III.
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
dilaksanakan
di
Lahan
Percobaan
Fakultas
Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta di Jumantono, Karanganyar. Pelaksanaan penelitian ini di mulai pada bulan Juni 2015 sampai dengan bulan Februari 2016. B. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih tanaman garut, tanah alfisol, pupuk kompos, pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan khemikalia untuk analisis laboratorium. Alat-alat yang digunakan antara lain polibag dan pot ukuran 40 cm x 30 cm, cangkul, oven, timbangan analitik, alat-alat untuk analisis laboratorium, dan alat tulis. C. Perancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan satu faktor perlakuan yaitu perlakuan pemberian pupuk KCl (K2O 60%) yang meliputi 5 taraf sebagai berikut: a. Ko = dosis pupuk KCl 0 kg/ha b. K1 = dosis pupuk KCl 150 kg/ha c. K2 = dosis pupuk KCl 300 kg/ha d. K3 = dosis pupuk KCl 450 kg/ha e. K4 = dosis pupuk KCl 600 kg/ha masing-masing diulang 5 kali, sehingga terdapat 25 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 4 polibag dan masing-masing polibag terdapat satu tanaman, sehingga pada penelitian ini terdapat 100 tanaman.
7
D. Pelaksanaan Penelitian 1. Analisis Tanah Analisis tanah terhadap unsur N, P, K, BO, dan pH dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 2. Persemaian Benih garut disemai terlebih dahulu di lahan Jumantono dengan media tanah : pupuk kompos = 1:1. Pada umur satu bulan bibit sudah siap untuk pindah tanam karena telah memiliki akar yang kuat. 3. Persiapan media Tanah yang akan digunakan dibersihkan dahulu dari gulma dan sisasisa tanaman. Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kompos (3:1), setelah itu dimasukkan ke dalam polibag dan pot berukuran 40 cm x 30 cm. 4. Penanaman Penanaman dilakukan di lahan Jumantono menggunakan polibag dan pot yang diletakkan dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm. Tanaman yang ditanam pada polibag merupakan tanaman destruktif yang akan diamati dengan cara dicabut pada setiap bulan, sedangkan tanaman yang ditanam pada pot merupakan tanaman yang akan diamati di akhir penelitian. Bibit umbi garut ditanam ke dalam polibag dan pot yang telah berisi media tanam dengan kedalaman tanam 8 cm – 15 cm. 5. Pemupukan Pemupukan menggunakan pupuk urea dan pupuk SP-36 diberikan sesuai dosis rekomendasi, sedangkan pupuk KCl diberikan sesuai dosis perlakuan. Dosis pupuk KCl yang digunakan adalah 9,6 gr/tan; 7,2 gr/tan; 4,8 gr/tan; 2,4 gr/tan dan tanpa penambahan pupuk sesuai perlakuan. Pemupukan dilakukan bersamaan dengan penanaman bibit karena pada saat itu tanaman mulai membutuhkan banyak zat makanan. Pemberian pupuk dilakukan dengan membuat lingkaran dengan jarak 2 cm dari pangkal tanaman. 6. Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyulaman, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman. Penyiraman dilakukan setiap hari, yaitu pada
sore hari atau penyiraman dilakukan bila tidak ada hujan. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual dengan mencabuti gulma-guma yang tumbuh. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara manual, yaitu dengan mengambil hama yang menyerang tanaman dan memetik daun yang terserang penyakit. 7. Akhir Penelitian Penelitian dilakukan sampai tanaman berumur 4 bulan setelah tanam. Pengamatan dilakukan setiap bulan dengan mengamati pertumbuhan tanaman sejak tanaman berumur 1 bulan setelah tanam. 8. Analisis Jaringan Tanaman Analisis jaringan tanaman terhadap serapan K dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. E. Pengamatan Peubah Peubah parameter yang akan diamati pada pernelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan tinggi tanaman diamati setiap bulan dengan pengukuran dari pangkal batang tanaman sampai ujung daun tertinggi (ketika daun dikuncupkan). 2. Jumlah Daun Tanaman (helai) Pengamatan dilakukan setiap bulan dengan menghitung semua daun, kecuali daun yang masih kuncup. 3. Indeks Luas Daun Pengukuran luas daun dilakukan setiap bulan dengan metode gravimetri. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan menggambar daun yang akan digunakan pada sehelai kertas yang menghasilkan replika daun (tiruan daun). Replika daun tersebut digunting kemudian luas daun ditaksir berdasarkan persamaan: =
=
Keterangan: LD = Luas daun Wr = Berat kertas replika daun Wt = Berat total kertas LK = Luas total kertas (Sitompul dan Guritno 1995) 4. Jumlah Anakan (batang) Pengamatan
jumlah
anakan
dilakukan
setiap
bulan
dengan
menghitung semua anakan yang muncul di atas permukaan tanah. 5. Berat Segar Tanaman (g) Pengamatan dilakukan setiap bulan dengan menimbang tanaman yang telah dibersihkan dari kotoran menggunakan timbangan analitik. 6. Berat kering tanaman (g) Pengamatan dilakukan setiap bulan dengan menimbang tanaman beserta akarnya yang telah dikeringkan dengan cara dioven pada suhu 70oC selama 2 x 24 jam atau sudah mencapai berat konstan. 7. Laju Asimilasi Bersih (Net Assimilation Rate) (g/cm2/hari) Pengamatan dilakukan di akhir pengamatan dengan menghitung menggunakan laju peningkatan bobot kering tanaman pada saat tertentu (t) tiap satuan luas daun per satuan waktu. LAB=
(
)
Keterangan:
(
(
)
)
L2 = luas daun tanaman pada waktu t2 L1 = luas daun tanaman pada waktu t1 W2 = bobot kering tanaman pada waktu t2 W1 = bobot kering tanaman pada waktu t1 t2-t1= interval waktu antara pengukuran pertama dan kedua (Paulus 2011)
8. Laju Pertumbuhan Relatif (Relative Growth Rate) (g/g/hari) Laju pertumbuhan relatif dilakukan di akhir pengamatan dengan menghitung peningkatan bobot kering tiap satuan waktu. LPR = Keterangan:
W2 = bobot kering tanaman pada waktu t2 W1 = bobot kering tanaman pada waktu t1 t2-t1= interval waktu antara pengukuran pertama dan kedua (Paulus 2011) 9. Nisbah Akar Tajuk Tanaman Nisbah akar tajuk dilakukan tiap bulan dengan menghitung antara bobot kering akar dengan bobot kering tajuk yang diambil secara bersamaan. 10. Serapan K (g/tanaman) Serapan K dilakukan di akhir pengamatan yang ditentukan oleh berat kering tanaman garut dan kadar hara K dalam tanaman garut. F. Analisis Data Data pengamatan pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji F dengan taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap masing-masing variabel yang diamati. Pengamatan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5% untuk membandingkan rerata masing-masing perlakuan. Untuk membantu analisis data, digunakan perangkat lunak (software) program SPSS versi 16 untuk uji DMRT.