DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI KREATIF, KEWIRAUSAHAAN, DAN DAYA SAING KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF Dr. Hamdan Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Disampaikan dalam kegiatan Study Excursie Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang Jakarta, 20 April 2016
2 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
TANTANGAN PEREKONOMIAN NASIONAL
PERTUMBUHAN EKONOMI
%
Kebijakan Umum, antara lain: 1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, antara lain melalui: § Pengembangan Ekonomi Kreatif § Peningkatan Kapasitas Inovasi dan Teknologi
pertumbuhan ekonomi melemah
Pertumbuhan Ekonomi Nasional Hingga Q4/2015 • Dependensi perekonomian nasional kepada sektor ekstraksi sumberdaya alam (mineral, perkebunan). • Industri manufaktur saat ini sulit berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. • Masih tingginya kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka termasuk di kalangan usia muda dan terdidik, serta kesenjangan pendapatan.
Perpres No. 2 Tahun 2015 (RPJMN 2015-2019)
ARAHAN PRESIDEN RI
3.
Ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia
Perlu diversifikasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi nasional untuk mengatasi tantangan perekonomian nasional
Mengembangkan dan Memeratakan Pembangunan Daerah Pengembangan wilayah nasional diarahkan untuk mengurangi kesenjangan antardaerah dan memajukan daerah menjadi daerah yang maju, mandiri, dan berdaya saing dengan mendorong percepatan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan menggali potensi dan keunggulan daerah.
3 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
PELUANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF
BONUS DEMOGRAFI HINGGA TAHUN 2035 Pada tahun 2030, jumlah penduduk usia produktif diperkirakan di atas 60% dan 27% di antaranya adalah penduduk muda dengan rentang usia 16-30 tahun. Penduduk muda Indonesia berpotensi menjadi Creative Class.
MENINGKATNYA PERMINTAAN PRODUK KREATIF Peningkatan di pasar global terutama produk berbasis media dan ICT (content industry)
PERKEMBANGAN GAYA HIDUP DIGITAL Akses teknologi informasi dan komunikasi sudah menjangkau lebih dari 90% populasi Indonesia
PENINGKATAN JUMLAH
KELAS MENENGAH Pada tahun 2030, diperkirakan 135 juta penduduk Indonesia akan memiliki penghasilan bersih (net income) di atas US$ 3.600 sebagai konsumen ekonomi kreatif
POTENSI KEKAYAAN ALAM DAN BUDAYA Indonesia memiliki international cultural heritage, serta kekayaan dan keindahan alam sebagai “bahan baku” ekonomi kreatif
4 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
TH. 2013
Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat (Inpres No. 6 Tahun 2009)
“
“
RUANG LINGKUP & KONTRIBUSI EKONOMI KREATIF
KONTRIBUSI EKONOMI KREATIF TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL 5,76% ekonomi kreatif di atas rata-rata pertumbuhan nasional 7,05% share PDB 10,7% penyerapan tenaga kerja
Sumber: RAJM Ekonomi Kreatif 2015 - 2019
RUANG LINGKUP INDUSTRI KREATIF Ruang lingkup industri kreatif meliputi 16 sub sektor (industri)
arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; fashion; film, animasi dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; aplikasi dan game developer; penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio. (Perpres No. 72 Tahun 2015)
5 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
DAYA SAING EKONOMI KREATIF INDONESIA
Indeks Kreativitas Global (Global Creativity Index) Tahun 2015
DIMENSI DAYA SAING EKONOMI KREATIF
BAHAN BAKU
GCI dihitung dengan menggunakan tiga faktor yaitu teknologi (technology), orang kreatif (talent), dan toleransi (tolerance). § Indeks Teknologi: proporsi pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan dari total PDB, proporsi biaya penelitian per kapita, dan inovasi suatu negara yang dihitung dengan menggunakan jumlah hak paten yang dikeluarkan dalam kurun waktu penilaian. § Indeks Talenta: partisipasi murni pada pendidikan tinggi dan variabel kelas kreatif, yaitu orang-orang yang bekerja pada pekerjaan yang dianggap memiliki tingkat problem solving tinggi. § Toleransi: penerimaan terhadap minoritas.
Daya saing ekonomi kreatif nasional masih lemah, yang ditunjukkan oleh rendahnya skor pada tujuh dimensi ekosistem ekonomi kreatif (Skor tertinggi sebesar 5,3 yaitu pada dimensi Pengembangan Industri dan terendah sebesar 3,5 yaitu pada dimensi pembiayaan) Sumber: Kemenparekraf, 2014
6 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
AGENDA NASIONAL PEMBANGUNAN EKONOMI KREATIF
NAWACITA 2015-2019 Butir 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya
SUB AGENDA PRIORITAS Meningkatkan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
PDB 12%
EKSPOR
10%
TH.2019 TENAGA KERJA
13 juta Target Kontribusi Ekonomi Kreatif
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF ISU STRATEGIS “Mencapai pertumbuhan yang tinggi dan mengutamakan penumbuhan usaha pemula di ekonomi kreatif”
Memfasilitasi Orang Kreatif (OK) di sepanjang rantai nilai pada tahap KREASI – PRODUKSI – DISTRIBUSI – KONSUMSI – KONSERVASI
STRATEGI 1. Perluasan pasar (ekspor dan domestik) 2. Fasilitasi proses (ruang kreasi dan jaringan orang kreatif) 3. Fasilitasi rantai nilai ekonomi kreatif 4. Fasilitasi start-up
Sumber: RPJMN Tahun 2015-2019
7 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
RUANG LINGKUP EKONOMI KREATIF HILIR
CREATIVE SPACE
SDM
CREATIVE CAPITAL
MODAL
HULU
ENABLER
Mengakomodasi penumbuhkembangan kreativitas
Menumbuhkembangkan industri kreatif yang berdaya saing
8 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
PERMASALAHAN INDUSTRI KREATIF (RPJP Ekonomi Kreatif) Permasalahan dominan yang dihadapi setiap sub sektor ekonomi kreatif
No
Sub Sektor
SDM
Sumberdaya Pendukung
Kelembagaan
Pembiayaan
Infrastruktur dan Teknologi
Pemasaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Arsitektur Desain Film Animasi Video Fotografi Kuliner Kerajinan Mode Musik Penerbitan Permainan interaktif
● ● ● ●
● ● ●
● ● ● ● ● ●
● ● ● ● ● ● ● ●
● ●
● ● ●
13 14 15 16
Periklanan Seni rupa Seni pertunjukan Teknologi informasi
●
●
●
● ● ● ●
● ● ●
●
●
17 Televisi dan radio
PEMERINTAH MEMBERIKAN DUKUNGAN REGULASI DAN FASILITASI UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN DAN MEENGEMBANGKAN INDUSTRI KREATIF
9 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
REGULASI TERKAIT EKONOMI KREATIF PAKET KEBIJAKAN 2015-2016
Paket Kebijakan Tahap III (7 Oktober 2015) Paket Kebijakan Otoritas Jasa Keuangan § Modal ventura (Tata Kelola Perusahaan yang baik bagi PMV, Perizinan Usaha bagi PMV, Penyelenggraan Usaha PMV, Pemeriksaan Langsung PMV). § Pembentukan konsorsium pembiayaan industri berorientasi ekspor dan ekonomi kreatif serta usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Perluasan wirausahawan penerima KUR untuk mendorong munculnya wirausahawan baru § Penurunan tingkat bunga KUR dari 22% menjadi 9%. § Ekonomi Kreatif menjadi salah satu sektor yang menjadi prioritas KUR.
Paket Kebijakan Tahap IX (27 Januari 2016) § Sinergi BUMN Membangun Agregator/Konsolidator Ekspor Produk UKM dan Ekonomi Kreatif
Paket Kebijakan Tahap X (11 Februari 2016) § Pembukaan Daftar Negatif Investasi (Revisi Perpres No. 39 Tahun 2014 tentang Daftar negatif Investasi) untuk mengembangkan usaha di sektor perfilman dalam negeri.
10 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
REGULASI TERKAIT EKONOMI KREATIF (2)
KEBIJAKAN LAIN YANG MENDUKUNG 1. UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM 2. UU No 33 Tahun 2009 tentang Perfilman mendorong pengembangan industri perfilman 3. UU No 3 tahun 2014 tentang Perindustrian - mendorong pengembangan industri kreatif nasional 4. UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Ciptamemberikan perlindungan kekayaan intelektual bagi karya kreatif 5. UU No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan - mendorong perdagangan produk berbasis ekonomi kreatif
TEROBOSAN KEBIJAKAN YANG TENGAH DISUSUN 1. Payung Kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2. Pengembangan skema pembiayaan khusus bagi ekonomi kreatif 3. Pengembangan kriteria dan indikator kota kreatif sebagai basis wilayah pembentukan ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan 4. Inkubasi wirausaha pemula (start-up) berbasis teknologi
11 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
DUKUNGAN FASILITASI PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN SUB SEKTOR EKONOMI KREATIF Kw
Kinerja pertumbuhan dan share PDB
Sub sektor
Strategi Umum Pengembangan Sub Sektor Ekraf
Dukungan yang Diberikan Pemerintah
1
Growth↓, Share ↑
Kuliner, kerajinan
Mendorong pertumbuhan usaha
Fasilitasi proses kreasi untuk mendorong inovasi produk dan branding
2
Growth↑, Share ↓
ICT, periklanan, arsitektur, litbang, fotografi, film video, radio dan televisi, permainan interaktif
Menumbuh kembangkan start-up
Fasilitasi akses permodalan, inkubasi , dan pasar
3
Growth↓, Share ↓
Seni pertunjukan, musik, desain, publikasi, seni rupa
Mendorong pertumbuhan usaha
Fasilitasi pada seluruh rantai nilai yang masih lemah
4
Growth↑, Share ↑
Fesyen
Mendorong perluasan pasar
Fasilitasi ekspansi pasar LN dan DN yang agresif
Sumber: Badan Ekonomi Kreatif (2015)
ü Mendorong ekspansi sub sektor ekonomi kreatif ke pasar global ü Mendorong perkembangan usaha yang pertumbuhannya masih rendah ü Menumbuhkembangkan usaha kreatif pemula (start-up)
12 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF ü Regulator: menetapkan dan mengendalikan kebijakan ü Fasilitator/Akselerator: dukungan, insentif, dan kemudahan
ü pengembangan industri ü penciptaan pasar, barang, dan jasa kreatif serta lapangan pekerjaan ü penelitian dan pengembangan ü pembentuk komunitas dan wirausaha kreatif
PELAKU BISNIS
PEMERINTAH AKTOR
EKRAF
ü wadah berbagai pengetahuan ü wadah pengembangan jejaring kreatif ü wadah ekspresi dan eksplorasi KOMUNITAS KREATIF kreativitas
INTELEKTUAL
ü penciptaan SDM kreatif ü pengembangan, pemanfaatan dan distribusi pengetahuan ü apresiasi dan literasi terhadap kreativitas
7 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
KAB/KOTA KREATIF: STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI TINGKAT DAERAH DEFINISI KOTA/KAB KREATIF
Kota/Kab yang mampu menggali, memanfaatkan, menumbuhkembangkan, mengelola, dan mengkonservasi kreativitas serta memanfaatkan iptek untuk mengembangkan potensi lokal sehingga dapat menjadi keunggulan dan identitas daerah dalam mendorong peningkatan kesejahteraan dan pencapaian pembangunan yang berkelanjutan
14 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
SINERGI K/L DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF Kemenko Perekonomian
Badan Ekonomi Kreatif
Badan Ekonomi Kreatif
Kementerian Perdagangan
Otoritas Jasa Keuangan
Kementerian Koperasi dan UKM KELEMBAGAAN & HKI
Kementerian Hukum dan HAM
PERMODALAN
Bank Indonesia
Kemenko Perekonomian Badan Ekonomi Kreatif Kementerian Komunikasi & Informatika Kementerian Perindustrian Kementerian Koperasi dan UKM
Badan Ekonomi Kreatif Kementerian Perindustrian INFRASTRUKTUR & TEKNOLOGI
SDM
Kementerian Perdagangan Kementerian Koperasi dan UKM
Kementerian Perdagangan Kementerian PUPR Kementerian RISTEK DIKTI Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Kementerian Ketenagakerjaan PEMASARAN
Kementerian Perdagangan Kementerian Koperasi dan UKM Kementerian Komunikasi & Informatika
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Badan Ekonomi Kreatif Kementerian Perindustrian Kemenko Perekonomian
15
DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI KREATIF, KEWIRAUSAHAAN, DAN DAYA SAING KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
terima kasih
Jalan Medan Merdeka Barat No. 7 Jakarta Pusat 10110 |
021-34832622 |
021-34832568 |
deputi4.ekon |
deputi4.ekon
16
LAMPIRAN : RUANG LINGKUP USAHA INDUSTRI KREATIF No
Sub Sektor
1 Arsitektur 2 a 4 5
Desain interior Desain komunikasi visual Desain produk Film, animasi, dan video
Ruang Lingkup Jasa konsultan arsitek, properti/karya arsitektur yang memiliki nilai artistik dan budaya yang dapat menjadi daya tarik/icon suatu wilayah kota Jasa konsultan desain, jasa pendidikan desain Jasa konsultan, jasa pendidikan desain Jasa konsultan, jasa pendidikan desain Usaha reproduksi media rekaman; studio produksi dan pasca produksi film, video dan program televisi; usaha distribusi film, video dan program televisi; jasa pemutaran film; usaha merchandise
6 Fotografi 7 Kriya
Jasa fotografi, jasa pendidikan fotografi
8 Kuliner
Restoran/kafe, usaha makanan dan minuman
Usaha kerajinan berbasis tekstil, kulit, kayu, anyaman, kertas, kaca, logam; usaha furnitur/mebel, perhiasan dan barang berharga
17
LAMPIRAN : PELUANG INVESTASI INDUSTRI KREATIF (2) No
Sub Sektor
Peluang Investasi
9 Musik
Usaha pembuatan alat musik, jasa pendidikan musik, pertunjukan musik, studio rekaman musik, penerbitan musik
10 Fashion
Usaha pembuatan pakaian, barang dari kulit, alas kaki
11 Aplikasi dan game developer
Usaha pembuatan aplikasi dan game, usaha merchandise, usaha publisher aplikasi dan game, usaha pembuatan alat permainan anak-anak
12 Penerbitan
Usaha percetakan, usaha penerbitan buku/majalah
13 Periklanan
Jasa pembuatan iklan
14 Televisi dan radio
Usaha penyiaran radio dan televisi
15 Seni pertunjukan
Gedung pertunjukan, kegiatan pertunjukan tari, kegiatan pertunjukan teater, jasa pendidikan seni pertunjukan
16 Seni rupa
Gedung eksibisi/pameran kesenian, jasa pendidikan seni rupa
18
LAMPIRAN : Bentuk Dukungan K/L No
Aspek
Jenis Dukungan
Kementerian/Lembaga
1
Permodalan/ Pembiayaan
Mamfasilitasi sub sektor ekonomi kreatif melalui skema Kemenko Perekonomian, Bekraf, KUR, pendampingan/bimtek kepada bank penyalur KUR. OJK, BI
2
SDM
Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi pelaku ekonomi/industri kreatif produksi, manajemen, ekspor, dll
Kemenperin, Kemendag, Bekraf, Kemnaker, KemenKopUKM, BNSP
Memfasilitasi sertifikasi pelaku ekonomi/industri kreatif
Kemenperin, Kemendag, Bekraf, Kemnaker, KemenKopUKM, BNSP
Memfasilitasi penyelenggaraan dan/atau partisipasi dalam eksebisi, pameran/promosi di dalam dan luar negeri
Bekraf, Kemenperin, Kemendag, KemenKopUKM
Memfasilitasi pengembangan pusat ekshibisi dan market place/market agregator
Bekraf, Kemenperin, Kemendag, KemenKopUKM
Memfasilitasi/bimtek desain produk Indikasi Geografis (HKI)
Bekraf, Kemenperin, Kemendag, KemenKopUKM
Memfasilitasi roadmap pengembangan e-commerce
Kemenko Perekonomian, Kem.Kominfo, Bekraf, Kemenperin, Kemendag, KemenKopUKM
3
Pemasaran
19
LAMPIRAN : Bentuk Dukungan K/L (2) No
Aspek
4
Infrastruktur dan Teknologi
5
Kelembagaan dan HKI
Jenis Dukungan
Kementerian/Lembaga
Memfasilitasi pengembangan pusat kreatif (termasuk: sentra industri kreatif, pusat desain, dsb)
Kemenko Perekonomian, Bekraf, Kemenperin, Kemendag, KemenKopUKM
Memfasilitasi pengembangan Kota Kreatif dan Jaringan Kota Kreatif Nasional
Kemenko Perekonomian, Bekraf, Kemenperin, Kemendag, KemenKopUKM, Kemendagri, Kem.PUPR, Kem.ATR
Memfasilitasi pengembangan inkubator/akselerator bisnis berbasis produk ekonomi kreatif
Kemenko Perekonomian, Kem.Kominfo, Bekraf, Kemenperin, KemenKopUKM, Kem.Ristek Dikti, BPPT
Memfasilitasi bantuan peralatan/mesin bagi pelaku ekonomi/ industri kreatif
Kem.Kominfo, Bekraf, Kemenperin, KemenKopUKM, Kem.Ristek Dikti, BPPT
Memfasilitasi pengembangan dan pembangunan Indonesia Creative & Design Center
Bekraf, Kemenperin, Kemendag, KemenKopUKM
Memfasilitasi pengembangan sistem informasi ekspor produk ekonomi kreatif
Kemendag, Kemenperin, KemenKopUKM, Bekraf
Menfasilitasi promosi ekspor produk ekonomi kreatif melalui Indonesia Trade Expo Center
Kemendag, Kemenperin, KemenKopUKM, Bekraf
Memfasilitasi pengembangan infrastruktur telekomunikasi, informasi, dan komunikasi (TIK)
Kem.Kominfo
Memfasilitasi kemudahan perolehan HKI melalui sosialisasi, konsultasi, dan pendampingan teknis
Bekraf, Kemenperin, Kemendag, KemenKopUKM, KemenkumHAM
Memfasilitasi pembentukan satuan tugas penanganan pengaduan pembajakan produk ekonomi kreatif
Bekraf, Kemendag, KemenkumHAM, Kemenperin, KemenKopUKM