III.
METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu. Kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu (Bungin, 2013). Teknik pelaksaanan yang digunakan adalah survei yaitu pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu, atau suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan (Daniel, 2003) B. Metode Penentuan Sampel 1. Metode Penentuan Sampel Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo yang merupakan daerah penghasil cabai merah pada lahan sawah maupun lahan pasir di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya dipilih satu kecamatan yang dapat mewakili, kemudian dari kecamatan yang terpilih, diambil sampel desa sebagai lokasi penelitian. Pengambilan lokasi ini dilakukan secara disengaja (purposive), yaitu sampel yang reprentatif dan berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri (Daniel, 2003)
23
24
Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Cabai Merah di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecamatan Panjatan Temon Wates Galur Sentolo Pengasih Nanggulan Kalibawang Lendah Samigaluh Kokap Girimulyo Jumlah
Luas Panen (Ha) Produksi (Kuintal) 523 44.908 321 26.768 210 18.900 180 7.930 144 5.735 25 2.086 21 1.448 12 340 9 336 7 322 12 294 5 141 1.469 109.208
Sumber : BPS Kulon Progo dalam Angka 2015 Berdasarkan Tabel 4. Kabupaten Kulonproggo memiliki 12 Kecamatan dengan rata-rata produksi dan luas panen cabai merah berbedabeda menurut wilayahnya. Selanjutnya pengambilan sampel kecamatan dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria rata-rata luas panen dan produksi cabai merah terbesar selama satu tahun yang dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria tersebut dipilih Kecamatan Panjatan sebagai kecamatan yang mewakili. Kecamatan Panjatan terdiri dari 11 desa, semua desa tersebut membudidayakan cabai merah. Data mengenai luas lahan dan produksi tanaman cabai merah dirinci per desa di Kecamatan Panjatan dapat dilihat pada Tabel 5 :
25
Tabel 5. Luas Panen dan Produksi Cabai Merah Dirinci Per Desa di Kecamatan Panjatan Tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Desa Bugel Pleret Garongan Bojong Gotakan Cerme Depok Tayuban Krembangan Kanoman Panjatan Jumlah
Luas Panen (Ha) Produksi (Kuintal) 104,66 8.919,83 91,56 7.911,01 88,18 7.518,24 65,17 5.542,58 45,92 3.904,32 32,83 2.853,54 31,06 2.677,29 20,38 1.874,94 22,51 1.873,26 13,20 1.099,46 7,52 733,52 522,99 44.907,99
Sumber : Panjatan dalam Angka 2015, BPS Kulon Progo Selanjutnya dari Kecamatan Panjatan diambil beberapa desa sebagai lokasi penelitian yang juga dilakukan secara purposive sampling. Pemilihan desa sebagai lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan di desa tersebut terdapat usahatani cabai merah pada lahan sawah dan lahan pasir di kawasan pesisir. Berdasarkan kriteria tersebut, terpilih Desa Bugel, Desa Pleret dan Desa Garongan. 2. Metode Pengambilan Sampel Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), data di dalam penelitian yang akan dianalisis sebaiknya menggunakan jumlah sampel yang besar, karena nilai-nilai yang diperoleh distribusinya harus mengikuti distribusi normal. Sampel yang tergolong besar dan mengikuti distribusi normal adalah sampel yang jumlahnya ≥ 30 sampel yang diambil secara random. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel responden yang akan diamati dalam penelitian ini adalah 30. Penelitian ini menggunakan sampel responden sejumlah 30 petani untuk usahatani cabai merah pada lahan sawah dan 30 petani untuk usahatani cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir. Pengambilan jumlah sampel dilakukan secara proporsional dengan rumus sebagai berikut:
26
ni =
?? ?
???
Keterangan:
ni = jumlah petani sampel masing-masing desa. Nk = jumlah populasi petani cabai merah lahan sawah atau cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir masing-masing desa. N
= jumlah petani cabai merah lahan sawah atau pasir pantai di seluruh desa sampel.
30 = Jumlah petani yang diambil. Data jumlah petani cabai merah di lahan sawah dan lahan pasir di kawasan pesisir tiap desa danjumlah sampel yang diambil dapat dilihat pada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Jumlah Petani Cabai Merah di Lahan Sawah dan Lahan pasir di kawasan pesisir Tiap Desa danJumlah Sampel Petani yang Diambil. No 1 2 3
Desa Bugel Pleret Garongan
Lahan Sawah Jumlah Petani Jumlah Sampel (Orang) (Orang) 50 8 20 3 116 19 186 30
Lahan pasir di kawasan pesisir Jumlah Petani Jumlah Sampel (Orang) (Orang) 250 8 300 10 350 12 900 30
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan data pada Tabel 6, diketahui jumlah petani cabai merah di lahan sawah 186 orang sedangkan di lahan pasir di kawasan pesisir adalah 900 orang. Petani ini tergabung dalam kelompok tani yang ada di masing-masing desa. Kelompok tani yang diambil adalah kelompok tani yang mengusahakan komoditas tanaman pangan di lahan sawah dan di lahan pasir di kawasan pesisir. Pengambilan petani yang dijadikan sebagai sampel dari masingmasing desa secara purposif yaitu sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil orang atau objek penelitian yang selektif dan memiliki ciri-ciri yang spesifik. Sampel yang diambil memiliki ciri-ciri yang khusus dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif. Ciri-ciri yang
27
umum atau strata yang khusus sangat tergantung dari keinginan peneliti (Tika, 2005). Sampel yang diambil dalam penelitian ini memiliki kriteria atau ciri khusus petani yang membudidayakan cabai merah di lahan sawah atau lahan pasir di kawasan pesisir secara monokultur. C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan (kuisener) yang telah dipersiapkan dan pengamatan langsung di lapang (observasi). Data primer ini diperolah langsung dari petani cabai merah pada lahan sawah maupun lahan pasir di kawasan pesisir di Kabupaten Kulon Progo. Data primer ini meliputi data mengenai biaya mengusahakan, produksi, harga dan lain-lain 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mencatat maupun mengutip data laporan maupun dokumen dari lembaga atau instansi yang terkait dalam penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan Dinas Kabupaten Kulon Progo.Data tersebut mengenai data luas lahan, data produksi dan lain-lain. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh sumber data dan informasi faktual melalui pengamatan di lokasi penelitian. Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non partisipan dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan budidaya cabai merah, namun hanya mengamati kegiatan yang berlangsung di lokasi penelitian. 2. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung kepada responden sebagai sumber informasi yang
terkait
dengan
penelitian.
Wawancara
dilakukan
dengan
28
menggunakan berbagai persiapan diantaranya daftar pertanyaan yang berbentuk kuisoner. Teknik ini berguna dalam memperoleh data primer dalam melengkapi sumber-sumber penelitian. 3. Pencatatan Pencatatan merupakan teknik pengumpulan data sekunder yang berasal dari instansi atau kelembagaan daerah penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil data yang kemudian dicatat sebagai data sekunder sebagai penguat sumber informasi. Penggunan teknik pencatatan akan menjadikan hasil penelitian lebih akurat dan sesuai fakta. E. Metode Analisis Data Metode analisisdata yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Produktivitas lahan pasir di kawasan pesisir dan sawah dapat dihitung dengan rumus : Produktivitas Lahan =
? ???????????????????? ? ???? ????? ??? ?? ?? ????????? ??????? ?? ??
2. Analisis biaya, penerimaan, pendapatanusahatani cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir dan cabai merah lahan sawah a. Biaya Usahatani Cabai merah Biaya yang digunakan dalam usahatani cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir dan cabai merah lahan
sawah adalah biaya
mengusahakan. Biaya mengusahakan dihitung dari biaya alat – alat luar yang dikeluarkan petani dalam usahataninya (biaya saprodi, biaya tenaga kerja luar, biaya lain – lain yang berupa pajak (PBB), iuran air, penyusutan alat – alat dan lain - lain) ditambah dengan biaya tenaga kerja dalam keluarga sendiri. Biaya yang dikuluarkan selama satu musim tanam dinyatakan dalam rupiah per musim tanam. Secara matematis biaya mengusahakan dpat dituliskan : TC = Bal + Btkd Keterangan TC : biaya mengusahakan Bal : biaya alat – alat luar
29
Btkd : biaya tenaga kerja dalam keluarga sendiri b. Penerimaan Usahatani Besarnya penerimaan usahatani yang diterima oleh petani dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut TR = Q x P Keterangan : TR : Total Revenue / Penerimaan total usahatani cabai merah (Rp/MT) Q
: Jumlah produksi (kw/MT)
P
: Harga Produksi (Rp/kw)
c. Pendapatan usahatani Besarnya pendapatan usahatani cabai merah dapat dihitung dengan mengurangkan
biaya total dengan jumlah
penerimaan
usahatani cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir dan cabai merah lahan sawah. Pd = TR – TC Keterangan : Pd : Pendapatan usahatani cabai merah (Rp/MT) TR : Total Revenue/ Penerimaan total usahatani cabai merah (Rp/MT) TC : Total Cost / Biaya total usahatani cabai merah (Rp/MT) 3. Analisis efisiensi usahatani cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir dan cabai merah lahan sawah Analisis efisiensi dapat dihitung dengan Return Cost Ratio dengan menggunakan rumus : R/C Ratio = Keterangan:
??
??
R : Besar penerimaan usahatani cabai merah (Rp) C : Besar biaya usahatani cabai merah (Rp) Kriteria: R/C Ratio = 1, Berarti usahatani tersebut dalam keadaan impas
30
R/C Ratio > 1, Berarti usahatani tersebut efisien R/C Ratio < 1, Berarti usahatani tersebut tidak efisien (Soekartawi, 2006). 4. Uji komparatif untuk menguji hipotesis perbedaan produktivitas, pendapatan dan efisiensi usahatani cabai merah pada lahan sawah maupun lahan pasir di kawasan pesisir dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a) Formulasi Hipotesis H0:??1= ??2, berarti tidak terdapat perbedaan produktivitas atau pendapatan atau efisiensi pada usahatani cabai merah lahan sawah dan lahan pasir di kawasan pesisir. H1: ? 1≠??2, berarti terdapat perbedaan produktivitas atau pendapatan atau efisiensi pada usahatani cabai merah lahan sawah dan lahan pasir di kawasan pesisir. Keterangan ??1 = rata – rata produktivitas atau pendapatan atau efisiensi pada usahatani cabai merah lahan sawah.
??2 = rata – rata produktivitas atau pendapatan atau efisiensi pada usahatani cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir
b) Taraf nyata atau tingkat signifikan Pengujian dilakukan dengan tingkat yang sama yaitu pada tingkat kepercayaan 95% atau α= 5%. c) Uji statistik dengan menggunakan rumus : Rumus t =
??? ?????
dimanaSS ∑ ???
??????? ?? ? ? ???????????? ???
−
?∑ ???? ?
(Nazir, 1983) Keterangan: ??1 :
produktivitas atau pendapatan atau efisiensi pada usahatani cabai merah lahan sawah.
31
??2
: produktivitas atau pendapatan atau efisiensi pada usahatani cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir
SS1 : Sumsquare produktivitas atau pendapatan atau efisiensi pada usahatani cabai merah lahan sawah SS2 : Sumsquare produktivitas atau pendapatan atau efisiensi atau pada usahatani cabai merah cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir n1
: Jumlah petani sampel pada usahatani cabai merah lahan sawah
n2
: Jumlah petani sampel pada usahatani cabai merah cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir
d) Kriteria pengujian Jika thitung > ttabel, maka H1diterimadan H0 ditolak. Jadi, terdapat perbedaan
produktivitas
atau pendapatan atau
efisiensi pada usahatani cabai merah lahan sawah dan pasir pantai. Jikathitung ≤ ttabel, maka H1ditolakdan H0 diterima. Jadi, tidak terdapat perbedaan
produktivitas
atau pendapatan atau
efisiensi pada usahatani cabai merah lahan sawah dan cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir. e) Kesimpulan Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan H0.