 4,46% (y-o-y) didukung oleh pertumbuhan konsumsi sebesar 6,43% (y-o-y), investasi sebesar 4,24% (y-o-y) dan ekspor sebesar -13% (y-o-y). Secara sektoral, sektor yang mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 13,8% (y-o-y) disusul sektor bangunan sebesar 7,3% (y-o-y) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6% (y-o-y).
3 Sejak akhir Mei 2004, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi 2000.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
13
Mei 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
... seperti tercermin pada hasil survei.
Indikasi peningkatan konsumsi ditunjukkan oleh naiknya indeks keyakinan konsumen dari 90,7 pada bulan April menjadi 91,5 pada bulan Mei (Grafik 23). Hal tersebut dikonfirmasi pula oleh hasil survei JETRO yang menunjukkan peningkatan permintaan domestik sejalan dengan meningkatnya permintaan ekspor (Grafik 24). Selain itu, peningkatan konsumsi tersebut juga didorong oleh ekspektasi positif terhadap kondisi perekonomian saat ini dan masa mendatang.
Indeks Ekspektasi Konsumen
120,0
Indeks Keyakinan Konsumen
Kondisi Ekonomi Saat Ini
optimis
100,0
pesimis
80,0 60,0 40,0 Feb
Apr
Jun Ags
Okt
Des
Feb
Apr
2002
Jun
Ags
Okt Des
Feb
2003
Difussion Index 50 40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40 -50
Permintaan: domestik Inventory
Permintaan:ekspor Harga jual:domestik
Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Mei-Jul
Apr
2001
2004
2002
2003
2004
Sumber : JETRO
Grafik 23. Survei Konsumen
Grafik 24. Survei JETRO
Indeks produksi pada bulan April 2004 sedikit menurun dan terjadi pada hampir semua industri, kecuali industri kertas, percetakan dan penerbitan serta industri barang dari logam (Grafik 25 dan 26). Hal tersebut diiringi oleh menurunnya kapasitas produksi di bulan April pada hampir semua industri kecuali industri makanan, industri kertas, percetakan dan penerbitan dan industri kayu, rotan dan rumputan.
Indeks produksi sedikit menurun.
Indeks 200
Persen 80
180 160
60
140 120
40
100 80
20
60
Indeks Total Tekstil, pak. jadi & kulit
Makanan, minuman & Tembakau Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik
Total
40 Feb
Apr
Jun
Ags
2002
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
2003
Grafik 25. Indeks Produksi
14
Des
Feb
Apr
2004
0
Feb
Apr
Jun
Ags
2002
Makanan
Okt
Des
Feb
Tekstil
Apr
Jun
Kimia
Ags
Okt
Des
2003
Feb
Apr
2004
Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Mei 2004
Kondisi Perbankan Kinerja perbankan masih membaik.
Secara umum kinerja perbankan pada bulan April masih membaik, seperti tercermin pada rasio LDR (loan to deposit ratio) dan NIM (net interest margin) yang meningkat serta NPL (non performing loan) yang relatif stabil. LDR meningkat dari 43,7% pada bulan Maret menjadi 44,9% pada bulan April. NIM yang mencerminkan pendapatan perbankan dari selisih perolehan bunga meningkat dari 5,7% menjadi 5,9%. Kinerja NPL relatif stabil di sekitar 7,7% dan rasio kecukupan modal (CAR) berkisar 22% (Tabel 7). Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp) Bank
Keterangan Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal
Des-02
Jan-03
Feb-03
Mar-03
Jun-03
1.112,2 835,8 410,3 38,4 23,0 8,1 2,1 4,0 93,0
1.117,8 824,6 402,6 37,5 23,5 8,4 2,1 3,8 95,5
1.105,1 832,0 411,2 40,8 26,7 8,2 1,2 3,6 99,5
1.100,0 833,4 420,5 39,7 24,6 8,2 0,6 4,0 98,1
1.111,7 846,8 434,1 40,3 22,9 8,0 1,2 4,1 99,6
Dana pihak ketiga menurun sementara posisi kredit meningkat.
Sep-03 1.130,4 863,5 454,2 42,0 19,6 7,9 1,3 4,7 106,3
Des-03
Jan-04
1.068,4 885,2 477,2 43,2 19,3 8,2 3,0 3,2 110,8
1.157,2 886,5 475,0 40,1 23,8 8,2 2,8 5,2 117,9
Feb-04 1.152,7 877,1 477,3 42,9 23,7 8,3 2,6 5,1 120,2
Mar-04
Apr-04
1.150,0 875,1 485,9 43,7 23,5 7,8 2,7 5,7 120,9
1.145,2 871,9 496,1 44,9 22,5 7,7 2,1 5,9 120,7
Sementara itu, total DPK bulan April menurun menjadi Rp871,9 triliun dan modal perbankan menurun menjadi Rp120,7 triliun. Posisi DPK yang menurun utamanya bersumber dari penurunan giro sebesar Rp8,2 triliun menjadi Rp217,9 triliun, sementara tabungan dan deposito relatif tidak berubah yaitu Rp250,6 triliun dan Rp404,5 triliun (Grafik 27). Di sisi lain, posisi kredit masih meningkat menjadi Rp496,1 triliun walaupun persetujuan kredit baru maupun realisasi penarikan pada bulan April mengalami penurunan sebesar Rp3,1 triliun dan Rp0,75 triliun (Grafik 28). Hal tersebut disebabkan oleh ekspektasi debitur terhadap penurunan lebih lanjut suku bunga kredit.
Triliun Rp 500
Total DPK (Triliun Rp) 900
450
880
400 350
860 840
300
Miliar Rp 30.000
Proporsi (%) 70,0 Persetujuan
Realisasi
Proporsi
25.000
50,0
20.000
40,0
820
250
800
200 150
780
100
760 Giro
50
Deposito
Tabungan
Total
740 720
0 Feb
Apr
Jun
Ags
2002
Okt Des
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt Des
2003
Feb Apr
2004
Grafik 27. Dana Pihak Ketiga
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
60,0
15.000 30,0 10.000
20,0
5.000
10,0 0,0
0 Jan Mar Mei
Jul
2002
Sep
Nov Jan Mar Mei
Jul Sep
2003
Nov
Jan Mar
2004
Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru
15
Mei 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Berdasarkan jumlah kredit yang disalurkan, kredit modal kerja menempati urutan pertama yaitu Rp234,9 triliun, disusul kredit konsumsi Rp121,8 triliun, dan kredit investasi Rp102,8 triliun. Sementara itu, kredit konsumsi meningkat 2,57%, kredit investasi 2,43%, dan kredit modal kerja 2% (Grafik 29). Sektor perbankan masih lebih memfokuskan penyaluran kreditnya ke sektor konsumsi dibandingkan ke sektor lainnya, seiring dengan masih tingginya persepsi risiko perbankan terhadap dunia usaha.
Kredit masih didominasi kredit modal kerja...
Total Kredit (Triliun Rp) 540
Kredit Per jenis (Triliun Rp) 250,0 Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
510
200,0
480 450
150,0
420 100,0
390 360
50,0
330 Channeling
Total Kredit
Total Adjst
300
0,0 Mar
Jun Sep
Des
Jan
Feb
Mar Jun
2002
Sep
Des
Jan
2003
Feb
Mar Apr
2004
Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan
NPL-gross relatif tetap.
Pada bulan April 2004, NPL-gross relatif tetap pada kisaran 7,7%, sementara NPLnet menunjukkan perbaikan dari posisi 2,7% bulan Maret menjadi 2,1% (Grafik 30). Sementara itu, NIM perbankan tetap meningkat (Grafik 31) seiring dengan masih lebarnya spread antara suku bunga dana dan suku bunga kredit.
Posisi permodalan relatif stabil.
Selanjutnya, kondisi permodalan yang ditunjukkan oleh capital adequacy ratio (CAR) pada bulan April masih relatif stabil di atas 20%. Selain itu, posisi permodalan tidak mengalami perubahan yang berarti, sekitar Rp120 triliun.
Persen 14,0
Triliun Rp 500 450
12,0
400
10,0
350
8,0 6,0
Kredit (kanan)
NPLs Net (%) (kiri)
NPLs (%) (kiri)
0,0 Feb
Apr
Jun
Ags
2002
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
2003
Grafik 30. Perkembangan NPL
16
250
4,0
100
Feb
Apr
2004
5,20 4,90 4,69 4,48 4,47 4,39
5,0 4,5
150
2,0
5,5
300 200
4,0
Triliun Rp 6,0
3,21
3,96 4,01 3,82 4,12 3,66 3,71 3,78 3,95 3,93 3,55 3,85 3,63 3,65 3,35 3,38
Feb
Apr
3,5 3,30 3,0
50
2,5
0
2,0
3,42
Jun
2002
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
5,89 5,89
5,10
3,20
Ags
2003
Okt
Des
Feb
Apr
2004
Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Mei 2004
Prospek Pertumbuhan PDB untuk triwulan II-2004 diprakirakan 4,3% - 4,8%…
Memperhatikan perkembangan ekonomi global yang kondusif dan ekonomi domestik yang masih terkendali, maka prakiraan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2004 berkisar 4,3%–4,8%. Dari sisi permintaan, pengeluaran konsumsi masih tetap menjadi penggerak utama perekonomian sementara kepercayaan dunia usaha yang masih tinggi diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengeluaran investasi dan ekspor. Di sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari prakiraan semula, dengan penyumbang utama masih tetap berasal dari sektor industri, pertanian dan perdagangan.
...,inflasi diprakirakan berada pada kisaran 6,5% 7% (y-o-y)...
Inflasi IHK pada triwulan II-2004 diperkirakan mencapai sekitar 6,5%-7% (y-o-y), sementara inflasi inti diperkirakan berada pada batas atas kisaran semula yaitu 6%-7% (y-o-y). Faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan inflasi ke depan diperkirakan berasal dari imported inflation dan pergerakan nilai tukar rupiah. Sementara itu, faktor internal diperkirakan belum memberikan tekanan inflasi yang berarti.
..., dan nilai tukar rupiah diprakirakan sedikit melemah dari proyeksi semula.
Nilai tukar rupiah selama triwulan II-2004 diperkirakan sedikit melemah dari proyeksi semula. Beberapa faktor eksternal yang berpotensi mempengaruhi pergerakan rupiah ke depan utamanya adalah ekspektasi kenaikan Fed Fund rate. Sementara faktor domestik yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah yaitu perkembangan kondisi dalam negeri menjelang pelaksanaan PEMILU Presiden dan Wakil Presiden dan ekspektasi korporasi domestik terhadap kondisi nilai tukar rupiah ke depan.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
17
Mei 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Indikator Terkini Jan
Feb
Mar
SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3)
Apr
Jun
Sep
Des
Jan
Feb
Mar
2003
Apr
Mei
2004
12,69 12,94 12,64 13,49 12,71 425
12,24 12,68 12,35 13,15 12,30 399
11,40 11,97 11,90 12,90 11,72 398
11,06 11,29 11,44 12,48 11,37 451
9,53 10,18 10,31 11,55 9,81 505
8,66 8,75 7,67 8,58 8,69 598
8,31 8,34 6,62 7,14 8,35 692
7,86 8,15 6,27 6,68 7,99 753
7,48 7,70 5,99 6,38 7,55 761
7,42 7,33 5,86 6,11 7,38 736
7,33 7,25 5,86 6,01 7,2 783
BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah
127.407 180.111 75.908 104.203 873.683 693.572 550.357 362.553 187.804 143.215 730.468
125.936 181.530 74.555 106.975 881.215 699.685 557.107 368.970 188.137 142.578 738.637
125.211 181.239 72.323 108.916 877.776 696.537 558.977 370.692 188.285 137.560 740.216
124.969 182.963 73.023 109.940 882.809 699.846 562.218 370.398 191.820 137.628 745.181
132.403 195.219 77.091 118.128 894.554 699.335 564.313 363.460 200.853 135.022 759.532
136.471 207.587 81.118 126.469 911.223 703.636 566.125 354.362 211.763 137.511 773.712
166.474 223.799 94.542 129.257 955.692 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 816.514
147.039 216.343 90.619 125.724 947.277 730.934 588.946 346.347 242.599 141.988 805.289
142.518 219.033 86.846 132.187 935.745 716.712 575.282 332.373 242.909 141.430 794.315
142.730 219.087 86.882 132.205 935.248 716.161 574.103 327.722 246.381 142.058 793.190
Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum
382.536 390.750 400.353 407.229 417.875 441.205 466.826 461.827 465.114 477.504 487.071 358.084 366.467 376.141 382.175 390.563 411.696 437.942 432.738 437.040 446.593 454.857
7,32 7,24 Na Na 7,18 732
146.341 147.532 215.448 Na 90.528 Na 124.920 Na 930.832 Na 715.384 Na 577.702 Na 328.549 Na 249.153 Na 137.682 Na 793.150 Na Na Na
HARGA Inflasi bulanan (%) y-y %
0,80 8,74
0,20 7,34
-0,23 7,12
0,15 7,54
0,09 6,62
0,36 6,20
0,94 5,06
0,57 4,82
-0,02 4,60
0,36 5,11
0,97 5,92
0,88 6,47
8.940 3.936 2.322 21,81
8.905 3.723 2.632 22,26
8.908 4.008 2.267 22,68
8.675 3.922 2.089 23,74
8.285 4.197 1.862 23,66
8.389 3.857 1.713 23,63
8.465 3.717 2.335 24,20
8.441 3.837 2.049 24,00
8.447 3.763 2.117 24,10
8.587 3.871 2.183 25,70
8.661 4.024 2.293 25,00
9.268 Na Na 25,00
SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD)
INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor
Tw. I
Tw. II
Tw. IV
2003 4,45 4,12 4,26 2,90 5,45
Tw. I 2 0 0 4*)
3,65 4,64 1,09 4,04 0,01
4,35 5,01 0,68 6,48 1,78
4,46 6,43 4,24 -13,00 0,85
* angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor open file dan PDB (BPS)Tw. I 2004*)
18
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter