Juni 2015
Kontributor Tetap
……………………………………………………………….. Ryan Kiryanto Chief Economist BNI Telp: 0812-1079864 Dinie Soerjani Ekonom Telp: 0812-1072679 Dedi Arianto AVP Investor Relations Telp: 0818-904400 Dr. Emrinaldi Nur DP, SE, M.Si, Akt, CA Regional Chief Economist Wil. Padang Telp: 0812-7602876 Prof. Dr. Bernadette Robiani, MSc Regional Chief Economist Wil. Palembang Telp: 0812-7121223 Prof. Dr. Rina Indiastuti, SE, MSIE Regional Chief Economist Wil. Bandung Telp: 0812-2379092 Dr. Alimuddin Rizal Riva’i Regional Chief Economist Wil. Semarang Telp: 0813-25359081 Dr. Rudi Purwono, SE, MSE Regional Chief Economist Wil. Surabaya Telp: 0815-9407311 Dr. Marsuki, SE, DEA Regional Chief Economist Wil. Makassar Telp: 0878-80999444 Prof. Dr. I Wayan Ramantha, MM, Ak,CPA Regional Chief Economist Wil. Denpasar Telp: 0812-3801880 Dr. Ahmad Alim Bachri, SE, MSi Regional Chief Economist Wil. Banjarmasin; Telp: 0813-55499568 Dr. Agus Tony Poputra, SE, Ak, MM, MA Regional Chief Economist Wil. Manado Telp: 0811-4301999 Dr. Sidik Budiono, ME Regional Chief Economist Wil. Papua Telp: 0812-25784968
Ekonomi Global
ribu di bulan Maret 2015. Demikian
Dinie Soerjani Ekonom
5,4% pada April 2015 dari sebelumnya yang sebesar 5,5% di bulan Maret 2015.
KONDISI EKONOMI AS MASIH DILIPUTI KETIDAKPASTIAN DAN PELEMAHAN PERTUMBUHAN EKONOMI CHINA Kebijakan kenaikan suku bunga The Fed kembali mengemuka setelah salah seorang pejabat The Fed mengatakan bahwa bank sentral AS itu akan mengikuti jalur kenaikan secara bertahap dan perlahan-lahan dalam kurun waktu tiga hingga empat tahun mendatang. Pada saat ini suku bunga jangka pendek adalah sebesar 3,25% dan diharapkan akan menjadi 4% pada 2017-2018. Komitmen untuk menaikkan suku bunga jangka pendek dipan-
juga dengan tingkat pengangguran yang mengalami penurunan menjadi
Pada Jumat 29 Mei 2015 ini akan diumumkan data pertumbuhan ekonomi AS dimana banyak ekonom memperkirakan akan terjadi kontraksi pada kuartal pertama tahun 2015 ini. Jika hal ini benar-benar terbukti, maka akan menggugurkan dikotomi pertumbuhan ekonomi selama ini, mengingat ekonomi AS yang sebelumnya tercatat naik justru kini ikut mengalami perlambatan dan semakin meredupkan harapan pemulihan ekonomi global. Sementara itu, perekonomian Eropa
dang lebih penting dibandingkan kapan kenaikan suku bunga tersebut dilakukan oleh bank sentral. Pene-
dilaporkan tumbuh 0,4% di bulan Mei ini yang berarti lebih rendah dari harapan awal sebesar 0,5% seiring
gasan Janet Yellen sebagai Gubernur The Fed, bahwa kenaikan suku bunga
upaya bank sentral Eropa, European
akan dilakukan pada tahun ini dan diperkirakan terjadi pada bulan September 2015 tetap menjadi perhatian seluruh dunia. Akan tetapi, sektor manufaktur AS ternyata mengalami pelemahan yang ditunjukkan penurunan Preliminary Purchasing Manager’s Index (PMI) yang turun ke level 53,8 di bulan Mei dari sebelumnya sebesar 54,1 di bulan April. Meskipun demikian sektor ketenagakerjaan tetap tumbuh dengan baik yang tercermin dari pencapaian angka Nonfarm Payroll yang meningkat 223 ribu pada April 2015 dibandingkan dengan penurunan sebesar 85
Central Bank (ECB) yang telah meluncurkan stimulus pada bulan Maret 2015 lalu. Angka yang diumumkan mengecewakan meskipun tidak terlalu buruk mengingat memang terjadi kenaikan pertumbuhan dari kuartal ketiga tahun 2014 yang hanya mencapai 0,3%. Namun demikian secara rerata pertumbuhan ekonomi Eurozone adalah sebesar 0,36% sejak tahun 1995-2015 di mana pernah terkontraksi hingga -2,9% pada kuartal pertama 2009 dan sempat menyentuh pertumbuhan tertinggi sebesar 1,3% pada kuartal kedua tahun 1997 silam.
Juni 2015
Persoalan Yunani juga terus mem-
ekuivalen US$ 317,75 miliar. Proyek
Rendahnya inflasi ini juga masih
bebani perekonomian Eropa seiring semakin dekatnya waktu jatuh tempo
tersebut akan melibatkan pihak swasta karena keterbatasan pemerin-
dipengaruhi penurunan harga minyak dunia sehingga berpeluang mengagal-
utang Yunani kepada IMF sebesar 300 juta euro. Pengetatan anggaran yang dilakukan di Yunani demi memenuhi
tah dalam hal pendanaan. Untuk menerbitkan utang baru, pemerintah
kan pencapaian inflasi 2% yang telah dicanangkan Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda.
persyaratan kreditor, ditentang keras oleh masyarakatnya. Perlambatan ekonomi Eropa salah satunya memang disebabkan kurangnya belanja pemerintah akibat dilakukannya pengetatan anggaran. Krisis utang yang terjadi sejak tahun 2011 mendorong dilakukannya penghematan besar-besaran hingga berdampak pada tertahannya pertumbuhan ekonomi Eurozone. Sementara itu, hantaman perekonomian China juga terjadi setelah pelemahan ekspor terjadi dan ikut menyebabkan kontraksi ekonomi. Pemerintah China terpaksa mulai bergerak melonggarkan likuiditas domestik serta memberikan stimulus demi mengamankan perekonomiannya. Penurunan PMI Markit yang saat ini
China harus berpikir ulang karena jumlah utang pemerintah daerah telah membengkak hingga menyentuh
BOJ telah menyatakan akan men-
angka US$ 3 triliun.
ingkatkan stimulus perekonomian dan meyakinkan bahwa inflasi akan dapat
Berbeda dengan kawasan lainnya, kondisi di Jepang tercatat jauh lebih baik setelah angka pertumbuhan ekonomi melesat untuk bulan Januari hingga Maret lalu, tertinggi dalam
menembus 2% pada September 2016 mendatang. Bank sentral Jepang telah memperhitungkan kenaikan permintaan, terkendalinya persediaan dan ekspektasi kenaikan harga-harga
setahun terakhir. PDB Jepang pada kuartal I tumbuh 0,6% atau lebih baik dari perkiraan awal sebesar 0,4%. Sedangkan secara tahunan tercatat tumbuh 2,4% berkat peran permintaan masyarakat yang meningkat le-
termasuk harga minyak yang akan mendorong meningkatnya inflasi. Dalam beberapa waktu ini memang
bih tinggi dan kenaikan belanja korporasi yang mendorong kenaikan persediaan. Meskipun demikian perekonomian Jepang dianggap masih
“Pertumbuhan ekonomi global yang relatif tertahan hampir di semua kawasan, dapat berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Selain itu, sinyal akan dinaikkan Fed Fund Rate juga turut menambah penguatan dolar sehingga tekanan rupiah diperkirakan tetap tinggi.
rentan
sehingga
Perdana
Menteri
sebesar 49,1 di bulan Mei menunjukkan bahwa era ekspansi telah berakhir. Bank sentral China atau PBOC (People Bank of China) telah menu-
Shinzo Abe tetap mendesak bank sentral Jepang (BOJ) untuk menggerek inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Lembaga dunia IMF berpen-
runkan suku bunga sebanyak tiga kali dalam enam bulan teakhir dan hal ini diyakini akibat ekspektasi melemahnya pertumbuhan ekonomi hingga di bawah 7% di kuartal pertama tahun
dapat bahwa Jepang membutuhkan serangkaian kebijakan terpadu untuk mendorong bergeliatnya perekonomian.
2015 ini. Pemerintah China kini menggiatkan proyek-proyek konstruksi untuk megamankan pertumbuhan ekonomi. Terdapat lebih dari 1.000 proposal
harga yang tercermin dari terjadinya deflasi tetap akan mendorong BOJ menjalankan stimulus yang diperkirakan akan dilakukan pada bulan Oktober mendatang. Data inflasi terbaru
proyek infrastruktur dengan total nilai mencapai CNY 1,97 triliun atau
di Jepang menunjukkan bahwa tingkat inflasi berada di kisaran 0,3%.
terlihat biaya hidup di Jepang terus meningkat.
Akan tetapi lemahnya stabilitas
2
Juni 2015
Berita Domestik
pejabat
Ryan Kiryanto Chief Economist PAYUNG HUKUM ‘RASA AMAN’ ATAS PENERBITAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SERTA MENGGENJOT PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN BELANJA MODAL PEMERINTAH
tersebut dan menyelesaikan inpres tersebut tahun ini juga.
Pemerintah akan menerbitkan payung hukum anti kriminalisasi bagi pejabat yang menerbitkan kebijakan di bidang infrastruktur. Langkah ini dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi para pejabat yang mengambil keputusan dalam pembangunan infrastruktur. Dedy S Priatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan bahwa rencana ini dilakukan oleh pemerintah setelah mereka mengevaluasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur beberapa tahun belakangan ini. Dari hasil evaluasi tersebut, didapat satu penyebab yang menjadi penghambat pembangunan infrastruktur, yaitu keraguan dan bahkan ketakutan pejabat dalam mengambil kebijakan dalam mempercepat pembangunan infrastruktur karena takut dituduh melanggar hukum. Akibat keraguan dan ketakutan tersebut, banyak infrastruktur tidak jalan. Terbukti, dari 87 proyek kerjasama pemerintah swasta yang ditawarkan, hanya dua proyek yang berjalan, karena semua
takut
dikriminalisasi.
Pemerintah akan segera merumuskan inpres antikriminalisasi pejabat
Oleh karena itu, agar keinginan tersebut bisa segera terlaksana, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
tahun lalu menjadi 4,71%, dengan produk domestik bruto (PDB) Rp 2.157,5 triliun berdasarkan harga konstan 2010. Meski kinerja itu terendah dalam enam tahun terakhir, pemerintah menargetkan ekonomi setidaknya masih tumbuh 5,4% hingga akhir tahun ini. PDB, dari sisi tujuh komponen
akan memanggil sejumlah kementerian. Bukan hanya itu saja, kementerian tersebut juga akan melibatkan Kejaksaan Agung, Kepolisian, Badan Pengawasan
pengeluaran, masih didominasi konsumsi rumah tangga Rp 1.188,1 triliun (56,12%), dan berikutnya pembentu-
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Khusus untuk KPK, kabarnya dengan instrumen tersendiri. Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sedangkan sumbangan ekspor barang dan jasa anjlok ke Rp 499,0 triliun (22,12%), terutama dipengaruhi oleh
mengatakan menyambut positif rencana tersebut. Sebagai kementerian yang memegang anggaran infrastruktur terbesar,
nesia. Sementara itu, kontribusi konsumsi pemerintah cuma Rp 133,1 triliun (6,55%), hanya lebih tinggi dari komponen konsumsi lembaga non-
penerbitan payung hukum tersebut
profit yang melayani rumah tangga
bisa memberikan rasa aman bagi jajarannya untuk mengambil kebijakan dalam mempercepat pembangunan infrastruktur.
(LNPRT) dan perubahan inventori. Untuk impor barang dan jasa, yang merupakan faktor pengurang PDB, jumlahnya sebesar Rp 468,5 triliun (21,48%). Dari komponen PDB itu,
Di sisi lain, optimisme pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi masih bisa digenjot lebih tinggi dari tahun lalu sah-sah saja. Namun, tahun ini, hanya perbaikan kerja pemerintah dalam belanja modal-lah yang bisa mewujudkannya. Tekanan pelemahan ekspor, anjloknya daya beli masyarakat, dan membengkaknya pengangguran telah mengganggu laju ekonomi nasional. Pada triwulan I-2015, pertumbuhan ekonomi turun dari 5,02%
kan modal tetap domestik bruto atau investasi Rp 689,1 triliun (32,70%).
perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan Singapura yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indo-
jelas bahwa belanja pemerintah harus lebih besar dan berkualitas untuk mampu mengungkit perekonomian yang lesu. Kelesuan ini antara lain tercermin pada turunnya penjualan mobil yang tergerus 14% pada kuartal I tahun ini. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang paling diharapkan melakukan belanja modal, karena kementerian ini paling banyak
3
Juni 2015
mendapat dana penghematan subsidi
cepat.
pelabuhan-
diantara kota-kota yang ada pada
BBM. Pemerintah harus bekerja ekstra dalam kuartal-kuartal ke depan.
pelabuhan besar juga harus dibangun dibarengi dengan pembangunan ka-
satu daerah dengan daerah lainnya yang berbatasan. Program yang sama
Peran pemerintah menjadi kunci untuk menghela perekonomian nasional. Belanja modal harus dikejar dan
wasan industri terintegrasi. Industri kapal-kapal besar pun harus dikem-
dengan Program Sikawan yang telah berjalan lebih dahulu di Provinsi Sumatera Utara adalah Program
ditingkatkan efektivitasnya. Di semua lini, tender proyek-proyek infrastruktur harus dipercepat untuk menjamin pembangunannya. Anggaran infrastruktur 2015 yang naik menjadi Rp 290 triliun, tertinggi sepanjang sejarah, harus diberdayakan untuk menggerakkan sektor-sektor strategis. Pencairan harus dipercepat mulai kuartal II ini, sehingga masih ada waktu untuk menuntaskan pekerjaan secara efektif hingga akhir tahun. Pemerintah juga harus turun tangan langsung membantu pembebasan lahan yang mengganjal proyek-proyek infrastruktur di berbagai daerah. Pembebasan lahan yang bisa memakan waktu puluhan tahun jelas menghambat pertumbuhan ekonomi. Pembangunan jalan tol lintas kota dan akses ke pelabuhan harus disegerakan. Target harus ditingkatkan tumbuh 20% per tahun, agar pan-
Proyek-proyek
bangkan dengan insentif tinggi serta dukungan pembiayaan untuk kepemilikan kapal. Dengan demikian, sistem tol laut bisa berjalan dan dapat memangkas biaya logistik yang sangat mahal. Hanya dengan begitu industri akan kompetitif dan menembus pasar global serta menjamin keberlangsung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkualitas. (*)
Pojok Regional Emrinaldi Nur DP RCE Wilayah Padang PEKAN SIKAWAN, STRATEGI BARU PENGEMBANGAN KAWASAN RIAU Pekan Sikawan merupakan konsep pembangunan berbasis kawasan yang
jang tol menjadi dua kali lipat dari saat ini. Pembangunan jalan sudah sangat terbukti efektif mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. Demikian pula pembangunan pem-
didasarkan pada pemerataan pembangunan antara empat kabupaten yang ada di Riau yang secara geografi saling berbatasan, yaitu Kota Pekan baru, Kabupaten
bangkit listrik harus dipercepat, terutama yang berbasis energi baru dan terbarukan, seperti geotermal yang
Siak, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan (Pekan SIKAWAN). Konsep yang Pekan
cadangannya tak habis-habis. Perizinan investasi dan negosiasi tarif pem-
Sikawan ini pertama kali diusulkan oleh Walikota Pekanbaru ditujukan untuk tujuan jangka panjang, mengingat adanya kesenjangan
belian listrik yang bisa memakan waktu bertahun-tahun harus diformat
Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo). Kesuksesan Program Pekan Sikawan tersebut tidak dapat lepas dari kesepakatan dari keempat kabupaten kota dan Provinsi Riau. Oleh karenanya Pemprov Riau, Pemkab Siak, Pemkab Pelalawan dan Pemkab Kampar secara eksplisit telah menyatakan kesediaannya mendukung penuh program tersebut, bahkan pada beberapa kabupaten telah mulai dibincangkan di legislatif untuk disusun Perda-nya serta telah pula ditandatangani MoU oleh keempat kepala daerah tersebut. Program ini diakui sebagai program jangka panjang yang dapat menghabiskan waktu
hingga
lima
puluh
tahun
kedepan. Saat ini setiap kabupaten sedang meng-inventarisasi isu strategis rencana kerja sama antara daerah, seperti tata batas administrasi wilayah, pendidikan, kesehatan, pariwisata, pembangunan infrastruktur, transportasi dan lingkungan hidup. Salah satu program pengembangan dan pembangunan yang dilakukan dalam Pekan Sikawan ini adalah pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) pada kawasan Pekan Sikawan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi semakin padatnya kuantitas kendaraan Kota Pekanbaru
4
Juni 2015
yang menjadi pe-nyebab kema-cetan
mempertahankan
ketertarikan
Indonesia (PHRI) yang ada di wilayah
dan sebagai dampak laju pertumbuhan kenda-raan yang tidak
investor untuk terus berinvestasi di Pekanbaru dan Riau secara umum,
Pekan Sikawan bekerjasama mendukung setiap kegiatan
sebanding dengan pemba-ngunan ruas jalan. Sepanjang 2013 jumlah kendaraan roda dua di Pekanbaru
serta mempermudah akses pada pelabuhan dan dermaga yang ada di
pariwisata. Berdasarkan data
Kota mencapai 48.280 unit, sedangkan kendaraan roda empat 20.951. Dari dua jenis kendaraan ini, totalnya ada sebanyak 69.229. Angka ini meningkat di tahun 2014 menjadi 79.118. Sementara itu, untuk wilayah Pekanbaru Selatan, di tahun 2013 total jumlah kendaraan roda dua dan roda empat mencapai 33.851,
Kawasan Pekan Sikawan tersebut. Seperti pengembangan Pelabuhan Tanjung Buton di Kabupaten Siak yang digagas akan berstatus internasional, dimana didalamnya terdapat Kawasan Industi Tanjung Buton (KITB) yang telah menjadi bagian dari program MP3EI. Melalui SAUM, diharapkan juga mampu menunjang akses dari dan ke pelabuhan tersebut dengan
meningkat di tahun 2014 menjadi 35.012. Sementara untuk tahun 2015 ini penambahan kendaraan baru terbanyak masih di Pekanbaru Kota sebesar 4.479 unit, Pekanbaru Selatan
melakukan konektivitas SAUM dan jalan SP. Lago hingga pelabuhan Tanjung Buton sepanjang 91,25 KM, dengan nilai proyek Rp 274 miliar dan diperkirakan selesai 2015. Guna
3.626 unit dan ketiga terjadi di daerah Duri sebesar 1.388 unit. Di sisi lain, penambahan badan jalan dan
mendukung Program SAUM yang digagas, Pemko Pekanbaru telah mendatangkan 60 bus Transmetro
panjang jalan tidak bertumbuh linier
tambahan untuk dapat melayani wilayah Pekanbaru, Siak dan Pelalawan.
dengan pertambahan kendaraan, bahkan hingga April 2015, lebih dari 1.000 Km panjang jalan yang ada di Riau mengalami kerusakan. Guna mempercepat program SAUM tersebut, pihak Pemko Pekanbaru secara khusus telah melakukan pertemuan dengan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan guna membahas pe-
Selain Transportasi, Pemerintah Kota Pekanbaru juga sedang menyiapkan paket wisata terpadu
ngem-bangan layanan BRT (Bus Rapit Transyt) yang menjadi bagian dari SAUM. Program ini dinilai tidak hanya
untuk tujuan wisata ke sejumlah daerah di Pekansikawan. Jika paket wisata terpadu tersebut terwujud diyakini Pekanbaru akan menjadi Kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) atau yang lebih dikenal dengan pergelaran pameran dan pertemuan. Oleh karenanya Pemkot
akan mengatasi per-soalan kemacetan yang ada di Pekanbaru, namun
Pekanbaru secara khusus meminta Asosiasi Perusahaan Perjalanan
juga akan semakin meningkatkan daya saing daerah dan
Wisata Indonesia Perhimpunan Hotel
(Asita) dan dan Restoran
DINAS
Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Riau, sepanjang 2014 lalu kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsi itu mencapai 55.000 kunjungan, 70 persen berasa kunjungan Wisman tersebut berasal dari Malaysia, 20 persen dari Singapura, dan sisanya Cina, Korea, Amerika Serikat dan Australia. Sementara untuk tahun 2015, kunjungan Wisman ke Riau diharapkan meningkat menjadi 60.000 kunjungan. Jumlah ini diyakini akan tercapai mengingat adanya paket ekonomi yang membebaskan visa bagi 45 negara dalam menghadapi melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Tidak hanya aktivitas dan program kepemerintahan yang dilakukan setiap Kabupaten Kota, organisasi bisnis seperti Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dan Real Estate Indonesia (REI) mengambil peran dalam pengembangan dan pelaksaan program Pekan Sikawan tersebut. REI Riau saat ini juga sedang fokus membangun Rumah Sehat Tapak (RST) di wilayah Pekan Sikawan (Pekanbaru, Siak, Kampar dan Kabupaten Pelalawan). Ketua REI Riau A Tambi mengatakan, secara khusus di tiga daerah tersebut, Kampar dan Siak
serta Pelalawa harga
relatif murah dan tersedia lokasi
tanah
masih banyak pengembangan
5
Juni 2015
sehingga pembangunan dapat lebih
menurun jika dibandingkan dengan
mengalami penurunan adalah industri
diprioritaskan (Suluh Riau). Seperti halnya di Kabupaten Kampar masih
pertumbuhan triwulan IV tahun 2014 yang sebesar 1,59 persen.
makanan sebesar 10,32 persen, industri minuman sebesar 2,39 persen
ada sekitar 60 persen basis untuk RST, sedangkan untuk Pekanbaru pembangunan RST sudah sulit untuk
Pertumbuhan produksi tertinggi terja di pada Industri Alat Angkutan
dan industri karet, barang dari karet dan plastik sebesar 8,25 persen. Pertumbuhan produksi Industri
dilakukan karena harga tanah sangat tinggi, sehingga menyulitkan pengembang dalam membangun rumah yang diperuntukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Untuk tahun 2015 REI Riau secara spesifik menargetkan akan membangun 8.000 unit rumah RST. (*)
Bernadette Robiani RCE Wilayah Palembang PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR di SUMBAGSEL Pertumbuhan produksi Industri M a n u f a k t u r B e s a r Sedang provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) triwulan I tahun 2015 sebesar 7,52 persen, meningkat jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV tahun 2014 yang sebesar minus 0,98 persen. Industri dengan pertumbuhan tertinggi adalah Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya sebesar 11,09 persen,sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik yang pertumbuhannya sebesar 1,59 persen.
lainnya sebesar 13,20 persen, sebaliknya pertumbuhan produksi terendah terjadi pada Industri Minuman minus 12,74 persen.
sebesar
Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Lampung pada triwulan I tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 3,34 persen dari pertumbuhan di triwulan IV tahun 2014. Penurunan sebesar 2,40 persen terjadi pada sub sektor industri makanan dan terjadi peningkatan produksi pada Industri Karet, barang dari karet dan plastik
Manufaktur Mikro dan Kecil pada triwulan I tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 5,19 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2014. Industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan produksi antara lain, Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik sebesar 12,11 persen, Industri furniture naik sebesar 7,59 persen, Industri barang logam bukan mesin dan peralatannya naik sebesar 9,55 persen, Industri makanan naik sebesar 5,10 persen. Pertumbuhan
produksi
Industri
sebesar 11,21 persen. Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil di triwulan I 2015 mengalami pertumbuhan yang lebih
Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun 2015 sebesar minus 8,85 persen, lebih rendah dari pertumbuhan produksi di
baik
persen
triwulan IV yang tumbuh sebesar 2,52
dibandingkan triwulan IV tahun 2014. Peningkatan pertumbuhan terbesar terjadi pada sub sektor Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan
persen. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan produksi Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik sebesar 10,74 persen dan Industri makanan yang
sebesar
11,85
Peralatannya sebesar 21,49 persen, sedangkan untuk sub sektor yang mengalami pertumbuhan terendah adalah Industri Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik turun 10,45 persen.
Pertumbuhan Produksi Industri M a n u f a k t u r M i k r o
Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Jambi pada triwulan I tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 2,70
Kecil Sumsel triwulan I tahun 2015 adalah sebesar minus 3,42 persen,
persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2014. Industri yang
sebesar minus 10,78 persen. Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil di triwulan I 2015 tumbuh sebesar 4,03 pe r se n d i ba n di n g ka n d e n g a n pertumbuhan produksi pada triwulan IV 2014 yang tumbuh sebesar minus 4,20 persen. Industri yang mengalami pertumbuhan positif diantaranya yaitu industri Pengolahan lainnya, industri Kayu, Barang dari Kayu,
6
Juni 2015
Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk Furniture) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan
berdampak kepada keberlangsungan
dibandingkan
p r odu ksi in du str i Su mba g se l, ma ka
tahun 2014.
Sejenisnya, industri Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan, dan Industri Tekstil.
pemerintah daerah segera merealisasikan program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan
Secara umum, terlihat bahwa pada
mengurangi ketergantungan dengan pasar ekspor. Upaya lain yang dapat dilakukan pemerintah daerah adalah m e l a ku ka n di f f e r e n si a si d a n diversikasi produk pada industri manufaktur serta meningkatkan promosi untuk memperluas pasar. (*)
triwulan 1 tahun 2015 terjadi penurunan pertumbuhan produksi industri manufaktur untuk skala Besar dan Sedang di empat provinsi di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Pemicu penurunan tersebut adalah penurunan produksi di industri makanan dan industri karet dan barang dari karet. Penurunan daya beli masyarakat di wilayah Sumbagsel (secara khusus) yang di se b ab k an an tar a lain oleh melemahnya harga komoditi andalan seperti karet dan Crude Palm Oil (CPO) sejak awal tahun 2014, serta daya beli masyarakat Indonesia (secara umum), mempengaruhi permintaan terhadap output industri makanan dan industri pengolahan karet. Dalam jangka panjang, p e n u r u n a n p r o d u k s i i n d u st r i manufaktur akan berdampak negatif ke perekonomian antara lain akan terjadi penurunan pendapatan faktorf a k t or p r od u k si , k e mi sk i n an , pengangguran dan efek berganda lainnya. Penurunan produksi juga akan memperkecil peluang Perbankan untuk menyalurkan kredit dan meningkatkan Dana Pihak Ketiga. Jika kestabilan harga komoditi andalan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi daya beli masyarakat S u m b a g se l y a n g s e l a n j u t n y a
m anu f akt ur sey og y any a
Rina Indiastuti RCE Wilayah Bandung PENURUNAN OMSET TPT DAN KEBUTUHAN KEBIJAKAN Struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2015 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Share PDRB dari industri pengolahan (43,08%) adalah yang terbesar diikuti oleh Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi MobilSepeda Motor (15,04%); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (9,63%); dan Konstruksi (7,91%). Keempat s e k t or se m u a n y a m e n g a l a m i penurunan kontribusi terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan 1 tahun 2015 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kecuali sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, ketiga sektor tersebut mencatat pertumbuhan negatif jika dibandingkan triwulan IV tahun 2014 namun tumbuh positif melambat
triwulan
yang sama
PDRB sektor industri pengolahan tumbuh negatif 0,42% pada triwulan 1 tahun 2015 dibandingkan triwulan sebelumnya namun tetap tumbuh positif 4,02% dibandingkan triwulan yang sama tahun 2014. Secara t ri wu lanan , pr oduksi i nd u str i pengolahan tumbuh negatif atau turun 1,23%, padahal pertumbuhan produksi di triwulan sebelumnya tumbuh positif 2,94%. Penurunan produksi industri pengolahan sejalan dengan penurunan ekspornya. Selama Januari-April 2015 tercatat ekspor industri pengolahan senilai US$ 8,26 miliar lebih kecil dibandingkan capaian ekspor periode yang sama tahun 2014 senilai US$ 8,44 miliar atau turun 2,14%. Karena share ekspor industri pengolahan mencapai 96% dari ekspor non migas maka penuruna nnya mengakiba tkan penurunan pertumbuhan ekspor Jawa barat. Fakta yang menarik adalah penurunan ekspor terjadi akibat penurunan produksi merespon penurunan permintaan pasar dunia karena perlambatan ekonomi global yang terus berlanjut. Pelemahan nilai t u ka r r u pi a h t e rn ya t a t i d a k membantu kinerja ekspor. Jenis
industri
yang
mengalami
penurunan produksi pada triwulan 1 tahun 2015 antara lain tekstil dan pakaian jadi. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jawa barat khususnya wilayah Bandung merupakan industri unggulan. Karena pelaku usaha yang banyak dan
7
Juni 2015
kegiatan industri dikerjakan hampir
relatif murah, (4) beban kenaikan
satu abad lalu serta merupakan komoditas utama ekspor, maka
biaya produksi akibat menanggung kenaikan harga listrik, (4) harga gas
penurunan kinerja membawa dampak ber ar ti b ag i k eb er la ng su ng an perekonomian.
dan biaya transportasi serta biaya bunga bank, dan (5) kenaikan biaya
Sentra industri tekstil di Majalaya
bahan baku impor karena dolar yang semakin mahal.
yang merupakan sentra ternama mengalami penurunan produksi
Potensi kenaikan biaya produksi TPT juga dipicu oleh ekspektasi
sekaligus penurunan omset yang telah memunculkan dampak negatif karena merumahkan bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja lebih dari 6000 tenaga kerja yang dilakukan
inflasi. Mengakhiri triwulan II tahun 2015, Bank Indonesia memperkirakan inflasi Jawa Barat triwulan II tahun 2015 meningkat menjadi 6,59%. Ekspektasi inflasi pada triwulan III
oleh 60 perusahaan. Menurut data
tahun 2015 akan meningkat lagi karena hari raya idul fitri. Potensi kenaikan harga bahan bakar minyak dan listrik memicu peningkatan ekspektasi inflasi.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia, omset hasil penjualan tekstil di sentra Majalaya turun rata-rata 50% sejak Januari 2015. Pabrik-pabrik sudah mengalami kelebihan stok karena pasar mengalami penurunan. Data pada bulan Mei 2015 tercatat stok sekitar 300.000 kodi sarung Majalaya belum terjual. Akibatnya pada triwulan 1 tahun 2015, banyak perusahaan menurunkan tingkat utilitas kapasitas, pengurangan jam dan hari kerja, dan bahkan ada yang meng hent ikan pr oduk si u ntu k sementara waktu. Faktor
penyebab
penurunan
produksi dan omset di sentra Majalaya dan sentra industri tekstil lainnya adalah: (1) kelesuan pasar global yang terus berlanjut, (2) kelesuan pasar domestik karena penurunan daya beli sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, (3) persaingan ketat di pasar domestik dengan produk tekstil Tiongkok yang dijual dengan harga
Sebagai catatan penutup, pemerintah seharusnya segera membantu industri TPT karena selain merupakan industri unggulan dan andalan ekspor juga menyerap banyak tenaga kerja. Sebagai industri padat karya layak mendapatkan insentif misalnya tarif khusus listrik, pengaturan impor produk tertentu TPT seperti sarung, rajut dan batik untuk proteksi pasar domestik, dan pelengka pan infrastruktur agar dapat menekan biaya logistik. (*)
Alimuddin Rizal Riva’i RCE Wilayah Semarang PERTUMBUHAN EKONOMI JATENG TRIWULAN I TAHUN 2015 DI TOPANG OLEH HASIL PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah (Jateng) pada triwulan 1 tahun 2015 mencapai 5,5 persen melambat dibanding triwulan 1 tahun 2014 yang mencapai 5,7 persen. Situasi ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sub-sektor industri manufaktur. Untuk produksi industri manufaktur mikro dan kecil diawal tahun (triwulan 1) 2015 meningkat sebesar 8,71% dari tahun sebelumnya (triwulan 1) serta naik 2,04 persen jika dibanding dengan triwulan IV tahun 2014. Sementara untuk manufaktur sedang dan besar mengalami peningkatan sebesar 5,05% dibanding triwulan 1 tahun 2014, dan turun sebesar (3,74) persen bila dibanding triwulan IV tahun 2014 (BPS Jateng, 2015). Kondisi produksi industri manufaktur skala sedang dan besar yang pertumbuhannya menurun ini disebabkan adanya beberapa kelompok industri yang produksinya menurun, sementara untuk skala mikro dan kecil hampir keseluruhan kelompok industri meningkat pada awal tahun 2015 ini. Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I2015 mencapai Rp 242.281,8 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 196.160,8 miliar. Bila dilihat dari penciptaan sumber per-
8
Juni 2015
tumbuhan ekonomi
Jawa Tengah
awal tahun 2015, kelompok industri
produk obat kimia dan obat tra-
triwulan I-2015 (y-on-y), Industri Pengolahan memiliki sumber pertum-
ini mengalami penurunan dari tahun yang lalu. Situasi ini merupakan dam-
disional juga memberikan andil kenaikkan meskipun relatif kecil (BPS
buhan tertinggi sebesar 2,53 persen. Situasi perekonomian yang masih tumbuh melambat ini bukan berarti
pak dari turunnya pertumbuhan produksi beberapa kelompok industri.
Jateng, 2015). Penurunan produksi industri manufaktur sedang dan besar ini berdam-
terjadi kemandegan dalam pengeloaan industri manufaktur di Jateng. Usaha industri manufaktur mikro dan kecil ini merupakan usaha yang digolongkan atas dasar jumlah tenaga kerja yang mencapai 19 orang dan juga usaha rumah tangga. Industri mikro dan kecil ini sebagai pendu-
Terdapat enam kelompok industri yang mengalami penurunan yang cukup besar selama awal tahun 2015 ini, yaitu: industri minuman serta industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk funitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya. Sedangkan kelompok lainnya yang memberikan andil penurunan pertumbuhan di-
pak pada pertumbuhan pada sektor industri pengolahan di Jawa Tengah, sehingga PDRB pada triwulan pertama diawal tahun 2015 inipun terpengaruhi. Oleh karenya, penting bagi pemerintah dan pengusaha serta kalangan pemangku kepentingan lainnya untuk mendongkrak sub-sektor yang mengalami penurunan seperti sub-
kung kelangsungan industri besar dan sedang yang ada di Jawa Tengah, serta memberikan kontribusi dalam Pertumbuhan Regional maupun Nasional. Industri manufaktur mikro
antaranya kelompok industri komputer, barang elektronik dan optik; kelompok industri kertas dan barang dari kertas; kelompok industri furniture dan kelompok industri logam
sektor minuman, industri kayu, barang dari kayu, gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan. Kelompok industri kertas dan barang dari kertas; kelompok industri furniture
dan kecil ini menunjukkan kenaikan sebesar 2,04 persen terhadap triwulan IV tahun 2014. Kenaikan tersebut
dasar. (BPS Jateng, 2015). Selanjutnya, untuk industri manufaktur sedang dan besar yang men-
dan kelompok industri logam dasar. Baik dalam konteks penyedian bahan baku yang lebih mudah, maupun pen-
disumbangkan oleh hampir seluruh
galami kenaikan pada awal tahun 2015 adalah kelompok industri tekstil mencapai 5,70 persen. Beberapa
carian pasar-pasar baru diluar negeri untuk ekspor, serta prasana lain yang dapat meningkatkan keunggulan ber-
kelompok industri yang memberikan andil kenaikan pertumbuhan produksi cukup besar diantaranya kelompok industri pakaian jadi mencapai kenaikkan sebesar 5,16 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik memberikan andil kenaikkan sebesar 4,19 persen. Sedangkan kelompok
saing. Meskipun pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah melambat diawal tahun 2015, namun Struktur PDRB Jawa Tengah menurut lapangan usaha atas
industri barang galian bukan logam, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, kelompok industri pengolahan tembakau, kelompok industri makanan, industri mesin dan per-
han; Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi Mobil-Sepeda Motor; dan Konstruksi masih mendominasi PDRB Jawa Tengah. Khusus untuk industri pengolahan masih memberikan kontribusi utama dalam PDRB yaitu men-
kelompok industri yang ada di Jawa Tengah. Berdasarkan klasifikasi industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami kenaikan dan penurunan ini, secara keseluruhan kelompok industri mikro dan kecil masih menunjukkan trend positif pada awal tahun 2015 ini, artinya untuk usaha industri mikro dan kecil di Jawa Tengah masih cukup menggembirakan dunia usaha. Kelompok industri sedang dan besar adalah kelompok usaha industri yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 untuk sedang, dan lebih dari 100 orang untuk industri besar. Pada
lengkpannya, industri alat angkutan lainnya, serta industri farmasi dan
dasar harga berlaku pada triwulan I2015 tidak menunjukkan perubahan yang berarti, yaitu: Industri Pengola-
9
Juni 2015
capai 36,0 persen dengan nominal
terbaik
(ADHB) Rp 87. 335,2 (milyar). Artinya usaha industri manufaktur mikro dan
mendukung Metropolitan
kecil, sedang dan besar merupakan usaha yang sangat penting bagi perekonomian Jawa Tengah. Oleh karenanya, pemberdayaan usaha industri manufaktur mikro dan kecil sebagai penopang industri sedang dan besar harus terus menjadi prioritas kebijakan bagi pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota. (*)
Rudi Purwono RCE Wilayah Surabaya TERMINAL TELUK LAMONG DAN REVITALISASI APBS SEBAGAI KEBANGKITAN KEJAYAAN MARITIM INDONESIA Era
baru
kejayaan
maritim
Indonesia segera dimulai. Kejayaan maritim yang pernah diukir oleh Kerajaan Nusantara yaitu Singosari dan Majapahit, dimulai kembali dari Jawa Timur. Hal ini terkait diresmikannya Terminal Teluk Lamong oleh Presiden RI, Joko Widodo pada 22 Mei 2015 lalu dan revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Diharapkan
dengan
selesainya
Terminal Teluk Lamong dan revitalisasi APBS maka daya saing Indonesia sebagai negara maritim semakin meningkat. Selesainya dua proyek besar ini diharapkan dapat sebagai pemicu bangkitnya sektor maritim di Indonesia khususnya di bidang logistik dan kepelabuhanan. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) juga mempersembahkan hasil karya
anak
bangsa
dalam
menjadi terbatas. Pasca revitalisasi,
“Greater Surabaya Port”. Pembangunan
APBS memiliki kedalaman hingga minus 13 meter LWS dan lebar 150
Terminal Teluk Lamong berkonsep ramah lingkungan. Hal itu menyusul
meter. Hal ini menyebabkan APBS yang sebelumnya hanya bisa dilalui kapal-kapal berukuran 15 ribu Dead
digunakannya sistem operasi otomatis dan ramah lingkungan yang hampir sebagian besar alat-alatnya digerakkan dengan tenaga listrik dan tenaga gas. Hanya beberapa alat yang masih menggunakan bahan bakar minyak, namun bahan bakar ini dengan standar EURO 4. Selain itu, terdapat juga alat yang di atasnya tanpa operator, dimana alat tersebut dioperasikan dari ruang kontrol oleh operator-operator perempuan guna meminimalkan risiko kecelakaan di dalam terminal.
Weight Tonnage (DWT), pasca revitalisasi kapal-kapal yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya bisa mencapai 80 ribu DWT (Press Release Pelindo III, 2015). Selain itu, kapal-kapal pengangkut petikemas yang selama ini hanya mampu mengangkut muatan 1.500 TEUs kini dapat membawa 3.000 TEUs. Kondisi ini tentunya akan berdampak pada daya saing logistik
dengan
nasional yang berpengaruh pada harga jual barang ke konsumen. Dengan kondisi APBS saat ini,
teknologi canggih tersebut didasarkan pada semangat untuk mengurangi emisi gas karbon di lingkungan pelabuhan. Selama ini pelabuhan
memungkinkan Pelabuhan Tanjung Perak membuka jalur pelayaran langsung menuju Tiongkok maupun negara-negara lainnya dimana
identik dengan kawasan yang “kotor
sebelumnya
dan sumber polusi udara”. Untuk mendukung pasokan tenaga listrik, PT. Pelindo III (persero) berencana membangun pembangkit listrik tenaga
selama ini hanya sampai Singapura.
Pemilihan
alat-alat
kapal-kapal
Indonesia
Surabaya
Sementara itu untuk meningkatkan daya saing terminal, PT Pelindo III (Persero) telah membangun Terminal Teluk Lamong. Terminal tersebut dibangun sebagai perluasan dari
(APBS) sendiri adalah akses masuk ke kawasan Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya. Akses ini berhasil
Pelabuhan Tanjung Perak sekaligus sebagai antisipasi kelebihan kapasitas di pelabuhan terbesar kedua di
direvitalisasi dengan cara diperdalam dan diperlebar. Sebelumnya, APBS hanya memiliki kedalaman minus 9,5 meter Low Water Spring (LWS) dan lebar 100 meter. Kondisi ini
Indonesia itu. Terminal tersebut juga akan digunakan untuk melayani petikemas domestik, petikemas internasional, dan curah kering dengan standar pangan.
mengakibatkan ukuran kapal yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak
dibangun dalam empat tahap dengan
gas. Alur
Pelayaran
Barat
Terminal
Teluk
Lamong
sendiri
10
Juni 2015
dana investasi total Rp 23,4 triliun.
logistik
pabean,
panjang keempat di dunia. Sehingga
Pengembangan tahap pertama dilakukan pada 2012-2014 yang
pergudangan, sistem pembayaran dan lain-lain) sangat dibutuhkan dalam
secara ekonomi, memang seharusnya sektor kemaritiman merupakan basis
memiliki luas sekitar 38,8 hektar dengan nilai investasi Rp 3,48 triliun. Terminal Teluk Lamong tahap
pertumbuhan ekonomi, diversifikasi dan pengurangan kemiskinan (World
pembangunan ekonomi bangsa ini. Tapi kenyataannya, hingga akhir Desember 2014, pemanfaatan isi laut
pertama ini memiliki kapasitas 500 ribu TEUs petikemas domestik dan 1 juta TEUs petikemas internasional. Sedangkan untuk curah kering akan siap tahun 2016 dengan kapasitas 5 juta ton. Sementara itu, pada tahap kedua dikerjakan pada 2014-2016 dengan investasi mencapai Rp 7 triliun. Sedangkan tahap ketiga, akan dibangun pada 2021-2023 dengan tambahan investasi Rp 5,7 triliun dan tahap keempat mencapai Rp 6,8 triliun (Press Release Pelindo III, 2015). Beberapa proyek besar PT. Pelindo I II (Per se r o) lai nny a se pe rt i pembangunan Java Integrated Industrial and Port Estate. Proyek tersebut akan menggabungkan kawasan pelabuhan dan kawasan industri dalam satu area dengan luas sekitar 2.500 hektar. Rencana proyek ini akan selesai dan mulai beroperasi pada tahun 2017 mendatang. Semua itu dilakukan oleh Pelindo III guna m e wu j u d k a n k on se p G r ea t er Surabaya Metropolitan Port yang menjadikan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai pusat dari seluruh fasilias pelabuhan yang ada di sepanjang Selat Madura. Keberadaan infrastruktur ini untuk memperkuat supply chains atau sebagai “backbone” perdagangan nasional dan internasional. Peran
(transportasi,
Bank, 2014). Kemampuan ini diharapkan menjadi kebangkitan kejayaan maritim Indonesia setelah era Singosari dan Majapahit. (*)
Marsuki RCE Wilayah Makassar PT BANK NEGARA INDONESIA TBK BERSAMA DELAPAN SEKTOR PERBANKAN DI SULSEL MENJADI PIONIR PEMBIAYAAN SEKTOR UNGGULAN KEMARITIMAN INDONESIA Minggu kedua bulan Mei 2015, sektor keuangan nasional mulai melakukan aksi nyata melalui acara besar yakni program Jaring (Jangkau, Sinergi dan Guideline), guna mendukung pelaksanaan program unggulan agenda kerja pemerintahan baru “Kabinet Kerja” dibidang kemaritiman. Program tersebut dimotori oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama delapan perbankan nasional, diantaranya BNI di Dermaga Boddia, Kecamatan Galesong, Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Agenda kerja pemerintahan baru tampaknya relevan dengan fakta potensi wilayah Indonesia yang merupakan Negara kepulauan dengan jumlah pulau sekitar 13.466 pulau yang dikelilingi laut seluas hampir mencapai 75 persen dari seluruh wilayahnya, serta memiliki garis pantai ter-
yakni, sektor perikanan misalnya baru berkontribusi 3,29 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Dari data tersebut, menunjukkan terbukanya peluang untuk meningkatkan peran sektor kemaritiman tersebut bagi perbaikan kehidupan ekonomi dan taraf hidup masyarakat Indonesia secara umum, dan khususnya rakyat yang berkecimpung langsung dengan sektor kemaritiman tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa program Jaring adalah salah satu program kerja pemerintah yang tepat saat ini untuk dilaksanakan. Ketua Dewan Komisioner OJK menjelaskan bahwa program Jaring tersebut bertujuan meningkatkan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan mulai dari nelayan sampai pembelian kapal besar karena ada potensi komersial bisnis yang menjanjikan di sektor ini. Sasaran jangka pendek program Jaring adalah menyediakan infrastruktur kepada sektor jasa keuangan dalam meningkatkan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan sebesar lebih dari 50 persen pada 2015. Target yang ingin dicapai antara lain: Pertama, penyediaan data dan informasi yang komprehensif mengenai sektor kelautan dan perikanan yang dituangkan dalam bentuk buku berisikan data dan informasi potensi
11
Juni 2015
bisnis dan peta risiko, value chain
disusul sektor jasa-jasa 24,69 persen,
dan Kawasan Suaka Alam Laut Flores,
bisnis dan skim pembiayaan kepada sektor maritim. Buku ini dilengkapi
serta pada urutan ketiga ditempati sektor perdagangan, hotel dan resto-
(2) Kawasan Suaka Marga Satwa Perhatu, Kateri, Harlu dan Ale Asisio, (3)
dengan uraian dukungan regulasi dan instansi terkait.
ran yang berkontribusi hanya 6,97 persen. Sementara sektor-sektor yang
Kedua, ketersediaan regulasi yang kondusif bagi pembiayaan sektor jasa
lain, rata-rata menyumbang di bawah angka 5 persen.
Kawasan Cagar Alam Riung, Maubesi, Way Wuul/Mburak, Watu Ata, Wolo Tadho dan Gunung Mutis, (4) Kawasan
keuangan kepada sektor kelautan dan perikanan. Dan ketiga, sosialisasi pro-
Tingkat pertumbuhan ekonomi NTT selama beberapa periode terakhir
gram Jaring melalui kegiatan Kick Off program Jaring dan serangkaian sosialisasi yang dilaksanakan OJK.
berada pada kisaran tingkat 15 dari 33 provinsi di Indonesia, tetapi kontribusinya terhadap PDRB Nasional belum mencapai 1 persen. Belum optimalnya kontribusi NTT dalam
Pada kesempatan itu, Menteri Kelautan dan Perikanan menegaskan bahwa kehadiran program ini akan memberikan kesempatan bagi para nelayan untuk turut menyelamatkan sumber daya laut dengan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Dengan program tersebut akan ada dukungan
perolehan PDRB Nasional karena banyaknya potensi unggulan yang belum dikelola dan rendahnya infrastruktur wilayah di daerah yang termasuk Indonesia bagian timur ini. Guna mengatasi masalah itu, dalam
pembiayaan bagi nelayan untuk mengganti alat tangkapnya dari yang tidak ramah menjadi ramah pada
lima tahun terakhir pemerintah pusat telah menetapkan kebijakan pembangunan afirmatif nasional di Provinsi
lingkungan. Selain itu, melalui pro-
NTT yang salah satu di antaranya adalah optimalisasi NTT bersama Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Teng-
gram ini juga diharapkan akan menumbuhkan investasi di sektor maritim sehingga akan meningkatkan kesejahteraan para nelayan khususnya dan Negara pada umumnya. (*)
I Wayan Ramantha RCE Wilayah Denpasar INFRASTRUKTUR DAN PARIWISATA NTT Kontribusi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Nusa Tenggara Timur (NTT) atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2014 masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 28,06 persen, kemudian
gara Barat (NTB) sebagai pintu gerbang pariwisata nasional. Percepatan pembangunan ekonomi NTT sebetulnya juga didukung oleh potensi pengembangan “segi tiga emas” ekonomi dengan konektivitas internasional Kupang-Dili-Darwin. Karena itu, pembangunan kepariwisataan NTT sebetulnya mendesak untuk segera dilakukan. Sesuai dengan Perda No 1 Tahun 2011, NTT telah menetapkan kawasan peruntukan Pariwisata Alam, Budaya dan Taman Rekreasi yang terdiri atas (1) Kawasan Wisata Alam Laut Sawu
Taman Nasional Kalimutu, LaiwangiWanggameti, Manupeu-Tanadura, dan Taman Nasional Komodo, (5) Kawasan Taman Nasional Laut Komodo dan Selat Pantar. Disamping itu pariwisata NTT juga didukung oleh (6) Kawasan Taman Hutan Raya Herman Yohannes, (7) Kawasan Taman Wisata alam seperti Tuti Adagae, Kemang Beleng, Pulau Pasar, Alam Palao Manopo, Ruteng, Egon Illimedo, dan Pulau Batang, (8) Kawasan Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang, Gugus Teluk Maumere dan Kawasan Taman Wisata Alam Laut Tujuh Belas Pulau Riung, (9) Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan terdiri atas Kawasan Kapela Tuan Ma Larantuka, Kawasan Mariam Jepang dan Tugu Jepang di Kota Kupang, Kawasan Geraja Tua Kupang, Kawasan Gua Alam Baumata, (10) Kawasan Cagar Budaya berupa kampong adat yang tersebar di Kupang, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Timur, Ngada, Nagekeo, Timur Tengah Selatan, Timur atengah Utara, Ended an Belu. Pembangunan infrastruktur wilayah dengan sinergisitas pusat dan daerah, sebetulnya merupakan kata kunci dalam pengembangan kepariwisataan di NTT. Disamping itu, produktivias dan kualitas sumber daya manusia yang ramah-tamah, memiliki produk-
12
Juni 2015
tivitas yang tinggi serta professional
tanaman obat, serta aneka industri
Tabel 1. Investor terbesar diperkira-
di bidang pariwisata akan sangat menunjang program NTT sebagai
dan logistik. Rencananya KEK Bitung akan didukung dengan International
kan dari BUMN China, yaitu China Communication Construction Com-
Pintu Gerbang Pariwisata Nasional. Dengan segera merealisasikan program itu, sektor PHR yang kini hanya
Hub Port (IHP). Di sisi lain, KEK Palu akan diarahkan untuk pengembangan
pany. Perusahaan ini akan membangun infrastruktur KEK Bitung termasuk listrik dan jalan tol Manado-Bitung
ada pada urutan ketiga sebagai penunjang PDRB, ke depan diharapkan kontribusinya menjadi lebih tinggi. Dan dunia perbankan pun diharapkan memiliki prospek yang lebih cerah. (*)
Agus Tony Poputra RCE Wilayah Manado PERKEMBANGAN TERKINI KAWASAN EKONOMI KHUSUS BITUNG DAN PALU Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung di Sulawesi Utara dan KEK Palu di Sulawesi Tengah merupakan dua dari empat KEK yang akan dibangun di Kawasan Timur Indonesia (KTI), selain KEK Morotai di Maluku Utara dan KEK Mandalika di Nusa Tenggara Barat. Pembangunan KEK Bitung didasarkan
agro industry (kakao, rumput laut, rotan, sawit, karet, dan lainnya), mining industry (smelter dan metalurgi untuk emas, ferro nikel, bauksit, dan sejenis), serta industri manufaktur lainnya (diantaranya peralatan berat dan otomotif). Saat ini, puluhan investor domestik maupun asing berkeinginan untuk berinvestasi pada KEK Bitung. Namun demikian baru 17 perusahaan ataupun grup perusahaan yang telah berkomitmen sebagaimana diperlihatkan pada
dengan total investasi diestimasikan sebesar Rp 35 triliun. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan adanya rencana partisipasi dari Korea Selatan untuk mendukung KEK. Tim dari negara tersebut didampingi pihak Badan Pertanahan Nasional. Kementerian Keuangan, dan Dewan KEK telah melakukan pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Kota Bitung. Inti pembicaraan pada perte-
TABEL 1 CALON INVESTOR KEK BITUNG No.
Nama Perusahaan/Grup Perusahaan
Nilai Investasi (Rp Miliar)
1
PT. Bitung Industrial Estate
2
PT. Weda Bay Nikel
10.000,0
3
PT. Brand Wood
2.000,0
4
Lippo Group
150,0 100,0
75,0
5
Triple S. Group
pada Peraturan Pemerintah (PP) Re-
6
CT Corp
publik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 tentang “Kawasan Ekonomi
Belum diketahui
7
Ciputra Group
Belum diketahui
8
Lion Group
Belum diketahui
9
Khusus Bitung,” sementara KEK Palu berdasarkan PP Nomor 31 Tahun
PT. Multi Nabati Sulawesi
324,4
2014 tentang “Kawasan Ekonomi Khusus Palu.” Tujuan pembangunan KEK di Indonesia adalah untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan mengedepankan industri pengolahan yang berbasiskan
10 PT. Salim Ivomas Pratama
274,8
11 PT. Agro Makmur Raya
57,5
12 PT. Mapalus Makawanua
45,0
13 PT. Sinar Pure Foods
112,0
14 PT. Samudera Sentosa
101,8
sumber daya lokal dan regional.
15 PT. Delta Pasific Indotuna
78,5
KEK Bitung rencananya difokuskan pada industri pengolahan perikanan, industri agro berbasis kelapa dan
16 PT. International Alliance Food
48,5
17 China Communication Construction Company (BUMN China)
35
Sumber: Manado Post
13
Juni 2015
muan tersebut adalah keinginan Ko-
pembangunan awal KEK Bitung tere-
rea Selatan untuk memberikan bantuan teknis guna penyempurnaan
alisasi sebagaimana diharapkan, maka Kementerian Perindustrian mem-
master plan KEK Bitung serta rencana partisipasi investor Korea Selatan dalam pembangunan pendukung KEK
perkirakan sebanyak 90.000 lapangan kerja baru akan terbuka.
Bitung seperti jalan, bandara dan lokasi lain pendukung KEK. Hal yang juga dibahas adalah teknis pelaksanaan KEK, infrastruktur, kelembagaan, rencana regional, serta insentif fiskal. Luas KEK Bitung adalah 534 hektar yang rencananya dikembangkan menjadi 2000 hektar lewat reklamasi pantai. Pembangunan pendahuluan dilakukan pada lahan seluas 114,6 hektar. Dari jumlah tersebut 92,96 hektar masih didiami warga. Hal ini menjadi permasalahan kritikal yang menghambat percepatan pembangunan KEK Bitung sebab menyangkut ganti rugi terhadap masyarakat serta aksi penolakan. Namun demikian, apabila
Di pihak lain, KEK Palu direncanakan menempati lahan seluas 1500 hektar. KEK Palu merupakan daerah pertama yang didisain pemerintah
ekonomi Indonesia umumnya berjalan sangat lamban yang akhirnya gagal.
sebagai pusat logistik terpadu dan industri pengolahan pertambangan di koridor ekonomi Sulawesi. Beberapa informasi menyatakan bahwa sebanyak 50-an investor berkeinginan ber-
Walaupun Batam dulunya dicanangkan untuk menyaingi Singapura, namun saat ini makin jauh tertinggal. Contoh terbaru adalah KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara. Investor yang
investasi di KEK Palu. Namun data Litbang Kompas memperlihatkan baru beberapa perusahaan/grup perusahaan yang benar-benar berkomitmen untuk berinvestasi di KEK Palu sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.
telah membeli lahan di KEK tersebut ternyata belum dapat memanfaatkan karena persoalan fasilitas infrastruk-
Apabila KEK Palu dapat terlaksana sebagaimana diharapkan, maka nilai tambah regional akan jauh lebih
nomi di masa lalu, perlu menjadi pelajaran bagi pemerintah saat ini agar kesalahan tidak terulang kembali.
tinggi mengingat Sulawesi Tengah
Kegagalan tersebut berbiaya tinggi. Tidak sekedar pemborosan anggaran pemerintah tetapi juga kerugian bagi
TABEL 2 CALON INVESTOR KEK PALU No.
merupakan provinsi terkaya di Pulau Sulawsi dalam sumber daya alam, khususnya tambang. Namun persoalannya, pembangunan pusat-pusat
Nama Perusahaan/Grup Perusahaan
1 Shenzhen Nanli Engineering Co Ltd (BUMN China) untukpengembangan Logistik, Pengolahan akhir produk elektrik 2 PT Sinoosteel Corporation (BUMN China) untuk pembangunan smelter nikel
Nilai Investasi (Rp Miliar) 10.000,0 7.600,0
3 PT Intraco Penta Tbk (Volvo) untuk perakitan dan perawatan alat berat, dan industri otomotif truk Shino.
4.500,0
4 PT Multistrada Arah Sarana Tbk untuk pengolahan karet dan produk turunannya
15.000,0
5 Big Trade California untuk pengolahan kakao
Di bawah Rp 1 triliun
6 Handaka (Singapura) Pengolahan Rumput Laut
2.3
7 PT. Shenniu Mining Indonesia (anak perusahaan Hongkong Silver Basic Group Limited) untuk investasi smelter nikel
13
8 PT. Agro Sulawesi Tengah untuk pabrik pengolahan karet
370
Contoh kegagalan tersebut di antaranya yang dialami oleh Batam.
tur. Kegagalan-kegagalan dalam pembangunan pusat pertumbuhan eko-
investor dan ketidakpercayaan dunia usaha terhadap pengembangan pusatpusat pertumbuhan ekonomi pemerintah. Ini membuat sulit bagi pemerintah untuk menarik investor ke pusatpusat pertumbuhan tersebut di masa akan datang. (*)
Sumber: Litbang Kompas, diolah dari Menteri Koordinator Perekonomian & sumber lainnya
14
Juni 2015
Sidik Budiono RCE Wilayah Papua PERKEMBANGAN DAN PROSPEK EKONOMI KABUPATEN KAIMANA Kondisi geografis Kabupaten Kaimana merupakan daerah yang bercirikan bentuk huruf U “Tapal Kuda”, yang ditengahnya adalah perairan
Teluk
Kaimana.
Wilayah
darat Kabupaten Kaimana berbatasan dengan Kabupapaten Fakfak, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Nabire dan Kabupaten Mimika. Secara kewilayahan, disamping sumber daya alam Kaimana yang besar, Kabupaten Kaimana akan memperoleh dampak positif perekonomian di sekitarnya terutama Kabupaten Teluk Bintuni dengan PDRB perkapita tertinggi di Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Mimika dengan PDRB perkapita tertinggi di Provinsi Papua. Sekaligus juga Kabupaten Kaimana menjadi “pintu gerbang” akses dari Indonesia bagian barat menuju pedalaman Papua. Luas Wilayah Kabupaten Kaimana 16.241,84 Km2 (terluas ke-2 setelah Kabupaten Teluk Bintuni) dengan jumlah penduduk sebanyak 51.100 jiwa pada Tahun 2013. Kepadatan Kabupaten jiwa/km2 kepadatan
Kaimana adalah 3,15 di bawah rata-rata Provinsi Papua Barat
sebesar 8,54 jiwa/km2. Secara demografis dengan kepadatan itu, kondisi Kabupaten Kaimana belum memiliki banyak permasalahan sosial tetapi justru banyak potensi ekonomi yang harus dikembangkan.
Sebagaimana diketahui bahwa makin
Infrastruktur merupakan penunjang
tinggi kepadatan penduduk akan menyebabkan permasalahan sosial
kemajuan ekonomi kawasan Kaimana. Beberapa indikator yang menunjukan
yang makin rumit.
eksistensi sarana-prasarana yang dimiliki oleh Kabupaten Kaimana antara lain jalan darat & jembatan,
Prestasi ekonomi suatu wilayah tercermin dari capaian pendapatan agregat. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) Kabupaten Kaimana Tahun
bandar udara, pelabuhan ketersediaan listrik, dan hotel. Panjang
jalan
darat
laut,
Kabupaten
2013 sebesar Rp 1.332 Milyar atau Rp 470 Milyar berdasarkan harga konstan (ADHK) tahun 2000 (BPS Papua Barat, 2014). Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Kaimana sejauh 191.410 km dengan komposisi 26,4% merupakan jalan negara, 39,5% merupakan jalan provinsi dan 34,0% merupakan jalan kabupaten. Makin panjang sarana
Kaimana sebesar 6,65 % (ADHK), atau 12,11% (ADHB). Pertumbuhan ekonomi ini termasuk kategori baik walaupun sedikit lebih rendah dari rata-rata provinsi tetapi lebih baik dari pertumbuhan nasional.
jalan umum akan semakin baik karena makin banyak daerah-daerah terpencil terhubung sehingga akan
Pendapatan perkapita Kabupaten Kaimana Tahun 2013 sebesar Rp 9.191.890 (ADHK) per tahun atau Rp
melayani penerbangan pesawat penumpang dengan jumlah pesawat datang/berangkat sebanyak 970 kali
26.063.150 (ADHB) per tahun. Pendapatan perkapita yang semakin meningkat ini menunjukan bahwa
dalam se-tahun dan banyaknya penumpang yang terlayani sekitar 30.000 penumpang setahun.
daya beli masyarakat Kabupaten Kaimana semakin baik. Daya beli yang besar merupakan potensi pasar bagi sejumlah produk yang dibutuhkan masyarakat.
Dibandingkan kawasan sekitarnya, sarana Bandara Utarum lebih baik dibandingkan kabupaten sekitarnya. Walaupun Kabupaten Kaimana bukan kota utama di Papua Barat namun
Anggaran Pendapatan & Belanaja Daerah (APBD) Kabupaten Kaimana tahun 2013 mencapai hampir Rp 800 milyar. Laju pertumbuhan APBD Kabupaten Kaimana (Tahun 2013) adalah sebesar 14,22 %. Tentunya,
obilitas penduduk Kabupaten Kaimana tergolong tinggi melalui jalur udara.
besaran APBD dan pertumbuhan yang tinggi ini dapat menunjang pengadaan
praktis. Jumlah energi listrik yang berhasil diproduksi sebesar 15.976.326 kwh dan energi listrik
fasilitas publik bagi ekonomi Kaimana.
pertumbuhan
menurunkan biaya ekonomi secara umum. Bandara Utarum, Kaimana telah
Kabupaten Kaimana memiliki 15 Unit Pembangkit Listrik dengan 5.503 Daya Terpasang sebagai sarana penerangan dan kebutuhan energi
yang terjual sebesar 11.115.473 kwh
15
Juni 2015
selama tahun 2013. Berdasarkan data
lain yaitu PT. Avona Mina Lestari, PT.
Tugu Du Bus yang merupakan benteng
ini, kebutuhan energi Kabupaten Kaimana telah
listrik dapat
Karya Cipta Buana Sentosa, PT. Amera Nus dan PT. Raja. Mina Raya
pertama pasukan Hindia Belanda di Papua.
terpenuhi pada kondisi saat ini dan masih dapat me-cover peningkatan kebutuhan listrik sebesar 30% dari
Jadi faktor penentu masa depan perekonomian Kabupaten Kaimana
Jasa transportasi laut terutama transportasi antar pulau yang dimiliki
Produksi Kehutanan berupa berbagai jenis kayu, baik kayu gelondongan maupun kayu olahan dengan nilai jual tinggi serta berbagai potensi hutan lain seperti rotan, damar, kulit kayu, kopal, nipah, akar – akaran. Untuk
oleh penyedia jasa lokal Kabupaten Kaimana maupun BUMN (PELNI) adalah sekitar 9 (sembilan) kapal dengan bobot 1200 – 2000 DWT (dead weight), Kapal-kapal ini mengangkut
pengelolaan hutan berskala besar, pengoperasiannya dilakukan oleh beberapa perusahaan pemegang HPH, antara lain yaitu : PT. Budhi Nyata, PT. Hanurata Unit II, PT. Prabu
dipisahkan dalam pembangunan regional. Terakhir, dukungan pemerintahan yang bersih (good governance) juga menentukan percepatan pembangunan ekonomi
segala
Alaska, PT. Irmasulindo / PT. Masindo Mitra Papua, PT. Wanakahu Hasilindo, PT. Kaltim Utama, PT. Centrico, dan PT. Teluk Bintuni Mina Argo Karya.
Kabupaten Kaimana. (*)
kondisi tersebut.
macam
bahan
pokok antar pulau Kabupaten Kaimana.
kebutuhan di
Kawasan
Potensi Ekonomi Kabupaten Kaimana tercakup dalam beberapa sektor usaha dan komoditas
2 perusahaan sedang-besar bergerak bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yaitu PT. Cipta Palm
masyarakat Kaimana.
Sejati dan PT. Agro Mulya Lestari. Masing-masing perusahaan mengelola sekitar 50.000 ha kebun Kelapa Sawit.
Dalam
Tahun
2013,
produksi
produksi ubi jalar 247 ton, produksi kedelai sebesar 276 ton, produksi kopi sebesar 91 ton, produksi pala sebesar 332 ton dan produksi kakao sebesar 6.757 ton. Produksi sektor perikanan Kabupaten Kaimana terdiri dari berbagai jenis hasil laut seperti jenis ikan, udang, kerang, mutiara, kepiting, teripang dan hasil lainnya. Pengelolaan sektor perikanan berskala menengah dan besar dilakukan oleh beberapa perusahaan perikanan, antara
infrastruktur, dan letak strategis. Empat faktor penentu ini tidak dapat
Potensi Kelapa Sawit di Kabupaten Kaimana juga cukup bagus, sudah ada
unggulannya. Beberapa potensi komoditas unggulan yang dominan diupayakan untuk kesejahteraan
perikanan tangkap sebesar 6.917 ton, produksi ubi jalar sebesar 398 ton,
adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, keberadaan
Kedua perusahaan ini dikenal dengan “twin palm oil firm” karena memiliki luasan pengelolaan yang hampir sama. Beberapa tempat yang potensial untuk dikenbangkan bagi Sektor Pariwisata di Kabupaten Kaimana meliputi kawasan pantai, hutan dan pegunungan serta potensi situs sejarah dan kepurbakalaan. Potensi situs sejarah dan kepurbakalaan, di Kaimana terdapat beberapa tempat situs sejarah yaitu situs sejarah keberadaan “BURUNG GARUDA” sebagai cikal bakal lambang NKRI dan
16
Juni 2015
Analisis Pasar Saham & Kinerja BUMN Secara umum pergerakan indeks saham bulanan kawasan global mengalami apresiasi dimana titik akhir perjalanan lebih tinggi daripada titik awal perjalanan di bulan Mei. Sebaliknya yang terjadi pada indeks saham regional yang bergerak fluktuatif dengan mayoritas membentuk trend pelemahan kecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami trend penguatan dari awal bulan.
INDEKS SAHAM GLOBAL Bursa saham di Amerika secara bulanan bergerak positif meski berfluktuatif dimana pergerakannya masih dipengaruhi oleh masalah kebijaksanaan fiskal dan data ekonomi setempat. Bursa saham di Amerika yaitu Dow Jones dan S&P sempat terkoreksi dan mencapai titik terendah sepanjang bulan Mei dipicu lonjakan harga minyak. Selain itu pernyataan The Fed yang menyatakan akan menunda kenaikan suku bunga yang semula diprediksi terjadi pada bulan Juni
karena lesunya data ekonomi AS menyebabkan bursa saham AS sempat terpuruk sebelum kembali mengalami kenaikan. Namun pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Yelen, bahwa suku bunga dipastikan akan naik pada tahun ini kembali kembali membawa bursa Amerika naik dan ditutup pada indeks 18.126 (Dow Jones) dan 2.121 (S&P). Secara bulanan baik Dow Jones maupun S&P menguat 0,6% Adapun pergerakan indeks saham Nikkei secara bulanan menguat dengan relatif stabil didorong oleh nilai tukar yen. Indeks Nikkei rally selama
Dow Jones
FTSE
S&P
Nikkei
17
Juni 2015
10 hari terakhir secara beruntun untuk pertama kalinya sejak 1988, dipicu depresiasi yen. Mata uang Jepang tersebut saat ini bergerak di level terendah sejak 2002 di kisaran 123,64 per dollar AS.
INDEKS SAHAM REGIONAL Indeks saham di kawasan regional bergerak fluktuatif dengan mayoritas membentuk trend pelemahan kecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bursa saham Hang Seng anjlok -2,4% dipengaruhi aturan pengetatan batas pinjaman margin.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perjalanan bulan Mei ini dari titik 5.141 dan menutup akhir perdagangan pada 5.216 atau menguat 1,4%. IHSG mengalami rebound setelah pada bulan sebelumnya terjadi aksi jual besar-besaran dari investor asing yang menyebabkan IHSG anjlok sebesar -6.4% ke level terendah di tahun 2015 hanya dalam sepekan terakhir bulan April, yang dipicu melambatnya ekonomi nasional kuartal I yang disebabkan serapan / pencairan dana APBN untuk proyek infrastruktur baru dimulai awal kuartal II. IHSG kembali mengalami penguatan selain didorong penguatan
Wall Street dan bursa Asia lainnya, juga adanya sinyal positif dari pemerintahan Presiden Jokowi dengan mulai dicanangkannya pembangunan sejumlah proyek infrastruktur. IHSG sempat menguat ke level 5.313,21 saat lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's menaikkan prospek utang Indonesia dari stabil menjadi positif pada 21 Mei 2015. Akan tetapi, sentimen positif itu hanya sementara. Masih terlalu banyak sentimen negatif yang membayangi IHSG. Sentimen negatif tersebut mulai dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), kucuran dana pemerintah yang lambat, dan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Thailand
Strait Times
Hang Seng
18
Juni 2015
kepastian kenaikan suku bunga bank sentral AS/The Federal Reserve. Sentimen negatif ini terlihat pada pekan terakhir perdagangan dimana IHSG terkoreksi dan mengakhiri rally. Koreksi ini merupakan yang terdalam dalam 4 minggu. Perbankan Pergerakan saham perbankan di bulan ini didominasi dengan penguatan harga. Penguatan terbesar dialami oleh Bank Danamon (BDMN) sebesar 10,2%, disusul oleh Bank Tabungan Negara (BBTN), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank CIMB Niaga (BNGA), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang masing-masing menguat sebesar 7,1%, 6,2%, 5,9%, 2,9%, dan 1,3%. Satu-satunya saham perbankan yang mengalami pelemahan dialami oleh saham Bank Mandiri (BMRI) yakni sebesar -3,6%. Secara umum menguatnya sahamsaham perbankan dipicu oleh ditahannya tingkat suku bunga acuan (BI Rate) pada 7,5% serta diluncurkannya kebijakan makroprudensial
oleh BI untuk menjaga stabilitas perekonomian dan mendorong akselerasi pertumbuhan pinjaman. Selain itu, adanya pandangan positif dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor (S&P) terhadap outlook ekonomi Indonesia memberikan momentum penguatan bagi saham yang sensitif interest rate seperti perbankan. Adapun menguatnya saham BBTN terutama setelah pemerintah mencanangkan program sejuta rumah yang segera ditindaklanjuti oleh emiten yang bergerak di bidang pembiayaan rumah ini dengan menggelar pameran perumahan di 12 kota di Indonesia untuk mempercepat realisasi program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Di sisi lain, melemahnya saham BMRI terjadi di saat BMRI menerbitkan surat utang deposito negosiasi (negotiable certificate of deposit/ NCD) senilai total Rp2,6 triliun dengan tingkat diskonto 8% - 8,75% atau di atas tingkat bunga deposito, yang memberikan sentimen negatif bagi pelaku pasar.
Infrastruktur Saham pada sektor infrastruktur mayoritas bergerak di zona positif kecuali saham PT Indosat (ISAT) yang melemah sebesar -6,5% dari harga awal bulan. Adapun saham PT Gas Negara (PGAS) dan PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menguat masingmasing sebesar 8,7% dan 2,9%. Koreksi yang dalam pada ISAT berkaitan dengan laporan keuangan emiten pada kwartal I yang kurang baik. ISAT membukukan rugi bersih Rp455,55 miliar pada kuartal I/2015 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mengantongi laba bersih Rp796,8 miliar. Konstruksi Saham-saham sektor ini ditutup variatif namun sebagian besar ditutup menguat. Saham PT Wijaya Karya (Wika) memimpin penguatan sebesar 5,5%, disusul saham PT Pembangunan Perumahan (PTPP) dan PT Waskita Karya (WSKT) yang menguat sebesar 3,3% dan 3,0%. Hanya saham PT Adhi Karya (ADHI) yang ditutup melemah sebesar -6,7%.
Pergerakan Beberapa Harga Saham Perbankan
19
Juni 2015
Saham sektor konstruksi mengalami rebound setelah pada bulan sebelumnya mengalami pelemahan yang cukup dalam akibat pelambatan pembangunan infrastruktur karena belum cairnya dana APBN. Meningkatnya saham sektor ini seiring dengan pencairan anggaran infrastruktur oleh pemerintah pada kuartal II/2015 setelah lambannya penyerapan APBN Perubahan pada triwulan pertama dan adanya perubahan nomenklatur Kementrian Pekerjaan Umum dengan Kementrian Perumahan Rakyat. Pertambangan Saham-saham sektor pertambangan mayoritas bergerak pada zona positif. Penguatan harga saham dipimpin oleh saham PT Timah (TINS) yang menguat sebesar 13,5% disusul PT Bukit Asam (PTBA) sebesar 5,1%. Adapun saham dan PT Aneka Tambang (ANTM) melemah sebesar -2,6%. Walaupun harga timah terus merosot sejak tahun lalu, namun saat ini
harga timah telah menunjukkan pemulihan dari harga terendah yang dicapai pada bulan lalu. Hal ini turut mendorong naiknya harga saham TINS. Sementara harga saham PTBA masih memiliki ruang penguatan. Hal ini disebabkan harga saham emiten sektor batubara sempat mendapatkan momentum penguatannya kembali terutama ditopang sentimen pasar yang tengah kondusif dan sentimen positif pasar atas saham sektoral berbasiskan komoditas menyusul harga komoditas yang tengah rebound. Namun diper kirakan penguatan ini bersifat temporer, sebab secara fundamental sektor b a t u b a r a m a si h m e n g h a d a p i tantangan tekanan harga jual menyusul membanjirnya suplai batubara sedangkan permintaan cenderung melambat. Harga batubara saat ini berkisar US$55-US$57 per metric ton (mt). Sementara melemahnya harga saham ANTM seiring dengan melemahnya harga nikel yang mencapai titik
terendah dalam 1 bulan di tengah semakin meningkatnya perdebatan krisis utang Yunani dan menguatnya US dollar. Industri Dasar Semen Saham-saham sektor industri dasar semen juga bergerak pada zona positif. Kenaikan tertinggi dialami oleh saham PT Wika Beton (WTON) sebesar 17,4%, disusul oleh saham PT Semen Indonesia (SMGR), dan PT Semen Baturaja (SMBR) masing-masing sebesar 5,7% dan 4,4%. Meningkatnya harga saham sektor ini terutama setelah sejumlah proyek infrastruktur yang tertunda sudah mulai dieksekusi. Peningkatan saham sektor ini merupakan rebound setelah pada bulan sebelumnya anjlok akibat realisasi perolehan kontrak melambat pada kuartal pertama 2015, serta akibat belum cairnya APBN sehingga pengerjaan jalan tol, pelabuhan belum dapat dikerjakan
Pergerakan Beberapa Harga Saham BUMN Berbagai Sektor
20