Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2004
Ikhtisar Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang membaik.
Perkembangan beberapa indikator makroekonomi Indonesia sampai dengan Februari 2004 terus membaik. Pengamatan ini didukung oleh inflasi dan suku bunga yang terus turun, nilai tukar yang relatif stabil, serta uang primer yang cukup terkendali. Dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian sampai saat ini, prospek ekonomi Indonesia pada 2004 masih sesuai dengan prakiraan awal, yaitu pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 4% - 5%, inflasi akan bergerak turun mencapai kisaran 5,5% plus minus 1%, sedangkan nilai tukar rata-rata akan berada pada kisaran Rp8.200 – Rp8.700 per dolar AS. Dengan memperhatikan kondisi dan prospek perekonomian dalam negeri, kebijakan moneter yang akomodatif dan berhati-hati akan tetap diarahkan untuk menjaga kestabilan kondisi makroekonomi. Penurunan suku bunga lebih lanjut akan dilakukan secara berhati-hati dengan laju penurunan yang melambat, serta memperhatikan sasaran inflasi jangka menengah. Selanjutnya, di sisi nilai tukar, Bank Indonesia akan berupaya menjaga stabilitas nilai tukar dengan meningkatkan pemantauan dan pengawasan di bidang transaksi devisa.
Pada Februari, perkembangan harga mencatat deflasi...
Perkembangan harga-harga masih mencatat penurunan. Pada Februari 2004, perkembangan harga menunjukkan deflasi 0,02% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan inflasi sebesar 0,57% (m-t-m) pada Januari. Secara tahunan, inflasi pada Februari mencapai 4,60%, turun dibandingkan 4,82% pada Januari. Deflasi pada Februari terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok bahan makanan (-1,44%, m-t-m) dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga (-0,02%, m-t-m), sedangkan kelompok barang yang lain mencatat inflasi. Beberapa faktor yang ditengarai telah menyebabkan deflasi antara lain relatif stabilnya nilai tukar rupiah, berimbangnya sisi penawaran dan permintaan, serta membaiknya ekspektasi masyarakat terhadap inflasi sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia.
..., nilai tukar yang relatif stabil...
Nilai tukar rupiah pada Februari 2004 relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara rata-rata, nilai tukar rupiah pada Februari masih dalam kisaran Rp8.300 – Rp8.500, yaitu ditutup pada Rp8.425 per dolar AS dibandingkan Rp8.386 per dolar AS pada bulan sebelumnya. Sedangkan secara point to point, nilai tukar rupiah sedikit melemah (0,07%) mencapai Rp8.447 per dolar AS dibandingkan posisi Januari. Pergerakan rupiah ini terutama dipengaruhi oleh pergerakan mata uang dunia terhadap AS, masih masuknya aliran devisa jangka pendek ke pasar keuangan dalam negeri, dan adanya sentimen positif atas perekonomian Indonesia sejalan dengan membaiknya perekonomian dalam negeri serta membaiknya peringkat surat berharga Indonesia sehingga mampu menahan laju pelemahan rupiah lebih lanjut.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
1
Februari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
... , dan suku bunga yang masih terus turun.
Sampai Februari 2004, penurunan suku bunga instrumen moneter masih berlanjut dan diikuti oleh suku bunga perbankan dengan laju yang berbeda. Suku bunga SBI 1 bulan pada Februari mencapai 7,48% dibandingkan 7,86% pada Januari. Sedangkan suku bunga SBI 3 bulan turun 45 bps dari 8,15% pada Januari menjadi 7,70% pada Februari. Pengumuman target volume lelang yang sama dengan volume SBI yang jatuh tempo ditambah dengan kondisi perbankan yang masih mengalami ekses likuiditas tampaknya telah mendorong penurunan suku bunga lebih lanjut. Selanjutnya, penurunan suku bunga simpanan – sejalan dengan turunnya suku bunga instrumen moneter – yang lebih cepat dibandingkan penurunan suku bunga kredit telah menyebabkan selisih suku bunga simpanan dan kredit semakin besar.
Uang primer kembali turun...
Posisi uang primer pada Februari 2004 kembali turun. Sampai dengan akhir Februari, uang primer mencapai Rp142,52 triliun atau lebih rendah dibandingkan posisi Januari sebesar Rp147,04 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh pola musiman, yaitu menurunnya uang kartal karena berakhirnya perayaan keagamaan dan akhir tahun. Sementara itu, berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer didorong oleh kontraksi neto pada rekening rupiah pemerintah. Berdasarkan perkembangan di atas, posisi test date sementara uang primer pada Februari mencapai Rp139,8 triliun, lebih rendah dibandingkan target indikatifnya sebesar Rp144,9 triliun.
...diiringi oleh penurunan pada M1 dan M2.
Pada Januari 2004, likuiditas perekonomian menunjukkan penurunan, baik untuk M1 maupun M2 dibandingkan posisi Desember 2003. Pada Januari 2004, M1 tercatat sebesar Rp216,3 triliun, lebih rendah dibandingkan Desember 2003 sebesar Rp223,8 triliun. Sementara itu, M2 juga menunjukkan penurunan sebesar Rp8,4 triliun menjadi Rp947,3 triliun pada Januari 2004 dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan M2 tersebut disebabkan oleh simpanan berjangka dalam rupiah yang menurun, sementara tabungan mencatat peningkatan. Ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, menurunnya aktiva luar negeri bersih, ekspansi rekening pemerintah dan lebih rendahnya posisi kredit rupiah mengakibatkan M2 yang lebih rendah.
Secara umum, indikator perbankan terus membaik.
Sektor perbankan pada 2003 menunjukkan perkembangan yang terus membaik. Beberapa kondisi yang mencerminkan membaiknya kegiatan perbankan antara lain meningkatnya posisi dana pihak ketiga (DPK) dan permodalan bank. Perkembangan ini juga diiringi oleh meningkatnya posisi kredit dan persetujuan kredit baru. Di lain pihak, sepanjang 2003, NIM menunjukkan perkembangan yang terus membaik, namun pada akhir tahun, NIM tercatat menurun. Sementara itu, NPLs tercatat sedikit lebih tinggi, tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan NPLs di beberapa negara ASEAN.
2
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2004
Perkembangan Ekonomi, Moneter, Dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal Perkembangan harga-harga secara umum mencatat deflasi...
Setelah mencatat inflasi IHK 0,57% (m-t-m) pada Januari, perkembangan harga pada Februari 2004 mengalami deflasi sebesar 0,02% (m-t-m). Secara tahunan, inflasi masih menunjukkan tren yang terus menurun dari 4,82% pada Januari menjadi 4,60% pada Februari.
% y-o-y 16,0
% m-t-m 3,0
Transportasi & Komunikasi
0,12
14,0 Kesehatan
2,0
Sumbangan
12,0
Perumahan
Inflasi
0,0
-1,0
4,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb
2002
2003
2004
Sumber : BPS
Grafik 1. Tingkat Inflasi
...karena deflasi pada kelompok bahan makanan dan pendidikan, rekreasi dan olah raga.
-0,02
Sandang
6,0 m-t-m
0,70
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
8,0
y-o-y
0,64
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
1,0
10,0
0,04
0,03 Bahan Makanan
-1,44
-1,50
-0,50
0,50
Sumber : BPS
Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Deflasi yang terjadi terutama disumbang oleh penurunan harga kelompok bahan makanan yang mencatat deflasi terendah yaitu sebesar 1,44% (m-t-m), dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mencatat deflasi sebesar –0,02% (m-t-m). Sebaliknya, kelompok barang yang lain menunjukkan inflasi.
% (y-o-y) 16,0
Rp/USD 9.500 9.142
14,0
9.000
Headline
8.921
8.958
8.890
12,0
8.500
Exclusion
8.895
8.803
9.067 8.922
8.508 8.419 8.230
10,0
8.439
8.337 8.455
8.487 8.501
8.425 8.386
8.000
8,0
7.500
6,0 4,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb
2002
2003
Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
2004
7.000
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb
2002 Sumber : Bloomberg
2003
2004
Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah
3
Februari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Inflasi inti cenderung stabil.
Pada Februari 2004, inflasi inti relatif tidak berubah yaitu mencapai 5,99% (y-o-y) dibandingkan 6,02% pada bulan sebelumnya. Penurunan harga yang lebih banyak terjadi pada kelompok bahan makanan menyebabkan inflasi inti tidak banyak mengalami penurunan.
Rupiah relatif stabil...
Secara umum, perkembangan nilai tukar Rupiah pada Februari relatif stabil, walaupun sedikit melemah pada akhir bulan. Secara rata-rata, nilai tukar pada Februari mencapai Rp8.425/USD, sedikit melemah (0,47%) dibandingkan Januari. Secara point-to-point, nilai tukar Rupiah juga sedikit melemah dari Rp8.441/USD pada Januari menjadi Rp8.447/USD pada Februari. Melemahnya nilai tukar Rupiah diiringi oleh menurunnya volatilitas nilai tukar dari 0,76% menjadi 0,32% (Grafik 5).
...namun mampu ditahan oleh sentimen positif dari dalam negeri...
Pergerakan rupiah pada Februari terutama dipengaruhi oleh pergerakan mata uang dunia – terutama Euro – terhadap dolar AS berkaitan dengan pertemuan G7 yang membicarakan perkembangan ekonomi global dan kebijakan nilai tukar terhadap dolar AS. Selain itu, sentimen positif dari dalam negeri seperti stabilnya kondisi perekonomian Indonesia serta membaiknya peringkat surat berharga Indonesia dipercaya mampu menahan pelemahan rupiah yang lebih tajam. Persen 17,0
Persen 5,0 4,5
1 Bulan
15,0
4,0 3,5
3 Bulan 6 Bulan
13,0
3,0
Volatilitas Kurs Rp
2,5 2,0
9,0
Rata-rata Volatilitas
1,5
12 Bulan
11,0
1,0
7,0
0,5 0,0
5,0 Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb
2002
2003
2004
Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb
2002
2003
2004
Sumber : Bloomberg dan Reuter diolah
Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
...sedangkan indikator risiko menunjukkan mixed signal.
4
Grafik 6. Premi SWAP
Yield spread antara Yankee bonds dan US T-Notes yang mencerminkan indikator resiko jangka panjang menunjukkan peningkatan dari 205 bps pada Januari menjadi 247 bps pada Februari (Grafik 7). Sementara itu, premi swap sebagai indikator resiko jangka pendek menunjukkan perkembangan yang membaik (lebih rendah) dibandingkan bulan sebelumnya. Pergerakan tersebut tercatat untuk semua tenor (Grafik 6).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Premi Risiko (bps) 400 380 360 340 320 300 280 Nilai Tukar 260 240 220 200 180 Apr
Mei
Mei
Jul
Nilai Tukar Rp/USD 9.200
Februari 2004
Indeks 100
8.800
Premi Risiko (yield spread)
87,90 89,10
9.000 90
8.600 80
8.400 8.200
70
8.000 Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2003
Jan
Feb
Feb
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Des
Feb
2004
Persen 14 13
85
SBI 1 BULAN
Korea Selatan
12
75
11
Singapura
70
Malaysia
10
65
JIBOR 1 Bulan
9
60
Thailand
Apr
FASBI O/N
8
Indonesia
7
50 Feb
Okt
Perkembangan deflasi di luar negeri yang lebih besar dibandingkan deflasi di dalam negeri ditambah nilai tukar rupiah yang relatif stabil telah menyebabkan indeks Real Effective Exchange Rate (REER) pada Februari meningkat menjadi 89,1 (Grafik 8). Di lain pihak, indeks Bilateral Real Exchange Rate (BRER) relatif tidak berubah. Walaupun demikian, indeks BRER ini masih menunjukkan bahwa produk ekspor Indonesia relatif masih kompetitif dilihat dari sisi harga/nilai tukar dibandingkan beberapa negara partner dagang (Grafik 9).
RRC
55
Ags
2003
Grafik 8. Real Effective Exchange Rate
Indeks 90
80
Jun
Sumber :Bloomberg dan CEIC diolah
Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah
Indeks REER meningkat.
Apr
2002
2004
Jun
2002
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
2003
Feb
2004
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2003
Feb
2004
Sumber : Bloomber, diolah
Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate
Suku bunga instrumen moneter masih terus turun...
Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang
Suku bunga instrumen moneter sampai dengan Februari masih tercatat menurun dibandingkan bulan sebelumnya. SBI 1 bulan turun 38 bps menjadi 7,48%, sedangkan suku bunga SBI 3 bulan turun dari 8,15% pada Januari menjadi 7,70% pada Februari. Suku bunga FASBI masih berada pada level yang sama seperti bulan sebelumnya yaitu 7,75%. Kondisi likuiditas perbankan yang masih berlebih ditambah dengan pengumuman target volume lelang yang sama dengan volume SBI yang jatuh tempo ditengarai sebagai faktor yang mendorong penurunan suku bunga.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5
Februari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Volume PUAB (Triliun Rp) 3000,0
Suku Bunga (%) 14,0 2534,4
2500,0
12,0
2359,0
2280,0
2157,9 1931,0
2000,0 1651,7
1500,0
8,0
1715,2
1844,0 1328,2
1000,0 Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi
500,0
10,0
1858,4
1799,6
1702,8
1678,2
Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2003
Jan
17 15 13
6,0
11
4,0
9
2,0
7
0,0
0,0 Jan
Persen 19
2690,7
SBI 1 WA
Dep. 1 CR Dep 1 WA
Jam Dep. 1
5 Feb
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
2002
2004
Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore
Ags
Okt
Des
2003
Feb
2004
Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan
...diiringi oleh penurunan suku bunga PUAB...
Pada Februari, rata-rata suku bunga PUAB pagi dan sore menunjukkan penurunan masing-masing 48 bps dan 26 bps menjadi 7,61% dan 5,85%. (Grafik 11). Rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB pagi tercatat meningkat dari Rp1,9 triliun menjadi Rp2,3 triliun, sedangkan rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB sore menunjukkan penurunan dari Rp2,5 triliun menjadi Rp2,1 triliun.
..., dan suku bunga simpanan serta suku bunga kredit perbankan dalam skala yang lebih rendah.
Tren penurunan suku bunga juga terlihat pada suku bunga simpanan perbankan. Pada Januari 2004, suku bunga deposito 1 bulan turun dari 6,62% menjadi 6,27%, yang juga diiringi oleh penurunan suku bunga tabungan dari 5,14% menjadi 4,91% (Grafik 12). Suku bunga kredit baik untuk Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), dan Kredit Konsumsi (KK) juga menunjukkan penurunan masingmasing sebesar 8 bps, 24 bps, dan 20 bps menjadi 14,99%, 15,44%, dan 18,49% (Grafik 13). Penurunan suku bunga kredit yang lebih lambat dibandingkan penurunan suku bunga simpanan semakin memperlebar spread di antara kedua suku bunga tersebut.
Persen 22
Persen 2,5
21
2,0
20
1,5
2,19
1,0
19
0,5
18
0,73
16
Kredit Investasi
0,17 0,02
Kredit Konsumsi
Jan Feb MarAprMei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Feb MarAprMei Jun Jul Ags Sep OktNovDes Jan
2003
2004
Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit
6
-0,06
-0,21 -0,20
0,26
0,26
-0,27 -0,19 -0,02 -0,47
-1,0
15 2002
0,90 0,63
0,53
-0,5 Kredit Modal Kerja
1,39
1,18
0,51
0,0 17
Trend (Covered Interest Rate Parity)
Covered Interest Rate Parity
0,45
0,16 0,02
-0,57 -0,76
-0,38 -0,97
-1,5 Feb
Apr
Jun
2002
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
2003
Feb
2004
Grafik 14. Covered Interest Rate Parity
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Covered interest rate parity naik.
Februari 2004
Penurunan suku bunga domestik yang diiringi oleh penurunan indikator resiko mengakibatkan covered interest parity (CIP) meningkat, 0,30% menjadi 1,25% pada Februari (Grafik 14)1 .
IHSG 830
Kapitalisasi (Rp miliar) 550.000
780 730
500.000
IHSG
450.000
680 630
Kapitalisasi 400.000
580 350.000
530 480
300.000
430 380
250.000 200.000
330 Jan
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
2003
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
2004
Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi
IHSG mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah BEJ ...
Perkembangan beberapa variabel makroekonomi yang membaik, ternyata juga diikuti oleh meningkatnya kinerja bursa saham Jakarta yang tercermin dari kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG). Selama Februari 2004, IHSG sempat mencatat titik tertinggi sepanjang sejarah BEJ yaitu mencapai 794,467 sebelum ditutup pada akhir bulan pada level 761,081. Membaiknya kinerja bursa saham juga diindikasikan oleh meningkatnya kapitalisasi pasar dari Rp501,2 triliun pada Januari menjadi Rp509,3 triliun pada Februari.
...diikuti volume transaksi dan nilai perdagangan yang meningkat.
Dilihat dari sisi transaksi, pada Februari 2004, rata-rata volume transaksi harian meningkat dari 2,47 miliar lembar saham menjadi 3,05 miliar lembar saham. Perkembangan ini diiringi oleh peningkatan nilai rata-rata perdagangan harian menjadi Rp1,2 triliun pada Februari 2004 dari Rp1,1 triliun pada bulan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi net beli asing juga meningkat dari Rp91,37 miliar pada Januari menjadi Rp136,59 miliar pada Februari 2004. Aksi beli di pasar saham masih terjadi – walaupun terbatas – terutama untuk saham-saham pertambangan dan saham-saham lapis kedua.
Uang Primer Penurunan uang primer masih berlanjut...
Sampai dengan akhir Februari 2004, uang primer tercatat sebesar Rp142,52 triliun (13,17%, y-o-y), atau turun Rp4,52 triliun dari posisi akhir Januari. Berdasarkan perkembangan ini, posisi test date sementara uang beredar rata-rata sementara mencapai Rp139,8 triliun, lebih rendah dibandingkan target indikatifnya sebesar Rp144,9 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, menurunnya uang
1
Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) – suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) – premi swap (1 bulan).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
7
Februari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
primer terutama dipengaruhi oleh menurunnya uang kartal sebesar Rp4,53 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Menurunnya uang kartal sesuai dengan pola musimannya dimana uang kartal cenderung masuk kembali ke sektor perbankan setelah berakhirnya perayaan keagamaan dan akhir tahun.
Triliun Rp 160,0
Triliun Rp 105.000
155,0
100.000
150,0
90.000
140,0
85.000
Target Indikatif
135,0
80.000
130,0
75.000
125,0
70.000
Aktual Test Date
120,0
Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Dec Jan Feb
2002
2003
2004
2002
Grafik 16. Uang primer
...yang dipengaruhi oleh kontraksi neto rekening rupiah pemerintah.
estimasi (1) = trend+seasonal
Aktual
65.000
Jan:I Febi:I Mar :I April :I Mei :I Juni :I Juli :I Ags:I Sepr:I Okt: I Nov:I Des:I Jan:I Febi:I Mar :I April :I Mei :I Juni :I Juli :I Ags:I Sepr:I Okt: I Nov:I Des:I Jan:I Febi:I
115,0
estimasi (2) = estimasi (1) + error
95.000
145,0
2003
2004
Grafik 17. Pergerakan Harian Uang Kartal
Sementara itu, dilihat dari sisi faktor yang mempengaruhinya, menurunnya uang primer pada Februari terutama disebabkan oleh kontraksi neto rekening rupiah pemerintah sebesar Rp7,52 triliun, yaitu berupa penerimaan pajak, penerbitan obligasi dalam rupiah, dan masuknya setoran BPPN yang lebih besar dibandingkan Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya (Miliar Rp)
Januari
Mg I
Februari Mg II Mg III
Mg IV
Perubahan Bulanan
Base Money Statutory reserves shortfall Reserve Money Currency - Currency outside banks - Cash in vaults Comercial Banks Positive Balance at BI of which frozen banks & banks without TPL Private sector Demand Deposits
147,039
146,889
143,099
139,249
142,518
-4,521
147,039 105,801 90,619 15,182 39,744 185 1,494
146,889 105,886 92,599 13,287 39,519 185 1,484
143,099 101,190 88,199 12,991 40,410 185 1,499
139,249 98,450 85,369 13,081 39,414 185 1,385
142,518 101,723 85,840 15,883 39,334 185 1,461
-4,521 -4,078 -4,779 701 -410 0 -33
Net International reserves (USD=Rp7000) Net Domestic Assets 1. Net Claims on Central Government 2. Liquidity Support a. IBRA and IBRA Banks b. Non IBRA Banks 3. Liquidity Credit 4. Other Claims 5. Open Market Operations - SBI - FasBI 6. Net Other Items
167,906
168,316
168,730
168,480
168,856
950
-20,867 -3,734 208,029 200,562 7,467 13,650 2,597 -166,764 -133,876 -32,888 -74,645
-21,427 -6,607 208,038 200,571 7,467 13,681 2,575 -165,001 -136,496 -28,505 -74,113
-25,631 -10,417 208,036 200,569 7,467 13,652 2,595 -164,611 -142,007 -22,604 -74,886
-29,231 -3,613 208,033 200,566 7,467 13,659 2,596 -174,535 -142,016 -32,519 -75,371
-26,338 -11,257 207,962 200,495 7,467 13,645 2,605 -164,425 -143,691 -20,734 -74,868
-5,471 -7,523 -67 -67 0 -5 8 2,339 -9,815 12,154 -223
38,811 748
38,460 874
38,762 1,463
38,354 875
38,073 1,076
-738 328
Memorandum item GWM Excess GWM
Sumber : Bank Indonesia
8
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2004
pembayaran gaji dan kupon obligasi. Di sisi OPT terjadi ekspansi neto sebesar Rp2,34 triliun, yang disebabkan oleh lebih besarnya ekspansi FASBI yaitu sebesar Rp12,15 triliun dibandingkan kontraksi SBI sebesar Rp9,81 triliun (Tabel 1). NIR menunjukkan ekspansi, sedangkan NDA kontraksi.
Perkembangan NIR pada Februari 2004 menunjukkan ekspansi dari USD24,0 miliar pada Januari menjadi USD24,1 miliar. Sementara itu, realisasi NDA juga menunjukkan kontraksi dari negatif Rp20,9 triliun pada Januari menjadi negatif Rp26,3 triliun pada Februari 2004 (Grafik 18 dan 19).
(Miliar USD)
Triliun Rp 30,0
25,0
20,0 10,0
(aktual)
23,0
NDA (adjusted target)
0,0
22,0
-10,0
21,0
-20,0
NIR
20,0
-30,0 -40,0
NIR
24,0
19,0
NDA (aktual)
-50,0 Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb
2002
(adjusted target)
2003
2004
Grafik 18. Posisi NDA
18,0
Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb
2002
2003
2004
Grafik 19. Posisi NIR
Likuiditas Perekonomian M1 dan M2 sedikit lebih rendah…
Posisi M1 dan M2 pada Januari 2004 sedikit menurun (Tabel 2). M1 mengalami penurunan dari Rp223,8 triliun pada Desember 2003 menjadi Rp216,3 triliun pada Januari 2004 (turun -3,33%, m-t-m), yang disebabkan oleh lebih rendahnya posisi uang kartal dan uang giral. Pada Januari 2004, uang kartal tumbuh 17,66% (y-o-y), sedangkan uang giral tumbuh 20,65% (y-o-y). M2 juga menunjukkan penurunan dari Rp955,7 triliun pada Desember 2003 menjadi Rp947,3 triliun pada Januari 2004 (turun -0,88%, m-t-m), dipengaruhi oleh menurunnya simpanan berjangka dalam rupiah yang tumbuh –4,47% (y-o-y) serta penurunan M1. Selanjutnya, seiring dengan perkembangan inflasi yang terus turun, M1 dan M2 riil masing-masing mencatat pertumbuhan tahunan yang positif sebesar 14,60% dan 3,44% (Grafik 20).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
9
Februari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Persen 25
% y-o-y 20 15
Pertumbuhan Money Divisia M2
M1 Riil
20
Pertumbuhan M2
M2 Riil
10
15
5
10
0
5
(5)
0
Trend Pertumbuhan Divisia Divisia
-5
(10) Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan
2002
2003
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
2001
2004
2002
2003
2004
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil
... dipengaruhi oleh penurunan aktiva luar negeri bersih, ekspansi rekening pemerintah, serta lebih rendahnya kredit.
Grafik 21. Pertumbuhan Divisia M2 dan M2
Ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perekonomian, aktiva luar negeri bersih menunjukkan penurunan dari Rp271,8 triliun pada Desember 2003 menjadi Rp269,7 triliun pada Januari 2004. Selanjutnya, rekening pemerintah kembali mencatat ekspansi sebesar Rp6,3 triliun menjadi Rp486,2 triliun pada Januari 2004. Sementara itu, posisi kredit rupiah per Januari 2004 mengalami sedikit penurunan menjadi Rp432,7 triliun pada Januari 2004 dari Rp437,9 triliun pada Desember 2003. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kredit modal kerja sebesar Rp8,5 triliun, sedangkan kredit investasi dan kredit konsumsi menunjukkan peningkatan.
Persen 13,0
Persen 2,0
12,0 1,8
11,0 10,0
1,6
9,0 8,0
1,4
7,0 6,0 5,0
1,2 C/DPK (%)
APU2 (M2/M0)
APU1 (M1/M0) Skala Kanan
4,0
1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan
2001
2002
2003
2004
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK
Belum optimalnya proses penciptaan uang oleh sistem perbankan.
10
Angka pengganda uang (APU) M1 nampak cenderung naik walaupun masih sangat marginal, sementara APU M2 secara umum masih cenderung turun walaupun mulai naik pada 2 bulan terakhir. Perkembangan ini diiringi dengan rasio uang kartal terhadap dana pihak ketiga yang masih cukup tinggi, mencerminkan masih belum optimalnya penciptaan uang oleh sistem perbankan (Grafik 22). Sampai dengan awal tahun 2004, pertumbuhan money divisia M2 masih lebih cepat dibandingkan pertumbuhan M2. Perkembangan ini mengindikasikan preferensi masyarakat untuk
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2004
menyimpan dananya dalam bentuk simpanan yang lebih likuid dan jangka pendek masih tinggi, yang juga mencerminkan potensi rencana konsumsi ke depan (Grafik 21). Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi)
2002
INDIKATOR BESARAN MONETER KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD) FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI Memorandum Items Nilai Tukar (posisi neraca)
Desember
Januari 2004
2003 Maret
Juni
September Desember
Posisi
% y-o-y
883.908 743.443 191.939 80.686 111.253 691.969 551.504 359.847 191.657 140.465 15,71
877.776 740.216 181.239 72.323 108.916 696.537 558.977 370.692 188.285 137.560 15,44
894.213 759.191 194.878 77.091 117.787 699.335 564.313 363.460 200.853 135.022 16,30
911.224 773.712 207.587 81.118 126.469 703.637 566.125 354.362 211.763 137.512 16,39
955.692 816.514 223.799 94.542 129.257 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 16,44
947.277 805.289 216.343 90.619 125.724 730.934 588.946 346.347 242.599 141.988 16,82
8,42 10,24 20,12 19,38 20,65 5,39 7,01 -4,47 29,18 -0,86 4,25
250.696 510.351 389.296 365.410 271.851 93.559 23.886 -266.434
249.736 510.307 400.353 376.141 280.774 95.367 24.212 -282.621
236.660 506.218 417.875 390.563 299.665 90.899 27.312 -266.199
240.781 481.552 441.205 411.696 318.820 92.877 29.509 -252.483
271.820 479.885 466.826 437.942 342.027 95.917 28.884 -262.839
269.714 486.229 461.827 432.738 335.129 97.610 29.089 -270.493
6,86 -7,04 20,73 20,85 26,14 5,62 18,96 -4,87
8.940
8.908
8.285
8.389
8.465
8.441
Sumber : Bank Indonesia
Sektor Eksternal Ekspor mengalami penurunan...
Mengawali tahun 2004, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD5,03 miliar, turun 3,66% dibandingkan Desember 2003. Penurunan ini terutama disebabkan oleh lebih rendahnya kinerja ekspor nonmigas yang mencatat nilai USD3,84 miliar pada Januari 2004 dari USD4,06 miliar pada Desember 2003 atau tumbuh negatif 5,44%. Kelompok barang yang menunjukkan penurunan terbesar antara lain kelompok mesin/peralatan mesin dan mesin/pesawat mekanik. Di lain pihak, ekspor migas mencatat peningkatan 2,54% dari USD1,17 miliar menjadi USD1,20 miliar yang terutama disebabkan oleh tingginya pertumbuhan ekspor hasil minyak (15,26%, m-t-m) dan gas (8,29%, m-t-m). Sementara itu, ekspor minyak mentah pada Januari 2004 tercatat sebesar USD0,47 miliar, turun 6,30% (m-t-m) yang disebabkan oleh menurunnya volume ekspor walaupun harga minyak pada Januari 2004 (USD30,97 per barel) tercatat lebih tinggi dibandingkan Desember 2003 (USD30,50 per barel).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
11
Februari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD)
Nilai FOB Keterangan
Januari 2003
Desember 2003
Januari 2004
Jan - Des 2003
% Perubahan Jan 2003 thd Des 2003
% Perubahan Jan 2004 Thd Jan 2003
% Peran Thd total Jan 2004
Total Ekspor
4.997,4
5.225,6
5.034,5
61.034,5
-3,66
0,74
100,00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1.197,5 438,7 135,5 623,3
1.167,5 501,2 85,2 581,1
1.197,1 469,6 98,2 629,3
13.643,6 5.621,0 1.548,6 6.474,0
2,54 -6,30 15,26 8,29
-0,03 7,04 -27,53 0,96
23,78 9,33 1,95 12,50
Non Migas
3.799,9
4.058,1
3.837,4
47.390,9
-5,44
0,99
76,22
Sumber : BPS
...demikian juga impor.
Impor pada Januari 2004 juga tercatat lebih rendah mencapai USD2,75 miliar atau turun –2,76% dibandingkan kinerja bulan sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh kinerja impor nonmigas yang mencatat pertumbuhan negatif 9,00% atau mencapai USD2,05 miliar. Ditinjau berdasarkan penggunaannya, penurunan impor nonmigas tersebut disebabkan oleh penurunan pada semua kelompok, terutama pada kelompok impor barang modal yang mencatat penurunan sebesar 12,04% (m-t-m) atau mencapai USD3,79 miliar. Sementara itu, impor migas mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 21,84% yang disumbang oleh meningkatnya impor minyak mentah dan hasil minyak. Tabel 4. Impor Indonesia (Juta USD)
Nilai CIF Keterangan
Total Impor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas
% Perubahan Jan 2004 thd Des 2003
% Perubahan Jan 2004 Thd Jan 2003
% Peran Thd total Jan 2004
Januari 2003
Desember 2003
Januari 2004
Jan - Des 2003
2.739,2
2.823,6
2.745,8
32.390,3
-2,76
0,24
100,00
702,4 388,1 314,3 -
571,8 303,8 268,0 -
696,7 382,3 314,4 -
7.531,9 3.927,5 3.582,9 21,5
21,84 25,84 17,31 -
-0,81 -1,49 0,03 -
25,37 13,92 11,45 -
2.036,8
2.251,8
2.049,1
24.858,4
-9,00
0,60
74,63
Sumber : BPS
Posisi pinjaman luar negeri meningkat USD435 juta...
12
Pada Januari 2004, posisi pinjaman luar negeri Indonesia meningkat USD435 juta dibandingkan Desember 2003 mencapai USD135,29 miliar, yang terdiri dari pinjaman pemerintah sebesar USD81,09 miliar, pinjaman swasta sebesar USD52,43 miliar dan surat-surat berharga yang dimiliki oleh non-residen sebesar USD1,76 miliar. Meningkatnya posisi pinjaman luar negeri Indonesia disebabkan oleh naiknya posisi pinjaman pemerintah sebesar USD992 juta dan posisi pinjaman swasta sebesar USD231 juta dibandingkan posisi bulan sebelumnya. Di lain pihak, posisi kepemilikan surat-surat berharga oleh non-residen menunjukkan penurunan sebesar –1,95% (Tabel 5).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2004
Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD)
2002 Jan
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Sep
Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank
69.288 59.529 7.723 6.634 1.089
72.994 56.390 8.021 5.164 2.857
72.162 55.836 7.864 5.066 2.799
72.354 55.650 7.572 4.879 2.693
74.497 55.212 7.642 4.870 2.772
74.496 54.867 7.784 4.802 2.982
77.163 52.991 7.571 4.414 3.157
Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total
51.805 48.369 47.972 3.616 1.436 1.405 132.432 131.290 130.416
48.078 47.570 47.083 1.441 1.470 1.466 130.005 131.343 130.829
2003 Okt Nov 78.324 52.706 7.559 4.388 3.171
Jan 2004
Des
78.467 52.282 7.478 4.298 3.180
80.099 52.204 7.464 4.300 3.164
81.091 52.435 7.647 4.308 3.339
45.420 45.147 44.804 1.253 1.388 1.684 131.952 133.065 133.076
44.740 1.794 134.851
44.788 1.759 135.286
* Angka Sementara
...,sedangkan pembayaran bunga dan pokok tercatat lebih rendah.
Pembayaran pinjaman luar negeri Indonesia pada Januari 2004 menunjukkan penurunan dibandingkan Desember 2003. Total pembayaran pinjaman luar negeri mencapai USD1,24 miliar, turun 31,29% dibandingkan bulan sebelumnya. Pembayaran cicilan pokok mencapai USD973 juta, yang terdiri dari USD456 juta untuk cicilan pokok pemerintah dan USD224 juta untuk cicilan pokok swasta. Sedangkan pembayaran bunga mencapai USD272 juta, yang terdiri dari pembayaran bunga pemerintah sebesar USD224 juta dan bunga swasta sebesar USD48 juta (Tabel 6).
Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Juta USD)
Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest
Total 2002
2003 Mar
Jun
Sep*)
Des*)
Total 2003
Jan 2004
20.983 16.950 4.033 7.374
1.293 1.135 158 358
2.305 1.926 378 826
1.500 1.301 199 498
1.812 1.320 492 781
18.430 15.186 3.244 6.450
1.245 973 272 680
5.009 2.365
248 110
562 264
355 143
398 383
4.000 2.450
456 224
13.609 11.941 1.668 5.808 5.323 485 4.825 4.372 453 983 951 32 7.801 6.617 1.183
935 886 48 398 391 7 308 307 1 90 84 6 537 496 41
1.478 1.364 114 941 909 32 908 878 31 33 31 1 537 455 82
1.002 946 56 427 423 4 382 380 1 46 43 3 575 523 52
1.031 922 109 233 210 23 45 32 13 188 178 10 798 712 86
11.980 11.186 731 5.437 5.306 131 4.742 4.644 99 694 663 32 6.543 5.880 663
565 517 48 376 348 28 347 320 27 29 28 1 189 169 20
* Angka Sementara Sumber : Bank Indonesia
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
13
Februari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Sektor Riil Aktivitas perekonomian terus meningkat...
Sampai dengan Februari 2004, perekonomian Indonesia terus mengalami perkembangan yang positif. Kegiatan konsumsi menunjukkan perkembangan yang meningkat seperti yang tercermin pada meningkatnya angka indeks dari berbagai hasil survei yang diambil. Perkembangan yang sama juga terlihat pada kegiatan investasi. Sementara itu, dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari sektor industri, pertanian, dan perdagangan.
... didukung oleh membaiknya konsumsi.
Kegiatan konsumsi yang terus tumbuh tercermin pada meningkatnya indeks keyakinan konsumen berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Begitu pula indeks ekspektasi konsumen yang menunjukkan indikasi kegiatan ekonomi yang terus meningkat (Grafik 23). Selanjutnya, survei JETRO yang merupakan survei terhadap sejumlah perusahaan industri Jepang di Indonesia juga menunjukkan perkiraan membaiknya ekspektasi permintaan di Indonesia maupun untuk tujuan ekspor sampai dengan April (Grafik 24).
Difussion Index 40
Indeks 140
Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini
120
Harga jual
20
Ekspektasi Konsumen
10
optimis
100
Inventory
30
pesimis
0 -10
80
-20 60
-30 -40
40 Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb
2001
2002
2003
Sumber : Bank Indonesia
14
Permintaan: domestik
-50
Permintaan:ekspor
Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan
2001
2002
2003
Feb-Apr
2004
Sumber : JETRO
Grafik 23. Survei Konsumen
Kegiatan produksi sedikit meningkat...
2004
Grafik 24. Survei JETRO
Indeks produksi pada Januari 2004 sedikit meningkat, terutama pada sektor makanan (Grafik 26). Sementara itu, indeks produksi pada sektor tekstil dan kimia relatif tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Sejalan dengan perkembangan indeks produksinya, pemakaian kapasitas produksi di sektor tekstil dan makanan sedikit meningkat (Grafik 25). Perkembangan industri tekstil yang relatif tidak berubah ditengarai akibat semakin ketatnya tingkat persaingan dengan adanya pesaing-pesaing baru dari Cina dan Vietnam.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Persen 100
Februari 2004
Indeks
90
Total Tekstil
80
210
Makanan Kimia
Total Tekstil
190
70
Makanan Kimia
170
60
150
50
130
40 30
110
20
90
10 Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
2002
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Jan**) 2004
70 Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
2002
Grafik 25. Utilisasi Kapasitas Produksi
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
2003
Sep
Nov
Jan**) 2004
Grafik 26. Indeks Produksi
Kondisi Perbankan Kinerja perbankan secara umum membaik...
Perkembangan sektor perbankan selama 2003 secara umum mencatat perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Posisi kredit yang terus meningkat disertai dengan peningkatan persetujuan kredit baru diharapkan dapat menjadi indikasi bahwa fungsi intermediasi perbankan akan terus pulih. Posisi dana pihak ketiga (DPK) dan permodalan bank juga mencatat kenaikan. Di lain pihak, non performing loan (NPL) relatif tidak berubah sedangkan net interest margin (NIM) menunjukkan penurunan. Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp) Banks
Keterangan Total Asset DPK Kredit* SBI NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal
Jan-03 Feb-03 Mar-03 Apr-03 Mei-03
Jun-03 Jul-03 Ags-03
1.112,2 1.117,8 1.105,1 1.100,0 1.106,9 1.102,9 1.111,7 835,8 824,6 832,0 833,4 837,8 838,1 846,8 410,3 402,6 411,2 420,5 426,2 428,0 434,1 76,9 96,1 108,8 116,7 111,0 112,7 123,4 8,1 8,4 8,2 8,2 8,2 8,3 8,0 2,1 2,1 1,2 0,6 0,4 1,0 1,2 4,0 3,8 3,6 4,0 4,0 3,9 4,1 93,0 95,5 99,5 98,1 99,5 98,4 99,6
1.113,6 852,2 441,1 125,8 8,3 1,3 4,4 100,0
Sep-03 Okt-03 Nov-03 Jan-04 Feb-04 1.119,1 1.130,4 1.147,9 1.141,0 1.068,4 858,0 863,5 879,4 875,4 888,6 447,2 454,2 463,7 475,7 477,19 127,8 128,2 131,2 100,8 100,5 7,8 7,9 7,8 8,1 8,2 1,1 1,3 1,2 1,8 3,0 4,5 4,7 4,5 4,9 3,2 104,2 106,3 107,8 110,5 110,8
Sumber : Bank Indonesia
...tercermin pada peningkatan dana pihak ketiga...
Sampai dengan akhir tahun 2003, posisi DPK tercatat sebesar Rp888,6 triliun atau tumbuh 1,5% dibandingkan bulan sebelumnya (Tabel 7). Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya penghimpunan dana dalam bentuk giro dan tabungan yang masing-masing meningkat sebesar Rp7,5 triliun dan Rp13,9 triliun (Grafik 27). Selanjutnya, pada Desember 2003, persetujuan kredit baru naik 36,1% menjadi Rp25,8 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Namun demikian, realisasi penarikan kredit baru hanya mencapai Rp1,9 triliun yang nampaknya dipengaruhi oleh sikap para debitur yang masih menunggu penurunan suku bunga kredit lebih lanjut (Grafik 28).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
15
Februari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Triliun Rp 500
Miliar Rp
Total DPK (Triliun Rp) 900
450
880
400
860
350
70,0 Persetujuan
Realisasi
Proporsi
60,0
25.000
840
300
Proporsi (%)
30.000
50,0
20.000
820
250
40,0 15.000
800
200
30,0
780
150
10.000
20,0
760
100 50
Giro
Deposito
740
Total
Tabungan
5.000
0
720 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes JanFeb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes
2002
0,0 Jan
2003
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
2002
Grafik 27. Dana Pihak Ketiga
..., serta peningkatan posisi kredit.
10,0
0 Mei
Jul
Sep
Nov
2003
Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru
Sementara itu, apabila ditinjau dari jenis kredit yang disalurkan, kredit konsumsi masih memberikan kontribusi yang cukup besar, diikuti oleh kredit investasi dan kredit modal kerja (Grafik 29). Peningkatan kredit konsumsi ini diperkirakan akan terus berlangsung seiring dengan terus tumbuhnya kegiatan konsumsi dan meningkatnya persetujuan kredit baru untuk konsumsi.
Total Kredit (Triliun Rp) 510
Kredit Per jenis (Triliun Rp) 250,0 Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
480
200,0
450 150,0
420
100,0
390 360
50,0
330 Channeling
0,0
Total Kredit
Total Adjst
300
Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2002
2003
Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan
Namun NPL perbankan sedikit meningkat yang diiringi oleh menurunnya NIM...
16
Perkembangan NPLs-gross pada Desember 2003 sedikit meningkat mencapai 8,2% dibandingkan 8,1% pada November, sedangkan NPL-net menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dari 1,8% pada November menjadi 3,0% pada Desember (Grafik 30). Walaupun demikian, apabila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina, perkembangan NPL di Indonesia masih lebih baik. Selanjutnya, NIM - yang menunjukkan pendapatan perbankan dari selisih perolehan bunga - tercatat sebesar Rp3,2 triliun, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp4,9 triliun (Grafik 31).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
...di lain pihak, permodalan tercatat lebih tinggi.
Februari 2004
Perkembangan indikator perbankan yang lain, yaitu kondisi permodalan, sampai dengan akhir tahun 2003 terus menunjukkan peningkatan, mencapai Rp110,8 triliun, naik 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, total asset pada Desember 2003 tercatat menurun mencapai Rp1.068,4 triliun dibandingkan November yang mencapai Rp1.141 triliun.
Persen 14,0
Triliun Rp 500
Triliun Rp 5,0
12,0
450 400
4,5
10,0
350
4,0
8,0
300
6,0
kredit (kanan)
250 NPLs (%) (kiri)
NPLs Net (%) (kiri)
200 150
4,0
100
2,0
3,5
3,30 3,42 3,21
4,69 4,48 4,47 4,90 4,39
3,66 3,55
3,82 3,85 3,71 3,65
4,01
3,95 3,78
3,93 4,12
3,96
3,20
3,63
3,38 3,35
3,0 2,5
50
0,0
0 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des
2002
2003
Grafik 30. Perkembangan NPL
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
2,0 Feb
Apr
Jun
2002
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
2003
Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan
17
Februari 2004
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Prospek Perekonomian Indonesia pada triwulan I-2004 diprakirakan tumbuh 4,2% 4,7%…
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2004 diprakirakan akan berkisar pada 4,2% - 4,7%. Pertumbuhan ini masih akan didominasi oleh konsumsi, dengan peran ekspor dan investasi yang terus meningkat. Membaiknya konsumsi tercermin pada recana konsumsi untuk 6 – 12 bulan mendatang dan indeks ekspektasi konsumen yang meningkat. Sementara itu, indikasi peningkatan investasi terlihat dari peningkatan permintaan baik untuk domestik maupun ekspor untuk 3 bulan ke depan. Selanjutnya, untuk keseluruhan tahun 2004, perekonomian diprakirakan akan tumbuh pada kisaran 4,0% - 5,0%.
...,inflasi diprakirakan akan tetap rendah sebesar 5% 6%...
Sejalan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2004 sebesar 4,2% - 4,7%, inflasi diprakirakan akan tetap rendah dan berada pada batas bawah prakiraan awal triwulan sebesar 5% - 6% (y-o-y). Kecenderungan penurunan inflasi ini dipengaruhi oleh nilai tukar yang relatif stabil serta ekspektasi inflasi yang terus membaik. Selain itu, kemampuan sisi penawaran untuk mengimbangi peningkatan sisi permintaan diharapkan dapat mengurangi tekanan inflasi. Untuk keseluruhan tahun 2004, inflasi diprakirakan akan berada pada kisaran 5,5% plus minus 1%.
...sedangkan ratarata nilai tukar diperkirakan tetap stabil pada kisaran Rp8.300 – Rp8.500 per dolar AS.
Rata-rata nilai tukar rupiah pada triwulan I-2004 diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp8.300/USD – Rp8.500/USD. Prakiraan ini telah mempertimbangkan balance of risk yang bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Beberapa faktor tersebut antara lain faktor fundamental perekonomian yang terus membaik serta adanya potensi masuknya arus masuk modal asing yang berasal dari penerbitan surat berharga oleh korporasi dan pemerintah.
18
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2004
Indikator Terkini Jan Feb
Mar
SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3) BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum
Jun
Jul
Ags
Sep
2003
Okt
Nov
Des
2003
Jan
Feb
2004
12,69 12,94 12,64 13,49 12,71 425
12,24 12,68 12,35 13,15 12,30 399
11,40 11,97 11,90 12,90 11,72 398
9,53 10,18 10,31 11,55 9,81 505
9,10 9,18 8,95 10,65 9,25 508
8,91 9,06 8,17 9,58 8,99 530
8,66 8,75 7,67 8,58 8,69 598
8,48 8,43 7,47 7,96 8,56 626
8,49 8,38 6,98 7,58 8,63 617
8,31 8,34 6,62 7,14 8,35 692
7,86 8,15 6,27 6,68 8,16 753
7,48 7,7 N,a N,a 8,31 761
127.407 180.111 75.908 104.203 873.683 693.572 550.357 362.553 187.804 143.215 730.468 382.536 358.084
125.936 181.530 74.555 106.975 881.215 699.685 557.107 368.970 188.137 142.578 738.637 390.750 366.467
125.211 181.239 72.323 108.916 877.776 696.537 558.977 370.692 188.285 137.560 740.216 400.353 376.141
132.403 195.219 77.091 118.128 894.554 699.335 564.313 363.460 200.853 135.022 759.532 417.875 390.563
131.084 196.589 77.053 119.536 901.713 705.124 567.703 364.615 203.088 137.421 764.292 425.448 397.187
135.148 201.859 80.283 121.576 905.499 703.640 569.503 361.120 208.383 134.137 771.362 432.499 403.544
136.471 207.587 81.118 126.469 911.223 703.636 566.125 354.362 211.763 137.511 773.712 441.205 411.696
140.085 212.614 84.238 128.376 926.324 713.710 576.072 358.541 217.531 137.638 788.686 451.147 421.295
175.498 224.318 103.788 120.530 944.647 720.329 580.116 355.902 224.214 140.213 804.434 461.788 432.230
166.474 223.799 94.542 129.257 955.692 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 816.514 466.826 437.942
0,80 8,74 -0,06 6,14 1,51 10,99
0,20 7,34 -0,09 3,90 0,42 10,25
-0,23 7,12 -1,11 4,43 0,49 9,34
0,09 6,62 -0,39 4,66 0,48 8,20
0,03 5,79 -0,49 3,97 0,42 7,28
0,84 6,38 0,03 4,25 1,44 8,04
0,36 6,20 -0,19 3,70 0,82 8,20
0,55 6,21 0,99 3,98 0,22 7,99
1,01 5,33 1,39 1,75 0,72 8,26
0,94 5,06 1,71 1,60 0,36 7,91
0,57 4,82 0,36 2,04 0,68 7,03
-0,02 4,60
8.940 3.936 2.322 21.81
8.905 3.723 2.632 22.26
8.908 4.008 2.267 22.68
8.285 4.197 1.862 23.66
8.505 4.085 2.192 23.40
8.535 3.998 1.705 23.53
8.389 3.857 1.713 23.63
8.495 4.044 1.877 23.85
8.537 3.079 1.828 24.05
8.465 3.607 2.204 24.20
8.441 N.a N.a 24.00
8.447 N.a N.a 24.10
147.039 142.518 216.343 N.a 90.619 85.840 125.724 N.a 947.277 N.a 730.934 N.a 588.946 N.a 346.347 N.a 242.599 N.a 141.988 N.a 805.289 N.a 461.827 N.a 432.770 N.a
HARGA IHK bulanan (%) y-y % IHK-makanan bulanan (%) y-y% IHK-Non makanan bulanan (%) y-y% SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Ekspor Barang Non migas (f.o.b, juta USD)4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD)4) Net International Reserve (juta USD) INDIKATOR KUARTALAN
Tw. I 2003
Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Perubahan Stok Ekspor Impor
4,45 4,12 4,26 19,95 2,90 5,45
3,65 4,64 1,09 -46,84 4,04 0,01
Tw. III
Tw. IV
2003
2003
3,97 4,75 -0,41 -6,14 2,76 0,76
4,35 5,01 0,68 -16,14 6,48 1,78
* angka sementara ** angka sangat sementara *** terdapat penyesuaian data karena adanya pemindahan kredit BBO, BTO dan kredit bermasalah ke AMU-BPPN r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor open file dan PDB (BPS)
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
19