KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA Februari 2015 A PRASETYANTOKO Chief Economist LUTFIL KHAKIM Economist
Review Makroekonomi Global: Perang Melawan Inflasi Rendah Masih Berlanjut. Pertumbuhan global tidak sesuai harapan. Pemulihan negara maju belum menyakinkan. Harga Minyak yang terus turun Domestik: BI Rate Berpotensi Turun Jika Mempertimbangkan Inflasi Dan Defisit Transaksi Berjalan Namun Terkendala Sudden Reversal.
Negara Maju Berjuang Mengatasi Inflasi Rendah United States Indicators GDP Growth (% YoY) Inflation (% YoY) Interest Rate (%)
Ref q4 - 2014 Dec-2014 Jan-2014
Last Previous ^ Change 2.50% 2.70% -0.20% 0.80% 1.30% -0.50% 0.25% 0.25% 0.00%
Euro Area Indicators GDP Growth (% YoY) Inflation (% YoY) Interest Rate (%)
Ref q4 - 2014 Dec-2014 Jan-2014
Last Previous ^ Change 0.80% 0.80% 0.00% -0.60% -0.20% -0.40% 0.05% 0.05% 0.00%
Ref q4 - 2014 Dec-2014 Jan-2014
Last Previous ^ Change -1.20% -0.20% -1.00% 2.40% 2.40% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Ref q4 - 2014 Dec-2014 Jan-2014
Last Previous ^ Change 7.30% 7.30% 0.00% 1.50% 1.40% 0.10% 5.60% 5.60% 0.00%
Japan Indicators GDP Growth (% YoY) Inflation (% YoY) Interest Rate (%)
China Indicators GDP Growth (% YoY) Inflation (% YoY) Interest Rate (%)
Negara yang melonggarkan kebijakan moneternya
• Negara-negara kekuatan ekonomi utama berjuang mengatasi tingkat inflasi yang rendah. Berbagai stimulus makro dan moneter diluncurkan. • Beberapa negara tercatat melonggarkan kebijakan moneternya pada Januari 2015 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, antara lain Euro Area, Jepang, China, India, Australia, Kanada.
Sumber: google
Global economy is like a jet with one quite stong engine (AS), another engines (Euro and Japan) are still colapse, and last engine (China) is losing its power. 3/9/2015
6
Price War...
Target Pertumbuhan Ekonomi Sulit Dicapai Asumsi Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator
5,8%
APBN-P 2015 (hasil pembahasan) 5,7%
4,4 (+/-1%)
5,0%
6,0%
6,2%
Rp 11.900
Rp 12.500
Harga Minyak Mentah
105 US$/barel
60 US$/barel
Lifting minyak mentah Lifting gas
900 ribu barel/hari 1.248 ribu barel/hari
825 ribu barel/hari 1.221 ribu barel/hari
Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Suku Bunga SPN 3 bln
Kurs Rp/Dolar AS
APBN 2015
Sumber: APBN-P 2015
Pertumbuhan 2015 sulit dicapai, mengingat bebarapa hal pokok: 1. Suku bunga masih tinggi, dan likuiditas di pasar domestik masih volatile 2. Pengeluaran pemerintah belum bisa dimaksimalkan 3. Investasi sulit didorong secara maksimal, mengingat defisit neraca transaksi berjalan masih besar
3/9/2015
Potret Makro Profil risiko perekonomian 2015 meningkat (Asumsi dasar dekonomi makro Inflasi (% yoy) : naik dari 4,4% (APBN 20015) menjadi 5% (RAPBN-P 2015) Nilai tukar (Rp/USD) : naik dari Rp 11.900 menjadi Rp 12.200 (proyeksi BI Rp 12.400-12.800). Tingkat Bunga SPN 3 Bulan rata-rata (%) : 6% menjadi 6,2%
Potensi untuk ekspansi juga meningkat Pertumbuhan ekonomi (% yoy) : 5,8% Harga minyak (ICP) turun dari 105$/barel menjadi 70$/barel. Defisit APBN turun dari 2,21% menjadi 1,90% terhadap PDB. Belanja turun Rp 44 T (2,2%) Penghematan subsidi energi Rp 186,27 T (54%) 14
Kebijakan Fiskal Pengematan subsidi energi sebesar Rp 186,26 triliun paling banyak dialihkan ke program ekonomi, dengan tambahan Rp 72 T, perlindungan sosial (Rp 20 T), Pendidikan (Rp 7,4 T), Perumahan dan Fasilitas Umum (Rp 3 T).
APBN 2015 (Rp Triliun)
RAPBN-P 2015
Perubahan
%
Subsidi Energi
344,7
158,4
(186,26)
(54,0%)
Subsidi Non Energi
69,9
74,2
4,3
6,1%
Dana Desa
9,06
20,76
11,7
129,1%
Fungsi 1 Pelayanan Umum 2 Pertahanan 3 Ketertiban dan Keamanan 4 Ekonomi 5 Lingkungan hidup 6 Perumahan & Fas. Umum 7 Kesehatan 8 Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 9 Agama 10 Pendidikan 11 Perlindungan Sosial Total
APBN-2015 (Rp Triliun) 891,76 96,82 46,13 143,52 10,67 20,46 21,11 1,92 5,28 146,39 8,31 1.392,44
RAPBN-P 2015 (Rp Perubahan ( Rp Triliun) miliar) 712,84 (178.928,0) 97,44 622,6 49,35 3.221,2 216,49 72.971,4 11,92 1.240,7 27,03 6.567,1 24,20 3.059,9 2,62 702,8 5,82 543,2 153,83 7.446,4 29,16 20.841,1 1.330,76 (61.675,6)
% (20,1) 0,6 7,0 50,8 11,6 32,1 14,7 36,5 10,3 5,1 250,0 (4,4)
Sumber: RAPBN-P 2015
Penyertaan Modal Negara (PMN) PT SMI mendapat PNM paling besar (Rp 20 T), disusul PT Antam (Rp 7 T), PT Bank Mandiri (Rp 5,6 T) 2015 Nama Perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perum Bulog PTPN III PT Angkasa Pura II PT Hutama Karya Perum Perumnas PT Waskita Karya Tbk PT SMI PT Bank Mandiri PT Kereta Api Indonesia PT Antam
APBN
2,000.0
Sumber: RAPBN-P 2015
RAPBN-P 3,000.0 3,150.0 3,000.0 3,600.0 2,000.0 3,500.0 20,356.6 5,600.0 2,750.0 7,000.0
Selisih Nominal % 3,000.0 3,150.0 3,000.0 3,600.0 2,000.0 3,500.0 18,356.6 917.83% 5,600.0 2,750.0 7,000.0 -
Target Kualitatif Sasaran 1 Rasio biaya logistik nasional terhadap PDB (%) 2 Rata-rata dwlling time (hari) Pertumbuhan PDB riil subsektor perdagangan 3 besar dan eceran (%)
Target 23,6% 5-6 hari 6,7%
Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok 4 antarwaktu (%)
<9
Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok 5 antarwilayah (%)
< 14,2
Sumber: RAPBN-P 2015, Kemenkeu 3/9/2015
17
Pertumbuhan Sektoral Sektor Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air Konstruksi Perdagangan besar dan eceran Transportasi dan Komunikasi Penyediaan Akomodasi dan Mamin Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan Real Estat Jasa Perusahaan
2014 (Outlook)-% 3,9 1,7 4,7 5,0 4,2 6,0 4,5 9,1 5,1 9,1 8,2 6,3 8,7
2015 (RAPBN-P)-% 4,1 1,8 6,1 5,6 5,3 6,4 4,9 9,7 5,7 9,7 8,8 6,8 9,1
Administrasi Pem, Pertahanan dan Jamsos Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya PDB 3/9/2015
0,6 7,3 5,6 6,1 5,1
1,4 8,8 6,9 6,7 5,8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
18
Target Pertumbuhan Sektor Konstruksi dan Real Estate 2015 Realistis Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Indonesia Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Produk Domestik Bruto (PDB) Sumber: BPS
2014 4.18% 0.55% 4.63% 5.57% 3.05% 6.97% 4.84% 8.00% 5.91% 10.02% 4.93% 5.00% 9.81% 2.49% 6.29% 8.01% 8.92% 5.02% 5.13% 5.02%
Rata-rata 2010-2014 4.09% 2.74% 4.96% 6.93% 4.38% 7.10% 6.74% 7.79% 6.50% 11.51% 7.24% 7.07% 8.55% 4.26% 8.24% 7.79% 7.45% 5.82% 7.50% 5.84%
2015* 4.10% 1.80% 6.10% 5.60% 5.30% 6.40% 4.90% 9.70% 5.70% 9.70% 8.80% 6.80% 9.10% 1.40% 8.80% 6.90% 6.70%
5.70%
*) Proyeksi APBN-P 2015
• Meskipun target pertumbuhan ekonomi sulit dicapai, namun proyeksi pertumbuhan sektor konstruksi (6,4%) dan real estate (6,8) pada 2015 lebih realistis. Pemerintah memiliki target pembangunan 1 juta unit rumah
Inflasi Rendah, BI Rate Berpotensi Turun • Desember 2014 terjadi deflasi 0,24% (MoM) atau inflasi 6,96% (YoY). • Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga pada kelompok pengeluaran transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 4,04%. • Komponen inti, harga yang diatur pemerintah, dan bergejolak memberikan andil pada inflasi Deskripsi
Des'14
Jan'15
masing-masing 0,37%, minus 0,73%, 0,12%.
Inflasi MTM
YTD
YOY
Umum
119.00
118.71
-0.24%
-0.24%
6.96%
Inti
111.28
111.96
0.61%
0.61%
4.99%
Harga diatur pemerintah
139.27
134.38
-3.51%
-3.51%
12.31%
Bergejolak
128.01
128.71
0.55%
0.55%
8.35%
Energi
154.56
144.54
-6.48%
-6.48%
13.81%
Sementara komponen energi menyumbang minus 0,65%.
Pertumbuhan Harga Bahan Bangunan Melambat Indeks Harga Material Bangunan Januari 2015 Jenis Barang
•
Secara tahunan, pasir membukukan kenaikan tertinggi (13,92%) sementara besi batangan untuk beton bertulang tercatat yang terendah (1,24%). Secara bulanan, bata membukukan kenaikan tertinggi (1,96%). Besi batangan untuk beton bertuang, besi lainnya, dan kabel tercatat mengalami penurunan harga masing-masing 0,02%, 0,05%, dan 0,20%.
•
Semen naik 8,3% (tahunan) dan hanya naik 0,09% (bulanan), akibat kebijakan pemerintah menurunkan harga eceran.
Lantai Keramik Pipa PVC dan Pelengkapnya Batu Kerikil Bahan dari Alumunium Besi Batangan Untuk Beton Bertulang Kayu Semen Kaca Batu Alam Pasir Bahan Kayu Siap Pasang Closet, Wastafel, dan sejenisnya Besi Lainnya Atap dan lainnya Batu belah Plywood dan sejenisnya Paku, Sekrup, Baut Peralatan Listrik Bata Kabel Cat Campuran Semen dan Pasir Aspal Tandon Air Alat Konstruksi Tanah untuk mengubur Indeks Harga Material Bangunan Sumber: BPS/CEIC/Diolah
Indeks Harga 129.15 126.78 136.05 131.17 119.55 124.00 120.80 131.13 142.31 148.30 134.19 128.27 117.80 147.15 131.96 126.10 111.63 118.50 123.56 137.47 120.19 130.05 124.45 116.88 129.14 119.52 127.20
Inflasi (Deflasi) Bulanan Tahunan 0.51% 5.34% 0.96% 9.33% 0.24% 10.32% 0.46% 7.21% -0.02% 1.24% 0.93% 6.51% 0.10% 8.40% 1.15% 7.33% 0.79% 12.34% 1.29% 13.92% 1.44% 9.68% 1.80% 10.09% -0.05% 4.72% 1.55% 6.58% 0.45% 8.36% 0.37% 6.14% 1.18% 5.64% 0.53% 4.78% 1.96% 8.34% -0.20% 4.76% 0.51% 4.65% 0.90% 7.33% 1.39% 8.42% 0.80% 3.03% 0.31% 4.72% 0.69% 6.98% 0.79% 12.34%
Demam Batu Mendorong Ekspor • Neraca perdagangan Desember 2014 tercatat surplus US$185,80 juta, lebih buruk dibandingkan Desember 2013 yang surplus US$1,51 miliar. Sepanjang Januari-Desember 2014, defisit tercatat US$1,89 miliar, lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang defisit US$4,08 miliar. • Ekspor nonmigas Desember 2014 mencapai US$12,27 miliar, naik 6,59%
(MoM) dan turun 9,55% (YoY). Peningkatan terbesar ekspor nonmigas terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$168,6 juta (55,00%), Uraian Ekspor - Migas - Non-Migas Impor - Migas - Non-Migas Surplus (Defisit)
Nov-2014
Dec-2014
(US$ juta)
(US$ juta)
Perubahan % MoM % YoY 7.38% -13.83%
13,616
14,621
2,107
2,353
11.69%
-30.89%
11,509
12,268
6.59%
-9.55%
14,042
14,435
2.80%
-6.61%
3,473
3,390
-2.40%
-19.71%
10,569 (425)
11,045 187
4.51% 143.91%
-1.68% -87.64%
sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$51,6 juta (2,94%). • Impor nonmigas Desember 2014 mencapai US$11,05 miliar, naik 4,51% (MtM) dan turun 1,69% (YoY). Nilai impor nonmigas terbesar adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$2,02 miliar yang turun 0,47% (MtM).
Rupiah Menyentuh Level Terendah • Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp12.625 per dolar AS pada akhir Januari 2014, terdepresiasi 1,49% (MoM) dan 3,26% (YoY). • Rata-rata perputaran transaksi di bank domestik sepanjang Desember 2014 sebesar US$627 juta perhari, lebih tinggi 15,58% dibandingkan bulan sebelumnya sementara di bank asing US$226 juta perhari, lebih tinggi 34,04%. • Cadangan Devisa per akhir Januari 2014 sebesar
US$114,25 miliar, naik 2,13% (MoM).
23
Pasar Berharap Suku Bunga Turun Inflasi dan (juga) suku bunga diekspektasikan turun, sebagaimana tercermin dari yield obligasi yang lebih rendah dibanding periode-periode sebelumnya.
Government Bond Yield Yield Tenor 30 Jan '14 1 Yr 6.3600 5 Yr 6.9019 10 Yr 7.1355 20 Yr 7.5494
MTM -9.62% -10.97% -10.52% -10.65%
Change (%) YTD -9.62% -10.97% -10.52% -10.65%
YOY -12.80% -15.85% -20.78% -20.99%
Corporate Bond Yield, Rating AA Yield Tenor 30 Jan '14 1 Yr 8.7715 5 Yr 9.6449 10 Yr 10.0098
MTM -7.16% -8.06% -7.68%
Change (%) YTD -7.16% -8.06% -7.68%
YOY -7.33% -10.49% -14.34%
Asing Melakukan Aksi Jual • Indeks Harga Saham Gabungan ditutup di level 5.289,40 pada akhir Januari 2015, naik
1,19% (MoM) atau 19,70% (YoY). • Dibandingkan bulan Desember 2014, ratarata volume transaksi saham turun 17,48% menjadi 7,13 miliar lembar saham per hari.
• Rata-rata nilai transaksi pada Januari 2015mencapai Rp6,51 triliun, lebih tinggi 2,31% dibanding bulan lalu dan lebih tinggi 34,31 dibanding Januari 2014. • Investor asing membukukan net selling Rp1,04 triliun sepanjang Januari 2014. Sebagai perbandingan, asing membukukan net selling Rp7,95 triliun pada Desember 2014 dan net buying Rp2,48 triliun pada Januari 2014.
3/9/2015
Indeks Properti tumbuh paling tinggi (hampir 40%) y-o-y. Disusul pertumbuhan sektor keuangan, sektor barang konsumsi dan infrastrutur
3/9/2015
Sejak 2009, Indeks Perkebunan bergerak flat, sementara indeks pertambangan mulai menurun pada akhir 2011. Sementara itu, IHSG terus melaju
3/9/2015
Indeks properti bergerak datar, tak secara proporsional mengikuti dinamika IHSG. Salah satu sebabnya, market cap properti masih relatif kecil
3/9/2015
Rupiah melemah secara fundamental
3/9/2015
Nilai tukar beberapa kali mengalami “mini-crisis”. Gejolak 2014-2015 merupakan yang terburuk setelah krisis 1997/1998.
3/9/2015
Depresiasi nilai tukar sejak Mei 2013 hingga Feb-2015 sudah lebih dari 30%
3/9/2015
Investor asing cenderung meninggalkan pasar modal Indonesia
3/9/2015
Melemahnya nilai tukar seiring dengan melemahnya arus modal asing di pasar modal kita
3/9/2015
Current Account Sejak akhir 2011, CA mengalami defisit seiring dengan turunnya ekspor barang
3/9/2015
Neraca Pembayaran Mengandalkan aliran modal asing, terutama dalam bentuk investasi portofolio.
3/9/2015
Neraca Perdagangan terus tertekan
3/9/2015
Makin tergantung external financing
3/9/2015
38
Review Industri Loan-to-deposit Ratio Turun Karena Aktivitas Penghimpunan Dana Lebih Lambat Dari Penyaluran Dana.
Penghimpunan DPK Melambat Dana Pihak Ketiga (Rp triliun)
DPK
• Penghimpunan Pertumbuhan
Dec-14
% qoq
% yoy
Dana Pihak Ketiga (DPK)
sebesar Rp4.008 triliun pada Desember 2014. pertumbuhan secara tahunan 12,01% (yoy), Lebih
Giro
846
-3.13%
6.08%
- Rupiah
577
-4.06%
7.53%
- Valas
269
-1.07%
3.11%
Tabungan
1,296
5.49%
6.06%
- Rupiah
1,202
5.74%
5.86%
lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang
94
2.50%
8.65%
7,80% (yoy). Tabungan tercatat Rp1.296 triliun,
Simpanan Berjangka
1,866
2.06%
19.71%
- Rupiah
1,591
1.32%
22.50%
275
6.59%
5.77%
4,008
1.98%
12.01%
- Valas
- Valas Total DPK
rendah dibandingkan November 2014 yang 13,40%. • Giro tercatat Rp846 triliun, tumbuh 6,08% (yoy),
tumbuh 6,06% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang 7,00% (yoy).
Sumber: Bank Indonesia
• Simpanan Berjangka tercatat Rp1.866 triliun, tumbuh 19,71% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang 21,20% (yoy). • Perlambatan pada simpanan milik perseorangan terkait meningkatnya konsumsi masyarakat yang bertepatan dengan
hari Natal, Tahun Baru dan libur sekolah. Sementara pada simpanan milik korporasi terkait pembiayaan kegiatan produksinya.
Kredit Desember Melambat
• Posisi penyaluran kredit perbankan
Kredit Perbankan (Rp triliun)
Kredit Kredit Investasi
tercatat sebesar Rp3.702 triliun pada
Dec-14 894
Pertumbuhan % qoq % yoy 2.41% 12.57%
Desember 2014, atau tumbuh 11,38% (yoy) lebih rendah dibanding November 2014 yang 11,7% (yoy).
Kredit Modal Kerja
1,763
2.47%
10.66%
Kredit Konsumsi
1,046
1.20%
11.61%
• Perlambatan terjadi pada kredit untuk
Total Kredit
3,702
2.09%
11.38%
modal kerja (KMK) dan investasi (KI).
Sumber: Bank Indonesia
Perlambatan KMK terutama terjadi pada Industri industri perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh 12,5% (yoy), lebih rendah dibanding November 2014 yang 15,0% (yoy). • Sementara itu, perlambatan KI terjadi pada Industri Pengolahan yang tumbuh dari 22,3% (yoy) pada Desember 2014 dari 24,8% (yoy) pada November 2014.
Kredit Melambat Pertumbuhan kredit Nov (11,4%), turun dari Okt (12,37%), akibar kenaikan BI rate. Kredit KPR & KTA merosot paling tajam pada kredit properti Bank BUMN. Kredit properti Bank BUMN Nov tumbuh 14,27%. Kredit KPR & KTA hanya tumbuh 11,52%.
Sumber: CEIC, BTN
Bunga Kredit Naik Per-Nov 2014, bunga kredit modal kerja (12,53%), Investasi (11,48%), konsumsi (12,48%).
Sumber: CEIC, BTN
Permintaan Pembiayaan Properti Stagnan Kredit Properti (Rp triliun)
Kredit Properti KPR dan KPA Konstruksi Real Estat Total Kredit Properti
Dec-14 317 147 90 555
Pertumbuhan % qoq % yoy 0.86% 12.72% -1.41% 27.10% 3.08% 19.10% 0.60% 17.26%
Sumber: Bank Indonesia
• Penyaluran kredit di sektor properti pada Desember 2014 tercatat Rp555 triliun atau tumbuh 17,3% (yoy), sama seperti bulan sebelumnya.
• Perkembangan penyaluran kredit properti yang relatif stagnan dipengaruhi penyaluran
kredit konstruksi yang tumbuh 27,1% (yoy) sama seperti bulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran KPR/KPA tercatat tumbuh lebih rendah 12,7% (yoy) dibandingkan November 2014 yang 12,9%. Sebaliknya kredit real estate tumbuh 19,1% (yoy) meningkat
dibandingkan November 2014 yang 18,7%.
Biaya Dana Meningkat Rasio Keuangan
Rasio CASA LDR Sumber: Bank Indonesia
• Komposisi dana murah terhadap total simpanan Dec-14 53.44% 92.37%
Variance Monthly Yearly -0.04% -3.00% 0.10% 3.79%
tercatat 53,44%, lebih rendah dibandingkan
periode sebelumnya. Meski begitu, rasio LDR tercatat meningkat. • Rata-rata suku bunga kredit Desember 2014 tercatat 12,96%, sedikit lebih rendah dibandingkan
November 2014 yang berada di level 12,97%. • Sementara itu, rata – rata suku bunga deposito berjangka waktu 1,3, 6, dan 12 bulan pada Desember 2014 masing–masing sebesar 8,57%,
9,32%, dan 8,86% atau lebih tinggi dibandingkan November 2014 yang masing–masing sebesar 8,20%, 9,02%, 9,30%, dan 8,74%.
"Working Cabinet" of Jokowi
3/9/2015
Ciputra World
46
Policy Orientation • Maritime Axe connecting dispersed-islands. • Attention to the outer of Java, Papua for instance. • Development from marginal (sector and geographical issue.
3/9/2015
47
3/9/2015
Ciputra World
48
ASEAN Economic Community 2015
3/9/2015
49