Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG SEBELUM DAN SESUDAH RELOKASI TERMINAL GIRI ADIPURA DI DESA SINGODUTAN KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS CHANGE OF TRADERS BEFORE AND AFTER GIRI ADIPURA BUS STATION RELOCATION IN SINGODUTAN SELOGIRI WONOGIRI Oleh: Cahayana Dewi, Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perubahan kondisi sosial pedagang sebelum dan sesudah relokasi Terminal Giri Adipura Wonogiri. (2) perubahan kondisi ekonomi pedagang sebelum dan sesudah relokasi Terminal Giri Adipura Wonogiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pendekatan aktivitas manusia digunakan sebagai pendekatan keilmuan. Populasi dalam penelitian ini pedagang di Terminal Giri Adipura Wonogiri yaitu 36 responden. Subyek penelitian ini adalah pedagang yang berjualan di Terminal Giri Adipura Wonogiri sebelum dan sesudah relokasi. Obyek penelitian ini adalah perubahan kondisi sosial ekonomi pedagang sebelum dan sesudah relokasi terminal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data menggunakan editing, koding dan tabulasi. Data dianalisis menggunakan tabel frekuensi yang dinyatakan dengan angka dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perubahan kondisi sosial pedagang sebelum dan sesudah relokasi dapat dilihat dari: (a) bentuk interaksi sosial sebelum relokasi berupa tukar menukar uang 44,44 persen dan peminjaman barang dagangan 27,78 persen berubah menjadi bertegur sapa 58,33 persen setelah relokasi. Waktu interaksi menjadi lebih dari 15 menit setelah relokasi. (b) Kegiatan sosial sebelum relokasi arisan rutin setiap Minggu berubah menjadi menjadi kegiatan yang bersifat insidental karena belum terbentuk kegiatan rutin setelah relokasi. (c) Pedagang kurang nyaman berjualan karena harus membawa dagangannya mendekati penumpang. (2) Perubahan kondisi ekonomi pedagang sebelum dan sesudah relokasi dapat dilihat dari: (a) Modal mengalami penurunan sebelum relokasi 47,22 persen ≥ Rp. 2.000.000,00 sesudah relokasi 38,89 persen < Rp.499.999,00. (b) Pendapatan bersih mengalami penurunan sebelum relokasi 47,23 persen > Rp. 1.500.000,00 sesudah relokasi 72,22 persen ≤ Rp.499.999,00. (c) perubahan kepemilikan barang berharga dipengaruhi oleh penurunan pendapatan. Kata kunci : Relokasi, kondisi sosial pedagang, kondisi ekonomi pedagang.
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
ABSTRACT The aim of this study is to determine: (1) changes in traders social condition before and after Giri Adipura Wonogiri bus station relocation: (2) changes in traders economic condition before and after Giri Adipura Wonogiri bus station relocation. This study use descriptive method. Human activity approach is used as scientific approach. The study population is traders in Giri Adipura Wonogiri Bus Station, that is 36 responden. This study subject is trader who trade in Giri Adipura Wonogiri bus station before and after relocation. The study object is socioeconomic change of traders before and after bus station relocation. Data collection techniques used are observation, interviews and documentation. Data processing techniques used are editing, coding and tabulating. Data was analyzed used frequency table which was expressed with numbers and percentage. The results showed that: (1) changes in traders social condition before and after relocation can be showed by: (a) social interaction form before relocation are money exchange 44,44 percent and borrowing merchandize 27,78 percent change to chatting each other 58,33 percent after relocation. Time for interaction become more than 15 minutes after relocation. (b) social activity before relocation was weekly regular social gathering change to incidentally activities because there is no routine activity yet after relocation. (c) Traders are less comfortable in trading because they should bring their merchandize approaching the passenger. (2) changes in traders economic condition before and after relocation can be showed by: (a) Capital decrease from before relocation was 47,22 percent ≥ Rp. 2.000.000,00 to after relocation was 38,89 percent < Rp.499.999,00. (b) net income decrease from before relocation was 47,23 percent > Rp. 1.500.000,00 to after relocation was 72,22 percent ≤ Rp.499.999,00. (c) change in treasure possession which was influenced by decline in revenue. Keywords: relocation, traders social condition, traders economic condition.
2
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
Pedesaan sebanyak 607 unit, dan angkutan
I. PENDAHULUAN Terminal transportasi merupakan simpul
kota 85 unit. Sarana angkutan tersebut
alih muat transportasi, yang mempunyai
membutuhkan terminal yang layak dan luas
peranan penting dalam keterpaduan dan
untuk mengakomodasi pergerakan bus, dan
kesinambungan pelayanan transportasi (Sakti
perpindahan penumpang.
Adji, 2011: 1-2). Keberadaan terminal di suatu
daerah
tumbuhnya
merupakan
aktivitas
Terminal
pendorong
perekonomian
Induk Giri Adipura lama
merupakan terminal regional yang terletak di
di
Dusun
Klampisan,
Kelurahan
Kaliancar
wilayah sekitarnya. Terminal sebagai pusat
Kecamatan Selogiri di sebelah utara Kota
pertumbuhan
memegang
Wonogiri. Terminal ini dibangun pada tahun
peranan penting dalam usaha mencapai
1986 pada tanah seluas 21.242 m2. Terminal
tujuan-tujuan pembangunan ekonomi.
ini belum berfungsi sebagaimana mestinya
perekonomian
Kabupaten Wonogiri sebagai daerah yang sedang
membangun
membutuhkan
sarana
sebagai terminal penumpang tipe A yang
perekonomiannya dan
ditandai
prasarana
dengan
penurunan
jumlah
penumpang dan pengusaha angkutan umum
transportasi yang cukup dan memadai untuk
yang
menunjang pembangunan dan mempermudah
terminal sebagai penggerak perekonomian di
pergerakan
Pergerakan
wilayah sekitarnya juga tidak optimal.
penduduk di wilayah Kabupaten Wonogiri
Perkembangan usaha para pengusaha penjual
yang mempunyai topografi berupa wilayah
jasa pendukung transportasi seperti para
pegunungan, dengan jarak antar kecamatan
pedagang di terminal cenderung menurun
yang relatif jauh sebagian besar dengan
setiap tahunnya. Penurunan ini disebabkan
transportasi umum karena biayanya yang
oleh banyaknya kendaraan yang tidak masuk
relatif murah dan dapat terjangkau oleh
terminal sehingga pendapatan yang diterima
masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan dengan
oleh pedagang semakin menurun.
penduduknya.
data dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informasi
memanfaatkan
terminal.
Fungsi
Terminal Induk Giri Adipura lama tidak
(DISHUBKOMINFO)
berfungsi secara optimal disebabkan oleh
Kabupaten Wonogiri dimana di wilayah
lokasi terminal yang kurang memberikan
Kabupaten Wonogiri tersedia bus Antar Kota
aksesibilitas
Antar Propinsi (AKAP) sebanyak 563 unit,
persimpangan trayek, atau sepanjang trayek
bus AKDP sebanyak 189 unit, Bus Angkutan
perjalanan angkutan. Hal tersebut didasarkan
3
karena
tidak
berada
pada
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
pada lokasi terminal yang berada di luar jalur
yang berjarak kurang lebih 500 meter, hal ini
perhubungan
menyebabkan
regional
maupun
jalur
calon
penumpang enggan
perkembangan kota. Fasilitas pendukung
berbelanja karena khawatir meninggalkan tas
terminal tidak memenuhi standart sebagai
dan barang bawaannya.
terminal tipe A sehingga kurang memberikan
Selain itu perubahan status kepemilikan
kenyamanan bagi pengguna jasa terminal.
kios dari hak guna saat masih di terminal
Kondisi terminal lama ini juga tidak terawat
lama dengan sewa kios juga menjadi
dengan baik, aspal jalan menuju terminal
keprihatinan para pedagang. Pada saat di
sudah mengelupas dan fasilitas pendukung
terminal lama pedagang dibebani dengan
sudah banyak yang rusak sehingga enggan
pajak sebesar Rp. 50.000,00 setiap tahun dan
dikunjungi calon penumpang dan bus.
biaya retribusi sebesar Rp. 1.600,00 per hari.
Berdasarkan kondisi tersebut pemerintah
Sedangkan
di
Kabupaten Wonogiri membangun terminal
membayar
biaya
induk baru yang berlokasi di Dusun Krisak
380.000,00 setiap tahun dan apabila tidak
Desa
Selogiri.
mampu membayar kepemilikan kios akan
Terminal baru ini merupakan pengembangan
diambil kembali oleh pengelola terminal
dari Sub Terminal Krisak yang sudah ada
untuk disewakan pada orang lain. Biaya
sebelumnya.
retribusi
Singodutan
Kecamatan
Terminal
diresmikan
pada
terminal
harian
baru
sewa
belum
pedagang
sebesar
berlaku
Rp.
karena
tanggal 16 Oktober 2014 oleh Dirjen
pendapatan pedagang masih sangat kurang.
Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan
Penurunan pendapatan pedagang
Republik Indonesia. Berdasarkan
di
Terminal Giri Adipura menyebabkan para pengamatan
peneliti,
pedagang
resah
akan
mengalami
walaupun terminal sudah ramai penumpang,
kebangkrutan, yang tentu akan berdampak
kios pedagang yang terletak di sebelah timur
pada kondisi perekonomian keluarga.
terminal
sepi
yang
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
berbelanja, hal ini disebabkan oleh lokasi
Kabupaten Wonogiri merelokasi terminal ke
kios yang cukup jauh dari ruang tunggu
lokasi yang lebih strategis pada dasarnya
penumpang dan parkir bus, serta ketiadaan
ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan
akses
masyarakat
langsung
dari
penumpang
menuju
kios
tersebut.
dan
menggerakkan
Penumpang bila berbelanja ke kios harus
perekonomian di wilayah sekitar terminal,
berjalan memutar melalui gedung terminal
namun tidak menutup kemungkinan adanya
4
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
dampak dari kebijakan tersebut. Lokasi
menggunakan editing, koding dan tabulasi.
terminal yang strategis meningkatkan jumlah
Data dianalisis menggunakan tabel frekuensi
calon penumpang dan armada angkutan yang
yang
memanfaatkan
persentase.
terminal,
namun
adanya
dinyatakan
dengan
angka
dan
peningkatan ini belum mampu meningkatkan
Variabel penelitian ini adalah: kondisi
pendapatan dari pedagang pemilik kios. Hal
sosial pedagang yang terdiri dari interaksi
ini disebabkan oleh lokasi kios yang cukup
sosial, kegiatan sosial dan kenyamanan dan
jauh dan tidak dilewati oleh jalur bus,
kepastian
ketiadaan akses langsung dari ruang tunggu
pedagang
penumpang dan parkir bus menuju kios
pendapatan dan kepemilikan barang berharga
pedagang.
pedagang.
Berdasarkan
belakang
terdiri
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
1. Deskripsi Daerah Penelitian
Kondisi
Sosial
ekonomi
dari
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
“Perubahan
di
yang
Kondisi
atas
tentang
latar
berdagang.
modal,
a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa
Ekonomi Pedagang Sebelum dan Sesudah
Singodutan
merupakan
Relokasi Terminal Giri Adipura di Desa
salah satu desa yang terletak di
Singodutan
Kecamatan Selogiri, Wonogiri. Letak
Kecamatan
Selogiri
Kabupaten Wonogiri”.
astronomis Desa Singodutan adalah 7º47’21”
II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
-
7º48’33”
LS
dan
110º53’19” - 110º54’35” BT. Data
metode
deskriptif. Pendekatan aktivitas manusia
monografi
digunakan sebagai pendekatan keilmuan.
menyatakan jarak Desa Singodutan
Lokasi penelitian adalah di Terminal Giri
dengan
Adipura
Kecamatan
Kabupaten
Wonogiri.
Populasi
Desa
Singodutan
pusat
pemerintahan
Selogiri
adalah
satu
penelitian adalah pedagang di Terminal Giri
setengah kilometer, dan jarak dari
Adipura yaitu 36 pedagang. Obyek penelitian
Ibukota Kabupaten Wonogiri adalah
ini adalah perubahan kondisi sosial ekonomi
lima kilometer, sedangkan jarak dari
pedagang sebelum dan sesudah relokasi
Ibukota
terminal. Teknik pengumpulan data yang
adalah 110 kilometer. Luas wilayah
digunakan adalah observasi, wawancara dan
Desa Singodutan adalah 231,5 hektar.
dokumentasi. Teknik
pengolahan data
5
Propinsi
(Jawa
Tengah)
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
Secara administratif Desa Singodutan
pada tahun 2010 sampai dengan 2014
dibatasi oleh: sebelah utara adalah
dengan
Desa Kaliancar (Kecamatan Selogiri),
37.500.000.000,00 yang berasal dari
sebelah selatan adalah Desa Keloran
APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah
(Kecamatan Selogiri), sebelah barat
dan APBD Kabupaten Wonogiri.
adalah
Terminal ini dibangun diatas lahan
Desa
Jendi
(Kecamatan
Selogiri) dan sebelah timur adalah
adalah sebelah utara, selatan dan
permukaan laut. Kondisi tanah di
barat berupa persawahan dan sebelah
Desa
timur
merupakan berwarna
tanah hitam
di
regional dan memiliki batas-batas
atas
Singodutan
meter
Rp.
Terminal ini terletak di jalur
Desa Singodutan berada pada 115
sebesar
bekas Sub Terminal Krisak.
Desa Pare (Kecamatan Selogiri).
ketinggian
biaya
sebagian
besar
lempung dengan
dan
tingkat
Terminal Giri Adipura merupakan terminal penumpang Tipe A yang
b. Tata Guna Lahan
berfungsi melayani kendaraan umum
Penggunaan lahan terbesar di Singodutan
pemukiman
penduduk.
kemiringan tanah adalah 50 derajat.
Desa
merupakan
adalah
untuk angkutan antar kota antar
untuk
propinsi (AKAP), angkutan antar
persawahan yaitu 85 hektar atau
kota
36,72 persen dan pemukiman 77
angkutan
hektar atau 33,26 persen. Terminal
angkutan pedesaan (Angkudes) di
Giri Adipura menggunakan lahan
Kabupaten Wonogiri.
seluas 5 hektar atau 2,16 persen.
dan
Luas
Terminal
Giri
Terminal Induk Giri Adipura Dusun Krisak, Desa
dan
Giri
Adipura
sudah
memenuhi
syarat
untuk
operasionalisasi
terminal
tipe
A
Selogiri,
sesuai dengan Keputusan Menteri
Kabupaten Wonogiri. Luas terminal
Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995
50.800 m
2,.
Kecamatan
(Angkuta)
Kondisi sarana dan prasarana di Terminal
Singodutan,
(AKDP),
Giri Adipura
Adipura
terletak di
kota
propinsi
b. Sarana dan Prasarana di Terminal
2. Gambaran Umum Terminal a. Letak
dalam
Terminal ini dibangun
tentang Terminal Transportasi Jalan.
6
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
c. Perbedaan Terminal Giri Adipura
rusa.
Terminal
sudah
parkir
untuk
Lama dan Terminal Giri Adipura
memiliki
Baru.
angkuta dan angkudes, fasilitas
Kondisi fisik serta sarana dan prasarana
yang
terdapat
ruang
baru
pendukung sudah lengkap dan
pada
seluruh
jalan
sudah
ditutup
Terminal Giri Adipura lama berbeda
dengan paving blok dan kondisi
dengan Terminal Giri Adipura yang
baik.
baru. Perbedan ini dapat dilihat dari:
5) Keamanan dan kenyamanan,
1) Lokasi
Terminal lama kurang aman
Terminal lama berlokasi di
dan
nyaman
(ruang
tunggu
luar jalur perhubungan regional
terbuka dan tidak terdapat fasilitas
dan
kota
pengamanan), sedangkan terminal
sedangkan terminal baru pada
baru lebih aman dan nyaman
jalur perhubungan regional dan
(ruang tertutup dan sirkulasi udara
perkembangan kota.
terjaga
perkembangan
2) Luas
dengan
AC,
terdapat
CCTV dan Pos Polisi untuk
Luas terminal lama 2 hektar,
menjamin keamanan).
sedangkan terminal baru 5 hektar.
6) Penataan pedagang
3) Aksesibilitas
Penataan
pedagang
di
Terminal lama hanya bisa
terminal lama kurang terstruktur,
diakses dari satu arah, sedangkan
sedangkan di terminal baru sudah
terminal baru dapat diakses dari
terstruktur
dua arah.
ditata menurut jenis usaha dagang
4) Sarana
dan
prasarana
yang
dimana
pedagang
3. Karakteristik Responden
tersedia
a. Umur responden
Terminal lama tidak memiliki
Umur pedagang di Terminal Giri
ruang parkir untuk angkuta dan
Adipura berkisar antara 35 tahun
angkudes,
sampai dengan 70 tahun dengan
fasilitas
pendukung
belum lengkap dan jalur keluar
kelompok
masuk dan jalur transit berupa
frekuensi paling banyak adalah 47 –
jalan berlapis aspal dan kondisi
52 tahun dan 53 – 58 tahun yaitu 25
7
umur
yang
memiliki
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
persen
responden,
sedangkan
menunjukkan
bahwa
pendidikan
frekuensi paling sedikit terdapat pada
sebagian besar responden masih
41 – 46 tahun sebanyak 8,33 persen
rendah.
responden. Hal ini berarti bahwa
4. Perubahan Kondisi Sosial dan Ekonomi
pedagang di Terminal Giri Adipura
Pedagang Sebelum dan Sesudah Relokasi
tergolong dalam usia produktif (15 –
Terminal Giri Adipura
64 tahun)
a. Perubahan Kondisi Sosial Pedagang
b. Jenis Kelamin Pedagang
Sebelum dan Sesudah Relokasi di
terminal
Giri
1) Interaksi Sosial
Adipura sebagian besar merupakan
Interaksi sosial antar sesama
perempuan yaitu sebanyak 69,44
pedagang sebelum dan sesudah
persen, sedangkan laki-laki sebanyak
relokasi
30,56 persen. Pedagang yang berjenis
perubahan. Pedagang berinteraksi
kelamin perempuan ini berdagang
dengan pedagang lainnya karena
guna
memenuhi
menganggap pentingnya interaksi
kebutuhan hidup keluarga sehari-hari
untuk menunjang dan membantu
dan menambah pendapatan dalam
dalam proses berjualan sehari-
keluarga.
harinya.
membantu
c. Tingkat Pendidikan
Sebelum
tidak
mengalami
relokasi
bentuk
Tingkat pendidikan adalah
interaksi dalam hal tukar-menukar
salah satu tolak ukur dalam menilai
uang 44,44 persen, peminjaman
kualitas manusia. Semakin tinggi
barang dagangan 27,78 persen,
tingkat pendidikan maka semakin
menitipkan kios sementara atau
tinggi kualitas manusia tersebut.
hanya sekedar bertegur sapa dan
Tingkat pendidikan pedagang
mengobrol.
di Terminal Giri Adipura yaitu tidak
Bentuk
interaksi
terjadi
tamat SD 30,56 persen, Tamat SD
perubahan dari yang berhubungan
5,56 persen, tamat
SMP 16,67
langsung
dengan
persen, tamat SMA 38,88 persen,dan
berjualan
menjadi
tamat perguruan tinggi 8,33 persen.
interaksi informal seperti tegur
Tingkat pendidikan responden ini
8
aktivitas bentuk
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
sapa
atau
mengobrol
58,33
meningkat
persen.
dari
11,11
persen
menjadi 36,11 persen.
Waktu yang diperlukan dalam berinteraksi
Perubahan pada bentuk dan
mengalami
perubahan,
sebelum
intensitas
relokasi
kegiatan
disebabkan
sosial
sesudah
ini
relokasi
waktu yang diperlukan <15 menit
belum terdapat kegiatan-kegiatan
karena pedagang sibuk melayani
yang bersifat rutin dan pedagang
pembeli,
merasa
sedangkan
sesudah
perlu
membentuk
relokasi waktu yang digunakan
perkumpulan untuk menampung
>15
dan
menit
karena
aktivitas
berjualan masih sepi. 2) Kegiatan Sosial Partisipasi pedagang dalam mengikuti
kegiatan
menyampaikan
aspirasi
pedagang
terutama
mengenai
berbagai
permasalahan
berdagang seperti lokasi kios
sosial
yang
jauh
dan
penurunan
dalam
berdagang
sebelum relokasi 80,56 persen
pendapatan
dan sesudah relokasi 75 persen.
kepada pengelola terminal.
Penurunan jumlah pedagang yang mengikuti
kegiatan
3) Kenyamanan
sosial
yang
rutin
dan
Kepastian
Berdagang,
dikarenakan belum terbentuknya kegiatan
saat
Kenyamanan
sesudah
dalam
berdagang sebelum dan sesudah
relokasi.
relokasi mengalami perubahan,
Bentuk
sosial
sebelum relokasi sebagian besar
pedagang mengalami perubahan,
pedagang 94,44 persen merasa
sebelum relokasi kegiatan sosial
lebih nyaman berdagang. Sesudah
yang paling banyak diikuti adalah
relokasi 83,33 persen menyatakan
arisan
persen,
tidak nyaman berada di terminal
relokasi
baru, hal ini disebabkan jauhnya
arisan rutin belum
lokasi kios dari tempat parkir bus.
rutin
sedangkan kegiatan
kegiatan
44,44 setelah
terbentuk lagi. Jumlah responden yang mengikuti pedagang
Permasalahan
perkumpulan
setelah
dalam
berdagang sebelum relokasi 30,56
relokasi
persen responden mengatakan ada
9
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
permasalahan, sedangkan sesudah
pedagang.
relokasi 80,56 persen responden
lainnya 16,67 persen menyatakan
mengatakan ada permasalahan.
masih terdapat kepastian dalam
Permasalahan sebelum relokasi
usaha berdagang yang disebabkan
antara lain rusaknya kios, bus
oleh adanya peningkatan jumlah
jarang
serta
bus dan penumpang yang masuk
kondisi jalan dan fasilitas terminal
ke terminal, fasilitas sarana dan
yang
prasarana terminal yang lebih
masuk
terminal
rusak.
Permasalahan
sesudah relokasi sebagian besar
lengkap
responden mengatakan lokasi kios
permanen.
yang
jauh
dan
tambahnya
Sebagian
dan
c. Perubahan
pedagang
bangunan
Kondisi
kios
Ekonomi
persaingan dari pedagang Sub
Pedagang
Sebelum
dan
Sesudah
Terminal Krisak lama.
Relokasi
Terminal
Giri
Adipura
Kepastian dan kemajuan dalam
Wonogiri.
berusaha 88,89 persen responden
1) Modal
mengatakan
kepastian
dan
Modal
untuk
berdagang
kemajuan usahanya di terminal
mengalami penurunan,
lama. Hal ini disebabkan karena
relokasi
dekatnya
dengan
≥Rp.2000.000,00 sebanyak 47,22
parkir bus dan ruang tunggu
persen, sedangkan setelah relokasi
penumpang sehingga pendapatan
modal pedagang pada kisaran <
banyak,
Rp.499.999,00 sebanyak 38,89
lokasi
kios
Sesudah
direlokasi
modal
pada
kisaran
sebagian besar pedagang 83,33
persen,
persen merasa kurang nyaman
penurunan modal yang diperlukan
dan tidak ada kepastian usaha
oleh pedagang hampir sebesar
dalam berdagang disebabkan oleh
Rp.1.500.000,00. Penurunan pada
lokasi kios yang jauh dari ruang
modal
tunggu
sehingga
disebabkan pedagang mengurangi
pendapatan pedagang berkurang
jumlah barang yang dijual karena
dan meningkatnya daya saing
kurang laku dan masih terdapat
karena
penumpang
adanya
pertambahan
10
sehingga
sebelum
berdagang
terdapat
tersebut
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
sisa barang dagangan dari kios di
perubahan.
terminal lama.
pekerjaan
Cara
memperoleh
modal
Pendapatan sampingan
berpengaruh
dengan
tidak adanya
sebelum dan sesudah relokasi
relokasi
sama, modal berasal dari modal
rutin pedagang setelah relokasi
sendiri. Sebagian besar responden
mengalami peningkatan.
tidak
kesulitan
terminal.
dari
Pengeluaran
dalam
Pendapatan bersih sebelum
memperoleh modal. Modal telah
relokasi sebagian besar terdapat
mereka siapkan sebelum memulai
pada kelas lebih dari atau sama
usaha berdagangnya.
dengan Rp 2.000.000,00 yaitu
2) Pendapatan
sebanyak 30,56 persen responden,
Pendapatan berjualan,
pedagang
sesudah
dari
sebaliknya
setelah
relokasi
relokasi
pendapatan bersih sebagian besar
Terminal Giri Adipura mengalami
berada pada kelas kurang atau
perubahan yaitu menurun. Pada
sama dengan dari Rp 499.999,00
kisaran
dari
sebanyak 72,22 persen responden.
47,22 persen sebelum relokasi
Penurunan pendapatan bersih
≥Rp.2.000.000,00
menjadi
5,56 persen setelah
ini dipengaruhi oleh penurunan
relokasi. Pendapatan pada kisaran
pendapatan dari hasil berdagang
Rp.1.500.000,00-Rp.1.999.999,00
di Terminal Giri Adipura setelah
dari
direlokasi.
16,67
persen
menurun
menjadi 2,78 persen. Penurunan
3) Kepemilikan Barang Berharga
pendapatan
ini
Kepemilikan alat transportasi
disebabkan oleh lokasi kios yang
sedikit
jauh dari tempat pemberhentian
dimana sebelum relokasi terdapat
bus atau ruang tunggu penumpang
47,22 persen responden yang
dan kurangnya akses penumpang
memiliki sepeda motor, sesudah
ke kios sehingga jumlah pembeli
relokasi terdapat
berkurang.
responden yang memiliki sepeda
Pendapatan sampingan
dari pekerjaan
mengalami
mengalami
perubahan,
55,56 persen
motor. Peningkatan kepemilikan
sedikit
sepeda motor tersebut disebabkan
11
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
oleh
adanya
transportasi
keperluan
responden
33,34
untuk
persen
persen
menjadi
sesudah
19,44
relokasi.
berdagang. Kepemilikan mobil
Kepemilikan gelang mengalami
tidak
penurunan
mengalami
perubahan,
sebelum
dimana sebelum dan sesudah
sebanyak
relokasi 16,67 persen responden
11,12 persen sesudah relokasi.
memiliki satu mobil.
Kepemilikan cincin mengalami
Kepemilikan alat komunikasi
penurunan
25
persen
relokasi menjadi
sebelum
relokasi
baik sebelum maupun sesudah
sebanyak 52,78 persen menjadi
relokasi
mengalami
36,11 persen setelah relokasi.
signifikan.
Perubahan tersebut disebabkan
69,44 persen
dijual untuk memenuhi kebutuhan
responden memiliki Handphone
hidup maupun untuk menambah
(HP). Hal ini disebabkan para
modal berdagang.
pedagang membutuhkan alat-alat
Kepemilikan
tidak
perubahan
yang
Sebagian besar
tersebut
untuk
aktivitas
berjualan.
hewan
ternak
menunjang
berupa kambing sebelum dan
Seluruh
sesudah relokasi 13,89 persen
responden memiliki televisi di
responden
dalam rumanhya.
responden.
Kepemilikan laptop sebelum
dan
16,67
persen
Responden
yang
memiliki hewan ternak berupa
relokasi sebanyak 27,78 persen
ayam
responden memiliki satu laptop
sebanyak 19,44 persen dan 16,67
dan setelah relokasi 13,33 persen
persen.
responden memiliki satu laptop,
sebelum
Kepemilikan
sesudah
lahan
berupa
dan
sesudah
perubahan ini disebabkan laptop
sawah
tersebut karena rusak.
reokasi sebanyak empat dan satu
Kepemilikan perhiasan berupa kalung,
gelang
mengalami
dan
sebelum
dan
responden.
Kepemilikan
lahan
cincin
berupa ladang baik sebelum dan
penurunan.
sesudah relokasi sebanyak empat
Kepemilikan kalung mengalami
responden.
penurunan dari sebelum relokasi
selain dijual untuk kebutuhan juga
12
Perubahan
tersebut
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
disebabkan sawah yang dimiliki salah
satu
responden
2. Perubahan kondisi ekonomi pedagang
dibeli
mengalami penurunan modal dan
pemerintah untuk pembangunan
pendapatan. Modal sebelum relokasi
Terminal Giri Adipura.
pada
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
diperoleh
kesimpulan
kisaran
≥
sebanyak
47,22
relokasi
pada
Rp.499.999,00
sebagai
Rp.2000.000,00 persen
setelah
kisaran
sebanyak
< 38,89
persen. Sebelum relokasi pendapatan
berikut:
pedagang
pada
1. Perubahan kondisi sosial pedagang di
Rp.1.500.000,00
kisaran sebanyak
> 47,23
Terminal Giri Adipura mengalami
persen, setelah relokasi pada kisaran
perubahan bentuk interaksi, dari tukar
≤ Rp.499.999,00 sebanyak 72,22
menukar uang 44,44 persen dan
persen.
peminjaman barang dagangan 27,78
tersebut
persen sebelum relokasi menjadi
kepemilikan
bentuk
pedagang.
interaksi
informal
yaitu
mengobrol, tegur sapa dan berdiskusi sebanyak
58,33
persen
Penurunan
pendapatan
berpengaruh barang
pada berharga
B. Saran
setelah
Berdasarkan hasil penelitian, maka
relokasi. Waktu interaksi setelah
peneliti ingin menyampaikan beberapa
relokasi menjadi lebih dari 15 menit.
saran antara lain:
Kegiatan
mengalami
1. Bagi pihak pengelola Terminal Giri
perubahan dari arisan rutin setiap hari
Adipura dapat menampung keluhan
Minggu menjadi kegiatan bersifat
dari para pedagang dan memberikan
insidental
akses dari kios berjualan menuju
sosial
misalnya
perkumpulan
pedagang setelah relokasi karena belum
terbentuk
Kenyamanan
kegiatan
pedagang
lokasi parkir bus.
rutin.
2. Bagi
berkurang
para
pedagang
untuk
meningkatkan
interaksi
antar
setelah relokasi lokasi kios jauh dari
pedagang dan pengelola di Terminal
pembeli sehingga pedagang harus
Giri Adipura.
membawa
daganganya
mendekati
3. Bagi
pembeli.
mahasiswa
penelitian
13
lebih
perlu lanjut
adanya mengenai
Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang . . . (Cahayana Dewi)
Kolcaba, K. (2003). Comfort Theory and Practice: A Vision Holistic Health Care and Research.New York: Springer Publishing Company
perubahan sosial dan ekonomi setelah relokasi terminal terhadap pedagang.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, Gregory. (2006). Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat
Ariani. (2011). Dampak Relokasi Pedagang Kaki Lima Terhadap Pendapatan Pedagang kaki lima di Pasar Rakyat Dusun Tungkul Desa Hilir Kantor Kota Ngabang Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat.Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial UNY.
Matthew, Bishop. (2010). Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baca Moh. Pabundu Tika. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara Nursyid Sumaatja. (1998). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni
Damsar. (1997). Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Pemerintah Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Wonogiri. Daftar Isian Potensi Desa dan Keluraha ntahun 2014.
Dwi Elyani. Dampak Relokasi Pasar Imogiri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang di Pasar Imogiri Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial UNY. Gilarso. (2002). Pengantar Ilmu Makro. Yogyakarta: Kanisius.
_________________________.Laporan Bulanan Desa/Kelurahan Maret 2015. Sakti
Ekonomi
GuritaAdytiasari. (2011). Terminal Bus Tipe B Kabupaten Wonogiri Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Fungsionalisme.TugasAkhir. Semarang: Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP. Inti Hanggita. (2013). Kondisi Sosial-Ekonomi Pedagang Pada Obyek Wisata Pantai Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial UNY.
Adji Sasmita. (2011). Transportasi Teori dan Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jaringan Analisis.
Sihono. (2006). Pengaruh Lokasi Terhadap Aktivitas Terminal Studi Kasus: Terminal Giri Adipura dan Sub Terminal Krisak Kota Wonogiri. Semarang: Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Tesis Soediyono Reksoprayitno. (1992). Ekonomi Makro Pengantar Analisis Pendapatan Nasional. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 tentang Lalu Lintas Jalan. ___________________________. No. 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum.
Soerjono Soekanto. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2012). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
14