III.
METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif analitis yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang serta pada masalah-masalah yang aktual. Kemudian data yang telah dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan dianalisis. (Surakhmad, 1994). B. Metode Penentuan Obyek Penelitian Metode penentuan obyek dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode purposive atau secara sengaja. Menurut Surakhmad (1994), obyek penelitian dipilih karena alasan-alasan mengenai sifat-sifat obyek berdasar pertimbangan-pertimbangan sesuai dengan tujuan penelitian. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Agung Rejeki Furniture yang berlokasi di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Obyek tersebut dipilih karena beberapa pertimbangan, antara lain: 1. Agung Rejeki Furniture merupakan Industri rotan yang telah memiliki surat ijin berusaha namun belum menerapkan metode yang sistematis untuk mengelola persediaan bahan baku. 2. Agung Rejeki Furniture merupakan industri rotan yang menghadapi permintaan yang continue dan selalu berfluktuasi. 3. Agung Rejeki Furniture pernah memiliki persediaan bahan baku yang berlebih dan juga pernah terjadi kekurangan. Oleh sebab itu, diperlukan metode analisis EOQ (Economic Order Quantity) untuk mengelola persediaan bahan baku di Industri tersebut agar lebih efisien. C. Metode Pengumpulan Data 1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari pihak terkait atau informan. Data primer ini diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan instrument atau daftar pertanyaan
36
37
penelitian. Menurut Gulo (2003), instrument penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan. Pada penelitian ini, data primer diperoleh di Industri Agung Rejeki Furniture melalui wawancara kepada beberapa pihak, antara lain manajer, supplier, pengrajin, dan konsumen. b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh baik dari mencatat maupun mengutip data yang berkaitan dengan objek. Menurut Surakhmad (1994), data sekunder adalah data yang sebelumnya telah dikumpulkan terlebih dahulu oleh pihak diluar penyelidik. Pada penelitian ini, data sekunder diperoleh dari dari beberapa institusi antara lain data-data yang menyangkut persediaan bahan baku diperoleh dari Industri Agung Rejeki Furniture, data jumlah Industri rotan di Kabupaten Sukoharjo diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten
Sukoharjo,
data
jumlah
industri
mebel/furniture rotan di Kecamatan Gatak diperoleh dari Forum Rembug Klaster Rotan Kecamatan Gatak, data jumlah produksi rotan nasional diperoleh dari Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, serta data perkembangan sektor-sektor usaha di Indonesia yaitu diperoleh dari Badan Pusat Statistik Nasional. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara, yaitu pengumpulan data dalam bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan pihak terkait. Komunikasi berlangsung dengan adanya tanya jawab dimana peneliti mengajukan pertanyaanpertanyaan untuk memperoleh informasi yang diperlukan (Gulo,2003). Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan Manajer Produksi, Supplier, Pengrajin, dan Konsumen. b. Pengamatan (observasi), merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti mengamati langsung keadaan pada obyek penelitian yaitu Agung Rejeki Furniture.
38
c. Pencatatan, dilakukan dengan mencatat informasi yang diperoleh dari proses wawancara maupun dokumen pada Agung Rejeki Furniture, dan substansi-substansi lain yang terkait dengan sumber informasi. D. Metode Analisis Data 1. Untuk mengetahui jumlah pembelian bahan baku rotan yang optimal per pemesanan pada Industri Agung Rejeki Furniture, maka digunakan analisis dengan Metode EOQ (Economic Order Quantity) EOQ digunakan untuk menganalisis jumlah pembelian bahan baku rotan yang optimal. Analisis ini untuk mengetahui kuantitas pembelian bahan baku rotan optimal atau yang ekonomis (setiap kali pesan) dengan rumus sebagai berikut: Q=√ Keterangan: Q = Quantity/Kuantitas pemesanan optimal bahan baku rotan per pemesanan (kg) D = Demand / Jumlah penggunaan bahan baku rotan selama satu tahun (kg/tahun) A = Set up cost / Biaya pemesanan bahan baku tiap kali pesan (Rp) H = Holding cost / Biaya penyimpanan bahan baku per unit per tahun (Rp/kg/tahun) (Baroto, 2002). 2. Untuk mengetahui jumlah persediaan pengaman atau safety stock bahan baku roatn pada Industri Agung Rejeki Furniture, maka digunakan analisis Safety Stock (SS) Persediaan pengaman rotan adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi persediaan sehingga tidak terjadi kekurangan rotan (stock out) dalam produksi, dengan rumus sebagai berikut: SS = Z x Sd Keterangan:
39
Sd = Standart deviasi/penyimpangan permintaan rotan selama waktu tunggu Z = derajat penyimpangan yang digunakan adalah α = 5%, nilai α dapat dilihat pada tabel z. Dalam penelitian ini digunakan derajat penyimpangan sebesar 5% tersebut karena nilai tersebut sudah memenuhi syarat apabila digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan derajat kesalahan sebesar 5% (Subagyo, 2000). 3. Untuk mengetahui waktu pemesanan kembali atau reorder point bahan baku rotan pada Industri Agung Rejeki Furniture, maka digunakan analisis Reorder Point (ROP) Analisis dilakukan untuk mengetahui titik pemesanan kembali yang harus dilakukan agar pembelian bahan baku yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran produksi, dengan rumus sebagai berikut: ROP
= SS + (d x L)
L
= Tenggang waktu (lead time) antara pemesanan rotan sampai kedatangannya ke gudang (hari)
d
= Pemakaian bahan baku rata-rata per hari (kg/hari)
SS
= Safety Stock /persediaan pengamanan (kg) (Baroto, 2002).
4. Untuk mengetahui biaya persediaan total bahan baku rotan yang optimal pada Industri Agung Rejeki Furniture, maka digunakan analisis dengan rumus sebagai berikut: TC
= (Q/2) H + (D/Q) A
Keterangan: TC
= Total Cost/biaya persediaan total (Rp)
Q
= Quantity/kuantitas pemesanan optimal bahan baku rotan per pemesanan (kg)
D
= Demand / Jumlah penggunaan bahan baku rotan selama satu tahun (Rp/tahun)
A
= Set up cost / Biaya pemesanan bahan baku tiap kali pesan (Rp/kg)
40
H
= Holding cost / Biaya penyimpanan bahan baku per unit per tahun (Rp/kg/tahun)
(Baroto, 2002).