Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2003
Ikhtisar Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik.
Perkembangan perekonomian hingga akhir Desember 2003 secara umum mencerminkan stabilnya dan membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia pada tahun 2003 yang ditunjukkan dari perbaikan indikator makro ekonomi seperti laju inflasi, nilai tukar rupiah, neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Penerapan kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dengan upaya memelihara stabilitas dan mendukung percepatan pemulihan ekonomi telah membantu meningkatkan kepercayaan investor yang merupakan faktor pendukung kinerja perekonomian dalam tahun 2003 ini. Untuk tahun 2004, kestabilan makro ekonomi diperkirakan akan terus berlanjut sejalan dengan perkiraan stabilnya nilai rupiah dan inflasi IHK diperkirakan masih relatif rendah yaitu pada kisaran 5%-6% dan cadangan devisa relatif memadai. Kestabilan makro ekonomi tersebut akan menciptakan iklim kondusif bagi perekonomian yang diperkirakan tumbuh sebesar 4%-5%. Dalam hubungan dengan perkiraan ekonomi tahun 2004, kebijakan Bank Indonesia akan tetap diarahkan untuk mempertahankan kestabilan moneter yang telah dicapai.
Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November...
Inflasi bulan Desember 2003 tercatat lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Kendati demikian, inflasi yang tercatat sebesar 0,94% (m-t-m) relatif cukup tinggi dibandingkan gerakan musimannya. Relatif tingginya inflasi bulan Desember 2003 ini dibanding pola musimannya terutama disumbang oleh kenaikan harga kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi dan kelompok sandang. Sementara itu stabilnya nilai tukar rupiah kembali mendorong penurunan inflasi kelompok barang traded dibanding bulan sebelumnya. Dengan perkembangan ini maka untuk keseluruhan tahun 2003 inflasi IHK mencapai 5,06% atau lebih rendah dibanding tahun 2002 yang mencapai 10,03%.
...diikuti dengan kurs yang masih stabil...
Pergerakan nilai tukar rupiah masih relatif stabil. Bila dibandingkan level akhir November 2003, rupiah menguat Rp85 (1,02%) sehingga ditutup menjadi Rp8.420/USD sementara secara rata-rata sedikit menguat 0,16% dari Rp8.501/ USD menjadi Rp8.487/USD. Stabilnya rupiah ini tidak terlepas dari kondisi fundamental ekonomi yang baik sehingga dapat menahan potensi tekanan terhadap rupiah seperti peningkatan permintaan valas untuk kebutuhan akhir tahun. Beberapa hal lain yang turut mendukung sentimen positif terhadap rupiah adalah pencairan pinjaman IMF, hasil sidang CGI yang positif, rencana penjualan aset oleh BPPN, minat beli investor asing terhadap saham domestik yang tinggi serta kondisi keamanan akhir tahun yang relatif aman. Di sisi eksternal, selama bulan Desember mata uang dolar cenderung melemah terhadap mata uang regional juga turut mendorong stabilitas tersebut. Dengan demikian, untuk keseluruhan tahun 2003 nilai tukar secara rata-rata menguat sebesar 7,78% dan berada pada level Rp8.593.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
1
Desember 2003
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Faktor utama yang mendorong penguatan rupiah tersebut adalah perbaikan country risk diikuti oleh surplus NPI (yang tercermin pada meningkatnya cadangan devisa), selisih suku bunga riil yang masih menarik, perbaikan terms of trade dan pengaruh depresiasi USD secara global. ... suku bunga masih turun.
Perkembangan inflasi yang cenderung turun masih membuka peluang penurunan suku bunga instrumen moneter. Penurunan tersebut juga dimungkinkan dengan longgarnya likuiditas perbankan seperti tergambar pada kondisi lelang yang mengalami oversubscribed. Suku bunga SBI di bulan Desember 2003 turun cukup besar sebesar 18 bps menjadi 8,31% sementara suku bunga SBI 3 bulan turun sebesar 4 bps menjadi 8,34%. Sementara itu, suku bunga simpanan perbankan bulan November 2003 masih melanjutkan tren penurunan sedangkan suku bunga kredit turun lebih lambat. Kondisi tersebut menyebabkan spread antara suku bunga simpanan dan kredit semakin melebar. Maka, selama tahun 2003, suku bunga SBI 1 dan 3 bulan masing-masing turun sebesar 493 bps dan 497 bps.
Uang primer kembali menurun...
Uang primer pada bulan Desember 2003 menurun dibandingkan posisinya di bulan November 2003. Penurunan ini terkait dengan mulai kembalinya uang kartal di masyarakat seusai perayaan lebaran. Posisi uang primer tercatat lebih rendah dari posisinya di bulan November yaitu turun sebesar Rp9,0 triliun sehingga menjadi Rp166,5 triliun. Dengan perkembangan tersebut, posisi test date sementara uang primer pada bulan Desember mencapai Rp152,1 triliun, lebih tinggi dari target indikatifnya sebesar Rp146,6 triliun. Masih lebih tingginya posisi test date sementara dibanding dari target indikatifnya terkait dengan kembali meingkatnya uang kartal di paro kedua Desember 2003 akibat pola musiman akhir tahun seperti persiapan menghadapi hari raya Natal dan tahun baru serta peningkatan giro bank untuk mengantisipasi kebutuhan di akhir tahun. Secara tahunan, posisi uang primer akhir Desember tersebut meningkat sebesar 20,43% (y-o-y).
Uang beredar tetap tumbuh secara positif.
Uang beredar (M1 dan M2) tetap tumbuh secara positif. M1 dan M2 pada November 2003 masing-masing tumbuh sebesar 14,14% dan 8,57% sementara secara riil tumbuh masing-masing tumbuh sebesar 8,35% dan 3,08%. Pertumbuhan ini sejalan dengan pertumbuhan pada uang kartal dan giral tumbuh masing-masing sebesar 19,29% (y-o-y) dan 10,04% (y-o-y) sementara uang kuasi kembali tumbuh lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya yaitu mencapai 6,95% (y-o-y). Dari perkembangan indeks money divisia masih terdapat indikasi berlanjutnya preferensi masyarakat terhadap simpanan jangka pendek. Hal ini searah dengan indikator rasio C/DPK yang masih tinggi dan tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Indikator-indikator tersebut masih mengindikasikan belum optimalnya proses penciptaan uang oleh perbankan.
2
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Fungsi intermediasi semakin membaik.
Desember 2003
Kinerja sektor perbankan terus menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Fungsi intermediasi perbankan yang terus membaik tercermin dari peningkatan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) dan posisi kredit. Selain itu, perkembangan beberapa indikator lain seperti peningkatan nilai net interest margin (NIM) serta penurunan prosentase non performing loan (NPL) mengkonfirmasi perbaikan kinerja perbankan tersebut. Untuk keseluruhan tahun 2003 (sampai dengan bulan Oktober), posisi DPK mencapai Rp879,4 triliun atau meningkat sebesar 5,22% dari akhir tahun lalu sementara kredit meningkat sebesar 13,01% (y-t-d) menjadi Rp463,7 triliun. NPL perbankan secara gross rata-rata sebesar 8,1% sedangkan secara netto rata-rata sebesar 1,1% dengan kecenderungan sedikit menurun dalam bulan-bulan terakhir. Perkembangan NPLs tersebut lebih baik bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2002.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
3
Desember 2003
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Perkembangan Ekonomi, Moneter, Dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal Inflasi Desember cukup tinggi...
Pada bulan Desember, terjadi inflasi yang cukup tinggi, namun lebih rendah dari bulan sebelumnya (1,01%, m-t-m), yaitu sebesar 0,94% (m-t-m). Dengan demikian, untuk keseluruhan tahun 2003 inflasi cenderung menurun mencapai 5,06%. Laju inflasi IHK yang cenderung menurun tersebut terutama dipengaruhi oleh rendahnya dampak administered price serta terkendalinya harga beberapa bahan makanan yang biasanya cenderung fluktuatif serta membaiknya ekspektasi masyarakat.
% y-o-y
% m-t-m 3,0
Transportasi & Komunikasi
15,0 2,0
13,0
0,03 0,35
Kesehatan Perumahan
11,0 9,0
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
0,0 m-t-m
5,0 2002
2003
Sumber : BPS
Grafik 1. Tingkat Inflasi
% y-o-y
2,13
0,00
1,00
2,00
%
Sumber : BPS
% y-o-y 19,0 17,0 15,0 13,0 11,0 9,0 7,0 5,0 3,0 1,0 -1,0 -3,0
16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 Non-Food
0,0 Jan FebMarApr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov DesJan FebMarApr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des
2002
2003
Grafik 3. Inflasi Food dan Non Food
4
-1,00
Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
18,0
Food
1,67
Semua kelompok barang mengalami kenaikan harga dan inflasi terutama disumbang oleh kenaikan harga kelompok bahan makanan, makanan jadi dan sandang. Masing-masing memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,54%, 0,19% dan 0,13%. Kenaikan harga yang terjadi lebih terkait dengan faktor musiman akhir tahun. Sejalan dengan perkembangan tersebut, kelompok food dan non-food pada periode laporan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,60% (m-t-m) dan 7,91% (m-t-m).
...karena inflasi pada kelompok bahan makanan, makanan jadi dan sandang.
2,0
Sumbangan Inflasi
Bahan Makanan
-1,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1,02 0,04
Sandang
7,0 y-o-y
0,28
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
1,0
Traded
Non-Traded
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2002
2003
Sumber : BPS
Grafik 4. Inflasi Traded dan Non-Traded
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Inflasi traded terus turun.
Desember 2003
Akibat perkembangan nilai tukar rupiah yang stabil, inflasi traded kembali menunjukkan penurunan dari 2,81% (y-o-y) pada bulan sebelumnya menjadi 2,60%, y-o-y. Di sisi lain, inflasi non-traded juga turun dari 10,05% (y-o-y) pada bulan November menjadi 9,63% (y-o-y) (Grafik 4).
% y-o-y 16,0 Trimmed Mean
14,0
Headline
12,0 Exclusion
10,0 8,0 6,0 4,0 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2002
2003
Grafik 5. Inflasi Inti Tahunan
Inflasi inti bergerak mixed.
Pada bulan laporan, core inflation (inflasi inti) berdasarkan metode trimmed mean mengalami penurunan menjadi 7,40% (y-o-y) sementaran berdasarkan metode exclusion justru mengalami peningkatan menjadi 6,93% (y-o-y). Peningkatan inflasi berdasarkan metode exclusion tersebut terutama disebabkan jenis barang-barang yang dikeluarkan dari penghitungan merupakan jenis barang yang sebagian besar mengalami deflasi seperti barang-barang administered (sebagai contoh adalah beras).
Rupiah menguat tipis...
Melanjutkan perkembangan bulan sebelumnya, nilai tukar rupiah pada bulan Desember relatif stabil. Rupiah secara point to point menguat tipis 1,00% dari Rp8.505/USD menjadi Rp8.420/USD, dan secara rata-rata juga sedikt menguat 0,16% dari Rp8.501/USD menjadi Rp8.487/USD. Rupiah yang stabil ditunjukkan oleh menurunnya rata-rata volatilitas dari 0,24% menjadi 0,13% (Grafik 7).
...didukung oleh faktor fundamental dan sentimen positif...
Kondisi fundamental ekonomi yang baik maupun sentimen positif dapat menahan potensi tekanan depresiasi rupiah, yang terutama diakibatkan oleh peningkatan permintaan valas untuk kebutuhan akhir tahun. Membaiknya kondisi fundamental ekonomi Indonesia antara lain tercermin dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi, dan kecenderungan menurunnya laju inflasi. Sedangkan beberapa hal yang mendukung sentimen positif terhadap rupiah adalah pencairan pinjaman IMF, hasil sidang CGI yang positif, rencana penjualan aset oleh BPPN, minat beli investor asing terhadap saham yang tinggi serta kondisi keamanan akhir tahun yang relatif aman. Di sisi eksternal, selama bulan Desember mata uang dolar cenderung melemah terhadap mata uang regional terutama terkait dengan kasus sapi gila. Sementara itu sentimen negatif terhadap rupiah didorong oleh kasus pembobolan bank BRI dan meningkatnya suku bunga luar negeri.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5
Desember 2003
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Persen 5,0
Rp/USD
9.500 9.142
9.000 8.958
9.067
4,5 8.921 8.890 8.895 8.922 8.803
4,0 8.419
8.500
8.230
8.337
8.508 8.455 8.439 8.501 8.487
3,5
Volatilitas Kurs Rp
3,0 2,5 2,0
8.000
Rata-rata Volatilitas
1,5 1,0
7.500
0,5 0,0
7.000 Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2002 Sumber : Bloomberg
Jul
Ags Sep Okt Nov Des
Sep
Okt Nov Des
Grafik 6. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah
...dengan indikator risiko bergerak mixed.
Jan
Feb
Mar Apr
Mei Jun
2002
2003
Jul
Ags
Sep
Okt Nov Des
2003
Grafik 7. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
Indikator risiko jangka panjang yang diwakili oleh yield spread Yankee Bond dengan US T-Note pada bulan Desember naik menjadi 287bps dari 247 bps. Hal ini mengindikasikan memburuknya risiko jangka panjang Indonesia. Sementara indikator risiko jangka pendek yang dicerminkan oleh premi swap bergerak mixed. Premi swap 1 bulan mengalami peningkatan sementara untuk jangka waktu yang lebih panjang mengalami penurunan Grafik (8).
Rp/USD 9.200
Premi Risiko (bps)
Persen 16,0 1 Bulan 3 Bulan
14,0
6 Bulan 12 Bulan
12,0
430 9.000 380
8.800 IDR/USD
8.600
330 10,0
8.400
Yield Spread
280
8,0 6,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2002 Sumber : Bloomberg dan Reuter diolah
Grafik 8. Premi SWAP
Rupiah masih undervalued.
6
8.200
230 2003
8.000 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2003
Grafik 9. Premi Risiko dan Kurs Rupiah
Nilai tukar nominal yang menguat diikuti oleh penguatan nilai tukar riil yang dicerminkan oleh naiknya indeks REER. Indeks REER bulan Desember meningkat menjadi 88,88 dari 88,36 pada bulan sebelumnya (Grafik 9). Kondisi ini mengindikasikan nilai tukar rupiah yang secara riil masih tetap undervalued. Sejalan dengan pergerakan REER, indeks BRER juga mengalami kenaikan dari 68,53 menjadi 70,40 (Grafik 10). Level tersebut masih mencerminkan kompetitifnya produk ekspor Indonesia dilihat dari sisi harga/nilai tukar dibandingkan beberapa negara pesaing, namun bila dibandingkan Malaysia dan Thailand terlihat bahwa produk ekspor Indonesia mulai kurang kompetitif.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2003
Indeks 90
Indeks 100
RRC
88.36
90
88.88
85 80
Singapura
75 70
Korea Selatan
65
80
60 Malaysia
55 Thailand
50
70 Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
2002
Jun
Ags
Okt
Des
Indonesia
Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2003
2002
2003
Sumber :Bloomberg dan CEIC diolah
Grafik 10. Real Effective Exchange Rate
Suku bunga instrumen moneter kembali turun...
Grafik 11. Bilateral Real Exchange Rate
Suku bunga SBI 1 bulan di bulan Desember turun cukup besar sebesar 18 bps menjadi 8,31% sementara suku bunga SBI 3 bulan turun sebesar 4 bps menjadi 8,34%. Sementara itu, suku bunga Fasbi juga turun sebesar 25 bps sehingga menjadi 8,00%. Berbeda dengan kondisi lelang bulan sebelumnya, lelang bulan laporan diwarnai kondisi oversubscribed yang mencerminkan relatif longgarnya likuiditas perbankan.
Persen 14
Volume PUAB (Triliun Rp) 3000,0
13
2500,0
12
Suku Bunga (%) 14,0 12,0
SBI 1 Bulan
10,0
2000,0
8,0
11
1500,0
FASBI O/N
10 JIBOR 1 Bulan
2534,4 1678,2 1651,7 1702,8 2690,7
1000,0
6,0
1844,0 2157,9 1799,6 1931,0 1328,2 1715,2 2359,0
4,0
9 8
0,0
7 Jan
Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi
500,0
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
2003
Grafik 12. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore Jul
Ags
Sep
Okt
2,0 Nov
Des
0,0
2003
Grafik 13. Nilai Transaksi dan Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore
...diikuti suku bunga PUAB...
Longgarnya kondisi likuiditas perbankan juga mempengaruhi kondisi pasar uang antar bank (PUAB) dimana suku bunga PUAB baik pagi dan sore hari bergerak turun (Grafik 13). Selanjutnya, rata-rata transaksi PUAB untuk sesi pagi dan sore meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Rata-rata transaksi di PUAB pagi dan sore masing-masing meningkat menjadi sebesar Rp2,5 triliun dan Rp2,0 triliun.
...dan suku bunga perbankan.
Suku bunga simpanan dan kredit perbankan bulan November 2003 terus melanjutkan kecenderungan yang menurun. Suku bunga deposito 1 bulan dan tabungan masing-masing turun 20 bps dan 30 bps menjadi 7,47% dan 5,41% (Grafik 14). Sementara itu, suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi (KK) masing-masing turun sebesar 32 bps, 34 bps, dan 13 bps menjadi 15,45%, 15,93% dan 18,87% di bulan November (Grafik 15).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
7
Desember 2003
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Persen 20,0
Persen 21,0
18,0
20,0
16,0
19,0
14,0
18,0
12,0
17,0
10,0 SBI 1 Bln WA
1 Bln Dep. CR
Jam Dep. 1 Bln
Dep 1 Bln WA
16,0
8,0
Kredit Modal Kerja
6,0 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
2002
2002
2003
2003
Grafik 15. Perkembangan Suku Bunga Kredit
Premi swap 1 bulan yang meningkat berdampak pada turunnya covered interest rate parity (CIP). CIP turun dari – 0,39% menjadi – 0,97% (Grafik 16)1 .
Persen 2,5
IHSG 730
2,19
Covered interest rate parity
2,0
Trend (Covered Interest Rate Parity)
1,5
0,63 0,17 0,02
0,0 -0,06
400.000 Kapitalisasi
580 0,53
-0,5
-0,21
450.000
IHSG
630
1,18 0,73 0,51
Kapitalisasi (Rp miliar)
680
1,39
1,0 0,5
Kredit Konsumsi
Jan Feb MarAprMei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
Grafik 14. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan
Covered interest rate parity turun.
Kredit Investasi
15,0
-0,20
0,26
-0,27
-1,0
0,26 -0,02
-0,19 -0,47
350.000
530
0,16
480 0,02
-0,57 -0,76
-0,38
300.000
430
250.000
380 -0,97
200.000
330
-1,5 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes
2002
2003
Grafik 16. Covered Interest Rate Parity
Jan
Mar
Sumber : BEJ
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2003
Grafik 17. IHSG dan Kapitalisasi
IHSG naik tajam...
Perkembangan bursa saham terus menunjukkan peningkatan pada bulan Desember yang ditandai oleh naiknya indeks harga saham gabungan. Indeks ditutup pada titik 691,895 setelah sempat mencapai titik tertinggi mendekati level 700. Maraknya transaksi di bursa saham juga tercermin dari peningkatan kapitalisasi pasar dari Rp411,7 triliun pada bulan November menjadi Rp460,4 triliun.
...dengan volume perdagangan yang meningkat.
Seiring dengan perkembangan di atas, volume transaksi harian dan nilai perdagangan harian saham juga mengalami kenaikan cukup signifikan. Rata-rata volume transaksi harian naik dari 739,88 juta lembar menjadi 2,02 miliar lembar selama bulan laporan. Selain itu, nilai perdagangan harian juga mengalami peningkatan dari Rp636,46 miliar menjadi sebesar Rp910,61 miliar. Kondisi bursa saham yang bergairah pada akhir tahun 2003 ini didorong oleh kondisi
1
Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) – suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) – premi swap (1 bulan).
8
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2003
fundamental ekonomi makro, ekonomi global dan mikro. Dari sisi ekonomi makro, indikator yang diumumkan pada bulan Desember 2003 menunjukkan perkembangan yang positif, seperti laju inflasi yang relatif rendah, PDB nasional yang tumbuh cukup tinggi di kuartal III 2003, serta suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil. Dari sisi ekonomi global, optimisme positif investor terhadap ekonomi Amerika Serikat yang diprediksi mulai membaik menyebabkan fund manager emerging market mulai mengantisipasi terhadap membaiknya ekonomi global dan selanjutnya pada emerging market. Sedangkan di sisi mikro, pada bulan Desember pada umumnya terjadi window dressing oleh sebagian besar emiten sehingga kinerja sahamnya terlihat baik yang pada akhirnya tercermin pada laporan keuangan emiten yang bersangkutan melalui peningkatan wealth value.
Uang Primer Pada bulan Desember, setelah sempat turun cukup tinggi pada paruh pertama bulan laporan, uang primer kembali naik tajam akibat dengan peningkatan uang kartal (Grafik 19) terkait dengan persiapan menghadapi hari raya Natal dan tahun baru serta peningkatan giro bank untuk mengantisipasi kebutuhan di akhir tahun. Namun demikian, posisi uang primer lebih rendah dari posisinya di bulan November yaitu turun sebesar Rp9,0 triliun menjadi Rp166,5 triliun. Dengan perkembangan tersebut, posisi test date sementara uang primer pada bulan Desember mencapai Rp152,1 triliun, lebih tinggi dari target indikatifnya sebesar Rp146,6 triliun (Grafik 18).
Uang primer turun...
Milliar Rp
Triliun Rp 160,0
105.000
155,0
Estimasi (2) = Estimasi (1) + error
100.000
150,0 145,0
95.000
140,0
90.000
Target Indikatif
85.000
130,0
80.000
Aktual Test Date
75.000
2002
Grafik 18. Uang primer
...disebabkan oleh kontraksi OPT.
Des : IV
Nov : III
Okt : II
Sep : I
Jul : IV
Jun : III
Apr : I
Feb : IV
Jan : III
Sep : IV
Ags : III
Jul : II
Jun : I
2004
Apr : IV
2003
Mar : III
2002 * = test date sementara
Estimasi (1) = trend+seasonal
Aktual
65.000 Feb : II
Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan
Jan : I
115,0
Mei : II
70.000
Des : II
125,0 120,0
Nov : I
135,0
2003
Grafik 19. Pergerakan Musiman Uang Kartal
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi, kontraksi uang primer terutama disebabkan kontraksi OPT sebesar Rp15,1 triliun yang terutama berasal dari kontraksi FASBI. Sedangkan rekening pemerintah mengalami ekspansi sebesar Rp7,1 triliun (Tabel 1).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
9
Desember 2003
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya (Miliar Rp)
November 2003
Desember 2003 Mg II Mg III
Mg I
Mg IV
Perubahan Bulanan
Uang Primer Uang kertas dan logam yang diedarkan - dimasyarakat - diperbankan Giro Bank pada Bank Indonesia Giro Sektor Swasta
175.498 125.120 105.426 19.694 48.745 1.633
152.586 112.021 99.052 12.969 38.929 1.636
146.580 105.711 92.817 12.894 39.211 1.658
150.729 105.726 92.058 13.668 43.390 1.613
166.474 112.746 95.488 17.258 52.199 1.529
-9.024 -12.374 -9.938 -2.436 3.454 -104
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cadangan Devisa Bersih (NIR) (USD=Rp7000) Aktiva Domestik Bersih (NDA) 1. Tagihan Bersih pada Pemerintah - Rupiah = Surat Hutang Pemerintah yg berkaitan dgn bank restrukturisasi - USD 2. Bantuan Likuiditas a. IBRA Bank b. Non IBRA Banks . 3. Kredit Likuiditas 4. Tagihan lainnya 5. Operasi Pasar Uang a. SBI b. FASBI 6. Lainnya Bersih (NOI)
168.344
167.002
166.927
168.779
169.378
1.034
7.154 167.105 205.449 245.700 -38.344 36.073 28.444 7.629 13.939 2.721 -121.376 -106.489 -14.887 -91.308
-14.416 170.206 210.084 245.700 -39.878 36.073 28.444 7.629 13.926 2.728 -146.858 -106.217 -40.641 -90.491
-20.347 174.659 213.881 245.700 -39.222 36.073 28.444 7.629 13.883 2.730 -156.732 -107.578 -49.154 -90.960
-18.050 171.596 209.458 245.700 -37.862 36.073 28.444 7.629 13.759 2.548 -151.245 -107.499 -43.746 -90.781
-2.904 174.219 208.901 245.700 -34.682 35.911 28.444 7.467 13.741 2.549 -136.519 -107.025 -29.494 -92.805
-10.058 7.114 3.452 0 3.662 -162 0 -162 -198 -172 -15.143 -536 -14.607 -1.497
NIR kembali meningkat dari USD24,05 miliar pada bulan November menjadi USD24,20 miliar, masih di atas target indikatifnya (USD22,20 miliar). Peningkatan NIR tersebut terutama bersumber dari penerimaan hasil migas. Sebaliknya, posisi NDA mengalami kontraksi dari Rp7,2 triliun menjadi negatif Rp2,9 triliun (Grafik 20 dan 21).
Miliar USD 25,0
Triliun Rp 30,0
NIR
20,0
24,0
10,0
23,0
0,0
22,0
NDA (adjusted target)
-10,0
21,0
-20,0
NIR
20,0
-30,0
(adjusted target) NDA (aktual)
-40,0 -50,0
(aktual)
Ags
Sep
Okt
Nov Des
2002
19,0 Jan
Feb
Mar
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov Des
2003
Grafik 20. Posisi NDA
18,0
Ags
Sep
Okt
Nov Des
2002
Jan
Feb
Mar Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov Des
2003
Grafik 21. Posisi NIR
Likuiditas Perekonomian Uang beredar masih meningkat...
10
Uang beredar secara nominal masih tumbuh positif di bulan November. M1 dan M2 masing-masing tumbuh sebesar 14,14% dan 8,57%. Dengan perkembangan inflasi yang |cenderung menurun, M1 dan M2 riil juga tumbuh positif yaitu masingmasing sebesar 8,35% dan 3,08% (Tabel 2 dan Grafik 22).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2003
Ditinjau dari sisi komponennya, uang kartal dan giral tumbuh masing-masing sebesar 19,29% (y-o-y) dan 10,04% (y-o-y). Sementara itu, uang kuasi kembali tumbuh lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya yaitu mencapai 6,95% (y-o-y). Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar (Miliar Rp)
Kurs Oktober 2003
November
∆ November - Oktober
Kurs Nov 2003
Kurs Okt 2003
Kurs Nov 2003
Kurs Okt 2003
M2 M2 Rp
926.324 788.686
944.647 804.434
943.957 804.434
18.323 15.748
17.633 15.748
M1 Uang Kartal Uang Giral
212.614 84.238 128.376
224.318 103.788 120.530
224.318 103.788 120.530
11.704 19.550 (7.846)
11.704 19.550 (7.846)
Uang Kuasi Deposito Tabungan Simpanan Valas
713.710 358.541 217.531 137.638
720.329 355.902 224.214 140.213
719.639 355.902 224.214 139.523
6.619 (2.639) 6.683 2.575
5.929 (2.639) 6.683 1.885
261.406 217.635 43.771 487.882 183.501 304.381 451.147 421.295 325.647 95.649 29.852 (274.111)
270.802 222.355 48.447 476.335 167.105 309.230 461.788 432.230 333.982 98.249 29.558 (264.278)
269.470 221.261 48.209 476.335 167.105 309.230 461.306 431.748 333.982 97.766 29.558 (263.153)
9.396 4.720 4.676 (11.547) (16.396) 4.849 10.641 10.935 8.335 2.600 (294) 9.833
8.064 3.626 4.438 (11.547) (16.396) 4.849 10.159 10.453 8.335 2.117 (294) 10.958
8.495
8.537
8.495
8.537
8.495
Faktor yang mempengaruhi NFA BI DMBs NCG BI DMBs Claims on Business sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya Net Other Items Kurs
... demikian pula kredit.
Dari sisi faktor-faktor yang mempengaruhi, perkembangan uang beredar pada bulan November disebabkan oleh peningkatan kredit terutama kredit rupiah sebesar Rp8,3 triliun. Kenaikan kredit rupiah tersebut terutama dalam bentuk kenaikan kredit modal kerja untuk sektor perindustrian dan jasa-jasa serta kredit konsumsi. Selanjutnya, NFA meningkat sebesar Rp9,4 triliun yang berasal dari penerimaan hasil migas, pengelolaan devisa dan dana investasi serta pembelian aset luar negeri oleh perbankan domestik. Sementara itu, rekening pemerintah mengalami kontraksi sebesar Rp11,5 triliun yang terutama berasal dari penerimaan pajak dan lelang surat utang negara.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
11
Desember 2003
% y-o-y 12 10 8 6 4 2 0 (2) (4) (6) (8) (10) 1
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Persen 25,0 M1 Real
Pertumbuhan Divisia M2
Trend (Pertumbuhan Divisia M2)
Pertumbuhan M2
Trend (Pertumbuhan M2)
21,0
M2 Real
17,0 13,0 9,0 5,0 1,0 2
3
4
5
6
7
2002
8
9 10 11 12
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11
2003
-3,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov
2001
2002
2003
Sumber: DSM diolah
Grafik 22. Pertumbuhan M1 & M2 Riil
Grafik 23. Pertumbuhan Divisia M2 dan M2
Melanjutkan perkembangan bulan-bulan sebelumnya, indeks money divisia menunjukkan peningkatan, yaitu tumbuh sebesar 9,20% (y-o-y) (Grafik 23). Hal tersebut mengindikasikan masih berlanjutnya preferensi masyarakat terhadap simpanan jangka pendek. Sementara itu, beberapa indikator moneter lainnya seperti angka pengganda uang dan rasio C/DPK tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan. Indikator-indikator tersebut masih mengindikasikan belum optimalnya proses penciptaan uang oleh perbankan (Grafik 24).
Persen 13,0
Persen 2,0
12,0 1,8
11,0 10,0
1,6
9,0 8,0
1,4
7,0 6,0
1,2 C/DPK (%)
5,0
APU2 (M2/M0)
APU1 (M1/M0) Skala Kanan
4,0
1,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2001
2002
2003
Sumber: DSM
Grafik 24. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK
Sektor Eksternal Nilai ekspor kembali menurun...
12
Nilai ekspor Indonesia pada bulan November 2003 mencapai angka USD4,86 miliar atau menurun 2,60% dibanding bulan sebelumnya yang mencatat nilai USD4,99 miliar. Pencapaian nilai ekspor bulan November merupakan yang terendah sepanjang tahun 2003. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya ekspor non migas dari USD3,97 miliar menjadi USD3,80 miliar yang terutama terjadi pada komponen ekspor mesin dan pesawat mekanik. Sementara itu, ekspor migas justru meningkat dari USD1,03 miliar menjadi USD1,06 miliar. Peningkatan
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2003
ekspor migas bersumber dari peningkatan ekspor hasil minyak dan ekspor gas alam. Komponen ekspor migas lain yaitu minyak mentah menurun akibat penurunan dari sisi volume di tengah meningkatnya harga minyak Indonesia di pasar dunia menjadi USD29,48 dari USD29,21 di bulan sebelumnya. ...namun secara kumulatif tetap mengalami peningkatan...
Meski mengalami penurunan dalam dua bulan terakhir, secara kumulatif nilai ekspor pada periode Januari – November 2003 mengalami peningkatan 6,30% dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut disumbang oleh meningkatnya ekspor non migas dan migas masing-masing sebesar 4,25% dan 14,06%. Dengan perkembangan tersebut, kinerja ekspor Indonesia masih relatif baik. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD)
Nilai FOB Keterangan
Oktober 2003
November 2003
Jan - Nov 2002
Jan - Nov 2003
% Perubahan Nov 2003 thd Okt 2003
% Perubahan Jan - Nov 2003 Thd 2002
% Peran Thd total Jan - Nov 2003
Total Ekspor
4.991,6
4.861,9
52.298,2
55.592,8
-2,60
6,30
100,00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.026,0 447,9 74,2 503,9
1.059,1 437,7 101,7 519,7
10.935,5 4.730,8 1.163,1 5.041,6
12.473,5 5.119,8 1.460,0 5.892,9
3,23 -2,28 37,09 3,14
14,06 8,22 25,60 16,89
22,44 9,21 2,63 10,60
Non Migas
3.965,6
3.802,8
41.362,7
43.119,3
-4,11
4,25
77,56
Sumber : BPS
...sementara itu, nilai impor mengalami penurunan.
Sejalan dengan nilai ekspor, nilai impor pada bulan November 2003 juga kembali mengalami penurunan. Nilai impor pada bulan tersebut tercatat sebesar USD2,70 miliar atau turun 1,85% dibanding bulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya impor non migas sebesar 3,25% (m-t-m) menjadi USD2,06 miliar. Sementara itu, impor migas justru meningkat sebesar 2,97% (m-t-m) menjadi USD0,63 miliar. Namun demikian, secara kumulatif nilai impor dalam periode Januari – November 2003 masih menunjukkan peningkatan sebesar 4,13% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya hingga tercatat sebesar USD29,52 miliar. Dalam periode tersebut, pertumbuhan impor terutama didukung oleh impor barang konsumsi dan bahan baku/penolong yang mengalami peningkatan masingmasing sebesar 8,34% dan 7,39% hingga menjadi USD0,20 miliar dan USD1,62 milar. Peningkatan impor barang konsumsi mengkonfirmasi tingginya konsumsi masyarakat yang merupakan kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2003. Sementara itu, kegiatan investasi yang belum terlalu aktif tercermin dari penurunan impor barang modal sebesar 15,90% hingga menjadi USD0,65 miliar dalam sebelas bulan pertama ditahun 2003.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
13
Desember 2003
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 4. Impor Indonesia (Juta USD)
Nilai CIF Keterangan
Total Impor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas
% Perubahan Nov thd Sep 2003
% Perubahan % Peran Thd Jan - Nov 2003 total Jan-Nov Thd 2002 2003
Okt 2003
Nov 2003
Jan - Nov 2002
Jan - Nov 2003
2.750,4
2.699,4
28.343,8
29.515,4
-1,85
4,13
100,00
616,4 405,0 211,4 -
634,7 354,1 280,6 -
5.921,2 2,860,8 3.060,2 0,2
6.945,4 3.613,0 3.310,9 21,5
2,97 -12,57 32,73 -
17,30 26,29 8,19 10650,00
23,53 12,24 11,22 0,07
2.134,0
2.064,7
22.422,6
22.570,0
-3,25
0,66
76,47
Sumber : BPS
Posisi pinjaman luar negeri sedikit meningkat...
Posisi utang luar negeri Indonesia sedikit meningkat dari USD132,58 miliar pada bulan Oktober menjadi USD132,76 miliar pada bulan November (Tabel 5). Posisi utang luar negeri Indonesia dalam tiga bulan terakhir telah berada di atas USD132 miliar yang berarti relatif tinggi dibandingkan posisi pada awal tahun 2003. Peningkatan dalam satu bulan terakhir tersebut terutama bersumber dari meningkatnya pinjaman luar negeri pemerintah serta meningkatnya posisi suratsurat berharga yang dimiliki oleh non-residen. Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD)
2002 Sep Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total
Okt
Nov
Des
Sep*)
2003 Okt*)
Nov*)
73.464 56.390 8.021 5.164 2.857 48.369 1.436
73.176 55.836 7.864 5.066 2.799 47.972 1.405
72.915 55.650 7.572 4.879 2.693 48.078 1.441
74.661 55.212 7.642 4.870 2.772 47.570 1.470
77.828 53.597 7.576 4.412 3.163 46.021 1.336
78.827 52.495 7.538 4.358 3.179 44.958 1.253
78.913 52.454 7.441 4.305 3.136 45.013 1.388
131.290
130.417
130.005
131.343
132.761
132.575
132.755
* Angka Sementara
...disertai turunnya pembayaran pinjaman.
14
Pada bulan November, pembayaran pinjaman luar negeri kembali mengalami sedikit penurunan dibanding bulan sebelumnya dengan total pembayaran sebesar USD1,38 miliar. Penurunan tersebut bersumber dari menurunnya pembayaran baik dari pokok pinjaman maupun bunga pinjaman. Berdasarkan subyek pembayar pinjaman, sektor swasta masih mendominasi jumlah pembayaran dibanding sektor pemerintah. Sektor swasta mencatat pembayaran pinjaman sebesar USD1,01 miliar, sedangkan pemerintah melakukan pembayaran senilai USD0,37 miliar (Tabel 6).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2003
Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Juta USD)
Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest
Total 2002
Mei
20.983
2003 Ags Sep*)
Jun
Jul
1.293
2.305
1.475
1.168
16.950 4.033
1.135 158
1.926 378
1.224 251
7.374 5.009 2.365
358 248 110
826 562 264
13.609 11.941 1.668 5.808 5.323 485 4.825 4.372 453 983 951 32 7.801 6.617 1.183
935 886 48 398 391 7 308 307 1 90 84 6 537 496 41
1.478 1.364 114 941 909 32 908 878 31 33 31 1 537 455 82
Total 2003
Okt*)
Nov*)
1.497
1.440
1.376
16.616
961 207
1.301 197
1.200 240
1.148 227
13.866 2.750
612 413 198
349 190 159
498 355 143
367 189 177
371 211 160
5.669 3.602 2.068
863 811 53 347 342 5 293 290 3 54 52 2 517 468 48
819 771 48 470 463 8 403 396 7 67 67 0 348 308 41
999 946 53 427 423 4 382 380 1 46 43 3 572 523 49
1.074 1.011 63 382 366 15 359 347 12 23 20 3 692 644 48
1.005 938 68 408 397 11 388 377 11 20 20 0 597 541 56
10.946 10.264 682 5.204 5.096 108 4.697 4.612 86 506 485 22 5.742 5.168 574
* Angka Sementara
Sektor Riil Kinerja ekonomi bergerak positif...
Kinerja ekonomi di akhir tahun 2003 menunjukkan perkembangan yang positif. Kegiatan ekonomi dari sisi permintaan maupun penawaran terus meningkat seiring dengan faktor musiman akhir tahun yaitu serangkaian perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru. Dengan perkembangan tersebut, PDB triwulan IV-2003 diperkirakan akan lebih tinggi dibanding triwulan-triwulan sebelumnya.
... didorong konsumsi yang terus meningkat.
Dari sisi permintaan, kegiatan konsumsi yang selama ini menjadi motor bagi pertumbuhan ekonomi masih menunjukkan peningkatan di bulan Desember 2003. Beberapa indikator mengkonfirmasi perkembangan tersebut, seperti hasil survei konsumen yang meliputi indeks keyakinan konsumen, kondisi ekonomi dan ekpektasi konsumen yang cenderung bergerak meningkat (Grafik 25). Hasil survei lain yaitu Survei Penjualan Eceran menunjukkan indeks yang terus berkecenderungan meningkat sepanjang tahun 2003. Selain konsumsi swasta, tingginya konsumsi di akhir tahun juga didukung oleh tingginya konsumsi sektor pemerintah seiring dengan realisasi belanja negara di akhir tahun. Sementara itu, kegiatan investasi di akhir tahun 2003 masih dalam skala yang terbatas bahkan dengan kecenderungan tumbuh negatif dibanding triwulan sebelumnya. Meski demikian, perkembangan investasi ke depan masih optimis tercermin dari hasil survei JETRO yang menunjukkan sentimen bisnis yang cenderung membaik (Grafik 26).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
15
Desember 2003
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Difussion Index 40
Indeks 140 120
Inventory
30
Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini
Harga jual
20 optimis
Ekspektasi Konsumen
10
pesimis
100
0 -10
80
-20 -30
60 40
-40 4
6
8
10
12
2
4
6
2001
8
10
12
2
4
2002
6
8
10
-50
12
2003
Okt Des Feb Apr Jun Ags
2001
Permintaan:ekspor
Okt Des Feb
Apr Jun
2002
Sumber : JETRO
Grafik 25. Survei Konsumen
Kinerja sektor industri cenderung membaik.
Permintaan: domestik Jun Ags
Ags Okt
DesDes-Feb
2003
Grafik 26. Survei JETRO
Dari sisi penawaran, seluruh kegiatan sektor ekonomi diperkirakan juga mengalami kenaikan di akhir tahun 2003 bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Salah satu peningkatan tersebut terlihat dari kinerja sektor industri pengolahan – yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi– melalui peningkatan jumlah produksinya untuk memenuhi permintaan di akhir tahun. Meski sedikit menurun dibanding bulan sebelumnya, utilitas kapasitas terpakai masih dalam tren yang meningkat bila dilihat sejak awal tahun 2003 (Grafik 27). Kondisi yang sama terjadi pada indeks produksi yang juga berada dalam kecenderungan meningkat (Grafik 28).
Persen 80
Indeks 200 180 160
60
140 120
40
100 80
20 Total Kayu, rotan & rumputan Kertas, percetakan & penerbitan
0 Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2002
Makanan, minuman & Tembakau
60
Logam dasar Indeks Total Tekstil, pak. jadi & kulit
Tekstil, pak. Jadi & kulit Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
2003
Grafik 27. Utilisasi Kapasitas Produksi
Nov
40 Jan
Mar
Mei
Jul
2002
Sep
Nov
Makanan, minuman & Tembakau Kertas, percetakan & penerbitan Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Grafik 28. Indeks Produksi
Kondisi Perbankan2 Sepanjang tahun 2003, fungsi intermediasi perbankan cenderung membaik...
Kinerja sektor perbankan terus menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Fungsi intermediasi perbankan yang terus membaik sepanjang tahun tercermin dari peningkatan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) yang diikuti dengan peningkatan posisi kredit. Beberapa indikator lain yang mengkonfirmasi tentang membaiknya kinerja perbankan adalah nilai net interest margin (NIM) yang cenderung meningkat serta prosentase non performing loan (NPL) yang cenderung menurun. 2
Analisis kondisi perbankan ini menggunakan data pada Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) perbankan yang mencerminkan operasional perbankan.
16
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2003
Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp) Banks
Keterangan
Des-02
Total Asset DPK Kredit* SBI NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal
Jan-03 Feb-03
1.112,2 1.117,8 1.105,1 835,8 824,6 832,0 410,3 402,6 411,2 76,9 96,1 108,8 8,1 8,4 8,2 2,1 2,1 1,2 4,0 3,8 3,6 93,0 95,5 99,5
...terlihat dari pengumpulan dana pihak ketiga yang terus meningkat...
Mar-03
Apr-03
Mei-03
Jun-03
Jul-03
Ags-03
Okt-03
1.100,0 833,4 420,5 116,7 8,2 0,6 4,0 98,1
1.106,9 837,8 426,2 111,0 8,2 0,4 4,0 99,5
1.102,9 838,1 428,0 112,7 8,3 1,0 3,9 98,4
1.111,7 846,8 434,1 123,4 8,0 1,2 4,1 99,6
1.113,6 852,2 441,1 125,8 8,3 1,3 4,4 100,0
1.119,1 1.130,4 1.147,9 858,0 863,5 879,4 447,2 454,2 463,7 127,8 128,2 131,2 7,8 7,9 7,8 1,1 1,3 1,2 4,5 4,7 4,5 104,2 106,3 107,8
Pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) terus menunjukkan peningkatan dari bulan ke bulan. Pada bulan Oktober 2003, pengumpulan DPK tercatat sebesar Rp879,4 triliun lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar Rp863,5 triliun (Grafik 29). Meski secara nominal meningkat, pertumbuhan kredit bulan Oktober 2003 (y-o-y) tercatat sebesar 7,0% lebih rendah dibanding pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8,0%. Secara umum, pertumbuhan tahunan selama tahun 2003 relatif lebih rendah dibanding pertumbuhan pada tahun 2002. Kondisi ini terkait dengan kecenderungan penurunan suku bunga sepanjang tahun 2003.
Triliun Rp 500
Total DPK (Triliun Rp) 900
450
880
400 350
860
Kredit Per jenis (Triliun Rp) 250,0 Modal Kerja
Total Kredit (Triliun Rp) 510 Investasi
Konsumsi
480
200,0
450
840
300
820
250
800
200
150,0
420
100,0
390
780
150 100 50
Sep-03
760 Giro
Deposito
Total
Tabungan
0 2002
2003
Grafik 29. Dana Pihak Ketiga
330
740 720
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
360 50,0 Channeling
0,0 Mar
Jun
Sep
2002
Des
Jan
Total Kredit Feb
Mar Apr
Mei
Total Adjst Jun
Jul
Ags
300 Sep
Okt
2003
Grafik 30. Kredit Rupiah Perbankan
...disertai dengan posisi kredit yang juga meningkat.
Peningkatan pengumpulan DPK dibarengi dengan peningkatan posisi kredit. Pada bulan Oktober 2003, posisi kredit tercatat sebesar Rp463,73 triliun yang masih didominasi oleh kredit modal kerja dan diikuti oleh kredit konsumsi (Grafik 30). Meningkatnya posisi kredit tersebut telah mendorong meningkatnya posisi loan to deposit ratio (LDR) dari 38,24% di awal tahun menjadi 42,0%.
Sementara itu, realisasi kredit baru menurun...
Realisasi kredit baru masih berkecenderungan menurun dan bahkan pada bulan Oktober 2003 hanya tercatat sebesar Rp1,7 triliun yang merupakan pencapaian terendah sepanjang tahun 2003. Suku bunga kredit yang tinggi di tahun 2003 ini masih menjadi faktor utama penyebab rendahnya realisasi kredit baru. Dengan
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
17
Desember 2003
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
perkembangan tersebut, proporsi realisasi kredit baru terhadap persetujuan kredit juga terus bergerak menurun (Grafik 31). Secara akumulatif, realisasi kredit dalam sepuluh bulan pertama di tahun 2003 ini tercatat sebesar Rp56,8 triliun lebih rendah dibanding pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp63,5 triliun.
Miliar Rp
Proporsi (%)
Persen
Triliun Rp
70,0
30.000 Persetujuan
Realisasi
60,0
25.000
50,0
20.000
40,0 15.000 30,0 10.000 5.000 0 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
450
14,0
Proporsi
400
12,0
350
10,0
300
8,0
250 kredit (kanan)
6,0
20,0
4,0
10,0
2,0
0,0
0,0
50 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
Okt
Milliar Rp
4,5
3,42 3,38 3,35
3,55
3.66
3,71 3,65
3,85
4,69
4,47
4,12
4,01 3,82
4,0
3,95 3,96 3,93 3,78 3,63
3,0 2,5 2,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Okt Oct Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
2002
2003
Grafik 33. Perkembangan Posisi NIM Perbankan
...sementara, NIM dan permodalan juga cenderung meningkat.
18
Grafik 32. Perkembangan NPL
NPL bulan Oktober 2003 relatif lebih baik dibanding bulan sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan kecenderungan pergerakan NPL sepanjang tahun yang terus membaik. Pada bulan Oktober 2003, NPLs-gross dan NPLs-net masing-masing tercatat sebesar 7,77% dan 1,18%, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sebesar 7,85% dan 1,31% (Grafik 32).
4,39 4,48
3,21
2003
2002
Triliun Rp 5,0
3,30
200 100
2003
3,5
NPLs Net (%) (kiri)
150
Grafik 31. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru
NPL perbankan relatif stabil dengan kecenderungan membaik...
NPLs (%) (kiri)
110.00 108.00 106.00 104.00 102.00 100.00 98.00 96.00 94.00 92.00 90.00 88.00
Permodalan Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
2003
Grafik 34. Permodalan
Pada bulan Oktober 2003, secara nominal nilai net interest margin (NIM) menunjukkan angka Rp4,47 triliun (Grafik 33). Kendati sedikit menurun dibanding pencapaian bulan sebelumnya, namun secara umum terus bergerak meningkat sejak awal tahun 2003. Sejalan dengan membaiknya NIM, indikator perbankan lain seperti kondisi permodalan juga bergerak meningkat hingga mencapai Rp107,8 triliun di bulan Oktober (Grafik 34).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Desember 2003
Prospek Pertumbuhan ekonomi 2004 diperkirakan mencapai 4-5%.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 diperkirakan mencapai 4-5%. Pencapaian kinerja makro ekonomi tahun 2003 telah memberikan dasar yang kokoh bagi Pemerintah dan Bank Indonesia untuk meningkatkan kinerja perekonomian pada tahun 2004. Dari sisi permintaan, meskipun ekspor dan investasi tumbuh meningkat, pendorong pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan bersumber dari konsumsi swasta. Sementara itu ekspor tahun 2004 diperkirakan masih akan tumbuh positif sehingga tetap memberikan kontribusi bagi masih cukup amannya jumlah cadangan devisa yang berada di Bank Indonesia. Dari sisi sektoral, kinerja seluruh sektor ekonomi diperkirakan juga akan mengalami pertumbuhan yang positif.
Inflasi dipekirakan masih relatif rendah pada kisaran 5,5%plus minus 1%.
Di sisi harga, inflasi IHK pada tahun 2004 diperkirakan masih relatif rendah, yaitu pada kisaran 5,5% plus minus 1%. Beberapa faktor yang mempengaruhi inflasi ke depan adalah nilai tukar rupiah yang stabil, relatif seimbangnya interaksi antara permintaan dan penawaran, tekanan administered price yang menurun, serta membaiknya ekspektasi masyarakat terhadap inflasi. Memperhatikan prospek ekonomi ke depan dan faktor risiko yang akan dihadapi, Bank Indonesia akan tetap menerapkan kebijakan moneter yang berhati-hati. Dalam pelaksanaannya, apabila stabilitas makroekonomi dapat terjaga dengan baik, kebijakan moneter dapat diarahkan pada penurunan suku bunga secara bertahap dan berhati-hati. Kebijakan intervensi valas yang terukur juga akan tetap diterapkan guna menghindari gejolak nilai tukar yang berlebihan. Upaya pengendalian likuiditas diarahkan agar kondisi likuiditas sesuai kebutuhan perekonomian. Dalam kaitan itu, rata-rata pertumbuhan uang primer di tahun 2004 diperkirakan akan berada pada kisaran 12%-13%.
Nilai tukar diperkirakan akan stabil.
Perkembangan nilai tukar rupiah tahun 2004 diperkirakan akan tetap stabil pada level Rp8.200-8.700 per dolar AS. Beberapa faktor yang mendukung kestabilan nilai tukar rupiah tersebut antara lain kondisi makroekonomi yang kondusif, berlanjutnya ekspektasi positif menyusul peningkatan credit rating Indonesia serta masih berlanjutnya trend melemahnya dolar AS.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
19
Desember 2003
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Indikator Terkini Jan
Feb
Mar
SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3) BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum
Apr
Mei
Jun
Jul
2003
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
8,49 8,38 6,98 7,58 8,63 617
8,31 8,34 N.a N.a 8,35 692
2003
12,69 12,94 12,64 13,49 12,71 425
12,24 12,68 12,35 13,15 12,30 399
11,40 11,97 11,90 12,90 11,72 398
11,06 11,29 11,44 12,48 11,37 451
10,44 10,88 11,02 12,02 10,78 495
9,53 10,18 10,31 11,55 9,81 505
9,10 9,18 8,95 10,65 9,25 508
8,91 9,06 8,17 9,58 8,99 530
8,66 8,75 7,67 8,58 8,69 598
8,48 8,43 7,47 7,96 8,56 626
127.407 180.111 75.908 104.203 873.683 693.572 550.357 362.553 187.804 143.215 730.468 382.536 358.084
125.936 181.530 74.555 106.975 881.215 699.685 557.107 368.970 188.137 142.578 738.637 390.750 366.467
125.211 181.239 72.323 108.916 877.776 696.537 558.977 370.692 188.285 137.560 740.216 400.353 376.141
124.969 182.963 73.023 109.940 882.809 699.846 562.218 370.398 191.820 137.628 745.181 407.229 382.175
128.844 191.707 75.787 115.920 893.029 701.322 564.550 368.560 195.990 136.772 756.257 410.492 384.158
132.403 195.219 77.091 118.128 894.554 699.335 564.313 363.460 200.853 135.022 759.532 417.875 390.563
131.084 196.589 77.053 119.536 901.713 705.124 567.703 364.615 203.088 137.421 764.292 425.448 397.187
135.148 201.859 80.283 121.576 905.499 703.640 569.503 361.120 208.383 134.137 771.362 432.499 403.544
136.471 207.587 81.118 126.469 911.223 703.636 566.125 354.362 211.763 137.511 773.712 441.205 411.696
140.085 212.614 84.238 128.376 926.324 713.710 576.072 358.541 217.531 137.638 788.686 451.147 421.295
0,80 8,74 -0,06 6,14 1,51 10,99
0,20 7,34 -0,09 3,90 0,42 10,25
-0,23 7,12 -1,11 4,43 0,49 9,34
0,15 7,54 -0,03 5,45 0,31 9,26
0,21 6,91 -0,14 4,90 0,46 8,55
0,09 6,62 -0,39 4,66 0,48 8,20
0,03 5,79 -0,49 3,97 0,42 7,28
0,84 6,38 0,03 4,25 1,44 8,04
0,36 6,20 -0,19 3,70 0,82 8,20
0,55 6,21 0,99 3,98 0,22 7,99
1,01 5,33 1,39 1,75 0,72 8,26
0,94 5,06 1,71 1,60 0,36 7,91
8.940 3.936 2.322 21.81
8.905 3.723 2.632 22.26
8.908 4.008 2.267 22.68
8.675 3.922 2.089 23.74
8.279 3.655 2.227 23.74
8.285 4.197 1.862 23.66
8.505 4.085 2.192 23.40
8.535 3.998 1.705 23.53
8.389 3.857 1.713 23.63
8.495 3.917 1.877 23.85
8.537 N.a N.a 24.05
8.465 N.a N.a 24.20
175.498 166.474 224.318 N.a 103.788 95.488 120.530 N.a 944.647 N.a 720.329 N.a 580.116 N.a 355.902 N.a 224.214 N.a 140.213 N.a 804.434 N.a 461.788 N.a 432.230 N.a
HARGA IHK bulanan (%) y-y % IHK-makanan bulanan (%) y-y% IHK-Non makanan bulanan (%) y-y% SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Ekspor Barang Non migas (f.o.b, juta USD)4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD)4) Net International Reserve (juta USD) INDIKATOR KUARTALAN
Tw. I
Tw. II 2003
Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Perubahan Stok Ekspor Impor
Tw. III 2003
3,38 4,12 5,54 -13,19 0,66 9,42
3,75 5,01 1,65 19,08 0,16 -2,19
3,93 5,31 0,03 43,33 0,70 -5,66
* angka sementara ** angka sangat sementara *** terdapat penyesuaian data karena adanya pemindahan kredit BBO, BTO dan kredit bermasalah ke AMU-BPPN r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor open file dan PDB (BPS)
20
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter