2013
Laporan Akhir
KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI BERBASIS KELURAHAN DI KOTA MANADO
Kerjasama : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA), KOTA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA DENGAN LEMBAGA MANAJEMEN DAN PENGKAJIAN PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI - MANADO
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan pimpinan Nya, Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado, dapat diselesaikan dengan baik. Kajian ini bertujuan untuk : a) Memetakan karakteristik usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) berbasis kelurahan di Kota Manado, b) Mengidentifikasi kendala, masalah dan tantangan pengembangan usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) berbasis kelurahan di Kota Manado, c) Menyusun strategi dan kebijakan yang seharssnya dilakukan untuk mengoptimalkan penguatan dan pengembangan usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) berbasis kelurahan di Kota Manado. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala BAPPEDA Kota Manado yang telah mempercayakan kepada peneliti untuk melakukan kajian ini, juga diucapkan terima kasih banyak kepada segala pihak yang terlibat baik langsung dan tidak langsung atas terselenggaranya kajian ini. Saran atau masukan yang membangun tulisan ini akan diterima dengan senang hati oleh peneliti. Akhir kata, semoga kajian ini bermanfaat bagi kita semua.
Manado, September 2013 Ketua Peneliti
Dr. Joubert B Maramis, SE. MSi
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
ii
DAFTAR ISI
Halaman Kata pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran
i ii iv v
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1. 2 Tujuan Kajian 1. 3 Manfaat Kajian 1.4 Hasil Keluaran 1.5 Ruang Lingkup
1 6 6 6 7
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 UMKM di Perkotaan 2.2. Definisi Usaha Kecil 2.3. Definisi Usaha Menengah 2.4. Berbagai Kajian Terdahulu Tentang Ukm 2.5.Pengertian Kewirausahaan 2.6.Ciri ciri dan karakteristik Kewirausahaan 2.7.Proses wirausaha 2.8.Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Wirausaha
8 10 11 13 17 21 29 30
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1.Disain Penelitian 3.2.Waktu dan Tempat Penelitian 3.3.Sampel dan Tehnik Sampling 3.4.Tehnik Pengumpulan Data 3.5. Variabel Penelitian 3.6.Analisis Data
BAB 4 HASIL ANALISIS 4.1. Deskripsi Objek Penelitian 4.2. Evaluasi Eksisting Pembiayaan Program Pemberdayaan dan Pengem bangan UMKM Di Kota Manado 4.3. Kesesuaian Dengan Dokumen Dokumen Perencanaan 4.4. Hasil Analisis Persepsi Responden 4.5. Konsep Pengembangan Usaha Ekonomi (UMKM) di Kota Manado 4.6. Program Rencana Aksi Daerah
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
33 33 33 34 34 35
36 43 51 72 113 137
iii
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan 5.2 Rekomendasi
143 144
Daftar Pustaka
145
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
iv
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1.1. Kecamatan dan Kelurahan di Kota Manado Tabel 2. PDRB harga Berlaku Kota Manado (nominal dan pertumbuhan) Tabel 3.1. Responden Berdasarkan kecamatan Tabel 3.2. Responden Berdasarkan Jenis Usaha UMKM Tabel 4.1 Anggaran, Program dan Kegiatan yang terkait UMKM oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Manado (Tahun 2008-2011) Tabel 4.2. Anggaran, Program dan Kegiatan yang terkait UMKM oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Manado (Tahun 2008-2011) Tabel 4.3. Anggaran, Program dan Kegiatan yang terkait UMKM oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan Kota Manado (Tahun 2008-2011) Tabel 4.4.Realisasi APBD Kota Manado Tabel 4.5.Pertumbuhan Ekonomi Kota Manado dan Sulawesi utara Tabel 4.6 Rasio pekerja berbasis gender Tabel 4.7. Siapa pelaksana pelatihan ? Tabel 4.8. Distribusi alokasi dana ke kelurahan Tabel 4.9 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Malalayang Tabel 4.10 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Tuminting Tabel 4.11 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Wanea Tabel 4.12 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Mapenget Tabel 4.13 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Wenang Tabel 4.14 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Tikala Tabel 4.15 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Singkil Tabel 4.16 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Sario Tabel 4.17 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Bunaken Tabel 4.18. Peran Utama Masing Masing Komponen dalam Pengembangan / Pemberdayaan UMKM Tabel 4.19.Kondisi eksisting dan ideal peran Masing Masing Komponen dalam Pengembangan / Pemberdayaan UMKM di Kota Manado Tabel 4.20. Analisis Marketing MIX UMKM Kota Manado Tabel 4. 21. Analisis SWOT Dan TOWS (matriks strategi) Tabel 4.22. Rencana Kerja Aksi Daerah
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
2 5 33 34 43 45 47 48 49 79 81 90 94 95 96 96 97 98 99 100 100 115 119 121 131 138
v
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Responden Berdasarkan Usaha Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Kecamatan Gambar 4.3 Pihak yang mengisi kuestionare Gambar 4.4 Umur pemilik Usaha Gambar 4.5 Tingkat pendidikan pemilik usaha Gambar 4.6 umur bisnis Gambar 4.7 Jumlah Karyawan Gambar 4.8 Jumlah karyawan wanita Gambar 4.9 Rata rata penjualan / bulan Gambar 4.10 Keuntungan bersih rata rata (%) Gambar 4.11 Rasio Produktivitas (sales/employee0 Gambar 4.12 Rasio produktivitas (laba bersih (%) / employee Gambar 4.13 Harga sudah termasuk pajak ? Gambar 4.14 Pernah ikut pelatihan ? Gambar 4.15 Gaji rata rata karyawan / bulan Gambar 4.16 Asal tenaga kerja Gambar 4.17 Jumlah usaha yang sejenis Gambar 4.18 Status tempat usaha Gambar 4.19 Status tanah usaha Gambar 4.20 Sistem pembukuan Gambar 4.21 Konsumen utama Gambar 4.22 perkembangan penjualan Gambar 4.23 Keuntungan bersih Gambar 4.24 perkembangan biaya Gambar 4.25 Persaingan usaha Gambar 4.26 Perkembangan harga Gambar 4.27 perkembangan konsumen Gambar 4.28 Perkembangan pengeluaran keluarga Gambar 4.29 Kondisi perekonomian Kota manado Gambar 4.30 peluang mengembangkan usaha di Kota manado Gambar 4.31 ALokasi untuk infrastruktur kelurahan Gambar 4.32 Alokasi untuk perbaikan administrasi kelurahan Gambar 4.33 Alokasi untuk peningkatan usaha kecil dan menengah Gambar 4.34 Alokasi untuk pendidikan dan kesehatan Gambar 4.35 Alokasi untuk aspek lainnya Gambar 4.36 Usaha : ojek (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.37 Usaha : ojek (laba bersih %) Gambar 4.38 Usaha Ojek (gaji rata rata) Gambar 4.39 Usaha : Warung Kelontong (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.40 Usaha : warung kelontong (laba bersih %) Gambar 4.41 Usaha : warung kelontong (gaji rata rata) Gambar 4.42 Usaha : Warung makanan (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.43 Usaha : warung makanan (laba bersih %) Gambar 4.44 Usaha : warung makanan (gaji rata rata) Gambar 4.45 Usaha : Mikrolet (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.46 Usaha : Mikrolet (laba bersih %) Gambar 4.47 Usaha : Mikrolet (gaji rata rata) Gambar 4.48 Usaha : Fotocopy (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.49 Usaha : Fotocopy (laba bersih %) Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
73 73 74 74 75 76 76 77 78 78 79 80 80 81 82 82 83 83 84 84 85 85 86 87 87 88 88 89 89 90 91 91 92 92 93 102 102 102 103 103 103 104 104 104 105 105 105 106 106
vi
Gambar 4.50 Usaha : Fotocopy (gaji rata rata) Gambar 4.51 Usaha : Kios pulsa (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.52 Usaha : Kios pulsa (laba bersih %) Gambar 4.53 Usaha : Kios pulsa (gaji rata rata) Gambar 4.54 Usaha : Bengkel (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.55 Usaha : Bengkel (laba bersih %) Gambar 4.56 Usaha : Bengkel (gaji rata rata) Gambar 4.57 Usaha : Loundri (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.58 Usaha : Loundri (laba bersih %) Gambar 4.59 Usaha : Loundri (gaji rata rata) Gambar 4.60 Usaha : Toko Pakaian Jadi (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.61 Usaha : Toko Pakaian Jadi (laba bersih %) Gambar 4.62 Usaha : Toko Pakaian Jadi (gaji rata rata) Gambar 4.63 Usaha : Usaha Toko Pakaian jadi (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.64 Usaha : Usaha Toko Pakaian jadi (laba bersih %) Gambar 4.65 Usaha : Toko bangunan (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.66 Usaha : Toko bangunan (laba bersih %) Gambar 4.67 Usaha : Toko bangunan (gaji rata rata) Gambar 4.68 Usaha : Warnet (rata rata sales/ bulan) Gambar 4.69 Usaha : Warnet (gaji rata rata) Gambar 4.70. Segitiga Emas Pengembangan / Pemberdayaan UMKM Gambar 4.71.Komponen Pemberdayaan UMKM Gambar 4.72.Tahapan Kematangan UMKM Gambar 4.73.Tahapan Pengembangan UMKM di Kota Manado Gambar 4.74.Konsep Strategi Logistik untuk UMKM di Kota Manado Gambar 4.75 Pendekatan lintas Sektoral (pendekatan jangka pendek Gambar 4.76 Pendekatan lintas Sektoral (pendekatan jangka panjang)
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
106 107 107 107 108 108 108 109 109 109 110 110 110 111 111 111 111 112 112 112 114 119 124 125 127 133 134
vii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Kuestionare Lampiran 2. Biodata Tim Peneliti Lampiran 3. Surat kesediaan
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
147 154 176
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Pengembangan usaha ekonomi rakyat, saat ini seharusnya memberikan dua dampak sekaligus yaitu pertumbuhan dan pemerataan. Pertumbuhan berarti usaha ekonomi rakyat akan bertumbuh dalam ukuran dan cakupan usahanya, sedangkan aspek pemerataan berarti usaha ekonomi rakyat memberikan dampak kepada penyerapan
tenaga
kerja,
pengurangan
kemiskinan,
peningkatan
pendapatan
masyarakat, dan pengurangan pengangguran di suatu wilayah. Saat ini, program program pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat telah masuk sampai pada level pemerintahan terendah yaitu desa atau kelurahan. Banyak usaha usaha yang dilakukan pemerintah untuk merealisasikan program pemberdayaan usaha ekonomi ini. Pemerintah Kota Manado juga telah melakukan program program yang sejenis yang melibatkan pihak swasta, misalnya: dengan perbankan untuk membiayai unit unit usaha ekonomi di Kota Manado. Usaha usaha pemerintah Kota Manado, Khususnya Wali Kota Manado Dr. GS Vicky Lumentut, DEA, seperti yang dikutip oleh koran Komentar yang di upload pada tanggal 05 Mei 2013 dengan topik “siap bantu perkuat koperasi-UKM Manado Menkop jawab Lobbi GSVL” menunjukkan bahwa Pemkot Manado sangat serius mengenai aspek penguatan dan pengembangan UMKM din Kota Manado. Disamping itu, secara institusi pembiayaan, dalam berita yang diupload oleh WWW.Cybersulutnews.Com pada tanggal 11-oktober-2012 dengan tajuk berita “BNI target salurkan Kredit UMKM Rp. 1.8 Triliun. Dimana sampai pada bulan September 2012 BNI manado telah menyalurkan sekitar 1.6 triliun rupiah untuk kredit UMKM. Kedua contoh diatas menunjukkan bahwa kepedulian terhadap UMKM di Kota Manado, secara institusi sudah sangat serius. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
2
Pemberdayaan usaha usaha ekonomi di Kota Manado, berarti level program haruslah sampai pada Kelurahan-Kelurahan yang ada di Kota Manado (lihat Tabel 1). Dengan masuknya program pemberdayaan usaha ekonomi pada level kelurahan maka tidak akan timbul disparitas antar kelurahan di Kota Manado.
Untuk mencegah
disparitas antar kelurahan atas program pemberdayaan usaha usaha ekonomi di Kota Manado, maka diperlukan suatu pemetaan atas karakteristik usaha usaha ekonomi yang tersebar di Kota Manado. Juga diperlukan suatu kajian yang dapat menentukan pokok pokok permasalahan yang timbul atau yang saat ini dihadapi oleh pelaku pelaku usaha ekonomi di Manado. Dengan diketahui karakteristik usaha usaha ekonomi dan problematik yang dihadapi maka program pemberdayaan usaha ekonomi pada level kelurahan dapat secara efektif tercapai. Jadi suatu saat jika Pemerintah Kota Manado akan membuat program bantuan pada level kelurahan, maka kegiatan atau program yang khususnya menyangkut pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan dapat efisien dan efektif tercapai, karena telah diketahui karakteristik dan problematik yang dihadai oleh pelaku pelaku usaha kecil dan menengah di Kota Manado.
Tabel 1.1. Kecamatan dan Kelurahan di Kota Manado kecamatan
Kelurahan
1. Malalayang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Malalayang Dua Malalayang Satu Malalayang Satu Timur Malalayang Satu Barat Bahu Kleak Winangun Satu Winangun Dua Batu Kota
2. Sario
1. 2. 3. 4. 5.
Ranotana Sario Kota Baru Sario Sario Tumpaan Sario Utara
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
3
6. Titiwungen Selatan 7. Titiwungen Utara 3. Wanea
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Karombasan Utara Karombasan Selatan Raanotana Weru Pakowa Bumi Nyiur Wanea Tanjung Batu Tingkulu Teling Atas
4. Wenang
1. Bumi Beringin 2. Teling Bawah 3. Tikala Kumaraka 4. Mahakeret Barat 5. Mahakeret Timur 6. Wenang Utara 7. Wenang Selatan 8. Lawangirung 9. Komo Luar 10. Pinaesaan 11. Istiqlal 12. Calaca
5. Tikala
1. Banjer 2. Tikala Baru 3. Paal IV 4. Taas 5. Ranomut 6. Perkamil 7. Malendeng 8. Dendengan Dalam 9. Tikala Ares 10. Dendengan Luar 11. Paal Dua 12. Kairagi Weru
6. Mapanget
1. Kairagi Satu 2. Kairagi Dua 3. Paniki Bawah 4. Paniki Dua 5. Lapangan 6. Mapanget Bawah 7. Kima Atas 8. Bengkol 9. Buha 10. Pandu 11. Paniki Satu
7. Singkil
1. Karame 2. Ketang Baru
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
4
3. Wawonasa 4. Ternate Baru 5. Ternate Tanjung 6. Kombos Barat 7. Kombos Timur 8. Singkil Satu 9. Singkil Dua 8. Tuminting
1. Sindulang Satu 2. Kampung Islam 3. Sindulang Dua 4. Bitung Karang Ria 5. Maasing 6. Tuminting 7. Mahawu 8. Sumompo 9. Tumumpa Satu 10. Tumumpa Dua
9. Bunaken
1. Bailang 2. Molas 3. Meras 4. Tongkeina 5. Bunaken 6. Alung Banua 7. Manado Tua Satu 8. Manado Tua Dua
Sumber : klasifikasi BPS Sehingga dengan efektifnya program pemberdayaan usaha ekonomi pada level kelurahan maka dimasa depan, usaha usaha ekonomi yang ada di Kota Manado, akan dapat memberikan sumbangan yang lebih sigifikan terhadap peningkatan PAD, pengurangan kemiskinan, pengurangan pengangguran dan peningkatan kesejahtraan penduduk Kota Manado. Saat ini sektor ekonomi yang banyak berperan dalam PDRB adalah sektor Bangunan, jasa jasa, Perdagangan, Hotel dan Restoran,
Pengangkutan dan
Komunikasi dan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (lihat tabel 2). Sehingga kajian ini akan lebih difokuskan pada usaha usaha ekonomi masyarakat di sektor – sektor tersebut.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
5
Tabel 2. PDRB harga Berlaku Kota Manado (nominal dan pertumbuhan) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (nominal) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan 2. Pertambangan dan Penggalian
2011
2010
2009
2008
2007
222,060.89
211,138.94
203,238.65
188,440.91
163,208.15
8,965.12
8,575.68
8,352.63
8,025.42
6,736.16
3. Industri Pengolahan
733,576.30
664,500.48
598,748.92
525,519.71
459,899.83
4. Listrik, Gas, Air Bersih
79,635.22
71,504.60
63,244.74
55,742.00
49,655.32
5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
2,077,144.28 1,851,375.18
1,576,435.52 1,192,598.86 1,009,349.98
3,742,768.97 3,234,955.97
2,909,902.73 2,529,914.39 1,965,152.02
2,272,253.51 2,039,946.69
1,796,494.41 1,516,756.70 1,475,818.79
1,213,186.63 1,071,764.52
869,466.22
9. Jasa-jasa
3,097,243.38 2,767,996.94
2,461,712.75 2,036,214.96 1,718,740.95
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (%) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa
676,974.66
585,290.38
2011
2010
2009
2008
2007
5.17
3.89
7.85
15.46
-
4.54 10.40 11.37 12.19
2.67 10.98 13.06 17.44
4.08 13.93 13.46 32.18
19.14 14.27 12.26 18.16
-
15.70
11.17
15.02
28.74
-
11.39
13.55
18.44
2.77
-
13.20 11.89
23.27 12.44
28.43 20.90
15.66 18.47
-
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
6
1. 2 Tujuan Kajian Kajian ini bertujuan untuk : a. Memetakan karakteristik usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) berbasis kelurahan di Kota Manado. b. Mengidentifikasi kendala, masalah dan tantangan pengembangan usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) berbasis kelurahan di Kota Manado. c. Menyusun strategi dan kebijakan yang seharssnya dilakukan untuk mengoptimalkan penguatan dan pengembangan usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) berbasis kelurahan di Kota Manado.
1. 3 Manfaat Kajian Kajian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi Bappeda Kota Manado, kajian ini dapat dijadikan dasar informasi dalam menyusun rencana rencana strategis penguatan dan pengembangan usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM)di Kota Manado di masa depan. b. Bagi Dinas UMKM dan koperasi Kota Manado, kajian ini dapat dijadikan dasar informasi dalam menyusun strategi dan kebijakan serta keputusan tentang penguatan dan pengembangan usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) di Kota Manado di masa depan. c. Bagi UMKM di Kota Manado, kajian ini dapat dijadikan dasar evaluasi tentang tingkat kewirausahaan, masalah dan kendala yang umumnya dihadapi serta alternatif alternatif solusi dalam menjalankan usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM)yang lebih baik dimasa depan.
1.4 Hasil Keluaran
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
7
Kajian ini akan menghasilkan keluaran berupa : Satu berkas laporan (buku) Kajian strategi pengembangan usaha ekonomi berbasis kelurahan di Kota Manado, yang didalamnya akan memuat hasil seperti: a. Informasi tentang karkateristik usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) di Kota Manado. b. Informasi tentang kendala, masalah dan tantangan yang dihadapi usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) di Kota Manado. c. Strategi dan kebijakan dimasa depan atas pengembangan dan penguatan usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) di Kota Manado.
1.5 Ruang Lingkup Kajian ini memiliki ruang lingkup terbatas pada institusi usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) di Kota Manado.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
8
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 UMKM di Perkotaan Kawasan perkotaan di Indonesia, seperti juga perkotaan di dunia ketiga, banyak dijumpai berkembangnya industri kecil sebagai akibat tidak mampunya pemerintah mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Beberapa kegiatan industri kecil bahkan masuk dalam sektor informal. Namun keberadaan mereka belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pada umumnya pemerintah daerah sebagai pengelola kota masih banyak memikirkan sektor formal yang lebih mudah dikontrol. Padahal sektor industri kecil (dan menengah) memiliki kontribusi yang nyata bagi pengatasan masalah pengangguran dan masalah perekonomian kawasan perkotaan. ILO melaporkan bahwa 60% buruh di kota-kota negara berkembang diserap oleh sektor informal dan kegiatan pada usaha kecil dan menengah (UKM). Dilaporkan juga bahwa peran sektor UKM sangat penting karena mampu menciptakan pasar-pasar, mengembangkan perdagangan, mengelola sumber alam, mengurangi kemiskinan, membuka lapangan kerja, membangun masyarakat dan menghidupi keluarga mereka tanpa kontrol dan fasilitas dari pihak pemerintah daerah yang memadai (ILO, 1991 dan Reddy et.al., 2002). Di Indonesia, sektor UKM bahkan menjadi tumpuan kehidupan yang semakin besar sejak terjadinya krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1997 (Sarosa, 2000). (jaka, 2010) Dalam pembahasan mengenai sektor usaha kecil tentunya tidak terlepas dengan permasalahan urbanisasi dan migrasi ataupun pengangguran. Kenyataan baru tersebut adalah terjadinya arus urbanisasi dan migrasi yang melanda negara-negara di dunia secara besar-besaran. Adanya perpindahan atau mobilisasi penduduk dari pedesaan ke perkotaan tersebut secara berkait mau tidak mau adalah karena akibat strategi pembangunan yang dijalankan. Terlepas dari terdapatnya implikasi baik positif Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
9
maupun negatif yang ditimbulkan, ternyata keberadaan urbanisasi dan migrasi menjadikan suatu kasus tersendiri yang mutlak memerlukan pengelolaan dan perencanaan dari sisi kebijakan ekonomi (economic policy). (jaka, 2010) Permasalahan urbanisasi dan migrasi dianggap sebagai kekuatan yang terus menerus memperburuk masalah pengangguran di perkotaan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan struktural dan ekonomi antara daerah pedesan dan perkotaan, dimana lokasi perkotaan terus diberi insentif untuk mengembangkan kegiatan ekonominya, sementara lokasi pedesaan justru makin lama makin dijauhkan dari kemungkinan-kemungkinan untuk mengakselerasi tingkat kemajuannya. Dengan begitu, terjadinya proses urbanisasi dan migrasi tersebut pada hakekatnya merupakan refleksi perbedaan pertumbuhan dan ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain, dan untuk itu terdapat argumentasi bahwa model pembangunan ekonomi yang dilakukan selama ini tidak mengarahkan adanya suatu hasil atau pemerataan sejajar antar wilayah di daerah yang sama; dalam hal ini antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Pada tabel berikut ini dapat kita lihat sebarapa besar peranan migrasi desa ke kota sebagai sumber pertumbuhan penduduk perkotaan di beberapa negara berkembang. Secara lebih lanjut, Todaro (2000) menganalisis ketidakseimbangan struktural desa dan kota dari dua sudut. Pertama, dari sisi penawaran (supply). Karena perpindahan penduduk tersebut berlangsung terus-menerus maka akan terjadi arus urbanisasi secara berlebihan sehingga menaikkan tingkat pertambahan penduduk perkotaan. Pada akhirnya, kehadiran mereka cenderung untuk menambah jumlah penawaran tenaga kerja di perkotaan, sementara persediaan tenaga kerja yang sangat berarti di pedesaan sangat menipis.Kedua, dari sisi permintaan (demand). Disini penciptaan tenaga kerja di perkotaan lebih sulit dan mahal daripada penciptaan lapangan pekerjaan di pedesaan, karena adanya kebutuhan terhadap input-input komplementer yang sangat banyak bagi kebanyakan pekerjaan di sektor industri. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
10
Maksudnya, untuk membuka kesempatan kerja di sektor industri dibutuhkan lebih banyak biaya tambahan dibandingkan di sektor pertanian tradisional, sehingga mengakibatkan sedikitnya jumlah kesempatan kerja yang dapat dibuka di sektor industri perkotaan tersebut. ((jaka, 2010) Dengan latar belakang seperti itulah, lahir fenomena perkembangan UKM di negara-negara berkembang pada umunya. Mereka yang melakukan urbanisasi dan tidak dapat tertampung di sektor formal terpaksa harus menciptakan lapagan kerja sendiri. Mereka yang menganggur di perkotaan tersebut untuk kembali lagi ke desa harus berpikir dua kali, karena di desa mereka menjumpai kondisi yang tidak menguntungkan, seperti sumber daya alam yang terbatas, upah rendah, tidak memiliki tanah dan lain sebagainya. Semakin metropolis sebuah daerah, maka semakin terbuka ruang bagi pengusaha untuk memasuki dan memenuhi sudut-sudut kota tersebut. Secara lebih mengerucut, keberadaan mereka biasanya tersebar di pusat-pusat kegiatan ekonomi yang memberikan peluang permintaan terhadap produk yang mereka tawarkan. (jaka, 2010)
2.2. Definisi Usaha Kecil Badan Pusat Statistik mendefiniskan Usaha Mikro sebagai usaha yang memiliki tenaga kerja lebih dari 4 orang . Sedangkan Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). World Bank mendefinisikan Usaha Kecil atau Small Enterprise, dengan kriteria: Jumlah karyawan kurang dari 30 orang;
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
11
Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta; Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta (jaka, 2010) Namun demikian pengertian terbaru mengenai Usaha Kecil menurut UndangUndang Nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau mememiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00(tiga
ratus
juta
rupiah)
sampai
dengan
paling
banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). (jaka, 2010)
2.3. Definisi Usaha Menengah Pengertian Usaha Menengah menurut Badan Pusat Statistik adalah usaha yang memiliki tenaga kerja antara 20 orang hingga 99 orang. Sedangkan Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dariRp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp.10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit
dari
bank
sebesar
Rp.500.000.000,00
(lima
ratus
juta
rupiah)
s/d
Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). World Bank mendefinisikan Usaha Menengah atau Medium Enterprise adalah usaha dengan kriteria : Jumlah karyawan maksimal 300 orang; Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta; Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta (jaka, 2010) Sedangkan pengertian Usaha Menengah menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
12
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta upiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) (jaka, 2010) Sebagai acuan utama pengertian UKM pada kajian ini mengacu pada Undangundang UKM Nomor 20 Tahun 2008, yaitu: 1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). 2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
13
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). (jaka, 2010) 3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). 4) Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. (jaka, 2010)
2.4. Berbagai Kajian Terdahulu Tentang Ukm Susilo et al., (2008) melakukan kajian masalah dan kinerja industri kecil di Kabupaten Bantul Provinsi DIY. Survei dilakukan terhadap 100 pengusaha yang tergolong industri skala kecil dan menengah (IKM). Hail kajian tersebut menjelaskan bahwa masalah utama yang dihadapi oleh pengusaha adalah ketidakmampuan memenuhi kewajiban finansial terhadap pihak lain dan keterbatasan untuk menambah modal. Masalah lain yang dihadapi adalah menurunnya hasil produksi dan pemasaran Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
14
hasil produksi. Dengan indikator kinerja tingkat produksi maka sebagian besar unit usaha (65%) mengalami penurunan, sedangkan 23% produksinya tetap, dan sebanyak 12% mengalami peningkatan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa para pengusaha pada skala IKM memiliki kerentanan yang tinggi terhadap berbagai sumber goncangan. Adanya bencana gempa bumi berdampak cukup besar terhadap kemampuan finansial perusahaan. (jaka, 2010) Tarigan dan Susilo (2008) melakukan kajian masalah dan kinerja industri kecil pada industri kerajinan perak di Kota Yogyakarta. Dari hasil kajian tersebut dapat diberikan kesimpulan bahwa, pengusaha/pengrajin perak menghadapi permasalahan yang terkait dengan terganggunya kegiatan produksi karena adanya kerusakan bangunan serta prasarana produksi, terganggunya proses produksi menyebabkan berkurangnya jumlah produksi yang berimplikasi pada kemampuan melayani permintaan, dan penurunan permintaan pada gilirannya akanmengurangi pendapatan dan berimplikasi pada kemampuan memenuhi kewajiban finansial.
Dalam hal
perbedaan masalah yang dihadapi tergantung dari jenis dan karaketristik industri kecil. Ada yang menyatakan masalah pokok yang dihadapi adalah kemampuan bersaing di pasar, pemasaran produk, dan ketersediaan tenaga kerja terampil. Dalam hal dinamika usaha, persamaan diantara mereka terutama dalam diversifikasi produk. Pengusaha industri kecil melakukan diversifikasi dari sisi bahan baku dan hasil produksi. Perbedaan dinamika usaha terjadi dalam hal diversifikasi usaha. Pengusaha industri kecil melakukan diversifikasi usaha yang berbeda sama sekali dengan usaha sebelumnya, namun juga ada yang melakukan diversifikasi usaha yang terkait dengan usaha sebelumnya (Ali dan Swiercz, 1991). Susilo dan Krisnadewara (2007) menyatakan bahwa, berdasarkan hasil riset yang mereka lakukan tentang strategi bertahan industri pasca gempa di Yogyakarta, strategi yang bisa diterapkan untuk pengembanga UKM adalah berproduksi dengan fasilitas / peralatan terbatas, berproduksi dengan jumlah bahan baku terbatas, Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
15
berproduksi dengan jumlah tenaga kerja terbatas, berproduksi dengan modal finansial terbatas, membuka shoow-room/outlet, melakukan usaha sampingan. Rekomendasi dari hasil kajian in berkaitan dengan upaya percepatan pemulihan kembali untuk berusaha adalah dengan melakukan kegiatan produksi kembali yang menekankan pada tambahan modal. Dengan tambahan modal maka berbagai keterbatasan dalam kegiatan produksi dapat diatasi, sehingga kegiatan produksi akan lebih lancar sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Menurut Priyono (2004), pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Dalam kerangka pikiran itu, upaya memberdayakan masyarakat, dapat dilihat dari tiga sisi. Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena, kalau demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya
itu, dengan mendorong memotivasikan dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program umum yang berlaku untuk semua, tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini. Ketiga,
memberdayakan
mengandung
pula
arti
melindungi.
Dalam
proses
pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
16
kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity) karena pada dasarnya setiap apa yang dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain. Dengan demikian, tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara
sinambung.
Permberdayaan
ekonomi
rakyat
adalah
tanggung
jawab
pemerintah. Akan tetapi, juga merupakan tanggung jawab masyarakat, terutama mereka yang telah lebih maju, karena telah terlebih dahulu memperoleh kesempatan bahkan mungkin memperoleh fasilitas yang tidak diperoleh kelompok masyarakat lain. Studi yang dilakukan oleh International Labour Organization (ILO) seperti dikemukakan dalam Sethuraman (1993), dijelaskan bahwa aktivitas-aktivitas UKM tidak terbatas pada pekerjaan-pekerjaan tertentu, tetapi bahkan juga meliputi berbagai aktivitas ekonomi yang antara lain ditandai dengan: mudah untuk dimasuki, bersandar pada sumberdaya lokal, usaha milik sendiri, opersinya dalam skala kecil, padat karya dan teknologinya bersifat adaptif, ketrampilan dapat diperoleh di luar sistem sekolah formal, dan tidak terkena langsung oleh regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif. Studi yang dilakukan ILO ini menyebutkan sektor UKM punya ciri: ukuran usaha kecil, kepemilikan keluarga, intensif tenaga kerja, status usaha individu, tanpa promosi, dan tidak ada hambatan masuk. Menurut Chris Manning, dkk (1991) sektor UKM adalah bagian dari sistem ekonomi kota dan desa yang belum mendapatkan bantuan ekonomi dari pemerintah atau belum mampu menggunakan bantuan yang telah disediakan atau telah menerima Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
17
bantuan tetapi belum sanggup dikembangkan. Sektor UKM di Indonesia, umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Kegiatan usaha tidak terorganisasikan secara baik, karena timbulnya unit usaha tidak mempergunakan fasilitas/kelembagaan yang tersedia, tidak nmempunyai izin usaha, pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja, pada umunya kebijakan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini. Pada umumnya UKM di Indonesia masih dihadapkan pada berbagaipermasalahan yeng menghambat kegiatan usahnya. Berbagai hambatan etrsebut meliputi kesulitan pemasaran, keterbatasan finansial, keterbatasan SDM berkualitas, masalah bahan baku, keterbatasan teknologi, infrastruktur pendukung dan rendahnya komitmen pemerintah (jaka, 2010)
2.5.Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
18
yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) : 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad Sanusi,1994) 2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda ( Drucker,1959) 3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer,1996) 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997) 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan baru kepada konsumen. Kewirausahaan juga berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
19
bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda . Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan. Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang yang gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha. Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani unuk mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
20
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi inikewirausahaan adalah lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
21
2.6.Ciri ciri dan karakteristik Kewirausahaan Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah: a. Percaya diri b. Berorientasikan tugas dan hasil c. Pengambil risiko d. Kepemimpinan e. Keorisinilan f.
Berorientasi ke masa depan
g. Jujur dan tekun
Menurut Munawir Yusuf (1999), Ciri kewirausahaan yaitu: 1. Motivasi berprestasi 2. Kemandirian 3. Kreativitas 4. Pengambilan resiko (sedang) 5. Keuletan 6. Orientasi masa depan 7. Komunikatif dan reflektif 8. Kepemimpinan 9. Locus of Contro 10. Perilaku instrumental 11. Penghargaan terhadap uang. Ciri dan Kemampuan Wirausahaan Tangguh: Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam mengatasi masalah. Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan. berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
22
perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan
ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan. Sedangkan Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah: Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif. suka pada tantangan.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan
orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
Memiliki
persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan. dan
Memiliki
keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras. Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi : a. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. b. Lebih memilih risiko yang moderat. c. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil d. Selalu menghendaki umpan balik yang segera e. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan f.
Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
g. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah h. Selalu menilai prestasi dengan uang. pendapat lain menyatakan bahwa
Karakteristik Kewirausahaan adalah
seseorang yang memiliki : Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
23
1. Motif Berprestasi Tinggi : Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan pada hasrat utuk mencapai yan terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seprti yang dikemukakan oleh Maslow (1943) tentang teori motivasi yang dipengaruhi
oleh
tingkatan
kebutuhan-kebutuhan
sesuai
dengan
tingkatan
pemuasannya. Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya.Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34): 1)
Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan. 3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi 4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan 5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas yang diembannya sangat ringan.maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pecapaian keberhasilan sangat rendah.
2. . Selalu Perspektif : Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
24
untuk berkarsa dan berkarya ( Suryana,2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
3. Memiliki Kreatifitas Tinggi : Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari asalnya tidak ada. Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian yaitu : 1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada. 2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru 3. Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik
4. . Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi : Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah menunjukkan kepada kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa. Sebeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com pada tanggal 1996, baru menyadari hal ini ketika ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu computer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
25
penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik mocrosoft yang juga manusia biasa.
5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab : Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang akan digelutinya, di dalam menjalankan usaha tersebut wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada di pasar. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu pentng sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan tanggung jawab yang baik.
6. Mandiri atau Tidak Ketergantungan : Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempuyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha dalam pikrannya, dia dapat mandiri dalam usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain. Seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada di sekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberkan kepuasan kepada knsumen.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
26
7. Berani Mengambil Resiko : Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke 18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitugan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu wirasaha selalu berani engambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian resiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan obyektif, dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya ( Suyana, 2003 : 14-15 ).
8. Selalu Mencari Peluang : esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut.
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan : Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil. Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluang-peluang, mengumpulkan sumber daya ( bahan, manusia , teknologi, dan modal ) yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan, menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk orang lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan.
10. Memiliki Kemampuan Manajerial : Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk managerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
27
usaha, mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha dan sumer daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuannya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha yang diperoleh. Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai berikut. 1)
Action oriented: Seorang entrepreneur selalu ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.
2) Berpikir simpel: Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.
3) Mereka selalu mencari peluang-peluang baru: Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti model desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga dengan caracara baru.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
28
4) Mengejar peluang dengan disiplin tinggi : Seorang wirausahabukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang, atau memiliki penciuman yang kuat terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya dicari, diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dsn menanggung resiko, maka seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausah-wirausaha yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya beres, dan apa ya g dipikirkan dapat dikerjakan segera. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selslu berhubungan dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi. Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).
5) Hanya mengambil peluang yang terbaik: Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan "rasa suka" terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia "mampu" merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.
6) Fokus pada eksekusi : Wirausaha bukanlah orang yang bergulat dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis, melainkan orang yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran penuh keraguan. "Manusia dengan entrepreneur mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan yang dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati" (McGraith dan Mac Millan,2000,hlm.3). Mereka juga adaptif terhadap situadi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di lapangan. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
29
7) Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti : Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran setiap orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan daripada melakukan impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestraktor atu dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan instrumen-instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.
2.7.Proses wirausaha Menurut Srie Sulastri (2008) ,pengembangan kewirausahaan di awali dari proses sebagai berikut : 1) Proses Inovasi : Faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman 2) Proses Pemicu : Faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis 3) Proses Pelaksanaan : Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manager sebagai pelaksana kegiatan, dan adanya visi jauh kedepan untuk mencapai keberhasilan 4) Proses Pertumbuhan : Proses pertumbuhan didorong factor organisasi,yaitu adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap,
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
30
adanya struktur dan budaya organisasi yang baik dan adanya produk yang menjadi unggulan. namun Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha terdiri dari : 1)
Tahap Memulai : Tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala seuatu yang diperlukan,di awali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin,apakah membuka usaha baru atau melakukan franchising. Juga memilih usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian,industri atau manufaktur, maupun produksi atau jasa.
2) Tahap melaksanakan usaha : Tahap ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya. Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM, Kepemilikan, Organisasi, Kepemimpinan yang meliputi bagaimana pengambilan resiko dan mengambil keputusan pemasaran dan melakukan evaluasi. 3) Mempertahankan usaha : Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. 4) Mengembangkan usaha : Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang menjadi salah satu pilihan yang mungkin di ambil.
2.8.Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Wirausaha Menurut Hendro ( 2011 : 47-50 ) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha berhasil adalah : 1. Faktor Peluang 2. Faktor SDM 3. Faktor Keuangan 4. Faktor Organisasional 5. Faktor Perencanaan Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
31
6. Faktor Pengelolaan usaha 7. Faktor Pemasaran dan Penjualan 8. Faktor Administrasi 9. Faktor Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan Budaya Lokal 10. Catatan Bisnis Menurut
Zimmerer (dalam
Suryana,
2003:44-45)
ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya : 1)
Tidak kompeten dalam manajerial : Tidak kompeten atautidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan factor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan : Mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola SDM, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. 3) Kurang dapat mengendalikan keuangan : Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik factor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. 4) Gagal dalam perencanaan : perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. 5) Lokasi yang kurang memadai : Lokasi usaha yang strategis merupakan factor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakiatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien. 6) Kurangnya pengawasan peralatan : pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan efektif. 7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha : Sikap yang setengahsetengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,kemungkinan gagal menjadi besar. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
32
8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan: Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan perubahan,tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. (Dwi, 2012)
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
33
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1.Disain Penelitian K ajian ini menggunakan kombinasi disain kuantitatif dan kualitatif / deskriptif.
3.2.Waktu dan Tempat Penelitian Kajian ini direncanakan memakan waktu 3 (tiga) bulan, yaitu bulan Juni, Juli dan agustus 2013. Tempat penelitian berada di Kota Manado.
3.3.Sampel dan Tehnik Sampling Sampel penelitian adalah UMKM di Kota Manado sejumlah 111 responden. Reponden tersebar di 9 kecamatan di Kota Manado (penggunaan 9 kecamatan karena diambil dari klasifikasi Laporan BPS, 2012) dan 15 jenis usaha UMKM. Tehnik sampling yang digunakan adalah accidental sampling.
Tabel 3.1. Responden Berdasarkan kecamatan No
Kec 1 Malalayang 2 Tuminting 3 Wanea 4 Mapenget 5 Wenang 6 Tikala 7 Singkil 8 Sario 9 Bunaken total Sumber : data penelitian
Frek 13 13 23 6 17 17 8 9 5 111
% 11.71 11.71 20.72 5.41 15.32 15.32 7.21 8.11 4.50
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
34
Tabel 3.2. Responden Berdasarkan Jenis Usaha UMKM No
Range 1 Usaha ojek 2 Toko / warung Kelontong 3 Warung / Rumah Makan 4 Usaha mikrolet 5 Usaha fotocopy 6 Kios Jual Pulsa 7 Bengkel 8 Loundry 9 Toko Pakaian Jadi 10 Salon 11 Toko Bangunan 12 warnet 13 play station 14 Air minum isi ulang 15 lain - lain total Sumber : data penelitian
Frek 9 18 20 6 4 21 7 3 3 4 5 4 2 2 3 111
% 8.11 16.22 18.02 5.41 3.60 18.92 6.31 2.70 2.70 3.60 4.50 3.60 1.80 1.80 2.70
3.4.Tehnik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu : 1) Kuestionare, dengan membagikan daftar pertanyaan kepada pemilik usaha UMKM 2) Observasi, dengan melakukan pengamatan dilapangan. 3) Dokumentasi, dengan mempelajari dokumen dokumen yang relevan digunakan dalam memperkaya kajian ini.
3.5. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan adalah : 1. Dimensi Karakteristik responden yang berupa; inisial, alamat, umur, pendidikan, umur usaha,
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
35
2. Dimensi karakteristik usaha yang berupa : jumlah karyawan, rata rata penjulan, laba bersih, pajak, pelatihan, gaji karyawan, status kepemilikan tempat dan bangunan usaha, sistem pembukuan, dan konsumen. 3. Dimensi informasi perkembangan usaha yang berupa : perkembangan penjualan, keuntungan bersih, biaya, persaingan, harga dan konsumen. 4. Dimensi pandangan terhadap kondisi ekonomi / berusaha di Kota Manado. 5. Dimensi masalah masalah utama UMKM.
3.6.Analisis Data Data akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
36
BAB 4 HASIL ANALISIS
4.1. Deskripsi Objek Penelitian A. Sejarah Kota Manado Nama Kota Manado menurut tutur legenda yang diceritakan berasal dari bahasa Etnik Toutemboan Minahasa yaitu "Manarow” yang artinya "Pergi ke Negeri Jauh". Jikalau seseorang Suku Minahasa asli hendak bepergian ke Manado, maka tetangganya akan menyapanya dalam bahasa daerahnya, "Mange-an isako..??" (Mau kemana engkau..??), maka dia akan menjawab, "Mange-an Manarow atau mau pergi ke tempat negeri yang Jauh". Dalam versi Bahasa Sangir Tua disebutMararau; Marau yang artinya Jauh.
Nama lain yg lebih tua untuk Kota Manado adalah
“Wenang/Benang”.. Wenang atau Benangitu sendiri adalah Pohon yang banyak tumbuh di pesisir Manado atau biasa disebut Pohon Bahu yg bisa kita jumpai disepanjang Pantai di Bahu Malalayang sampai di Kalasey. Wenang atau Benang itu sendiri dalam versi Bahasa Sangir Tua adalah “Gahenang/Mahenang”, artinya api yang menyala/ bercahaya/ bersinar(suluh, obor, api unggun).
Dan Kata “Manarow” itu sendiri merujuk pada sebuah Pulau yaitu Pulau
Manado Tua.. dimana penghuni Pulau Manado Tua ini adalah Orang-orang dari Etnis Sangir Tua yaitu Etnis Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu. Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu itu berasal dari bahasa Sangir Tua yaitu “Bowong artinya Atas dan Kehu artinya Hutan.. jadi Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu adalah sebuah Kerajaan yg terletak diatas Hutan yg Rajanya disebut Kulano. Kemudian pada sekitaran abad 14-15, kaum Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu itu melakukan perpindahan ke daratan tanah Minahasa.. Perpindahan dilakukan dengan menggunakan perahu (Bininta), melalui tempat yg bernama "Tumumpa di Tuminting Manado Utara" dlm bahasa Sangir yg artinya "Turun sambil Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
37
melompat,kemudian menetap di Singkil berasal dari bahasa Sangir Tua disebut "Singkile artinya pindah/menyingkir."
Mereka menyebar sampai ke Pondol yg dalam
bahasa Sangir disebut Pondole artinya di Ujung. (Pondol sekarang berada dikawasan Mega Mall Manado). Tuturan versi lainnya juga mengatakan bahwa pada sekitar tahun 1600 Etnis Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu, mereka beralih ke daratan Minahasa diteluk Manado, disebelah Selatan Sungai Tondano kira-kira di Wilayah Calaca sekarang., dan Penghunian pertama ini merupakan inti kota Manado sekarang dan menjadi Negeri Baru sebab pada waktu itu Kota Manado tidak identik dgn Wenang, akan tetapi Negeri Manado sampai kira-kira Tahun 1830 hanya merupakan sebagian dari Calaca Barat dan wilayah Pelabuhan Manado dan sebelah Utara dari Pasar 45 sekarang.
Oleh
sebab itu diseputaran wilayah Calaca, Pelabuhan dan Pasar 45 dari dulu disebut “Bendar” atau “Bandar” atau “Pelabuhan” yaitu tempat Orang-orang dari Minahasa dan Sangir Tua, dan juga para pendatang lainnya seperti Etnis Tionghoa, Arab, Gorontalo dan Bolmong melakukan Barter Dagang. Ada kemungkinan bahwa istilah atau sebutan "Mange-an isako..??" (Mau kemana engkau..??), ketika ada Orang bertanya pada tetangganya yg mau turun ke Kota Manado maka dia akan menjawab, “Mange-an Manarow” itu terjadi didaerah / wilayah ini ketika Orang-orang dari Gunung mau turun melakukan Barter Dagang di Kota Manado. Orang-orang Gunung ini atau Etnis Minahasa yg tinggal di Pegunungan ini oleh kaum dari Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu atau Orang Sangir Tua disebut “Tou Kaporo atau Orang Gunung”.
Interaksi antara Sub-sub Etnis Minahasa pada
Zaman dahulu dimana Etnis Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu dan Bantik adalah bagian di dalamnya sudah terjadi pada Abad-abad sebelumnya. Deklarasi di Watu Pinabetengan menandai awal pembagian Tanah Adat bagi Etnis-etnis Minahasa tersebut dimana Etnis Tounsea, Toumbulu, Tountemboan, Toulour, Tounsawang, Pasan,Panosakan mendiami Daratan Minahasa, Etnis Bantik Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
38
mendiami wilayah pesisir Kota Manado dan Etnis Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu mendiami Pulau Manado Tua, Pulau Siladen, Pulau Bunaken, Pulau Mantehage, Pulau Nain, Pulau Talise, Pulau Gangga, Pulau Bangka dan Pulau Lembeh serta daerah pesisir Daratan Minahasa lainnya. Nama “Manado” mulai digunakan pada tahun 1623 menggantikan nama “Pogidon” atau “Wenang”. Kata Manado sendiri berasal dari bahasa daerah Minahasa yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti “di jauh”. Pada tahun itu juga, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orangorang Eropadengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah.
Tahun 1658, VOC membuat sebuah benteng di Manado. Sejarah juga
mencatat bahwa salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, Pangeran Diponegoro pernah diasingkan ke Manado oleh pemerintah Belanda pada tahun 1830. Biologiwan Inggris Alfred Wallace juga pernah berkunjung ke Manado pada 1859 dan memuji keindahan kota ini. Keberadaan kota Manado dimulai dari adanya besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 Juli 1919. Denganbesluit itu, Gewest Manado ditetapkan sebagai Staatsgemeente yang kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya antara lain Dewan gemeente atau Gemeente Raad yang dikepalai oleh seorang Walikota (Burgemeester). Pada tahun 1951,Gemeente Manado menjadi Daerah Bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesitanggal 3 Mei 1951 Nomor 223. Tanggal 17 April 1951, terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14. Pada 1953 Daerah Bagian Kota Manado berubah statusnya menjadi Daerah Kota Manado sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 15/1954. Tahun 1957, Manado menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Tahun 1959, Kotapraja Manado ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Tahun 1965, Kotapraja Manado berubah status menjadi Kotamadya Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
39
Manado, yang dipimpin oleh Walikotamadya Manado KDH Tingkat II Manado sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974. Hari jadi Kota Manado yang ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623, merupakan momentum yang mengemas tiga peristiwa bersejarah sekaligus yaitu tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, dimana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kemudian bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli 1919, yaitu munculnyaBesluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente dikeluarkan, dan tahun 1623yang diambil dari unsur historis yaitu tahun dimana Kota Manado dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Berdasarkan ketiga peristiwa penting tersebut, maka tanggal 14 Juli 1989, Kota Manado merayakan HUT-nya yang ke-367. Dan sejak saat itu hingga sekarang tanggal tersebut terus dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah Kota Manado sebagai hari jadi Kota Manado.
Kota ini juga pernah mengalami kerusakan berat karena
peperangan yaitu ketika pada masa Perang Dunia II, dan ketika dibom kembali oleh TNI Angkatan Udara pada 1958 dalam upaya mengalahkan Permesta, sebuah gerakan pemberontakan
yang
menghendaki
pemisahan
dari
Republik
Indonesia
(http://www.manadokota.go.id/page-100-sejarah.html)
B. Aspek Geografis dan Demografi Kota Manado terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dan merupakan kota terbesar di belahan Sulawesi Utara sekaligus sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Utara. Secara geografis terletak di antara 10 30' - 10 40' Lintang Utara (LU) dan 1240 40' 00" - 1260 50' Bujur Timur (BT), dan secara administratif batas-batasnya sebagai berikut: a. Sebelah Utara dengan Kec. Wori (Kab. Minahasa Utara) dan Teluk Manado
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
40
b. Sebelah Timur dengan Kec. Dimembe (Kab. Minahasa Utara) dan Kec. Tombulu (Kab. Minahasa) c. Sebelah Selatan dengan Kec. Pineleng (Kab. Minahasa) d. Sebelah Barat dengan Teluk Manado (Laut Sulawesi) Wilayah Kota Manado terdiri dari wilayah daratan dan wilayah kepulauan dengan luas keseluruhan 15.726 ha. Wilayah kepulauan meliputi Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua dan Pulau Siladen.
Secara umum kondisi morfologis Kota Manado
terbentuk karena kharakteristik alam kota itu sendiri yang unik dan berbeda dari kebanyakan kota di Indonesia pada umumnya. Kota ini memiliki bentang alam dengan unsur trimatra yaitu pantai, daratan dan perbukitan, yang terbentang dengan jarak yang relatif kecil (< 1 km) diantara ketiga matra tersebut. Kondisi topografi dan geomorfologinya merupakan bagian dari gugusan pegunungan, perbukitan, lembah dan sungai yang berada di daratan Minahasa. Bagian utara bermorfologi berbukit sampai bergunung dengan puncak tertinggi Gunung Tumpa, 610 m . Di bagian timur umumnya bergelombang dengan morfologi landai sampai curam, dan mendekati bagian tengah kota, morfologi semakin landai dan rata. Pada bagian selatan, punggung-punggung bukit semakin melebar dan menjalar lebih panjang. Kondisi topografi dan morfologi seperti itu menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan kota memanjang mulai dari kawasan pesisir pantai utara sampai pesisir pantai selatan yang kemudian membentuk pola pertumbuhan kota seperti daun pepaya. Permukiman tumbuh tidak merata pada seluruh bagian kota, tapi mengelompok secara memanjang pada kawasan yang memiliki topografi datar yang menyusup diantara kawasan perbukitan berlereng cukup tinggi. Limitasi fisik ini menyebabkan Pemerintah Kota menempuh kebijakan pengembangan kota dengan cara reklamasi pantai untuk mendukung perkembangan kota dengan berbagai kegiatannya.
Adanya kegiatan
reklamasi pantai yang dimulai tahun 1995, menjadikan wilayah daratan bertambah kurang lebih 67 hektar dari luas yang ada yaitu 15.726 ha. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
41
Kota Manado memiliki dua Gunung, keduanya terletak di Kecamatan Bunaken. Gunung tertinggi adalah Manado Tua dengan ketinggian sekitar 655 meter dan Gunung Tumpa dengan ketinggian sekitar 610 meter. Kota Manado mempunyai 3 wilayah pulau yang berpenghuni, yaitu Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken dan Pulau Siladen dimana garis pantai Kota Manado sepanjang 57,09 km terdiri dari garis pantai di Wilayah Daratan 25 km dan 32,090 km garis pantai di Pulau Bunaken, Manado Tua, dan Siladen. Pulau Manado Tua Memiliki Luas Wilayah terbesar yaitu 1.056,02 ha dengan panjang garis pantai 12,280 km, Pulau Bunaken 811,21 ha dan memiliki garis pantai terpanjang yaitu 17,079 km serta Pulau Siladen dengan luas wilayah terkecil 49,48 ha dan garis pantai 2,928 km Wilayah Perairan Teluk Manado memiliki bathimetri yang bervariasi dari landai sampai drop-off, dengan kedalaman 2-5 meter di pesisir pantai sampai 1000 m pada garis batas pertemuan pesisir dasar lereng benua. Sedangkan di Kawasan Taman Nasional Laut Bunaken drop-off ini mencapai ratusan meter dan merupakan komunitas terumbu karang dengan ekosistim underwater yang spesial dan eksotis. Sedangkan Geomorfologi Kota Manado merupakan bagian dari gugusan pegunungan,perbukitan, lembah dan sungai yang berada di tanah Minahasa. Manado bagian Utara bermorfologi berbukit sampai bergunung, bagian timur umumnya bergelombang dengan morfologi landai sampai curam, dan mendekati bagian tengah Kota Manado morfologinya semakin landai dan rata. Bagian selatan punggungpunggung bukit semakin melebar dan menjalar lebih panjang. Bagian kepulauan terdapat Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken dan Pulau Siladen. Morfologi Pulau Manado Tua adalah gunung berapi muda dengan ketinggian lebih dari 750 meter, Pulau Bunaken dan Pulau Siladen bergelombang dengan ketinggian 200 meter. Kota Manado dilintasi oleh 5 sungai yaitu ; Sungai Tondano, Sungai Tikala, Sungai Bailang, Sungai Sario, Sungai Malalayang, Sungai Tondano berhulu di Danau Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
42
Tondano, (wilayah Kabupaten Minahasa) dan bergabung dengan Sungai Tikala (bagian tengah Kota Manado) sebelum bermuara di Teluk Manado, Keberadaan Sungai Tondano dimanfaatkan dan dikelola oleh PT. Air Kota Manado sebagai salah satu sumber air bersih masyrakat Kota Manado Menurut Koppen, tipe iklim, Kota Manado termasuk sub tipe iklim Am (hujan tropika). Pada musim penghujan jumlah hujan cukup besar, sehingga meskipun ada musim kering (kemarau) yang pendek sub soil tidak mengalami kekeringan. Berdasarkan tipe hujan menurut Schmidt dan Ferguson, Kota Manado termasuk tipe hujan golongan A (sangat basah).
Curah
hujan
rata-rata
tahunan
3.187
mm,
sedangkan temperatur udara rata-rata tahunan 25 – 27 celcius. Kecepatan rata-rata bulanan 20 MJ/m/hari. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juli s/d September, sedangkan musim hujan pada bulan Oktober s/d Juni. Tapi kadang-kadang terjadi perubahan-perubahan musim, seperti pada tahun-tahun kering dan ini sesuai dengan sifat hujan didaerah dekat khatulistiwa, yaitu hampir tidak ada perbedaan yang jelas antara musim kemarau dan musim hujan.Kota Manado termasuk sub tipe iklim Am (hujan tropika). Jumlah hujan dalam musim hujan sangat besar, sehingga meskipun ada musim kemarau yang pendek, sub-soil tidak mengalami kekeringan. Kota Manado termasuk wilayah dengan tipe hujan golongan sangat basah, rata-rata 3.187mm/tahun dengan kelembaban udara relatif tinggi, pada tahun 2006 rata-rata berkisar antara 75% pada bulan Juni sampai 92% pada bulan Desember. Suhu udara pada siang hari ratarata 29,40 – 32,20 C dan pada malam hari rata-rata 21,60 – 23,20 C. Suhu udara maksimum pada bulan September (32,20 C) dan suhu udara minimum pada September-Oktober (21,60 C).
Kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata
berkisar antara 75% pada bulan Juni sampai 92% pada bulan Desember. Kecepatan angin rata-rata bulanan 2,26 knot dan radiasi matahari rata-rata bulanan 20.0 MJ/m/hari. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan September, dan untuk musim hujan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Juni. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
43
4.2. Evaluasi
Eksisting Pembiayaan Program
Pemberdayaan dan Pengem
bangan UMKM Di Kota Manado A. Pembiayaan Program SKPD Terkait dan Pemerintah Kota Manado Program
pengembangan
dan
pemberdayaan
UMKM,
secara
ideal
dikembangkan secara simultan antara pemerintah, industri dan universitas. Disamping itu, pelaku usaha / pebisnis UMKM juga harus berusaha untuk mengembangkan kemampuan berwirausaha dengan profesional. Dari sisi pemerintah, khususnya pemerintah daerah Kota Manado, haruslah bertanggungjawab
baik
secara
langsung
maupun
tidak
langsung
terhadap
pengembangan atau pemberdayaan UMKM di Kota Manado. Bentuk tanggungjawab tersebut tidak cukup dengan perumusan strateginya namun lebih penting pada komitmen anggaran. Ketersediaan anggaran adalah langkah awal, selanjutnya penentuan program dan kegiatan yang efektif bagi pengembangan atau pemberdayaan UMKM di Kota Manado. Pada prinsipnya ada tiga dinas/badan yang memiliki keterlibatan langsung dengan UMKM pada tingkat kelurahan yaitu Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Kelurahan Kota Manado.
Tabel 4.1 Anggaran, Program dan Kegiatan yang terkait UMKM oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Manado (Tahun 2008-2011)
Keterangan
2011
2010
2009
2008
Total Belanja
2,203,051,870
1,914,125,572
2,098,569,994
1,769,073,855
Total Belanja tdk langsung
1,764,983,600
1,606,989,037
1,637,920,054
1,422,596,575
Total Belanja langsung
438,068,270
307,136,535
460,649,940
346,477,280
Program Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil Menengah yang Konduksif Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Tentang Usaha Kecil Menengah
18,000,000
0
0
24,350,000
10,000,000
-
-
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
44
Kegiatan Fasilitasi Permasalahan Proses Produksi Usaha Kecil Menengah Kegiatan Fasilitasi Kemudahan Formalisasi Badan Usaha UKM
8,000,000
-
-
8,340,000
-
-
-
16,010,000
45,300,000
38,070,000
54,251,200
6,620,000
10,000,000
11,650,000
36,810,000
10,300,000
10,650,000
-
4,060,000
15,000,000
-
17,441,200
2,560,000
10,000,000
15,770,000
-
124,340,500
72,346,000
81,554,500
10,000,000
11,300,000
-
10,000,000
11,696,000
-
104,340,500
49,350,000
67,319,500
-
-
14,235,000
33,074,000
41,943,000
8,609,300
1,780,000
9,920,000
-
16,027,000
10,772,000
-
22,200,000
9,398,000
8,260,000
8,609,300
5,275,000
5,869,000
12,991,000
-
-
Total Biaya program Rasio Biaya program / total belanja (%)
220,714,500
152,359,000
144,415,000
162,276,000
10
8
7
9
Rasio Biaya program / total belanja
50
50
31
47
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Kegiatan Memfasilitasi Peningkatan Kemitraan Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Kegiatan Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi/KUD Sosialisasi HAKI Kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Kegiatan Sosialisasi Dukungan Informasi Penyediaan Permodalan Kegiatan Penyelenggaraan Pembinaan Industri Rumah Tanggan, Industri Kecil dan Industri Menengahiatan Sosialisasi Dukungan Informasi Penyediaan Permodalan Kegiatan Penyelenggaraan Promosi Produk Usaha Mikro Kecil Menengah Pengembangan Sarana Pemasaran Produk Usaha Mikro Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Kegiatan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pembangunan Koperasi Kegiatan Sosialisasi PrinsipPrinsip Pemahaman Perkoperasian Kegiatan Pembinaan, Pengawasan, dan Perhargaan Koperasi Berprestasi Kegiatan Penilaian Kesehatan USP dan KSP
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
-
-
103,831,000 1,500,000
-
102,331,000
-
27,475,000
-
45
langsung (%)
Sumber : Data PEA Update, 2013 Hasil analisis dari data diatas menunjukkan bahwa biaya program yang terkait langsung dengan UMKM, terendah di tahun 2009 yang sebesar 7 % sedangkan tertinggi di tahun 2011 yaitu sebesar 10 %, namun jumlah ini belumlah cukup besar atau signifikan dalam mengembangkan atau memberdayaan UMKM di Kota Manado, masih lebih dari 90 % anggaran di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Manado, digunakan untuk pembiayaan / operasional dinas. Dilihat dari kegiatan yang dilakukan, sebagian besar masih berorientasi pada aspek sosialisasi / pembinaan atau pelatihan semata. Belum diarahkan pada fasilitas fasilitas penunjang untuk pengembangan atau pemberdayaan UMKM. Misalnya yang terkait dengan program inkubator bisnis. Kegiatan yang paling banyak menyita anggaran adalah kegiatan penyelenggaraan promosi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Dapat diprediksi bahwa kegiatan ini berupa pengikutsertaan UMKM di pameran pameran. Dengan jumlah anggaran yang masih relatif kecil, maka besar kemungkinan biaya akan tersedot untuk biaya tiket dan akomodasi serta biaya pameran.
Tabel 4.2. Anggaran, Program dan Kegiatan yang terkait UMKM oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Manado (Tahun 2008-2011)
Keterangan
2011
2010
2009
2008
Total Belanja
3,184,213,202
2,216,848,773
3,032,517,658
2,962,315,059
Total Belanja tdk langsung
2,147,301,652
1,938,503,168
2,079,376,893
2,433,168,759
Total Belanja langsung
1,036,911,550
278,345,605
953,140,765
529,146,300
9,009,500
0
21,450,000
0
9,009,500
-
21,450,000
-
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Kegiatan Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
46
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Kegiatan Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang/Produk Kegiatan Pengembangan Pasar Lelang Daerah Kegiatan Peningkatan Sistem dan Jaringan Informasi Perdagangan Kegiatan Penyebarluasan Promosi Barang dan Produk
787,443,000
84,230,000
565,257,450
54,472,000
719,170,000
-
518,497,200
-
19,873,000
10,000,000
-
-
47,200,000
-
10,976,250
-
-
74,230,000
35,784,000
54,472,000
1,696,250
8,250,000
9,176,250
0
1,696,250
8,250,000
9,176,250
-
0
12,300,000
13,112,500
17,825,000
-
12,300,000
13,112,500
17,825,000
0
0
12,787,500
17,525,000
-
-
12,787,500
-
-
-
-
17,525,000
798,148,750
104,780,000
621,783,700
89,822,000
25
5
21
3
77
38
65
17
Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Kegiatan Penyediaan Sarana Informasi yang Dapat Diakses Masyarakat Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Kegiatan Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Kegiatan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah Dalam Memperkuat Jaringan Kluster Industri Kegiatan Pemberian Kemudahan Izin Usaha Industri Kecil dan Menengah Total Biaya program Rasio Biaya program / total belanja (%) Rasio Biaya program / total belanja langsung (%)
Sumber : Data PEA Update, 2013
Untuk dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Manado, alokasi anggaran untuk pengembangan dan pemberdayaan UMKM masih relatif kecil kecuali pada tahun 2011 yang meningkat signifikan sebesar 25 % dari total anggaran yang tahun
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
47
sebelumnya hanya 5 %.
Ada dua program yang sangat baik dikembangkan yaitu
program pengembangan sentra sentra industri potensial dan program pengembangan UMKM. Namun disayangkan program ini hanya dialokasikan anggaran yang sangat kecil, sehingga dampaknya tidak akan terlalu signifikan.
Tabel 4.3. Anggaran, Program dan Kegiatan yang terkait UMKM oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan Kota Manado (Tahun 2008-2011)
Keterangan Total Belanja Total Belanja tdk langsung Total Belanja langsung Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kota Kegiatan Pembinaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kota Program Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Kegiatan Pameran Teknologi Tepat Guna Program Pemberdayaan EKOSOSBUD Masyarakat Kegiatan Sosialisasi, Koordinasi dan Monitoring Evaluasi Program Pemberdayaan EKOSOSBUD Masyarakat Total Biaya program Rasio Biaya program / total belanja (%) Rasio Biaya program / total belanja langsung (%)
2011
2010
2009
2008
2,634,980,087
2,348,485,325
2257513108
3,886,160,105
1,781,111,834
1,811,884,110
1823124488
1,724,034,882
853,868,253
536,601,215
434388620
2,162,125,223
30,015,850
95,274,380
48,177,700
-
30,015,850
37,507,130
-
-
63,940,575
46,101,000
48,177,700
84,824,330
47,269,575
46,101,000
48,177,700
27,853,330
21,420,125
0
0
0
21,420,125
-
-
-
115,376,550
141,375,380
96,355,400
84,824,330
4
6
4
2
14
26
22
4
Sumber : Data PEA Update, 2013
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
48
Untuk program Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan di Kota Manado, terfokus pada Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kota dan Program Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna. Namun juga karena anggaran yang dialokasikan pada program dan kegiatan ini masih kecil maka program ini menjadi tidak terlalu efektif untuk pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Kota Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih lemah konektifitas program / kegiatan antar ketiga dinas/ badan yang berkaitan dengan pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Kota Manado. Terlihat seakan akan program atau kegiatan berjalan sendiri sendiri dan tidak tersistematis koneketivitasnya. Dimasa depan, seharusnya ada satu program unggulan pengembangan dan pemberdayaan UMKM, namun anggarannya terpisah pada ketiga dinas tersebut dalam satu program besar lintas SKPD. Memang jumlah alokasi anggaran, sangat tergantung pada kemandirian keuangan daerah Kota Manado. Yang pada dasarnya ditentukan oleh PAD yang besar atas total belanja. Data menunjukkan bahwa PAD terhadap total belanja Kota Manado, berkisar di 13-15 %. Ini berarti belanja masih didominasi oleh pendapatan transfer atau dana perimbangan. Jika demikian maka fleksibilitas alokasi angaran menjadi tidak fleksibel.
Tabel 4.4.Realisasi APBD Kota Manado Keterangan
31 maret 2012
2011
2010
PENDAPATAN
289,382,898,319
899,279,927,340
672,960,863,401
PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN / TRANSFER LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
44,290,821,004
134,848,692,416
90,828,483,199
215,808,402,454
764,431,234,924
581,799,045,202
29,283,674,861
-
333,335,000
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
49
BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG / OPERASI BELANJA LANGSUNG (MODAL +BELANJA TAK TERDUGA + TRANSFER)
122,188,018,179
876,450,237,370
678,488,076,193
97,101,696,410
710,707,360,277
580,852,350,104
25,086,321,769
165,742,877,093
97,635,726,089
36
15
13
57
123
107
15
15
13
21
18
16
Rasio PAD/ Total Belanja (%) Rasio Belanja Langsung / PAD (%) Rasio PAD/Total pendapatan (%) Rasio PAD/ Dana perimbangan atau transfer (%) Sumber : Data PEA Update, 2013
Rasio untuk belanja langsung terhadap PAD di melebihi 100 %, ini secara kasar dapat diinterprestasikan bahwa Kota Manado, tidak memiliki belanja modal yang cukup besar yang dapat dialokasikan dan PAD sehingga mudah digunakan dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Kota Manado. Namun terlepas dari hal tersebut, dimasa depan, dengan perkembangan Kota Manado yang cukup signifikan (pertumbuhan ekonomi tahun 201 sebesar 8.39 %) maka kita dapat berpikir optimis bahwa pengembangan dan pemberdayaan UMKM di masa depan akan lebih baik dari saat ini, khususnya pada alokasi anggaran pada SKPD yang terkait dengannya. Tinggal kualitas SDM dari SKPD yang terkait yang menentukan kualitas program atau kegiatan yang akan disusun.
Tabel 4.5.Pertumbuhan Ekonomi Kota Manado dan Sulawesi utara Tahun Kota Manado (%) 2011 8.39 2010 7.30 2009 9.77 2008 8.77 Sumber : Data PEA Update, 2013
Provinsi Sulut (%) 7.86 7.39 7.16 7.85
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
50
B. Pembiayaan dari Perbankan Kota Manado merupakan salah satu daerah penerima KUR. Penyaluran KUR mikro yang dikucurkan pada periode 2009 hingga Juni 2011 mengalami kenaikan, baik dari pendanaan maupun nasabah. Pada tahun 2009 aliran dana KUR mikro mencapai Rp 340,6 miliar untuk 77.440 nasabah. Tahun 2010 naik menjadi Rp 537 miliar untuk 113.411 nasabah. Sementara hingga Juni 2011 penyaluran KUR sudah mencapai Rp 851,6 miliar untuk 141.786 nasabah dengan presentase kredit macat (NPL) berada di kisaran 2%-3%. Adapun jenis usaha nasabah KUR yang paling banyak berada di sektor hilir yakni perdagangan sembako, hasil bumi, pakaian jadi, telepon genggam, aksesoris, sementara sektor hulu yakni petani dan nelayan. Para nasabah KUR mendapatkan informasi tentang peminjaman dari televisi dan sosialisasi dari mantri (petugas) KUR dari bank. Syarat yang mudah, tidak berbelit, dan bunga pinjaman yang ringan membuat UMKM memanfaatkan KUR untuk pengembangan usaha. Penyaluran KUR melalui perbankan menjadi pintu masuk bagi usaha kecil dalam mengakses kredit perbankan, sekaligus pihak perbankan bisa memberikan bimbingan usaha agar pelaku UMKM terbiasa dengan prosedur kredit perbankan sehingga bisa mendapatkan kredit modal secara berkelanjutan. Pemerintah terus mendukung tumbuh kembangnya perekonomian rakyat terutama UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Komitmen dukungan diberikan pemerintah dengan mengucurkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) sejak 2007 yang disalurkan melalui 13 bank BUMN dan BPD, salah satunya oleh bank BRI. Jenis KUR yang dikucurkan yakni mikro dengan pinjaman Rp 5 juta – Rp 20 juta dan tanpa agunan, serta makro dengan pinjaman Rp 20 juta – Rp 500 juta dengan agunan. Penyaluran KUR bertujuan untuk mempermudah akses kredit bagi usaha kecil yang selama ini kesulitan mengakses perban kan karena tidak memiliki agunan yang memadai. http://setkab.go.id/artikel-3230-kur-mengembangkan-usaha-kecil-di-manadodan-kepulauan-talaud.html
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
51
Hingga bulan April 2013 ini, sudah Rp 2 triliun dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah disalurkan untuk koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui perbankan di Sulut, Ke 7 perbankan yang menyalkurkan kredit itu adalah, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, BNI Syariah, Bank Tabungan Negara, Bank Bukopin dan Bank Pembangunan Daerah (Bank Sulut). KUR yang disalurkan di Sulut telah bergulir sejak 5 November 2007 dengan besaran bervariasi kurang dari Rp 20 juta tanpa jaminan, hingga ratusan juta rupiah dengan jaminan, dengan volume KUR terbesar yaitu Bank Rakyat Indonesia sekitar Rp 600 juta. Menurut Dinas Koperasi Sulut, hingga 30 September 2012, jumlah koperasi yang tersebar di 15 kabupaten dan kota sebanyak 5.917 unit, dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp 422,8 miliar, modal luar Rp 312,6 miliar dengan nilai volume usaha sebesar Rp 661,6 miliar. ( http://metromanado.com/home/manado/9499).
4.3. Kesesuaian Dengan Dokumen Dokumen Perencanaan Pada bagian ini akan dikaji keterkaitan pengembangan UMKM (usaha ekonomi) dengan beberapa dokumen perencanaan yang penting. Tujuan sub bab ini adalah untuk memberikan landasan orientasi untuk pengembangan UMKM di Kota Manado sehingga tidak bertentangan dengan dokumen dokumen perencanaan baik pada tingkat nasional maupun daerah.
A. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) (2005-2025) Dalam pembangunan jangka panjang nasional (2005-2025), visi yang ditetapkan pemerintah adalah
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN
MAKMUR. Untuk mencapai visi itu maka misi yang dirumuskan, yang berkaitan dengan pengembangan UMKM adalah misi nomor 2 dan 5, yaitu : 1. Misi nomor 2: mewujudkan bangsa yang berdaya saing, yaitu mengedepankan pembangunan SDM berkualitas dan berdaya saing, meningkatkan penguasaan dan Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
52
pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan dan penerapan menuju inovasi serta berkelanjutan, membagnun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur Negara daen memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri. 2. Misi Nomor 5: Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan, yaitu meningkatkan pembangunan daerah, mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah, menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi, serta menghilangkan diskriminasi data berbagai aspek termasuk gender.
Analisis Di dalam misi no 2 dirumuskan bahwa pembangunan jangka panjang nasional harus
mengedepankan pembangunan SDM berkualitas dan berdaya saing,
meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan dan penerapan menuju inovasi serta berkelanjutan. Pengembangan UMKM di Kota Manado, perlu memperhatikan aspek SDM yang berkualitas dan berdaya saing. Jika kualitas
SDM tinggi dan memiliki daya saing maka akan berpengaruh pada pola
manajemen dan pengembangan bisnis dari UMKM tersebut. Artinya, semakin bagus kualitas SDM maka inovasi bisnis akan tinggi sehingga tingkat survival dan pertumbuhan bisnis UMKM akan lebih cepat berkembang. Untuk mencapai inovasi produk dan manajemen maka pemilik UMKM sebaiknya melakukan kerjasama dengan pihak universitas atau bermitra dengan perusahaan besar. Banyak penelitian yan
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
53
membuktikan kerjasama dengan universitass sangat membantu perkembangan usaha, minimal pada level produk dan pemasaran serta manajemennya. Didalam misi nomor 5, memberikan penjelasan yang lebih spesifik terhadap pemberdayaan UMKM, yaitu Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan, yaitu meningkatkan pembangunan daerah, mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih
lemah, menanggulangi
kemiskinan dan
pengangguran
secara
drastis,
menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi. bertanggungjawab
terhadap
Dalam misi ini, tersirat bahwa pemerintah
pemerataan
pembagnunan
dan
berpihak
pada
masyarakat. Oleh karena UMKM didominasi oleh masyarakat banyak dan memberikan banyak sekali daya serap tenaga kerja sehingga berkontribusi terhadap pengurangan pengangguran dan kemiskinan, maka pemerintah harusnya memberikan perhatian lebih pada perkembangan UMKM.
B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) (2010-2014) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, yang ditetapkan oleh peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014, memiliki visi : INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. Untuk mencapai visi tersebut, maka pada
fokus RPJM ke-2 (2010–2014)
ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian. Secara detail, Arah Pembangunan Jangka Menengah Ke-2 (2010—2014) adalah Daya saing perekonomian meningkat melalui penguatan industri manufaktur sejalan dengan penguatan pembangunan pertanian dan peningkatan pembangunan kelautan dan Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
54
sumber daya alam lainnya sesuai dengan potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi;
percepatan
pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha; peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan; serta penataan kelembagaan ekonomi yang mendorong prakarsa masyarakat dalam kegiatan perekonomian.
Kondisi
itu
didukung
oleh
pengembangan
jaringan
infrastrukturtransportasi, serta pos dan telematika; peningkatan pemanfaatan energi terbarukan, khususnya bioenergi, panas bumi, tenaga air, tenaga angin, dan tenaga surya untuk kelistrikan; serta pengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan dan permukiman. Bersamaan dengan itu, industri kelautan yang meliputi perhubungan laut, industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dan sumber daya mineral dikembangkan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan. Lebih spesifik pada
agenda I: Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat, menyatakan peningkatan kesejahteraan rakyat tetap menjadi prioritas dari pemerintah mendatang. Wujud akhir dari perbaikan kesejahteraan akan tercermin pada peningkatan pendapatan, penurunan tingkat pengangguran dan perbaikan kualitas hidup rakyat. Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar. Program peningkatan kesejahteraan dilakukan melalui mendorong sektor riil dan pemihakan kepada usaha kecil menengah dan koperasi serta terus menjaga stabilitas ekonomi makro. Upayaupaya menggerakkan sektor riil telah dan akan terus dilakukan melalui berbagai intervensi pemerintah yang konstruktif dan terukur. Sedangkan pelaksanaan kebijakan ekonomi makro (fiskal dan moneter) dilakukan selaras dengan tujuan mengelola ekonomi secara sehat dan berkelanjutan. Kebijakantersebut dapat membuahkan hasil apabila didukung oleh birokrasi yang efektif, efisien dan bebas dari konflik kepentingan. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
55
Sedangkan untuk Sasaran Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan dikatakan bahwa Dalam bidang Usaha Kecil dan Menengah langkah-langkah yang dilakukan adalah, meningkatkan dan memajukan usaha kecil menengah dengan menambah akses terhadap modal termasuk perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR), meningkatkan bantuan teknis dalam aspek pengembangan produk dan pemasaran, melaksanakan kebijakan pemihakan untuk memberikan ruang usaha bagi pengusaha kecil dan menengah, serta menjaga fungsi, keberadaan serta efisiensi pasar tradisional. Pembangunan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan. Target pertumbuhan ekonomi tersebut akan disertai dengan berbagai kebijakan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan antara lain kebijakan dalam ketenagakerjaan, pemberdayaan usaha kecil dan menengah, dan penanggulangan kemiskinan. Dengan tambahan angkatan kerja baru rata-rata sebesar 2 juta orang per tahun, pengangguran terbuka diperkirakan dapat diturunkan menjadi 5 – 6 persen pada tahun 2014. Sejalan dengan itu, jumlah penduduk miskin diperkirakan terus berkurang dari 14,1 persen (Maret 2009) hingga mencapai 8 – 10 persen di tahun 2014.
Selanjutnya, program dalam cluster
Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro juga diarahkan untuk dapat membantu pekerja informal, sehingga mereka memiliki akses yang sama untuk berusaha dan meningkatkan pendapatan untuk memperbaiki kesejahteraannya. Pada lampiran RPJMN 2010-2014, tentang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), tercantum bahwa Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan salah satu upaya strategis dalam meningkatkan taraf hidup sebagian besar rakyat Indonesia. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005- 2025 (RPJPN), pemberdayaan koperasi dan UMKM dipilah menjadi pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), pemberdayaan usaha mikro, dan penguatan kelembagaan koperasi. Pemberdayaan mengemban misi membentuk bangsa yang berdaya saing dan sekaligus melakukan pemerataan pembangunan dan berkeadilan. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
56
Untuk
mewujudkan
misi
bangsa
yang
berdaya
saing,
upaya-upaya
pengembangan UMKM diarahkan untuk menjadikan para pelaku ekonomi (UMKM) memiliki kemampuan usaha yang berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan berdaya saing. Adapun untuk mewujudkan misi pemerataan pembangunan dan berkeadilan, upaya pemberdayaan diarahkan kepada usaha skala mikro dan kecil, yaitu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang berpendapatan rendah, khususnya, para pelaku ekonomi di kelompok usaha ini. Sementara itu, dalam penguatan kelembagaan
perkoperasian,
upaya
pengembangan
diarahkan
agar
dapat
meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif anggotanya, terutama untuk usaha mikro dan kecil yang berkoperasi.
Analisis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, sudah sedikit lebih detail menunjukkan bahwa pengembangan dan pemberdayaan UMKM adalah hal yang sangat penting dan pemerintah baik pusat maupun daerah di dorong untuk memperhatikan pengembangan dan pemberdayaan UMKM dalam setiap program pembangunannya.
C. Renstra Kementerian Perdagangan 2010-2014 VISI Kementerian Perdagangan adalah: ” Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi serta Pencipta Kemakmuran Rakyat Yang Berkeadilan. Sedangkan misi mereka adalah 1. Meningkatkan kinerja ekspor nonmigas secara berkualitas. 2. Menguatkan pasar dalam negeri. 3. Menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
57
Untuk tujuan pembangunan perdagangan periode 2010- 2014 yang berkaitan dengan UMKM adalah : 1. Peningkatan akses pasar ekspor dan fasilitasi perdagangan luar negeri untuk mengurangi ketergantungan pasar tujuan ekspor ke negara-negara tertentu dan meningkatkan kelancaran arus barang ekspor dan impor. 2. Perbaikan iklim usaha perdagangan luar negeri yang berorientasi pada pelayanan publik yang optimal. 3. Peningkatan daya saing ekspor melalui peningkatan kualitas produk ekspor dan peningkatan cit ra produk ekspor Indonesia di pasar global. 4. Perbaikan iklim usaha perdagangan dalam negeri dengan melakukan reformasi birokrasi dan harmonisasi kebijakan perdagangan dalam negeri di pusat dan di daerah. 5.
Peningkatan kinerja sektor perdagangan dan ekonomi kreatif melalui fasilitasi promosi dan penciptaan kebijakan perdagangan yang sesuai.
6. Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri sehingga masyarakat terhindar dari produk-produk yang menyebabkan kerugian, membahayakan kesehatan, keamanan dan keselamatan konsumen serta produsen dalam negeri terhindar dari praktek perdagangan tidak sehat. 7. Stabilisasi dan penurunan disparitas harga bahan pokok di Indonesia, sehingga daya beli masyarakat terhadap bahan pokok dapat terjaga. 8. Penciptaan jaringan distribusi yang efisien melalui penciptaan sarana dan kebij akan dist ribusi serta layanan logistik yang mendukung dan sinergis Sedangklan Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Perdagangan yang berkaitan dengan pengembangan dan pemberdayaan UMKM adalah Fasilitasi Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM), antara lain melalui: revitalisasi pasar tradisional, pendidikan dan pelat ihan ekspor bagi UMKM, fasilitasi produk UMKM untuk masuk dalam distribusi pasar ritel modern, fasilitasi desain, branding dan kemasan, dan Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
58
promosi. Sampai saat ini yang telah dilakukan : a) Memberdayakan UMKM melalui jaringan kemitraan antara UMKM dengan jaringan ritel modern. b) Mendukung pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkeadilan, khususnya bagi UMKM perdagangan yang beraktivitas di pasar tradisional.
Analisis Pada Renstra Kementerian Perdagangan 2010-2014, juga tersirat bahwa pengembangan dan pemberdayaan UMKM adalah hal yang krusial. Walapun hanya terbatas pada aspek Fasilitasi Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM), antara lain melalui: revitalisasi pasar tradisional, pendidikan dan pelat ihan ekspor bagi UMKM, fasilitasi produk UMKM untuk masuk dalam distribusi pasar ritel modern, fasilitasi desain, branding dan kemasan, dan promosi. Sampai saat ini yang telah dilakukan : a) Memberdayakan UMKM melalui jaringan kemitraan antara UMKM dengan jaringan ritel modern. b) Mendukung pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkeadilan, khususnya bagi UMKM perdagangan yang beraktivitas di pasar tradisional.
D. Renstra Kementerian Perindustrian 2010-2014 Visi Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang (2025) adalah Membawa Indonesia pada tahun 2025 untuk menjadi Negara Industri Tangguh Dunia yang bercirikan: 1. Industri kelas dunia; 2. PDB sektor Industri yang seimbang antara Pulau Jawa dan Luar Jawa; 3. Teknologi menjadi ujung tombak pengembangan produk dan penciptaan pasar. Selanjutnya dalam pencapaian strategis (Strategic Outcomes) dikatakan bahwa salah satu hasil dari pencapaian strategis adalah Meningkatnya peran IKM terhadap
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
59
PDB. Dalam rangka mewujudkan visi 2025 di atas, Kementerian Perindustrian sebagai institusi pembina Industri Nasional mengemban misi sebagai berikut: 1. Menjadi wahana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat; 2. Menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi nasional; 3. Menjadi pengganda kegiatan usaha produktif di sektor riil bagi masyarakat; 4. Menjadi wahana (medium) untuk memajukan kemampuan teknologi nasional; 5. Menjadi wahana penggerak bagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasan budaya masyarakat; 6. Menjadi salah satu pilar penopang penting bagi pertahanan negara dan penciptaan rasa aman masyarakat; 7. Menjadi andalan pembangunan industri yang berkelanjutan melalui pengembangan dan pengelolaan sumber bahan baku terbarukan, pengelolaan lingkungan yang baik, serta memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi. Sedangkan Isu-isu strategis lima tahun yang akan datang hasil temu nasional di bidang perekonomian sebagai prioritas Kabinet Indonesia Bersatu II adalah Pengembangan UMKM, dengan isu strategis antara lain: a) Revitalisasi KUR, b) Pemberdayaan Usaha Mikro dan Pengembangan LKM, c) Pengembangan kapasitas UKM, d) Pengembangan Industri kreatif/UKM. Dalam
dalam
programnya,
kementerian
perindustrian
akan melakukan
Penyusunan Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM Kementerian Perindustrian tentang Peningkatan Efektivitas Pengembangan IKM melalui Pendekatan Satu Desa Satu Produk (One Village One Product - OVOP) dengan terbitnya Peraturan Menteri Perindustrian No. 78/M.IND/PER/9/2007.
Analisis Pada Renstra Kementerian perindustrian 2010-2014, juga tersirat bahwa pengembangan dan pemberdayaan UMKM difokuskan pada Penyusunan Kebijakan Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
60
Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM Kementerian Perindustrian tentang Peningkatan Efektivitas Pengembangan IKM melalui Pendekatan Satu Desa Satu Produk (One Village One Product - OVOP)
E. Renstra Kementerian Koperasi dan UMKM Mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 09/M/2005 tanggal 31 Januari 2005 bahwa kedudukan Kementerian Koperasi dan UKM adalah unsur
pelaksana
pemerintah
dengan
tugas
membantu
Presiden
untuk
mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Indonesia. Tugas Kementerian Koperasi dan UKM
adalah
merumuskan
kebijakan
dan
mengkoordinasikan
perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan serta pengendalian pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia. Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan visi, yaitu: Menjadi Lembaga Pemerintah yang kredibel dan efektif untuk mendinamisasi pemberdayaan koperasi dan UMKM dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian. Untuk Misi Kementerian Koperasi dan UKM adalahh: Memberikan kontribusi nyata
dalam
pembangunan
pengkoordinasian
nasional
perencanaan,
melalui
pelaksanaan
perumusan dan
kebijakan
pengendalian
nasional; kebijakan
pemberdayaan di bidang koperasi dan UMKM; serta peningkatan sinergi dan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian koperasi dan UMKM secara sistimatis, berkelanjutan dan terintegrasi secara nasional. Untuk Tujuan Kementerian Koperasi dan UKM secara umum adalah menjadikan KUMKM sebagai pelaku ekonomi utama dalam perekonomian nasional
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
61
yang berdaya saing. Tujuan Kementerian Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005 - 2009 dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mewujudkan kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya 70.000 (tujuh puluh ribu) unit koperasi yang berkualitas usahanya dan 6.000.000 (enam juta) unit usaha UMKM baru; 2. Menumbuhkan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan usaha koperasi dan UMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan; 3. Meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian koperasi dan UMKM di pasar dalam dan luar negeri; 4. Mengembangkan sinergi dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM; 5. Memberikan pelayanan publik yang berkualitas, cepat, tepat, transparan dan akuntabel. (http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=5&Itemid =2)
Analisis Pada Renstra Kementerian Koperasi dan UMKM 2010-2014,
secara jelas
bahwa pengembangan dan pemberdayaan UMKM adalah tugas pokok dari kementerian, yang berfokus pada : Mewujudkan kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya 70.000 (tujuh puluh ribu) unit koperasi yang berkualitas usahanya dan 6.000.000 (enam juta) unit usaha UMKM baru;Menumbuhkan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan usaha koperasi dan UMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan; Meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian koperasi dan UMKM di pasar dalam dan luar negeri; Mengembangkan sinergi dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM; Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
62
F.Analisis Tentang RPJMD Sulawesi Utara (2010-2015) Dalam Tahun periode 2010-2015, Visi Pembangunan Provinsi Sulawesi Utara adalah “MENUJU SULAWESI UTARA YANG BERBUDAYA, BERDAYA SAING, DAN SEJAHTERA”, sehingga diharapkan seluruh stakeholder di Provinsi Sulawesi Utara bekerjasama mengoptimalkan seluruh kapasitas yang dimilikinya untuk meningkatkan dan mewujudkan seluruh masyarakat Sulawesi Utara lebih sejahtera.
Penjelasan Visi
Berdasarkan Kata Kunci pada Visi Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2010-2015 terdapat 3 (tiga) kalimat kunci yaitu Rakyat Sulawesi Utara yang Berbudaya, Berdaya Saing, dan Sejahtera. Di dalam konsep Sulawesi Utara yang Berdaya Saing,
salah satunya
diprioritaskan adalah Memberdayakan pelaku bisnis dalam kegiatan ekonomi global, regional, dan lokal yang berbasiskan pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan koperasi.
Analisis Dalam RPJMD Sulawesi Utara 2010-2015, jelas bahwa
untuk mencapai
Sulawesi Utara yang Berdaya Saing, maka salah satunya diprioritaskan adalah Memberdayakan pelaku bisnis dalam kegiatan ekonomi global, regional, dan lokal yang berbasiskan pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan koperasi.
G.RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Daerah) SULUT 2013 (Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 30 Tahun 2012) Di dalam RKPD Provinsi Sulawesi Utara, dikatakan bahwa Jumlah koperasi dan UMKM di Provinsi Sulawesi Utara terus mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah koperasi pada tahun 2010 mengalami peningkatan sejumlah 119 unit pada Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
63
tahun 2011 atau mengalami peningkatan sebanyak 2.10%, dengan demikian proyeksi pertumbuhan yang sudah ditetapkan sebelumnya yaitu 2% telah tercapai. Dari jumlah tersebut 3.375 unit koperasi atau 58.55% adalah koperasi kategori aktif, sedangkan 41,24% adalah koperasi tidak aktif. Secara umum masalah yang dihadapi oleh koperasi adalah persoalan kelembagaan berkaitan dengan legalitas usaha dan administrasi kelembagaan yang tidak
memadai,
aksesbilitas
terhadap
sumber-sumber
daya
produktif
seperti
permodalan, pemasaran, dan teknologi, serta sumber daya manusia baik tenaga pembina maupun gerakan koperasi .Berbanding lurus dengan sektor koperasi, sektor UMKM terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya (2010). Data tahun 2011 mengindikasikan pertumbuhan jumlah UMKM sebesar 4,66% atau terjadi peningkatan sebanyak 3.230 unit UMKM, dengan demikian jumlah UMKM yang pada tahun 2010 berjumlah 52.964 unit menjadi 56.194 unit pada tahun 2011. Keberhasilan pemberdayaan koperasi dan UMKM berkontribusi secara langsung pada penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2011 jumlah tenaga kerja yang diserap melalui sektor ini adalah 181.114 orang atau bertambah sebanyak 3.603 orang dibanding data tahun 2010 atau tumbuh 4,81%. Pertumbuhan sektor koperasi dan UMKM berimplikasi secara langsung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat (pro poor) pertumbuhan ekonomi (pro growth) dan menekan angka pengangguran (pro job). Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sekaligus penumbuhan wirausaha baru antara lain dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan bagi koperasi dan UMKM. Jumlah kegiatan kediklatan yang dilaksanakan sebanyak 38 Angkatan kepada 1140 orang. Tahun 2011 telah terfasilitasi pemberian bantuan kepada koperasi dan UMKM berupa pembangunan 2 unit pasar tradisional dengan total nilai bantuan Rp. 1.600.000.000,- di Kabupaten Minahasa Selatan dan Kab. Bolaang Mongondow. Bantuan Modal Koperasi Perdesaan dan Perkotaan kepada 33 unit koperasi dengan Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
64
nilai
bantuan
masing-masing
Rp.
50.000.000,-
Total
bantuan
senilai
Rp.
1.650.000.000,- dan Sertifikasi Hak Atas Tanah sebanyak 400 bidang tanah pada 400 Usaha Mikro Kecil di 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Selain itu telah terfasilitasi Bantuan Program Kemitraan Bina Lingkungan melalui 9 BUMN kepada 223 KUMKM dengan total nilai bantuan Rp. 5.760.820.000,- ; fasilitasi bantuan KUR kepada 53.233 KUMKN dan fasilitasi bantuan Tempat Praktek Ketrampilan Usaha (TPKU) kepada 2 sekolah (SMA/SMK) di Kota Manado dan Kabupaten Bolaang Mongondow, masing-masing senilai Rp.100.000.000,- dengan total bantuan senilai Rp. 200.000.000,Sebagai solusi terhadap persoalan pemasaran bagi koperasi dan UMKM, telah dilakukan upaya promosi melalui kegiatan pameran dan misi dagang sebanyak 11 kegiatan di dalam dan luar negeri antara lain ikut serta dalam Pasar Malam Indonesia di Den Haag - Belanda pada tanggal 01 April 2011
Analisis Di dalam RKPD Provinsi Sulawesi Utara tahun 2013, pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara sangat peduli dengan pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Hal ini terbukti dengan adanya program program pemberdayaan UMKM di Sulawesi Utara.
H. Analisis tentang Ranperda (Rancangan Peraturan daerah) RTRW Provinsi Sulawesi utara (2012-2032) Dalam Ranperda RTRW Provinsi Sulawesi (2011-2032) utara dikatakan bahwa Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, terdiri atas: Kawasan koridor pantai pesisir utara (PANTURA) dari Manado sampai
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
65
dengan Bolaang Mongondow Utara, yang dikembangkan sebagai kawasan untuk titiktitik lokasi kegiatan rekreasi, pariwisata, perdagangan dan jasa;
Analisis Dalam Ranperda RTRW Provinsi Sulawesi (2011-2032) Kota Mando ditetapkan sebagai Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yang dikembangkan sebagai kawasan untuk titik-titik lokasi kegiatan rekreasi, pariwisata, perdagangan dan jasa.
I. Analisis RPJMD (2010-2015) Kota Manado Dalam
Musrembang
Kota
Manado,
tentang
PEMAPARAN
SASARAN,
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN & FOKUS PRIORITAS Tahun 2011-2015
oleh
BAPPEDA MANADO, disebutkan bahwa : 1. Visi Kota Manado adalah “Manado Kota Model Ekowisata” 2. Misi Kota manado adalah Menjadikan Manado sebagai Kota Menyenangkan Untuk menjabarkan misi agar jelas wujudnya dalam masa lima tahun kedepan ditetapkan tujuan (grand strategy, goals) pembangunan daerah kota Manado ssebagai berikut : 1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berkualitas, Rukun dan Damai 2. Menciptakan Lingkungan Perkotaan yang Nyaman. 3. Membangun Identitas dan Citra Kota sebagai Model Ekowisata Dunia 4. Meningkatkan Peran Manado dalam Pengembangan Ekonomi Kawasan 5. Menerapkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih Kelima grand strategies (tujuan/goals) tersebut diatas merupakan kristalisasi dari apa yang ingin diwujudkan masyarakat kota Manado, yang juga ingin dicapai melalui visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Manado untuk periode 2010-2015.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
66
Adapun sasaran-sasaran yang ingin dicapai yang berkaitan langsung dengan pengembangan UMKM di Kota Manado adalah: 1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berkualitas, Rukun dan Damai (Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif yang mampu memajukan potensi daerahnya) 2. Membangun Identitas dan Citra Kota sebagai Model Ekowisata Dunia (Manado menjadi model ekowisata bahari dan tujuan ekowisata dunia) 3. Meningkatkan Peran Manado dalam Pengembangan Ekonomi Kawasan (Manado menjadi salah satu tujuan investasi dan pusat perdagangan terbesar di kawasan timur Indonesia, Seluruh wilayah memiliki pasar yang mampu menjamin ketersediaan bahan pokok dan .sarana produksi dengan harga terjangkau, Setiap kelurahan memiliki kelompok usaha yang mandiri dan produk unggulan dan Setiap produk unggulan menerapkan teknologi pengolahan dan kemasan yang unggul dengan mutu terjamin. Untuk mencapai visi dan misi tersebut maka Kota Manado menetapkan Tujuan atau grand strategi yang terkait dengan pengembangan dan pemberdayaan UMKM sebagai berikut :
untuk mencapai Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja
produktif yang mampu memajukan potensi daerahnya, maka strategi yang ditempuh adalah Mengembangkan sistem pelatihan tenaga kerja berbasis kelurahan , dengan arah kebijakan Penguatan ekonomi rakyat, dengan bentuk program : 1. Tahun 2011 Database tenaga kerja produktif sampai dengan tingkat lingkungan tersusun 2. Tahun 2012-2015 Pengembangan informasi bursa tenaga kerja; 3. Tahun 2012 Penyiapan operasional Balai Latihan Kerja (BLK); 4. Tahun 2013 Tersedia Balai Latihan Kerja (BLK); 5. Tahun 2014–2015 Tersedia tenaga kerja trampil di bidang pariwisata (pramusaji, wisata bahari) otomotif dan elektronik Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
67
Untuk Meningkatkan Peran Manado dalam Pengembangan Ekonomi Kawasan, maka salah satu sasaran adalah manado menjadi salah satu tujuan investasi dan pusat perdagangan terbesar di kawasan timur Indonesia, dengan strategi Meningkatkan daya saing dan pemasaran produk unggulan. Sedangkan arah kebijakan adalah Penguatan ekonomi rakyat . Untuk itu progran yang diprioritaskan adalah : 1. Tahun 2011 Inventarisasi Produk Unggulan Daerah (PUD); Penetapan kompetensi inti industri daerah; Promosi dan pemasaran di tingkat nasional dan global bekerjasama
dengan
Pemerintah
Provinsi
Sulut
dan
stakeholder
terkait;
Penyediaan infrastruktur dasar dan penunjang terus ditingkatkan; Meningkatkan kepastian berusaha melalui kebijakan daerah serta peningkatan dan transparansi kemudahan dalam perizinan guna meningkatkan daya saing daerah. 2. Tahun 2012 Peningkatan ketrampilan dan pendayagunaan potensi lokal terhadap produk unggulan daerah 3. Tahun 2012-2015 Pengembangan produk unggulan daerah sebagai kompetensi inti industri daerah 4. Tahun 2013 Tersedianya Produk Unggulan Daerah yang berdaya saing; Pelaksanaan Manado International Fair 5. Tahun 2014 Mewujudkan pasar seni budaya Untuk Meningkatkan Peran Manado dalam Pengembangan Ekonomi Kawasan , maka sasarannya adalah Seluruh wilayah memiliki pasar yang mampu menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau. Strategi yan dirumuskan
adalah
Mendistribusikan
pembangunan
pasar
tradisional
untuk
meningkatkan akses masyarakat, yang memiliki arah kebijakan : Penguatan ekonomi rakyat, dengan program : 1. Tahun 2011 Tersedianya bahan pokok dengan harga terjangkau 2. Tahun 2012 Renstra Pengembangan Pasar (Corporate plan) disusun;
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
68
3. Tahun 2012-2015
Pembangunan dan peningkatan pasar tradisional berstandar
bersih dan segar; Pelayanan mobile perlindungan konsumen Untuk Meningkatkan Peran Manado dalam Pengembangan Ekonomi Kawasan, maka sasarannya adalah Setiap kelurahan memiliki kelompok usaha yang mandiri dan produk unggulan , yang dicapai dengan strategi : Mengembangkan Usaha Ekonomi Mandiri berbasis Kelurahan. Arah kebijakan yang ditempuh adalah Penguatan ekonomi rakyat. Untuk itu arah program yang disusun adalah : 1. Tahun 2011 Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan tersusun; Pengembangan kewirausahaan dan fasilitasi kemitraan serta penyehatan koperasi; 2. Tahun 2012 Pencanangan gebyar Koperasi dan UMKM produk unggulan; Pengembangan Sarana Prasarana Perikanan kelautan dengan membangun cold storage dan menyediakan kapal penangkap ikan dengan daya tampung lebih besar 3. Tahun 2012-2015 Percepatan pembangunan ekonomi daerah berbasis komunitas lokal; Rehabilitasi hutan dan lahan; Peningkatan Ketahanan Pangan, Peningkatan kesejahteraan petani dan pengembangan Hasil pertanian; Intensifikasi Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak; Peningkatan produksi pertanian; Pengolahan dan pemasaran hasil pertanian Untuk sasaran tentang setiap produk unggulan menerapkan teknologi pengolahan dan kemasan yang unggul dengan mutu terjamin maka strategi yang dirumuskan adalah Meningkatkan teknologi pengolahan dan kemasan produk daerah dengan arah kebijakan
Penguatan ekonomi rakyat. Untuk itu program yang
diprioritaskan adalah : 1. Tahun 2012 Peningkatan profesionalisme produk kerajinan 2. Tahun 2013 Penyediaan pelatihan teknologi pengolahan dan kemasan produk di Balai Latihan Kerja (BLK); Penerapan kemasan produk sesuai SNI 3. Tahun 2014-2015 Penerapan kemasan produk sesuai SNI dan ISO
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
69
Secara
spesifik, tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang terkait dengan
pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Kota Manado diuraikan sebagai berikut :
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN (1) DAN FOKUS PRIORITAS (2) 4 Meningkatk 1 Manado Meningkatkan 1 Penguatan ekonomi rakyat an Peran menjadi salah daya saing dan 2 - Tahun 2011 Inventarisasi Produk Manado satu tujuan pemasaran Unggulan Daerah (PUD); Penetapan dalam investasi dan produk kompetensi inti industri daerah; Pengempusat unggulan Promosi dan pemasaran di tingkat bangan perdagangan nasional dan global bekerjasama Ekonomi terbesar di dengan Pemerintah Provinsi Sulut kawasan timur dan stakeholder terkait; Penyediaan Kawasan Indonesia infrastruktur dasar dan penunjang terus ditingkatkan; Meningkatkan kepastian berusaha melalui kebijakan daerah serta peningkatan dan transparansi kemudahan dalam perizinan guna meningkatkan daya saing daerah. - Tahun 2012 Peningkatan ketrampilan dan pendayagunaan potensi lokal terhadap produk unggulan daerah - Tahun 2012-2015 Pengembangan industri klapertaart sebagai kompetensi inti industri daerah - Tahun 2013 Tersedianya Produk Unggulan Daerah yang berdaya saing; Pelaksanaan Manado International Fair - Tahun 2014 Mewujudkan pasar seni budaya 2 Seluruh wilayah memiliki pasar yang mampu menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau
Mendistribusika n pembangunan pasar tradisional untuk meningkatkan akses masyarakat
1 2
Penguatan ekonomi rakyat - Tahun 2011 Tersedianya bahan pokok dengan harga terjangkau - Tahun 2012 Renstra Pengembangan Pasar (Corporate plan) disusun; - Tahun 2012-2015 Pembangunan dan peningkatan pasar tradisional berstandar bersih dan segar; Pelayanan mobile perlindungan konsumen
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
70
3 Setiap kelurahan memiliki kelompok usaha yang mandiri dan produk unggulan
4 Setiap produk unggulan menerapkan teknologi pengolahan dan kemasan yang unggul dengan mutu terjamin
Mengembanga 1 n Usaha 2 Ekonomi Mandiri berbasis Kelurahan
Penguatan ekonomi rakyat - Tahun 2011 Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan tersusun; Pengembangan kewirausahaan dan fasilitasi kemitraan serta penyehatan koperasi; - Tahun 2012 Pencanangan gebyar Koperasi dan UMKM produk unggulan; Pengembangan Sarana Prasarana Perikanan kelautan dengan membangun cold storage dan menyediakan kapal penangkap ikan dengan daya tampung lebih besar
Meningkatkan 1 teknologi 2 pengolahan dan kemasan produk daerah
- Tahun 2012-2015 Percepatan pembangunan ekonomi daerah berbasis komunitas lokal; Rehabilitasi hutan dan lahan; Peningkatan Ketahanan Pangan, Peningkatan kesejahteraan petani dan pengembangan Hasil pertanian; Intensifikasi Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak; Peningkatan produksi pertanian; Pengolahan dan pemasaran hasil pertanian Penguatan ekonomi rakyat - Tahun 2012 Penyediaan pelatihan teknologi pengolahan dan kemasan produk di Balai Latihan Kerja (BLK) - Tahun 2013 Penerapan kemasan produk sesuai SNI; Peningkatan profesionalisme produk kerajinan - Tahun 2014-2015 Penerapan kemasan produk sesuai SNI dan ISO
KEBIJAKAN UMUM Sebagaimana diuraikan pada bab-bab sebelumnya, terdapat 5 tujuan (grand strategy/goals) yang ingin dituju untuk mewujudkan visi dan misi Pembangunan Jangka Menengah Kota Manado tahun 2010-2015. Berikut ini diuraikan strategi-strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran-sasaran dalam rangka pencapaian tujuantujuan dimaksud.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
71
4. Meningkatkan Peran Manado dalam Pengembangan Ekonomi Kawasan Tujuan (4) ini akan diwujudkan dengan strategi-strategi sebagai berikut : a. Strategi 4.1 : Meningkatkan daya saing dan pemasaran produk unggulan. Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (4.1) : Manado menjadi salah satu tujuan investasi dan
pusat perdagangan terbesar di kawasan timur
Indonesia Kebijakan Umum : 1) Promosi dan pemasaran secara efektif baik ditingkat nasional maupun internasional. 2) Peningkatan kepastian berusaha, pelayanan perizinan yang baik dan kemudahan berinvestasi. 3) Peningkatan penyediaan infrastruktur pendukung.
b. Strategi 4.2 : Mendistribusikan pembangunan pasar tradisional
untuk
meningkatkan akses masyarakat. Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (4.2) : Seluruh wilayah memiliki pasar yang mampu menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau Kebijakan Umum : 1) Penyediaan prasarana dan sarana yang didukung aksesibilitas yang baik 2) Penyediaan bantuan dan fasilitasi bagi pengusaha mikro, kecil dan menengah 3) Monitoring harga dan stok bahan pokok
c. Strategi
4.3
:
Mengembangkan
Usaha
Ekonomi
Mandiri
Kelurahan.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
berbasis
72
Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (4.3) : Setiap kelurahan memiliki kelompok usaha yang mandiri dan produk unggulan,. Kebijakan Umum : 1) Pembangunan berbasis lingkungan (community based development) 2) Penyediaan bantuan dan fasilitasi pelatihan, bantuan peralatan dan modal, pemasaran, pembinaan dan supervisi. 3) Pembentukan kelembagaan.
d. Strategi 4.4 :Meningkatkan teknologi pengolahan dan kemasan produk daerah Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (4.4) : Setiap produk unggulan menerapkan teknologi pengolahan dan kemasan yang unggul dengan mutu terjamin. Kebijakan Umum : 1) Penyediaan pelatihan teknologi pengolahan dan kemasan produk daerah 2) Penerapan standar pengolahan dan kemasan produk sesuai SNI dan ISO
Analisis Pemerintah kota Manado, sangat peduli terhadap pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Dan ini secara nyata menjadi salah satu prioritas pembangunan di Kota Manado.
4.4. Hasil Analisis Persepsi Responden 4.4.1 Hasil Analisis Gabungan Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari kuestionare yang dibagikan pada responden di lapangan.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
73
Gambar 4.1. Responden Berdasarkan Usaha 25 20 15 10 5 0 Usa Tok Wa Usa Usa Kio Ben Lou Tok Sal Tok war pla Air lain ha o / run ha ha s gkel ndr o on o net y min oje war g / mik fot Jual y Pak Ban stat um lain k ung Ru role oco Pul aia gun ion isi Kel ma t py sa n an ula ont h Jadi ng ong M… Frek 9 18 20 6 4 21 7 3 3 4 5 4 2 2 3 %
Frek %
8.1 16. 18. 5.4 3.6 18. 6.3 2.7 2.7 3.6 4.5 3.6 1.8 1.8 2.7
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Usaha yang paling banyak digeluti responden adalah kios / warung pulsa, warung makan dan warung kelontong. Kios atau warung pulsa memang banyak di Kota Manado, karena tidak
terlalu membutuhkan dana yang
besar untuk
mendirikannya dan membutuhkan space atau ruang yang kecil untuk berbisnis. Sedangkan makan memang banyak di kota Manado karena penduduk Manado terkenal suka kuliner.
Gambar 4. 2. Responden Berd. Kecamatan 25 20 15 10 5 0
Frek
Malal Tumi Wane Mape Wena Tikala Singki Sario Buna ayang nting a nget ng l ken Frek 13 13 23 6 17 17 8 9 5 %
11.71 11.71 20.72 5.41 15.32 15.32 7.21 8.11 4.50
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
%
74 Pada dasarnya sembilan kecamat kecamatan an di Manado terwakili, walaupun dengan distribusi yang berbeda. Responden terbesar dari kecamatan Wanea (20.72 %) sedangkan paling sedikit di Kecamatan Bunaken (4.5%).
Gambar 4.3. Pihak yg Mengisi Kuestionare 120 100 80 60 40 20 0
Pemilik Sendiri Wakil Pemilik
Pemilik Sendiri
Frek 107
% 96.40
Wakil Pemilik
4
3.60
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Hampir seluruh responden yang mengisi kuestionare kuestionare adalah pemilik usaha. Memang untuk UMKM, hampir seluruhnya, pemilik bersifat sebagai manajemen maupun karyawan. Artinya pemilik yang mengelola dan menjalankan sendiri usahanya.
Gambar 4.4. Umur Pemilik Usaha 40 35 30 25 20 15 10 5 0
< 25 tahun Frek 8
% 7.21
26 s/d 30 tahun
12
10.81
31 s/d 35 tahun
16
14.41
36 s/d 40 tahun
19
17.12
41 s/d 45 tahun
14
12.61
> 46 tahun
40
36.04
Tidak jawab
2
1.80
< 25 tahun
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
26 s/d 30 tahun 31 s/d 35 tahun 36 s/d 40 tahun 41 s/d 45 tahun > 46 tahun Tidak jawab
75 Lebih dari setengah rresponden esponden berumur diatas 36 tahun. Ini menunjukkan sebagian besar responden telah memiliki pola dan karakter berbisis yang relatif fix. Konsekuensi untuk pengusaha yang telah berumur adalah sulitnya merubah perilaku berusaha/berbisnis. Secara psikologis, pengusaha pengusaha muda lebih kreatif dan inovatif ketimbang pengusaha dengan umur yang berumur lanjut.
Gambar 4.5 Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha 60 50 40 30 20 10 0
SD SMP Frek 6
% 5.41
SMP
22
19.82
SMA
60
54.05
S1
18
16.22
S2
4
3.60
S3
0
0.00
Tidak jawab
1
0.90
SD
SMA S1 S2 S3 Tidak jawab
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Lebih dari 75 %, responden memiliki pendidikan dibawah SMA. Hal ini disebabkan usaha atau bisnis yang digeluti kebanyakan bisnis / usaha mikro dan kecil. Usaha mikro dan kecil memang tidak terlalu dibutuhkan pengetahuan yang tinggi untuk mengelola atau menjalankannya. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa kebanyakan pemilik usaha/bisnis dengan pendidikan S1 keatas, menjadikan bisnis/usaha hanya sebagai pendapatan tambahan saja, bukan sebagai pendapatan utamanya.
Sehingga pemilik bisnis/usaha tipe ini kebanyakan hanya sebagai
pengontrol atau pengawas saja.
76
Gambar 4.6 Umur Bisnis 35 30 25 20 15 10 5 0
Frek % >2 tahun
3 s/d 4 tahun
Frek
28
31
%
25.23
27.93
5 s/d 7 8 s/d 10 11 s/d tahun tahun 13 tahun 23 12 6 20.72
10.81
5.41
> 13 tahun
Tidak jawab
10
1
9.01
0.90
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Diatas tas 75 % responden telah menjalankan bisnis/usahanya dibawah 7 tahun. Dan 25% diataranya masih berumur dibawah 2 tahun. Ini menunjukkan lama berusaha masih relatif singkat. Ada dua kemungkinan yang bisa dijadikan dasar analisis terhadap kondisi ini yaitu pertama, pertama, usahanya memang baru dijalankan atau karena sifat usaha mikro dan kecil yang mudah masuk –keluar keluar bisnis. Artinya; jika ada modal maka usaha dibuka dan jika modal tidak mencukupi bisnis / usaha tersebut ditutup sementara waktu.
Gambar 4.7. Jumlah karyawan 60 50 40 30 20 10 0
Frek <2 orang
Frek
55
%
49.55
3 s/d 4 5 s/d 6 >7 Tdk orang orang orang Jawab/ Tdk ada 23 7 5 21 20.72
6.31
4.50
18.92
Sumber : Data Olahan Olaha Hasil Penelitian, 2013
%
77 Kebanyakan bisnis / usaha responden memperkerjakan karyawan dibawah 2 orang (49.55%). Walaupun kecil, namun dengan volume usaha mikro dan kecil, relatif banyak maka daya serap tenaga kerja di sektor UMKM cukup besar/banyak.
Gambar 4.8 Jumlah karyawan wanita 60 50 40 30 Frek 20
%
10 0 < 2 orang Frek %
5 s/d 6 orang 0
> 7 orang
44
3 s/d 4 orang 11
0
Tdk Jawab/ Tdk ada 56
39.64
9.91
0.00
0.00
50.45
ber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Sumber
Karyawan wanita kebanyakan lebih dominan untuk usaha warung / jual pulsa, warung makan dan salon. Kebanyakan pada usaha atau bisnis ini, wanita bukan hanya sebagai pekerja, namun sebagai pemilik atau pengelola usaha. Jadi pemilik usaha berbasis gender di Kota Manado, telah tersegmentasi berdasarkan sifat atau karakteristik usaha yang dijalankan. dijalankan. Usaha usaha yang butuh sentuhan wanita memang dominan dikelola oleh wanita.
78
Gambar 4.9 Rata rata Penjualan / bulan 50 40 30 20 10 0
Frek
< 5 juta 5.1 s/d 10.1 10 juta s/d 15 juta Frek 46 24 13 %
41.44
21.62
11.71
15.1 s/d 20 juta 5
21.1 s/d 25 juta 7
> 25 juta 11
5
4.50
6.31
9.91
4.50
%
Tidak jawab
Sumber : Data Olahan Hasil H Penelitian, 2013 Sebagian ebagian besar rata rata penjualan per bulan dibawah 5 juta rupiah. Volume penjualan masih termasuk kecil karena pola pengelolaan bisnisnya masih bersifat tradisional dan masih berorientasi lokal.
Gambar 4.10 Keuntungan bersih rata rata (%) 25 20 15 10 5 0 < 15 15.1 25.1 35.1 45.1 55.1 65.1 > 75 Tida % s/d s/d s/d s/d s/d s/d % k jawa 25 % 35 % 45 % 55 % 65 % 75 % b Frek 3 12 20 23 23 7 4 2 17 %
Frek %
2.70 10.8 18.0 20.7 20.7 6.31 3.60 1.80 15.3
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Keuntungan atau laba bersih rata rata yang bisa diperoleh oleh responden, sebagian besar berada diatas 45 %. Ini menunjukkan margin laba untuk UMKM cukup besar di Manado. Namun karena masih bersifat tradisional manajemennya sehingga volume perputaran persediaan masih kecil.
79 Tabel 4.6 4. Rasio Pekerja Berbasis Gender
total Rasio pekerja wanita/total empl
pria 132
wanita 97
total 229
0.423580786
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Daya serap bisnis / usaha terhadap pekerja wanita di Kota Manado, cukup tinggi (42 %). Ini menunjukkan bahwa untuk bisnis / Usaha UMKM di Kota Manado, tidak ada masalah gender yang signifikan.
Gambar 4.11 Rasio produktivitas (sales / employee) 30 20 10 0 < 2 2.1 4.1 6.1 8.1 10.1 > 12 Tidak juta s/d 4 s/d 6 s/d 8 s/d s/d juta jawa juta juta juta 10 12 b juta juta Frek 26 21 20 5 4 2 8 25
Frek %
% 23.4218.9218.024.50 3.60 1.80 7.2122.52
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Rasio produktivitas per karyawan untuk setiap rupiah penjualan sebagian besar dibawah 4 juta. Rasio produktivitas ini relatif rendah jika dibandingkan dengan gaji rata rata yang mendekati 2 jutaan rupiah. Ini merupakan salah satu kendala dari usaha mikro dan an kecil di Kota Manado dan daerah lainnya.
80
Gambar 4.12 Rasio produktivitas (laba bersih (%) / employee) 30 25 20 15 10 5 0
Frek %
< 10 % 11 s/d 20 % Frek 27 16
21 s/d 30 % 16
31 s/d 40 % 14
%
14.41
12.61
24.32
14.41
41 s/d > 51 % Tidak 50 % Jawab 5 4 29 4.50
3.60
26.13
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Sebanyak 27 % pekerja memberikan sumbangan dibawah 10 % terhadap laba bersih usaha/bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi pekerja terhadap laba bersih masih cukup rendah.
Gambar 4.13 Harga sudah masuk Pajak ? 50 40 30 20 10 0
Frek Sudah
Belum
Frek
35
44
Tdk tahu/ Tdk jawab 32
%
31.53
39.64
28.83
%
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Hampir setengah dari responden, belum memasukkan harga jual dengan pajak. Jika demikian maka dapat disimpulkan banyak bisnis/usaha mikro dan kecil, tidak akan membayar pajak penjualan.
81
Gambar 4.14 Pernah Ikut Pelatihan? 100 80 60 40 20 0
Frek Pernah
Tidak pernah
Frek
10
98
Tdk Tahu / Tdk jawab 3
%
9.01
88.29
2.70
%
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Hampir seluruh responden, tidak pernah mendapatkan pelatihan dari pihak eksternal untuk pengembangan bisnisnya. Dari sisi ini, perhatian dari pemerintah Kota Manado, khususnya SKPD terkait, tentang pengembangan atau pemberdayaan usaha mikro dan kecil di Manado, masih kecil. Kebanyakan pelatihan dilakukan oleh pihak kelurahan dan eksternal, namun lebih dominan dilakukan pada usaha / bisnis salon atau potong rambut (lihat tabel dibawah ini).
Tabel 4.7 4. Siapa pelaksana pelatihan ?
Dewi Motik Pramono Kelurahan Sario Kelurahan LPK + Marta Tilaar Paloma Shop Way Pkk Kelurahan Rudi Hadi Sumarsono Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
82
Gambar 4.15. Gaji rata Rata karyawan / Bulan 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Frek % < 1 juta
Frek
22
%
19.82
1.1. s/d 2 2.1 s/d 3 juta juta 43 12 38.74
10.81
3.1 s/d 4 juta 2
> 4 juta 0
Tidak jawab 32
1.80
0.00
28.83
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 58 % pekerja/pegawai memiliki gaji dibawah 2 juta rupiah. Namun dari 58 %, hampir 20 % mendapat gaji dibawah 1 juta rupiah.
Gambar 4.16 asal Tenaga Kerja 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Frek %
Frek %
Manado 78
Luar Manado 11
Kombinasi 3
Tidak jawab 19
70.27
9.91
2.70
17.12
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Sebagian besar pekerja yang digunakan berasal dari Kota Manado (70%). Ini menunjukkan daya serap bisnis/usaha kecil dan mikro di Kota Manado terhadap
83 pekerja lokal, masih tinggi. Walaupun, pekerja dari luar Kota Manado, meningkat dari tahun ke tahun.
Gambar 4.17 Jumlah Usaha yg Sejenis 60 50 40 30 20 10 0
Frek % Sedikit
Frek %
banyak
33
Cukup banyak 56
14
banyak sekali 1
Tidak tahu 3
Tidak jawab 4
29.73
50.45
12.61
0.90
2.70
3.60
mber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Sumber Salah satu masalah di bisnis/usaha mikro dan kecil adalah “kecilnya hambatan masuk” (entry barriers), karena aspek teknologi, keahlian dan modal yang masih cukup kecil untuk jenis usaha/bisnis ini. Hal ini yang memicu memicu tingginya persaingan diantara bisnis/usaha mikro dan kecil.
Gambar 4.18 Status Tempat Usaha 100 80 60 40 20 0
Frek %
Milik Sendiri Frek 95
Sewa 13
Tidak Tahu 3
Tidak jawab 0
%
11.71
2.70
0.00
85.59
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Sebagian besar, asset (tempat usaha) yang digunakan untuk usaha/bisnis mikro dan kecil di Kota Manado adalah milik sendiri. Hal ini akan mengurangi mengura biaya investasi atau biaya sewa, yang dapat memperpanjang waktu pengembalian investasi dan memperbesar biaya usaha / memperkecil laba bersih.
84
Gambar 4.19 Status Tanah Usaha 100 80 60 40 20 0
Frek Sewa
Tidak Tahu
Frek
Milik Sendiri 93
15
3
Tidak jawab 0
%
83.78
13.51
2.70
0.00
%
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Sebagian besar, asset (tanah ( usaha) yang digunakan untuk usaha usaha/bisnis mikro dan kecil di Kota Manado adalah milik sendiri. Hal ini akan mengurangi biaya investasi atau biaya sewa, yang dapat memperpanjang waktu pengembalian investasi dan memperbesar biaya usaha / memperkecil laba bersih.
Gambar 4.20 Sistem Pembukuan 80 60 40 20 0
Frek Dicatat
Frek %
75 67.57
Pakai Tidak softwar dicatat e 4 30 3.60
27.03
Tidak jawab
%
2 1.80
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Reponden melakukan pencatatan sederhana atas transaksi keuangan bisnis/usahanya. Pencatatan sederhana dilakukan oleh responden, hanya bertujuan untuk melihat perkembangan penerimaan saja, belum sampai pada aspek neraca atau rugilaba sederhana. hana. Pencatatan ini membuat pelaku bisnis/ usaha mikro dan kecil, sulit mendapatkan pinjaman bank karena pihak bank mengsyaratkan adanya neraca dan rugilaba sederhana.
85
Gambar 4.21 Konsumen Utama 60 50 40 30 20
Frek
10
%
0 Sekitar TT
Luar TT
Frek
46
60
Tidak jawab 5
%
41.44
54.05
4.50
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Konsumen utama bisnis / usaha mikro dan dan kecil di Kota Manado adalah konsumen yang berasal dari luar tempat tinggal (54 %) dan sekitar tempat tinggal masih cukup signifikan (41 %). Masih cukup tingginya konsumen di sekitar tempat tinggal menunjukkan bahwa pangsa pasar bisnis/usaha mikro dan kecil ke di Kota Manado, masih relatif kecil dan terbatas. Belum ada usaha usaha ekspansi usaha/bisnis.
Gambar 4.22 Perkembangan Penjualan 60 50 40 30 20 10 0
% tahun ini % tahun lalu
% tahun ini
Menin gkat 46
Norm al 50
Menu run 3
Tidak jawab 1
% tahun lalu
56
39
5
1
% masa depan
59
37
0
4
% masa depan
86 Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjualan tahun ini cenderung meningkat atau normal, dibanding tahun lalu, kecenderungan penjualan untuk tahun lalu cenderung meningkat dan ekspektasi tahun depan cenderung optimis meningkat. Ini menunjukkan persepsi responden masih cukup baik untuk berbisnis di Kota Manado.
Gambar 4.23 Keuntungan Bersih 80 70 60 50 40 30 20 10 0
% tahun ini % tahun lalu
% tahun ini
Menin gkat 50
Norm al 46
Menu run 4
Tidak jawab 0
% tahun lalu
59
33
5
4
% masa depan
70
23
1
6
% masa depan
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan bersih tahun ini cenderung meningkat atau normal, dibanding tahun lalu, kecenderungan penjualan untuk tahun lalu cenderung meningkat dan ekspektasi tahun depan cenderung optimis meningkat. Ini menunjukkan persepsi responden responden masih cukup menguntungkan untuk melakukan bisnis/ usaha.
87
Gambar 4.24 Perkembangan Biaya 80 70 60 50 40 30
% tahun ini
20
% tahun lalu
10
% masa depan
0 Normal
% tahun ini
Mening kat 73
23
Menuru n 3
Tidak jawab 1
% tahun lalu
78
17
2
3
% masa depan
76
19
2
4
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Untuk biaya yang berkenaan dengan bisnis/usaha, cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena masalah kenaikan kenaikan BBM beberapa waktu lalu, yang memicu kenaikan harga harga kebutuhan pokok dan bahan baku di Kota Manado. Konsekuensi dari kenaikan harga harga ini adalah naiknya harga pokok penjualan atau harga jualnya.
Gambar 4.25 Persaingan usaha 70 60 50 40 30 20 10 0
% tahun ini % tahun lalu Normal
Menurun
% tahun ini
Meningk at 59
40
2
Tidak jawab 0
% tahun lalu
56
41
2
1
% masa depan
60
32
3
5
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 20
% masa depan
88
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persaingan usaha cenderung meningkat baik tahun ini, tahun lalu maupun tahun depan. Persaingan usaha yang tinggi disebabkan akses masuk ke usaha/bisnis mikro dan kecil sangat mudah. Juga karena iklim berusaha yang baik di Kota Manado dan terjadinya peningkatan daya beli masyarakat maka Kota Manado memberikan daya tarik bisnis mikro dan kecil yang tinggi.
Gambar 4. 26 PErkembangan
Harga
100 80 60 40 20 0
% tahun ini Normal
Menurun
% tahun ini
Meningka t 83
14
1
Tidak jawab 2
% tahun lalu
86
13
1
1
% masa depan
72
18
5
5
% tahun lalu % masa depan
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Oleh karena adanya inflasi akibat kenaikan harga BBM waktu lalu lalu maka harga harga cenderung meningkat.
Gambar 4.27 Perkembangan Konsumen 80 60 40 20 0
% tahun ini
% tahun ini
Meningk at 53
% tahun lalu % masa depan
Normal Menurun 43
3
Tidak jawab 1
58
36
5
2
67
25
0
8
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
% tahun lalu % masa depan
89
Peningkatan dalam konsumen di Kota Manado mengandung dua makna yaitu peningkatan secara kuantitas maupun peningkatan daya beli karena pendapatan yang meningkat. Peningkatan ingkatan secara kuantitas maupun kualitas merupakan potensi pasar utama dalam menggerakan perkembangan bisnis mikro dan kecil di Kota Manado.
Gambar 4.28 Perkembangan Pengeluaran Keluarga 100 80 60 40 20 0
% tahun ini Normal
Menurun
% tahun ini
Meningk at 74
26
0
Tidak jawab 0
% tahun lalu
77
21
1
1
% masa depan
80
15
2
3
% tahun lalu % masa depan
umber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Sumber Peningkatan harga harga barang atau jasa juga memberikan dampak pada peningkatan dalam pengeluaran keluarga. Penduduk Kota Manado juga terkenal dengan budaya konsumtif, sehingga dengan kuantitas barang atau jasa yang meskipun tetap, namun karena harga meningkat maka total pengeluaran menjadi lebi lebih besar dari biasanya.
Gambar 4. 29 Kondisi Perekonomian KOta Manado 100 80 60 40 20 0
% tahun ini
% tahun ini Menin Norm Menu Tidak gkat al run jawab 78 20 0 2
% tahun lalu
81
17
0
2
% masa depan
80
14
1
5
% tahun lalu % masa depan
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
90
Responden memiliki rasa optimisme terhadap kondisi perekonomian Kota Manado. Rasa optimisme ini ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara yang mendekati bahkan melebihi 8 % pertahun. p
Gambar 4.30 Peluang Mengembangkan USaha di Kota manado 100 80 60 40 20 0
% tahun ini
% tahun ini Menin Norm Menu Tidak gkat al run jawab 78 20 0 2
% tahun lalu
81
17
0
2
% masa depan
80
14
1
5
% tahun lalu % masa depan
Sumber umber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Responden
sebagian
besar
memiliki
rasa
optimis
terhadap
peluang
pengembangan usaha di Kota Manado. Keamanan dan iklim berbisnis informal yang cukup kondusif di Kota Manado adalah penyebab persepsi responden responden yang positip atas peluan mengembangkan usaha di Kota Manado Khususnya usaha Mikro dan kecil.
Tabel 4.8. 4. Distribusi Alokasi Dana Ke Kelurahan % Ratarata
% Terendah
% Tertingi
1. Perbaikan infrastruktur kelurahan
19
0
70
2. Perbaikan administrasi kelurahan
12
0
30
3. Peningkatan usaha kecil dan Menengah
32
10
50
4. Aspek pendidikan dan kesehatan
26
0
75
5. Aspek lainnya Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
10
0
40
alokasi bantuan
91 Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika pemerintah daerah Kota Manado ingin mengalokasikan dana bantuan atau sejenisnya maka berdasarkan persepsi konsumen maka alokasi untuk peningkatan atau pemberdayaan UMKM di tingkat kelurahan masih sangat tinggi dibanding dengan aspek aspek lainnya. Gambar 4. 31 Alokasi untuk infrastruktur Kelurahan 50 40 30 20 10 0
Frek < 10 %
Frek %
49
11 21 31 41 51 > 60 Tidak s/d s/d s/d s/d s/d % jawa 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % b 35 12 7 3 2 1 2
%
44.1 31.5 10.8 6.31 2.70 1.80 0.90 1.80
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Untuk alokasi dana tingkat kelurahan / kecamatan di Kota Manado, untuk infrastruktur dibawah 10 % sebanyak 44 % responden, sedangkan yang terendah adalah alokasi sebesar 60% yaitu hanya 1.8 %.
gambar 4. 32 Alokasi untuk Perbaikan administrasi kelurahan 80 60 40 20 0 < 10 11 21 31 41 51 > 60 Tidak % s/d s/d s/d s/d s/d % jawa 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % b Frek 79 27 3 0 0 0 0 2 %
71.1 24.3 2.70 0.00 0.00 0.00 0.00 1.80
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Frek %
92 Untuk alokasi dana tingkat kelurahan / kecamatan di Kota Manado, untuk perbaikan administasi kelurahan dibawah 10 % sebanyak 71 % responden, en, sedangkan yang terendah adalah alokasi sebesar 30% yaitu hanya 2.7 %.
Gambar 4. 33 Alokasi Untuk peningkatan USaha Kecil dan Menengah 50 40 30 20 10 0 < 10 11 % s/d 20 % Frek 6 17 %
21 s/d 30 % 46
31 s/d 40 % 28
41 51 > 60 Tidak s/d s/d % jawa 50 % 60 % b 13 0 0 1
Frek %
5.41 15.3 41.4 25.2 11.7 0.00 0.00 0.90
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Untuk alokasi dana tingkat kelurahan / kecamatan di Kota Manado, untuk peningkatan usaha kecil dan menengah 21-40 21 40 % sebanyak 67 % responden, resp sedangkan yang terendah adalah alokasi sebesar < 10% yaitu hanya 5.41 %. Ini menunjukkan bahwa alokasi dana untuk peningkatan usaha kecil dan menengah adalah yang terbesar yang diinginkan masyarakat Kota Manado. Gambar 4. 34 Alokasi Untuk Pendidikan dan Kesehatan 35 30 25 20 15 10 5 0
Frek < 10 %
Frek %
23
11 21 31 41 51 > 60 Tidak s/d s/d s/d s/d s/d % jawa 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % b 23 34 20 7 1 1 2
20.7 20.7 30.6 18.0 6.31 0.90 0.90 1.80
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, Penelit 2013
%
93 Untuk alokasi dana tingkat kelurahan / kecamatan di Kota Manado, untuk pendidikan dan kesehatan kelurahan dibawah 21 s/d 30 % sebanyak 30 % responden, sedangkan yang terendah adalah alokasi sebesar > 60 % yaitu hanya 0.9 %.
Gambar 4.35 Alokasi Untuk Aspek Lainnya 100 80 60 40 20 0
Frek < 10 %
Frek %
86
11 21 31 41 51 > 60 Tidak s/d s/d s/d s/d s/d % jawa 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % b 19 1 1 0 0 0 4
%
77.4 17.1 0.90 0.90 0.00 0.00 0.00 3.60
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Untuk alokasi dana tingkat kelurahan / kecamatan di Kota Manado, untuk alokasi untuk aspek lainnya di kelurahan dibawah 10 % sebanyak 86 % responden, sedangkan yang terendah adalah alokasi sebesar 31-40% yaitu hanya 0.9 %. Disamping samping tabulasi diatas juga terdapat komentar komentar dari responden terhadap apa yang mereka rasakan selama ini dalam berbisnis : 1. Agar pemerintah dapat memberikan pinjaman modal bagi saya, dengan bunga yang kecil dan mengenai perijinan agar tidak rumit diurus (Salah satu responden, NN) 2. kami sebagai pengusaha kecil, mohon bantuan modal usaha dari pemerinah karena telah lama buka usaha kecil ini, tidak pernah pemerintah setempat perhatikan paeda kami, terutama pemerintah setempat (bpk DJ, warung kecil kecilan, ranotana weru) 3. Keke (warung kelontong) : tolong perhatikan sikap dari para pelayana masyarkaat , terlalu banyak pungli, kalau tidak ada pungli, semua macet, serta terhambat. Hampir disemua instansi pemerintah, cape deh !!
94
4.4.2. Hasil Analisis Per Kecamatan Pada sub bab ini dipaparkan hasil analisis karakteristik UMKM berdasarkan kecamatan di kota Manado.
Tabel 4.9 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Malalayang No
Keterangan
tertinggi
Rata rata/
Terendah
dominan 1
Umur pemilik
50
43
25
2
Pendidikan pemilik
S2
SMA
SD
3
Umur usaha
20
6
1
4
Jumlah karyawan
6
3
0
5
Karyawan wanita
2
2
0
6
Rata rata penjualan / bulan
210 juta
22 juta
2 juta
7
Laba bersih (%)
70
43
10
8
Pernah ikut pelatihan
Tidak pernah
Tidak pernah
Pernah (1)
9
Gaji / bulan
2 juta
1.4 juta
800 ribu
10
Asal karyawan
Manado
Manado
Luar manado (2)
11
Jenis usaha yang sama
Cukup banyak
Banyak
Sedikit
12
Status tempat usaha
Milik sendiri
Milik sendiri
Sewa (2)
13
Status tanah usaha
Milik sendiri
Milik sendiri
Sewa (2)
14
Sistem pembukuan
Dicatat
Dicatat
Tidak dicatat (2)
15
Konsumen utama
Sekitar tempat
Sekitar tempat
Luar Tempat
tinggal
tinggal
tinggal (2)
Pemerintah
-
Konsumen semakin
16
Masalah yang dihadapi
daerah kurang
hari semakin
efektif membina
sedikit
pengusaha seperti saya Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
95
Secara rata rata UMKM di Kecamatan Malalayang dimiliki oleh pemilik dengan umur diatas 40 tahun dengan pendidikan SMA. Jumlah karyawan masih kecil karena usaha rumahan. Mereka cenderung tidak pernah mendapatkan pelatihan bisnis atau manajemen UMKM. Status tempat usaha masih dimiliki sendiri dengan konsumen yang lebih banyak di sekitar tempat tinggal.
Tabel 4.10 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Tuminting No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Umur pemilik Pendidikan pemilik Umur usaha Jumlah karyawan Karyawan wanita Rata rata penjualan / bulan Laba bersih (%) Pernah ikut pelatihan Gaji / bulan Asal karyawan Jenis usaha yang sama Status tempat usaha Status tanah usaha Sistem pembukuan Konsumen utama
tertinggi
63 S2 15 7 4 90.5 juta 90 Tidak pernah 1.5 juta Manado Cukup banyak Milik sendiri Milik sendiri dicatat Sekitar temp Tinggal 16 Masalah yang dihadapi Sulitnya mendapatkan tambahan modal Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Rata rata/ dominan 42 Smp 6 4 2 14.5 juta 46 Tidak pernah 1.46 juta Manado Cukup banyak Milik sendiri Milik sendiri dicatat Sekitar temp Tinggal -
Terendah 26 SD 1 0 0 750 ribu 20 Pernah (1) 1.25 juta Luar manado (1) Banyak (1) Sewa (3) Sewa (3) Tidak dicatat Luar Temp Tinggal Konsumen semakin hari semakin sedikit
Secara rata rata UMKM di Kecamatan Tuminting dimiliki oleh pemilik dengan umur diatas 40 tahun dengan pendidikan SMP. Jumlah karyawan masih kecil karena usaha rumahan. Mereka cenderung tidak pernah mendapatkan pelatihan bisnis atau manajemen UMKM. Status tempat usaha masih dimiliki sendiri dengan konsumen yang lebih banyak di sekitar tempat tinggal.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
96
Tabel 4.11 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Wanea No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Umur pemilik Pendidikan pemilik Umur usaha Jumlah karyawan Karyawan wanita Rata rata penjualan / bulan Laba bersih (%) Pernah ikut pelatihan Gaji / bulan Asal karyawan Jenis usaha yang sama Status tempat usaha Status tanah usaha Sistem pembukuan Konsumen utama
16
Masalah yang dihadapi
tertinggi 71 S2 20 5 3 62.5 juta 70 Tidak pernah 4 juta manado Cukup banyak Milik sendiri Milik sendiri dicatat Sekitar Tempat Tinggal Hasil bisnis/ usaha sudah cukup bagi keluarga saya dan Sulitnya mendapatkan tambahan modal
Rata rata/ dominan 42 SMA 7 2 1 8.9 juta 40 Tidak pernah 1.29 juta Manado Cukup banyak Milik sendiri Milik sendiri dicatat Sekitar Tempat Tinggal -
Terendah 23 SD 1 1 0 900 ribu 15 Pernah 250 ribu Luar manado Sedikit Sewa Sewa Tidak dicatat Luar tempat tinggal Teknologi bisnis yang masih tradisional
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Secara rata rata UMKM di Kecamatan Wanea dimiliki oleh pemilik dengan umur diatas 40 tahun dengan pendidikan SMA. Jumlah karyawan masih kecil karena usaha rumahan. Mereka cenderung tidak pernah mendapatkan pelatihan bisnis atau manajemen UMKM. Status tempat usaha masih dimiliki sendiri dengan konsumen yang lebih banyak di sekitar tempat tinggal.
Tabel 4.12 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Mapenget No
Keterangan
1 2 3
Umur pemilik Pendidikan pemilik Umur usaha
tertinggi 54 S1 18
Rata rata/ dominan 42 SMA 7
Terendah
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
34 SD 1
97
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jumlah karyawan Karyawan wanita Rata rata penjualan / bulan Laba bersih (%) Pernah ikut pelatihan Gaji / bulan Asal karyawan Jenis usaha yang sama Status tempat usaha Status tanah usaha Sistem pembukuan Konsumen utama
3 1 30 juta 60 Tidak pernah 2 juta Manado sedikit Milik sendiri Milik sendiri dicatat Dari luar tempat tinggal 16 Masalah yang dihadapi Sulitnya mendapatkan tambahan modal Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
2 1 15 juta 41 Tidak pernah 1.75 juta Manado sedikit Milik sendiri Milik sendiri dicatat Dari luar tempat tinggal -
1 0 2 juta 25 Pernah 1.5 juta Luar manado banyak sewa Sekitar tempat tinggal Konsumen semakin hari semakin sedikit
Secara rata rata UMKM di Kecamatan Mapanget dimiliki oleh pemilik dengan umur diatas 40 tahun dengan pendidikan SMA. Jumlah karyawan masih kecil karena usaha rumahan. Mereka cenderung tidak pernah mendapatkan pelatihan bisnis atau manajemen UMKM. Status tempat usaha masih dimiliki sendiri dengan konsumen yang lebih banyak di sekitar tempat tinggal.
Tabel 4.13.Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Wenang No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Umur pemilik Pendidikan pemilik Umur usaha Jumlah karyawan Karyawan wanita Rata rata penjualan / bulan Laba bersih (%) Pernah ikut pelatihan Gaji / bulan Asal karyawan Jenis usaha yang sama Status tempat usaha Status tanah usaha Sistem pembukuan
tertinggi 59 S1 15 7 3 36 juta 60 Tidak pernah 4 juta Manado Cukup banyak Milik sendiri Milik sendiri dicatat
Rata rata/ dominan 44 SMA 6 3 2 12.7 juta 45 Tidak pernah 2.1 juta Manado Cukup banyak Milik sendiri Milik sendiri dicatat
Terendah 33 SD 1 1 1 500 ribu 20 1 juta Luar manado Banyak Sewa sewa Pakai software
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
98
15
Konsumen utama
Dari luar tempat tinggal 16 Masalah yang dihadapi Kurangnya pengetahuan tentang manajemen dan akuntansi UMKM Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Dari luar tempat tinggal -
Sekitar tempat tinggal Masalah pungli (punggutan liar) yang cukup signifikan
Secara rata rata UMKM di Kecamatan Wenang dimiliki oleh pemilik dengan umur diatas 40 tahun dengan pendidikan SMA. Jumlah karyawan masih kecil karena usaha rumahan. Mereka cenderung tidak pernah mendapatkan pelatihan bisnis atau manajemen UMKM. Status tempat usaha masih dimiliki sendiri dengan konsumen yang lebih banyak di sekitar tempat tinggal.
Tabel 4.14. Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Tikala No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Umur pemilik Pendidikan pemilik Umur usaha Jumlah karyawan Karyawan wanita Rata rata penjualan / bulan Laba bersih (%) Pernah ikut pelatihan Gaji / bulan Asal karyawan Jenis usaha yang sama Status tempat usaha Status tanah usaha Sistem pembukuan Konsumen utama
tertinggi
54 S1 29 10 3 100 juta 80 Tidak pernah 3 juta Manado Cukup banyak Milik sendiri Milik sendiri Dicatat Dari luar tempat tinggal 16 Masalah yang dihadapi Hasil bisnis/ usaha sudah cukup bagi keluarga saya Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Rata rata/ dominan 39 SMA 6 3 2 17.3 juta 42 Tidak pernah 1.95 juta Manado Cukup banyak Milik sendiri Milik sendiri Dicatat Dari luar tempat tinggal -
Terendah 25 SMP 1 1 0 600 ribu 30 800 ribu Luar Manado banyak Pakai software sekitar tempat tinggal Akses Pemasaran yang terbatas
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
99
Secara rata rata UMKM di Kecamatan Tikala dimiliki oleh pemilik dengan umur dibawah 40 tahun dengan pendidikan SMA. Jumlah karyawan masih kecil karena usaha rumahan. Mereka cenderung tidak pernah mendapatkan pelatihan bisnis atau manajemen UMKM. Status tempat usaha masih dimiliki sendiri dengan konsumen yang lebih banyak di sekitar tempat tinggal.
Tabel 4.15 Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Singkil No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Umur pemilik Pendidikan pemilik Umur usaha Jumlah karyawan Karyawan wanita Rata rata penjualan / bulan Laba bersih (%) Pernah ikut pelatihan Gaji / bulan Asal karyawan Jenis usaha yang sama Status tempat usaha Status tanah usaha Sistem pembukuan Konsumen utama
tertinggi
43 S1 6 4 3 30 Juta 60 Tidak pernah 2 juta Manado Cukup banyak Milik sendiri Milik sendiri Dicatat Dari luar tempat tinggal 16 Masalah yang dihadapi Hasil bisnis/ usaha sudah cukup bagi keluarga saya Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Rata rata/ dominan 35 SMP 4 2 1 9.7 juta 38 Tidak pernah 1.6 juta Manado Cukup banyak Milik sendiri Milik sendiri Dicatat Dari luar tempat tinggal -
Terendah 26 SMP 1 1 0 1.5 juta 20 1 juta Luar Manado sedikit Tidak Dicatat sekitar tempat tinggal Sulitnya mendapatkan tambahan modal
Secara rata rata UMKM di Kecamatan Singkil dimiliki oleh pemilik dengan umur dibawah 40 tahun dengan pendidikan SMP. Jumlah karyawan masih kecil karena usaha rumahan. Mereka cenderung tidak pernah mendapatkan pelatihan bisnis atau manajemen UMKM. Status tempat usaha masih dimiliki sendiri dengan konsumen yang lebih banyak di sekitar tempat tinggal.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
100
Tabel 4.16. Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Sario No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Umur pemilik Pendidikan pemilik Umur usaha Jumlah karyawan Karyawan wanita Rata rata penjualan / bulan Laba bersih (%) Pernah ikut pelatihan Gaji / bulan Asal karyawan Jenis usaha yang sama Status tempat usaha Status tanah usaha Sistem pembukuan Konsumen utama
tertinggi
52 S1 8 6 3 25 juta 50 Tidak pernah 3 juta Manado Sedikit Milik sendiri Milik sendiri Dicatat Dari luar tempat tinggal 16 Masalah yang dihadapi Sulitnya mendapatkan tambahan modal Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Rata rata/ dominan 34 SMA 3 4 2 9.4 juta 35 Tidak pernah 1.5 juta Manado sedikit Milik sendiri Milik sendiri Dicatat Dari luar tempat tinggal -
Terendah 20 1 1 0 500 ribu 30 pernah 800 ribu Luar Manado banyak Sewa sewa Tidak Dicatat sekitar tempat tinggal Akses Pemasaran yang terbatas
Secara rata rata UMKM di Kecamatan Sario dimiliki oleh pemilik dengan umur dibawah 40 tahun dengan pendidikan SMA. Jumlah karyawan masih kecil karena usaha rumahan. Mereka cenderung tidak pernah mendapatkan pelatihan bisnis atau manajemen UMKM. Status tempat usaha masih dimiliki sendiri dengan konsumen yang lebih banyak di sekitar tempat tinggal.
Tabel 4.17. Karakteristik Umum UMKM Kecamatan Bunaken No
Keterangan
tertinggi
1 2 3 4 5 6
Umur pemilik Pendidikan pemilik Umur usaha Jumlah karyawan Karyawan wanita Rata rata penjualan / bulan
53 SMA 10 2 2 50 Juta
Rata rata/ dominan 38 SMA 5 2 1 12.8 juta
Terendah 20 SMP 4 1 1 1 juta
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
101
7 8 9 10 11 12 13 14 15
Laba bersih (%) Pernah ikut pelatihan Gaji / bulan Asal karyawan Jenis usaha yang sama Status tempat usaha Status tanah usaha Sistem pembukuan Konsumen utama
60 Tidak pernah 3 juta Manado sedikit Milik sendiri Milik sendiri Dicatat sekitar tempat tinggal 16 Masalah yang dihadapi Saya sudah cukup puas dengan kondisi hasil saat ini Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
41 Tidak pernah 1.7 juta Manado sedikit Milik sendiri Milik sendiri Dicatat sekitar tempat tinggal -
25 1 juta Tidak Dicatat Diluar tempat tinggal Dari kecil saya tidak mendapatkan didikan sebagai pengusaha
Secara rata rata UMKM di Kecamatan Bunaken dimiliki oleh pemilik dengan umur dibawah 40 tahun dengan pendidikan SMA. Jumlah karyawan masih kecil karena usaha rumahan. Mereka cenderung tidak pernah mendapatkan pelatihan bisnis atau manajemen UMKM. Status tempat usaha masih dimiliki sendiri dengan konsumen yang lebih banyak di sekitar tempat tinggal.
Analisis Dari hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik UMKM di 9 kecematan yang ada di Kota Manado, tidak terlalu menyolok perbedaanya. Homogenitas karakteristik ini mungkin disebabkan karena produk dan lingkup pasar yang dimiliki, mirip satu dengan yang lain. Produk yang standart, yang kurang inovatif dalam pengembangan produk menyebabkan terdapat tingkat kesamaan yang merata. Juga dari sisi lingkup pasar yang dilayani yang masih sempit, ini menyebabkan pola pengelolaan bisnis atau manajemen UMKM menjadi tradisional dan jarang berkembang. Konsekuensi logis dari hal itu adalah pola operasi dari UMKM yang ada di Kota Manado Menjadi relatif sama. Dengan demikian maka karakteristik UMKM per kecamatan menjadi relatif sama.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
102 4.4.3. Analisis UMKM per Kelurahan Pada bagian ini akan dikomparasikan karakteristik UMKM per kelurahan dengan tiga variabel utama yaitu rata rata sales / bulan, laba bersih dan gaji rata rata.
A. Unit Usaha ; Ojek Gambar 4.36 Usaha : ojek (rata rata sales/ bulan)
Gambar 4.37 Usaha : ojek (laba bersih %)
winangun 2
winangun 2
kombos barat
winangun 1
kombos barat
taas
malalayang 1
taas
winangun 1
malalayang 1 karombasa n selatan
karombasan selatan
Gambar 4.38 Usaha Ojek (gaji rata rata) malalayang 1
kombos barat
taas
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan karombasan Selatan dan terendah di Kelurahan Taas , untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan malalayang 1 dan winangun 1 dan terendah di Kelurahan Kombos barat dan untuk gaji rata rata, tertinggi di Kelurahan Kombos Barat dan terendah di Kelurahan Taas
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
103
B. Unit Usaha ; Warung Kelontong
Gambar 4.40. Usaha warung kelontong (laba bersih %))
Gambar 4.39. Usaha warung kelontong (rata rata sales/bulan) Ranotana weru winangun 2 Meras molas banjer
winangun 1 winangun 2
mahakeret barat
malalayan…
Meras
teling bawah
molas
bumi beringin
banjer
Kleak Sindulang 2 Ranotana…
teling atas
teling atas
bumi…
mahakeret… teling…
Gambar 4.41 Usaha Warung Kelontong (gaji rata rata) malalayang 2 karombasan utara
Meras
mahakeret barat
molas
teling bawah
teling atas bumi beringin
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan Mahakeret barat dan terendah di Kelurahan Ranotana Weru dan banjer , untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan Teling dan Meras dan terendah di Kelurahan Winangun 1 dan untuk gaji rata rata, tertinggi di
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
104 Kelurahan teling atas, Mahakeret barat dan teling bawah dan terendah di Kelurahan karombasan Utara dan meras
C. Unit Usaha ; Warung Kelontong Gambar 4.42 Usaha Warung makan (rata rata sales/bulan)
Gambar 4.43 Usaha warung Makan (laba bersih %)
sindulang 2 molas Kleak bailang malalyang 2 Ranotana Sindulang 1 weru karombasan Sumompo utara sario teling tumpaan bawah wenang sario utara bumi selatan paAL 2 beringin tikala baru
sindulang 2 molas Kleak Sindulang bailang 1 karombasa Sumompo n utara teling sario utara bawah wenang paAL 2 bumi selatan tikala baru beringin
Gambar 4.44 Usaha Warung makan (gaji rata rata) Kleak molas bailang
Sindulang 1 Sumompo
karombasan…
teling bawah
sario tumpaan
wenang selatan
sario utara
bumi beringin paAL 2
tikala baru
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
105 Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan karombasan Utara dan terendah di Kelurahan Sindulang , untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan Teling bawah dan terendah di Kelurahan Wenang Selatan dan untuk gaji rata rata, tertinggi di Kelurahan karombasan dan terendah di Kelurahan Kleak, Wenang selatan, Tikala baru, Sario Utara dan Sario Tumpaan.
D. Unit Usaha ; Mikrolet Gambar 4.45 USaha mikrolet (rata rata sales/bulan)
Gambar 4.46 Usaha mikrolet (laba bersih %)
Maasing
Maasing
Sario Kota baru
Sumompo
Sario Kota baru
Sumompo
telling atas
karombas an selatan
telling atas
karombas an selatan
karombas an utara
karombas an utara
Gambar 4.47. Usaha Mikrolet (Gaji rata rata)
Maasing Sario Kota baru
Sumompo
telling atas
karombas an selatan karombas an utara
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
106 Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan Sario Kota baru dan terendah di Kelurahan karombasan Utara, untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan karombasan Selatan dan terendah di Kelurahan Sario Kota baru dan untuk gaji rata rata, tertinggi di Kelurahan Sario Kota baru dan terendah di Kelurahan maasing dan Sumompo.
E. Unit Usaha ; Fotocopy
Gambar 4.48. Usaha Fotocopy (rata rata sales / bulan)
Gambar 4.49. Usaha Fotocopy (laba bersih %)
batu kota
batu kota teling bawah teling bawah
Paniki bawah
istoqal istoqal
Gambar 4.50 USaha Fotocopy (Gaji rata Rata)
batu kota
teling bawah
istoqal
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan teling bawah dan terendah di Kelurahan batu kota , untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan Batu Kota dan terendah di Kelurahan Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
107 paniki bawah dan teling bawah dan untuk gaji rata rata, tertinggi di Kelurahan teling bawah dan terendah di Kelurahan Istiqal.
F. Unit Usaha ; Kios/ Warung Pulsa Gambar 4. 51 Usaha Kios Pulsa (rata rata sales / bulan)
Gambar 4.52. Usaha Kios Pulsa (Laba bersih %)
bumi nyiur Peniki taas Bawah teling tikala baru bawah kombos banjer barat ternate paAL 2 baru singkil 1 taas bumi Mahawu karombasan Ranotana beringin selatan weru
bumi nyiur taas Peniki… tikala baru teling… kombos… banjer sario Ranotana
paAL 2 taas
ternate… Mahawu singkil 1 Sindulang 1 bumi… Ranotana… karombas…
Gambar 4.53. USaha Kios Pulsa (Gaji rata rata)
Peniki Bawah teling bawah
taas kombos barat
banjer
singkil 1
paAL 2
bumi beringin
taas karombasan selatan
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
108 Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan mahawu dan terendah di Kelurahan ternate , untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan Tikala Baru dan terendah di Kelurahan Bumi Nyiur dan untuk gaji rata rata, tertinggi di Kelurahan taas dan banjer dan terendah di Kelurahan karombasan Selatan.
G. Unit Usaha ; Bengkel Gambar 4.54. Usaha Bengkel (rata rata sales / bulan)
Gambar 4.55. Usaha Bengkel (Laba Bersih %)
Paniki bawah
Paniki bawah
Sindulang 1
Ranotana weru
bumi beringin
Sindulang 1
Ranotana weru
bumi beringin
pakowa
pakowa buha
buha
Gambar 4.56. Usaha Bengkel (Gaji rata rata) Paniki bawah Ranotana weru
Sindulang 1
bumi beringin
pakowa
buha
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan Buha dan terendah di Kelurahan ranotana weru , untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan Buha dan terendah di
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
109 Kelurahan Ranotana Weru dan untuk gaji rata rata, tertinggi di Kelurahan Buha dan terendah di Kelurahan ranotana weru.
H. Unit Usaha ; Loundri Gambar 4.57. Usaha Loundri (rata rata sales/bulan)
Gambar 4.58. Usaha loundri (Laba Bersih %)
malalyan g-kleak
malalyang -kleak
ternate baru
Ranotana weru
ternate baru
Ranotana weru
Gambar 4.59. USaha Loundri (Gaji rata rata) malalyangkleak
ternate baru
Ranotana weru
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan Ternate Baru dan terendah di Kelurahan Ranotana Weru , untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan malalayang Kleak dan terendah di Kelurahan Ternate Baru dan untuk gaji rata rata, tertinggi di Kelurahan Ternate Baru dan terendah di Kelurahan Ranotana Weru.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
110 I. Unit Usaha ; Toko Pakaian Jadi Gambar 4.60. Usaha Toko Pakaian Jadi (Rata rata sales/Bulan)
Gambar 4.61. Usaha Toko Pakaian Jadi (Laba Bersih %)
Paniki bawah
Paniki bawah
paAL 2
paAL 2
komo luar
komo luar
Gambar 4.62. Usaha Toko Pakaian ( Gaji Rata Rata) Paniki bawah
paAL 2
komo luar
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan Komo Luar dan terendah di Kelurahan Paniki Bawah , untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan Komo Luar dan terendah di Kelurahan Paniki bawah dan untuk gaji rata rata, tertinggi di Kelurahan Komo Luar dan terendah di Kelurahan Paniki bawah.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
111 J. Unit Usaha ; Toko Pakaian jadi Gambar 4.63. Usaha Toko Pakaian Jadi (Rata rata Sales/Bulan)
Gambar 4.64. USaha Toko Pakaian jadi (Laba Bersih %) Sindulang 1
Sindulang 1
titiwunge n utara
sario
titiwunge n utara
sario
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013
Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan Titiwungen Utara dan terendah di Kelurahan Sindulang 1 sedangkan untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan Sindulang 1 dan terendah di Kelurahan Titiwungen Utara
K. Unit Usaha ; Toko bangunan Gambar 4.65. USaha toko bangunan (Rata rata sales)
Gambar 4.66. USaha Toko Bangunan (Laba Bersih %)
tumum pa 2
tumum pa 2
taas Ranota na
karomb asan utara tikala baru
taas Ranota na
karomb asan utara tikala baru
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
112
Gambar 4.67. USaha Toko banunan (Gaji Rata rata) tumumpa 2
karombasa n utara
Ranotana
tikala baru
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan Taas dan terendah di Kelurahan Tumumpa 2 , untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan Tikala Baru dan Tumumpa 2 dan terendah di Kelurahan Tikala baru dan untuk gaji rata rata, tertinggi di Kelurahan Ranotana dan terendah di Kelurahan Karombasan Utara.
L. Unit Usaha ; Warnet Gambar 4.68. Usaha Warnet (rata rata sales)
Gambar 4.69. Usaha Warnet (Gaji rata rata)
Sario
Sario
mahakere t barat
molas mahakere t barat
molas
karombas an selatan
Sumber : Data Olahan Hasil Penelitian, 2013 Untuk rata rata sales, tertinggi di Kelurahan Sario dan terendah di Kelurahan Molas , sedangkan untuk laba bersih (%), tertinggi di Kelurahan Molas dan terendah di Kelurahan Sario
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
113
4.5. Konsep Pengembangan Usaha Ekonomi (UMKM) di Kota Manado A. Karakteristik Dasar Usaha Ekonomi (UMKM) di Manado Untuk karakteristik UMKM di Kota Manado, tidak terlalu jauh berbeda dengan tempat lain. Kebanyakan UMKM di Manado bergerak di bidang jasa dan perdagangan serta kuliner
Pola pengelolaan / manajemen sangat tradisional, hal ini disebabkan
karena kebanyakan lingkup usaha hanya lokal (sekitar tempat tinggal). Volume penjualan / sales masih sangat kecil, namun dalam jumlah kuantitas yang sangat banyak dan secara total sangat banyak menyerap tenaga kerja. Pola manajemen UMKM dan lingkup pasar yang sempit serta sikap kewirausahaan yang masih rendah menyebabkan UMKM di Kota Manado, sulit berkembang kearah bisnis dengan institusi bisnis yang formal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah utama yang dihadapi adalah kekurangan modal kerja dan investasi, bantuan pemerintah daerah dan sifat yang selalu cepat puas dengan hasil saat ini. Untuk kekurangan modal kerja dan modal investasi, perlu dikaji lebih lanjut. Hal ini disebabkan (berdasarkan pengamatan di lapangan) banyak pemilik usaha yang mengatakan kekurangan modal kerja namun tidak terjadi peningkatan permintaan yang cukup signifikan dalam usaha/ bisnis mereka. Padahal, kebutuhan modal kerja tercipta karena adanya permintaan yang tinggi dari konsumen, namun pengusaha tidak memiliki biaya operasional (kurang likuid).
Secara teori, pada kondisi ini,
barulah
kebutuhan akan modal kerja menjadi masalah yang krusial. Dari hasil penelitian dilapangan juga seringkali ditemukan bahwa pemilik usaha tidak mengetahui dengan jelas berapa kebutuhan modal kerja mereka tiap bulan. Untuk kebutuhan modal investasi, perlu untuk diberikan pelatihan tentang mekanisme perhitungan kebutuhan investasi .
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
114
Masalah UMKM di Kota Manado yang perlu solusi jangka panjang adalah “mind set” atas kewirausahaan itu sendiri. Kebanyakan pemilik usaha di Kota Manado, merasa cukup puas dengan hasil bisnis/usahanya saat ini.
B. Dasar Analisis Pengembangan Usaha Ekonomi (UMKM) di Manado Pada sub bab ini akan diuraikan beberapa dasar analisis untuk pengembangan atau pemberdayaan usaha ekonomi (UMKM) di Kota Manado. Dengan memaparkan beberapa pendekatan analisis untuk pengembangan atau pemberdayaan maka akan diperoleh sudut pandang yang lebih luas atas pengembangan atau pemberdayaan UMKM di Kota Manado.
1. Analisis Segitiga Emas (gold Triangle) Pengembangan UMKM Analisis segitiga emas didasari pada pemikiran bahwa untuk pengembangan dan pemberdayaan UMKM haruslah `mengkombinasikan tiga komponen atau unsur utama yaitu pihak pemerintah, bisnis / industri / pebisnis besar dadn universitas. Ketiga komponen ini memiliki fungsi dan peran masing masing yang saling terkait satu dengan yang lainnya.
Universitas
UMKM Pemerintah
Bisnis
Gambar 4.70. Segitiga Emas Pengembangan / Pemberdayaan UMKM
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
115
Pendekatan ini bersifat jangka panjang, pada tabel dibawah ini akan diuraikan tentang peran utama dari masing masing komponen dalam pengembangan atau pemberdayaan UMKM.
Tabel 4.18. Peran Utama Masing Masing Komponen dalam Pengembangan / Pemberdayaan UMKM Pemerintah
Bisnis / industri besar
Universitas / cendikiawan
Memberikan arahan
Memfasilitasi aspek
Menciptakan kurikulum
edukasi
pemasaran dan business
berorientasi pada
matching
kewirausahaan
Memberikan insentif fiskal
Menguatkan
Melakukan riset riset
maupun non fiskal
kewirasusahaan, dan
inovatif yang multidisiplin
melakukan business coaching dan monitoring Memberikan penghargaan
Memberikan bantuan
Penguatan lembaga
kepada UMKM berprestasi
keuangan / skema
lembaga pendidikan dan
pembiayaan
pelatihan
Menciptakan iklim usaha
Menjalin komunikasi yang
Sinkronisasi program
yang kondusif
kuat dengan UMKM
pengabdian kepada masyarakat
Sumber : Diolah kembali dari master plan ekonomi Kreatif
Kombinasi dari ketiga komponen tersebut akan memberikan suatu arah pengembangan / pemberdayaan terhadap UMKM yang lebih profesional dan berkelanjutan. Memang sampai saat ini peranan ketiga komponen tersebut belum optimal dan tidak sistematis. Artinya ada kesenjangan yang menyebabkan program program terhadap pengembangan dan pemberdayaan UMKM, khususnya di Kota Manado, masih parsial. Masing masing komponen bekerja sendiri sendiri terhadap pengembangan atau pemberdayaan UMKM di Kota Manado.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
116
Tabel 4.19.Kondisi eksisting dan ideal peran Masing Masing Komponen dalam Pengembangan / Pemberdayaan UMKM di Kota Manado Pemerintah
Kondisi eksisting
Kondisi Ideal
Memberikan arahan
Koordinasi antar SKPD
Merancang dan
edukasi
yang terkait dengan UMKM
mengaplikasikan program
masih rendah, sehingga
pembinaan / pelatihan
program program atau
UMKM yang terarah dan
kegiatan kegiatan yang
berkesinambungan
dilakukan SKPD terkait,
(adanya program bersama)
belum optimal hasilnya. Memberikan insentif fiskal
Belum ada skema fiskal
UMKM diberikan fasilitas
maupun non fiskal
dan non fiskal yangh jelas
insentif fiskal maupun non
dan kuat secara hukum
fiskal yang signifikan (perlu
bagi UMKM
diatur dalam perda)
Sudah dilakukan
Diadakanya kompetisi
Memberikan penghargaan kepada UMKM berprestasi
UMKM berprestasi yang terus menerus dilakukan oleh SKPD terkait
Menciptakan iklim usaha
Pengurusan Perijinan
Terdapat kemudahan,
yang kondusif
masih relatif memakan
kecepatan dan rendah
waktu lama dan cenderung
biaya dalam dalam
high cost (belum ada
perijinan pendirian dan
standart waktu dan biaya
pengoperasian UMKM
penyelesaian perijinan yang diterapkan secara konsisten)
Bisnis / industri besar
Kondisi eksisting
Kondisi Ideal
Memfasilitasi aspek
Pihak pebisnis besar /
Pihak pebisnis besar /
pemasaran dan business
industri besar masih belum
industri besar yang terkait
matching
optimal (terkesan cuek),
bekerja sama dengan
program program CSR
skema skema kemitraan
masih didominasi pada
yang kuat dengan UMKM
pemberian soft kredit
dalam aspek pemasaaran
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
117
secara selektif dan masih
dan business matching
terarah pada masyarakat umum non UMKM Menguatkan
Pihak pebisnis besar /
Pihak pebisnis besar /
kewirausahaan, dan
industri besar masih sedikit
industri besar secara
melakukan business
yang melakukan penguatan
berkelanjutan dan
coaching dan monitoring
kewirausahaan (CSR
tersistematis melakukan
dalam bentuk training atau
penguatan kewirausahaan,
business coaching )
dan melakukan business
apalagi menyangkut
coaching dan monitoring
monitoring UMKM
terhadap UMKM
Memberikan bantuan
BUMN masih sedikit yang
BUMN seharusnya lebih
keuangan / skema
memberikan skema
peduli terhadap pemberian
pembiayaan
pembiayaan mikro dan
skema pembiayaan kepada
jumlah yang tidak terlalu
UMKM, menurut Kepmen
besar (biasanya
BUMN, 5 % dari laba
perbankan, PT jasaraharja
adalah untuk program CSR
dan Pegadaian)
pada UMKM.
Menjalin komunikasi yang
Pihak pebisnis besar /
Pihak pebisnis besar /
kuat dengan UMKM
industri besar masih belum
industri besar memiliki
memiliki program
program komunikasi yang
komunikasi yang kontinue
kontinue dan efisien
dan efisien dengan UMKM
dengan UMKM (secara
(masih pasif)
aktif)
Universitas / cendikiawan
Kondisi eksisting
Kondisi Ideal
Menciptakan kurikulum
Masih sedikit program studi
Lembaga lembaga
berorientasi pada
yang memiliki kurikulum
pendidikan memiliki
kewirausahaan
pendidikan kewirausahaan
orientasi kurikulum pada
yang kuat.
kewirausahaan
Melakukan riset riset
Masih sedikit riset riset di
Riset riset yang dilakukan
inovatif yang multidisiplin
universitas yang
seharusnya bersifat
berorientasi pada
aplikatif yang relevan
perolehan HAKI
dengan pengembangan dan pemberdayaan UMKM
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
118
Penguatan lembaga
Masih jarangnya lembaga
Universitas dan lembaga
lembaga pendidikan dan
lembaga pendidikan dan
pendidikan tinggi laiinya
pelatihan
pelatihan, yang khusus
memiliki “UMKM center”
tentang UMKM Sinkronisasi program
Program program
Program program
pengabdian kepada
pengabdian pada
pengabdian kepada
masyarakat
masyarakat masih bersifat
masyarakat diarahkan
seremonial belum terfokus
bukan hanya pada
pada penguatan UMKM
pelatihan atau sosialisasi
secara berkelanjutan
melainkan pada penguatan UMKM secara berkelanjutan
Sumber : Diolah oleh peneliti
Konsep Peranan Pemerintah Dalam Pengembangan dan Pemberdayaan UMKM Peran pemerintah dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM sangat krusial. Dari konsepi Pengembangan Perekonomian kelurahan / Desa / Lokal, didasari pada beberapa konsep penting yaitu : 1. Konsep Pengembangan Berbasis Sumberdaya Lokal 2. Konsep Pengembangan Perekonomian Lokal ( Local Economic Development ) 3.
Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development)
4. Konsep Pengembangan Ekonomi Masyarakat(Community Economic Development) 5. Konsep Pengembangan Alternatif (Alternative Development) Semua konsep ini membutuhkan peranan pemerintah khususnya pemerintah kelurahan. Pada dasarnya ada 4 ( Empat ) Peran Pemerintah keluarahan/Desa yaitu : 1. Peran Entrepreneur 2. Peran Koordinator 3. Peran Fasilitator 4. Peran Stimulator
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
119
Secara spesifik peranan pemerintah kelurahan bukan hanya memiliki peran administrator, namun lebih luas dari itu, salah satunya adalah peranan sebagai entrepeneur. Konsep ini merupakan konsep baru yang sering kita dengar yaitu konsep reinvesting government. Pemerintah kelurahan adalah pemerintah unit terkecil dari suatu Kota / kabupaten yang berhadapan langsun dengan masyarakat dan pelaku usaha UMKM. Sehingga secara logis dapat dikatakan bahwa pemerintah kelurahan memiliki peran atau andil yang signifikan dalam pengembangan atau pemberdayaan UMKM (usaha usaha ekonomi) di suatu daerah. Dalam konteks Komponen pemberdayaan, secara spesifik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.71.Komponen Pemberdayaan UMKM Sumber : Materi Presentasi, SISTEM INOVASI DAERAH, Herry Suhermanto, JFP Madya – Bappenas , di download Agustus 2013
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
120
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa salah satu peran pemerintah kelurahan atau kota adalah menyangkut ketersediaan aspek regulasi yang menyangkut UMKM. Dari sisi SKPD peranannya dapat berupa bantuan dalam hal promosi, pelatihan dan aspek lainnya.
C.Analisis Inkubator Bisnis UMKM di Kota Manado Inkubator
bisnis
merupakan
salah
satu
bentuk
pengembangan
dan
pemberdayaan UMKM jangka panjang. Sampai saat ini belum ada program inkubator bisnis yang dijalankan oleh pemerintah Kota Manado. Inkubator bisnis secara jangka panjang dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Menurut Hon. Peter Reith, MP (2000), bahwa inkubator dirancang untuk membantu usaha baru sehingga mapan dan mampu meraih laba dengan menyediakan informasi, konsultasi, jasa-jasa, dan dukungan yang lain.
Posisi Strategis Inkubator Bisnis Inkubator bisnis memiliki posisi strategis dalam perekonomian daerah karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar (pro employment), mengurangi kemiskinan (pro poor), memperkokoh landasan ekonomi kerakyatan, meningkatkan
pendapatan
masyarakat
(pro
income),
meningkatkan
PDRB,
meningkatkan pendapatan daerah lewat pajak dan restribusi, dan menciptakan infrastruktur bisnis untuk iklim bisnis yang baik (pro investment) di Kota Manado. Menurut penelitian yang dilakukan HSBC bulan Mei tahun 2008 tentang perilaku bisnis UKM yang menarik sampel dari 2008 UKM di 10 negara Asia Pasifik mengatakan bahwa ketidakpastian ekonomi tidak berpengaruh terhadap keputusan mereka berinvestasi secara regional. Artinya : investasi di UMKM tidak terpengaruh oleh siklus ekonomi jadi UMKM yang terbentuk lewat incubator bisnis akan lebih eksis ketimbang yang lainnya (lebih permanen). Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
121
Program inkubator bisnis juga dapat mengoptimalkan sumber-sumber daya produksi lokal / daerah sehingga mampu menunjang perekonomian daerah. Juga dapat mengoptimalkan arus masuk dan perkembangan investasi lokal, nasional maupun asing ke Sulawesi Utara. Yang pada akhirnya meningkatkan tujuan perekonomian bagi masyarakat yaitu kesejahtraan (walfare). Karena prinsip dari bisnis incubator adalah (1) Positive impact on community’s economic situation – new companies bring in wealth and Jobs. (2) Model of sustainable efficient business operation – how to make business work in terms of revenue, cost and benefits to community.
C.Analisis Marketing MIX UMKM di Kota Manado Marketing mix (bauran pemasaran) merupakan komponen inti dari strategi pemasaran, yang bisa diaplikasikan pada produk maupun jasa. Analisis ini lebih difokuskan pada analisis produk / jasa yang diberikan UMKM.
Tabel 4.20. Analisis Marketing MIX UMKM Kota Manado Stretagi
Kondisi eksisting
Kondisi Ideal
Pemasaran Produk /
Belum terstrandarisasi baik
Terstandarisasi (komposisi,
jasa
komposisi, kemasan, cara penyajian
kemasan, cara penyajian, dll)
, dll Pelayanan kepada konsumen masih
Pelayanan kepada konsumen
rendah dan belum empati
tinggi dan empati
Inovasi dan diversifikasi produk
Terdapat inovasi dan diversifikasi
belum optimal (produk / jasa apa
produk/jasa
adanya, dari turun temurun) Fasilitas pendukung usaha masih
Fasilitas pendukung usaha
kurang
lengkap (misalnya : rumah makan harus ada tempat parkir yang cukup luas sehingga tidak
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
122
menggangu lalu lintas) Konsumen utama masih didominasi
Konsumen utama didominasi oleh
oleh konsumen sekitar tempat
luar tempat tinggal
tinggal Harga
Belum ada standarisasi harga (hal
Harga yang sama untuk produk
ini disebabkan komposisi produk
yang sama (standarisasi harga),
atau jasa berbeda beda antara
selisih hanya berupa biaya
pelaku UMKM, contoh sederhana,
transportasi (contoh harga di
Tinutuan (bubur Manado),
KFC)
komposisi sayuran masih berbeda beda antar penjual. Banyak harga jual tidak termasuk
Harga jual seharusnya sudah
pajak
termasuk pajak (ada penerimaan kas daerah dari pajak)
Tidak ada insentif pajak
Diberikan insentif pajak pada UMKM (pengurangan prosentase tertentu dalam jangka waktu tertentu)
Fasilitas pinjaman dijamin oleh
UMKM seharusnya mendapatkan
asset pemilik UMKM
fasilitas pinjaman atau pembiayaan yang dijamin oleh pemerintah
Distribusi
Jalur distribusi produk atau bahan
Seharusnya Jalur distribusi
baku produk masih panjang
produk atau bahan baku produk
sehingga high cost
pendek sehingga low cost
Belum ada UMKM center sebagai
terdapat UMKM center sebagai
media pemegang jalur distribusi
media pemegang jalur distribusi
utama pada level kecamatan yang
utama pada level kecamatan
menyuplai produk atau bahan baku
yang menyuplai produk atau
produk yang akan digunakan UMKM bahan baku produk yang akan digunakan UMKM Peranan koperasi dalam
Peranan yang tinggi dari koperasi
pengembangan dan pemberdayaan
dalam pengembangan dan
UMKM di Kota Manado masih
pemberdayaan UMKM di Kota
rendah
Manado
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
123
Penentuan lokasi berusaha belum
Penentuan lokasi berusaha
strategis
UMKM haruslah memiliki sifat strategis dan mudah dijangkau
Promosi
Lokasi UMKM yang sejenis masih
Ada lokasi khusus yang
terpisah pisah (yang ada hanya di
menampung UMKM sejenis
Jalan Waikeke untuk bubur
(cluster) atau minimal kawasan
manado, namun sering macet kalau
UMKM (kawasan kuliner
jam jam sibuk)
misalnya)
Telah dilaksanakan
Promosi dibantu oleh SKPD terkait
Media promosi kebanyakan hanya
Media promosi seharusnya
promosi dari mulut kemulut
beragam (visual maupun non visual)
Di level kementrian telah ada,
Perlu ada data base untuk UMKM
namun dilevel daerah masih minim
di Kota Manado yang dipublikasikan kepada masyarakat luas (dalam dan luar negeri)
Sumber : Diolah oleh peneliti
D. Konsep Strategi Pengembangan dan Pemberdayaan Usaha Ekonomi (UMKM) di Kota Manado Berdasarkan hasil penelitian dan analisis maka peneliti merumuskan tiga strategi utama dalam pengembagan dan pemberdayaan Usaha ekonomi (UMKM) di Kota Manado, yaitu : 1. Strategi pemerkayaan produk/jasa (jangka pendek) 2. Strategi logisitik (jangka menengah) 3. Strategi Inkubator bisnis (jangka panjang) Untuk lebih detailnya strategi ini maka akan dibahas satu demi satu untuk ketiga strategi yang diutarakan tersebut. Strategi strategi ini (baik jangka pendek, menengah
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
124
maupun panjang akan diarahkan pada penciptaan tahap kemapaman UMKM di Kota Manado.
Gambar 4.72.Tahapan Kematangan UMKM Sumber : Materi Presentasi, SISTEM INOVASI DAERAH, Herry Suhermanto, JFP Madya – Bappenas , di download Agustus 2013
Pada tahap kemapanan sistem birokrasi yang berorientasi pada Reinvesting Government telah tercapai secara optimal. Dari sisi bisnis, sistem operasi dan manajemen yang profesional telah berjalan dengan baik. UMKM sudah bertransformasi pada usaha bisnis yang informasi menjadi formal (berbadan hukum). Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan telah besar dengan lingkup pemasaran yang tidak lokal lagi. Untuk itu dibutuhkan road map untuk pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Kota Manado. Untuk road map dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
125
Gambar 4.73.Tahapan Pengembangan UMKM di Kota Manado
Strategi 1 : Strategi Pemerkayaan Produk/Jasa (Jangka Pendek) Strategi pemerkayaan produk atau jasa bertujuan untuk memperkaya dalam bentuk merancang cara cara inovatif dalam mengembangkan produk atau jasa atau dengan cara melakukan diversifikasi horizontal atas produk eksisting. Misalnya : pengusaha ojek, diperkaya produknya dengan menambahkan fungsi ojek sebagai media delivery, bukan hanya mengantarkan orang namun menerima pesanan dan pengantaran barang atau pesanan khusus lainnya. Strategi
ini membutuhkan
banyak
pelatihan
dan
pendampingan
serta
pengembangan produk / jasa yang melibatkan aspek universitas, pemerintah dan pengusaha / pebisnis besar di Kota Manado (seperti program kemitraan). Program – program yang dapat dilakukan untuk merealisasikan strategi ini adalah : 1. Pelatihan inovasi dan pemerkayaan produk/ jasa UMKM 2. Penguatan jiwa kewirausahaan 3. Penyediaan skema pembiayaan kredit mikro UMKM 4. Pembentukan mitra mitra bisnis antara UMKM, BUMN, SKPD terkait dan pengusaha besar. 5. Penyediaan teknologi atau fasilitas penunjang lainnya
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
126
Strategi 2 : Strategi logisitik (jangka menengah) Strategi logistik bertujuan membentuk cooperative centre yang bertujuan sebagai warehousing yang akan memberikan supply barang jadi atau bahan baku yang terstandarisasi kepada UMKM yang menjadi anggotanya. Ide dari strategi ini adalah menciptakan kesinambunan barang jadi atau bahan baku yang tersupply ke UMKM serta biaya yang relatif lebih murah. Namun kunci dari strategi ini adalah penciptaan cooperative centre pada level kecamatan (induk) dan kelurahan (perwakilan). Yang jadi masalah adalah siapa yang mengelola cooperative centre ini. Pengelola cooperative centre haruslah lembaga yang profesional dan masih dalam kontrol pemerintah. Salah satu badan yang potensial adalah koperasi. Namun pengelola koperasi haruslah orang orang yang profesional, yang harus lebih baik dari kondisi pengelolaan koperasi saat ini. Aspek kedua adalah masalah pembiayaan, karena strategi ini membutuhkan modal investasi dan modal kerja yang cukup besar. Untuk itu diperlukan bantuan dari Dinas Perindustrian dan perdagangan, yang dapat mengalokasikan dana atau program pada penciptaan cooperative centre ini. Hal ini disebabkan, hanya dinas ini yang memiliki program pengembangan pasar komoditas. Disamping kelemahannya maka terdapat banyak kelebihan dari strategi ini, antara lain, tercipta suatu jaringan supply demand produk yang lebih terjamin harga dan ketersediaanya. Juga dengan institusi ini, pemerintah daerah mudah dalam mengontrol UMKM yang jadi konsumen cooperative centre ini. Juga akan tercipta standarisasi produk yang dihasilkan oleh UMKM dengan harga yang lebih rendah. Sistem logistik ini juga dapat dikoneksikan dengan sistem logistik daerah (Silogda) sehingga bisa menjamin ketersediaan bahan pangan dan komoditas lainnya, serta menjamin kestabilan harga di Kota Manado. Untuk mencapai hal tersebut maka strategi utama yang harus segera direalisasikan adalah : Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
127
1. Pembuatan/Pembangunan Cooperative Center di 11 Kecamatan yang ada di Kota Manado 2. Pemetaan Klaster usaha UMKM di tiap kecamatan 3. Kampanye standar kualitas produk (produk lokal) yang berbasis keamanan dan kenyamanan konsumsi 4. Penggunaan dan pemanfaatan tenaga kerja lokal untuk mengurangi penggangguran dan kemiskinan 5. Menciptakan koperasi modern yang lebih professional 6. Menciptakan UMKM – UMKM yang lebih professional dan sustainable 7. Menciptakan image masyarakat setempat untuk percaya, nyaman dan setia mengkonsumsi produk local
Logistic Strategy Suppliers Suppliers
1. Lokal (Prioritas Utama) 2. Nasional/ antar propinsi (Prioritas) 3. Internasional (Prioritas pelengkap)
Clusters UMKM Supply Supply Cooperative Center Transportasi & Informasi
Demand
Warung Sembako
Kios Makan
Kios Bangunan
Ojek
Salon/ Barbershop
Pertukangan
Kios pulsa
dll
Konsumen
Transportasi & Informasi
Demand
Gambar 4.74.Konsep Strategi Logistik untuk UMKM di Kota Manado
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
128
Sedangkan Program Kerja (Aplikasi) yang dapat diterapkan dalam jangka waktu pendek dan menengah adalah : 1. Pelatihan profesionalisme bagi pengelola manajemen koperasi (Cooperative Center) di 11 Kecamatan 2. Pelatihan profesionalisme UMKM bagi Pemilik dan Pekerja UMKM 3. Pelatihan usaha-usaha kreatif dan inovatif berbasis produk lokal bagi pemilik UMKM 4. Penciptaan kegiatan usaha UMKM berbasis sosio-kultur masyakat lokal di setiap kecamatan (kelurahan UMKM) 5. Penyediaan Infrastuktur publik penunjang kegiatan usaha UMKM 6. Kompetisi tahunan bagi Cooperative Center dan UMKM terbaik 7. Memfasilitasi produk dan kelurahan UMKM menjadi salah satu objek wisata
Strategi 3 : Strategi Inkubator Bisnis (jangka panjang) Strategi inkubator bisnis bertujuan untuk menciptakan UMKM-UMKM baru yang tangguh di masa depan. Strategi ini bersifat jangka panjang.
Visi dan Misi Inkubator Bisnis Di Kota Manado Sehingga visi incubator bisnis di Kota Manado dapat dirumuskan sebagai berikut : “ Membangun usaha-usaha lokal yang unggul, professional dan berbasis sumberdaya ekonomi lokal untuk pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Kota Manado yang kuat, mapan dan berkelanjutan”. Untuk mencapai visi incubator bisnis di Kota Manado maka misi dirumuskan sebagai berikut : (1) Melakukan identifikasi sebanyak / selengkap mungkin potensi-potensi usaha lokal berbasis sektor-sektor unggulan di Kota Manado. (2) Menciptakan sebanyak mungkin bisnis-bisnis baru berbasis incubator bisnis yang professional. (3) Menciptakan cluster-cluster bisnis baru yang potensial Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
129
(4) Memonitoring / menjaga perkembangan bisnis baru hasil incubator bisnis agar tetap bertahan dan berkembang minimal 10 tahun setelah lepas dari program incubator bisnis.
Analisis SWOT Strategi Inkubator Bisnis di Kota Manado Aspek Kekuatan Kekuatan-kekuatan dalam penciptaan incubator bisnis di Kota Manado yaitu : a. Minat berusaha yang tinggi bagi masyarakat Kota Manado (peningkatan Jumlah UMKM di Kota Manado yang cukup signifikan) b. Kepedulian pemerintah daerah atas penciptaan incubator bisnis yang tinggi. c. Adanya
Dukungan
pemerintah
daerah/regional
dalam
bentuk
pendanaan
pembangunan fasilitas fisik inkubator, dan kredit lunak jangka panjang untuk pengelolaan inkubator. d. Dukungan lembaga keuangan baik pemerintah maupun swasta dalam bentuk kredit usaha bagi tenant inkubator. e. Komitmen perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk pengembangan tekonologi dan alih teknologi bagi tenant inkubator.
Aspek Kelemahan Kelemahan-kelemahan dalam penciptaan incubator bisnis di Kota Manado yaitu : a. Masih belum adanya pilot project incubator bisnis yang sukses di Kota Manado. b. Masih kurangnya tenaga professional yang bekerja full time serta memiliki komitmen yang tinggi untuk bangun incubator bisnis. c. Pengetahuan manajerial para tenant incubator bisnis yang masih rendah d. rendahnya kemampuan menyusun rencana bisnis (business plan) e. masih belum adanya aspek space bagi pengusaha baru Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
130
Aspek Peluang Peluang-peluang dalam penciptaan incubator bisnis di Kota Manado yaitu : a. Perkembangan bisnis yang cukup tinggi di Kota Manado, khususnya 5 tahun belakangan. b. Peluang bisnis yang lebih besar akibat free trade antara china dan Indonesia c. Iklim bisnis yang kondusif di Kota Manado d. Kepedulian pemerintah daerah/nasional yang tinggi atas UMKM
Aspek Ancaman Ancaman-Ancaman dalam penciptaan incubator bisnis di Kota Manado yaitu : a. Persaingan bisnis yang mulai tinggi karena masuknya pengusaha-pengusaha dari daerah lain. b. Tingginya angka kegagalan untuk bisnis baru
Matriks SWOT dan TOWS (MATRIKS STRATEGI) Untuk matriks Swot dan Tows Digambarkan sebagai berikut :
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
131
Tabel 4. 21. Analisis SWOT Dan TOWS (matriks strategi) Peluang (Opportunities)
Faktor Faktor
Eksternal
•
•
Internal • •
Perkembangan bisnis yang cukup tinggi di Kota Manado, khususnya 5 tahun belakangan. Peluang bisnis yang lebih besar akibat free trade antara china dan Indonesia Iklim bisnis yang kondusif di Kota Manado Kepedulian pemerintah daerah/nasional yang tinggi atas UMKM
Ancaman (Threats) •
•
Persaingan bisnis yang mulai tinggi karena masuknya pengusaha-pengusaha dari daerah lain. Tingginya angka kegagalan untuk bisnis baru
Kekuatan (Strength) •
•
•
•
•
Minat berusaha yang tinggi bagi masyarakat Kota Manado (peningkatan Jumlah UMKM di Kota Manado yang cukup signifikan) Kepedulian pemerintah daerah atas penciptaan incubator bisnis yang tinggi. Adanya Dukungan pemerintah daerah/regional dalam bentuk pendanaan pembangunan fasilitas fisik inkubator, dan kredit lunak jangka panjang untuk pengelolaan inkubator. Dukungan lembaga keuangan baik pemerintah maupun swasta dalam bentuk kredit usaha bagi tenant inkubator. Komitmen perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk pengembangan tekonologi dan alih teknologi bagi tenant inkubator.
1. 2. 3.
4. 5.
Kelemahan (Weaknesses) •
•
• • •
Masih belum adanya pilot project incubator bisnis yang sukses di Kota Manado. Masih kurangnya tenaga professional yang bekerja full time serta memiliki komitmen yang tinggi untuk bangun incubator bisnis. Pengetahuan manajerial para tenant incubator bisnis yang masih rendah rendahnya kemampuan menyusun rencana bisnis (business plan) masih belum adanya aspek space bagi pengusaha baru
Strategi S-T
Strategi S-O Memperbanyak Usaha-usaha baru lewat Inkubator bisnis Melatih tenaga-tenaga professional untuk pengelolaan Inkubator bisnis Meningkatkan minat dan kemampuan menciptakan bisnis baru bagi masyarakat Bekerja sama dengan pihak perguran tinggi untuk menciptakan incubator bisnis Memberikan bantuan dana lewat bank KOTA MANADO dan bank lainnya
1.
2.
Strategi W-O 1. 2. 3.
melakukan inisiasi untuk bentuk incubator bisnis dari Pemda pelatihan membuat business plan Membuat “kantor bersama” para tenat
Perlindungan temporer (masa inkubasi) atas usaha-usaha / pengusaha-pengusaha lokal oleh pemerintah daerah Pelatihan-pelatihan pengelolaan bisnis secara profesional
Strategi W-T 1. 2.
Control yang kuat pada masa inkubasi bisnis Monitoring lanjutan atas usahausaha baru setelah lepas dari program incubator bisnis
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
132
Tujuan, Sasaran dan Arah Inkubator Bisnis Tujuan Inkubator Bisnis Tujuan incubator bisnis adalah a. Menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi angka pengangguran. b. mengoptimalkan potensi-potensi daerah berupa optimalisasi sumber-sumber daya ekonomi lokal berbasis pada sektor-sektor unggulan di Kota Manado. c. Mempercepat pertumbuhan industri lokal. d. menciptakan dan menumbuhkan wirausaha baru yang inovatif di Kota Manado (iklim berusaha yang tinggi) e. Melahirkan pebisnis tangguh berbasis sains dan teknologi dan Mendorong hasilhasil riset menjadi produk-produk bermanfaat (produk bisnis). f.
Membantu pencarian sumber pendanaan usaha yang memiliki biaya modal (cost of capital) yang rendah.
g.
Mendiversifikasi dan memperkuat ekonomi lokal
Sasaran Inkubator Bisnis Sasaran incubator bisnis adalah a. Menciptakan 100 usaha baru dari inkubator bisnis setiap tahunnya dan terus bertambah setiap tahunnya. b. Menciptakan minimal 300 lapangan dari inkubator bisnis setiap tahunnya dan terus bertambah setiap tahunnya. c.
Menciptakan “ gedung local trade” untuk tempat berbisnis awal para tenant dari program incubator bisnis
d. Mengalokasikan anggaran dari Pemda minimal 1 milyar sebulan untuk mendukung program penciptaan incubator bisnis. e. Mendorong bank-bank dan lembaga pembiayan untuk mendukung program penciptaan incubator bisnis dengan cara menyediakan dana khusus (lewat program Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
133
kemitraan) yang berbiaya rendah bagi program penciptaan incubator bisnis. (bunga 50 % dibawah tingkat bunga normal).
Arah / Pendekatan / Model Penciptaan Inkubator Bisnis Arah / pendekatan dalam penciptaan incubator bisnis dapat ditempuh dengan dua pendekatan yaitu : a. Pendekatan lintas Sektoral (stakeholder approach): pendekatan ini berarti bahwa untuk penciptaan incubator bisnis diperlukan kerjasama antar berbagai pihak yang terkait antara lain Pemda, universitasw, bank, tenant, para professional incubator bisnis. (pendekatan ini bersifat jangka pendek) b. Pendekatan keterkaitan antar cluster (cluster approach) : pendekatan ini berarti penciptaan incubator bisnis dengan mengaitkan bisnis baru dengan cluster bisnis yang telah ada. (pendekatan ini bersifat jangka panjang)
Pendekatan pertama untuk tahap awal penciptaan incubator bisnis sedangkan pendekatan kedua untuk tahap setelah program incubator bisnis.
Gambar 4.75 Pendekatan lintas Sektoral (pendekatan jangka pendek)
Sumber : sembiring, 2010
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
134
Gambar 4.76 Pendekatan lintas Sektoral (pendekatan jangka panjang)
Inkubator Bisnis
Inkubator Bisnis
UKM tanaman pangan Pasar
XX
UKM
perdagangan
UKM agroindustri
XX UKM pariwisata
UKM Perikanan angkutan
XX
UKM
pariwisata,
UKM Perkebunan perdagangan
XX
UKM
pariwisata,
Untuk model incubator bisnis dapat berupa : 1. Model inkubator berorientasi pada peningkatan skili/keterampilan. Model ini berperan sebagaiajang untuk peningkatan keterampilan dalam bentuk balai latihan kerja. 2. Model inkubator berorientasi pada jaringan sistem inovasi. Model ini lembaga incubatorberperan untuk dapat mendorong lahirnya inovasi dari para wirausahawirausaha. 3. Model inkubator berorientasi pada pasar ekspor. Sedangkan secara spesifik, kategori incubator bisnis dapat dibagi menjadi (wayan, 2010): 1.
Inkubator yang memfokuskan pada pengembangan usaha kecil di industri rumah tangga, hortikultura, kerajinan bulu binatang, dan peternakan ayam buras;
2.
Inkubator yang memfokuskan pada pengembangan jaringan pasar bagi usaha kecil yang bergerak dalam computer software development;
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
135
3.
Inkubator yang bergerak pada pengembangan usaha kecil yang hanya bergerak dalam usaha perkulitan;
4.
Inkubator yang bergerak dalam pengembangan kewirausahaan bagi alumni melalui berbagai program latihan kewirausahaan dan pemagangan;
5.
Inkubator yang memfokuskan pada pengembangan usaha kecil di wilayah sekitarnya
dalam rangka mengatasi pengangguran dan penanggulangan
kemiskinan. Menurut Bank Indonesia (2006), Paling sedikit ada 5 jenis inkubator yang selama ini menjadi acuan dalam pengembangan inkubator di beberapa negara: Pertama, Regional development incubator, fokus programnya untuk agribisnis, penerangan listrik, dan peningkatan ketrampilan pengrajin terutama untuk regional market. Kedua, Research, University, Technology-based business incubator, yang dasar pengembangannya pada riset dan berbasis di universitas, fokus programnya adalah menyediakan pelayanan untuk
personil yang terlatih guna menjadi seorang
entrepreneur yang melakukan ekstrak teknologi untuk memenuhi pasar dan berbagai peluang yang tersedia. Ketiga, Public-private partnership, industrial development incubator,
yang
umumnya hidup di lingkungan perkotaan atau industrial estate , dimana perusahaan besar dapat dilibatkan dalam pengembangan usaha kecil sebagai vendor untuk komponen dan pelayanannya. Keempat, Foreign sponsors, International Trade and Technology, fokus program inkubator ini biasanya untuk pengembangan kolaborasi internasional, teknologi dan finansial, memfasilitasi masuknya usaha kecil dan menengah asing ke dalam pasar lokal (domestek). Kelima, tipe inkubator lainnya, misalnya inkubator yang memfokuskan pada program pengembangan kelompok tertentu. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
136
Proses inkubasi yang akan dikembangkan untuk menciptakan wirausaha-wirausaha baru meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1.
Tahap rekruitas tenant (menyangkut : penentuan Kriteria calon tenant, Seleksi dan wawancara)
2.
Tahap Pembekalan (pembentukan kewirausahaan) (Meliputi pengembangan motivasi wirausaha, identifikasi pasar, identifikasi teknologi, pengadaan sarana, prasarana dan penyempurnaan businnes plan)
3. 4.
Tahap Pendampingan (Imlementasi tekhnologi, motivasi dan alih tekhnologi) Tahap pelayanan pasca inkubasi (Merupakan fase pengembangan meliputi networking,
perluasan
pasar,
penambahan
luas
tempat
usaha
dalam
penyempurnaan teknologi untuk peningkatan usaha)
Program Penciptaan Inkubator Bisnis Untuk mendirikan Inkubator Bisnis, maka terdapat 7 persyaratan yang harus dimiliki yang disebut dengan 7S yaitu : Space, Shared, Services, Support, Skill development, Seed capital, dan Synergy. a. Space: inkubator menyediakan tempat untuk mengembangkan usaha pada tahap awal. b. Shared: inkubator menyediakan fasilitas kantor yang bisa digunakan secara bersama, misalnya resepsionis, ruang konferensi, sistem telepon, faksimile, komputer, dan keamanan. c. Services: meliputi konsultasi manajemen dan masalah pasar, aspek keuangan dan hukum, informasi perdagangan dan teknologi. d. Support:
inkubator
membantu
akses
kepada
riset,
jaringan
profesional,
teknologi,internasional, dan investasi.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
137
e. Skill development: dapat dilakukan melalui latihan menyiapkan rencana bisnis, manajemen, dan kemampuan lainnya. f.
Seed capital: dapat dilakukan melalui dana bergulir internal atau dengan membantu akses usaha kecil pada sumber-sumber pendanaan atau lembaga keuangan yang ada.
g. Synergy: kerjasama tenant atau persaingan antar tenant dan jejaring (network) dengan pihak universitas, lembaga riset, usaha swasta, profesional maupun dengan masyarakat internasional.
4.6. Program Rencana Aksi Daerah Setelah strategi ditentukan maka selanjutnya akan dirumuskan rencana aksi daerah
sehingga
strategi
dapat
didukung
oleh
pemerintah
daerah
dengan
menganggarkannya pada SKPD yang terkait. Untuk program rencana aksi daerah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
138 Tabel 4.22. Rencana Kerja Aksi Daerah Program 2014
2015
2016
2017
2018
tahun 2019
Instansi terkait 2020
2021
Pelatihan inovasi dan pemerkayaan produk/ jasa UMKM Penguatan jiwa kewirausahaan Strategi Pemerkaya an Produk/Jasa
Penyediaan skema pembiayaan kredit mikro UMKM
Pembentukan mitra mitra bisnis antara UMKM, BUMN, SKPD terkait dan pengusaha besar.
Penyediaan teknologi atau fasilitas penunjang lainnya
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
2022
2023
2024 Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN
Indikator capaian
Terlaksa nanya Strategi Pemerka yaan Produk/J asa
139 Program 2014
Strategi logistik
2015
2016
2017
2018
tahun 2019
Instansi terkait 2020
2021
Pembuatan/Pembang unan Cooperative Center di 11 Kecamatan yang ada di Kota Manado Pemetaan Klaster usaha UMKM di tiap kecamatan Kampanye standar kualitas produk (produk lokal) yang berbasis keamanan dan kenyamanan konsumsi Penggunaan dan pemanfaatan tenaga kerja lokal untuk mengurangi penggangguran dan kemiskinan Menciptakan koperasi modern yang lebih professional Menciptakan UMKM – UMKM yang lebih professional dan sustainable
Menciptakan image masyarakat setempat untuk percaya, nyaman dan setia mengkonsumsi produk local Pelatihan profesionalisme bagi pengelola manajemen koperasi (Cooperative Center) di 11
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
2022
2023
2024 Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BUMN
Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dinas tenaga kerja, Dinas sosial Dinas Koperasi dan UKM,
Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dinas pertanian, dinas perikanan
Dinas Koperasi dan UKM,
Indikator capaian
Terlaksa nanya Strategi logistik
140 Kecamatan Pelatihan profesionalisme UMKM bagi Pemilik dan Pekerja UMKM
Pelatihan usahausaha kreatif dan inovatif berbasis produk lokal bagi pemilik UMKM
Penciptaan kegiatan usaha UMKM berbasis sosio-kultur masyakat lokal di setiap kecamatan (kelurahan UMKM) Penyediaan Infrastuktur publik penunjang kegiatan usaha UMKM Kompetisi tahunan bagi Cooperative Center dan UMKM terbaik Memfasilitasi produk dan kelurahan UMKM menjadi salah satu objek wisata
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN Dinas PU
Dinas Koperasi dan UKM, , Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pariwisata
141
Program 2014
Strategi inkubator bisnis
2015
2016
2017
2018
tahun 2019
Instansi terkait 2020
2021
Space: inkubator menyediakan tempat untuk mengembangkan usaha pada tahap awal. Shared: inkubator menyediakan fasilitas kantor yang bisa digunakan secara bersama, misalnya resepsionis, ruang konferensi, sistem telepon, faksimile, komputer, dan keamanan. Services: meliputi konsultasi manajemen dan masalah pasar, aspek keuangan dan hukum, informasi perdagangan dan teknologi. Support: inkubator membantu akses kepada riset, jaringan profesional, teknologi,internasiona l, dan investasi. Skill development: dapat dilakukan melalui latihan menyiapkan rencana bisnis, manajemen, dan kemampuan lainnya. Seed capital: dapat
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
2022
2023
2024 Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dinas PU
Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN, Universitas, BKPMD Dinas Koperasi dan UKM, , Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN
Dinas Koperasi dan UKM,
Indikator capaian
Terlaksa nanya Strategi inkubator bisnis
142 dilakukan melalui dana bergulir internal atau dengan membantu akses usaha kecil pada sumber-sumber pendanaan atau lembaga keuangan yang ada. Synergy: kerjasama tenant atau persaingan antar tenant dan jejaring (network) dengan pihak universitas, lembaga riset, usaha swasta, profesional maupun dengan masyarakat internasional.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN, lembaga pembiayaan lainnya
Dinas Koperasi dan UKM, , Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perbankan, BUMN, universitas
143
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut : 1. Karakteristik usaha usaha ekonomi (khususnya UMKM) berbasis kelurahan di Kota Manado, cenderung homogen (relatif memiliki karakteristik kepemilikan dan pengelolaan serta cakupan konsumen yang sama) 2. Program program pemberdayaan atau pengembangan UMKM lintas SKPD yan terkait masih kurang sinkron, sering kali ada tumpang tindih, khususnya pada level kegiatan (misalnya pelatihan atau sosialisasi). 3. Program pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Kota Manado, tidak bertentangan dengan dokumen dokumen perencanaan baik pada level nasional, provinsi maupun Kota Manado. 4. Masalah dominan yang dihadapi oleh UMKM di Kecamatan Malalayang adalah Pemerintah daerah kurang efektif membina pengusaha, di Kecamatan Tuminting adalah Sulitnya mendapatkan tambahan modal, di Kecamatan Wanea adalah Hasil bisnis/ usaha sudah cukup bagi keluarga saya dan Sulitnya mendapatkan tambahan modal, di Kecamatan Mapenget adalah Sulitnya mendapatkan tambahan modal, di Kecamatan Wenang adalah Kurangnya pengetahuan tentang manajemen dan akuntansi UMKM, di Kecamatan Tikala adalah Hasil bisnis/ usaha sudah cukup bagi keluarga saya, di Kecamatan Singkil adalah Hasil bisnis/ usaha sudah cukup bagi keluarga saya, di Kecamatan Sario adalah Sulitnya mendapatkan tambahan modal dan di kecamatan Bunaken adalah Saya sudah cukup puas dengan kondisi hasil saat ini. 5. Ada tiga strategi utama dalam pengembagan dan pemberdayaan Usaha ekonomi (UMKM) di Kota Manado, yaitu : 1) Strategi pemerkayaan produk/jasa (jangka Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
144
pendek), 2) Strategi logisitik (jangka menengah), 3) Strategi Inkubator bisnis (jangka panjang)
5.2. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan maka direkomendasikan hal hal sebagai berikut : 1. Jadikan rencana aksi daerah, pada halaman 138 s/d 142 sebagai dasar penyusunan program dan kegiatan pada SKPD terkait, sehingga bisa sinkron dan sistematis. 2. Diperlukan suatu paket program besar tentang pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Kota Manado (ditetapkan oleh Walikota) kemudian program atau kegiatanh SKPD terkait dapat diambil dari paket tersebut.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
145
DAFTAR PUSTAKA
“Anonim”. 2012. Pengertian Kewirausahaan. diambil dari http:// www.bisnispengertianKewirausahaan.com. Pada tanggal 4 Maret 2012. “Anonim”. 2009. Ciri-ciri Kewirausahaan Unggul/Berhasil. diambil dari http://ciricirikewirausahaanunggul_berhasil.com. Pada tanggal 4 Maret 2012. “Anonim”. 2009. Karakteristik Kewirausahaan. diambil dari http://karakteristikwirausahaan.com. Pada tanggal 4 Maret 2012. “Anonim”. 2009. Kewirausahaan. diambil dari http://kewirausahaan-kang_amin.com. Pada tangaal 4 Maret 2012. “Anonim”.2012. Kewirausahaan. diambil dari http://wikipedia.com. Pada tanggal 4 Maret 2012. Ali, A. dan Swiercz, P.M. (1991), “Firm Size and Export Behaviour: Lessons from the Midwest,” Journal of Small Business Management, April. Cholichul (2012). Karakteristik Kewirausahaan, (Online), (http://www.cholichulfpsi.web.unair.ac.id ). 16 Desenber 2011. Chris Manning, Tadjuddin Noer Effendi, Penyunting, (1991), Urbanisasi, Pengangguran dan Sektor Informal di Kota, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Disperindagkop dan UKM Provinsi DIY, (2009), Rencana Stratejik Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 – 2013, Yogyakarta. Dwi putri esthirahayu , 2012, konsep dasar kewirausahaan dan proses kewirausahaan, makalah, jurusan ilmu administrasi bisnis , fakultas ilmu administrasi , universitas brawijaya , malang Erni (2012). Proses Kewirausahaan,(Online), (http://www.ernirismayana.blogspot.com). 27 Desember 2011 Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga. ILO, (1991), The Dilemma of the Informal Sector. Report of the Director General, Part I, the 78th Session of the International Labour Conference, Geneva Jaka Sriyana, 2010, Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dan Enengah (Ukm): Studi Kasus Di Kabupaten Bantul , , paper, Simposium asional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Didownload bulan agustus 2013 Kamrianti (2012). Mengenal Tentang Kewirausahaan. (Online), (http://www.kamriantiramli.wordpress.com). 24 Januari 2012 Kasali Rhenald.2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika. Kementrian Koperasi dan UKM, (2010), Renstra (Rencana Strategis) Kementrian Koperasi dan UKM Tahun 2010 – 2014, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad, (2004), Otonomi & Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang, Erlangga, Jakarta. Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif Kuncoro, Mudrajat, (2003), Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Priyono, Edy, (2004), Usaha Kecil Sebagai Strategi Pembangunan Ekonomi : Berkaca Dari Pengalaman Taiwan, dalam Jurnal Analisis Sosial Volume 9 No. 2 Agustus 2004. Sarosa, Wicaksono, (2000), “Menyoroti Sektor Informal Perkotaan,” Research and Development Director Urban and Regional Development Institute (URDI) diakses pada 7 Agustus 2004 dari http://www.urdi.org/urdi/bulletin/volume12a.php Sethuraman., S.U., (1993), The Urban Informal Sector in Developing Countries, International Labor Organization, Jenewa Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
146
Susilo, S.Y., (2007), Masalah dan Dinamika Usaha Kecil: Studi Empiris Pedagang Klithikan di Alun-alun Selatan Yogyakarta, Jurnal Ekonomi, Vol. 12 No. 01 Maret 2007, hal. 64 - 77 Susilo, S.Y., dan Krisnadewara, P.D., (2007), “Strategi Bertahan Industri Kecil Pascagempa Bumi di Yogyakarta”, Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9 No. 2, Juni 2007, hal. 127 – 146 Susilo, S.Y., Krisnadewara, P.D., dan Soeroso, A., (2008), ”Masalah dan Kinerja Industri kecil Pascagempa: Kasus di Kabupaten Klaten (Jateng) dan Kabupaten Bantul (DIY)”, Jurnal Akuntansi Bisnis dan Manajemen, Vol. 15 No. 2, Agustus 2008, hal. 271 – 280 Tambunan, T.T.H., (2008), “Masalah Pengembangan UKM di Indonesia: Sebuah Upaya Mencari Jalan Alternatif”, Makalah, diakses dari http://www.kadin-indonesia.or.id pada tanggal 1 Mei 2010 Tambunan, Tulus (2000), Perkembangan Industri Skala Kecil di Indonesia, Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya. Tambunan, Tulus (2003), Perkembangan UKM dalam Era AFTA: Peluang, Tantangan, Permasalahan dan Alternatif Solusinya. Paper Diskusi pada Yayasan indonesia Forum Tarigan, Y.P., dan Sri Susilo, Y., (2008), “Masalah dan Kinerja Industri Kecil Pascagempa: Kasus Pada Industri Kerajinan Perak Kotagede Yogyakarta”, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 8 No. 2, Mei 2008, hal. 188 – 199 Todaro., M. P, (2000), Economic Development, Sevent Edition, Massachusetts UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah www.depkop.go.id
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
147 Lampiran 1. Kuestionare KUESTIONARE KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI BERBASIS KELURAHAN DI KOTA MANADO
Kepada Yth, Bapak / Ibu / Sdr/Sdri, Dalam rangka penelitian tentang strategi pengembangan usaha ekonomi berbasis kelurahan di Kota Manado, yang disponsori oleh Bappeda Kota Manado dengan LMPP Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsrat, maka kami memohon kesediaannya untuk mengisi kuestionare ini. Informasi yang diberikan, hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian saja dan jawaban Bapak / Ibu / Sdr/Sdri, akan dirahasiakan. Informasi yang dipublikasikan bersifat akumulatif (total responden) bukan per responden. Terima kasih atas bantuan dan informasinya. Tim Peneliti Informasi Pemilik dan Usaha Nama usaha
: +++++++++++++++++
Alamat
: Jl. ++++++++++++++++++++.. Kelurahan +++++++++++++++++ Kecamatan ++++++++++++++++..
Pihak yg mengisi kuestionare : (
) Pemilik sendiri (
) Wakil Pemilik (
Inisial pemilik usaha
: +++++++++++++++++
Umur pemilik usaha
: ++++ tahun
Pendidikan pemilik usaha
: (
Umur usaha / bisnis
: ++++ tahun
Jumlah total Karyawan
: ++++ orang
Jumlah pekerja wanita
: ++++ orang
) SD (
) SMP (
) SMA (
) Karyawan
) S1 (
) S2, (
) S3
Jumlah rata rata penjualan/bulan :+++++++++++ rupiah Apabila total penjualan 100 rupiah, laba bersih sebesar +++++++. Rupiah Apakah harga jual sudah termasuk pajak : (
) sudah (
) Belum
Pemilik pernah ikut pelatihan manajemen atau bisnis usaha kecil ? (
(
) Tidak tahu ) Pernah (
) Tidak pernah
Siapa pelaksana pelatihan tersebut ? +++++++++++++++ Berapa gaji rata rata karyawan per bulan ? ++++++++++++ rupiah Karyawan yang dipekerjakan ? (
) Asal Manado (
) Asal luar Manado
Jenis usaha yang sama, yang berada di kelurahan ini ? ( ) sedikit ( Status bangunan tempat usaha ; (
) Milik sendiri (
( ) Cukup banyak
) Banyak ( ) banyak sekali ( ) Tidak tahu
) Sewa
( ) Tidak tahu
148 Status tanah tempat usaha
:
(
) Milik sendiri (
Sistem pembukuan / pencatatan / akuntansi : (
) Sewa
) Dicatat
(
( ) Tidak tahu (
) Pakai software / sistem
) tidak dicatat
Status konsumen / pembeli / pengguna yang paling dominan (paling banyak): ( ) sekitar tempat tinggal ( ) dari luar tempat tinggal Informasi Perkembangan Usaha Perkembangan penjualan tahun ini :
(
) Normal (
) Meningkat (
Perkembangan penjualan tahun ini dibanding tahun lalu ( Estimasi penjualan di tahun depan : (
) Normal (
Perkembangan keuntungan bersih tahun ini :
(
) Normal (
) Meningkat ( ) Normal (
) Menurun ) Meningkat (
) Menurun
) Menurun
) Meningkat (
) Menurun
Perkembangan keuntungan bersih tahun ini dibanding tahun lalu ( ) Normal ( ) Meningkat ( ) Menurun Estimasi keuntungan bersih di tahun depan : ( Perkembangan biaya tahun ini :
(
) Normal (
) Normal (
) Meningkat (
) Meningkat (
) Menurun
) Menurun
Perkembangan biaya tahun ini dibanding tahun lalu ( ) Normal ( ) Meningkat ( ) Menurun Estimasi biaya di tahun depan : (
) Normal (
Perkembangan persaingan usaha tahun ini :
) Meningkat ( (
) Normal (
) Menurun ) Meningkat (
) Menurun
Perkembangan persaingan usaha tahun ini dibanding tahun lalu ( ) Normal ( ) Meningkat ( ) Menurun Estimasi persaingan usaha di tahun depan : ( Perkembangan harga tahun ini :
(
) Normal (
) Normal (
) Meningkat (
) Meningkat (
) Menurun
) Menurun
Perkembangan harga tahun ini dibanding tahun lalu ( ) Normal ( ) Meningkat ( ) Menurun Estimasi harga di tahun depan : (
) Normal (
Perkembangan konsumen/pembeli tahun ini :
) Meningkat (
(
) Normal (
) Menurun
) Meningkat (
) Menurun
Perkembangan konsumen/pembeli tahun ini dibanding tahun lalu ( ) Normal ( ) Meningkat ( ) Menurun Estimasi konsumen/pembeli di tahun depan : ( Perkembangan pengeluaran keluarga tahun ini :
) Normal ( (
) Meningkat (
) Normal (
) Menurun
) Meningkat (
) Menurun
Perkembangan pengeluaran keluarga tahun ini dibanding tahun lalu ( ) Normal ( ) Meningkat ( ) Menurun
149 Estimasi pengeluaran keluarga di tahun depan : (
) Normal (
) Meningkat (
) Menurun
Pandangan terhadap kondisi Ekonomi / Berusaha di Kota Manado Kondisi perekonomian kota Manado tahun ini :
(
) Normal (
) Meningkat (
) Menurun
Kondisi perekonomian kota Manado tahun ini dibanding tahun lalu ( ) Normal ( ) Meningkat ( ) Menurun Estimasi Kondisi perekonomian kota Manado di tahun depan : (
) Normal (
(
) Menurun
Peluang mengembangkan usaha tahun ini :
(
) Normal (
) Meningkat
) Meningkat (
) Menurun
Peluang mengembangkan usaha tahun ini dibanding tahun lalu ( ) Normal ( ) Meningkat ( ) Menurun Estimasi Peluang mengembangkan usaha di tahun depan : (
) Normal (
(
) Menurun
) Meningkat
Informasi masalah- Masalah / Kendala kendala dalam Usaha Petunjuk Pengisian : berikan nomor 1 untuk hal yang anda anggap masalah paling penting nomor 2 untuk hal yang anda anggap masalah ke-2 paling penting nomor 3 untuk hal yang anda anggap masalah ke-3 paling penting nomor 4 untuk hal yang anda anggap masalah ke-4 paling penting nomor 5 untuk hal yang anda anggap masalah ke-5 paling penting Dan seterusnya .............. Menurut saya, masalah-masalah utama yang saya alami dalam berusaha di Kota Manado adalah ..... (buat rangking dengan memberi nomor berdasarkan tingkat pentingnya)
(
) Sulitnya mendapatkan tambahan modal
(
) Pemerintah daerah kurang efektif membina pengusaha seperti saya
(
) Saya sudah cukup puas dengan kondisi hasil saat ini
(
) Hasil bisnis/ usaha sudah cukup bagi keluarga saya
(
) Kurangnya bantuan keuangan dari pemerintah
(
) Akses Pemasaran yang terbatas
(
) Teknologi bisnis yang masih tradisional
(
) Kurangnya pengetahuan tentang manajemen dan akuntansi UMKM
(
) Masalah perijinan yang rumit dan makan waktu lama
(
) Masalah pungli (punggutan liar) yang cukup signifikan
(
) Dari kecil saya tidak mendapatkan didikan sebagai pengusaha
(
) Konsumena semakin hari semakin sedikit
150 (
) Persaingan usaha yang semakin hari semakin tinggi
Harapan Harapan Pelaku Usaha Jika ada program bantuan di kelurahan dari pemerintah Kota, menurut anda berapa persen (%) yang harus dialokasikan / digunakan untuk : 1. Perbaikan infrastruktur kelurahan
:+ +. %
2. Perbaikan administrasi kelurahan
:++.. %
3. Peningkatan usaha kecil dan Menengah
: ++. %
4. Aspek pendidikan dan kesehatan
: ++.. %
5. Aspek lainnya
: ++.. % Total :
100 %
Harapan harapan lainnya +++++++++++++++++++++++++++++++++.. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. Catatan surveyor+++. +++++++++++++++++++++++++++++++++.. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. Tanda Tangan atau Cap Usaha
+++++++++++++++.
151
Sektor
Jenis usaha ekonomi UMKM
Bangunan
Toko bahan bangunan Timbunan Rumah / warung makan Rumah Kopi Toko / Warung Kelontong Toko Pakaian
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi dan Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan jasa jasa
Jumlah
Pemilik Mikro Pemilik ojek Jasa pinjam (rentenir) Loundri Sewa DVD / Playstation Potong rambut Foto copy Jual pulsa
Tabel 1. Kecamatan dan Kelurahan di Kota Manado: kecamatan
Kelurahan
1. Malalayang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Malalayang Dua Malalayang Satu Malalayang Satu Timur Malalayang Satu Barat Bahu Kleak Winangun Satu Winangun Dua Batu Kota
2. Sario
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ranotana Sario Kota Baru Sario Sario Tumpaan Sario Utara Titiwungen Selatan Titiwungen Utara
3. Wanea
1. Karombasan Utara 2. Karombasan Selatan 3. Raanotana Weru
152 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pakowa Bumi Nyiur Wanea Tanjung Batu Tingkulu Teling Atas
4. Wenang
1. Bumi Beringin 2. Teling Bawah 3. Tikala Kumaraka 4. Mahakeret Barat 5. Mahakeret Timur 6. Wenang Utara 7. Wenang Selatan 8. Lawangirung 9. Komo Luar 10. Pinaesaan 11. Istiqlal 12. Calaca
5. Tikala
1. Banjer 2. Tikala Baru 3. Paal IV 4. Taas 5. Ranomut 6. Perkamil 7. Malendeng 8. Dendengan Dalam 9. Tikala Ares 10. Dendengan Luar 11. Paal Dua 12. Kairagi Weru
6. Mapanget
1. Kairagi Satu 2. Kairagi Dua 3. Paniki Bawah 4. Paniki Dua 5. Lapangan 6. Mapanget Bawah 7. Kima Atas 8. Bengkol 9. Buha 10. Pandu 11. Paniki Satu
7. Singkil
1. Karame 2. Ketang Baru 3. Wawonasa 4. Ternate Baru 5. Ternate Tanjung 6. Kombos Barat 7. Kombos Timur
153 8. Singkil Satu 9. Singkil Dua 8. Tuminting
1. Sindulang Satu 2. Kampung Islam 3. Sindulang Dua 4. Bitung Karang Ria 5. Maasing 6. Tuminting 7. Mahawu 8. Sumompo 9. Tumumpa Satu 10. Tumumpa Dua
9. Bunaken
1. Bailang 2. Molas 3. Meras 4. Tongkeina 5. Bunaken 6. Alung Banua 7. Manado Tua Satu 8. Manado Tua Dua
154
Lampiran 2. Biodata Tim Peneliti
Nama NIP/NIK Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Status Perkawinan Agama Perguruan Tinggi Alamat Telp./Faks. Alamat Rumah Telp./Faks. Alamat e-mail Pengajar
: Dr. Joubert B Maramis, SE,M.Si : 197310021999031002 : Treman, 02 oktober 1973 : □ Laki-laki : □ Kawin : Kristen Protestan : Universitas Sam Ratulangi Manado : Kampus Bahu Manado 95115 : 0431862086-0431841641 : Perum Griya Paniki Indah, Jl Anggrek Utama/24 : 085823225666 :
[email protected] : S1, S2 dan S3 di Fak Ekonomi Unsrat
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Tahun Lulus 1996 2000 2007
Program Pendidikan (diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor) Program Sarjana (S1) Program Magister Sains (S2)
Universitas Sam Ratulangi Universitas Airlangga, Surabaya
Program Doktor (S3)
Universitas Airlangga, surabaya
Perguruan Tinggi
Jurusan/ Program Studi Ilmu Manajemen Ilmu Manajemen keuangan Ilmu Manajemen keuangan
TRACK RECORD KAJIAN/ RISET, POKJA DAN SEJENISNYA
1. Narasumber nasional (Wakil Indonesia Bagian Timur), Talk Show, Ruang Kita, di TVOne Jakarta, tentang pelabuhan dan Perekonomian daerah,2013. 2. Tim penilai independent RKPD se kabupaten-Kota Se sulawesi Utara, Bappeda Provinsi Sulawesi Utara, 2013. (Dalam rangka penilaian penyusunan RKPD Terbaik di Sulawesi Utara) 3. Verifikasi RKPD di Bappeda Kab Boltim, Bolmut, Kota Kotamobagu, Kab Minsel, Kab Minahasa dan Kota Bitung, maret-April 2013. (anggota Tim Penilai Independent) 4. Peserta tamu (akademisi) Musrenbang Provinsi Sulawesi Utara, 4-5 April 2013, di hotel Peninsula, Manado. 5. Kelompok Kerja (Pokja) Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Merah Bitung, Tim Ahli, Provinsi Sulawesi Utara (2011-sekarang) 6. Kelompok Kerja (Pokja) MP3EI (master plan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia) Provinsi Sulawesi Utara, Tim ahli, (2012-sekarang) 7. Anggota Tim ahli, Badan Perencana Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Bidang Ekonomi dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal, (2012-sekarang) 8. Kajian / Riset ekonomi masyarakat Provinsi Sulawesi Utara, anggota tim ahli / penulis, 2012 9. Kajian / Rist Master Plan Penanaman Modal Daerah, Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Manado, anggota tim ahli / penulis, 2012 Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
155
10. Kajian / Riset Kemiskinan di provinsi Sulawesi Utara, Badan Perencana Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, anggota tim ahli/penulis, 2012` 11. Evaluasi perekonomian Sulut, anggota Tim Ahli, kerjasama ISEI SULUT dan Pemerintah Daerah Provinsi SULUT (2010) 12. Kajian / Riset Rencana Strategis Sistem Logistik Daerah (Silogda) Provinsi Sulawesi Utara, Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Manado dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Sulawesi Utara, taraf proposal kegiatan (2013) 13. Kajian / Riset Public Expenditure Analysis (PEA Up date)/ Analisis Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, world bank, tim leader, SWEA Pendidikan, sementara jalan (2013) 14. Pengajar di Kursus Keuangan Daerah (KKD), kerja sama Unsrat dan Kementrian Keuangan Ri, 2009-sekarang. 15. Kajian UMKM provinsi Sulawesi Utara, anggota tim ahli/penulis, 2011 16. Kajian Inkubator Bisnis Provinsi Sulawesi Utara, anggota tim ahli/penulis, 2011 17. Kajian / Riset Rencana strategis (Renstra) Eco-tourism, Bappeda Kota Manado, 2012. 18. Pemateri Seminar MDGs (millenium development goals) dan HDI (human Development Index), Kota Manado, 2011 19. Kajian / Riset, rencana pengembangan KEK Tanjung Merah Bitung, Tim ahli/Penulis, 2011 20. Kajian / riset, rencana peruntukan ruang dan peraturan zonasi, KEK Tanjung Merah Bitung, Tim ahli/Penulis, 2011 21. Kajian / Riset, Usulan jangka waktu KEK Tanjung Merah Bitung dan renstra KEK Tanjung Merah Bitung Tim ahli/Penulis, 2011 22. Kajian / riset, Infrastruktur Penunjang (Pelabuhan, Listrik, Air dll) , KEK Tanjung Merah Bitung, Tim ahli/Penulis, 2011 23. Tim Penilai AMDAL, Bidang ekonomi, Kabupaten Minahasa Utara, 2012-sekarang. 24. Kajian outsourcing di PT PLN Persero, Suluttenggo, 2013. 25. Konsultan ahli pembangki listrik tenaga Gas, di Bitung (sementara) 26. Kajian/Evaluasi Ekonomi Makro Kota Kotamobagu 2013, Bappeda Kota Kotamobagu 27. Penyusunan Indeks kepuasan masyarakay (IKM), Kota manado, layanan pencatatan sipil dan beberapa SKDP di Kota Manado, 2011
JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI Peran/Jabatan Ketua Kepala pusat Kepala anggota Asdir 3 MM Sekretaris Lab MM
Institusi
Tahun
Lembaga Manajemen dan Pengkajian Pembangunan (LMPP) Fak Ekonomi UNSRAT Pusat pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan koperasi LPM Unsrat Laboratorium / Electronic data processing program MM Unsrat Tim keterjaminan mutu (quality assurance) Fak Ekonomi UNSRAT Program Magister Manajemen (MM) Fekon Unsrat Program Magister Manajemen (MM) Fekon Unsrat
2009 s/d Sekarang 2009 s/d 2012 2008 s/d 2009 2010 s/d sekarang 2010 s/d 2012 2013 s/d sekarang
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH Tahun
Jenis/Nama Organisasi
Jabatan/Jenjang Keanggotaan
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
156
2001 2013
Ikatan Sarjana Ekonomi Sulut Ikatan Peneliti Ekonomi Indonesia Bagian Timut (Jepait)
Anggota Anggota
LAIN LAIN
A.1. Pelatihan yang Diikuiti No Nama Pelatihan
Tahun Ajaran 20112012
1
TOT public expenditure analysis and capacity harminzation capacity building (Peach CB Project) bidang : Pendapatan asli daerah
2
TOT public expenditure analysis and capacity harminzation capacity building (Peach CB Project) bidang : Perencanaan,penganggaran dan monitoring evaluasi TOT public expenditure analysis and capacity harminzation capacity building (Peach CB Project) bidang : akuntansi dan auditing
20112012
International coaching for lectures: participatory methods for local finance management training in manado, indonesia (GIZ, jerman)
20112012
3
4
20112012
Bukti Penugasan Jadwal training SK LMPP Fak Ekonomi Unsrat Jadwal training SK LMPP Fak Ekonomi Unsrat Jadwal training SK LMPP Fak Ekonomi Unsrat sertifikat
Tempat Fakultas Ekonomi Unsrat
Ket Tambahan Kerjasama dengan UGM Yogyakarta
Fakultas Ekonomi Unsrat
Kerjasama dengan UGM Yogyakarta
Fakultas Ekonomi Unsrat
Kerjasama dengan UGM Yogyakarta
Fakultas Ekonomi Unsrat
Kerjasama dengan GIZ jerman
B1. Melakukan Penelitian N o
Kategori publikasi
Nama/ judul Penelitian
Tahun ajaran
Bukti Penugasan
Sumber dana
1
Penelitia n yang tdk dipublika sikan Penelitia n yang tdk dipublika sikan
Survey Indeks kepuasan masyarakat (IKM) terhadap pelayanan publik
20112012
laporanakhir
Bappeda Kota Manado
Strategi pengembangan perilaku kewirausahaan petani pala di Sulawesi Utara
20122013
Laporan akhir, SK Gubernur Sulut no 276 tahun 2012
Penelitia n yang tdk dipublika sikan
Kajian Pengembangan ekonomi masyarakat provinsi sulawesi Utara
20112012
Laporan akhir, SK kepala Bappeda provinsi Sulut no 105a/SK/050/ Bappeda/2012 tgl
UPTB Balai penelitian dn pengembanga n Bappeda Provinsi Sulawesi Utara Bappeda Provinsi Sulawesi Utara
2
3
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
157
4
Penelitia n yang tdk dipublika sikan
Analisis alokasi APBD provinsi sulawesi Utara tahun 2013 berbasis indikator capaian
20112012
5
Penelitia n yang tdk dipublika sikan Penelitia n yang tdk dipublika sikan Penelitia n yang tdk dipublika sikan
Analisis kemiskinan di provinsi sulawesi utara
20112012
Kajian master plan penanaman modal kota manado
20112012
Survey /pengumpulan data keuangan daerah se provinsi sulawesi utara
20122013
8
Penelitia n yang tdk dipublika sikan
20112012
9
``
Evaluasi kinerja keuangan daerah provinsi sulawesi utara dalam era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal (penelitian unggulan unsrat) Survey indeks kepuasan mahasiswa manajemen di fakultas ekonomi universitas sam ratulangi manado`
6
7
20112012
15 maret 2012 Laporan akhir, SK kepala Bappeda provinsi Sulut no 193a/SK/050/ Bappeda/2012 tgl 10 mei 2012 Laporan akhir, SK kepala Bappeda provinsi Sulut no /SK/050/ Bappeda/2012 Laporan akhir,
Bappeda Provinsi Sulawesi Utara
Bappeda Provinsi Sulawesi Utara
Bappeda kota manado
Surat tugas Sekretariat daerah provinsi sulut no 094/3165.1/sekt tanggal 29 oktober 2012 proposal
Bank dunia (world bank)
Unsrat
Laporan akhir
Unsrat
C1. Melaksanakan Pengembangan Hasil pendidikan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat / Industri N o 1
Ketegori (lihat panduan hal 16) Memberi latihan/ penyuluhan/ penataran/ ceramah pada masyarakat secara accidental
Nama Kegiatan
Tahun ajaran
Bukti Penugasan
Pelatihan Manajemen Usaha (kelompok fungsional, kelembagaan dan pembiayaan, Pria Kaum Bapa Sinode GMIM): Lokasi GMIM Bukit Zaitun Wanea-Bumi Nyiur Wilatah Manado-Tenggara
20112012
Jadwal pelatihan / buku panduan pelatihan Sertifikat
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
158
2
Memberi latihan/ penyuluhan/ penataran/ ceramah pada masyarakat secara terjadwal/terpr ogram
Kursus keuangan daerah : materi
20122013
obligasi daerah (2 jam 15 menit) 2 kelas jadi total : 4 jam 30 menit
Kursus keuangan daerah : materi
20122013
Pinjaman daerah (3 jam) 2 kelas jadi total : 6 jam
Kursus keuangan daerah : materi
20122013
Sisdur BLU (2 jam 15 menit ) 2 kelas jadi total : 4 jam, 30menit
Memberi latihan/ penyuluhan/ penataran/ ceramah pada masyarakat secara accidental
Pembekalan pserta program 2011pemuda sarjana penggerak 2012 pembangunan di pedesaan (PSP-3): moderator untuk materi : filosopi strategi dan bentuk pengembangan masyarakat dan teknik advokasi, lobby dan negois asi
Jadwal kuliah, Sk Dirjen Perimbangan Kuangan, kementrian keuangan RI no. Kep13/PK.1/KPA/LPKD/ FE-Unsrat/2012 tanggal 9 agustus 2012 Jadwal kuliah, Sk Dirjen Perimbangan Kuangan, kementrian keuangan RI no. Kep13/PK.1/KPA/LPKD/ FE-Unsrat/2012 tanggal 9 agustus 2012 Jadwal kuliah, Sk Dirjen Perimbangan Kuangan, kementrian keuangan RI no. Kep13/PK.1/KPA/LPKD/ FE-Unsrat/2012 tanggal 9 agustus 2012 Surat Tugas Ketua LPM Unsrat, no. 174/UN12.13/LL/2011 tanggal 10 oktober 2011
D.2. Seminar yang Diikuti No Nama seminar 1
2
Seminar public expenditure analysis and capacity harminzation capacity building (Peach CB Project) Sosialisasi dan koordinasi penyiapan usulan pembentukan KEK
Tahun Bukti Penugasan Ajaran 2011- sertifikat 2012
Tempat
posisi
Fakultas Ekonomi Unsrat
peserta
20112012
Hotel aston, manado
Peserta / anggota Pokja KEK Provinsi Sulut
Undangan dari Sekretariat daerah Provinsi Sulawesi utara no. 005/3072/sekrRo_ekonomi, 2011, tanggal 22
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
159
3
Rapat pertemuan antara 2011pacific international 2012 construction, Pemerintah provinsi sulawesi utara, walikota bitung dan sdr. Benardino M Vega
5
Konsultasi publik kota Manado tahun 2012 dalam rangka penyusunan Rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) kota manado Seminar nasional : infrastruktur pelabuhan, interconnectivity dan potensi ekonomi indonesia bagian timur Kajian akademis terhadap beberapa produk /komoditas
20122013
8
Pembahasan rancangan RENSTRABAPPEDA 2010-2015
20112012
9
Benchmarking BLU
20112012
6
7
20112012
20112012
november 2011 Undangan dari Sekretariat daerah Provinsi Sulawesi utara no. 005/3226/sekrRo_ekonomi, 2011, tanggal 7 desember 2011 Surat undangan Sekretaris daerah kota manado no 005/Lt.02/34/2013 tanggal 14 januari 2013 Sertifikat (kementerian Bapenas)
Surat undangan kepala dinas perindustrian dan perdagangan Sulawesi utara no. 2815/indagsulut/Sekr/XII/2011 tanggal 19 desember 2011 Surat undangan kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Utara nom050/BappedaSekr/321 Surat tugas rektor no. 9696/UN12/TU/2011 tanggal 8 desember 2011
Hotel aryaduta, manado
Peserta / anggota Pokja KEK Provinsi Sulut
Kantor Walikota manado
Peserta/ anggota tim pakar
Malalayang
peserta
Hotel sahid manado
Peserta / anggota tim pakar
Ruang rapat Bappeda Provinsi Sulut
Peserta / anggota tim pakar
Universitas Dipenegoro semarang
Anggota tim BLU Unsrat
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
160
Vecky Masinambow A. Data Pribadi: 1. Nama Lengkap 2. Tempat/Tanggal Lahir 3. Jenis Kelamin 4. Pangkat Akademik/Gol 5. NIP 6. Pekerjaan 7. Alamat Kantor
8. Alamat Rumah
: Dr.Vecky Apollos Junius Masinambow,SE,MS : Tondano/Minahasa, 23 Juni 1963 : Laki-Laki : Lektor Kepala/IVb. : 196306231987031002 : Tenaga Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado sejak 1987 : Fakultas Ekonomi UNSRAT Manado, Jalan Kampus UNSRAT Bahu Manado,95115 Telp.0431-847427 : Kelurahan Winangun II, Lingkungan II Manado Komplex Bukit Moria. HP.0811434661 : Vera Mieske Sutini Kalengkongan,
9. Nama Istri/Pekerjaan SE/Wirausaha 10. Anak : (1). Olivia Masinambow,SKed (Mahasiswa UNSRAT) (2). David Betrand Andriputra Masinambow (Siswa SMU Kelas 3)
B. Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri Sasaran Tondano, Tamat 1974 2. SMP Negeri I Tondano , Tamat 1977 3. SMA Negeri I Manado, Tamat 1981 4. Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi UNSRAT, 1986 5. Magister Sains Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, 1991 6. Doktor (S3) Ilmu Ekonomi pada Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar, 2009 C. Pelatihan 1. Latihan Proyek Analisis Pembangunan (2 bulan) di LPEM-FEUI, Jakarta kerjasama dengan Bappenas, 1989. 2. Pengembangan Konsultan Pengusaha Kecil (1 minggu) di Manado kerjasama PUKTI Makassar dengan Fakultas Ekonomi UNSRAT,1995 3. Orientasi Pasar Modal di BEJ, di Jakarta, 1996 4. TOT Pengelola Gugus HaKI Perguruan Tinggi (1 minggu) di Jakarta, oleh Dikti Depdiknas, 2000 5. TOT For Technique and Management of Public Policy (3 minggu) di Makassar, Kerjasama JICA dengan PSKMP-UNHAS, 2000 6. Pelatihan Perancangan Undang-Undang (2 minggu) di Jimbaran Bali, Kerjasama Univ.San Fransisco dengan CCLE Univ.Udayana, 2001 7. TOT Perancangan Undang Undang (2 minggu), di Denpasar, CCLE Univ.Udayana, 2001 8. Pelatihan Studi Kelayakan Usaha, di Depok, FE-UI Jurusan Manajemen, 2003
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
161
9. The Internship of Management Education (1 minggu) di Saga Jepang, Utusan Fakultas Ekonomi UNSRAT, 2006 10. TOT Kursus Keuangan Daerah Khusus (KKDK) (1 minggu) di Jakarta, Pelaksana Departemen Keuangan, 2007. 11. TOT Kursus Keuangan Daerah (KKD) (1 minggu) di Jakarta, Pelaksana Departemen Keuangan, 2010
D. Riwayat Jabatan 1. Sekretaris Laboratorium Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi UNSRAT 1993-1999 2. Ketua Laboratorium Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi UNSRAT 1999-2002 3. Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi UNSRAT 2002-2006 4. Asisten Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Program Magister Ekonomi Pembangunan UNSRAT 2003-2008 5. Wakil Ketua Lembaga Manajemen dan Pengkajian Pembangunan (LMPP) Fakultas Ekonomi UNSRAT 2005-2008 6. Ketua Koperasi KPN Ekonomika Fakultas Ekonomi UNSRAT 2002-2011 7. Pernah menjadi anggota senat Fakultas Ekonomi UNSRAT selama 3 periode 1997-2010 8. Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UNSRAT 2006-2010 9. Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang ManadoSulawesi Utara, 2009-2012 10. Ketua Lembaga Riset Perbankan Daerah Fakultas Ekonomi UNSRAT, 2009 Sampai Sekarang 11. Ketua Bidang Organisasi IKatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Manado 2012-Sekarang 12. Ketua Bidang Sistem Data, BPPLT Sulawesi Utara, 2011-Sekarang 13. Anggota Bidang Profesi PERHEPI Sulawesi Utara, 2012-sekarang 14. Ketua Pokja Sistim Informasi Bisnis dan Ketenagakerjaan P/KB Sinode GMIM, 2010-Sekarang 15. Sekretaris Pokja Pemberdayaan Ekonomi P/KB GMIM, 2011-Sekarang 16. Ketua Tim Kerja Pembinaan Warga Gereja sesuai Profesi, 2011-Sekarang E. Riwayat Mengajar 1. Dosen Fakultas Ekonomi UNSRAT Manado, 1987-sekarang: Mata Kuliah Pengantar Ekonomi, Teori Ekonomi (Mikro dan Makro), Ekonomi Pembangunan, Evaluasi Proyek, Perekonomian Indonesia, Ekonomi Publik, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Ekonomi Koperasi 2. Staf Pengajar IPDN di Manado, 2010-Sekarang Mata Kuliah: Ilmu Ekonomi. 3. Pernah mengajar pada beberapa sekolah tinggi Ekonomi swasta dalam mata kuliah: Teori Ekonomi, Ekonomi Pertanian, Ekonomi Pembangunan, dan Ekonomi Publik. 4. Pernah mengajar dalam pelatihan “Tehnik Manajemen Kebijakan Publik” pada Para Camat se-Sulawesi Utara dan Gorontalo 2000-2001. Kerjasama JICA, PSKMP UNHAS Makassar, dan Fakultas Ekonomi UNSRAT. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
162
5. Pernah menjadi instruktur dalam “Pelatihan Perancangan Perda” Pada Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Utara. 6. Pernah mengajar pada kursus keuangan daerah (KKD) yang dilaksanakan oleh Lembaga Keuangan Daerah Fakultas Ekonomi UNSRAT Bekerjasama dengan Kementerian Keuangan RI 7. Pernah mengajar pada pelatihan perencanaan dan penganggaran pada aparat Pemda Provinsi Maluku Utara, 2011 8. Pernah mengajar pada Magister Ekonomi Pembangunan UNSRAT 9. Pengajar dalam Capacity Building “Perencanaan dan penganggaran serta Monev & Peningkatan PAD” Kerjasama Pemda Provinsi Sulawesi Utara, World bank, UGM, dan Fakultas Ekonomi UNSRAT F. Simposium/Seminar/Lokakarya (a.l) 1. Seminar Sistem akreditasi Laboratorium Penguji dan mekanismenya, di Manado, Dewan Standarnisasi Nasional,1994 2. Semiloka Kontribusi Program Transmigrasi dalam Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Departemen Transmigrasi dan Pemprov SULUT Manado, 1994 3. Sidang Pleno ISEI VIII, Manado, 1995 4. Seminar Regional Upaya mengoptimalkan KUK dan Bantuan Dana BUMN untuk pembinaan usaha kecil, UNHAS, Makassar, 1995 5. Lokakarya Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Fakultas Pertanian UNSRAT Manado, kerjasama dengan CIDA, 1996 6. Seminar Pemerintahan Daerah dalam perspektif manajemen global, MIPI SULUT, 1997 7. Lokakarya Rancangan Perubahan Undang-Undang Pasar Modal, di Denpasar, Bapepam, 2001 8. Penyusunan Renstra manajemen Keuangan Daerah, di Manado, Kerjasama FE-UGM dan FE-UNSRAT, 2001 9. Lokakarya Perencanaan Tenaga Kerja Nasional, pelaksana Departemen Tenaga Kerja, di Bogor 10. Seminar Otonomi Daerah dan Urgensi Pembentukan Ombusmen daerah, di Manado, Pelaksana Komisi Ombusmen Nasional, 2005 11. Seminar dan Lokakarya Forum Dekan Fakultas Ekonomi PTN se-Indonesia, di Palembang, 2006 12. Seminar internasional what makes nations rich “Indonesia Economy Possible Approaches”, di Manado, Pelaksana Sigma dan Bank Dunia,2007 13. Nara Sumber Seminar Evaluasi Ekonomi Sulawesi Utara 2009, Pelaksana Biro Ekonomi Pemprov Sulawesi Utara, 2009 14. Diskusi Bulanan ISEI (Berkala), Januari-Desember 2009. 15. Peserta Seminar Internasional oleh Federation Association Economist Asean (FAEA), Bali, 2009 16. Nara Sumber Seminar/Lokakarya Pembentukan Forum Pengembangan Ekonomi Daerah, Pelaksana Biro Ekonomi Pemprov Sulawesi Utara. 2010 17. Nara Sumber Seminar Evaluasi Perekonomian Sulawesi Utara (Khusus UMKM), Pelaksana Pemprov Sulawesi Utara, 2010 18. Seminar Sehari Jurusan Ilmu Ekonomi UNSRAT, 2010. 19. Diskusi Bulanan ISEI (Berkala) Januari-Desember, 2010
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
163
20. Peserta Diskusi akhir tahun “Evaluasi Perekonomian Daerah oleh Manado Post, 2010 21. Peserta Seminar Internasional oleh Federation Association Economist Asean (FAEA), Kuala Lumpur, 2011 22. Nara Sumber dalam pembahasan Analisis Ekonomi Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Merah Bitung, Dewan KEK Nasional, di Hotel Borobudur Jakarta, 2011 23. Nara Sumber dalam pembahasan Analisis Data Base pada BPPLT Sulawesi Utara, di Aula Bappeda Provinsi Sulawesi Utara Manado, 2011 24. Peserta Konsultasi Publik dalam Penyusunan RPJMD dan RPJPD Provinsi Sulawesi Utara, di Kawanua Novotel Manado, 2011 25. Peserta Diskusi Akhir Tahun Manado Post “Evaluasi Perekonomian Daerah” di Quality Hotel Manado 2011 26. Nara Sumber pembahasan “Public Expenditure Analysis Capacity Harmonization “ (BBL) Sulawesi Utara, di Kantor World Bank, Jakarta, 2011 27. Nara Sumber dalam pembahasan Analisis Data dalam usulan perubahan Perda Pengaturan Pantai dan Pesisir, BPPLT Sulawesi Utara, di Aula Bappeda Provinsi Sulawesi Utara, Manado 2012 28. Peserta Diskusi akhir Tahun evaluasi perekonomian daerah (bisnis) oleh Manado Post, di Quality Hotel Manado 2012 29. Nara Sumber Workshop Pengembangan Ekonomi Daerah, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, 2012 30. Nara Sumber dalam Small Research ISEI Pusat pada Pra-Kongres ISEI di Yogyakarta, di Kantor ISEI Pusat Jakarta. 2012 31. Nara sumber Sosialisasi Hasil Rumusan Kongres ISEI di ISEI Cabang Manado, di Manado Convention Center (MCC) Manado 2012 32. Peserta Workshop Media Plus oleh Yayasan Bakti dan World Bank, di Hotel Sultan Jakarta, 2012 33. Nara Sumber “Sosialisasi Peach World Bank” di Pemda Kabupaten Kepulauan Sangihe, di Aula Kantor Bupati Kepulauan Sangihe,Tahuna, 2012 34. Nara Sumber “Pemberdayaan Ekonomi Jemaat” oleh Komisi Pelayanan Kategorial Laki-Laki GMIST, Manalu, 2012 35. Nara Sumber penyusunan laporan DAK oleh Bappeda Provinsi Sulawesi Utara, di Kawanua Sahid Hotel Manado 2012 36. Nara Sumber pada seminar “Perekonomian Indonesia Terkini” oleh Kementerian Keuangan RI, di Arya Duta Hotel, Manado 37. Nara Sumber/Pembahas dalam Workshop “Rencana Pengoperasian Kapal Ro-Ro Manado-Davao PP, oleh KAPET Sulawesi Utara, di Swiss-Bell Hotel Manado, 2012 38. Chairman/ Nara Sumber dalam seminar nasional “Sulawesi Utara sebagai Pusat Pertumbuhan Kawasan Timur Indonesia” oleh ISEI dan Bank Indonesia serta Manado Post, di Aula Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Manado 2013 39. Peserta Konsultasi Publik, oleh Pemda Kota Manado, di ruang pertemuan Kantor Pemkot Manado 2013 40. Narasumber “Sosialisasi Public Expenditure Analysis and Capacity Harmonization (PEACH) North Sulawesi” pada pemerintah daerah Kota Kotamobagu, oleh Bank Dunia dan Yayasan Bakti, 2013
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
164
G. Penelitian/Kajian Beberapa tahun terakhir 1. Anggota Tim Penyusunan Draft Awal RPJP Kabupaten Bangkep Sulawesi Tengah, 2005 2. Anggota Tim Penyusunan Rancangan awal RPJM Daerah Sulawesi Utara, 2005 3. Anggota Tim Penyusunan Rancangan Awal RPJM Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, 2006 4. Anggota Tim Kajian Sosial Ekonomi Pasca Tambang PT.NMR, 2007 5. Anggota Tim Penyusunan Kajian Pendapatan Asli Daerah Kota Manado, 2007 6. Anggota Tim Penyusunan RPJP Daerah Kota Manado, 2008 7. Anggota Tim Revisi RPJM Daerah Kota Manado, 2008 8. Anggota Kajian Evaluasi Perekonomian Sulawesi Utara, 2009 9. Ketua Peneliti Permintaan Lahan Pertanian di Pinggiran Kota Tomohon, 2009 10. Anggota Kajian Evaluasi Perekonomian Sulawesi Utara (Khusus UMKM), 2010 11. Ketua Peneliti “Analisis Pendapatan Petani Kelapa” di Kecamatan Likupang, 2010. 12. Ketua Peneliti “Public Expenditure Analysis (PEA)” Kerjasama Bank Dunia dengan Pemprov Sulawesi Utara dan Fakultas Ekonomi UNSRAT, 20092010 13. Anggota Kajian Belanja Pemerintah Daerah Kota Tomohon, oleh Bappeda Tomohon, 2010 14. Anggota kajian RPJMD dan RPJPD Kota Tomohon, oleh Bappeda Tomohon 2010-2011 15. Ketua Peneliti” Kajian Pajak Kendaraan Bermotor Sulawesi Utara” oleh Dipenda Provinsi Sulawesi Utara, 2011 16. Anggota Peneliti “Analisis Ekonomi Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Merah Bitung” Disperindag dan Pokja KEK Sulawesi Utara, 2011 17. Ketua Peneliti “Prospek Ekonomi Kota Manado” Bappeda Manado, 2011 18. Anggota Kajian “Rencana Aksi MDGs Sulawesi Utara” Bappeda Manado, 2011. 19. Ketua Kajian “Evaluasi Ekonomi Makro Sulawesi Utara”, Bappeda Sulawesi Utara 2011. 20. Ketua Kajian “Evaluasi Pengangguran di Sulawesi Utara”, Bappeda Sulawesi Utara, 2011 21. Ketua Peneliti “Kajian PAD Hotel Kota Manado, Bappeda Manado, 2012 22. Anggota Kajian “Master Plan Penanaman Modal Kota Manado” Bappeda Manado, 2012. 23. Anggota Kajian “Alokasi Anggaran ke Masing-Masing SKPD Provinsi Sulawesi Utara, Bappeda Sulawesi Utara, 2012 24. Anggota Kajian”Evaluasi Ekonomi Kerakyatan Provinsi Sulawesi Utara” Bappeda Provinsi Sulawesi Utara, 2012 25. Anggota Kajian “Kemiskinan Daerah Sulawesi Utara” Bappeda Provinsi Sulawesi Utara, 2012 26. Ketua Peneliti “PDKD dan Pea Update Sulawesi Utara”, Kerjasama Pemda Provinsi Sulawesi Utara dan World Bank serta Fakultas Ekonomi UNSRAT,2012-2013
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
165
27. Kajian/Evaluasi Ekonomi makro Sulawesi Utara, Bappeda Provinsi Sulawesi Utara; 2013 28. Kajian/Evaluasi Ekonomi Makro Kota Kotamobagu 2013, Bappeda Kota Kotamobagu H. Penyuluhan yang pernah dilaksanakan (a.l) 1. Penyuluhan terpadu di desa Toliang Oki Tondano, oleh Tim UNSRAT dalam rangka Dies Natalies 2. Penyuluhan Ekonomi di Desa Toure Kecamatan Tompaso, Minahasa, 3. Penyuluhan Ekonomi di Desa Tokin Kecamatan Motoling, Minahasa Selatan 4. Penyuluhan Ekonomi di Kauditan, Minahasa Utara I. Pengalaman dan Prestasi Kerja Lainnya 1. Ketua penyusun proposal dan kurikulum untuk pengusulan program studi D3 Manajemen Koperasi dan Keuangan Perbankan 2. Sebagai sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi bersama dengan tim jurusan dan fakultas berhasil meningkatkan derajad akreditasi jurusan ilmu ekonomi dari B ke A Badan Akreditasi Nasional . 3. Anggota Tim penyusun proposal dan kurikulum untuk pengusulan Program Magister Ekonomi Pembangunan UNSRAT 4. Penyusun TOR dalam pengusulan Penyelenggara Kursus Keuangan Daerah dan KKD-Khusus kepada Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
166
Nama : Willem Johan Fredrik Alfa TUMBUAN, SE, M.Sc, Ph.D. Nama Panggilan : Alfa Tempat dan Tanggal Lahir : Manado, 13 April 1973 Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin Agama : Kristen Alamat Rumah : Desa Pineleng II, Kab. Minahasa, Sulawesi Utara Telp./Faks. : 0853 – 9565 – 0212 Alamat e-mail :
[email protected] /
[email protected] Kompetensi : Marketing Management
Tempat Kerja TVRI Stasiun Manado Universitas Sam Ratulangi Manado
PENGALAMAN KERJA Posisi Penyiar dan Reporter Berita PNS Dosen Fakultas Ekonomi Manajemen
Saga University, Japan Kagoshima University, Japan Saga University, Japan
Teaching Assistant Teaching/Research Assistant Research Assistant
Tahun 1994 – 2003 2000 – Sekarang 2004 – 2005 2007 – 2010 2010 – 2011
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Strata
Perguruan Tinggi
Diploma III (A.Md.) Sarjana (S.E.) Master (M.Sc.)
Universitas Sam Ratulangi, INA Universitas Sam Ratulangi, INA Saga University, JAPAN
Doktor (Ph.D.)
Kagoshima University, JAPAN
Jurusan/ Program Study Manajemen Umum Manajemen Umum Economics of Agricultural Marketing Economics of Agricultural Marketing
Tahun Lulus 1995 1999 2005 2011
PENGALAMAN PENELITIAN Tahun
Judul Penelitian / Survey
2012
Rural and Community Development in Saga city, Saga Prefecture, JAPAN Manfaat Ekonomi Tanaman Liar Aren (Arenga Pinnata) bagi Masyarakat Lokal – Minahasa, Sulawesi Utara Pengaruh dan Manfaat Budaya Mapalus terhadap Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lokal Masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara di Era Perdagangan Bebas. Research on the Economic Benefits of the Local Agricultural Product in Indonesia. A Case Study of the Products of Coconut Plantation in North
2012
2012
2011
Ketua / anggota Tim Anggota Tim
Tempat Penelitian / Survey Saga city, Japan
Ketua Tim
Minahasa Selatan, Sulut
Ketua Tim
Minahasa, Sulut
Anggota Tim
Minahasa Utara, Sulut
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
167
2011
2010
2009
2009
2008
2008
2004
Minahasa Regency, North Sulawesi Province, Indonesia Research on Marketing of Local Agricultural Products (Vegetables and Flowers) in California, USA Pemasaran Produk Pertanian (Sayur-sayuran) Lokal melalui Pasar Tradisional dan Pasar Modern dan pengaruhnya bagi Petani, Pedagang, Koperasi Petani dan Konsumen setempat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Research on the Significance Function of Agricultural Cooperatives in Japan. A Case Study of Agricultural Cooperative in Saga Prefecture, Japan Pemasaran Produk Pertanian (Sayur-sayuran) Lokal melalui Pasar Tradisional dan Pasar Modern dan pengaruhnya bagi Petani, Pedagang dan Konsumen setempat di Provinsi Riau. Research on the Local Potency of the Agricultural Products for the Local People in Saga Prefecture, Japan Pemasaran Produk Pertanian (Sayur-sayuran) Lokal melalui Pasar Tradisional dan Pasar Modern dan pengaruhnya bagi Petani, Pedagang dan Konsumen setempat di Provinsi Sulawesi Utara. Potensi Produk Pertanian Lokal dan Budaya Konsumsi Pangan Lokal dalam Menjaga Ketahanan Pangan Lokal di Provinsi Sulawesi Utara.
Anggota Tim
California State, USA
Ketua Tim
DI Yogyakarta
Ketua Tim
Saga city, Japan
Ketua Tim
Pekanbaru, Riau
Anggota Tim
Saga city, Ogy city & Karatsu city, Japan
Ketua Tim
Tomohon & Minahasa Selatan, Sulut
Ketua Tim
Sulawesi Utara
KARYA ILMIAH A. Buku/Bab Buku/Jurnal Tahun
Judul
Penerbit/Jurnal
2006
Significance of Traditional Market and Supermarket Functions for Local Farmers and Consumers: a case study on marketing of vegetables in Manado city, North Sulawesi Indonesia. Current Significance of Old Pasars for Local Farmers and Consumers: Case study of an old pasars established 300 years ago in Manado City, Indonesia.
Bulletin Faculty of Agriculture, Saga University, Japan No.92, pg. 79-94 (Journal). Proceedings of Conference of the Agricultural Economics Society of Japan (AESJ). 2008. Proceedings of Conference of the Food, Agricultural and Resource Economics Society of Japan. 2009. Proceedings of Conference of the Japan Society for Distributive Sciences (JSDS)
2008
2009
Significance and Developing Conditions of Pasar for the Local Inhabitants: Case study of an old pasar established 300 years ago in Pekanbaru city, Indonesia.
2009
Sustainability and Advantages of Old Pasar for Local People Under International Free Competition: Case study of old pasars establish 300 years ago in Manado and
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
168
2010
2010
2010
2011
2011
2012
Pekanbaru cities, Indonesia. Significance and Developing Conditions of Pasar for the Local Inhabitants: Case study of an old pasar established 300 years ago in Manado city, Indonesia. Sustainability and Advantages of Old Pasar for Local People Under International Free Competition: Case study of old pasars establish 300 years ago in Manado and Pekanbaru cities, Indonesia. Sustainable Conditions between the Old Pasar and Agricultural Cooperative under the Free Trade System in Indonesia. Case study of Pasar Beringharjo and the TOM Agricultural Cooperative in Yogyakarta, Indonesia. The Role and Significance of Agricultural Cooperatives in Strengthening the Condition of Pasar. Case study of an old pasar established 300 years ago in Yogyakarta city, Indonesia. The Strong Function and Advantages of Pasar for the Local People under the Free Trade Competition: Case Studies of Old Pasars Established 300 years ago in Manado and Pekanbaru Cities, Indonesia.
The Economic Role of Wild Food Plant for the Local People: A Case Study of Arenga Pinnata Plant Production in North Sulawesi Province, Indonesia.
of Kyushu Area, Japan.2009 Japanese Journal of Food, Agricultural and Resource Economics. Vol. 61, No.1. The Journal of Japan Society for Distributive Sciences (JSDS), Japan. No.26, 2010. Proceedings of Conference Agricultural Cooperatives Society of Japan. 2010. Proceedings of Conference of the Agricultural Economics Society of Japan (AESJ). 2011. The proceedings of conference of the AllUniversity of California Group,USA in Economic History and the Economic History Society of Australia and New Zealand. 2011. The proceedings of symposium of the Economics of Agricultural Marketing Laboratory, Saga University, Japan. 2012.
B. Makalah/Poster Tahun
Judul
2012
Influences and Benefits of the Culture of Mapalus to the Food Security and Local Economy of Minahasanese, Indonesia (Makalah) Marketing Pariwisata: Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Para Wisatawan (Makalah) Economics Review of Indonesian Agricultural Products and Marketing (Makalah)
2011 2010
2008
2007
Penyelenggara Saga University, JAPAN
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Manado Lab of Economics or Agricultural Marketing, Saga University, JAPAN Significance and Developing Conditions of Pasar for the The United Graduate School Local People of Indonesia (Poster) of Agricultural Sciences, Kagoshima University, JAPAN Economic Potential of Indonesian Agricultural Products Saga International, Festival and Natural Resources (Makalah). 2007, Gov of Saga Prefecture, JAPAN KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SYMPOSIUM/POST RESEARCH WORK
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
169
Tahun 2012
2012
2012
2012
2012
2010 2011 2011
2011
2011
Judul Kegiatan The 7th International Symposium on Agricultural Research in Asia
The Symposium of International Cooperative 2012 Annual Symposium on Rural Economics of Japan The Annual Seminar on Food, Agricultural and Resource Economics Development
Diskusi Ilmiah Nasional Perencanaan Daerah: „Bagaimana Membangun Ekonomi Lokal Kota dan Kawasan” Special Post Doctoral Research Program of Economics of Agricultural Marketing Conference on Rural Economics of Japan
Asia Pacific Economic and Business History Conference
2010
Lokakarya Pariwisata dan pelaku usaha wisata Kota Manado Conference on Food, Agricultural and Resource Economics Society of Japan
2010
Conference on Agricultural Cooperatives
2009
Conference on Food, Agricultural and Resource Economics Society of Japan
2009
Conference on Distributive Sciences of Kyushu - Okinawa Area, Japan
2009
Penyelenggara Saga University; Kagoshima University; Food, Agricultural and Resource Economics Society of Japan Lab of Economics of Agricultural Marketing, Saga University The Agricultural Economics Society of Japan / AESJ The Economics of Agricultural Marketing Laboratory in Saga University. JAPAN Fakultas Ekonomi, UNSRAT
Panitia/ peserta/ pembicara
Pembicara
Pembicara
Peserta
Peserta
Peserta
Saga University, Japan
Peserta
The Agricultural Economics Society of Japan / AESJ the All-University of California, USA Group in Economic History and the Economic History Society of Australia and New Zealand. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Manado The Food, Agricultural and Resource Economics Society of Japan. The Agricultural Cooperatives Society of Japan The Food, Agricultural and Resource Economics Society of Japan. The Japan Society for Distributive Sciences (JSDS) of Kyushu, Japan
Peserta
Conference on Distributive Sciences of Japan The Japan Society for Distributive Sciences (JSDS) of Japan
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
Pembicara
Pembicara Pembicara
Pembicara
Pembicara
Pembicara
Pembicara
170
2008
2008 2006 2006
Annual Symposium on Rural Economics of Japan Conference on Food, Agricultural and Resource Economics Society of Japan Post Research Student Program of Economics of Agricultural Marketing Seminar Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Kep. Talaud
The Agricultural Economics Society of Japan / AESJ The Food, Agricultural and Resource Economics Society of Japan. Saga University, Japan Pemkab Kep. Talaud dan FE UNSRAT
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
Pembicara
Pembicara Peserta Peserta
171
CV Nama NIP Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Status Perkawinan Agama Golongan / Pangkat Jabatan Akademik Perguruan Tinggi Alamat Telp./Faks. Alamat Rumah Telp./HP. Alamat e-mail
Tahun Lulus 1996
2001
2010
Tahun 2008
: : : : : : : : : : : : : :
Yantje Uhing,SE.,M.Si 19711020200501 1 001 Manado, 20 Oktober 1971 Laki-laki Kawin Kristen Protestan Penata Tkt. I / III C Lektor Universitas Universitas Sam Ratulangi Jl.Kampus Unsrat, Bahu - Manado 0431 - 847954 Jl.Sam Ratulangi 9 NO: 8 Manado 081340058555
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Program Pendidikan(diploma, sarjana, Perguruan Tinggi magister, spesialis, dan doktor) Fakultas Ekonomi Diploma III Universitas Sam Ratulangi Manado Fakultas Ekonomi Sarjana (S1) Universitas Sam Ratulangi Manado Program Pascasarjana Magister (S2) Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung
PELATIHAN PROFESIONAL Jenis Pelatihan( Dalam/ Luar Negeri) Penyelenggara Pelatihan PEKERTI
2008
2008
2004
Pelatihan Program Applied Approach (AA)
Pelatihan Statistika Cara Mudah Aplikasi PAATH & SEM
Pelatihan Pelatih Orientasi
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Sam Ratulangi Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Sam Ratulangi
LMFE Unpad Jl.Cimandiri No. 6 Bandung Direktorat Pembinaan
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
Jurusan/ Program Studi Ahli Madya Akuntansi Manajemen
Magister Ilmu Ekonomi
Jangka waktu 14 April S/D 18 April. 2008 Manado
21 April S/D 23 April. 2008 Manado
08 Juli S/D 10 Juli. 2008 Bandung
10 - 12 Juni
172
Pengembangan Manajemen Mahasiswa (PP OPMM) 2009
2009
2010
Pekerti
Kelembagaan dan Pemberdayaan Peran Masyarakat (Dikti) Lembaga PengaP3 Unsrat
2004 Jatim
30 Nov – 02 Desember 2009 Applied Approach (AA) LP3 Unsrat 23-24 November 2009 Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Kerjasama Badan 22 Februari Golongan III CPNS Pendidikan dan Latihan s.d. 09 Maret Propinsi Sulut dengan 2010 Pemerintah Kab. Minahasa Selatan
PENGALAMAN MENGAJAR Mata Kuliah Seminar MSDM Manajemen Distribusi Perilaku Organisasi Pengantar Bisnis Pengantar Manajemen Manajemen Perubahan Metodologi Penelitian Etika Bisnis Manajemen SDM Perilaku Organisasi Manajemen Strategi Publik Perilaku Organisasi Seminar MSDM Pengembangan Organisasi Prilaku Konsumen Manajemen SDM Pemasaran Global Pemasaran Jasa Dasar Dasar Pemasaran Manajemen pemasaran Pembangunan Daerah
Mata Kuliah Perilaku Organisasi MSDM
Program Pendidikan S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Institusi/Jurusan/ Program Studi FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Regular) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reg.Sore) Program MIE Unsrat FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reg.Sore) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reguler) FE UNSRAT (Reg.Sore) FE UNSRAT (Reg.Sore) Madya Praja IPDN Kampus Manado
Semester/Tahun Akademik Semester Ganjil Thn. 2009/2010 Semester Ganjil Thn. 2009/2010 Semester Ganjil Thn. 2009/2010 Semester Ganjil Thn. 2009/2010 Semester Genap Thn. 2009/2010 Semester Genap Thn. 2009/2010 Semester Genap Thn. 2009/2010 Semester Genap Thn. 2009/2010 Semester Genap Thn. 2009/2010 Semester Genap Thn. 2009/2010 Semester Genap Thn. 2009/2010 Semester Ganjil Thn. 2010/2011 Semester Ganjil Thn. 2010/2011 Semester Ganjil Thn. 2010/2011 Semester Ganjil Thn. 2010/2011 Semester Genap Thn. 2010/2011 Semester Genap Thn. 2010/2011 Semester Genap Thn. 2010/2011 Semester Genap Thn. 2010/2011 Semester Genap Thn. 2010/2011 Semester IV Thn 2010/2011
PRODUK BAHAN AJAR Program Jenis Bahan Ajar( cetak Pendidikan dan noncetak) Strata 1 Power Point (noncetak) Strata 1 Power Point (noncetak)
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
Sem/Tahun Akademik. 2009 2010
173
PENGALAMAN PENELITIAN PENELITIAN Tahun 2009
Ketua/anggota Tim Analisis Potensi Dan Faktor-Faktor Peneliti Pengembangan Pada Sulawesi Utara Judul Penelitian
Sumber Dana Dana Sendiri
KARYA ILMIAH* A. Buku/Bab Buku/Jurnal Tahun Judul Penerbit/Jurnal 2010 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Jurnal Manacse Vol 1 No Peningkatan Kinerja pada PT Telekomunikasi 1 April ISSN: 2086-8766 Indonesia Tbk Kadantel Manado STIE Eben Haezar Manado B. Makalah/Poster Tahun Judul Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia 2010 Berbasis Kompetensi Pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara 2011 Etos Kerja Birokrasi dan Peningkatan Kompetensi SDM
Penyelenggara Fakultas Ekonomi UNSRAT Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Pemerintah Kota Manado
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM Tahun 18 Mei 2008
Judul Kegiatan Seminar Bela Negara pada HUT Ikatan Pencak Silat Indonesia
05 Februari Seminar : Global Financial Crisis 2009 20-21 April Simposium : Isu Perbatasan dan 2009 Alur Laut Kepulauan Indonesia, Pembangunan Kawasan Perbatasan Wilayah Utara 13 November Seminar : Membangun Usaha 2009 Mandiri
Penyelenggara Pengurus Pusat IPSI Senat Mahasiswa FE Unsrat BPPK DEPLU RI
Panitia/ peserta/pembicara H. Prabowo Subianto (Ketua Umum IPSI) Dr Rizal Ramli (pembicara) Yusra Khan (Sekretaris BPPK)
HPMJ FE UNSRAT Joubert Dondokambey (Pembicara) 13 Oktober Seminar : Fakultas Ekonomi Prof DR David P. 2009 GO ENTREPRENEURSHIP UNSRAT E. Saerang,SE., M.Comm(Hons) – (Dekan) 28 Mei 2010 Seminar Nasional: Panitia Dies Natalis Drs Joppy Menjadikan Sulut Mesin Ekonomi FE UNSRAT Lamonge, MSi Baru di Kawasan Asia Pasifik (Ketua Panitia) 22 Juni 2010 Lokakarya : Kerjasama Prof dr. J. Posangi, Penyusunan Dokumen Mutu UNSRAT dengan M.Sc.,PhD.,Sp.FK Akademik Jurusan/Manajemen Fakultas Ekonomi (Ketua Penjaminan Studi Fakultas Ekonomi UNSRAT Mutu) 26 Juli 2010 Lokakarya: Fakultas Ekonomi Prof DR David P. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
174
Metodologi Penelitian Pengujian Statistik 24 September 2010
dan UNSRAT
E. Saerang,SE., M.Comm(Hons) – (Dekan) Seminar: Panitia Dies Natalis Prof. Rhenald Membangun Sinergi Perguruan FE UNSRAT Kasali, Ph.D Tinggi Dengan Dunia Usaha (Pembicara) Untuk Mengembangkan Entrepreneurship Spirit
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Jenis/Nama Kegiatan Tempat Penerapan Program IPTEKS Bagi Masyarakat : Manado IbM Kelompok UMKM di Kelurahan Bumi Nyiur Kecamatan Wanea 2009 Panitia Pelaksana Dies Natalis Ke 49 Fakultas Manado Ekonomi UNSRAT 2007 - 2011 Majelis Pakar Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Jakarta, Indonesia Indonesia (PB IPSI) 2009 Panitia Perayaan Natal Yesus Kristus Fakultas Manado Ekonomi UNSRAT 2010 Penerapan Program IPTEKS Bagi Masyarakat : Manado IbM Pedagang Bawang Rica Tomat di Pasar Tradisional di Kelurahan Paniki Dua Kecamatan Mapanget 2010 Panitia Pelaksana Hut Jemaat Ke 25 dan Paskah Manado Jemaat GMIM Exodus Paniki Dua Kec. Mapanget 2010 Panitia Pelaksana Dies Natalis Ke 50 Fakultas Manado Ekonomi UNSRAT 2010 Kelompok Kerja Paduan Suara Pria Kaum Bapa Manado Jemaat GMIM Exodus Paniki Dua 2010 Tim Penyusunan Evaluasi Diri /Borang Akreditasi Manado Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi 2010 Panitia Ujian Tengah Semester Dan Ujian Akhir Manado Semester 2011 Panitia Pelaksana Paskah GMIM Wilayah Manado Mapanget Satu 2011 Panitia Penyelenggara MUSDA I AKLINDO Manado, Sulut Sulawesi Utara Tahun 2009
Peran/Jabatan Kepala Laboratorium Program Magister Ilmu Ekonomi
Tahun
JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI Institusi( Univ,Fak,Jurusan,Lab,studio, Manajemen Sistem Informasi Akademik dll) Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi
2011 S/D Sekarang
PERAN DALAM KEGIATAN KEMAHASISWAAN Jenis /Nama Kegiatan Peran
Tempat
Tahun ... s.d. ...
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado
175
Februari – April 2010 01 – 03 September 2010 Agustus – Oktober 2010 2010
Bimbingan Skripsi Bimbingan Mahasiswa Baru
Bimbingan Skripsi
Dosen Pembimbing Jurusan Manajemen Skripsi Fakultas Ekonomi Dosen Pembimbing Fakultas Ekonomi Akademik Dosen Pembimbing Jurusan Manajemen Skripsi Fakultas Ekonomi
Bimbingan Mahasiswa Magang
Dosen Pembimbing Bank Sulut Kantor Lapangan Unit Calaca 2010 Bimbingan Kegiatan Mahasiswa Dosen Pendamping Tomohon Sulawesi Jurusan Manajemen Utara 16 Februari Bimbingan Mahasiswa Magang Dosen Pembimbing Perum Pegadaian s/d 16 April Lapangan Manado 2011
PENGHARGAAN/PIAGAM Tahun Bentuk Penghargaan 21 Oktober Penyelenggara Pemilihan Umum Anggota 2009 DPR, DPD, DPRD Dan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009
Tahun 2009 2010 2010
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH Jenis/ Nama Organisasi KORPRI Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Koperasi Pegawai Ekonomika FE Unsrat
Pemberi Ketua Komisi Pemilihan Umum (Prof Dr. H.A Hafiz Anshary AZ, MA
Jabatan/jenjang keanggotaan Anggota Anggota Anggota
Kajian Strategi Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Kelurahan di Kota Manado