1
Pembuatan Dashboard Untuk Mengukur Dan Memonitor Kinerja Ekspeditur Dalam Pengiriman Pasokan Pupuk (Studi Kasus : Kantor Pemasaran Wilayah Jawa Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur) Gemma Hardika, Rully Agus Hendrawan, Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak— PT. Pupuk Kalimantan Timur merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dibidang pertanian. PT. Pupuk Kalimantan Timur yang berlokasi di kota Bontang, Kalimantan Timur ini dapat memenuhi kebutuhan pupuk nasional maupun internasional. Dalam proses bisnisnya, pengiriman pupuk merupakan salah satu bagian yang penting. Oleh karena itu, penting untuk mengukur dan memonitor kinerja ekspeditur khususnya wilayah jawa timur berdasarkan ketepatan waktu dan jumlah pupuk yang dikirimkan dan memvisualisasikannya menggunakan dashboard. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode survey lapangan dan wawancara untuk mendapatkan informasi dan proses bisnis di PT. Pupuk Kalimantan Timur. Kemudian menggunakan analisa proses bisnis untuk menentukan objective dan KPI, mendesain dan membuat dashboard, database, data warehouse, dan yang terakhir melakukan validasi dashboard. Dashboard dibangun menggunakan FusionChart yaitu library dalam bahasa pemrograman PHP. Dashboard yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat memfasilitasi Kepala Bagian Pergudangan di Kantor Pemasaran Jawa Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur dalam mengukur dan memonitor kinerja dari ekspeditur. Kata Kunci— Ketepatan Waktu Memonitor.
Dashboard, Ekspeditur, FusionChart, dan Jumlah Pupuk, Mengukur dan
Oleh karena itu, penting untuk mengukur dan memonitor kinerja ekspeditur berdasarkan ketepatan waktu pengiriman dan jumlah pasokan pupuk ke gudang. Namun data pergudangan sering sulit untuk dipahami secara cepat dan kurang informatif. Untuk mendapatkan tujuan atau menjamin perbaikan terus-menerus, kinerja proses harus diukur. Selain itu, proses tidak dapat dikelola jika kinerjanya tidak dapat diukur [2]. Terkadang layanan sulit untuk divisualisasikan dan diukur [3]. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan pengukuran, seperti pada result-framework document (RFD) for Department Of Fertilizers (2011-2012) yang berisi tentang framework, key objectives, success indicators and target yang dapat digunakan di perusahaan pupuk [4]. Untuk dapat memahami hasil pengukuran kinerja ekspeditur dibutuhkan suatu tool penyajian data yang dapat menyampaikan informasi mengenai data pengiriman secara efektif dan jelas agar pihak manajemen dapat memahami informasi, memonitor secara cepat, dan mengambil keputusan. Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah solusi teknologi komputer yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan kompleks dan pemecahan masalah [5]. Salah satu tool yang dapat digunakan adalah Dashboard. Dengan adanya dashboard, pihak manajemen khususnya Kepala Bagian Pergudangan Kantor pemasaran Jawa Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur dalam mengukur, memonitor dan mengevaluasi kinerja dari ekspeditur.
I. PENDAHULUAN PT. Pupuk Kalimantan Timur merupakan salah satu perusahaan BUMN terbesar di Indonesia yang bergerak dibidang pertanian. PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki moto yang berorientasi pada pelayanan unggul ditujukan untuk mencapai sasaran enam tepat, yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat tempat, tepat mutu dan tepat harga. Dalam proses bisnisnya PT. Pupuk Kalimantan Timur didukung oleh bagian pergudangan yang bertugas menyimpan hasil produksi dari pabrik dan mengirimkan pupuk. Dalam memenuhi kebutuhan pelanggan akan ketersediaan pupuk yang cukup dan cepat dibutuhkan konsistensi dan profesionalitas dari ekspeditur untuk mengirimkan pasokan pupuk. Selain itu ketepatan waktu pengiriman dan jumlah pasokan pupuk yang dikirimkan ke gudang merupakan faktor terpenting untuk memenuhi kebutuhan pasokan pupuk. Pengukuran kinerja sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan efektivitas rantai suplai dan efisiensi [1]
II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengukuran Kinerja Penyedia jasa pengiriman menawarkan layanan dalam berbagai bidang - Lihat Tabel 1: angkutan, pergudangan, manajemen persediaan, pemrosesan order dan layanan nilai tambah. Penyedia jasa pengiriman layanan pihak ketiga juga menawarkan layanan seperti kontrak manufaktur, membantu pelanggan dengan pembelian dan menawarkan layanan keuangan (misalnya asuransi, real estate, dan sebagainya). Tabel 1 Aktivitas penyedia jasa pengiriman
Angkutan
Pergudangan
Pengiriman, Forwarding, (De) konsolidasi, pengiriman Kontrak, Freight tagihan pembayaran / audit, Cross Docking, brokering. Penyimpanan, Menerima, (Re-) Majelis, barang Kembali.
2
B. Penilaian dan Rangking Dalam melakukan penilaian dan perangkingan kinerja ekspeditur di Kantor Pemasaran Jawa Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Kepala Bagian Pergudangan didapatkan 4 aspek yang bisa dijadikan sebagai indikator dalam penilaian (Hasil wawancara bisa dilihat pada lampiran). Aspek yang pertama adalah Armada. Ada 3 indikator yang dapat dinilai yaitu jumlah kendaraan yang dimiliki, status kepemilikan kendaraan, dan kelayakan kendaraan. Aspek kedua adalah kepatuhan. Ada 3 indikator yang dapat dinilai yaitu kepatuhan dalam menyerahkan surat dokumen administrasi seperti berita acara rampung bongkar/muat, kesanggupan ekspeditur dalam melaksanakan tugas, dan surat jaminan yang diberikan. Aspek yang ketiga adalah ketepatan waktu. Ada 2 indikator yang dinilai yaitu keterlambatan waktu angkut/kirim dan keterlambatan jumlah(Kg). Aspek keempat adalah ketepatan jumlah. Ada 2 indikator yang dapat dinilai yaitu penyusutan dikarenakan pupuk yang hilang dan rusak saat dipengirimankan. Empat aspek ini mempunyai bobot yang berbeda-beda dan akan dijumlahkan untuk menghasilkan nilai total kinerja dari setiap ekspeditur. Sehingga bisa dihasilkan rangking dari perbandingan nilai total kinerja dari tiap ekspeditur. Dari sini akan terlihat ekspeditur yang mempunyai kinerja terbaik dan kinerja terburuk C. Business Intelligence BI merujuk kepada aplikasi dan teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyediakan akses ke data untuk membantu pengguna enterprise membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Teknik BI diterapkan dengan berpatokan pada beberapa standar utama untuk suatu tool BI antara lain: a. Dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, seperti dashboard, dan scorecard. b. Dapat secara cepat menjawab pertanyaan bisnis dari pelaku bisnis. c. Dapat mendukung berbagai jenis sumber data. d. Dapat memberikan keamanan data. D. KPI (Key Performance Indicator) Key Performance Indicators (KPI) dapat membantu perusahaan mengetahui tujuan strategis dan langkah apa saja yang dapat dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan strategis tersebut. Dalam studi kasus ini, KPI diperlukan dalam mengukur, mengontrol dan memonitor kinerja ekspeditur. Untuk menentukan KPI diperlukan pengukuran terhadap kinerja dan ukuran dari kinerja itu sendiri sehingga bisa didapatkan penilaian dan indikator kinerja. Penilaian dan indikator kinerja digunakan untuk menentukan suatu keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja dari perusahaan. E.
Data Warehouse Data warehouse merupakan suatu konsep dan kombinasi teknologi yang memfasilitasi organisasi untuk mengelola dan memelihara data historis yang diperoleh dari sistem atau aplikasi operasional (Ferdiana, 2008). Menurut Mannino, data warehouse adalah tempat penyimpanan data terpusat, dimana data diintegrasikan, dibersihkan, dan disiapkan untuk
mendukung pengambilan keputusan (Mannino, 2001). Berbeda dengan database operasional, data warehouse biasanya digunakan untuk menampung data ringkasan yang nantinya akan dianalisa untuk membantu proses pengambilan keputusan. Untuk perbedaannya bisa dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Perbedaan database operasional dan data warehouse
Database operasional
Data warehouse
Isi data
Bernilai sekarang atau up-todate
Arsip, history, rangkuman Dioptimasi untuk query yang kompleks, Unnormalisasi
Struktur data
Dioptimasi untuk transaksi, normalisasi
Frekuensi akses
Tinggi
Sedang-rendah
Tipe akses
Read, update, delete
Read
Penggunaan
Update secara terus menerus
Update secara periodik
Users
Banyak
Lebih sedikit
F. ETL Merupakan singkatan dari Extraction, Transformation, Loading yang berarti mengekstrak, merubah, dan memuat data. Menurut Vincent Rainardi ETL adalah suatu proses mengambil dan mengirim data dari data sumber ke data warehouse [8]. ETL digunakan untuk membuat data warehouse dengan memasukkan data sumber yang berasal dari database operasional kemudian di cleansing dan di proses sehingga siap untuk dianalisa didalam data warehouse. Menurut Indrajani, keuntungan dari menggunakan Star Schema adalah [8]: a. Membangun rancangan basis data yang memberikan response time yang cepat. b. Memberikan rancangan yang dapat dimodifikasi dengan mudah atau ditambahkan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan data warehouse. c. Pararel dalam rancangan basis data, bagaimana user biasanya memandang dan menggunakan data. d. Mempermudah pemahaman dan navigasi metadata, baik untuk perancangan maupun pemakai. e. Memperluas pilihan front end data access tools, karena beberapa produk yang memerlukan rancangan star schema. G. Dashboard Dashboard merupakan tool dalam dunia bisnis yang digunakan untuk merepresentasikan dan memvisualisasikan data-data pergudangan ke dalam bentuk panel-panel, grafik dan chart yang memudahkan bagi penggunanya dalam memahami apa yang disajikan didalamnya. Dashboard terdiri dari beberapa indikator yang digunakan untuk memantau performa perusahaan terhadap aspek bisnis tertentu. Dalam buku Knight’s Microsoft® Business Intelligence 24-Hour Trainer menjelaskan pengertian tentang dashboard sebagai tampilan ringkasan perusahaan dimana pengguna dapat secara mudah mendapat jawaban atas pertanayaan yang penting bagi mereka terkait dengan perusahaan. Sebuah
3
dashboard mampu menjawab semua pertanyaan hanya dalam satu halaman [9]. Dashboard membantu pihak manajemen untuk memonitor aktifitas bisnis dan proses bisnis yang sedang berlangsung sehingga pihak manajemen dapat menganalisa penyebab dari perubahan performansi perusahaan dari berbagai macam sudut pandang. Perubahan tersebut dilihat dari beberapa indikator yang telah didefinisikan dalam KPI (Key Performance Indicators). Keuntungan dari dashboard Performa ini adalah lebih mudah digunakan, data pergudangan yang tersaji dapat dilihat dan dipahami dengan mudah, dan dapat membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan yang dapat meningkatkan performa perusahaan. H. FusionChart FusionChart merupakan library dari bahasa pemrograman PHP yang bersifat object oriented. Fungsi utamanya adalah untuk menggambar dan menampilkan grafik dan chart pada browser sesuai dengan data yang ada. Fusion chart juga merupakan grafik realtime di PHP/ASP yang dapat terkoneksi dengan database.
III. ANALISIS DAN PERANCANGAN A. Analisis Proses Bisnis Pengiriman Pupuk Dalam proses bisnisnya PT. Pupuk Kalimantan Timur didukung oleh bagian pergudangan yang bertugas menyimpan hasil produksi dari pabrik dan mengirimkan pupuk. Untuk memenuhi penugasan Pemerintah mengenai pemenuhan suplai pupuk urea, PT. Pupuk Kalimantan Timur memprioritaskan kebutuhan dalam negeri (Urea Bersubsidi) sesuai alokasi yang diberikan oleh pemerintah. Dalam proses pengiriman pasokan pupuk nasional, PT. Pupuk Kalimantan Timur menerapkan alur pengiriman sebagai berikut : pupuk yang telah diproduksi dari pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur di kota Bontang dikirimkan menggunakan kapal ke gudang propinsi yang terdapat di 13 propinsi diseluruh Indonesia, yaitu propinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara. Untuk memenuhi pasokan pupuk di daerah, PT. Pupuk Kalimantan Timur bekerja sama dengan ekspeditur-ekspeditur resmi yang bertugas mengirimkan pasokan pupuk.
Gambar 1 Alur pengiriman pupuk
Pupuk yang telah sampai di gudang propinsi Jawa Timur (Lini 2) akan secara bertahap dikirimkan ke gudang kabupaten (Lini 3) seperti di kota sidoarjo, gresik, malang, banyuwangi, kediri, dan lain-lain. Tugas ekspeditur disini adalah mengirimkan pupuk dari Lini 2 ke Lini 3. Dari Lini 3 distributor akan mengambil pupuk untuk dikirimkan ke Lini
4 yaitu kios dan pengecer. Pelanggan yang terdiri dari petani, kelompok tani ataupun masyarakat bisa membeli pupuk dari Lini 4. B. Menentukan Objective dan KPI Objective merupakan suatu tujuan strategis yang ingin ditingkatkan oleh perusahaan. Key Performance Indicators (KPI) memberikan informasi kinerja yang paling penting yang memungkinkan perusahaan untuk memahami apakah perusahaan sudah sesuai dengan tujuan strategisnya. KPI diperlukan dalam mengukur dan memonitor kinerja ekspeditur. Dalam menentukan objective dan KPI dapat melalui beberapa cara, antara lain: wawancara dengan narasumber, analisa proses bisnis, analisa dokumen, serta analisa data mentah yang merupakan data transaksi di Kantor Pemasaran Wilayah Jawa Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur a. Objective Dari cara diatas didapatkan beberapa Objective seperti dibawah ini: 1. Pengiriman cepat per ekspeditur Mengirimkan pasokan pupuk dengan cepat sehingga stok pupuk didaerah-daerah bisa terpenuhi dengan tepat waktu. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan kontribusi dari ekspeditur yang berusaha dengan maksimal untuk mengirimkan pupuk hingga ke tujuan dengan tepat waktu atau kurang dari waktu yang ditentukan di SPAP. 2. Zero product decrease per ekspeditur Adalah tujuan startegis yang memfokuskan pada pengurangan susut produk hingga mencapai nol Kg. Dalam pengiriman pupuk terdapat kemungkinan pupuk tersebut akan mengalami penyusutan. Biasanya disebabkan oleh rusaknya pupuk yang dibongkar/muat karena jatuh atau robeknya kantong pupuk. Pupuk yang hilang saat diangkut juga dapat menyebabkan penyusutan. 3. Kinerja Optimal per ekspeditur Karena dengan kinerja per ekspeditur yang maksimal, nilai yang didapatkan juga akan tinggi dan diharapkan akan memotifasi ekspediturekspeditur lainnya untuk meraih nilai tinggi dengan menunjukkan kinerja yang bagus. Dengan kinerja ekspeditur yang bagus itu seharusnya pengiriman pupuk pun akan tiba dengan cepat dan dengan jumlah (Kg) yang tidak berkurang. Penilaian ekspeditur ini meliputi penilaian mengenai ketepatan waktu dalam pengiriman pupuk per ekspeditur, ketepatan jumlah (Kg) dalam pengiriman pupuk per ekspeditur, penilaian armada per ekspeditur, penilaian kepatuhan per ekspeditur, total penilaian per ekspeditur, dan rangking per ekspeditur b. KPI Untuk menentukan KPI harus mengacu ke objective yang telah didapatkan seperti diatas 1. Prosentase ketepatan waktu pengiriman per ekspeditur Merupakan KPI dari objective “pengiriman cepat”. “Ketepatan waktu pengiriman per ekspeditur” adalah indikator yang didapatkan dari 100% - prosentase jumlah hari yang terlambat
4
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
pada saat mengirimkan pupuk ke gudang yang dituju dalam sebulan/setahun. Total keterlambatan per Ekspeditur Merupakan KPI dari objective “pengiriman cepat”. “Total keterlambatan per Ekspeditur” adalah indikator yang didapatkan dari jumlah hari yang terlambat per ekspeditur dalam sebulan / setahun. Total keterlambatan waktu pengiriman per gudang Merupakan KPI dari objective “pengiriman cepat”. “Total keterlambatan waktu pengiriman pergudang” adalah indikator yang didapatkan dari jumlah hari yang terlambat per ekspeditur di gudang pengambilan/gudang tujuan dalam sebulan/setahun. Total keterlambatan ekspeditur per gudang Merupakan KPI dari objective “pengiriman cepat”. “total keterlambatan ekspeditur per gudang” adalah indikator yang didapatkan dari hari terlambat yang dilakukan ekspeditur di gudang tujuan dalam sebulan/setahun. Prosentase pupuk yang susut per ekspeditur Merupakan KPI dari objective “zero product decrease”. “Prosentase Pupuk yang susut per ekspeditur” adalah indikator yang didapatkan dari prosentase pupuk yang hilang maupun rusak dari jumlah pupuk yang dikirimkan dalam sebulan/setahun. Total penyusutan pupuk per Ekspeditur Merupakan KPI dari objective “zero product decrease”. “Total penyusutan pupuk per Ekspeditur” adalah indikator yang didapatkan dari jumlah pupuk yang susut oleh setiap ekspeditur dalam sebulan / setahun. Total penyusutan pupuk per gudang Merupakan KPI dari objective “zero product decrease”. “Total penyusutan pupuk per gudang” adalah indikator yang didapatkan dari jumlah pupuk yang susut oleh setiap ekspeditur di gudang pengambilan/gudang tujuan dalam sebulan/setahun. Total penyusutan ekspeditur per gudang Merupakan KPI dari objective “zero product decrease”. “Total penyusutan ekspeditur per gudang” adalah indikator yang didapatkan dari jumlah pupuk susut yang dilakukan ekspeditur di gudang tujuan dalam sebulan/setahun. Nilai Ketepatan waktu pengiriman per ekspeditur Merupakan KPI dari objective “kinerja per ekspeditur yang maksimal”.”Nilai Ketepatan waktu pengiriman per ekspeditur” adalah indikator yang didapatkan dari penilaian ketepatan waktu ekspeditur dalam mengirimkan pupuk ke gudang tujuan dengan rincian sebagai berikut: • Nilai Ketepatan waktu pengiriman per ekspeditur = score terlambat hari dibandingkan dengan tabel perbandingan nilai terlambat hari • Score terlambat hari = (jumlah hari terlambat (sebulan / setahun) : total hari pengiriman (sebulan / setahun)) * 100
10.
11.
12.
13.
Tabel perbandingan nilai terlambat & kg merupakan tabel konversi nilai toleransi terlambat hari & kg yang di toleransi oleh Kantor Pemasaran Wilayah Jawa Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur. Nilai ketepatan jumlah per ekspeditur Merupakan KPI dari objective “kinerja per ekspeditur yang maksimal”. “Nilai ketepatan jumlah per ekspeditur” adalah indikator yang didapat dari penghitungan jumlah pupuk yang hilang maupun rusak dari jumlah pupuk yang dikirimkan. • Nilai ketepatan jumlah per ekspeditur = Score kg dibandingkan dengan tabel perbandingan nilai susut kg • Score kg = (susut kg (sebulan / setahun) : total kg pengiriman (sebulan / setahun)) *100 Nilai armada per ekspeditur Merupakan KPI dari objective “kinerja per ekspeditur yang maksimal”. “Nilai armada per ekspeditur” adalah indikator yang didapat dari penghitungan total nilai jumlah kendaraan yang dimiliki/dikuasai, nilai status kepemilikan, dan nilai kelayakan.kondisi kendaraan dengan rincian sebagai berikut: • Nilai armada per ekspeditur = nilai jumlah kendaraan yang dimiliki/dikuasai + nilai status kepemilikan + nilai kelayakan / kondisi kendaraan. • Nilai jumlah kendaraan yang dimiliki / dikuasai = score dari perbandingan tabel jumlah kendaraan Nilai kepatuhan per ekspeditur Merupakan KPI dari objective “kinerja per ekspeditur yang maksimal”. “Nilai kepatuhan per ekspeditur” adalah indikator yang didapat dari perhitungan jumlah nilai penyerahan administrasi/BAR, nilai kesanggupan menerima order, dan nilai surat jaminan/bank garansi dengan rincian sebagai berikut: • Nilai kepatuhan per ekspeditur = nilai penyerahan administrasi/BAR + nilai kesanggupan menerima order + nilai surat jaminan / bank garansi • Nilai penyerahan administrasi/BAR = score dari perbandingan tabel penyerahan administrasi/BAR • Nilai kesanggupan menerima order = score dari perbandingan tabel kesanggupan menerima order • Nilai surat jaminan/bank garansi = score dari perbandingan tabel surat jaminan / bank garansi Nilai akhir kinerja per ekspeditur Merupakan KPI dari objective “kinerja per ekspeditur yang maksimal”. “Nilai akhir kinerja per ekspeditur” adalah indikator yang didapat dari perhitungan jumlah nilai ketepatan waktu, Nilai ketepatan jumlah per ekspeditur, Nilai armada per ekspeditur, dan Nilai kepatuhan per ekspeditur dengan rincian sebagai berikut:
5
•
Nilai akhir kinerja per ekspeditur = nilai ketepatan waktu + Nilai ketepatan jumlah per ekspeditur + Nilai armada per ekspeditur + Nilai kepatuhan per ekspeditur 14. Rangking per Ekspeditur Merupakan KPI dari objective “kinerja per ekspeditur yang maksimal”. “Rangking per Ekspeditur” adalah indikator yang didapat dari hasil peringkat nilai kinerja ekspeditur dari yang teratas hingga terbawah. c. Desain Dashboard, Database, dan Data Warehouse Desain dashboard harus disesuaikan dengan kebutuhan dari pengguna. Desain yang dilakukan disini antara lain desain Interactivity di setiap KPI, desain aplikasi, dan desain database.
C.
Pembuatan Dashboard Pembuatan dashboard menggunakan library PHP yang bernama FusionChart. Ada 3 halaman utama yang dikembangkan yaitu Ketepatan Waktu, Ketepatan Jumlah, dan Penilaian Ekspeditur. 1. Halaman Ketepatan Waktu
IV. IMPLEMENTASI A.
Pembuatan Database Data yang digunakan dalam database ini berasal dari hasil ekstraksi aplikasi sistem informasi yang dimiliki oleh Bagian Pergudangan Kantor Pemasaran Wilayah Jawa Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur. Hasil ekstraksi berupa file excel yang terdiri dari 9 file yaitu file Armada, BAR, Ekspeditur, Gudang Pengambilan, Gudang Tujuan, Kapal, Kesanggupan Order, SPAP, dan Surat Jaminan.
Gambar 3 Halaman Ketepatan Waktu
Halaman Ketepatan Waktu ini terdiri dari komponen yang memuat informasi prosentase ketepatan waktu pengiriman per ekspeditur, jumlah hari terlambat per ekspeditur, total keterlambatan pengiriman pupuk per gudang, dan jumlah hari terlambat per ekspeditur. 2. Halaman Ketepatan Jumlah
Tabel 3 Relasi antar database
Pembuatan Data Warehouse Data yang digunakan merupakan data yang diambil dari database yang telah dibuat. Dalam membuat Data Warehouse ini ada dua tahap yang dilakukan yaitu ETL dan Cube. Proses ETL merupakan tahap untuk mengekstrak, merubah, dan memuat data. Terdapat 9 view, 7 dimension dan 1 fact tabel kinerja. Sedangkan proses cube digunakan untuk melihat informasi dengan berbagai dimensi dan sudut pandang. Terdapat tujuh dimensi yang digunakan yaitu dimArmada, dimEkspeditur, dimGudang, dimKepatuhan, dimKetepatanWaktu, dimKetepatanJumlah, dan dimTime. B.
Gambar 4 Halaman Ketepatan Jumlah
Halaman Ketepatan Jumlah ini terdiri dari komponen yang memuat informasi prosentase penyusutan pupuk per ekspeditur, jumlah Kg susut per ekspeditur, total penyusutan pupuk per gudang, dan jumlah Kg susut per ekspeditur. 3. Halaman Penilaian Ekspeditur
Gambar 5 Halaman Penilaian Ekspeditur Gambar 2 Star Schema
Halaman penilaian ekspeditur menampilkan informasi mengenai detail penilaian kinerja ekspeditur..
6
D. Uji Coba dan Validasi Uji coba dilakukan setelah dashboard telah selesai dibuat untuk menentukan apakah aplikasi tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan atau tidak. 1. Alur Analisa Pembacaan Dashboard Dalam memahami informasi yang disajikan dalam dashboard ini perlu diperhatikan alur dari pembacaan dashboard di setiap chart. Terdapat tiga analisa utama yang didapatkan dari dashboard ini berdasarkan objectivenya, yaitu : • Mengetahui tercapainya pengiriman cepat per ekspeditur
Gambar 6 Flowchart mengetahui tercapainya pengiriman cepat per ekspeditur
• Mengetahui tercapainya zero product decrease per ekspeditur
2. Validasi Uji coba validasi dilakukan dengan pembuatan Lembar Validasi Pemenuhan Kebutuhan Bagian Pergudangan Kantor Pemasaran Wilayah Jawa Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur. Lembar validasi akan diisi oleh Kepala Bagian Pergudangan saat proses validasi dilakukan. V. KESIMPULAN Berdasarkan aplikasi Dashboard untuk Bagian Pergudangan Kantor Pemasaran Wilayah Jawa Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur, kesimpulan yang didapat dari penelitian pada tugas akhir ini antara lain: 1. Berdasarkan hasil uji validasi berupa lembar validasi pada pengguna, dashboard yang dibuat dapat menjadi sebuah sistem pendukung keputusan bagi penggunanya, yaitu Kepala Bagian Pergudangan Kantor Pemasaran Wilayah Jawa Timur dalam menilai kinerja ekspeditur. 2. Halaman Ketepatan Waktu menampilkan informasi mengenai ekspeditur yang mengalami keterlambatan dalam satu bulan ataupun satu tahun dan menampilkan ekspeditur yang melakukan keterlambatan di gudang tujuan. 3. Halaman Ketepatan Jumlah menampilkan informasi mengenai ekspeditur yang mengalami penyusutan dalam pengiriman pasokan pupuk dalam satu bulan ataupun satu tahun dan menampilkan ekspeditur yang melakukan penyusutan di gudang tujuan. 4. Halaman Penilaian Ekspeditur memberikan informasi detail mengenai capaian kinerja ekspeditur. Pada halaman ini penilaian kinerja ekspeditur akan tersaji secara lengkap per point penilaian UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, orangtua dan keluarga penulis, dosen pembimbing, dosen dan kepala jurusan Sistem Informasi, teman-teman penulis, serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 7 Flowchart mengetahui tercapainya zero product decrease per ekspeditur
• Mengetahui tercapainya kinerja optimal per ekspeditur START
Halaman Penilaian Kinerja Ekspeditur
Tabel Nilai akhir Kinerja Ekspeditur
Nilai rendah
ya Ya
Mendapatkan nilai yang tinggi Memilih Tahun ya
Perlu diadakan tindakan lanjut untuk mengetahui penyebab rendahnya nilai ekspeditur tersebut
Kinerja Optimal per Ekspeditur Tercapai Line Chart Rangking Ekspeditur
END
Gambar 8 Flowchart mengetahui tercapainya kinerja optimal per ekspeditur
[1] Shepherd, C., & Günter, H. (2006). Measuring supply chain performance: current research and future directions, International Journal of Productivity and Performance Management. Measuring supply chain performance. [2] Neely, A., Adams, C., & Kennerley, M. (2002). The performance prism: The scorecard for measuring and managing business success. London: FT Prentice Hall. The performance prism. [3] Ellram, L., Tate, W., & Billington, C. (2004). Understanding and managing the services supply chain. Journal of Supply Chain Management [4] Department Of Fertilizers. (2011). In Result-Framework Document (RFD) for Department Of Fertilizers. [5] Shim, J., Warkentin, M., Courtney, J. F., Power, D. J., Sharda, R., & Carlsson, C. (2002). Past, present, and future of decision support technology. Decision Support Systems 33 (2002) 111 –126. [6] Rainardi, V. (2008). Building a Data Warehouse with Examples in SQL Server. New York: Apress. [7] Indrajani. (2011). Bedah Kilat 1 jam Pengantar dan Sistem Basis Data. Jakarta: Elex Media Komputindo. [9] Brian Knight, D. K. (2010). Knight’s Microsoft® Business Intelligence 24-Hour Trainer. Indianapolis: Wiley Publishing, Inc.