25
III.
METODE KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu Kajian Lokasi kajian di industri sapu PT. XYZ yang berlokasi di Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja
(purposive), dengan
pertimbangan ketersediaan data yang diperlukan dan kesediaan manajemen perusahaan
menjadikan
perusahaan
tersebut
menjadi
lokasi
kajian.
Pelaksanaan kajian dimulai dari bulan Mei sampai dengan November 2011.
B. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif terhadap studi kelayakan pembiayaan pengembangan usaha industri sapu di PT. XYZ. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : (1) Studi kepustakaan (eksplorasi); (2) Pengamatan langsung dengan cara mempelajari berbagai dokumen, proses produksi, keuangan dan pemasarannya; (3) Membuat daftar pertanyaan (kuesioner) dan wawancara dengan manajemen perusahaan yang terdiri dari pemilik perusahaan, bagian produksi, bagian keuangan dan bagian pemasaran PT. XYZ dan pemilik perusahaan sejenis di daerah Karawang. Bentuk kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.
C. Pengolahan dan Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam kajian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, meliputi tahap transfer data, editing data, pengolahan dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui aspek manajemen dan umum, aspek teknis dan produksi, aspek pemasaran dan sosial. Aspek manajemen meliputi sejarah perusahaan, organisasi dan manajemen. Aspek teknis dan produksi meliputi lokasi perusahaan, proses produksi, fasilitas usaha dan pemasok. Aspek pasar meliputi pemasaran, prospek usaha, persaingan dan strategi pemasaran. Aspek sosial berhubungan dengan dampak sosial dan lingkungan dari usaha Sapu.
26
Aspek analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek kelayakan usaha industri Sapu PT. XYZ. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis rasio keuangan dan analisis kelayakan investasi. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas (Current Ratio) dan leverage (Debt Equity Ratio), rasio arus kas (Earning Before Interest, Tax and Depreciation/ Total hutang) dan rasio profitabilitas (Earning After Tax /Penjualan bersih). Analisis kelayakan suatu kegiatan usaha digunakan lima (5) kriteria investasi, yaitu NPV, PBP, BEP, Net B/C dan IRR (Sartono, 1997). a. Rasio likuiditas (CR) dan leverage (DER) Aktiva lancar Current Ratio = Hutang lancar Total hutang Debt to Equity Ratio = Total modal sendiri b. Rasio kas EBITDA Casflow Ratio = Total hutang Keterangan : EBITDA
(Earning Before Interest, Tax and Depreciation) = EBIT
ditambah biaya penyusutan EBIT (Earning Before Interest and Tax) = Laba sebelum pajak dan biaya bunga
c. Rasio profitabilitas EAT Profitabilitas Ratio = Penjualan bersih Keterangan : EAT (Earning After Tax) = EBT dikurangi pajak pendapatan ditambah pendapatan atau biaya luar biasa kemudian dikurangi keuntungan atau kerugian selisih kurs.
27
EBT (Earning Before Tax) = Laba sebelum pajak pendapatan d. NPV Menurut Gittenger (1986), NPV menunjukkan keuntungan yang diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Rumusnya sebagai berikut : n
NPV t 0 n t o
n Bt Ct t (1 i) t o (1 i) t
Bt Ct (1 i)t
dimana ; Bt = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp) Ct = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp) n = umur ekonomis usaha (tahun) i = tingkat suku bunga (%) t = periode investasi (i = 1,2,3....n)
e. PBP PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas (Umar, 1997). Rumus PBP adalah :
PBP
n
dimana ;
m Bn
1
Cn
1
n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir m = nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir
B n 1 = nilai sekarang penerimaan bruto pada tahun f. BEP BEP adalah suatu cara untuk dapat menetapkan tingkat produksi di mana penjualan sama dengan biaya-biaya. Dengan kata lain, tingkat produksi dimana tidak ada kerugian dan keuntungan (Sutojo, 1993). Rumusnya sebagai berikut :
28
Biaya Tetap Biaya Variabel 1 Total Penerimaan
BEP
g. Net B/C Menurut Gittenger (1986), Net B/C merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Rumusnya sebagai berikut : n
Net B
C
t 0 n
t 0
Bt C t (1 i ) t C i Bi (1 i ) t
(untuk Bt-Ct > 0) (untuk Bt-Ct < 0)
dimana ; Bt = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp) Ct = biaya bruto pada tahun ke-t (Rp) n = umur ekonomis usaha (tahun) i = tingkat suku bunga (%) t = periode investasi (i = 1,2,3....n) h. IRR Menurut Gray et al (1992), IRR menunjukkan persentase keuntungan yang diperoleh atau investasi bersih dari suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol. Rumus Net B/C sebagai berikut :
i*
i
NPV1 (i2 NPV1 NPV 2
i1 )
dimana ; NPV1 = Nilai NPV yang positif (Rp) NPV2 = Nilai NPV yang negatif (Rp) i1 = discount rate nilai NPV yang positif (%) i2 = discount rate nilai NPV yang negatif (%) i* = IRR (%)
29
Analisis pembiayaan dalam pemberian kredit terhadap calon debitur digunakan 6 C’s analysis (Rivai dan Permata, 2006) yaitu Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy and Constraint. Metode yang digunakan untuk penentuan strategi pemasaran adalah metode Segmenting, Targeting and Positioning (STP) dan penetapan strategi dengan menggunakan analisis IFAS, EFAS dan SWOT. Selanjutnya disusun strategi pemasaran dengan menggunakan bauran pemasaran (marketing mix). Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis mengenai STP perusahaan saat ini. Hasil analisis
aspek pemasaran tersebut kemudian
dikombinasikan dengan hasil analisis keuangan sehingga dapat ditetapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan menggunakan matriks IFAS. Peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dianalisis dengan menggunakan matriks EFAS. Kekuatan yang dimiliki perusahaan berkaitan dengan pangsa pasar, mutu produk, penguasaan teknis, kapasitas terpasang dan kelengkapan sarana. Kelemahan perusahaan berkaitan produktivitas tenaga kerja, penetapan harga dan tenaga pemasaran yang belum optimal, keterbatasan modal dan bahan baku mudah rusak. Peluang yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan ketersediaan pelanggan tetap, pemasok tetap, prospek pasar, dan peningkatan ekspor. Ancaman yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan persaingan dari perusahaan sejenis, ketersediaan bahan baku, fluktuasi nilai tukar rupiah dan kebijakan negara tujuan ekspor. Untuk menentukan bobot dari IFAS, EFAS dan profil kompetitif perusahaan digunakan kuesioner yang diajukan kepada pakar, dalam hal ini kepada pemilik perusahaan PT. XYZ dan pemilik perusahan sejenis di Kabupaten Karawang. Dari hasil analisis diperoleh gambaran mengenai kondisi internal dan eksternal perusahaan. Skor IFAS dan EFAS dituangkan dalam Matriks IE Model GE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat secara lebih detail. Selanjutnya matriks IFAS dan EFAS dikombinasikan dalam matriks SWOT yang menghasilkan kemungkinan alternatif strategi pemasaran perusahaan. Untuk mengevaluasi dan menganalisa secara objektif alternatif strategi yang dihasilkan dari
matriks
SWOT,
serta
menentukan
strategi
prioritas
diimplementasikan dilakukan dengan menggunakan QSPM.
yang
dapat