I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang semakin tajam, yang diakibatkan oleh globalisasi dan deregulasi, yang dipercepat oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat. Hal tersebut menuntut para pelaku dunia usaha untuk mengevaluasi kembali kesiapannya dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha secara lebih global. Dessler (1998) mengatakan bahwa untuk menang dalam persaingan 'pasar global' perusahaan akan selalu berusaha memberikan kepuasan yang setinggi-tingginya kepada pelanggan, selain mengembangkan kemampuan dan komitmen karyawan, meningkatkan inovasi dan inisiatif kreatif, serta mampu mengelola perubahan melalui kerjasama tim. Salah satu pelaku penting dalam kegiatan perekonomian baik dalam skala global maupun skala nasional adalah industri perbankan. Adanya Pakto'88 (Paket Kebijakan Ekonomi 28 Oktober 1988) di bidang perbankan yang memberi kesempatan pada pelaku bisnis untuk mendirikan bank-bank baru, selain memberikan kemudahan bagi bank-bank yang telah ada untuk membuka kantorkantor cabangnya. Keadaan yang demikian ditambah dengan adanya kebebasan perbankan untuk menambah atau memperluas jenis-jenis pelayanan serta perkembangan teknologi yang sedemikian canggih, menuntut setiap bank untuk mampu bersaing guna memberikan pelayanan yang unggul kepada masyarakat dan bersifat inovatif dalam menciptakan produk perbankan yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dampak utama yang timbul dari kondisi tersebut adalah tuntutan lembaga perbankan untuk memiliki dan mempersiapkan sumberdaya yang handal dan profesional yang dapat mendukung kesiapan perusahaan menghadapi kompetisi usaha. Bank Mega merupakan salah satu bank swasta nasional di Indonesia yang pernah meraih penghargaan sebagai 10 Bank terbaik berdasarkan aset diatas Rp.5 trilyun dan modal disetor Rp.250 milyar keatas pada periode 1999-2000, versi majalah InfoBank No.264 Juli 2001. Dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat ini, Bank Mega telah melakukan berbagai upaya pengelolaan dan pengembangan sumberdaya manusia dalam mendukung keberhasilan bisnisnya. Betapapun canggihnya sistem dan prosedur kerja serta teknologi yang digunakan perbankan jika tidak didukung oleh sumberdaya manusia yang profesional dapat mengakibatkan perbankan kurang berkembang dan dalam jangka panjang dapat menjadi tidak efisien. Dengan berkembangnya iklim perbankan yang semakin kompetitif dan penuh tantangan tersebut, maka pengembangan atau peningkatan kemampuan profesional seluruh sumberdaya manusia di organisasi Bank Mega mutlak dilaksanakan.. Sistem penilaian kinerja di Bank Mega merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem manajemen kinerja, yang memiliki tujuan secara khusus untuk membantu pengembangan karyawan, sebagai penjabaran salah satu visi dan misi Bank Mega sebagai bank swasta nasional yang terbaik di Indonesia. Pengembangan karyawan dalam berbagai bentuk jelas merupakan syarat mutlak tercapainya suatu perusahaan yang memiliki daya saing tinggi. Tanpa mengabaikan fungsi utamanya yaitu sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja
karyawan selama kurun waktu tertentu, penilaian kinerja di Bank Mega juga diharapkan mampu memenuhi fungsi-fungi kepegawaian lainnya. Fungsi-fungsi tersebut antara lain berkaitan dengan kompensasi, mutasi, demosi, rotasi, kebutuhan pelatihan serta pemberian umpan balik dan sebagai alat untuk memberi arahan terhadap perbaikan kinerja yang akan datang. Saat ini, Bank Mega secara formal telah memiliki sistem dan pelaksanaan penilaian kinerja untuk karyawannya. Pada penelitian awal terhadap beberapa karyawan di Bank Mega, terlihat identifikasi permasalahan yang seringkali muncul dalam pelaksanaan penilaian kinerja di Bank Mega seperti yang terjadi selama ini, meskipun penilaian kinerja telah selesai dilaksanakan tetapi karyawan yang dinilai tetap kurang mengetahui seberapa jauh mereka telah memenuhi apa yang mereka harapkan. Selain itu, penilaian juga masih cenderung bersifat subyektif dan sering didasarkan pada kriteria penilaian berdasarkan perasaan (judgement), yakni dengan cara memperkirakan hasil kinerja karyawan sesuai perasaan masing-masing penilai. Demikian juga dengan hasil penilaian kinerja belum banyak memberikan peranan dalam pengembangan karyawan dan kebijakan sumberdaya manusia di perusahaan. Lebih lanjut, salah satu unsur penting yang tidak boleh diabaikan dalam konteks penilaian kinerja di Bank Mega adalah adanya harapan agar sistem penilaian tersebut mampu mengakomodasikan kebutuhan karyawan akan pengembangan lebih lanjut. Hasil akhir yang diperoleh dari pengembangan karyawan diharapkan akan bermanfaat bagi Bank Mega untuk mencapai tujuan akhir sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan tersebut di atas, maka perumusan masalah penilaian kinerja di Bank Mega dapat dijabarkan sebagai berikut : a.
Bagaimana persepsi karyawan terhadap penilaian kinerja yang diterapkan saat ini di Bank Mega.
b.
Apakah
terdapat
hubungan
antara
penilaian
kinerja
dengan
pengembangan karyawan. c.
Bagaimana mengembangkan penilaian kinerja yang sesuai dan lebih diinginkan oleh karyawan, serta mendukung ke arah pengembangan karyawan dalam upaya pencapaian visi dan misi perusahaan.
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan di Bank Mega ini bertujuan untuk menganalisis penilaian kinerja yang saat ini diterapkan. Secara rinci tujuan penelitian ini meliputi : a.
Menganalisis penilaian kinerja yang diterapkan saat ini di Bank Mega.
b.
Menganalisis hubungan antara penilaian kinerja dengan pengembangan karyawan.
c.
Mengembangkan penilaian kinerja yang sesuai dengan harapan karyawan, dalam upaya mendukung pengembangan karyawan lebih lanjut.
UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB