Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Oktober 2004
Ikhtisar
Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi.
Perkembangan kondisi eksternal masih cukup kondusif dan permintaan domestik masih tetap tumbuh tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2004 diperkirakan mencapai 5%– 5,5% (yoy). Pertumbuhan ekonomi tersebut masih didominasi oleh pertumbuhan konsumsi yang ditandai oleh meningkatnya penggunaan kapasitas produksi di beberapa sektor yang telah mendorong peningkatan impor bahan baku dan barang modal. Ekspor mulai tumbuh meningkat walaupun masih relatif terbatas karena terbatasnya peningkatan kapasitas produksi dan daya saing. Sementara itu, investasi tumbuh cukup tinggi pada beberapa triwulan terakhir walaupun secara keseluruhan belum cukup untuk meningkatkan kapasitas perekonomian secara optimal. Dengan mempertimbangkan perkembangan tersebut, Bank Indonesia tetap melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung ketat agar perkembangan tingkat inflasi ke depan tetap selaras dengan upaya pencapaian sasaran inflasi jangka menengah. Dalam kerangka kebijakan tersebut, Bank Indonesia akan berupaya menyerap kelebihan likuiditas secara optimal.
Inflasi menunjukkan peningkatan.
Perkembangan harga pada bulan Oktober mulai menunjukkan kenaikan. Inflasi pada bulan Oktober tercatat sebesar 0,56% (m-t-m) lebih tinggi 0,54% daripada inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,02% (m-t-m). Namun demikian, secara tahunan, inflasi pada bulan Oktober mengalami penurunan sebesar 0,05% dari 6,27% (y-o-y) menjadi 6,22% (y-o-y). Sementara itu, inflasi tahun kalender (Januari–Oktober 2004) baru mencapai 4,38%. Penyumbang utama naiknya inflasi bulan Oktober adalah berasal dari kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 1,31% (m-t-m) dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga yang juga mengalami inflasi sebesar 1,27% (m-t-m).
Nilai tukar rupiah stabil.
Nilai tukar rupiah bulan Oktober relatif stabil. Secara point to point rupiah hanya melemah 5 point dari Rp9090/USD pada bulan September menjadi Rp9095/ USD sementara secara rata-rata rupiah pun hanya menguat 7,6 point dari Rp9180/ USD menjadi Rp9172/USD. Selain itu, volatilitas nilai tukar rupiah juga kembali mengalami penurunan sebesar 0,35% dari 0,37% pada bulan September menjadi 0,03%. Secara fundamental, permintaan valas yang cukup tinggi oleh korporasi masih dapat diimbangi oleh sisi penawaran. Sementara dari sisi sentimen, sentimen positif lain muncul berkaitan dengan perbaikan rating ULN Indonesia menjadi B+ oleh Fitch dan dari sisi eksternal, terdapat dampak pelemahan dolar AS secara global akibat indikator-indikator ekonomi yang kurang menggembirakan.
Suku bunga instrumen moneter masih stabil.
Perkembangan suku bunga instrumen moneter selama bulan Oktober masih relatif tetap. Suku bunga SBI 1 bulan hanya meningkat 2 bps menjadi 7,41% demikian pula suku bunga SBI 3 bulan hanya menurun 1 bps menjadi 7,30%. Stabilnya suku bunga SBI tersebut diikuti pula oleh belum berubahnya suku bunga FASBI yaitu pada level 7,0%. Searah dengan perkembangan suku bunga instrumen moneter, suku bunga deposito 1 bulan pada bulan September hanya meningkat
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
1
Oktober 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
sebesar 3 bps menjadi 6,31% demikian pula suku bunga deposito 3 bulan hanya meningkat 7 bps menjadi 6,61%. Sementara itu, tren penurunan suku bunga kredit masih terus berlanjut dimana suku bunga kredit konsumsi, modal kerja, dan investasi menurun menjadi 17,03%, 13,8%, dan 14,33%. Uang primer meningkat sesuai dengan pola musimannya ...
Posisi uang primer pada akhir Oktober 2004 meningkat sebesar Rp4,6 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp248,4 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer (GWM 5%) adalah sebesar Rp164,64 triliun (tumbuh 12,9%), masih dibawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp167,99 triliun. Dilihat dari sisi komponennya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya uang kartal di masyarakat (currency outside bank) serta saldo positif bank di BI yaitu masing-masing sebesar Rp6,16 triliun dan Rp2,5 triliun. Kenaikan ini diyakini merupakan pola musiman uang kartal sejalan dengan semakin dekatnya perayaan hari-hari besar keagamaan.
...demikian pula M2 dan M1.
Posisi M2 dan M1 pada akhir September 2004 mengalami peningkatan. M2 meningkat sebesar Rp6,5 triliun menjadi Rp986,8 triliun (tumbuh sebesar 8,3%). Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya uang kuasi sebesar Rp4,6 triliun menjadi Rp745,9 triliun. Sementara itu, M1 juga meningkat sebesar Rp1,95 triliun menjadi Rp240,9 triliun. Kenaikan yang terjadi pada uang kuasi utamanya bersumber dari uang kuasi rupiah yang meningkat sebesar Rp9,1 triliun sementara kenaikan pada M1 utamanya berasal dari kenaikan pada uang kartal sebesar Rp2,5 triliun.
Beberapa indikator perbankan masih meningkat.
Beberapa indikator perbankan selama bulan September masih tetap menunjukkan peningkatan yaitu total aset, penyaluran kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan modal. Total aset selama bulan September meningkat menjadi Rp1213 triliun, jumlah kredit yang disalurkan juga meningkat sebesar Rp7,5 triliun menjadi Rp555 triliun sementara DPK perbankan dan modal meningkat masingmasing menjadi Rp926,4 triliun dan Rp114 triliun. Relatif berimbangnya peningkatan jumlah kredit yang disalurkan dengan peningkatan DPK telah membuat LDR perbankan pada bulan September relatif stabil pada 48,2%. Sementara itu, NIM masih belum berubah sedangkan CAR dan NPL (gross dan net) menurun masing-masing menjadi 20,5% dan 6,9 (NPL gross), 2,1% (NPL net).
2
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Oktober 2004
Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal Perkembangan harga pada bulan Oktober mulai menunjukkan kenaikan. Inflasi pada bulan Oktober tercatat sebesar 0,56% (m-t-m) lebih tinggi 0,54% daripada inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,02% (m-t-m). Namun demikian, secara tahunan, inflasi pada bulan Oktober mengalami penurunan sebesar 0,05% dari 6,27% (yo-y) menjadi 6,22% (y-o-y). Sementara itu, inflasi tahun kalender (Januari – Oktober 2004) baru mencapai 4,38%.
Inflasi menunjukkan peningkatan...
% y-o-y 16,0
% m-t-m 3,0 Transportasi & Komunikasi
14,0
Kesehatan
2,0 12,0
Sumbangan Inflasi
Perumahan
1,0
10,0
Mkn Jadi, Mnm, Rokok & Temb. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
8,0 0,0
Sandang
6,0 m-t-m
y-o-y
Bahan Makanan
-1,0
4,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Sumber : BPS
2002
2003
2004
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Semua kelompok pengeluaran dalam perhitungan inflasi mengalami kenaikan sedangkan penyumbang utama naiknya inflasi bulan Oktober adalah berasal dari kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 1,31% (m-t-m) dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga yang juga mengalami inflasi sebesar 1,27% (m-t-m). Hal ini terlihat dari naiknya uang kuliah Akademi/Perguruan Tinggi, telur ayam, daging ayam, ikan, beras, gula pasir dan beberapa komoditas keperluan rutin rumah tangga lainnya.
Rp/USD 10.000
% y-o-y 16,0 Headline
14,0
9.500
12,0 10,0
8.500
8,0
8.000
6,0
7.500
4,0
7.000 Jul Sep Nov Jan Mar Mei
2002
Jul
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2003
9.382
9.142 9.067 9.000 8.921 8.8958.922 8.803 8.890
Exclusion
Jan Mar Mei
-2,00
Sumber : BPS
Grafik 1. Tingkat Inflasi
... terutama berasal dari inflasi kelompok bahan makanan. dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga.
-3,00
2004
Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Sep
9.246 9.180 9.172
9.003 9.032
8.620 8.508 8.570 8.419 8.455 8.501 8.487 8.432 8.337 8.386 8.439 8.230
Okt
Des
2002
Feb
Apr
Jun
Ags
2003
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
2004
Sumber : Bloomberg
Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah
3
Oktober 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Inflasi inti meningkat.
Di sisi lain, inflasi inti menunjukkan peningkatan sebesar 0,21% (y-o-y) dari 6,50% (y-o-y) menjadi 6,71% (y-o-y) pada bulan Oktober. Peningkatan inflasi inti lebih disebabkan karena mulai meningkatnya permintaan domestik khususnya menjelang perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru.
Rupiah stabil...
Nilai tukar rupiah bulan Oktober baik secara point-to-point maupun rata-rata relatif stabil. Secara point to point rupiah hanya melemah 5 point dari Rp9090/USD pada bulan September menjadi Rp9095/USD sementara secara rata-rata rupiah pun hanya menguat 7,6 point dari Rp9180/USD menjadi Rp9172/USD. Selain itu, volatilitas nilai tukar rupiah juga kembali mengalami penurunan sebesar 0,35% dari 0,37% pada bulan September menjadi 0,03% (Grafik 5).
...demand dan supply valas berimbang...
Secara fundamental, permintaan valas yang cukup tinggi oleh korporasi untuk kebutuhan pembayaran impor minyak dengan harga minyak yang masih tinggi, masih dapat diimbangi oleh sisi penawaran terutama melalui aliran modal asing yang masuk (portfolio invesment). Dari sisi sentimen, sentimen positif lain muncul berkaitan dengan perbaikan rating ULN Indonesia menjadi B+ oleh Fitch dan dari sisi eksternal, dampak pelemahan dolar AS secara global akibat indikator-indikator ekonomi yang kurang menggembirakan, secara otomatis membuat mata uang utama dunia terkoreksi menguat.
Persen
Persen
5,0
11,0
4,5 4,0
9,0
3,5 3,0
Volatilitas Kurs Rp
Rata-rata Volatilitas
2,5
7,0
2,0
5,0
1,5 1,0
3,0
0,5 0,0 Okt
Des
Feb
2002
Apr
Jun
Ags
2003
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
2004
Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
... kepercayaan investor masih positif.
4
Ags
Okt
1,0
1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
2003
2004
Grafik 6. Premi SWAP
Sejalan dengan stabilnya kondisi perekonomian dan pergerakan nilai tukar rupiah, kepercayaan investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia ke depan juga terlihat membaik. Indikator risiko jangka pendek maupun panjang (premi swap 1 s.d 12 bulan) pada bulan Oktober menunjukkan penurunan dibandingkan bulan September. Premi swap 1 dan 3 bulan menunjukkan penurunan masingmasing sebesar 18 bps dan 57 bps menjadi 3,74% dan 3,7%. Sementara itu premi swap 6 dan 12 bulan pada bulan Oktober juga menurun masing-masing sebesar 50 dan 35 bps menjadi 3,8% dan 4,6%. Indikasi positif juga nampak dari angka premi risiko yaitu yield spread antara Yankee Bond dengan US T-Notes, yang selama bulan Oktober yang menurun 300 bps menjadi 142,9 bp (Grafik 6 dan 7).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Premi Resiko (bp) 400
Rp/USD 9.800
Oktober 2004
Indeks 100
9.600
350
9.400 Yield Spread
300
9.200 9.000
250
8.800 200
90 80 70
8.600
150
8.400
IDR/USD
100 Jan
Mar
Mei
Sumber : Bloomberg
60
8.200 Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
2003
Jul
8.000
Sep
50 Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2001
2004
Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah
Indeks REER dan BRER stabil.
Pergerakan nilai tukar rupiah yang relatif stabil di satu sisi dan apresiasi pada hampir semua mata uang negara partner dagang yang ditunjang oleh inflasi yang rendah di sisi lain, saling meng-set off sehingga memberikan pengaruh yang berimbang pada tingkat competitiveness Indonesia. Hal ini terlihat pada indeks Real Effective Exchange Rate (REER) bulan Oktober yang hanya menurun (1,2 point) dari 84,02 pada bulan September menjadi 82,82 (Grafik 8). Demikian pula halnya dengan daya saing Indonesia dengan negara-negara tetangga (indeks Bilateral Real Exchange Rate-BRER) relatif stabil yaitu hanya meningkat 0,8 point dari 65,31 pada bulan September menjadi 66,14 (Grafik 9). Posisi ini masih menempatkan daya saing Indonesia secara riil masih paling kompetitif dibandingkan negara-negara tetangga seperti Cina, Korea dan Singapore.
Persen 14 RRC
85
13
Korea Selatan
12
75 70
11
Singapura
10
Malaysia
65 60
2004
2003
Grafik 8. Real Effective Exchange Rate
Indeks 90
80
2002
Sumber : CIEC dan blomber (diolah)
SBI 1 Bulan JIBOR 1 Bulan
9 Thailand
8
Indonesia
55
FASBI O/N
7
50 Mar Mei Jul
Sep
Nov Jan
2002
Mar Mei Jul
Sep
Nov Jan
Mar Mei Jul
2003
Sep
2004
6
Jan Feb Mar Apr Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Mar Mei Jun Jul Ags Sep
2003
2004
Sumber : CEIC dan Bloomber (diolah)
Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate
Suku bunga instrumen moneter belum berubah...
Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang
Seperti bulan sebelumnya, perkembangan suku bunga instrumen moneter selama bulan Oktober masih relatif tetap. Suku bunga SBI 1 bulan hanya meningkat 2 bps menjadi 7,41% dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada 7,39%, demikian pula suku bunga SBI 3 bulan hanya menurun 1 bps dari posisi 7,31% bulan September menjadi 7,30%. Stabilnya suku bunga SBI tersebut diikuti pula oleh belum berubahnya suku bunga FASBI yaitu pada level 7,0% (Grafik 10).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5
Oktober 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Volume Pasar Uang (Miliar Rp)
Suku Bunga (%) 14,0
3500,0 2953,5
3000,0 2500,0
2918,7 2978,4 12,0 2752,0
17
10,0
15
2534,4 2523,08 2359,0 2280,0
2690,7
2218,4 2106,61 2078,91 2157,9 2271,47 2105,67 1972,80 2036,05 1931,0 2180,23 2056,538,0 1844,0 1831,62 2037,30 1799,6 2062,56 1783,56 1678,2 1667,69 1715,2 1858,4 1651,7 1822,12 1702,8 1727,3 1471,06 1557,31 1678,42 6,0 1500,0 1626,19 1566,62 1208,3 1483,62 1328,2 1575,29 1033,1
2000,0
1000,0
Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi
500,0
Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore
0,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt
2003
2004
Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore
Persen 19
13 11
Jam Dep. 1
4,0
9
2,0
7
0,0
5
SBI 1 Bulan Dep 1 WA Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2001
2002
2003
2004
Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan
...demikian pula dengan suku bunga PUAB O/N pagi dan sore...
Selain suku bunga FASBI, rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi dan sore selama bulan Oktober juga relatif stabil. Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi hanya meningkat 2 bp dari 6,75% pada bulan September menjadi 6,79% demikian pula rata-rata suku bunga PUAB O/N sore hanya meningkat 18 bp dari 5,17% di bulan September menjadi 5,35% (Grafik 11). Hal ini diikuti pula oleh rendahnya ratarata volume transaksi perdagangan PUAB O/N pagi dan sore dimana untuk PUAB O/N pagi volume transaksi hanya meningkat sebesar Rp0,06 triliun dari Rp2,91 triliun pada bulan September menjadi Rp2,97 triliun demikian pula PUAB O/N sore hanya mencatat penurunan sebesar Rp0,05 triliun dari Rp2,1 triliun pada bulan September menjadi Rp2,05 triliun.
..., serta suku bunga deposito yang belum berubah namun tren penurunan suku bunga kredit masih berlanjut.
Searah dengan perkembangan suku bunga instrumen moneter, suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) juga belum berubah. Suku bunga deposito 1 bulan hanya meningkat sebesar 3 bps dari 6,28% menjadi 6,31% pada bulan September, demikian pula suku bunga deposito 3 bulan hanya meningkat 7 bps dari 6,54% menjadi 6,61% pada bulan September (Grafik 12). Di sisi lain, suku bunga tabungan juga turun 1 bps menjadi 4,34% dari 4,35% pada bulan Agustus. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada suku bunga kredit sampai dengan bulan September masih terus berlanjut. Suku bunga kredit konsumsi, modal kerja, dan investasi menurun masing-masing sebesar 5 bps, 4 bps, dan 12 bps menjadi 17,03%, 13,8%, dan 14,33% (Grafik 13). Penurunan yang terjadi pada suku bunga kredit yang diikuti kenaikan suku bunga deposito menyebabkan spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit semakin kecil.
6
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Oktober 2004
Persen 21
Persen 5,5
20
4,5
19
Trend (Covered Interest Rate Parity)
3,5
18
2,5
2,19
17
1,5
16
0,5
15 14
4,44
Covered Interest Rate Parity
Kredit Modal Kerja
Kredit Investasi
-0,5
Kredit Konsumsi
13 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr JunAgs
2002
2003
-0,06
0,17 0,26 0,02
-0,21 -0,20
Jan Mar Mei Jul
0,26
0,16 0,02
-0,02 -0,27 -0,19 -0,57 -0,47 -0,76
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2002
2004
1,63 1,58
1,24 0,63
0,53
-1,5
Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit
Covered interest rate parity masih mendukung.
1,39
1,18 0,73 0,51
0,84 0,30 0,45 0,10
-0,32 -0,84
-0,23 -0,33
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2003
Sep
2004
Grafik 14. Covered Interest Rate Parity
Walaupun sedikit menurun, covered interest parity (CIP) pada bulan Oktober tercatat masih positif yaitu pada posisi 1,58%, hanya menurun 0,05% dari bulan sebelumnya pada posisi 1,63% (Grafik 14)1 . Hal tersebut utamanya disebabkan oleh masih cukup tingginya suku bunga JIBOR 1 bulan (7,41%) yang didukung oleh penurunan yang terjadi pada premi swap 1 bulan (menjadi 3,74%) walaupun suku bunga luar negeri (SIBOR) meningkat cukup besar yaitu sebesar 25 bps menjadi 2,09%. Dengan perkembangan ini, penanaman dana di dalam negeri secara riil masih menjanjikan return yang positif.
IHSG 930
Kapitalisasi (Rp miliar) 600.000 550.000
830 IHSG
500.000
730
450.000
Kapitalisasi 630
400.000 350.000
530
300.000 430
250.000
330 Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Okt
2003
Sumber : BEJ
200.000
2003
Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi
IHSG mengalami peningkatan...
Pasar modal dalam bulan Oktober mengalami peningkatan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada bulan Oktober secara point to point ditutup meningkat 44,9 point menjadi 860,487 dari posisi sebelumnya 815,582. Hal ini didorong oleh ekspektasi positif yang berkembangan di pasar khususnya menyangkut kinerja kabinet presiden SBY dan perkiraan positif ekonomi Indonesia ke depan. Kapitalisasi pasar juga menunjukkan peningkatan yaitu sebesar Rp29,3 triliun dari Rp558,75 triliun bulan September menjadi Rp588,09 triliun (Grafik 15). Di sisi lain, net beli investor asing di bursa terlihat meningkat cukup besar yaitu sebesar Rp328,56 miliar dari Rp261,42 miliar bulan September menjadi Rp589,99 miliar. 1 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) – suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) – premi swap (1 bulan).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
7
Oktober 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
..diikuti pula dengan naiknya nilai perdagangan.
Rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham terlihat secara point to point meningkat sebesar Rp0,75 miliar dari Rp0,55 triliun pada akhir bulan September menjadi Rp1,3 triliun. Sementara itu, sejalan dengan perkembangan rata-rata transaksi harian, rata-rata volume transaksi harian juga meningkat sebesar 1,16 miliar lembar saham dari 0,7 miliar lembar saham pada akhir bulan September menjadi 1,9 miliar saham.
Uang Primer Posisi uang primer pada akhir Oktober 2004 meningkat sebesar Rp4,6 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp248,4 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp164,64 triliun (tumbuh 12,9%), masih dibawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp167,99 triliun. Sementara itu, bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer adalah Rp182,81 triliun, masih dibawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp185,57 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya uang kartal di masyarakat (currency outside bank) serta saldo positif bank di BI yaitu masing-masing sebesar Rp6,16 triliun dan Rp2,5 triliun. Kenaikan ini diyakini merupakan pola musiman uang kartal sejalan dengan semakin dekatnya perayaan hari-hari besar keagamaan.
Uang primer meningkat...
Triliun Rp
Miliar Rp
185,0
105.000
175,0
100.000 95.000
165,0 155,0
Aktual
85.000
145,0
Target Indikatif
80.000
Aktual Test Date
135,0
75.000
125,0
estimasi (1) = trend+seasonal
65.000 Ags
Okt
Des
Feb
2002
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
Feb
2003
Grafik 16. Uang primer
...terutama karena ekspansi OPT...
Apr
Jun
2004
Ags
Okt
Jan:I Feb:III Mar:II Apr:I Mei:I Jun: Jul:I Ags:III Sep:I Okt:IV Nov:III Des:II Jan:IV Feb:III Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:III Sep:I Okt: IV Nov:I Des:I Jan:IV Feb:III Mar :I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Agsl:III Sept:II Okt:IV
70.000
115,0
8
estimasi (2) = estimasi (1) + error
90.000
2002
2003
2004
Grafik 17. Pergerakan Harian Uang Kartal
Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari ekspansi Operasi Pasar Terbuka (OPT) sebesar Rp1,1 triliun. Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah dan tagihan kepada bank komersial tidak banyak memberikan pengaruh kepada uang primer.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Oktober 2004
Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya (Miliar Rp)
Sep 2004
Oktober 2004 Mg II Mg III
Mg I
Mg IV
Perubahan Bulanan
Uang Primer Uang kertas dan logam yang diedarkan - di masyarakat - di perbankan Giro bank pada Bank Indonesia porsi BBO & Bank tanpa TPL* Giro sektor swasta
243.758 116.076 97.893 18.183 58.548 0 727
244.549 117.380 103.010 14.370 58.737 0 710
248.581 115.737 101.076 14.661 61.372 0 683
242.103 113.787 98.964 14.823 60.748 0 760
248.406 123.283 104.056 19.227 61.089 0 723
4.648 7.207 6.163 1.044 2.541 0 -4
Cadangan Devisa Bersih (NIR)
165.631
165.291
165.355
165.396
167.337
1.706
Aktiva Domestik Bersih 1. Tagihan bersih kepada pemerintah 2. Tagihan pada bank komersial a. Kredit likuiditas b. Tagihan kepada BPPN dan bank non BPPN c. Utang lainnya 3. Tagihan lainnya 4. Operasi Pasar Terbuka - SBI - FASBI 5. Lainnya Bersih (NOI)
78.127 272.547 16.373 12.645 0 3.728 35.077 -139.297 -62.865 -76.432 -106.573
79.258 272.546 16.348 12.620 0 3.728 35.085 -139.083 -123.434 -15.649 -105.638
83.226 272.546 16.348 12.620 0 3.728 35.074 -134.794 -77.681 -57.113 -105.948
76.707 272.546 16.344 12.616 0 3.728 35.072 -142.851 -112.777 -30.074 -104.404
81.069 272.546 16.346 12.618 0 3.728 35.059 -138.185 -112.699 -25.486 -104.697
2.942 -1 -27 -27 0 0 -18 1.112 -49.834 50.946 1.876
57.018 1.530
57.868 869
58.717 2.655
58.195 2.553
58.523 2.566
1.505 1.036
Memorandum item GWM Kelebihan GWM
*TPL = Third Party Liability
..., sementara NIR dan NDA meningkat.
NIR pada bulan Oktober meningkat Rp1,7 triliun menjadi Rp167,33 triliun (Grafik 18) demikian pula NDA (aktiva domestik bersih) meningkat sebesar Rp2,9 triliun dari Rp78,12 triliun pada bulan September menjadi Rp81 triliun (Grafik 19).
(Trilliun Rp)
(Miliar USD) 27,0 NIR (aktual)
26,0
10,0
25,0
0,0
24,0
-10,0
23,0
-20,0
22,0 21,0 20,0
-30,0 NIR (adjusted target)
NDA (aktual)
-40,0
19,0 18,0
NDA (adjusted target)
-50,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
2003
2004
Grafik 18. Posisi NDA
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
2003
2004
Grafik 19. Posisi NIR
9
Oktober 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Likuiditas domestik M2 dan M1 meningkat…
Posisi M2 pada akhir September 2004 mengalami peningkatan sebesar Rp6,5 triliun dari Rp980,22 triliun pada bulan Agustus menjadi Rp986,8 triliun. Secara tahunan, M2 pada akhir September 2004 tumbuh sebesar 8,3%, relatif sama dengan pertumbuhan tahunan bulan sebelumnya. Peningkatan ini berasal dari naiknya uang kuasi sebesar Rp4,6 triliun menjadi Rp745,9 triliun dan M1 yang juga meningkat sebesar Rp1,95 triliun menjadi Rp240,9 triliun. Kenaikan yang terjadi pada uang kuasi utamanya bersumber dari uang kuasi rupiah yang meningkat sebesar Rp9,1 triliun sementara kenaikan pada M1 utamanya berasal dari kenaikan pada uang kartal sebesar Rp2,5 triliun (Grafik 20).
%, y-o-y 20 15
Persen 25,0 M1 Riil
20,0
M2 Riil
10
15,0
5
10,0
0
5,0
(5)
0,0
(10)
2002
2003
2004
Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil
...disebabkan oleh ekspansi CBS.
10
Growth Divisia M2
-5,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sept
Jan
Mei
2001
Sep
Jan
Growth M2 Mei
2002
Sep
Jan
Poly. (Growth Divisia M2) Mei
2003
Sep
Jan
Mei
Sep
2004
Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh ekspansi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) sebesar Rp9,2 triliun sehingga posisinya pada akhir September mencapai Rp576,8 triliun. Peningkatan CBS tersebut bersumber dari kenaikan pada kredit rupiah sebesar Rp11,48 triliun. Sementara itu, Net Foreign Assets (NFA) pada bulan September menurun sebesar Rp6 triliun sehingga posisinya mencapai Rp258,68 triliun (Tabel 2).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Oktober 2004
Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi)
INDIKATOR BESARAN MONETER
Des 2002
KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD)
883.908 743.443 191.939 80.686 111.253 691.969 551.504 359.847 191.657 140.465 15.71
FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI
250.696 510.351 389.296 365.410 271.851 93.559 23.886 -266.434
Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca)
8.940
Indeks money divisia menurun.
2004
2003 Ags
Sep
Des
Jan
Mar
Jun
905.499 771.362 201.859 80.283 121.576 703.640 569.503 361.120 208.383 134.137 15.72
911.224 773.712 207.587 81.118 126.469 703.637 566.125 354.362 211.763 137.512 16.39
955.692 816.514 223.799 94.542 129.257 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 16.44
947.277 805.289 216.343 90.619 125.724 730.934 588.946 346.347 242.599 141.988 16.82
935.161 793.103 218.999 86.794 132.205 716.162 574.104 327.722 246.382 142.058 16.54
975.166 827.176 233.726 97.574 136.152 741.440 593.450 334.336 259.114 147.990 15.72
980.223 835.510 238.959 96.919 142.040 741.264 596.551 332.524 264.027 144.713 15.51
986.806 846.570 240.911 99.505 141.406 745.895 605.659 336.197 269.462 140.236 15.29
8,29 9,42 16,05 22,67 11,81 6,01 6,98 -5,13 27,25 1,98 -6,72
243.435 240.781 271.820 481.622 481.552 479.885 432.499 441.205 466.826 403.544 411.696 437.942 310.657 318.820 342.027 92.889 92.877 95.917 28.955 29.509 28.884 -252.059 -252.483 -262.839
269.714 486.229 461.827 432.738 335.129 97.610 29.089 -270.493
287.824 449.011 477.504 446.593 347.363 99.231 30.911 -279.178
280.070 468.907 549.966 486.067 376.034 110.033 63.899 -323.777
264.686 474.424 567.559 505.242 392.686 112.556 62.317 -326.446
258.684 476.451 576.823 513.223 404.173 109.051 63.600 -325.152
7,44 -1,06 30,74 24,66 26,77 17,41 115,53 28,78
8.441
8.587
9.415
9.328
9.170
8.535
8.389
8.465
Ags
Sept
(%,y-o-y)
Peningkatan yang terjadi pada simpanan berjangka menyebabkan indeks money divisia selama bulan September kembali menurun sebesar 0,84% menjadi 11,93% walaupun secara tren masih cenderung meningkat (Grafik 21). Sementara itu, peningkatan pada uang primer yang lebih besar daripada M2 dan M1 menyebabkan proses penciptaan uang mengalami penurunan seperti yang nampak dari penurunan M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22).
Persen 13,0 12,0 11,0
Persen 2,0 C/DPK (%)
APU2 (M2/M0)
APU1 (M1/M0) Skala Kanan
1,8
10,0
1,6
9,0 8,0
1,4
7,0 6,0
1,2
5,0 1,0
4,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2002
2003
Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2004
Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
11
Oktober 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Sektor Eksternal Total ekspor meningkat...
Nilai ekspor Indonesia selama bulan September tercatat sebesar USD7,15 miliar atau meningkat 13,3 % dibandingkan USD6,3 miliar pada bulan sebelumnya (Tabel 3). Peningkatan ini bersumber dari peningkatan ekspor migas sebesar 11,7% dari USD1,31 miliar pada bulan Agustus menjadi USD1,46 miliar pada bulan September, demikian pula ekspor non migas meningkat sebesar 13,8% dari USD 4,99 miliar pada bulan Agustus menjadi USD5,68 miliar pada bulan September. Komponen utamanya yang menyumbang kenaikan pada ekspor migas adalah hasil minyak yang meningkat 24,4% menjadi USD0,18 miliar disusul minyak mentah yang meningkat 19,6% menjadi USD0,61 miliar. Sedangkan komponen utama yang menyumbang kenaikan pada ekspor non migas yaitu mesin/peralatan listrik sebesar USD0,16 miliar serta mesin/pesawat mekanik sebesar USD0,15 miliar. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD)
Nilai FOB Keterangan
% Perubahan % Perubahan Sept 2004 Thd Jan-Sept Ags 2004 2004 thd 2003
% Peran Thd Jan-Sept 2004
Agustus 2004
September 2004
Jan-Sept 2003
Jan-Sept 2004
Total Ekspor
6.310,9
7.152,0
45.804,6
50.735,7
13,33
10,77
100,00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.313,9 509,4 149,7 654,8
1.467,3 609,0 186,2 672,1
10.391,0 4.234,2 1.287,6 4.869,2
11,445,0 4.695,7 1.290,9 5.458,4
11,68 19,55 24,38 2,64
10,14 10,90 0,26 12,10
22,56 9,26 2,54 10,76
Non Migas
4.997,0
5.684,7
35.413,6
39.290,7
13,76
10,95
77,44
Sumber : BPS
... begitu pula total impor.
Nilai impor pada bulan September mencapai posisi USD4,23 miliar, meningkat USD0,21 miliar dibandingkan dengan posisi bulan Agustus yaitu USD4,02 miliar. Peningkatan ini bersumber dari kenaikan pada impor migas sebesar 9,7% menjadi USD1,13 miliar demikian pula impor non migas meningkat 3,5% menjadi USD3,09 miliar. Komponen impor migas yang mendorong kenaikan impor adalah minyak mentah yang meningkat 16% menjadi USD0,53 miliar sedangkan komponen impor non migas yang mendorong kenaikan impor adalah kelompok besi dan baja yang meningkat USD44 juta dan gandum yang meningkat USD36,2 juta (Tabel 4). Tabel 4. Impor Indonesia Nilai CIF
Keterangan
Agustus 2004
September Jan-Sept 2004 2003
Jan-Sept 2004
(Juta USD) % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Sept 2004 Thd Jan-Sept Jan-Sept Ags 2004 2004 thd 2003 2004
Total Impor
4.024,7
4.230,5
24.065,6
33.408,8
5,11
38,82
100,00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.038,9 462,1 576,4 0,4
1.139,9 536,1 603,5 0,3
5.694,3 2.853,9 2.818,9 21,5
8.232,9 4.381,0 3.846,0 5,9
9,72 16,01 4,70 -25,00
44,58 53,51 36,44 -72,56
24,64 13,11 11,51 0,02
Non Migas
2.985,8
3.090,6
18.371,3
25.175,9
3,51
37,04
75,36
Sumber : BPS
12
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Posisi pinjaman luar negeri turun USD0,1 miliar...
Oktober 2004
Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan September mencapai USD131,8 miliar, menurun USD0,1 miliar dibandingkan USD132,2 miliar posisi bulan sebelumnya (Tabel 5). Hal ini disebabkan oleh turunnya pinjaman LN swasta sebesar USD0,6 miliar menjadi USD51,78 miliar demikian pula pinjaman LN pemerintah menurun sebesar USD0,1 miliar menjadi USD76,98 miliar. Penurunan pinjaman LN swasta utamanya bersumber dari pinjaman lembaga keuangan yang menurun USD0,4 miliar menjadi USD7,5 miliar sementara penurunan pada pinjaman pemerintah lebih disebabkan karena penyesuaian nilai tukar rupiah. Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD)
2003 Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total
2004
Mar
Jun
Sep
Des
Jan
Mar
Jun
Jul
74.513 53.750 7.806 4.850 2.956 45.944 1.203
76.008 53.288 7.056 4.059 2.997 46.232 1.290
77.709 52.991 7.571 4.414 3.157 45.420 1.253
81.666 51.942 7.537 4.316 3.221 44.405 1.794
81.480 52.839 7.726 4.385 3.341 45.113 1.759
81.217 52.836 7.968 4.479 3.489 44.868 2.626
78.591 52.080 7.587 3.766 3.821 44.493 2.467
76.988 51.436 7.432 3.546 3.886 44.004 3.668
129.466
130.586
131.953
135.402
136.078
136.679
133.138
132.092
Ags*) 77.080 52.382 7.974 4.044 3.930 44.408 2.811
Sep*) 76.980 51.783 7.530 3.499 4.031 44.253 3.075
132.273 131.838
* Angka Sementara
...demkian pula pembayaran pinjaman LN.
Sementara itu, pembayaran pinjaman luar negeri pada bulan September menurun USD0,07 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga menjadi USD1,45 miliar. Penurunan tersebut terutama berasal dari turunnya pembayaran pokok dan bunga pinjaman LN masing-masing sebesar USD0,03 miliar dan USD0,04 miliar menjadi USD1,2 miliar dan USD0,2 miliar. Berdasarkan pemiliknya, penurunan ini disebabkan oleh turunnya pembayaran pinjaman LN pemerintah sebesar USD0,15 miliar menjadi USD0,65 miliar sedangkan pembayaran pinjaman LN swasta meningkat sebesar USD0,08 miliar menjadi USD0,8 miliar (Tabel 6).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
13
Oktober 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Miliar USD)
2003
Total 2002
Mar
Sep
20.983 16.950 4.033
1.293 1.135 158
1.717 1.524 193
7.374 5.009 2.365
358 248 110
498 355 143
B. Swasta / Private 13.609 - Pokok / Principal 11.941 - Bunga / Interest 1.668 B.1. Lembaga Keuangan 5.808 - Pokok / Principal 5.323 - Bunga / Interest 485 1. Bank 4.825 - Pokok / Principal 4.372 - Bunga / Interest 453 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions 983 - Pokok / Principal 951 - Bunga / Interest 32 B.2. Bukan Lembaga Keuangan 7.801 - Pokok / Principal 6.617 - Bunga / Interest 1.183
935 886 48 398 391 7 308 307 1 90 84 6 537 496 41
1.219 1.170 50 440 435 4 381 379 1 59 56 3 780 735 45
Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest
Des
Total 2003
2004 Jan
Mar
Jun
1.464 1.216 248
1.990 1.788 203
2.697 2.123 574
6.450 4.000 2.451
680 456 224
697 539 158
1.186 12.449 1.073 11.669 113 780 423 5.656 395 5.521 28 136 372 5.078 345 4.965 27 113 51 579 50 556 1 23 762 6.793 677 6.148 85 645
784 760 24 382 379 3 351 349 2 31 30 1 402 381 20
1.294 1.249 45 772 768 5 701 699 1 72 68 3 521 481 40
1.966 18.900 1.471 15.669 496 3.231 781 398 383
Jul
Ags
Sept*
1.419 1.183 236
1.529 1.268 261
1.457 1.239 218
1.147 682 465
629 423 206
804 608 196
650 490 160
1.550 1.441 109 791 780 11 756 746 10 35 34 1 759 661 98
790 760 30 377 373 4 359 356 3 18 17 1 413 387 26
725 660 65 324 315 9 271 262 9 53 53 0 401 345 56
807 749 58 312 296 16 257 244 13 55 52 3 495 453 42
* Angka Sementara
Sektor Riil Permintaan domestik masih tinggi...
Permintaan domestik masih terus tumbuh tinggi khususnya konsumsi, investasi dan impor. Sementara itu, ekspor mulai tumbuh meningkat walaupun masih relatif terbatas karena terbatasnya peningkatan kapasitas produksi dan daya saing. Perkembangan tersebut mendukung optimisme bahwa perekonomian nasional mampu tumbuh pada batas atas perkiraan semula yaitu 5,0-5,5% pada triwulan IV-2004 dan 4,5-5,0% untuk keseluruhan 2004. Secara sektoral, kondisi perekonomian juga menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Hal tersebut terlihat dari terus membaiknya kegiatan produksi dan tingkat utilisasi kapasitas terpasang terutama di sektor-sektor utama pembentuk PDB.
...didukung oleh beberapa indikator sisi penawaran...
Keyakinan dunia usaha prospek kegiatan ekonomi ke depan juga membaik. Hal ini tercermin dari meningkatnya beberapa indikator sisi penawaran seperti meningkatnya indeks keyakinan konsumen, indeks ekspektasi konsumen dan indeks kondisi ekonomi saat ini. Indeks keyakinan konsumen meningkat lebih besar dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 13,6 point menjadi 114,2 sementara indeks ekspektasi konsumen meningkat 19,3 point dari bulan sebelumnya menjadi 139,5 dan indeks kondisi ekonomi saat ini meningkat 7,8 point menjadi 88,9 pada bulan Oktober (Grafik 23).
14
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Indeks Ekspektasi Konsumen
120,0
Indeks Keyakinan Konsumen
optimis pesimis
100,0
Kondisi Ekonomi Saat Ini
80,0 60,0 40,0 Jan
Apr
Jul
Okt
Jan
Apr
2002
Jul
Okt
Jan
Apr
2003
Jul
Okt
Oktober 2004
Difussion Indeks 50 40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40 -50
Permintaan: domestik Inventory
Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt
2004
2001
2002
Grafik 23. Survei Konsumen
...serta survei JETRO dan utilisasi kapasitas produksi.
Permintaan:ekspor Harga jual:domestik
2003
2004
Grafik 24. Survei JETRO
Survei pada perusahaan Jepang di Indonesia yang dilakukan oleh JETRO juga menunjukkan indikasi masih tingginya permintaan domestik dan harga jual domestik (Grafik 24) sementara itu indeks produksi bulan September khususnya untuk industri kertas, percetakan dan penerbitan serta industri kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik menunjukkan peningkatan. Indeks industri kertas, percetakan dan penerbitan meningkat 4,9 point menjadi 164,36 sedangkan indeks industri kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik meningkat 7,56 point menjadi 118,37 (Grafik 25). Walaupun belum optimal, utilisasi kapasitas produksi selama bulan September di beberapa sektor industri mulai membaik khususnya untuk industri makanan meningkat 2,1 point menjadi 42,7 dan industri kayu, rotan dan rumputan meningkat 2,98 point menjadi 35 (Grafik 26).
Indeks 200
Persen 80,0
180 160
60,0
140 120
40,0
100 80 60
20,0 Indeks Total Tekstil, pak. jadi & kulit
Makanan, minuman & Tembakau Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik
40 Feb Apr Jun Ags Okt
2002
Des Feb
Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Sep
2003
2004
Grafik 25. Indeks Produksi
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Total
0,0
Jan Mar Mei
Makanan
Tekstil
Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2002
2003
Kimia
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
Sep
2004
Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi
15
Oktober 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Kondisi Perbankan Total aset, kredit dan DPK masih membaik...
Beberapa indikator perbankan selama bulan September masih tetap menunjukkan peningkatan yaitu total aset, penyaluran kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan modal (Tabel 7). Sementara itu NIM dan LDR relatif stabil sedangkan CAR dan NPL sedikit menurun. Total aset selama bulan September meningkat Rp4,8 triliun dari Rp1208,2 triliun pada bulan Agustus menjadi Rp1213 triliun, jumlah kredit yang disalurkan sampai dengan bulan September telah meningkat sebesar Rp7,5 triliun menjadi Rp555 triliun (Grafik 28) sementara DPK perbankan dan modal pun meningkat masing-masing sebesar Rp7,1 triliun dan Rp4,8 triliun dari bulan Agustus menjadi Rp926,4 triliun dan Rp114 triliun (Grafik 27). Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp) Bank
Keterangan Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal
...sementara LDR belum berubah.
Des-02
Des-03
Jan-04
Mar-04
Jun-04
1.112,2 835,8 410,3 38,4 23,0 8,1 2,1 4,0 93,0
1.068,4 902,3 477,2 43,2 19,3 8,2 3,0 3,2 110,8
1.157,2 889,1 475,0 40,1 23,8 8,2 2,8 5,2 117,9
1.150,0 881,6 485,9 43,7 23,5 7,8 2,7 5,7 120,9
1185,7 912,8 528,7 46,4 20,9 7,6 2,1 5,4 108,6
Total DPK (Triliun Rp) 950
Sept-04 1213,0 926,4 555,0 48,2 20,5 6,9 2,1 5,3 114,0
Proporsi (%) 70,0 Realisasi
Proporsi
60,0
300
850
50,0 40,0 28.269
250
30,0
800
200
20,0 Giro
Deposito
Tabungan
Total
750 700
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2002
2003
2004
Grafik 27. Dana Pihak Ketiga
16
1208,2 919,3 547,5 47,9 21,0 7,1 2,0 5,3 109,2
Miliar Rp Persetujuan
900
0
1183 909,5 530,2 46,8 21 7,40 2,2 5,4 107,1
56.538
450 400 350
50
Ags-04
Relatif berimbangnya peningkatan jumlah kredit yang disalurkan dengan peningkatan DPK telah membuat LDR perbankan pada bulan September relatif stabil pada 48,2%.
Triliun Rp 500
150 100
Jul-04
10,0 0
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2002
2003
0,0
2004
Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Ketiga tipe kredit masih meningkat.
Oktober 2004
Peningkatan jumlah kredit di atas, berasal dari naiknya ketiga jenis kredit yaitu kredit modal kerja, kredit konsumsi dan kredit investasi. Kredit modal kerja pada bulan September meningkat sebesar Rp7,96 triliun dari Rp261,22 triliun di bulan Agustus menjadi Rp268,82 triliun sementara kredit konsumsi juga meningkat sebesar Rp3 triliun dari Rp131,32 triliun pada bulan Agustus menjadi Rp134,32 triliun demikian pula kredit investasi meningkat Rp2,2 triliun dari Rp112,71 triliun pada bulan Agustus menjadi Rp114,91 triliun (Grafik 29).
Kredit Per jenis (Triliun Rp) 300,0 Modal Kerja
Investasi
250,0 200,0 150,0 100,0 50,0 Channeling
0,0
Total Kredit
Total Kredit (Triliun Rp) 630 600 Konsumsi 570 540 510 480 450 420 390 360 330 Total Adjst 300
Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
2002
2003
2004
Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan
NIM tetap dan NPL-gross dan net menurun.
Sementara itu NIM pada bulan September masih sama dengan bulan sebelumnya (Grafik 31) sedangkan CAR dan NPL (gross dan net) menurun masing-masing menjadi 20,5% dan 6,9 (NPL gross), 2,1% (NPL net) (Grafik 30).
Persen 14,0
Trilion Rp 600
12,0
500
5,5 5,0
10,0
400
8,0 6,0
Triliun Rp 6,0
kredit (kanan)
300 NPLs (%) (kiri)
4,5 4,0
NPLs Net (%) (kiri)
200
4,0
3,5 3,0
2,0
100
0,0
0 Jan Mar Mei Jul
2002
Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2003
2004
Grafik 30. Perkembangan NPL
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5,20
5,89 5,89 5,4 5,3 5,3 5,40 5,30
4,90 5,10 4,69 4,48 4,39 4,47 4,12 4,01 3,95 3,93 3,82 3,85 3,78 3,96 3,66 3,71 3,42 3,65 3,63 3,353,55 3,20 3,30 3,38 3,21
2,5 2,0 Jan Mar Mei Jul Okt Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2002
2003
2004
Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan
17
Oktober 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Prospek
PDB triwulan IV2004 diprediksikan akan mencapai 5%-5,5% (y-o-y)…
Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2004 diperkirakan mencapai 5%– 5,5% (yoy) dan untuk tahun 2004 pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tumbuh sekitar 5% (y-o-y)2 . Pertumbuhan ekonomi tersebut masih didominasi oleh pertumbuhan konsumsi sedangkan ekspor mulai tumbuh meningkat walaupun masih relatif terbatas karena terbatasnya peningkatan kapasitas produksi dan daya saing. Sementara itu, investasi tumbuh cukup tinggi pada beberapa triwulan terakhir walaupun secara keseluruhan belum cukup untuk meningkatkan kapasitas perekonomian secara optimal
...inflasi IHK s.d akhir tahun masih sesuai perkiraan...
Sampai dengan akhir tahun 2004 inflasi IHK diperkirakan akan berada pada kisaran sesuai dengan perkiraan awal tahun. Perkembangan harga-harga (inflasi) dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa faktor pendorong inflasi antara lain faktor eksternal terkait dengan melemahnya nilai tukar, meningkatnya imported inflation dan faktor domestik yaitu meningkatnya permintaan domestik. Bank Indonesia akan terus memonitor berbagai indikator ekonomi khususnya inflasi dengan seksama.
...kurs rupiah triwulan IV-2004 diperkirakan stabil.
Nilai tukar rupiah pada triwulan IV-2004 diperkirakan bergerak stabil. Pergerakan rupiah terutama dipengaruhi oleh dampak rambatan pelemahan dolar AS terhadap mata uang regional karena kekhawatiran akan memburuknya kinerja perekonomian AS dan membubungnya harga minyak dunia. Namun demikian, sampai dengan akhir 2004 tingginya harga minyak tersebut diperkirakan belum memberikan tekanan terhadap Rupiah yang signifikan.
2 Sejak akhir Mei 2004, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi 2000.
18
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Oktober 2004
Indikator Terkini Jan
SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3)
Mar
Des
Feb
Mar
Jun
2003
Ags
Sep
Okt
2004
12,69 12,94 12,64 13,49 12,71 425
11,40 11,97 11,90 12,90 11,72 398
8,31 8,34 6,62 7,14 8,35 692
7,48 7,70 5,99 6,38 7,55 761
7,42 7,33 5,86 6,11 7,38 736
7,34 7,25 6,23 6,31 7,15 730
7,37 7,31 6,28 6,54 7,11 753
7,39 7,31 6,31 6,61 7,1 816
7,3 na na 7,13 860
BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah
127.407 180.111 75.908 104.203 873.683 693.572 550.357 362.553 187.804 143.215 730.468
125.211 181.239 72.323 108.916 877.776 696.537 558.977 370.692 188.285 137.560 740.216
166.474 223.799 94.542 129.257 955.692 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 816.514
142.518 219.033 86.846 132.187 935.745 716.712 575.282 332.373 242.909 141.430 794.315
142.730 218.821 86.616 132.205 934.983 716.162 574.104 327.722 246.382 142.058 792.925
166.474 233.717 97.565 136.152 975.157 741.440 593.450 334.336 259.114 147.990 827.176
172.681 252.377 110.337 142.040 993.641 741.264 596.551 332.524 264.027 144.713 835.510
175.325 239.299 97.893 141.406 985.194 745.895 605.659 336.197 269.462 140.236 846.570
246406 na 104056 na na na na na na na na
Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum
382.536 358.084
400.353 376.141
466.826 437.942
465.114 437.040
477.504 446.593
549.966 486.067
567.559 505.243
576.823 513.223
na na
0,80 8,74
-0,23 7,12
0,94 5,06
-0,02 4,60
0,36 5,11
0,48 6,83
0,09 6,67
0,02 6,27
0,56 6,22
8.940 3.936 2.322 21,81
8.908 4.008 2.267 22,68
8.465 3.717 2.335 24,20
8.447 3.763 2.117 24,10
8.587 3.871 2.183 25,70
9.400 4.340 2.721 23,70
9.246 4.597 2985,8 23,75
9.155 5.685 3090,6 23,66
9095 na na 23,89
HARGA Inflasi bulanan (%) y-y % SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD)
INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor
Tw. IV
Tw.I
2 0 03 4,35 5,01 0,68 6,48 1,78
Tw. II 2 0 0 4*)
4,46 6,43 4,24 0,85 6,54
4,32 5,35 9,25 3,07 8,96
* angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDBdari BPSw. I 2004*)
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
19