34
III. METODE KAJIAN
3.1. Tipe Kajian Kajian ini menggunakan tindak eksplanatif. Tindak eksplanatif adalah suatu kajian yang menggali informasi dengan mengamati interaksi dalam masyarakat. Interaksi yang dimaksud adalah hubungan antara masyarakat sebagai anggota dan pengurus atau pengelola organisasi UAB ”Tirta Kencana”. Subyek kajian adalah organisasi UAB ”Tirta Kencana”, sedang unit analisis adalah pengurus dan masyarakat sebagai anggota. 3.2. Aras Kajian Kajian ini menggunakan aras mikro dengan pendekatan subyektif, yaitu memahami realitas sosial termasuk di dalamnya adalah hubungan interaksi komunitas dalam upaya memenuhi kebutuhan air masyarakat miskin. 3.3. Strategi Kajian Strategi kajian menggunakan logical framework analysis. Adapun alasan penggunaan metode ini disebabkan karena kajian yang akan diambil adalah kajian aksi yang mengharapkan suatu respon dalam bentuk pembuatan rancangan kegiatan guna memecahkan masalah yang ada. Di samping itu, penggunaan analisis logical framework adalah untuk mempermudah menganalisis masalah, tujuan hingga penyusunan suatu program. Adapun tahapan-tahapan logical framework analysis menurut Sumardjo dan Saharuddin (2006) adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan analisis masalah berasal dari informasi masyarakat. 2. Melaksanakan analisis tujuan berdasarkan perumusan hasil analisis permasalahan. 3. Membuat matrik alternatif kegiatan atas dasar analisis tujuan dan merumuskan analisis strategi guna penguatan organisasi UAB ”Tirta Kencana”. 4. Menyusun analisis pihak terkait berdasarkan hasil identifikasi. 5. Menyusun rencana kegiatan penguatan organisasi.
35
3.4. Lokasi Kajian dan Waktu Pelaksanaan 3.4.1. Lokasi Kajian Kajian ini dilakukan di wilayah kampung Jetisharjo, Kelurahan Cokrodiningratan, Yogyakarta. Pemilihan lokasi kajian berdasar pertimbangan sebagai berikut: 1. Secara geografis kampung Jetisharjo berada di tengah perkotaan Yogyakarta, di bantaran sungai Code. Kondisi topografi bantaran sungai relatif terjal. Wilayah yang strategis secara ekonomi telah menarik banyak pendatang dari berbagai lapisan, untuk bertempat tinggal di sini. Wilayah ini menjadi semakin padat dan menghadapi masalah penyediaan air bersih. Dengan usaha dan kesepakatan bersama, masyarakat membentuk usaha pengelolaan air bersih secara mandiri, yang hingga saat ini masih berlangsung. 2. Sumber air bersih yang ada di wilayah ini belum dimanfaatkan dan dikelola secara optimal, untuk kepentingan seluruh warga masyarakat . 3.
Organisasi UAB ”Tirta Kencana” yang ada mempunyai prospek
perkembangan apabila dilaksanakan secara optimal. 4. Muncul kekhawatiran akan keberlangsungan UAB ”Tirta Kencana” disebabkan karena keterbatasan masyarakat berpenghasilan rendah dalam menanggung beban biaya operasional dan pemeliharaan serta pengembalian modal investasi.
3.4.2. Waktu Pelaksanaan Kajian Kajian dilaksanakan secara bertahap. Pengambilan data awal dilakukan melalui praktek lapangan I (pemetaan sosial) pada tanggal 2 sampai dengan 11 Januari 2007 dan praktek lapangan II (evaluasi program) pada tanggal 16 April 2007 sampai dengan 16 Mei 2007. Penyusunan proposal dilaksanakan 27 Juni sampai dengan 26 Juli 2007, dilanjutkan dengan seminar kolokium pada akhir 3 Agustus 2007. Pengambilan data kajian dan penyusunan program dilaksanakan pada awal hingga akhir bulan November 2007. Jadwal selengkapnya dapat diketahui pada Tabel 1 berikut:
36
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Kajian Tahun 2007 Jenis kegiatan
1 2
3
4
5 6
7
8
9 10
Tahun 2008 1
1 2
1
2
3
4 5
6 7
8
9
1. Pemetaan sosial 2. Evaluasi program 3. Kajian PM 4. Analisis data 6. Penulisan laporan 7. Seminar & Ujian
3.5. Metode Pengumpulan Data
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam kajian ini meliputi : 1. Studi dokumen, yaitu memperlajari data yang bersumber dari dokumen UAB “Tirta Kencana” dan dokumen Kelurahan. Studi dokumen ini meliputi data tentang administrasi, aset, program pengembangan keswadayaan masyarakat di Kelurahan, Dinas Pekerjaan Umum, PDAM, Perguruan Tinggi. 2. Pengamatan berperan serta yaitu melakukan pengamatan untuk mengumpulkan data dan berinteraksi sosial dengan subyek kajian dalam lingkungan subyek kajian. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas pengurus dan anggota mencakup: ketrampilan pengurus dalam memberikan pelayanan, interaksi antara pengurus dan pihak-pihak yang terlibat dalam UAB ”Tirta Kencana”. 3. Wawancara mendalam, yaitu mengumpulkan data dengan temu muka antara peneliti dengan responden maupun informan dalam suasana kesetaraan, keakraban untuk memahami pandangan hidupnya, pengetahuan yang dimilik, pengalaman, motivasi, sikap dan perilakunya dalam mengelola lembaga. 4. Diskusi kelompok terfokus (focus group discussion) yaitu mengadakan diskusi secara sistimatis dengan melibatkan penasehat, pengurus, anggota, aparat
37
kalurahan, dalam rangka meningkatkan pelayanannya. Pada diskusi ini, peneliti berperan sebagai fasilitator dan bekerjasama dengan orang yang mampu untuk membantu sebagai penulis.
3.5.2. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data dalam kajian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari responden dan informan. Responden terdiri dari pengurus dan anggota organisasi UAB “Tirta Kencana.” Yang menjadi kasus kajian adalah: pengurus organisasi dan masyarakat sebagai anggota. Jumlah kasus kajian sebanyak 10 informan. Cara penentuan kasus kajian berdasarkan purposive random sampling mengingat informasi yang ingin diperoleh adalah berkaitan dengan usaha pengelolaan air yang dapat diperoleh berasal dari seseorang yang bertanggungjawab, mengetahui atau berhubungan dengan UAB “Tirta Kencana”. Tehnik yang dipakai adalah snowball sampling.
3.5.3. Data Kajian Data yang terkumpul dalam kajian ini meliputi: 1. Permasalahan dalam UAB”Tirta Kencana” yang mencakup: a. Belum optimalnya kinerja lembaga, kemampuan pengelola, peningkatan kinerja lembaga dalam meningkatkan pelayanan pada anggota serta dalam pengembangan masyarakat. b. Kekawatiran akan keberlangsungan UAB ”Tirta Kencana”, karena beban operasional yang harus ditanggung sedangkan masyarakat memiliki keterbatasan untuk menanggung beban tersebut. c. Sumber daya air yang ada belum dimanfaatkan secara optimal, dalam mencukupi kebutuhan seluruh warga masyarakat 2. Peluang pengelolaan kemandirian UAB ”Tirta Kencana”, mencakup: a. Peluang pengembangan kapasitas pengurus, yang meliputi motivasi, pengetahuan dan ketrampilan dalam administrasi dan manajemen. b. Peluang pengembangan aset, yaitu sumber daya air, pengelolaan, dan perkembangannya.
38
c. Peluang pengembangan mitra usaha, yang meliputi pihak-pihak yang menjadi mitra dan bentuk -bentuk kemitraan yang dapat mendukung pengembangan UAB ”Tirta Kencana”. d. Peluang pengembangan masyarakat, meliputi partisipasi dalam penyusunan rencana, pelaksanaan pelayanan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan UAB”Tirta Kencana”. e. Peluang peningkatan pelayanan, dari aspek kuantitas yang meliputi peningkatan jumlah anggota/pelanggan, dan dari aspek kualitas terus diusahakan kualitas air bebas dari kuman. 3. Dukungan dari pihak luar, yaitu program-program pemerintah dari tingkat kota, provinsi, dinas pekerjaan umum, perusahaan daerah air minum (PDAM), perguruan tinggi yang dapat diimplementasikan dalam usaha pengembangan UAB ”Tirta Kencana”. 4. Strategi penguatan kelembagaan pengelolaan air untuk keberlanjutan pelayanan air bersih, yang diharapkan dapat mempertemukan semua pihak yang berkepentingan dalam kelembagaan pelayanan usaha air. Tehnik pengumpulan data disajikan dalam Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Tujuan, Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Tujuan Mendeskripsikan organisasi UAB “Tirta Kencana”
Jenis Data Data primer Data sekunder Dokumen tirta kencana meliputi: - Struktur organisasi
Sumber Data Pengurus “TK”
Teknik Pengumpulan Data - wawancara - pengamatan - studi dokumunetsi
-Tugas dan tanggung jawab pengurus -Tugas dan tanggung jawab petugas teknis
Mendeskripsikan operasionalisasi dan pemanfaatan sarana prasarana
Data primer: - modal awal (uang, material, tenaga) - asal bantuan - bentuk/jenis bantuan Data sekuder: Dokumen UAB “Tirta Kencana” meliputi: - Pemasukan retribusi/bln - Pengeluaran rutin/bln
-Pengurus ”TK” - Tokoh masykt. - Pelanggan - Perintis - Pengurus
Wawancara mendalam
- Studi dokumunetsi
39
Mendeskripsikan pengelolaan UAB ”Tirta kencana
Menyusun program penguatan UAB ”Tirta Kencana” yang melibatkan stakeholder untuk menjadi kegiatan yang berkelanjutan
- Pengeluaran tidak rutin - Pihak luar pernah memberikan bantuan - Jenis bantuan yang diberikan - Pengurus Data primer : Perencanaan, meliputi: - Pelanggan - Proses sosialisasi program, - Tokoh masy. - Sarat menjadi anggota, pelaksanaan, meliputi: - Pemilihan ketua - Syarat menjadi ketua Dokumen UAB ”Tirta kencana : - Pengurus”TK” - Proses sosilasi program - “TK”.kehadiran anggt dl.pertemn - Sarat menjadi anggota Pelaksanaan: - Pemilihan ketua - Pengelolaan hsl.iuran anggta - Tk.kehadiran anggt.dl.pertman - Keaktifan anggt.dl.pertemuan - Ketaatan anggt. dl.pertemuan - Tnggpn.anggt.thp.lap.pengrs - Byk.sedkitnya anggota - Byk,sedikitnya peraturan Data sekunder : - evaluasi - kegiatan pelaporan - jaringan - kegiatan pengorgnisasian Data primer: - Pengurus”TK” - permasalahan UAB ”TK” - Anggota - pihak-pihak terkait atau - Tokoh masy. stakeholders - Aspirasi anggota, masyarakat
- Wawancara mendalam - Studi dokumtsi
Studi dokumtsi
- Diskusi kelpk/ FGD - Wawancara dg. tokohtokoh masy.
3.6. Analisis dan Pelaporan Sebelum melakukan analisis dan pelaporan terdapat beberapa tahapan yang tentang
perlu dilakukan guna memperoleh gambaran serta informasi lengkap profil organisasi UAB “Tirta Kencana”, operasionalisasi dan
pemanfaatan sarana prasarana, pengelolaan, program-program yang dilakukan dalam penguatan kelembagaan, serta permasalahan apa yang dihadapi oleh masyarakat berkaitan dengan penyediaan air bersih. Semua informasi yang diperlukan diperoleh secara langsung melalui focus group discussion, wawancara dengan pengurus atau pengelola dan masyarakat sebagai anggota atau pelanggan. Kesemua aktifitas tersebut direkam baik dalam bentuk catatan hasil wawancara,
40
dokumentasi berupa photo maupun rekaman pembicaraan. Konfirmasi atas kebenaran informasi dilakukan juga dengan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak dan instansi terkait, pemerintah daerah setempat, ataupun dengan mempelajari dan memperbandingkan informasi dengan dokumentasi yang ada. Kumpulan dari semua informasi baik data primer maupun sekunder menjadi bahan analisis. Hasil pengumpulan informasi tersebut selanjutnya diuraikan dan diuji kebenaran maupun relevansinya dengan teori-teori yang telah diajukan. Dalam hal ini artinya penganalisaan atas kesesuaian kondisi empiris dan teoritis dilakukan secara sistematis dan berdasarkan argumen-argumen yang dibuat sebelumnya. Dari analisis tersebut akan diperoleh suatu penjelasan secara rinci tentang organisasi UAB “Tirta Kencana” apakah sesuai dengan argumentasi atau adakah penyimpangan dan permasalahan yang dijumpai yang muncul dari hasil kajian tersebut. Dengan kata lain, setelah melakukan analisis data yang dikaitkan dengan teori maupun kondisi riel setempat, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai subyek kajian. Selanjutnya, temuan-temuan baru dari hasil analisis dan permasalahan yang dihadapi dengan ditemukan hasil tersebut, membuahkan suatu bentuk saran ataupun rekomendasi, yang mana semua itu dipakai sebagai landasan pembuatan suatu rancangan penyusunan program sebagai satu solusi bagi permasalahan maupun saran dan rekomendasi bagi penguatan kelembagaan UAB “Tirta Kencana” (Gambar 6). Tahapan kegiatan yang dilakukan itu semua dituangkan dalam bentuk laporan akhir.
3.7. Rancangan Penyusunan Program Dari pemahaman tentang kondisi yang ada, maka guna perbaikan dan peningkatan serta kesinambungan dari organisasi UAB ’Tirta Kencana”, perlu disusun suatu rancangan program. Rancangan program dibuat bersama-sama dengan melibatkan semua unsur masyarakat. Pendekatan partisipatif dilakukan terhadap masyarakat untuk menggali pengetahuan tentang potensi-potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan yang dirasa mendesak, permasalahan yang dihadapi, serta menentukan prioritas permasalahan yang perlu segera diatasi. Dengan mengetahui dan memahami potensi, kebutuhan, permasalahan, dan
41
prioritas penanganan, maka disusunlah program yang mendukung bagi penguatan kelembagaan. Program diperoleh dari hasil diskusi kelompok dengan pihak terkait (stakeholders), seperti: pengurus UAB ”Tirta Kencana”, anggota atau pelanggan, tokoh masyarakat, pengurus RT/RW, serta aparat pemerintah terkait. Dalam diskusi dibahas mengenai hasil analisa terdahulu, kemudian secara bersama-sama menyusun program penguatan kelembagaan.