BAB III METODE KAJIAN 3.1. Metode dan Strategi Kajian Metode kajian adalah kualitatif dalam bentuk studi kasus instrumental, yaitu studi yang memperlakukan kasus sebagai instrumen untuk masalah tertentu. Penggunaan metode kualitatif juga diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih dalam tentang masalah yang akan dikaji. Berdasarkan hal tersebut, maka tipe kajian ini adalah menggunakan aras kajian obyektif – mikro, yaitu upaya memahami sikap, pola perilaku, tindakan dan upaya – upaya yang berkaitan dengan masalah yang dipertanyakan (Sitorus dan Agusta, 2006) Kajian ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk angka – angka dan diolah melalui tabulasi data, sedangkan data kualitatif diolah berupa kata – kata lisan atau tulisan dari subyek kajian yaitu informan (Sitorus dan Agusta, 2006). Data kualitatif adalah nilai dari perubahan – perubahan yang tidak dinyatakan dengan angka – angka, data kualitatif
dan
data
kuantitatif
sebenarnya
dapat
saling
menggantikan
(Sumarsono, 2004) 3.2. Lokasi dan Waktu Kajian Lokasi kajian dilaksanakan di Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur dengan pertimbangan antara lain: 1. Banyaknya wanita usia produktif (15 – 44 tahun) yang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke luar negeri khususnya ke Arab Saudi, yakni sebanyak 400 orang atau mencapai 21,77%. 2. Adanya program pemberdayaan kelompok mantan TKW luar negeri yang dibentuk oleh yayasan PPSW di desa Cibaregbeg. Adapun waktu pelaksanaan kajian dimulai dari pemetaan sosial yang dilaksanakan pada akhir bulan Desember 2006 sampai dengan awal bulan Januari 2007. Kemudian evaluasi program pengembangan masyarakat pada bulan April 2007, dan kajian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2007.
15
3.3. Tehnik Pengumpulan Data Tehnik Pengumpulan data yang digunakan dalam kajian ini adalah teknik observasi langsung atau observasi lapangan, studi dokumentasi, wawancara mendalam, dan Focus Group Discussion (FGD). Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari informan dan hasil pengamatan lapangan. Data skunder adalah data yang diperoleh dari data statistik, dokumen/laporan literatur, atau publikasi yang diperoleh dari buku potensi desa, instansi teknis terkait, dan dokumen lainnya. 3.3.1. Observasi atau Pengamatan Langsung Pengamatan langsung merupakan metode perolehan informasi yang mengandalkan pengamatan langsung di lapangan, baik yang menyangkut obyek, kejadian, proses, hubungan maupun kondisi masyarakat, dan lingkungan alam yang berkaitan dengan proses dialog (Adimihardja dan Hikmat, 2004). Pengamatan langsung dilakukan dengan mengamati kondisi fisik sarana dan prasarana desa dan organisasi khususnya aktivitas kelompok yang menjadi sasaran kajian, maupun hal – hal yang berkaitan atau yang mempengaruhi kegiatan kelompok, baik dari dalam maupun di luar kelompok.
3.3.2. Wawancara Wawancara mendalam yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui temu muka atau temu wicara antara pengkaji dan yang diteliti. Menurut Sitorus dan Agusta (2004) wawancara mendalam merupakan proses temu muka yang berulang antara peneliti dan subyek peneliti. Melalui cara itu peneliti hendak memahami pandangan subyek peneliti tentang hidupnya, pengalamannya, dan situasi sosial. Wawancara mendalam berlangsung dalam suasana kesetaraan, akrab dan informal. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh pengkaji. Bentuk pertanyaan yang diajukan berstruktur dan difokuskan kepada data dan informasi yang terarah sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Responden dalam kajian ini antara lain Pengurus Kelompok mantan Tenaga Kerja Wanita (Ketua, Sekretaris, dan Bendahara) dan anggota kelompok sebanyak dua belas orang. Selain itu yang dijadikan responden dalam kajian ini
16
adalah Aparat Desa (Kepala Desa dan Sekretaris Desa) dan tokoh masyarakat lainnya (tokoh agama, pemuda, organisasi, dan perempuan).
3.3.3. Focus Group Discussion (FGD) Setelah hasil wawancara terkumpul dan analisis SWOT telah dilakukan, maka FGD dapat dilaksanakan. FGD merupakan tindak lanjut hasil wawancara dan hasil analisis SWOT yang akan dibahas anggota pengurus kelompok dan pihak terkait dari unsur pemerintah desa dan tokoh masyarakat desa Cibaregbeg. Menurut Sumardjo dan Saharudin (2006) Focus Group Discussion merupakan
suatu forum yang dibentuk untuk saling membagi informasi dan
sebagai pengalaman diantara peserta diskusi dalam suatu kelompok untuk membahas satu masalah khusus yang telah didefinisikan sebelumnya. Diskusi dilaksanakan di balai desa Cibaregbeg, diikuti oleh pengurus kelompok sebanyak tiga orang (ketua, sekretaris, dan bendahara) dan lima orang anggota, satu orang pendamping, satu orang koordinator kelompok, Aparat desa (kepala desa/sekretaris desa dan satu orang staf), tokoh masyarakat (agama, pemuda, perempuan, dan organisasi) masing – masing satu orang.
3.3.4. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi juga dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dengan mempelajari dan menganalisis catatan – catatan, laporan – laporan kegiatan kelompok, laporan kependudukan desa dan dokumen lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah kajian.
17
Tabel 1 : Tujuan dan Teknik Pengumpulan data
No.
Tujuan
Jenis data
1
Mendeskripsikan dan menganalisis kapasitas kelompok mantan TKW
2
Menganalisis faktor yang mempengaruhi Kapasitas kelompok mantan TKW
Pengelolaan kelompok, kerjasama dalam kelompok, dan jaringan sosial kelompok. Motivasi anggota kelompok, Partisipasi anggota kelompok kepemimpinan ketua kelompok, Tujuan kelompok. Kapasitas pendamping kelompok, dana, sarana dan prasarana. Pandangan masyarakat dan keluarga TKW
4
Menyusun strategi dan program penguatan kapasitas Kelompok mantan TKW
Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi kelompok
Sumber Tehnik Data Pengurus Wawancara dan anggota mendalam kelompok.
Rekaman
Pengurus dan anggota kelompok, pendamping kelompok, aparat Desa, Toma, Tomas, anggota masyarakat dan Keluarga TKW
Wawancara mendalam Pengamatan Analisa data FGD
Catatan harian Dokumen Pedoman Wawancara
Pengurus kelompok Pendamping Toma Tomas Instansi terkait Anggota masyarakat dan keluarga TKW
Focus Group Discussion (FGD) Metode Analisis SWOT
Catatan harian Dokumen Pedoman FGD
Catatan harian Dokumen Pedoman wawancara
18
3.4. Penentuan subyek kajian dan Informan Dalam pelaksanaan penelitian dan subyek kajian untuk pengumpulan data baik melalui wawancara mendalam maupun pengamatan langsung, maka penetapan subyek kajian dan informan disesuaikan dengan topik dalam kajian. 3.5. Pengolahan dan Analisis Data Data untuk analisis SWOT dikumpulkan melalui penyebaran kuisioner SWOT terhadap seluruh anggota dan pengurus kelompok mantan TKW luar negeri. Dalam operasional pengisian kuisioner dipandu langsung (bekerjasama dengan koordinator kelompok). Data yang dikumpulkan akan di analisis secara kuantitatif sehingga ditemukan tingkatan/jumlah nilai secara pasti setiap poin jawaban responden. Langkah – langkah analisis SWOT yang ditempuh: (1) bobot setiap jawaban mempunyai alternatif pemberian nilai antara 1 – 4, semakin penting pengaruh faktor, maka semakin tinggi bobot yang akan diberikan; (2) setiap nomor pertanyaan yang dijawab responden dijumlahkan rata – rata baris; (3) semua nomor jawaban diakumulasikan secara total dalam nilai baris, lalu dijumlahkan menjadi jumlah kolom dan dibagi dengan jumlah baris maka disebut jumlah kolom; (4) nilai rata – rata baris yang lebih besar dari rata – rata kolom adalah kekuatan dan peluang. Sedangkan nilai rata – rata baris yang lebih kecil dari rata – rata kolom adalah kelemahan dan ancaman. Untuk mentransfer pemikiran – pemikiran peserta diskusi ke dalam matrik SWOT, harus diklasifikasi hasilnya pada empat versi besar (Rangkuti, 2006), penyusunan strategi tersebut, yaitu: (1) strategi SO, mengandalkan seluruh kekuatan
guna
memanfaatkan
peluang
yang
ada;
(2)
strategi
WO,
mengandalkan peluang yang ada untuk menekan kelemahan; (3) strategi ST, mengandalkan kekuatan yang ada untuk mengantisipasi ancaman; (4) strategi WT, berusaha menekankan kelemahan guna mencegah munculnya ancaman. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman dalam Sitorus dan Agusta (2006), analisis data kualitatif meliputi: 1. Reduksi data, adalah proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lapangan.
19
2. Penyajian data, adalah sekumpulan data informasi tersusun yang memberi memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Kesimpulan, adalah proses menemukan makna data yang bertujuan untuk memahami tafsiran dalam konteksnya dengan masalah secara keseluruhan.
[
3.6. Rancangan Penyusunan Program Rancangan program yang dihasilkan berdasarkan kesepakatan dalam
FGD dilaksanakan secara partisipatif yang melibatkan anggota pengurus kelompok dan stakeholders. Kemudian dirumuskan rencana program melalui proses yang telah disepakati bersama. Hasil diskusi dalam rangka penguatan kapasitas kelompok mantan tenaga kerja wanita luar negeri tersebut selanjutnya dibawa ke forum untuk di bahas, setelah ada kesepakatan hasil diskusi dibacakan di depan forum agar diketahui oleh semua peserta diskusi. Pengkaji berperan sebagai fasilitator. Rancangan program disusun berdasarkan hasil kesepakatan peserta FGD sesuai dengan kondisi lokal. Adapun tahapan kegiatan penyusunan strategi dan program partisipatif dalam kajian ini dilakukan sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi
kondisi , masalah dan kebutuhan kelompok maupun
masyarakat melalui kegiatan observasi, dan wawancara mendalam dengan warga, tokoh – tokoh seperti masyarakat , tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh perempuan dan informan lainnya yang dianggap berhubungan dengan tujuan kajian. 2. Menjelaskan maksud dan tujuan serta menggali informasi sehubungan dengan latar belakang munculnya permasalahan dengan menerapkan metode partisipatif. 3. Mengadakan kesepakatan dengan kelompok mantan tenaga kerja luar negeri untuk membahas tindak lanjut
kondisi, masalah dan kebutuhan
kelompok . kesepakatan dimaksudkan untuk : • Menentukan format atau bentuk kegiatan (Focus Group Discussion); • Menentukan waktu dan tempat kegiatan dan Menentukan orang – orang yang akan diundang dan menjadi narasumber; serta mengidentifikasi kebutuhan pelaksanaan.
20
4. Menyelenggarakan
kegiatan
diskusi
merupakan suatu forum yang dibentuk informasi dan masalah
kelompok
terarah
(FGD).
FGD
untuk saling membagi membagi
pengalaman diantara para peserta diskusi tentang suatu
khusus
serta
membahas
masalah
sosial
tertentu
guna
mendapatkan pemecahan yang paling efektif. Pelaku dalam FGD adalah orang – orang yang diposisikan setara dan duduk bersama untuk membahas mengenai suatu hal yang telah ditentukan sebelumnya oleh fasilitator (Saharudin ; 2006) 5. Dalam Forum Group Discussion (FGD) disusun rencana aksi, yang merupakan lanjutan dari pengumpulan informasi
sebelumnya, dengan
mengundang anggota pengurus kelompok dan orang – orang yang dianggap berhubungan dengan masalah yang akan disiskusikan. Dalam pelaksanaan kegiatan, diterapkan teknik - teknik metode pengembangan masyarakat secara partisipatif yang diarahkan dan didorong untuk : • Memiliki inisiatif dalam mengemukakan pendapat tentang permasalahan ; • Mengemukakan solusi pemecahan masalah. 6. Penyusunan rencana aksi di forum FGD dilakukan melalui tahap – tahap : • Pembukaan : diisi dengan penjelasan kembali maksud dan tujuan pertemuan; • Pemaparan hasil informasi/kajian; • Pengorganisasian masalah (inventarisasi, pengelompokan, pengurutan prioritas masalah); • Perumusan tujuan diskusi; • Inventarisasi alternatif kegiatan; • Pembahasan alternatif pemecahan masalah; • Pemilihan prioritas kegiatan 7. Hasil FGD dan analisis SWOT didiskusikan kembali dengan peserta untuk direalisasikan dalam suatu program.