10
III.
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian tahun pertama. Penanaman tahun pertama dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2014. Penelitian tahun kedua meliputi penanaman tanaman jagung yang dilakukan di rumah kaca c Fakultas Pertanian pada bulan Agustus sampai Oktober 2015. Analisis laboratorium yang meliputi analisis tanah dan jaringan tanaman dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. B. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat-alat untuk penanaman, perawatan dan pemanenan yaitu cethok, polibag ukuran 45cm x 45cm, gembor, meteran, kamera digital. Alat yang digunakan untuk pengukuran hasil panen biomassa yaitu timbangan analitik, oven, kantong plastik, kertas label. Analisis akhir untuk tanah menggunakan beberapa alat yaitu botol timbang, flakon, oven, erlenmeyer, timbangan analitik, dan peralatan laboratorium yang terdiri atas destilator, labu takar, gelas piala, pipet ukur, pipet drop, gelas ukur, tabung kjeldahl, pH meter, mesin penggojog, atomic absorpsion spectrophotometer, flamefotometer. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini meliputi media tanam yang berasal dari penelitian tahun pertama yang terdiri atas tanah alfisol yang diambil dari Jumantono, Karanganyar, abu vulkanik Kelud, dan pupuk kandang sapi, benih jagung varietas Bisi-2. Bahan yang digunakan untuk analisis akhir tanah dan jaringan tanaman meliputi aquades, amonium asetat 1N, asam borat 1%, H3BO3, NaOH, KCL 1N, K2Cr2O7 1N, H2SO4 pekat, HNO3, HClO4, alkohol 95%. C. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan faktorial yang disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu : 1. Faktor Pertama yaitu tebal abu vulkanik Gunung Kelud : 10
11
a. A0 : ketebalan 0 cm (kontrol) b. A1 : ketebalan 2 cm c. A2 : ketebalan 4 cm d. A3 : ketebalan 6 cm 2. Faktor kedua yaitu dosis pupuk kandang: a. P0 : 0 ton/ha (kontrol) b. P1 : 2,5 ton/ha c. P2 : 5 ton/ha Kombinasi perlakuannya sebagai berikut: 1.
A0P0: Ketebalan abu vulkanik Kelud 0 cm+dosis pupuk kandang 0 ton/ha
2.
A0P1: Ketebalan abu vulkanik Kelud 0 cm+dosis pupuk kandang 2,5 ton/ha
3.
A0P2: Ketebalan abu vulkanik Kelud 0 cm+dosis pupuk kandang 5 ton/ha
4.
A1P0: Ketebalan abu vulkanik Kelud 2 cm+dosis pupuk kandang 0 ton/ha
5.
A1P1: Ketebalan abu vulkanik Kelud 2 cm+dosis pupuk kandang 2,5 ton/ha
6.
A1P2: Ketebalan abu vulkanik Kelud 2 cm+dosis pupuk kandang 5 ton/ha
7.
A2P0: Ketebalan abu vulkanik Kelud 4 cm+dosis pupuk kandang 0 ton/ha
8.
A2P1: Ketebalan abu vulkanik Kelud 4 cm+dosis pupuk kandang 2,5 ton/ha
9.
A2P2: Ketebalan abu vulkanik Kelud 4 cm+dosis pupuk kandang 5 ton/ha
10. A3P0: Ketebalan abu vulkanik Kelud 6 cm+dosis pupuk kandang 0 ton/ha 11. A3P1: Ketebalan abu vulkanik Kelud 6 cm+dosis pupuk kandang 2,5 ton/ha 12. A3P2: Ketebalan abu vulkanik Kelud 6 cm+dosis pupuk kandang 5 ton/ha Dari kedua faktor tersebut diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Diperoleh jumlah total percobaan sebanyak 36 unit. D. Pelaksanaan Penelitian 1.
Penanaman di rumah kaca a. Persiapan media tanam Media tanam yang digunakan merupakan media lanjutan yang berasal dari penelitian tahun pertama. Media tanam tersebut terdiri atas tanah Alfisol, pupuk kandang sapi dan abu vulkanik Gunung Kelud. Persiapan media tanam diawali dengan memindahkan media tanam musim
12
tanam pertama ke polibag baru, kemudian media tanam digerburkan, selanjutnya setiap polibag yang berisi media tanam diletakkan sesuai dengan denah penelitian. Jarak antar polibag yaitu 75 cm x 25 cm. b. Persiapan bahan tanan Persiapan bahan tanam meliputi penyediaan benih jagung (varietas Bisi-2) dan uji daya kecambah (DK). Benih jagung terlebih dahulu dilakukan uji DK untuk mengetahui kemampuan benih tumbuh normal. c. Penanaman Penanaman benih jagung diawali dengan pembuatan lubang tanam menggunakan tugal. Benih ditanam pada kedalaman ± 5 cm, penanaman dilakukan dengan menanam 2 benih jagung varietas Bisi-2 ke dalam media tanam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya benih yang tidak tumbuh. Selanjutnya akan dilakukan penjarangan pada 1 minggu setelah tanam (MST), dipilih 1 tanaman yang terbaik. d. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman yang dilakukan yaitu penyiraman dan penyiangan gulma. Penyiraman minimal 1 kali sehari dilakukan pada pagi atau sore hari. Sedangkan penyiangan gulma cukup dilakukan secara mekanik dengan mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman jagung. e. Pemanenan Pemanenan
yang
dilakukan
adalah
pemanenan
vegetatif.
Pemanenan dilakukan ketika tanaman telah berumur 60 hari. Pemanenan diawali dengan cara memisahkan bagian tanaman dengan media tanam, selanjutnya memisahkan bagian akar dan bagian atas tanaman. Akar dibersihkan dari sisa-sisa media tanam dengan menggunakan air bersih, selanjutnya
dikering
anginkan.
Masing-masing
bagian
selanjutnya ditimbang untuk mengetahui berat segar brangkasan.
tanaman
13
2.
Analisis laboratorium Analisis laboratorium dilakukan untuk menganalisis tanaman saat fase vegetatif maksimum, dan kondisi tanah akhir. Analisis laboratorium yang dilakukan antara lain: a. pH tanah. Pengukuran pH tanah menggunakan metode elektrometri dengan menggunakan pH meter (Balittanah 2005). b. Kapasitas tukar kation (KTK). Pengukuran kapasitas tukar kation menggunakan metode penjenuhan amonium acetat (Balittanah 2005). c. K tersedia tanah. Pengukuran K tersedia tanah menggunakan penjenuhan amonium acetat (Balittanah 2005). d. Ca tersedia tanah. Pengukuran Ca tersedia tanah menggunakan penjenuhan amonium acetat (Balittanah 2005). e. K jaringan tanaman. Pengukuran K jaringan tanaman menggunakan metode pengabuan basah asam pekat HNO3 dan HClO4 (Balittanah 2005). f. Ca jaringan tanaman. Pengukuran Ca jaringan tanaman menggunakan metode pengabuan basah asam pekat HNO3 dan HClO4 (Balittanah 2005). E. Pengamatan Peubah
1.
Peubah Tanaman: a. Tinggi tanaman Pengamatan tinggi dilakukan seminggu sekali dengan penggaris atau meteran dengan satuan cm. Tinggi dihitung dari permukaan tanah sampai daun terpanjang jagung. Perhitungan tinggi tanaman dilakukan sampai masa vegetatif maksimum. b. Berat segar brangkasan Diamati pada akhir percobaan setelah dilakukan pemanenan vegetatif. Untuk biomassa segar dengan melakukan penimbangan langsung sampai berat konstan. c. Berat kering brangkasan Pengukuran berat biomassa kering dilakukan penimbangan setelah dioven pada suhu 70ºC sampai biomassa menjadi kering dan memiliki
14
berat konstan. Berat kering biomassa yang diperoleh dalam satuan gram/pot. d. K jaringan tanaman Analisis K jaringan tanaman diamati setelah dilakukan pemanenan vegetatif. Analisis yang dilakukan menggunakan metode pengabuan basah asam pekat HNO3 dan HClO4. Pengamatan juga dilakukan untuk mengetahui serapan Kalium pada jagung dengan mengetahui berat brangkasan kering dan kadar hara dalam tanaman. e. Ca jaringan tanaman Analisis Ca jaringan tanaman diamati setelah dilakukan pemanenan vegetatif. Analisis yang dilakukan menggunakan metode pengabuan basah asam pekat HNO3 dan HClO4. Pengamatan juga dilakukan untuk mengetahui serapan kalsium pada jagung dengan mengetahui berat brangkasan kering dan kadar hara dalam tanaman. 2.
Peubah Tanah: Pengamatan dilakukan setelah pemanenan dengan mengamati pH dengan metode elektrometri, dan kapasitas tukar kation dengan metode penjenuhan Amonium Acetat serta ketersediaan kalium dan kalsium dengan metode penjenuhan amonium acetat. Tanah yang diamati adalah tanah yang telah diberikan perlakuan abu vulkanik Kelud dan pupuk kandang sapi pada musim tanam kedua. F. Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam tingkat
kepercayaan 95%. Bila pada hasil percobaan terdapat pengaruh maka dilakukan pengujian lanjutan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf kepercayaan 95%, untuk membandingkan rerata antar perlakuan.