BADAN PUSAT STATISTIK
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN HUTAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN PERSENTASE RUMAH TANGGA DI SEKITAR KAWASAN HUTAN YANG MENGUASAI LAHAN KAWASAN HUTAN SEBESAR 12,86 PERSEN
Jumlah rumah tangga di sekitar Kawasan Hutan sebanyak 0.22 juta rumah tangga, sebesar 12,86 persen diantaranya menguasai lahan kawasan hutan.
Dari jumlah rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan hutan, sebesar 0,52 persen diantaranya melakukan perladangan berpindah.
Dari jumlah rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan hutan, 52,33 persen diantaranya mengetahui keberadaan kawasan hutan di sekitar tempat tinggal. Dari jumlah rumah tangga yang mengetahui keberadaan kawasan hutan; 73,69 persen mengetahui ada batas kawasan hutan; 22,64 persen tidak mengetahui batas kawasan hutan; dan 3,67 persen menyatakan tidak ada batas kawasan hutan.
Dari jumlah rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan hutan, sebesar 31,51 persen diantaranya melakukan pemungutan hasil hutan/menangkap satwa liar.
Dari jumlah rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan hutan, sebesar 8,25 persen sumber pendapatannya dari memungut hasil hutan/menangkap satwa liar. Dari rumah tangga yang ada usaha pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, 3,98 persen diantaranya menjadikan memungut hasil hutan/menangkap satwa liar sebagai pendapatan utama.
1. PENDAHULUAN Target Nawa Cita ke-3 dan ke-4 yang dihubungkan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah implementasi Undang-Undang Desa (hutan desa dan kelompok tani hutan), perlindungan lingkungan hidup, serta memberantas penebangan liar. Data ST2013 subsektor (SKH 2014) dapat dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan dalam upaya mencapai target Nawa Cita tersebut. Untuk itu data ST2013 subsektor (SKH2014) yang dihasilkan harus berkualitas, up to date, cepat, dan akurat.
Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
1
Survei Kehutanan (SKH2014) merupakan rangkaian dari kegiatan ST2013 yang dirancang untuk menyediakan informasi mengenai profil sosial ekonomi kehidupan rumah tangga di sekitar kawasan hutan. KegiatanSKH 2014 dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2014 di seluruh provinsi kecuali Provinsi DKI Jakarta. SKH 2004 dan 2014 menyajikan informasi mengenai rumah tangga di sekitar kawasan hutan yang menguasai lahan kawasan hutan, melakukan perladangan berpindah, pengetahuan tentang keberadaan kawasan hutan di sekitar tempat tinggal, pengetahuan tentang batas kawasan hutan, dan rumah tangga di sekitar kawasan hutan yang melakukan pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar. 2. KEADAAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DI SEKITAR KAWASAN HUTAN A. Penguasaan Lahan Kawasan Hutan Hasil Survei Rumah Tangga di Kawasan Hutan (SKH 2004) menunjukkan bahwa terdapat 206.945 rumah tangga yang tinggal di kawasan hutan, sedangkan jumlah rumah tangga yang tinggal di kawasan hutan pada tahun 2014 sebanyak 222.168 rumah tangga; 12,86 persen diantaranya menguasai lahan kawasan hutan. Gambar 1 . Jumlah Rumah Tangga di Sekitar Kawasan Hutan, 2004 dan 2014
Gambar 2 . Persentase Rumah Tangga yang Menguasai Lahan Kawasan Hutan, 2014
2
Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
B. Perladangan Berpindah Perladangan tradisional yang dilakukan secara berpindah di kawasan hutan biasanya dilakukan oleh masyarakat di sekitar kawasan hutan. Hasil survei rumah tangga di kawasan hutan 2004 (SKH 2004) menunjukkan banyaknya rumah tangga yang melakukan perladangan berpindah sebesar 0,98 persen, sedangkan dari hasil Survei Kehutanan 2014 (SKH 2014) banyaknya rumah tangga yang melakukan perladangan berpindah sebesar 0,52 persen, mengalami penurunan 0,46 persen hal ini disebabkan karena pola perladangan di masyarakat saat ini sudah banyak beralih ke cara pertanian modern, seperti: pengunaan pupuk, pestisida, dan lain-lain. Tabel 1. Jumlah dan Persentase RumahTangga di SekitarKawasan Hutan yang Melakukan Perladangan Berpindah Tahun (1) Jumlah rumah tangga di kawasan hutan Jumlah rumah tangga yang melakukan perladangan berpindah di kawasan hutan Persentase
2004 (2)
2014 (3)
206.945
222.168
2.037
1.163
0,98%
0,52%
C. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Keberadaan Kawasan Hutan Kawasan hutan merupakan suatu daerah yang keberadaannya ditetapkan oleh pemerintah. Dari hasil survei rumah tangga di kawasan hutan 2004 (SKH 2004), masyarakat di sekitar kawasan hutan yang mengetahui keberadaan kawasan hutan sebesar 41,71 persen dan yang tidak mengetahui sebesar 58,29 persen. Sedangkan dari Survei Kehutanan 2014 (SKH 2014), menunjukkan masyarakat di sekitar kawasan hutan yang mengetahui keberadaan kawasan hutan sebesar 52,33 persen dan tidak mengetahui sebesar 47,67 persen, terjadi penurunan hal ini dapat disebabkan karena kawasan hutan tidak semuanya berupa hutan tegakan/tumbuhan yang ada kayunya namun ada yang berupa padang
savanna (padang
rumput).
Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
3
Gambar 3. Persentase Rumah Tangga yang Mengetahui Keberadaan Kawasan Hutan, 2004 dan 2014
D. PengetahuanMasyarakatTentang Batas KawasanHutan Menurut hasil Survei Kehutanan 2014 (SKH 2014), masyarakat yang mengetahui keberadaan kawasan hutan, 73,69 persen diantaranya yang mengetahui adanya batas kawasan hutan berupa pal/tandabatas, jalan, sungai, dan lainnya, sementara 3,67 persennya menyatakan tidak ada batas kawasan hutan, dan sisanya 22,64 persen tidak mengetahui adanya batas kawasan hutan. Dibandingkan dengan hasil Survei Rumah Tangga Kawasan Kehutanan 2004, angka ini mengalami penurunan 2,33 persen untuk tingkat masyarakat yang mengetahui adanya batas kawasan hutan dan 3,21 persen untuk masyarakat yang menyatakan tidak ada batas kawasan hutan.
Tabel 2. Persentase Rumah Tangga di Sekitar Kawasan Hutan Yang Mengetahui Batas Kawasan Hutan, 2004 dan 2014 Provinsi (1) Ada Batas KawasanHutan
2004 (2) 71,36%
2014 (3) 73,69%
Tidak Ada Batas KawasanHutan
6,88%
3,67%
TidakMengetahui Adanya Batas KawasanHutan
21,77%
22,64%
100%
100%
Jumlah
4
Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
E. Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar Hutan merupakan sumberdaya alam yang juga merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Dari hasil Survei Kehutanan 2014 (SKH 2014) rumahtangga di sekitar kawasan hutan yang melakukan pemungutan hasilhutan/penangkapan satwa liar sebanyak 31,51 persen. Gambar 4. Persentase RumahTangga di Sekitar Kawasan Hutan Yang Melakukan Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar, 2014
F. Rumah Tangga yang Sumber Pendapatannya dari Memungut Hasil Hutan/ Menangkap Satwa Liar Hasil ST2013 Subsektor menunjukkan bahwa masih banyak rumahtangga yang menggantungkan sumber pendapatan hidupnya dari memungut hasil hutan/menangkap satwa liar.Secara nasional, rumahtangga yang memungut hasil hutan/menangkap satwa liar sebesar 8,25 persen dari total rumah tangga yang berada di sekitar kawasan hutan. Gambar 5. Persentase Rumah Tangga yang Sumber Pendapatannya dari Memungut Hasil Hutan/Menangkap Satwa Liar
Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
5
G. Rumah Tangga yang Sumber Pendapatan Utamanya dari Memungut HasilHutan/ Menangkap Satwa Liar Memungut hasilhutan/menangkap satwa liar masih menjadi salah satu sumber penghasilan utama masyarakat di sekitar kawasan hutan. Dari Hasil Survei Kehutanan 2014 (SKH
2014),banyaknya rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari memungut hasil
hutan/menangkap satwa liar sebesar 3,98 persen dari total rumah tangga yang memungut hasil hutan/menangkap satwa liar.
Gambar 6. Persentase Rumah Tangga yang Sumber Pendapatan Utamanya dari Memungut Hasil Hutan/Menangkap Satwa Liar
3. METODOLOGI, KONSEP, DAN DEFINISI A. Metodologi Survei kehutanan menggunakan 2 jenis kerangka sampel yaitu kerangka sampel pemilihan blok sensus dan kerangka sampel pemilihan rumah tangga. Untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel yang digunakan yaitu daftar blok sensus biasa dan blok sensus persiapan bermuatan cakupan ST2013 pada desa-desa yang terletak di kawasan hutan (yang di-overlay dengan peta kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan) dan diurutkan menurut strata. Blok sensus yang memenuhi syarat adalah blok sensus yang memiliki junlah eligible rumah tangga sebanyak 10 atau lebih. Sedangkan, kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih. Metode sampling yang digunakan adalah metode sampling dua tahap terstratifikasi. Pada tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus, dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size dengan size jumlah rumah tangga hasil ST2013-L. Tahap kedua, dari kerangka sampel rumah tangga dipilih sejumlah rumah tangga secara sistematik. Jumlah sampel untuk Survei Kehutanan sebanyak 99.993 rumah tangga.
6
Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
B. Konsep dan Definisi Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Rumah tangga di sekitar kawasan hutan adalah rumah tangga yang bermukim di desa yang berada di dalam dan di tepi kawasan hutan. Perladangan berpindah adalah suatu kegiatan usaha tani tanaman semusim/pangan secara tradisional/pindah-pindah di dalam maupun di luar kawasan hutan tanpa memperhatikan aspek pelestarian sumber daya hutan, tanah, dan air. Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar adalah kegiatan memungut/ mengambil hasil hutan dan juga menangkap satwa-satwa liar di hutan seperti: memungut kayu, getah, kulit kayu, buah-buahan, rumput, rotan, tumbuhan obat, gaharu, serta menangkap ayam hutan, babi hutan, rusa, dan sebagainya.
Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014
7