Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2005
Ikhtisar Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun.
Secara umum, perkembangan makroekonomi sampai dengan bulan Februari masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tumbuh sesuai dengan perkiraan awal yaitu sekitar 5%-6% (yoy). Optimisme tersebut semakin kuat seiring dengan semakin berimbangnya sumber pertumbuhan, khususnya peran investasi yang semakin meningkat. Secara sektoral, berbagai indikator sisi penawaran masih menunjukkan perkembangan yang postif seperti peningkatan impor bahan baku dan barang modal untuk kegiatan produksi serta dari sisi pembiayaan oleh perbankan melalui kredit modal kerja. Dari sisi perkembangan harga-harga, inflasi pada bulan Februari masih relatif terkendali. Sementara itu, nilai tukar rupiah juga bergerak relatif stabil dengan tingkat volatilitas yang rendah. Suku bunga instrumen moneter juga masih stabil dan berada level yang rendah sehingga hal ini masih mendorong suku bunga kredit untuk terus menurun dan mendukung upaya pemulihan sektor riil. Namun demikian, adanya tekanan kenaikan harga barang yang lebih tinggi dan memburuknya ekspektasi inflasi sebagai konsekuensi rencana kenaikan harga BBM perlu mendapat perhatian yang khusus. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung ketat (tight bias) untuk mengendalikan inflasi dengan tetap memberikan iklim yang kondusif bagi upaya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan harga mencatat deflasi.
Perkembangan harga bulan Februari menunjukkan penurunan dibandingkan bulan Januari. Bulan Februari mencatat deflasi sebesar 0,17% (m-t-m) lebih rendah 1,60% daripada inflasi bulan Januari yang mencatat nilai 1,43% (mt-m). Secara tahunan, perkembangan harga mencatat inflasi sebesar 7,15% (y-o-y) lebih rendah 0,17% dari periode sebelumnya yang mencatat 7,32% (y-o-y). Deflasi pada bulan Februari terjadi karena penurunan yang terjadi pada harga kelompok bahan makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga. Selain itu, kelompok yang memberikan sumbangan deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar negatif 0,40%.
Nilai tukar rupiah stabil.
Nilai tukar rupiah selama bulan Februari masih bergerak stabil. Secara ratarata, rupiah hanya melemah tipis 51 point pada bulan Februari menjadi Rp9252/USD demikian pula secara point-to-point rupiah relatif stabil pada Rp9258/USD dengan rata-rata volatilitas pergerakan rupiah yang rendah. Stabilnya rupiah dilatarbelakangi oleh relatif berimbangnya permintaan dan penawaran valas. Sementara itu, penguatan mata uang regional Asia terhadap dolar masih berlanjut dan mata uang kuat dunia (hard currency) cenderung melemah terhadap dollar dipicu oleh ekspektasi kenaikan fed fund rate.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
1
Februari 2005
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Suku bunga instrumen moneter masih stabil.
Suku bunga instrumen moneter sampai bulan Februari masih belum banyak berubah. Suku bunga SBI 1 bulan berada pada posisi 7,43% demikian pula SBI 3 bulan berada pada posisi 7,29%. Selain itu, suku bunga FASBI belum berubah dari posisi 7,00% demikian pula suku bunga JIBOR 1 bulan masih tetap pada posisi 7,42%. Suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) sampai dengan bulan Januari 2005 juga belum banyak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Suku bunga deposito 1 bulan hanya meningkat sebesar 12 bps menjadi 6,43%, demikian pula suku bunga deposito 3 bulan meningkat 10 bps menjadi 6,71%. Suku bunga kredit modal kerja menurun menjadi 13,40%, suku bunga kredit investasi menurun menjadi 13,98%, demikian pula kredit konsumsi menurun menjadi 16,32%.
Uang primer kembali menurun...
Posisi uang primer pada akhir bulan Februari menurun sebesar Rp3,71 triliun menjadi Rp180,03 triliun. Posisi sementara test date rata-rata uang primer bulan Februari dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp158,05 triliun (tumbuh 11,9%, y-o-y) dengan target indikatif sebesar Rp164,46 triliun sementara itu menggunakan GWM baru (8%), test date uang primer tercatat sebesar Rp177,05 triliun dengan target indikatif Rp184,20 triliun. Dilihat dari sisi komponennya, penurunan uang primer tersebut bersumber dari turunnya uang kartal yang beredar di masyarakat dan saldo giro positif bank di BI.
...demikian pula M2 dan M1.
Posisi M2 pada akhir Januari mengalami penurunan sebesar Rp17,65 triliun pada bulan Desember menjadi Rp1015,87 triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 7,24%. Penurunan ini utamanya berasal dari turunnya M1 dan uang kartal masing-masing sebesar Rp5,64 triliun Rp12,01 triliun. Sementara itu, dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh kontraksi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG), kontraksi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) dan penurunan NFA. Penurunan CBS tersebut bersumber dari turunnya kredit yang utamanya bersumber dari turunnya kredit rupiah.
Kinerja perbankan nasional masih stabil.
Kondisi perbankan sampai dengan awal tahun 2005 masih terus stabil dan pada beberapa indikator tetap menunjukkan perbaikan. Rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan menunjukkan peningkatan seperti yang juga terlihat pada jumlah modal perbankan. Di sisi lain, kualitas kredit seperti yang tercermin dari Non Performing Loan (NPL) secara gross juga membaik. Namun demikian, jumlah kredit yang disalurkan menurun khususnya kredit modal kerja dan kredit investasi sementara kredit konsumsi masih meningkat. Indikator lainnya, Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) masih relatif stabil.
2
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2005
Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang dan Pasar Modal Berbeda dengan bulan lalu, perkembangan harga bulan Februari menunjukkan penurunan dibandingkan bulan Januari. Bulan Februari mencatat deflasi sebesar 0,17% (m-t-m) lebih rendah 1,60% daripada inflasi bulan Januari yang mencatat nilai 1,43% (m-t-m). Secara tahunan, perkembangan harga mencatat inflasi sebesar 7,15% (y-o-y) lebih rendah 0,17% dari periode sebelumnya yang mencatat 7,32% (y-o-y).
Bulan Februari mencatat deflasi...
% y-o-y 16,0
% m-t-m 3,0 Transportasi & Komunikasi
14,0 Kesehatan
2,0 12,0
Sumbangan Inflasi
Perumahan
10,0
1,0
Mkn Jadi, Mnm, Rokok & Temb. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
8,0 0,0
Sandang
6,0 m-t-m
y-o-y
Bahan Makanan
4,0
-1,0 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb
Sumber : BPS
2002
2003
2004
-3,00
2005
-2,00
Grafik 1. Tingkat Inflasi
...terutama berasal dari kelompok bahan makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga.
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
Sumber : BPS
Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Apabila dilihat dari kelompok barang dan jasa, deflasi pada bulan Februari terjadi karena penurunan yang terjadi utamanya pada harga kelompok bahan makanan sebesar 1,46% (m-t-m) dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02% (m-t-m). Sementara itu kelompok barang dan jasa lainnya mencatat kenaikan harga antara lain kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,54% (m-t-m) dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,38% (m-t-m). Selain itu, kelompok yang memberikan sumbangan deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar negatif 0,40%.
% y-o-y
Rp/USD 10.000
16,0 14,0
9.500
Headline 9.000
12,0
8,890 8,922 8,803 8,921 8,895
Exclusion
10,0
8.500
8,0
8.000
6,0
7.500 7.000
4,0 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb
2002
2003
2004
2005
9,382 9,246 9,172 9,234 9,252 9,003 9,032 9,180 9,022 9,201
9,142 9,067
8,620 8,570 8,508 8,439 8,487 8,432 8,337 8,455 8,501 8,386 8,230
8,419
Okt
Des
Feb
2002
Apr
Jun
Ags
2003
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
2004
Okt
Des
Feb
2005
Sumber : Bloomberg diolah
Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah
3
Februari 2005
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Inflasi inti juga turun.
Sejalan dengan penurunan pada inflasi IHK, inflasi inti bulan Februari juga mencatat perkembangan yang sama. Inflasi inti menurun sebesar 0,27% dari 7,15% (y-o-y) bulan Januari menjadi 6,88% (y-o-y). Ekspektasi inflasi masyarakat yang terus meningkat sejak pertengahan tahun lalu terkait dengan rencana kenaikan harga BBM terlihat mulai melambat dan ditengarai merupakan penyebab melambatnya inflasi inti, sementara determinan lainnya seperti kondisi eksternal dan output gap ditengarai stabil.
Nilai tukar rupiah stabil...
Nilai tukar rupiah selama bulan Februari masih bergerak stabil. Kestabilan tersebut tercermin dari nilai Rupiah yang tidak mengalami penurunan yang tipis serta rata-rata volatilas Rupiah yang masih rendah. Rupiah secara rata-rata hanya melemah tipis 51 point dari Rp9201/USD bulan Januari menjadi Rp9252/ USD dan secara point-to-point rupiah melemah tipis 91 point dari Rp9167/ USD pada bulan Januari menjadi Rp9258/USD. Sejalan dengan itu, rata-rata volatilitas pergerakan rupiah masih sangat rendah yaitu menurun 0,06% dari 0,15% pada bulan Januari menjadi 0,08% bulan Februari (Grafik 5).
...dilatarbelakangi relatif stabilnya permintaan dan penawaran valas...
Stabilnya rupiah dilatarbelakangi oleh relatif berimbangnya permintaan dan penawaran valas. Pembelian dolar dilakukan oleh korporasi untuk membiayai kebutuhan impor dan ekspektasi kenaikan BBM sedangkan di sisi lain pasokan valas berasal dari kelompok pelaku offshore non bank. Sementara itu, penguatan mata uang regional Asia terhadap dolar masih berlanjut dipengaruhi oleh relaksasi Yuan dan mata uang kuat dunia (hard currency) cenderung melemah terhadap Dollar dipicu oleh ekspektasi kenaikan Fed Fund rate dan pernyataan Greenspan bahwa pelemahan dolar bukan merupakan kebijakan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan. Di akhir bulan, rupiah cenderung apresiasi seiring dengan isu pengalihan cadangan devisa Bank of Korea dari USD ke non USD yang mendorong pelemahan USD terhadap mata uang lain.
Persen 5,0
Persen
4,5
11,0
4,0
9,0
3,5 3,0
Volatilitas Kurs Rp
2,5
7,0
Rata-rata Volatilitas
2,0
1 Bulan
5,0
1,5
3 Bulan
1,0
6 Bulan
3,0
12 Bulan
0,5 0,0
1,0 Okt
Des
Feb
2002
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
2003
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
2004
Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
4
Des
Feb
2005
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
2003
Ags
2004
Okt
Des
Feb
2005
Grafik 6. Premi SWAP
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
..., turut mendukung ekspektasi positif investor.
Stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah dan turunnya harga domestik turut menjaga ekspektasi investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia. Indikator risiko jangka pendek maupun panjang (premi swap 1 s.d 12 bulan) pada bulan Februari relatif masih stabil sama seperti bulan Januari. Premi swap 1 dan 3 bulan masing-masing hanya meningkat sebesar 20 bps dan 13 bps menjadi 5,45% dan 5,88% demikian pula premi swap 12 bulan hanya meningkat 20 bps menjadi 6,85% sedangkan premi swap 6 bulan tidak berubah pada posisi 6,35%. Indikasi positif lainnya nampak dari angka premi risiko yaitu yield spread antara Indonesian Global Bond dengan US T-Notes1 , yang menurun dan pada Februari. Premi risiko tercatat menurun sebesar 32,7 point dari 222,8 bulan Januari menjadi 190,1 point (Grafik 6 dan 7).
9600
450 Yield Spread
9400
Februari 2005
400
9200
350
9000
300
8800
250
Indeks 100 90 80 70
Rp/USD
8600
200
8400
150 Mar
Apr
Mei
Mei
Jun
Ags
Sep
Okt
Okt
Des
Des
Jan
Feb
60 50
Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb
2001
2002
2003
2004
2005
Sumber : CIEC dan blomber (diolah)
Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah 2
Indeks REER dan BRER menurun.
Grafik 8. Real Effective Exchange Rate
Berbeda dengan bulan sebelumnya, mata uang negara-negara partner dagang selama Februari cenderung menguat sedangkan nilai rupiah bergerak stabil. Selain itu, perkembangan harga-harga di negara-negara terebut juga mengalami penurunan seperti Indonesia. Kondisi tersebut menyebabkan indeks Real Effective Exchange Rate (REER) bulan Februari menurun dibandingkan bulan sebelumnya. REER menurun 1,02 poin dari 83,3 menjadi 82,28 (Grafik 8). Perkembangan yang sama nampak pula pada indeks Bilateral Real Exchange Rate-BRER yang juga menurun 0,83 poin dari 67,31 pada bulan Januari menjadi 66,48 (Grafik 9). Selain Indonesia, negara lain yang mengalami penurunan indeks adalah China, sedangkan negara-negara lainnya mengalami kenaikan indeks. Penurunan indeks tersebut menyebabkan tingkat competitiveness (daya saing) Indonesia secara riil di antara negara-negara partner dagang cukup kompetitif.
1 Sejak bulan Januari 2005 menggunakan selisih antara Global Bond Indonesia dengan US T Notes yang lebih mencerminkan yield spread. 2 Selisih antara Global Bond Indonesia dengan US treasury bills berjangka waktu 10 tahun
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
5
Februari 2005
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Indeks 100
Persen 14
95
13
90
12
RRC
85
11
Korea Selatan
80
Singapura
10
75 70
JIBOR 1 Bulan
8
65 Thailand
60 55
SBI 1 Bulan
9
Malaysia
7
Indonesia Mar Mei Jul
Sep Nov Jan Mar Mei Jul
2002
FASBI O/N
Sep Nov Jan Mar Mei
Jul
Sep Nov Jan Feb
2004
2003
6
Jan Feb Mar Apr Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Mar Mei Jun Jul Ags Sep Nop Des Jan Feb
2005
2003
Sumber : CEIC dan Bloomber (diolah)
Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate
Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang
Volume Pasar Uang (Miliar Rp)
Suku Bunga (%)
Persen
4000,0
14,0
19
3500,0
12,0
17
10,0
15
8,0
13
6,0
11
4,0
9
2,0
7
0,0
5
3000,0 2500,0 2000,0 1500,0 1000,0 Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi
Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore
0,0 Feb
Apr
Jun
2003
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
2004
Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore
..., sedangkan suku bunga PUAB O/N pagi dan sore meningkat...
6
2005
Suku bunga instrumen moneter sampai bulan Februari masih belum banyak berubah dimana suku bunga SBI 1 bulan hanya meningkat 1 bps menjadi 7,43% dari 7,42% demikian pula SBI 3 bulan masih berada pada posisi 7,29%. Selain itu, suku bunga FASBI belum berubah dari posisi 7,00% demikian pula suku bunga JIBOR 1 bulan masih tetap pada posisi 7,42% (Grafik 10).
Suku bunga SBI dan FASBI relatif belum berubah...
500,0
2004
Des
Feb
2005
Jam Dep. 1 SBI 1 Bulan Dep 1 WA Mar
Jul
Nop
Mar
2002
Jul
Nop
Mar
Jul
2003
Nop
Mar
Jul
2004
Nop
2005
Grafik 12 Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito dan Penjaminan
Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi dan sore selama bulan Februari mengalami sedikit kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi meningkat 120 bps dari 5,50% pada bulan Januari menjadi 6,70% demikian pula rata-rata suku bunga PUAB O/N sore meningkat 220 bps dari 4,48% bulan Januari menjadi 6,70% (Grafik 11). Peningkatan rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi diikuti pula dengan naiknya rata-rata volume transaksi perdagangan yaitu sebesar Rp1,30 triliun sedangkan untuk PUAB O/N sore menunjukkan penurunan rata-rata volume transaksi perdagangan yaitu sebesar Rp0,37 triliun.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
..., suku bunga deposito belum berubah dan tren penurunan suku bunga kredit masih berlanjut.
Februari 2005
Sementara itu, tren suku bunga simpanan dan suku bunga kredit masih tidak berubah dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Trend suku bunga simpanan masih terus meningkat sedangkan suku bunga kredit terus menurun. Suku bunga deposito 1 bulan meningkat sebesar 12 bps dari 6,31% menjadi 6,43%, demikian pula suku bunga deposito 3 bulan meningkat 10 bps dari 6,61% menjadi 6,71% pada bulan Januari (Grafik 12). Sementara itu, suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi masing-masing turun sebesar 1 bps, 7 bps dan 25 bps. Kredit modal kerja menurun dari 13,41% bulan Desember menjadi 13,40%, kredit investasi menurun dari 14,05% bulan Desember menjadi 13,98%, demikian pula kredit konsumsi menurun dari 16,57% bulan Desember menjadi 16,32% (Grafik 13). Perkembangan ini mendorong pertumbuhan sektor riil dan selain itu, spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit semakin kecil.
Persen 21
Persen 5,0
20
4,0
19
3,0
4,44
Covered Interest Rate Parity Poly. (Covered Interest Rate Parity) 2,19
18
2,0
17
1,0
16
0,0
15
-1,0
14
-2,0
13
Kredit Modal Kerja
Kredit Investasi
Apr Jul
Okt
Jan
Apr Jul
2002
2003
Okt Jan
Apr
Jul
Okt
Jan
Apr
Jul
Okt
2004
Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit
Covered interest rate parity menurun.
1,18 0,53
1,63
1,39
1,24
0,02 0,17
-0,06
-0,21 -0,20
0,26
0,26
0,16 0,63 0,02
-0,19 -0,02 -0,27 -0,47 -0,57 -0,76
0,84 0,30 0,45 0,10
-0,32 -0,84
-0,33
0,54 -0,23
Jan
2005
-0,69 -1,42 -1,81 -1,97
Kredit Konsumsi
-3,0 Jan
0,73 0,51
Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb
2002
2003
2004
2005
Grafik 14. Covered Interest Rate Parity
Pada bulan Februari, SIBOR mencatat kenaikan yang cukup tinggi yaitu 108 bps dari 1,63% bulan Januari menjadi 2,71% sedangkan di sisi lain suku bunga dalam negeri yang diwakili oleh JIBOR dan premi swap relatif tetap pada posisi masing-masing 17,45% dan 5,43%. Perkembangan ini menyebabkan covered interest parity (CIP) pada bulan Februari menurun dari posisi 0,54% menjadi negatif 0,69% (Grafik 14) 3 . Namun demikian, membaiknya prospek perekonomian domestik di tengah komitmen yang kuat dari otoritas fiskal dan moneter dalam menjaga stabilitas makro serta didukung oleh terjaganya kondisi keamanan masih akan menjadi insentif penanaman di dalam negeri.
3 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) √ suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) √ premi swap (1 bulan).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
7
Februari 2005
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
IHSG 1230
Kapitalisasi (Rp miliar) 800,000
1130
700,000
1030
Kapitalisasi
930 830
600,000
IHSG
500,000
730 630
400,000
530
300,000
430 330
Mar
Sumber : BEJ
Mei
Jul Sep 2003
Nop Jan
Mar
Mei Jul 2004
Okt
Des
200,000 Feb 2005
Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi
IHSG stabil pada level yang tinggi...
Secara umum, kondisi pasar saham masih bullish dengan tingkat price earning ratio bursa Indonesia yang masih cukup tinggi di kawasan ASEAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada bulan Februari secara point to point ditutup meningkat 36,89 point menjadi 1083,37 dari posisi sebelumnya 1046,48. Investor asing selama bulan Februari masih melakukan net beli sebesar Rp604,18 miliar dengan pembelian tertinggi terjadi pada pertengahan bulan yaitu sebesar Rp299,11 miliar. Kapitalisasi pasar juga menunjukkan peningkatan yaitu sebesar Rp26,78 triliun dari Rp711,07 triliun bulan Januari menjadi Rp737,86 triliun (Grafik 15).
...sedangkan rata-rata nilai perdagangan stabil.
Di sisi lain, rata-rata nilai perdagangan di pasar saham secara point to point selama bulan Februari relatif stabil pada posisi Rp1,50 triliun. Demikian pula rata-rata volume perdagangan relatif tidak banyak berubah dari 2,16 miliar lembar saham pada akhir bulan Januari menjadi 1,43 miliar saham. Secara sentimen, perkembangan positif di pasar saham tersebut didorong oleh berbagai faktor seperti membaiknya peringkat utang Indonesia serta beberapa perusahaan, ekspektasi perolehan laba tahun 2004, rencana pelepasan kepemilikan pemerintah atas saham perbankan, dan pengumuman membaiknya realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2004. Selain itu, faktor sentimen global dari kenaikan indeks di beberapa bursa dunia dan regional tampaknya ikut pula mendukung positifnya perkembangan IHSG.
8
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2005
Uang Primer Posisi uang primer pada akhir bulan Februari menurun sebesar Rp3,71 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp180,03 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer bulan Februari dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp158,05 triliun (tumbuh 11,9%, y-o-y), di bawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp164,46 triliun. Sementara itu, bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer tersebut adalah Rp177,05 triliun, di bawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp184,20 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, penurunan uang primer tersebut bersumber dari turunnya uang kartal yang beradar di masyarakat sebesar Rp5,24 triliun demikian pula saldo giro positif bank di BI menurun sebesar Rp0,80 triliun.
Uang primer menurun...
Triliun Rp 195,0
Miliar Rp 125.000
185,0
115.000
175,0
estimasi (2) = estimasi (1) + error
165,0
105.000
155,0
95.000
Aktual
145,0
Target Indikatif
Aktual Test Date
85.000
135,0
75.000
125,0
estimasi (1) = trend+seasonal Ags
Okt
Des
Feb
Apr
2002
Jun
Ags
Okt
Des
Feb
Apr
2003
Jun
Ags
Okt
Des
2004
Feb
2005
65.000
Jan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :I April Mei Jun :II Jul :I Jul Ags:III Sep:II Okt: I Okt:IV Nop:III Des:II Jan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :I April Mei Jun :II Jul :I Jul Ags:III Sep:II Okt: I Okt:IV Nop:III Des:II Jan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :I April Mei Jul :II Jul :I Jul Ags:III Sep:II Okt: I Okt:IV Nop:III Des:II Jan:I Jan:IV
115,0
2002
Grafik 16. Uang Primer
...terutama karena kontraksi NCG...
2003
2004
Grafik 17. Pergerakan Musiman Uang Kartal
Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer tersebut utamanya bersumber dari kontraksi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG) sebesar Rp11,14 triliun sementara di sisi lain Operasi Pasar Terbuka (OPT) mengalami ekspansi sebesar Rp3,90 triliun yang utamanya bersumber dari ekspansi FASBI sebesar Rp3,71 triliun.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
9
Februari 2005
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya (Miliar Rp)
Februari
Jan 2005
Mg I
Mg II
Mg III
Mg IV
Perubahan Bulanan
Uang Primer Uang kertas dan logam yang diedarkan - di masyarakat - di perbankan Giro bank pada Bank Indonesia porsi BBO & Bank tanpa TPL* Giro sektor swasta
183,747 119,956 105,144 14,812 63,061 0 730
185,587 122,251 106,454 15,797 62,627 0 711
181,121 116,536 101,431 15,105 63,824 0 761
173,871 110,853 97,075 13,778 62,263 0 755
180,035 117,033 99,898 17,135 62,260 0 741
-3,712 -2,923 -5,246 2,323 -801 0 11
Cadangan Devisa Bersih (NIR)
172,476
173,672
172,822
174,653
174,503
2,027
Aktiva Domestik Bersih 1. Tagihan bersih kepada pemerintah 2. Tagihan pada bank komersial a. Kredit likuiditas b. Tagihan kepada BPPN dan bank non BPPN c. Utang lainnya 3. Tagihan lainnya 4. Operasi Pasar Terbuka - SBI - FASBI 5. Lainnya Bersih (NOI) Memorandum item GWM Kelebihan GWM
11,271 218,253 16,034 12,346 0 3,688 33,674 -153,785 -121,788 -31,997 -102,905
11,915 213,809 16,025 12,337 0 3,688 33,674 -149,182 -124,555 -24,627 -102,411
8,299 208,940 16,026 12,338 0 3,688 33,674 -147,730 -124,501 -23,229 -102,611
-782 208,300 16,026 12,338 0 3,688 33,674 -157,374 -122,083 -35,291 -101,408
5,532 207,105 16,018 12,331 0 3,687 33,675 -149,876 -121,589 -28,287 -101,390
-5,739 -11,148 -16 -15 0 -1 1 3,909 199 3,710 1,515
61,304 1,757
61,232 1,395
61,440 2,384
60,827 1,436
60,645 1,615
-659 -142
*TPL = Third Party Liability
..., NIR stabil sedangkan NDA menurun.
Cadangan devisa bersih (NIR) pada bulan Februari relatif stabil pada posisi USD24,93 miliar (Grafik 18) sementara itu aktiva domestik bersih (NDA) di sisi lain menunjukkan menurun sebesar Rp5,74 triliun dari Rp11,27 triliun pada bulan Desember menjadi Rp5,53 triliun (Grafik 19).
(Triliun Rp.)
(Miliar USD) 27.0
50,0 40,0
NIR (aktual)
26.0 24.0 23.0
0,0 -10,0 -20,0 -30,0
22.0 21.0 NIR (adjusted target)
20.0 19.0 18.0
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
Mar
Mei
2003
Grafik 18. Posisi NIR
10
NDA (adjusted target)
30,0 20,0 10,0
25.0
Jul
2004
Sep
Nop
Feb
2005
-40,0 -50,0
NDA (aktual)
Feb
Apr
Jun
Ags
Okt
Des
Mar
Mei
2003
Jul
2004
Sep
Nop
Feb
2005
Grafik 19. Posisi NDA
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2005
Likuiditas domestik Sesuai dengan pola musimannya M2 dan M1 menurunº
Sesuai dengan pola musimannya, posisi M2 pada akhir Januari mengalami penurunan sebesar Rp17,65 triliun dari Rp1033,52 triliun pada bulan Desember menjadi Rp1015,87 triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 7,24%. Penurunan ini utamanya berasal dari turunnya M1 sebesar Rp5,64 triliun menjadi Rp248,17 triliun demikian pula uang kuasi menurun sebesar Rp12,01 triliun menjadi Rp767,70 triliun. Penurunan yang terjadi pada M1 terutama berasal dari turunnya uang kartal sebesar Rp7,47 triliun dari Rp109,26 triliun bulan Desember menjadi Rp101,79 triliun sedangkan uang giral mengalami kenaikan Rp1,83 triliun menjadi Rp146,38 triliun (Grafik 20).
Persen 25,0
%, y-o-y 20 M1 Riil
15
20,0
M2 Riil
10
15,0
5
10,0
0
5,0
(5)
0,0 Growth Divisia M2
Growth M2
Poly. (Growth Divisia M2)
-5,0
(10) Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan
2002
2003
2004
Grafik 20. Pertumbuhan M1 & M2 Riil
...disebabkan oleh kontraksi NCG, CBS dan NFA
Jan
May
2001
Sep
Jan
May
2002
Sep
Jan
May
2003
Sep
Jan
May
Sep
Jan
2004
Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh kontraksi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG) sebesar Rp9,21 triliun menjadi Rp488,80 triliun, kontraksi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) sebesar Rp2,95 triliun menjadi Rp612,85 triliun dan penurunan NFA sebesar Rp3,57 triliun menjadi Rp260,06 triliun. Penurunan CBS tersebut bersumber dari turunnya kredit sebesar Rp4,53 triliun yang utamanya bersumber dari turunnya kredit rupiah sebesar Rp3,36 triliun menjadi Rp435,51 triliun (Tabel 2).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
11
Februari 2005
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi)
INDIKATOR BESARAN MONETER KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD) FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca)
Indeks money divisia menurun sedangkan APU meningkat.
2005
2004
2002
2003
Des
Des
Jan
Mar
Jun
Sep
Des
Jan
883.908 743.443 191.939 80.686 111.253 691.969 551.504 359.847 191.657 140.465 15.71
955.692 816.514 223.799 94.542 129.257 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 16.44
947.277 805.289 216.343 90.619 125.724 730.934 588.946 346.347 242.599 141.988 16.82
935.161 793.103 218.999 86.794 132.205 716.162 574.104 327.722 246.382 142.058 16.54
975.166 827.176 233.726 97.574 136.152 741.440 593.450 334.336 259.114 147.990 15.72
986.806 846.570 240.911 99.505 141.406 745.895 605.659 336.197 269.462 140.236 15
1.000.338 859.933 250.221 104.668 145.553 750.117 609.712 331.869 277.843 140.405 16
1.033.528 897.927 253.818 109.265 144.553 779.710 644.109 349.091 295.018 135.601 15
7.2 9.1 14.7 12.3 16.4 5.0 7.0 -0.1 17.2 -3.2 -10.9
250.696 510.351 389.296 365.410 271.851 93.559 23.886 -266.434
271.820 479.885 466.826 437.942 342.027 95.917 28.884 -262.839
269.714 486.229 461.827 432.738 335.129 97.610 29.089 -270.493
287.824 449.011 477.504 446.593 347.363 99.231 30.911 -279.178
280.070 468.907 549.966 486.067 376.034 110.033 63.899 -323.777
258.684 476.451 576.823 513.224 404.173 109.051 63.599 -325.152
260.328 479.344 594.751 531.689 422.288 109.401 63.062 -334.085
263.647 498.019 615.802 553.548 438.881 114.667 62.254 -343.940
-3.6 0.5 32.7 26.9 30.0 16.3 119.4 27.9
8.940
8.465
8.441
8.587
9.415
9.170
9.018
9.290
%,y-o-y
Mulai meningkatnya suku bunga deposito memberikan insentif penempatan dana di perbankan sehingga indeks money divisia bulan Januari menurun sebesar 1,37% menjadi 8,24% namun secara tren masih cenderung meningkat (Grafik 21). Sesuai dengan kecenderungan masyarakat untuk menempatkan dananya kembali ke sistem perbankan di awal tahun, jumlah uang primer mengalami penurunan yang lebih besar daripada penurunan pada M1 dan M2. Hal ini menyebabkan proses penciptaan uang mengalami peningkatan seperti yang nampak dari naiknya M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22).
Persen 13,0 12,0 11,0
C/DPK (%)
Persen 2,0
APU2 (M2/M0)
APU1 (M1/M0) Skala Kanan
1,8
10,0 1,6
9,0 8,0
1,4
7,0 6,0
1,2
5,0 1,0
4,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul
2002
2003
Sep Nop Jan Mar Mei Jul
Sep Nop Jan
2004
Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK
12
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2005
Sektor Eksternal Total ekspor menurun...
Nilai ekspor Indonesia selama bulan Januari tercatat sebesar USD6,13 miliar atau menurun 4,83% dibandingkan USD6,44 miliar pada bulan sebelumnya (Tabel 3). Penurunan ekspor tersebut didorong oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar 4,13%, yakni dari USD5,12 miliar pada bulan Desember menjadi USD4,91 miliar demikian pula ekspor migas menurun sebesar 7,56% dari USD1,32 miliar bulan Desember menjadi USD1,22 miliar. Penurunan yang terjadi pada ekspor migas utamanya berasal dari turunnya hasil minyak sebesar 33,82% menjadi USD0,06 miliar dan gas yang juga menurun sebesar 18,93% menjadi USD0,62 miliar. . Tabel 3. Impor Indonesia Nilai FOB
Keterangan
Januari 2004
Desember 2004
Januari 2004
Jan - Des 2004
(Juta USD) % Perubahan Jan 2005 Thd Des 2004
% Perubahan Januari 2005 thd Jan 2004
% Peran Thd total Januari 2004
Total Ekspor
5,043.1
6,445.8
6,134.0
69.713,8
-4,84
21,63
100.00
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
1,200.5 469.6 96.6 634.3
1,323.7 457.0 101.1 765.6
1,223.6 536.1 66.9 620.6
15.587,5 6.241,4 1.647,4 7.689,7
-7,56 17,31 -33,83 -18,94
1,92 14,16 -30,75 -2,16
19.95 8.74 1.09 10.12
Non Migas
3,842.6
5,122.1
4,910.4
54.126,3
-4,13
27,79
80.05
Sumber : BPS
... begitu pula total impor.
Sejalan dengan itu, nilai impor pada bulan Januari juga mengalami penurunan sebesar 16,67% dari USD4,80 miliar menjadi USD4,00 miliar. Penurunan impor tersebut terutama disebabkan oleh turunnya impor non migas sebesar 18,17% dari USD3,59 miliar bulan Desember menjadi USD2,93 miliar demikian pula impor migas menurun sebesar 12,26% dari USD1,21 miliar pada bulan Desember menjadi USD1,06 miliar. Komponen utama impor migas yang mengalami penurunan adalah impor hasil minyak yang menurun 21,61% dari USD0,69 miliar pada bulan Desember menjadi USD0,54 miliar. Tabel 4. Impor Indonesia Nilai CIF
Keterangan
Total Impor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas
Januari 2004
Desember 2004
Januari 2004
Jan - Des 2004
(Juta USD) % Perubahan Jan 2005 Thd Des 2004
% Perubahan Januari 2005 thd Jan 2004
% Peran Thd total Januari 2004
3,341.4
4,809.2
4,007.3
46.179,7
-16,67
19,87
100.00
717.4 382.3 335.1
1,218.2 521.8 694.8 1.6
1,068.8 524.1 544.6 0.1
11.625,2 5.831,4 5.785,7 8,1
-12,26 0.44 -21,62 -93,75
48,67 37,09 62,52 -93,33
26.67 13.08 13.59 0.00
2,624.0
3,591.0
2,938.5
34.554,5
-18,17
11,99
73.33
Sumber : BPS
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
13
Februari 2005
Posisi pinjaman luar negeri stabil...
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Januari relatif stabil atau hanya menurun USD24 juta dari USD136,14 miliar bulan Desember menjadi USD136,11 miliar. Hal ini disebabkan karena berimbangnya penurunan posisi utang LN pemerintah dan swasta masing-masing sebesar USD0,96 miliar dan USD76 juta dengan kenaikan utang LN dari surat-surat berharga sebesar USD1,01 miliar (Tabel 5). Utang LN pemerintah mengalami penurunan dari USD80,27 miliar bulan Desember menjadi USD79,31 miliar demikian pula utang LN swasta menurun dari USD52,50 miliar bulan Desember menjadi USD52,42 miliar. Sementara disisi lain, utang LN dari surat-surat berharga mengalami kenaikan dari USD3,36 miliar menjadi USD4,37 miliar. Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD)
2003 Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total
Mar
2004 Jun
Mar
Jun
Sep
Des
Jan
Des*)
Jan*)
74.513 53,750 7,806 4,850 2,956 45,944 1,203
76,008 53,288 7,056 4,059 2,997 46,232 1,290
77,709 52,991 7,571 4,414 3,157 45,420 1,253
81,666 51,942 7,537 4,316 3,221 44,405 1,794
81,480 52,839 7,726 4,385 3,341 45,113 1,759
81,217 52,836 7,968 4,479 3,489 44,868 2,626
78,591 52,080 7,587 3,766 3,821 44,493 2,467
80,278 52,501 8,180 3,872 4,308 44,321 3,361
79,313 52,425 8,014 3,725 4,289 44,411 4,378
129,466
130,586
131,953
135,402
136,078
136,679
133,138
136,140
136,116
* Angka Sementara
...sedangkan pembayaran pinjaman LN menurun.
14
Sementara itu, pembayaran pinjaman luar negeri pada bulan Januari menurun USD1,54 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga menjadi USD1,20 miliar. Penurunan tersebut berasal dari turunnya pembayaran pokok pinjaman LN sebesar USD1,14 miliar menjadi USD1,00 miliar dan pembayaran bunga pinjaman LN yang juga menurun sebesar USD399 juta menjadi USD200 juta. Sedangkan berdasarkan pemiliknya, kenaikan ini disebabkan oleh turunnya pembayaran pinjaman LN pemerintah sebesar USD882 juta menjadi USD494 juta demikian pula pembayaran pinjaman LN swasta menurun sebesar USD664 juta menjadi USD711 juta (Tabel 6).
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2005
Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Juta USD)
Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest
2003
Total 2002
Mar
20,983 16,950 4,033
2004
2005
Sep
Des
Total 2003
Jan
Mar
Jun
Des*
1,293 1,135 158
1,717 1,524 193
1,966 1,471 496
18,900 15,669 3,231
1,464 1,216 248
1,990 1,788 203
2,697 2,123 574
2,751 2,152 599
1,205 1,005 200
7,374 5,009 2,365
358 248 110
498 355 143
781 398 383
6,450 4,000 2,451
680 456 224
697 539 158
1,147 682 465
1,376 874 502
494 331 163
13,609 11,941 1,668 5,808 5,323 485 4,825 4,372 453 983 951 32 7,801 6,617 1,183
935 886 48 398 391 7 308 307 1 90 84 6 537 496 41
1,219 1,170 50 440 435 4 381 379 1 59 56 3 780 735 45
1,186 1,073 113 423 395 28 372 345 27 51 50 1 762 677 85
12,449 11,669 780 5,656 5,521 136 5,078 4,965 113 579 556 23 6,793 6,148 645
784 760 24 382 379 3 351 349 2 31 30 1 402 381 20
1,294 1,249 45 772 768 5 701 699 1 72 68 3 521 481 40
1,550 1,441 109 791 780 11 756 746 10 35 34 1 759 661 98
1,375 1,278 97 580 564 16 465 451 14 115 113 2 795 714 81
711 674 37 400 395 5 352 349 3 48 46 2 311 279 32
Jan*
* Angka Sementara
Sektor Riil Kontribusi investasi telah melampaui konsumsi swasta.
Dari sisi permintaan, kontribusi pertumbuhan (share of growth) investasi sejak triwulan III-2004 telah melampaui konsumsi swasta dan peran investasi non bangunan sudah melebihi investasi bangunan. Secara sektoral, berbagai indikator sisi penawaran masih menunjukkan perkembangan yang postif seperti peningkatan impor bahan baku dan barang modal untuk kegiatan produksi serta dari sisi pembiayaan oleh perbankan melalui kredit modal kerja. Berbagai perkembangan di sisi penawaran tersebut mengindikasikan respon sisi penawaran cukup baik dalam memenuhi peningkatan permintaan.
...dari sisi konsumen, ekspektasi konsumen menurun.
Namun demikian, seiring dengan rencana kenaikan BBM oleh pemerintah, optimisme konsumen terhadap perkembangan perekonomian Indonesia ke depan (hasil survei konsumen) sedikit tertahan,. Indeks keyakinan konsumen bulan Februari menurun 0,41 poin dari 107,1 menjadi 106,7 diikuti indeks kondisi ekonomi saat ini yang menurun tipis 0,15 poin dari 91,8 menjadi 91,7 demikian pula ekspektasi konsumen menurun 0,68 poin dari 122,4 menjadi 121,7 (Grafik 23). Hasil yang sama juga terlihat dari hasil survei perusahaan Jepang di Indonesia yang dilakukan oleh JETRO (Grafik 24) dimana permintaan domestik dan permintaan ekspor diperkirakan menurun sedangkan di sisi lain inventori meningkat yang mencerminkan bahwa perusahaan masih menunggu kepastian rencana kenaikan BBM oleh pemerintah.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
15
Februari 2005
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Difussion 50 40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40 -50
Indeks Ekspektasi Konsumen
120,0
optimis pesimis
100,0
Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini
80,0 60,0 40,0 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Oct Dec Feb
2002
2003
Jun
2004
Permintaan: domestik Inventory Okt
Feb
2001
Okt
Feb
2002
Grafik 23. Survei Konsumen
...demikian pula dari sisi produsen.
Jun
Jun
Okt
Permintaan:ekspor Harga jual:domestik Feb
2003
Jun
Okt
Feb
2004
Grafik 24. Survei JETRO
Sejalan dengan itu, dari sisi penawaran, total indeks produksi bulan Januari menunjukkan penurunan indeks dari 124 bulan Desember menjadi 122,7. Industri yang menunjukkan penurunan indeks tertinggi utamanya adalah industri pengolahan yang menurun 11 point menjadi 96,6 dan industri makanan, minuman dan tembakau yang menurun 6,7 poin menjadi 88,1. Sementara itu, industri lainnya relatif stabil (Grafik 25). Sejalan dengan itu, indeks utilisasi kapasitas produksi selama bulan Januari secara total menunjukkan sedikit penurunan yaitu sebesar 1 poin dari 76,47 menjadi 75,47. Penggunaan kapasitas produksi di industri makanan menunjukkan penurunan indeks yang tertinggi yaitu sebesar 15,43 poin dari 77,17 bulan Desember menjadi 61,74 namun hal ini diimbangi dengan kenaikan indeks pada industri kimia sebesar 14,56 poin dari 67,02 bulan Desember menjadi 81,58 (Grafik 26).
Indeks
Persen 100
200 180
80
160 140
60
120
40
100 80 60
Indeks Total Tekstil, pak. jadi & kulit
Makanan, minuman & Tembakau Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik
40 Jan Mar Mei Jul
2002
Sep Nop Jan Mar Mei Jul
Sep Nop Jan Mar Mei Jul
2003
Grafik 25. Indeks Produksi
16
2004
Sep Nop Jan
20 Total
0
Jan Mar Mei Jul
2002
Makanan
Sep Nop Jan Mar Mei Jul
2003
Tekstil
Kimia
Sep Nop Jan Mar Mei Jul
Sep Nop Jan
2004
Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2005
Kondisi Perbankan Kinerja perbankan nasional masih menunjukkan perbaikan...
Kondisi perbankan sampai dengan awal tahun 2005 masih terus stabil dan pada beberapa indikator tetap menunjukkan perbaikan. Rasio permodalan (CAR) perbankan menunjukkan peningkatan seperti yang dikonfirmasi pula oleh peningkatan jumlah modal perbankan. Selain itu, kualitas kredit seperti yang tercermin dari Non Performing Loan (NPL) secara gross juga membaik. Sementara itu, akumulasi pendapatan perbankan telah menunjukkan angka positif (laba) sejak Januari 2005, setelah mengalami rugi sejak tahun 1998. Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp)
Bank Keterangan
Des-02
Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM (%) Modal
... CAR dan modal membaik sedangkan NPL relatif stabil.
Des-03
1.112,2 835,8 410,3 38,4 23,0 8,1 2,1 4,0 93,0
Jan-04
1.068,4 902,3 477,2 43,2 19,3 8,2 3,0 3,2 110,8
1.157,2 889,1 475,0 40,1 23,8 8,2 2,8 5,2 117,9
Mar-04
Jun-04
Sept-04
Des-04
1.150,0 881,6 485,9 43,7 23,5 7,8 2,7 5,7 120,9
1185,7 912,8 528,7 46,4 20,9 7,6 2,1 5,4 108,6
1213,0 926,4 555,0 48,2 20,5 6,9 2,1 5,3 114,0
1272,0 963,0 595,0 50,0 19,4 5,8 1,7 6,3 118,6
Jan-05 1258,4 950,1 590,7 49,5 22,3 5,9 1,7 5,8 122,3
CAR pada bulan Januari meningkat 2,9% dari 19,4% pada bulan Desember menjadi 22,3%. Hal ini dikarenakan adanya perubahan komposisi aktiva produktif kepada aktiva yang berisiko rendah dan akumulasi laba/rugi perbankan. Perkembangan yang sama terjadi pula pada modal perbankan yang selama bulan Januari meningkat Rp3,7 triliun dan berada pada posisi Rp122,30 triliun (Grafik 27). Sementara itu, NPL baik secara gross maupun net masih stabil dan berada pada posisi 5,90% (NPL gross) dan 1,70% (NPL net).
Total DPK (Triliun Rp) 1200
Triliun Rp 500
Miliar Rp
Proporsi (%) 70,0
56.538 Persetujuan
450
Realisasi
Proporsi
60,0
1000
400 350
50,0
800
300
40,0
250
600
28.269 30,0
200 400
150 100 Giro
50
Tabungan
Deposito
Total
0
0 Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan
2002
2003
2004
Grafik 27. Dana Pihak Ketiga
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
20,0
200
10,0 0
Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan
2002
2003
0,0
2004
Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru
17
Februari 2005
Kredit modal kerja dan investasi menurun namun kredit konsumsi masih meningkat.
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Menurunnya jumlah kredit yang disalurkan atas, utamanya berasal dari turunnya kredit modal kerja dan kredit investasi sementara kredit konsumsi masih meningkat. Kredit modal kerja menurun Rp6,91 triliun (2,42%) dibandingkan bulan Desember dari Rp285,74 triliun menjadi Rp278,82 triliun, kredit investasi menurun tipis sebesar Rp0,66 triliun (negatif 0,57%) dari Rp116,86 triliun menjadi Rp116,20 triliun. Sementara itu kredit konsumsi masih menunjukkan peningkatan sebesar Rp3,04 triliun (2,02%) dibandingkan bulan Desember yaitu dari Rp150,95 triliun menjadi Rp153,99 triliun (Grafik 29). Penurunan jumlah kredit tersebut disinyalir adalah akibat dari adanya pelunasan kredit dan hapus buku.
Kredit
Total Kredit (Triliun Rp)
350,0 Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
300,0 250,0 200,0 150,0 100,0 50,0 Channeling
Total Kredit
Total Adjst
0,0 Mar
Sep
Jan
2002
Mar
Sep
Jan
Mar
Mei
2003
Jul
Sep
Nop
2004
Jan
690 660 630 600 570 540 510 480 450 420 390 360 330 300
2005
Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan
LDR dan NIM menurun tipis.
Indikator lainnya, Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bulan Januari menurun tipis 0,5% dari 50% pada bulan Desember menjadi 49,5% demikian pula Net Interest Margin (NIM) menurun tipis dalam besaran yang sama dengan LDR yaitu dari 6,3% pada bulan Desember menjadi 5,8% (Grafik 31).
Persen
Triliun Rp
14,0
600
12,0
500 400
8,0
5,5 5,0 4,5
300 6,0
kredit (kanan)
NPLs (%) (kiri)
NPLs Net (%) (kiri)
200
4,0
4,0 3,5 3,0
2,0
100
0,0
0
Jan Mar Mei Juli Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul Sep Nop Jan
2002
2003
2004
Grafik 30. Perkembangan NPL
2005
6.4
5.89 5.89
6,0
10,0
18
Triliun Rp 6,5
4.90
5.20 5.10
5.40 5.4 5.3 5.30 5.3
6.3 5.8 5
4.69 4.47 4.39 4.12 4.01 3.95 4.48 3.85 3.82 3.93 3.65 3.66 3.78 3.96 3.35 3.71 3.63 3.30 3.42 3.55 3.20 3.38 3.21
2,5 2,0 Jan Mar Mei Jul
2002
Sep Nop Jan Mar Mei
Jul Sep Nop Jan Mar Mei Jul
2003
Sep Nop Jan
2004
2005
Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Februari 2005
Prospek PDB Tw I-2005 diproyeksikan akan mencapai 5-6%...
Perekonomian domestik triwulan I-2005 diperkirakan tumbuh sesuai perkiraan awal pada kisaran 5-6% (y-o-y)4 . Harapan atas pertumbuhan yang berkelanjutan menjadi semakin kuat karena didukung oleh sumber pertumbuhan yang lebih berimbang, khususnya peran investasi yang semakin meningkat. Dari sisi eksternal, kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I-2005 diperkirakan masih sesuai dengan perkiraan sebelumnya. Transaksi berjalan tercatat masih mengalami surplus, terutama karena adanaya penigkatan kinerja ekspor. Lalu lintas modal baik swasta dan pemerintah juga menunjukkan perkembangan yang cukup bai. Perkembangan tersebut akan menyebabkan cadangan devisa pada akhir triwulan I-2005 diperkirakan akan meningkat.
...inflasi diperkirakan akan mendapat tekanan...
Perkembangan inflasi di bulan-bulan mendatang diperkirakan akan mendapat tekanan sebagai akibat kenaikan harga BBM yang dilakukan Pemerintah. Kenaikan tersebut diperkirakan akan meningkatkan ekspektasi inflasi dari masyarakat dan pada gilirannya mendorong kenaikan harga-harga komoditas. Bank Indonesia memperkirakan bahwa kenaikan harga BBM akan memberikan dampak langsung terhadap inflasi sebesar 0,65%, dan dampak tidak langsung sebesar 0,58%. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Indonesia akan memonitor secara seksama perkembangan inflasi di bulan-bulan mendatang. Selain itu, untuk mengurangi tekanan kenaikan harga barang yang lebih tinggi, dan memburuknya ekspektasi inflasi, Bank Indonesia akan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah terutama dalam rangka untuk menjaga kecukupan pasokan dan distrubusi bahan pokok.
...nilai tukar rupiah relatif stabil.
Pergerakan nilai tukar rupiah pada triwulan I-2005 diperkirakan masih stabil. Meskipun dibayangi oleh rencana kenaikan suku bunga Fed Fund rate dan masih tingginya harga minyak dunia, nilai tukar diperkirakan akan stabil pada triwulan I-2005 seiring beberapa faktor positif yang dapat menopang nilai rupiah seperti semakin membaiknya neraca pembayaran Indonesia serta meningkatnya arus modal yang masuk baik di sektor swasta dan Pemerintah. Lalulintas modal swasta menunjukkan perkembangan yang cukup baik tercermin dari realisasi arus modal portofolio. Sementara dari sisi pemerintah, terdapat potensi peningkatan arus modal masuk lebih lanjut √melalui moratorium 2005 dan penerbitan obligasi internasionalƒ sehingga dapat mengurangi tekanan beban pembayaran ULN pemerintah.
4 Sejak akhir Mei 2004, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi 2000.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
19
Februari 2005
Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan
Indikator Terkini Jan
SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln Suku bunga deposito 3 bln JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3)
Mar
Des
Jan
2003
Mar
Jun
Des
Jan
2004
Feb
2005
12,69 12,94 12,64 13,49 12,71 425
11,40 11,97 11,90 12,90 11,72 398
8,31 8,34 6,62 7,14 8,35 692
7,86 8,15 6,27 6,68 7,99 753
7,42 7,33 5,86 6,11 7,38 736
7,34 7,25 6,23 6,31 7,15 730
7,43 7,29 6,43 6,71 7,14 1.004
7,42 7,29 6,43 6,71 7,13 1.046
7,43 7,29 na na 7,13 1083.37
BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah
127.407 180.111 75.908 104.203 873.683 693.572 550.357 362.553 187.804 143.215 730.468
125.211 181.239 72.323 108.916 877.776 696.537 558.977 370.692 188.285 137.560 740.216
166.474 223.799 94.542 129.257 955.692 731.893 592.715 350.885 241.830 139.178 816.514
147.039 216.343 90.619 125.724 947.277 730.934 588.946 346.347 242.599 141.988 805.289
142.730 218.821 86.616 132.205 934.983 716.162 574.104 327.722 246.382 142.058 792.925
166.474 233.717 97.565 136.152 975.157 741.440 593.450 334.336 259.114 147.990 827.176
199.446 253.818 109.265 144.553 1.033.528 779.710 644.109 349.091 295.018 135.601 897.927
183.747 248.174 101.789 146.385 1.015.874 767.700 630.289 345.901 284.388 137.411 878.463
180.03 na na na na na na na na na na
Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum
382.536 358.084
400.353 376.141
466.826 437.942
461.827 432.738
477.504 446.593
549.966 486.067
615.802 553.548
612.852 549.017
na na
0,80 8,74
-0,23 7,12
0,94 5,06
0,57 4,82
0,36 5,11
0,48 6,83
1,04 6,4
1,43 7,32
-0,17 7,15
8.940 3.936 2.322 21,81
8.908 4.008 2.267 22,68
8.465 3.717 2.335 24,20
8.441 3.837 2.049 24,00
8.587 3.871 2.183 25,70
9.400 4.340 2.721 23,70
9.270 5.122 3.591 24,40
9.167 4.910 2.938 24,63
9258 na na 24,93
2) 2)
HARGA Inflasi bulanan (%) y-y % SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD)
INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor
Tw. IV
Tw.I
2 0 03
Tw. III
Tw. IV
2004
4,35 5,01 0,68 6,48 1,78
4,46 6,43 4,24 0,85 6,54
5,13 6,89 15,71 8,47 24,95
* angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file w. I 2004*) Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDB dari BPSw.
20
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter