3.1. Strategi Kajian
Strategi kajian yang akan dilakukan menggunakan studi kasus. Dalam kajian ini studi kasus akan menghasilkan suatu inforrnasi rnengenai performa kemitraan, serta permasalahan dan potensi yang dimiliki oleh pengrajin Desa Cipacing yang dapat digunakan dalam rangka penyelesaian rnasalah kerniskinan yang mereka alami. lnfonnasi tersebut akan lebih rnudah difahami, bersifat mendalarn-rnenyeluruhdan rinci (trimatra). Stake (1994) dan Yin (1996) dikutip oleh Sitorus (2005) mengernukakan bahwa studi kasus merupakan penerapan serangkaian rnetode kerja (multimetxie) penelitian urltuk memperoleh pengetahuan dan pemaharnan atas satu atau lebih kejadianlgejala sosial. la adalah studi aras mikro yang rnenyoroti satu atau lebih kasus terpilih. Tipe kajian terapan eksplanatif yaitu berupaya mernahami ciri-ciri dan sumber-sumber serta menjelaskan faktor-faktor atau gejala sosial yang berkaitan dengan masalah yang dipertanyakan dalam kajian. Sedangkan aras kajian yang digunakan adalah subjektif mikro, dalam ha1 ini berusaha mernbahas mengenai pola perilaku, tindakan dan interaksi sosial. Pelaksanaan pendekatan ini adalah secara partisipatif yang memungkinkan interaksi langsung antara penulis dengan komunitas pengrajin. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, sedangkan data kuantiiatii ditampilkan sebagai upaya memperkuat data kualitatif yang diperoleh. Subyek kajian adalah inforrnan yang selanjutnya akan dijadikan unit analisis yang dipilih berdasarkan tujuan (purposive) artinya ditujukan kepada orang-orang yang berkenaan langsung dengan masalah kajian, yaitu : buruh pengrajin, pengrajin kecil dan bandar kerajinan, kornunitas Desa Cipacing, tokoh masyarakat, pemerintah seternpat, serta perwakilan kelernbagaan yang rnerniliki kaitan dengan masalah kajian. Jumlah inforrnan akan dilakukan secara snowball, artinya penentuan inforrnan akan disesuaikan dengan kepentingan dan kelengkapan data di lapangan.
Penetapan pengrajin sebagai inforrnan
disesuaikan dengan topik kajian yaitu sebanyak 23 orang sesuai dengan skala usaha masing-masing, yaitu terdiri dari 12 orang buruh pengrajin, delapan orang pengrajin kecil dan tiga orang bandar kerajinan.
3.2. Tempat dan waktu kajian
Kajian dilakukan di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Lokasi ini merupakan tempat di mana komunitas pengrajin tinggal dan melaksanakan kegiatan ekonomi mereka. Komunitas pengrajin di Desa Cipacing memiliki keterampilan membuat kerajinan yang penjualannya sudah menembus pasar lokal, nasional hingga internasional. Dengan demikian menjadi ha1 yang sangat ironis apabila mereka masih berada dalam kondisi yang memprihatinkan atau dengan kata lain miskin. Kajian dilaksanakan pada minggu bulan Desember 2005 hingga bulan Desember 2006. 3.3. Metode dan teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan objektifsubjektif mikro dengan mendokumentasikan suatu fenomena sosial secara lengkap, rinci serta mendalam untuk mendapatkan informasi tentang situasi sosial masyarakat, Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut : a. Wawancara mendalam (indepth Interview), yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawmcara
secara
mendalam
kepada
informan
dan
responden, dm jawabannya dieatat dalam catatan tertulis dan direkam dengan alat perekam yang merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Alasan pemilihan metode ini adalah agar penulis mendapatkan gambaran
secara
tepat
dalam
mengkaji
potensi
dan
permasalahan yang dimiliki oleh buruh pengrajin, serta strategi untuk memberdayakan mereka.
b. Observasi partisipatif (pengamatan berperan serta) rrerupakan gabungan dari proses melihat, merasakan, memaknai peristiwa dan fenomena sosial yang ada dalam masyarakat wilayah Desa Cipacing untuk membentuk pengetahuan bersama rnengenai situasi sosial, budaya, ekonomi, politik, ekologi dan demografi di wilayah mereka.
c. Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang berasal dari bahan tertulis yang berhubungan dengan situasi sosial, budaya, ekonomi, politik, ekologi dan demografi di wilayah mereka, ha1 ini berkaitan dengan fenomena di masa lalu dan masa sekarang. d. Diskusi kelompok Teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi, permasatah, dan kebutuhan buruh pengrajin serta menganalisis prioritas masalah sebagai dasar dalam penyusunan program pengembangan masyarakat.
e. Catatan Harian Setiap hasil pengamatan maupun hasil wawancara dengan informan akan dicatat dalam bentuk catatan harian sebagai data yang menguatkan dari pelaksana kajian di lapangan.
Table 1. Teknik Pengumpulan Data Tujuan
Variabel
lndikator
Sumber data
Teknik pengumpulan data
1
2
3
4
5
Mengetahui hubungan Kemitraan antar pengrajin Desa Cipacing
1. Aspek sosial : Hubungan *:* Jejaring Keia Kemitraan 9 Kmunikasi pengrajin K~~~ 9Kepetcayaan Ukir dan Hias *:* Efika Kemitraan Desa Cipacing 2. Aspek ekonoml : 0:.
Modal
9 Bahan baku 4 Pemasaran 9 Pengetahuan 8
. .
Kepala Desa Perangkat Desa Tokoh agama pemuda Komunitas pengrajin
.
Wawancara mendalam Observasi Diskusi kelompok terfokus = Catatan harian
keterampilan 9 Pendapatan
Mengetahui FaMor Internal dan eksternal YanQ rnempengaruhi Hubungan Kernitfaan Pengrajin Merumuskan program pemberdayaan ~engr@in kaYu ukir dan hias secara partisipatif
Faktor Internal
Faktw Ekstemal
*I. Motivasi 9 Pendiiikan
O 9
Penguatan
+
Kernitraan
a
Hubuwan
pew~ =,.ai n
pdisiptif:
Makro Ekonomi Kebijakan
Penguatan modal sosial Pengembangan Usaha
Kepala Desa Perangkat Desa Tokoh agarna
.
pernuda Komunitas pengrajin Komunitas pengrajin iokoh masyarakat Dinas dan instansi terkait
.
.
Wawancara rnendalam Observasi Diskusi kelornpok terfbkus Catatan harian
= Diskusi kelompok terfokus Teknik PRA Sarasehan
Pengumpulan data akan dilaksanakan secara mendalam meliputi Topik beserta parameter kemitraan yang ada di Desa Cipacing sebagai berikut:
Tabel 2. Topik-topik Pengumpulan Data ParameterlSub Topik
Topik
No 1
Jejaring Kerja
2
Komunikasi
3
Kepercayaan
4
Etika Kemitraan
5
Modal
6
Pemasaran
7
Bahan Baku
8 9
Pengetahuan dan keterampilan Pendapatan
10
Motivasi
II
Pendidikan
12.
Makm Ekonomi
13
Kebijakan
..
= bentuk Mekanisme lntensitas = Pernasalahan Topic = Mekanisme Pernasalahan Aspek Alasan = Permasalahan Bentuk asp& Sanksi Permasalahan M i Mekanisme permasalahan Mitra mekanisme Pennasalahan Mitra mekanisme hambatan mekanisme Pennasalahan = Jumlah Mekanisme Pennasalahan Keinginan Kemampwn = Permasalahan Tingkat Pendidikan Krisis Ekonomi
Metode Kualitatif dan kuantitatif Kualitatif dan kuantitatif Kualitatif Kualitatif dan kuantiiatif Kwfiiatif Kwlitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif dan kuantitatif Kualitatif
Kuahtatif dan Kuantitatif Kualitatii
= Permintaan Penawaran Pemerintah Nan Pemerintah Manfaat
Sumber data
Kualitatif
-
Kepala Desa Perangkat Desa Tokoh agama = Tokoh pemuda Komunitas pengrajin
3.4. Analisis dan Pelaporan
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehinggga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. (Moleong, 2002) Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dengan wawancara dan pengamatan, serta dalam diskusi kelompok terfokus. Data yang telah dikumpulkan merupakan data mentah (soft data) karena data yang diperoleh berupa uraian yang penuh deskriptif mengenai sumber yang diteliti seperti pendapat, pengetahuan, pengalaman, dan hal-ha1lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. Selanjutnya data tersebut akan dianalisis secara kualitatif
yang
menghasilkan pemahaman yang mendalam mengenai Profil hubungan kemitraan pengrajin, untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar dalam perancangan, penyusunan pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan bagi pengrajin Desa Cipacing.
3.5. Rancangan penyusunan Program Langkah-langkah penyusunan program yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. ldentiikasi potensi serta permasalahan yang dialami oleh buruh
pengrajin. ldentifikasi potensi serta permasalahan ini akan dilakukan secara partisipatii bersama-sama dengan komunitas melalui teknik Participatory
Rural Appraisal (PRA). Data yang diperoleh kemudian dianalisis bersama-sama untuk dicari alternatif pemecahan masalahnya. Pengkaji berperan sebagai fasilitator utnuk menghimpun data dan menganalisis bersarna peserta diskusi.
2. Penyusunan Program kerja
Penyusunan program dilakukan secara partisipatif dalam kegiatan diskusi atau sarasehan yang dihadiri oleh komunitas pengrajin serta stakeholders lainnya. Program yang akan dirancang meliputi jenis kegiatan, tujuan, indikator, sasaran dan pelaksana program melalui 5W1H (What, Why,
When, Where, Who, how). Program tersebut harus sesuai dengan potensi
yang ada serta disesuaikan dengan tujuan utama yaitu pengembangan
pola hubungan pengrajin kayu ukir dan hias.