BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar a. Pengertian Belajar Para pakar pendidikan telah banyak berpendapat tentang hakekat belajar.Pengertian belajar secara psikologis yaitu suatu proses perubahan, perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya(Slameto, 1995: 2). Pada pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan
yang
merupakan
sebagian
kegiatan
menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah “Penambahan pengetahuan” (Sardiman, 2001: 20-21). Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya, dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya (Hamdani, 2011: 21). Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar (Dimyati & Mudjiono, 2002: 7).
Berdasarkan pendapat–pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang terjadi secara sadar dan bersifat kontinu sebagai hasil dari bertambahnya pengetahuan/pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. b. Prinsip-Prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan proses belajar. Ada beberapa prinsip-prinsip belajar yang dirangkum dari Slameto (1995: 27-28) sebagai berikut : 1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar a) Dalam belajar setiap peserta didik harus berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan pengajaran. b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional. c) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuan bereksplorasi dan belajar dengan efektif. d) Belajar perlu ada interaksi peserta didik dengan lingkungan. 2) Sesuai hakikat belajar a) Belajar itu kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian
yang
diharapkan.
Stimulasi
menimbulkan respon yang diharapkan.
yang
diberikan
3) Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga peserta didik mudah menangkap pengertiannya. b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. 4) Syarat keberhasilan belajar a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang. b) Repitisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, dalam pembelajaran peserta didik dituntut untuk aktif, guru harus bisa memberikan arahan kepada peserta didik,belajar harus berkelanjutan dan ada interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai supaya bisa tercapai tujuan pembelajaran. c. Tujuan Pembelajaran Ada banyak sekali tujuan pembelajaran jika diuraikan secara detail. Secara singkat, ada tiga hal yang perlu diperhatikan sebagai tujuan pembelajaran yaitu, 1) Mendapatkan pengetahuan 2) Penanaman konsep dan keterampilan 3) Pembentukan sikap Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting, karena semua komponen dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Keberhasilan belajar siswa berarti tercapainya tujuan belajar siswa, di mana siswa melakukan emansipasi diri dalam rangka mewujudkan kemandirian(Sardiman, 2001: 26-28). Pada usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan atau kondisi belajar yang baik. Sistem lingkungan yang
baik itu terdiri dari komponen-komponen pendukung antara lain tujuan belajar yang akan dicapai, bahan pengajaran yang digunakan mencapai tujuan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta memiliki hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan dan sarana prasarana yang tersedia. Tiap-tiap tujuan belajar tertentu membutuhkan sistem lingkungan tertentu yang relevan sehingga bias dicapai tujuan pembelajaran secara maksimal. d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Pada proses belajar perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya agar hasil yang diperoleh siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu sebagai berikut: 1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu/siswa itu sendiri, antara lain yaitu: a) Faktor Jasmaniah Meliputi dua hal yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang meskipun sulit dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. c) Faktor Psikologis Faktor ini adalah perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, berpikir intelegensi dan lain-lain. 2) Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu/siswa, antara lain yaitu: a) Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar itu mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c) Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. (Slameto, 1995: 54-70) Berdasarkan uraian di atas, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar agar tercapai proses belajar yang sesuai dengan tujuan pembelaran. 2. Pembelajaran a.
Pengertian Pembelajaran Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.Kegiatan belajar adalah kegiatan primer dalam kegiatan belajar pembelajaran tersebut, sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan sekunder yang diupayakan untuk dapat tercapainya kegiatan belajar yang optimal. Pembelajaran (instruksional) adalah suatu konsepsi dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi
dan
indikatornya
sebagai
gambaran hasil
belajar(Supriadie & Darmawan, 2012: 9). Pembelajaran sebagaimana dicantumkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.Pada hal yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang
guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan(Trianto, 2010: 17). Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran adalah interaksi antara guru dan peserta didik dengan sumber belajar dan lingkungan,bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. b. Ciri-ciri Pembelajaran Sistem pembelajaran dalam pandangan konstruktivis memiliki ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut : 1) Siswa
terlibat
dalam
pembelajaran,
siswa
belajar
materi
(pengetahuan) yang bermakna dengan bekerja dan berpikir. 2) Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan skema yang dimiliki siswa. Implikasi ciri-ciri pembelajaran dalam pandangan konstruktivis adalah memiliki lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif menurut Hodojo yang dikutip Trianto yaitu: 1) Menyediakan pengalaman belajar yang mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan. 2) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman bejalar. 3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman kongkret. 4) Mengintegrasikan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi dan kerjasama antarsiswa. 5) Memanfaatkan berbagai media agar pembelajaran lebih menarik. 6) Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga lebih menarik dan siswa mau belajar. (Trianto, 2010: 19)
3. Pembelajaran Guided Discovery a. Pembelajaran Discovery Menurut Joyce, model pembelajaran adalah suatuperencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalammerencanakan pembelajaran
dikelas
atau
pembelajaran
dalam
tutorial
dan
untukmenentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku,film, komputer, kurikulum, dan lain-lain(Trianto, 2007: 5). Menurut Dahar, salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialahmodel dariJerome Bruner yang dikenal dengan pembelajaran penemuan (discoverylearning). Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai denganpencarianpengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik.Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah sertapengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benarbermakna (Trianto, 2007: 26). Modeldiscovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi.Bruner menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery.Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip. Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi
dan
memecahkan
masalah
untuk
menciptakan,
menggabungkan dan mengeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada (Herdian, 2010: 1). Discovery
learning
merupakan
salah
satu
model
instruksionalkognitif dari Jerome Brunner yang sangat berpengaruh. Menurut Brunner,discovery learning sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif olehmanusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang baik.
Berusahasendiri
untuk
mencari
pemecahan
masalah
serta
pengetahuan yangmenyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna (Trianto, 2007: 26). Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. b. Guided Discovery Learning (GDL) Model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning)merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat kepada siswa (studentcentre).Bertujuan agar siswa aktif dalam kegiatan belajar, melatih belajarsendiri dan menemukan sendiri konsep-konsep yang menjadi objek pembelajaran.Peranan guru dalam hal ini hanya sebatas preparasi objek, membantu siswa dalam proses penemuannya, serta menjadi sumber informasiapabila dibutuhkan siswa. Pada pelaksanaannya siswa hanya diberikan gambarandan langkah-langkah secara garis besar mengenai
materi.
Selanjutnya
siswamengolah,
mengukur
dan
mendiskusikannya sehingga menemukan kesimpulansendiri dari apa yang dipelajarinya. Hal tersebutakan mempermudah siswadalam meningkatkan hasil belajar (Yanti, 2014: 15) Menurut Hanafiah dan Suhana, penemuan terbimbing(guided discovery)yaitu pelaksanaan penemuan(discovery) yang dilakukan atas petunjuk guru.Dimulai dari pertanyaan inti, gurumengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untukmengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan.Selanjutnya,siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya(Yanti, 2014: 9). Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penemuan terbimbing atau Guided Discovery Learning (GDL) adalah pembelajaran yang membuat siswa aktif dan mandiri menemukan informasi/ilmu dengan arahan/bimbingan dari guru.
c. Sintak GDL Langkah persiapan model pembelajaran penemuan (discovery learning) menurut (Faiq, 2014) adalah sebagai berikut: 1) Orientation atauStimulation Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat
mengembangkan
dan
membantu
siswa
dalam
mengeksplorasi bahan. 2) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). 3) Data collection (Pengumpulan Data) Pembuktian benar atau tidaknya hipotesis dilakukan oleh guru ketika eksplorasi berlangsung,yaitu dengan memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi relevan sebanyakbanyaknya (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis, dengan
demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. 4) Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, kemudian ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. 5) Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244).Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. 6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi
maka
dirumuskan
prinsip-prinsip
yang
mendasari
generalisasi d. Kelebihan GDL Keunggulan
model
pembelajaran
penemuan
terbimbing(guideddiscovery)adalah sebagai berikut : (1) Membantu peseta didik untukmengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif;(2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapatdimengerti dan mengendap dalam pikirannya; (3) Dapat membangkitkan motivasidan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi; (4) Memberikanpeluang untuk berkembang dan
majusesuai dengan kemampuan dan minatmasing-masing; (5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiridengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada pesertadidik dengan peran guru yang sangat terbatas(Yanti, 2014: 10). e. Kekurangan GDL Adapun
kelemahan
dari
model
pembelajaran
penemuan
terbimbing(guideddiscovery)adalah sebagai berikut : (1) Siswa harus memiliki kesiapan dankematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahuikeadaan sekitarnya dengan baik. (2) Jumlah siswa dalam satu kelas biasanyabanyak. (3) Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran gayalama maka metode discovery ini akan susah dilakukan(Yanti, 2014: 11). f. Metode Diskusi Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama dalam metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama (Majid, 2013: 200). Kata diskusi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah, cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi (Sadiyah, 2010: 10). Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh, guna memecahkan suatu masalah, dengan kata lain dalam diskusi ini siswa mempelajari sesuatu melalui cara musyawarah diantara sesama mereka dibawah pimpinan atau bimbingan guru (Sadiyah, 2010: 11).
Siswa mempelajari sesuatu melalui diskusi yaitu dengan cara musyawarah diantara sesama,dibawah pimpinan atau bimbingan guru. Hal ini perlu bagi kehidupan siswa kelak, bukan saja karena manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan seorang diri, melainkan juga karena melalui kerja sama atau musyawarah siswa akan menjadi lebih dewasa. Musyawarah ini mampu memperoleh suatu pemecahan yang lebih baik, menarik minat sesuai dengan taraf perkembangan, mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat dipertahankan kebenarannya dan pada umumnya tidak mempermasalahkan manakah jawaban yang benar melainkan lebih mengutamakan hal yang mempertimbangkan dan membandingkan (Shaleh, 2000: 66-67). Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah cara belajar dengan saling tukar pikiran/pendapat antarsiswa, baik dengan atau tanpa bimbingan guru. Dikarenakan ini guided, maka diskusi masih didampingi oleh guru. g. Metode Demonstrasi Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut Muhibbin Syah dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru” adalah metode secara harfiah berarti cara. Pada pemakaiaan yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Menurut Muzayyin Arifin dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam” , pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis administratif atau taksonomis. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Akibatnya saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju kearah tujuan tertentu (Nurhayati, 2008: 12).
Pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan metode pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Melalui metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahanpelajaran yang merupakan suatu gerakangerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan (Sagala, 2006: 210). Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
metode
demonstrasi
adalah
cara
transfer
ilmu
dengan
mempraktekkannya di depan para siswa sehingga. 4. Sikap Ilmiah Menurut
Reber
dalam
bukunya
Dictionary
of
Psychology,
menyatakan bahwa istilah sikap (artidari bahasa Latin, "aptitude" yang berarti kemampuan, sehingga sikap dijadikan acuan apakah seseorang mampu atau tidak mampu pada pekerjaan tertentu (Anwar, 2009: 103). Sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA sering dikaitkan dengan sikap terhadap IPA.Keduanya saling berbubungan dan keduanya mempengaruhi perbuatan.Penilaian hasil belajar IPA dianggap lengkap jika mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.Sikap merupakan tingkah laku yang bersifat umum dilakukan siswa.Sikap juga merupakan salah satu yang berpengaruh pada hasil belajar siswa.Penilaian sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, penting dilaksanakan oleh karena dalam pembelajaran sains berkaitan dengan kemampuan, sehingga menjadi acuan siswa mampu atau tidak mampu pada pembelajaran.Penilaian hasil belajar Sains dianggap lengkap jika mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Kartono, 2011: 4-5). Sikap berkembang dari interaksi antara individu dengan lingkungan masa lalu dan masa kini. Melalui proses kognisi dari integrasi dan konsistensi sikap dibentuk menjadi komponen kognisi, emosi, dan kecendrungan
bertindak. Setelah sikap terbentuk akan mempengaruhi perilaku secara langsung. Perilaku akan mempengaruhi perubahan lingkungan yang ada, dan perubahan-perubahan yang terjadi akan menuntun pada perubahan sikap yang dimiliki (Anwar, 2009: 105). Menurut Kartiasa (dalam Anwar, 2009: 106), sikap ilmiah dalam pembelajaran sains sering dikaitkan dengan sikap terhadap sains. Keduanya saling berhubungan dankeduanya mernpengaruhi perbuatan. Pada tingkat sekolah dasar sikap ilmiah difokuskan pada ketekunan, keterbukaan, kesediaan mempertimbangkan bukti, dan kesediaan membedakan fakta dengan pendapat. Sikap merupakan tingkah laku yang bersifat umum yang menyebar tipis diseluruh hal yang dilakukan siswa. Sikap juga merupakan salah satu yang berpengaruh pada basil belajar siswa. Sikap ilmiah dibedakan dari sekedar sikap terhadap sains, karena sikap terhadap sains hanya terfokus pada apakah siswa suka atau tidak suka terhadap pembelajaran sains. Tentu saja sikap positif terhadap pembelajaran sains akan memberikan kontribusi tinggi dalam pembentukan sikap ilmiah siswa tetapi masih ada faktor lain yang memberikan kontribusi yang cukup berarti. Menurut Anagun dan Yasar(dalam Damanik & Bukit, 2013: 19), sikap ilmiah diartikan sebagai suatu kecenderungan, kesediaan seseorang untuk memberikan respon/ tanggapan/ tingkah laku secara ilmu pengetahuan dan memenuhi syarat (hukum) ilmu pengetahuan yang telah diakui kebenarannya.
Sikap
Ilmiah
merupakan
pendekatan
tertentu
untuk
memecahkan masalah, menilai ide dan informasi untuk membuat keputusan berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan dan dievaluasi secara objektif. Diperlukan juga sikap kritis berdasarkan bukti yang relevan. Orang yang melakukan prosedur ini dikatakan memiliki sikap ilmiah. Sikap Ilmiah memiliki peran penting dalam mengembangkan kecakapan ilmiah. Setiap individu yang memiliki sikap ilmiah, memiliki kualitas seperti realistis memiliki perhatian terhadap lingkungan sekitar, menghindari generalisasi yang didasarkan pada fenomena dan tidak mempercayai keyakinan dogmatis.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah tingkah laku atau perbuatan yang mencerminkan karakter orang berilmu dan benar secara universal. 5. Prestasi Belajar Pada pembelajaran, sudah sering dibahas tentang tiga aspek penilaian yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.Penilaian hasil belajar sains dianggap lengkap jika mencakup ketiga aspek tersebut (Anwar, 2009: 106). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom (dalam Arikunto & Suharsimi, 2009: 33)bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap pesertadidik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan (Luficha, 2012: 1). Berdasarkan ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan nilai dan tingkahlaku dan sikap, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
6. Sistem Tata Surya Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli, sampai saat ini adanyakehidupandiyakini hanya di Bumi. Di planet-planet selain Bumi misalnya di planetMars, para ahli tidak menemukan adanya tanda-tanda kehidupan, di planet Marshanya ditemukan sisa-sisa kehidupan atau dengan kata lain di planet Mars pernah ada kehidupan. Kehidupan yang berasal dari planet itu sendiri atau kehidupan yang berasal dari planet lain seperti Bumi? Belum diketahui secara pasti.Bumi merupakan Sebuah planet yang senantiasa mengitari bintangpusatnya, yaitu Matahari.Selain Bumi masih banyak bendabenda langit lainnyayang berputar dalam pengaruh Matahari sebagai bintang pusatnya.Benda-bendalangit tersebut adalah planet lainnya, satelit, komet, asteroid, dan meteor.Seluruhbenda langit tersebut beserta dengan Matahari berada dalam suatu sistem yangdinamakan Sistem Tata Surya.Jika ditinjau lebih jauh, ternyata Matahari merupakan Salah satu bintangyang letaknya paling dekat ke Bumi.Matahari berada dalam suatu galaksi yangdinamakan galaksi
Bimasakti,
Sebuah
galaksi
tersusun
atas
gugus-gugus
bintang.Gabungan gugus-gugus bintang itulah yang membentuk suatu galaksi.Bintang-bintang yang berada dalam suatu galaksi jumlahnya mencapai ratusan milyar(Winduono & Kandi, 2009: 15). Pada alam semesta atau jagat raya diperkirakan terdapat sekitar 10 milyargalaksi. Letak suatu galaksi dengan galaksi yang lain sangat berjauhan. Biasanyauntuk menuliskan jarak dalam alam semesta, misalnya jarak antar galaksi dinyatakan dalam tahun cahaya.Galaksi Bimasakti dalam arah melintang berjarak 100.000 tahun cahaya. Galaksi Awan Magellhan adalah galaksi terdekat ke galaksi Bimasakti yaitu berjarak 0,2 tahun cahaya.Cabang ilmu yang mempelajari berbagai benda langit beserta dengan sifat dan gejalanya atau karakteristiknya dinamakan astronomi. Pada penelitian benda langit tersebut para ahli menggunakan berbagai alat bantu salah satunya adalah teropong atau teleskop. Teropong pantul terbesar di dunia terdapat di gunung Palomar California, teropong tersebut menggunakan cermin berdiameter 200 inci (Winduono & Kandi, 2009: 16).
a. Tata Surya 1) Pengertian Tata Surya Bumi tempat kita tinggal hanyalah satu dari sekian banyak benda-benda langit.Bangsa Yunani mengganggap bahwa benda-benda langit termasuk Matahari beredar mengelilingi Bumi.Teori ini dikenal dengan teori geosentris.Teori ini bertahan selama kurang lebih 15 abad. Melalui penelitian lebih lanjut dan pengamatan, Nicolaus Copernicus, seorang astronom Polandia, pada tahun 1543 menyatakan hal
yang
berbeda.
Copernicus
mengatakan
bahwa
Matahari
merupakan pusat tata surya dimana semua planet termasuk Bumi, mengelilingi Matahari.Pendapat ini disebut heliosentris(Sumarwan dkk, 2007: 56). Bumi dan ketujuh planet lainnya, asteroid, dan komet, beredar
mengelilingi
Matahari.
Planet-planet
yang
beredar
mengelilingi Matahari dimulai dari yang paling dekat dengan Matahari ialah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Susunan Matahari sebagai pusat peredaran dari semua benda langit yang mengelilinginya disebut tata surya (Sumarwan dkk, 2007: 57). 2) Anggota Tata Surya Anggota tata surya seperti Gambar 2.1 terdiri dari Matahari, planet-planet, satelit-satelit, komet, asteroid, meteor.
Gambar 2.1 Anggota dalam sistem Tata Surya (Sumber: Winduono & Kandi, 2009: 6)
a) Matahari Matahari merupakan bola gas yang memiliki massa jauh lebih besar dibandingkan dengan massa semua planet dan benda langit lainnya. Hal ini menyebabkan Matahari memiliki gravitasi paling besar dibandingkan dengan gravitasi semua benda langit lainnya di tata surya.Akibatnya, semua anggota tata surya mengelilingi Matahari. Lintasan yang dilalui oleh benda langit dalam peredarannya mengelilingi benda langit yang lebih besar gaya gravitasinya disebut orbit(Sumarwan dkk, 2007: 58).
Gambar 2.2 Matahari dengan Prominensa (Sumber: Winduono & Kandi, 2009: 20) Matahari termasuk bintang.Bintang adalah benda langit yang memiliki sumber cahaya sendiri (Soenardi & Romaiyah, 2014: 98).Matahari seperti Gambar 2.2 dengan prominensa. b) Planet Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang dan cukup padat untuk memiliki gaya gravitasi sendiri. Ada delapan planet dalam tata surya kita yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.Terbagi dalam dua kelompok yaitu planet dalam dan planet luar. Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dinamakan planet dalam karena orbitnya berada di sebelah dalam orbit sabuk asteroid. Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus disebut planet luar karena orbitnya berada di luar orbit sabuk asteroid (Sumarwan dkk, 2007: 57-58).
Pengelompokan planet berdasarkan jarak planet ke Matahari dapat dibedakan menjadi planet dalam (inferior) yaitu planet yang jaraknya kurang dari atau sama dengan 1 SA, terdiri dari Merkurius, Venus dan Bumi. Planet luar (superior) yaitu planet yang jaraknya lebih dari 1 SA, terdiri dari Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus (Winduono & Kandi, 2009: 10-11). Planet adalah benda langit yang tidak memiliki sumber cahaya sendiri(Soenardi & Romaiyah, 2014: 98) Planet Merkurius merupakan planet yang terdekat dengan
Matahari.Langitnya
hitam
karena
tidak
memiliki
atmosfer(Sumarwan dkk, 2007: 58), seperti pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Pemandangan Planet Merkurius(Image courtesy of NASA) (Sumber: Alexander, 2015: 43) Venus merupakan planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius. Atmosfer venus terdiri dari 97% karbon dioksida (CO2) dan 3% nitrogen sehingga hamper tidak mungkin terdapat kehidupandi Venus (Sumarwan dkk, 2007: 59). Planet yang disebut juga dengan bintang kejora ini ditunjukkan pada Gambar 2.4
Gambar 2.4 Planet Venus (Sumber: Winduono & Kandi, 2009: 18) Bumi merupakan planet yang cocok untuk kehidupan. Planet ini beredar mengelilingi Matahari dengan kelajuan 30,2 km/s pada titik terdekat dan pada titik terjauh dengan kelajuan 29,2 km/s. Suhu rata-rata di permukaan Bumi berkisar antara -70 ˚C sampai 55˚C (Sumarwan dkk, 2007: 59).Planet Bumi dari bulan tampak seperti kelereng biru raksasa yang melayang di angkasa, seperti Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Planet Bumi (Sumber: Winduono & Kandi, 2009: 21) Planet Mars merupakan gurun merah yang di bagian kutub-kutubnya terdapat gunung es yang mengandung karbon dioksida dan sedikit air (Sumarwan, Sumartini, Kusmayadi, Sulastri, & Priambodo, 2007: 59), seperti pada gambar 2.6.
Gambar 2.6Mars with one of its polar caps(Image courtesy of NASA) (Sumber: Alexander, 2015: 124) Yupiter merupakan planet terbesar di tata surya. Daratan Yupiter terdiri dari hidrogen padat dan cair serta logam dalam jumlah kecil. Satu hari di Yupiter sama dengan 9 jam 55 menit di Bumi (Sumarwan, Sumartini, Kusmayadi, Sulastri, & Priambodo, 2007: 60). Gas raksasa Yupiter ini nampak seperti Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Gas Raksasa Jupiter (Image courtesy of NASA) (Sumber: Alexander, 2015: 142) Saturnus merupakan planet terbesar kedua di tata surya. Planet ini terkenal dengan cincinnya yang terdiri dari kristal es, yang lebarnya 402.000 km dan tebalnya 15 km. Cincin Saturnus bisa dilihat pada Gambar 2.8. Saturnus memiliki 60 satelit alami yang terbesar adalah Titan (Sumarwan, Sumartini, Kusmayadi, Sulastri, & Priambodo, 2007: 60).
Gambar 2.8 Cincin Saturnus yang menakjubkan (Image courtesy of NASA) (Sumber: Alexander, 2015: 162) Uranus merupakan planet terbesar ketiga. Permukaannya dari batuan dan es yang dikelilingi oleh atmosfer yang terdiri dari hidrogen, helium dan metana (Sumarwan, Sumartini, Kusmayadi, Sulastri, & Priambodo, 2007: 61). Pada Gambar 2.9 terlihat pemandangan Uranus beserta cincinnya.
Gambar 2.9 Pemandangan Uranus (Image courtesy of NASA) (Sumber: Alexander, 2015: 188) Neptunus tersusun atas gas, tanpa permukaan yang padat. Komposisi gas penyusun Neptunus ialah hidrogen, helium dan metana. Saat ini telah diketahui bahwa Neptunus memiliki 13 bulan yang mengitarinya (Sumarwan, Sumartini, Kusmayadi, Sulastri, & Priambodo, 2007: 61). Planet ungu ini terlihat seperti Gambar 2.10.
Gambar 2.10Hampir planet warna ungu Neptunus, berisi gasmetana yang tinggi (Image courtesy of NASA) (Sumber: Alexander, 2015: 197) Tabel 2.1 Data Perbandingan Antarplanet A B Merkurius 0,39
C 4,9
D E 0,055 5,4
F 590 hr
Venus
0,72
12,1 0,82
5,25 -243 hr
225 hr
Bumi
12,7 1
5,25 23,9 jm
365 hr
Mars
1 1,52
6,8
0,11
3,93 24,6 jm
687 hr
Yupiter
5,2
143
3180
1,33 9,8 jm
11,7 thn
Saturnus
9,54
120
950
0,71 10,2 jm
29,5 thn
Uranus
19,2
51
150
1,27 -10,8 jm
84 thn
Neptunus
30.1
50
170
1,7
164,8 thn
15,8 jm
G 88 hr
(Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 61) Keterangan : A = Nama Planet B = Jarak rata-rata dari Matahari (Bumi=149,6 juta km, Bumi digunakan sebagai pembanding) C = Garis Tengah (ribuan km) D = Massa Planet (Bumi=5,98 × 1024 kg, Bumi digunakan sebagai pembanding)
E = Massa jenis planet (air=1 g/cm 3,air digunakan sebagai pembanding) F = Periode Rotasi, arah minus (-) menunjukkan arah rotasi dari timur ke barat atau searah jarum jam jika dilihat dari luar angkasa. G = Periode Revolusi Selain dikelompokkan menjadi planet dalam dan planet luar.Dikelompokkan pula menjadi dua lagi yaitu planet terrestrial adalah planet berbatu yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars.Planet Jovian merupakan planet besar yang tersusun dari gas yaitu Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus (Sumarwan dkk, 2007: 62). Orbit planet berbentuk elips. Titik orbit planet paling dekat ke Matahari disebut perihelium. Titik orbit planet paling jauh ke Matahari disebut aphelium (Sumarwan dkk, 2007: 62). Gerakan planet berputar pada porosnya yang disebut rotasi.Waktu yang diperlukan planet untuk sekali berotasi disebut periode rotasi (kala rotasi).Planet juga bergerak mengelilingi Matahari yang disebut revolusi.Waktu yang diperlukan oleh planet untuk sekali berevolusi disebut periode revolusi (kala revolusi). Apabila dilihat dari luar angkasa, arah rotasi Bumi, arah revolusi Bumi, dan arah revolusi Bulan terlihat berlawanan arah denganarah jarum jam.Arah ini ditetapkan sebagai “arah timur” yaitu dari barat ke timur. Para astronom menetapkan arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam itu sebagai gerak langsung sedangkan arah putaran searah jarum jam disebut gerak balik (retrogade). Hampir semua planet dalam tata surya bergerak secara langsung, hanya dua yang berotasi dengan gerak balik yaitu Venus dan Uranus, periode rotasi kedua planet ini diberi tanda negatif pada Tabel 2.2(Sumarwan dkk, 2007: 62-63).
c) Satelit Satelit adalah benda langit yang beredar mengelilingi planet atau sering disebut pengiring planet.Satelit melakukan tiga gerakan sekaligus yaitu berotasi, berevolusi terhadap planetnya, dan bersama planetnya berevolusi terhadap Matahari. Arah peredaran satelit sama dengan arah peredaran planetnya. Selain satelit alami ada juga satelit buatan, sebagai contoh satelit Palapa yang mengorbit Bumi.Sedangkan satelit alami yang dimiliki tiap planet berbeda-beda.Merkurius dan Venus tidak memiliki satelit alami.Bumi memiliki satu satelit alami yaitu Bulan. Mars memiliki dua satelit alami yaitu Phobos dan Deimos.Phobos
yang
besar
dan
Deimos
yang
lebih
kecil(Alexander, 2015: 130).Dua satelit ini seperti pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Phobos & Deimos (Image courtesy of NASA) (Sumber: Alexander, 2015: 165) Yupiter adalah planet pemilik satelit alami tebanyak yaitu sebanyak 63, satelit yang besar antara lain Io (satelit Galilean), Ganymede, Europa, dan Callisto.Saturnus ada 60 satelit alami yang paling besar adalah Titan, Uranus 27, dan Neptunus 13 (Sumarwan dkk, 2007: 64-65).Contoh satelit yang dimiliki oleh beberapa planet yaitu disajikan pada Gambar 2.12, Gambar 2.13 dan Gambar 2.14.
Gambar 2.12Satelit Galilean (Image courtesy of NASA) (Sumber: Clark, 2015: 237)
Gambar 2.13 Titan, satelit gas Saturnus (Image courtesy of NASA) (Sumber: Alexander, 2015: 165)
Gambar 2.14 Triton, satelit terbesar Neptunus (Image courtesy ofNASA) (Sumber: Alexander, 2015: 200) d) Benda Antarplanet Benda antarplanet yaitu asteroid, komet, meteor, meteorit. Asteroid adalah benda langit berukuran kecil yang lintasan edarnya ada di antara orbit diantara orbit planet Mars danYupiter,
contohnya Ceres, Pallas, Juno, dan Vesta. Ukuran asteroid sangat kecil sehingga tidak bisa disebut planet, para ilmuwan menyebutnya planetoid (seperti planet) atau planet minor.Data beberapa asteroid yang telah ditemukan bisa dilihat pada Tabel 2.2(Sumarwan dkk, 2007: 66-67). Tabel 2.2 Beberapa Asteroid yang Telah Ditemukan Nama Asteroid Ceres Pallas Juno Vesta Astraea Hebe Iris Flora Metis Hygiea Phartenope Victoria Egeria Irene Eunomia Bellona Leukothea Fides
Penemu Piazzi Olbers Handing Olbers Hencke Hencke Hind Hind Graham De Gasparis De Gasparis Hind De Gasparis Hind De Gasparis Luther Luther Luther
Ditemukan pada 1 Januari 1801 28 Maret 1802 1 Sept 1804 29 Maret 1845 8 Desemb 1845 1 Juli 1845 13 Agust 1847 18 Okt 1847 29 April 1848 12 April 1849 11 Mei 1850 13 Sept 1850 2 Novemb 1850 19 Mei 1851 29 Juli 1851 1 Maret 1854 19 April 1855 5 Okt 1855
Diameter (km) 1.003 608 250 538 117 195 209 151 151 450 153 112 208 182 330 120 103 108
(Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 66) Komet adalah benda langit yang mengelilingi Matahari dengan orbit berbentuk lonjong. Komet memiliki ekor sehingga disebut juga bintang berekor.Ekor komet selalu berubah san selalu menjauh dari Matahari. Meteor adalah pecahan-pecahan komet yang hancur dan beredar sesuai orbit komet yang hancur tersebut. Meteorit adalah meteor yang jatuh sampai ke permukaan Bumi (Sumarwan dkk, 2007: 67-69).
b. Matahari dan Bumi 1) Matahari sebagai Bintang Semua benda langit yang dapat memancarkan cahaya disebut bintang.Matahari
merupakan
bintang
yang
terdekat
dengan
Bumi.Jarak rata-ratanya jika diukur dari Bumi adalah 150 juta km. Jarak Matahari ke Bumi disebut 1 satuan astronomi (SA).Energi Matahari berasal dari reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi (penggabungan) dua inti atom hidrogen menjadi inti atom helium.Reaksi ini terjadi karena suhu inti Matahari mencapai 15 juta Kelvin dan tekanannya 200 miliar kali tekanan di permukaan Bumi (Sumarwan dkk, 2007: 78). Matahari merupakan bola
gas
yang bercahaya.Unsur
penyusun Matahari yang terbanyak adalah hidrogen, kemudian helium.Hidrogen dan helium 98% sedangkan zat lainnya 2%. Spektrum Matahari terdiri dari sinar gamma, sinar X, sinar ultraviolet, sinar tampak, sinar inframerah, gelombang TV, dan gelombang radio (Sumarwan dkk, 2007: 80).Matahari (lihat Gambar 2.15) sebenarnya tersusun atas lapisan-lapisan gas pijar, yang setiap lapisannya memiliki kerapatan yang berbeda.Lapisan-lapisan Matahari dimulai dari yang paling dalam adalah inti Matahari, fotosfer, kromosfer dan korona (Sumarwan dkk, 2007: 81).
Gambar 2.15Penampang melintang Matahari dan atmosfernya (Sumarwan dkk, 2007: 81) 2) Bumi Bumi merupakan satu-satunya planet dalam system tata surya yang sampai saat ini diketahui ada kehidupan.Hal tersebut dimungkinkan karena Bumi diselubungi lapisan atmosfernya sehingga perbedaan suhu pada siang dan malam tidak terlalu besar. Beberapa nama lain planet Bumi adalah Tellus, Erde dan Gaia (Winduono & Kandi, 2009: 21). Beberapa bukti dari bentuk Bumi bulat yaitu, pertama, ketika kapal berlayar meninggalkan pelabuhan ternyata bagian badan kapal tampak menghilang terlebih dahulu, baru disusul tiang-tiang tinggi kapal.Kedua,
Langit
tampak
melengkung.
Ketiga,
Ferdinand
magelhaen berlayar terus ke satu arah tertentu, ternyata kapal yang dibawanya kembali ke tempat semula. Keempat, hasil pemotretan yang dilakukan pada bulan Desember 1972 oleh Apollo 17 yang berada di luar angkasa menunjukkan bahwa Bumi berbentuk Bulat. Kelima, ketika manusia sudah berhasil mendarat di Bulan, Bumi tampak seperti kelereng biru putih yang tergantung di kegelapan antariksa yaitu seperti pada Gambar 2.16 (Sumarwan dkk, 2007: 8384).
Gambar 2.16 Pemandangan Bumi dari Bulan(Image courtesy ofNASA)
(Sumber: Alexander, 2015: 78) c. Gerak Edar Bumi, Bulan dan Satelit Buatan 1) Gerak Edar Bumi Bumi melakukan dua gerakan sekaligus yaitu berotasi pada porosnya dan berevolusi terhadap Matahari.Adanya gravitasi Bumi menyebabkan kita tidak dapat merasakan kedua gerakan Bumi tersebut. Rotasi Bumi terhadap porosnya mengakibatkan pergantian siang dan malam, gerak semu harian benda langit, Penggembungan di khatulistiwa dan pemapatan di kedua kutub Bumi, perbedaan waktu untuk tempat-tempat di Bumi yang berbeda derajat busurnya (Sumarwan dkk, 2007: 90).Arah revolusi Bumi mengelilingi Matahari adalah searah dengan arah rotasinya yaitu dari barat ke timur, berlawanan dengan arah jarum jam. Sekali berevolusi Bumi memerlukan waktu 365,25 hari. Akibat dari revolusi Bumi terhadap Matahari adalah pergantian musim, perubahan lamanya siang dan malam, gerak semu tahunan Matahari (lihat Gambar 2.17), dan terlihatnya rasi bintang yang berbeda setiap bulan (Sumarwan dkk, 2007: 93).
Gambar 2.17 Gerak semu tahunan Matahari (Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 95) 2) Gerak Edar Bulan Bulan merupakan satelit alami Bumi.Bulan mengelilingi Bumi karena ditahan oleh gravitasi Bumi.Bulan memiliki garis tengah
350 km atau sekitar ¼ garis tengah Bumi.Gravitasi Bulan hanya 1/6 gravitasi Bumi.Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga menyebabkan di Bulan terjadi perbedaan suhu siang dan malam yang sangat besar, bunyi tidak dapat didengar, langit berwarna hitam, dan tidak ada siklus air (Sumarwan dkk, 2007: 99).Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus yaitu berotasi, berevolusi terhadap Bumi, dan bersama Bumi berputar mengelilingi Matahari. Periode revolusi Bulan sama dengan periode rotasinya yaitu 27,33 hari, akibatnya kita tidak pernah melihat separuh bagian Bulan yang lain (Sumarwan dkk, 2007: 100). Bulan memiliki dua periode, yaitu periode sinodis dan sideris.Satu bulan sinodis adalah waktu yang diperlukan Bulan untuk mengelilingi Bumi tepat satu putaran dengan Matahari sebagai acuannya. Satu bulan sinodis memerlukari waktu 29,5 hari dan satu sinodis inilah yang digunakan untuk dasar dari perubahan fase Bulan. Satu bulan sinodis dapat dikatakan juga sebagai waktu yang diperlukan Bu1an dari bulan baru untuk kembali ke bulan baru berikutnya, yaitu 29,5 hari. Periode sinodis digunakan sebagai dasar penentuan kalender Komariah. Dalam kalender Komariah, supaya jumlah hari dalam 1 bulan adalah bulat, maka jumlah hari dalam 1 bulan dibuat berselang-seling, 29 dan 30 hari.Sedangkan satu bulan sideris adalah waktu yang diperlukan Bulan untuk sekali mengelilingi Bumi. Satu bulan sideris lamanya 27,3 hari (Sumarwan dkk, 2007: 101). Gambaran periode sinodis dan sideris Bulan bias dilihat pada Gambar 2.18.
Gambar 2.18 Bulan sinodis dan bulan sideris (Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 101) a) Fase Bulan Perbedaan sinar Matahari yang mengenai separuh bagian Bulan yang menghadap ke Bumi menyebabkan tiga aspek Bulan dan empat fase Bulan.Tiga aspek Bulan yaitu aspek konjungsi, aspek kuartil dan aspek oposisi.Empat fase utama Bulan yaitu tidak tampak, bulan sabit, bulan benjol, dan bulan penuh.Fase Bulan
yang
lebih
lengkap
bisa
dilihat
pada
Gambar
2.19(Sumarwan dkk, 2007: 103).
Gambar 2.19 Fase Bulan (Sumber: Sumarwan 2007: 102)
dkk,
b) Gerhana Gerhana
merupakan
fenomena
alam
yang
spektakuler.Gerhana disebabkan oleh bayangan yang dibentuk oleh Bulan atau Bumi yang berada pada satu garis lurus.Bayangan tersebut memiliki dua bagian yaitu umbra dan penumbra. Umbra
(daerah bayangan inti) yaitu bagian yang sama sekali tidak dilalui cahaya. Penumbra (daerah bayangan kabur atau sebagian) yaitu bagianyang masih dilalui cahaya. Posisi Matahari dengan Bumi atau Bulan pada saat terjadi gerhana yaitu seperti pada Gambar 2.20(Sumarwan dkk, 2007: 103).
Gambar 2.20 Umbra, penumbra, perpanjangan umbra (Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 103) Ada dua jenis gerhana yaitu gerhana Matahari
dan
gerhana Bulan. Gerhana Matahari terjadi ketika Matahari, Bulan dan Bumi terletak pada satu garis lurus. Macam gerhana Matahari antara lain yaitu gerhana matahari Total, gerhana Matahari sebagian/parsial, dan gerhana Matahari cincin (lihat Gambar 2.21 dan Gambar 2.22)(Sumarwan dkk, 2007: 104).
Gambar 2.21 Gerhana Matahari total (3), sebagian (2) dan (4) (Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 104)
Gambar 2.22 Gerhana Matahari Cincin di daerah B (Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 105) Gerhana Bulan terjadi ketika Matahari, Bumi dan Bulan terletak pada satu garis lurus. Terdapat tiga macam gerhana Bulan yaitu gerhana Bulan Total, gerhana Bulan parsial/sebagian dan gerhana Bulan penumbra, bisa dilihat seperti pada Gambar 2.23.
Gambar 2.23 Gerhana Bulan (Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 105) c) Pasang surut air laut Pasang surut air laut adalah peristiwa naik turunnya permukaan air di lautan yang disebabkan oleh adanya gravitasi Bulan pada Bumi.Bumi senantiasa berputar.Lihat gambar 2.24, selama 1 kali Bumi berputar pada porosnya (berotasi = 24 jam atau 1 hari), maka secara berurutan daerah di Bumi akan mengalami kedudukan A, B, C, dan D. Ini berarti selama 1 kali berotasi, daerah di Bumi akan rnengalami 2 kali pasang (A & B) dgn 2 kali surut (C & D). Jadi, sietiap daerah mengalami dua kali pasang dan dua kali surut setiap hari (Sumarwan dkk, 2007: 107).
Gambar 2.24 Terjadinya pasang surut air laut (Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 107) Pasang tertinggi (pasang purnama atau pasang perbani) terjadi karena adanya gabungan gravitasi Bulan dan gravitasi Matahari (5/11 gravitasi Bulan).Perhatkan Gambar 2.25, pasang purnama terjadi pada bulan purnama (kedudukan A), pasang perbani terjadi pada saat bulan baru (kedudukan B). Pasang kecil atau pasang neap terjadi ketika Bulan dan Matahari menghasilkan gravitasi yang saling tegak lurus (C dan D).Pasang paling kecil terjadi saat kuartil awal (D) atau saat kuartil akhir (C).Terjadinya pasang surut membawa keuntungan tersendiri bagi manusia. Manfaat Manfaat pasang surut air laut antara lain yaitu: memudahkan kapal berlayar dan berlabuh, persawahan pasang surut, membuat garam di tepi pantai, dan pembangkit listrik (Sumarwan dkk, 2007: 107-108).
Gambar 2.25 Pasang tertinggi (a), pasang terendah (b) (Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 107)
3) Satelit Buatan Satelit buatan adalah pesawat tak berawak buatan manusia yang diluncurkan pada ketinggian tertentu untuk mengorbit sebuah planet. Satelit buatan yang akan kita bahas adalah satelit buatan yang mengorbit pada Bumi. Berdasarkan fungsinya, ada bermacam-macam satelit yaitu satelit komunikasi, satelit cuaca, satelit navigasi, satelit penelitian sumber daya Bumi, satelit penelitian, dan satelit militer.Stelit
Palapa
Indonesia.Satelit
merupakan
Palapa
disebut
satelit juga
komunikasi
satelit
SKSD
milik (Sistem
Komunikasi Satelit Domestik). Satelit Palapa mengelilingi Bumi dalam rentang waktu yang sama dengan waktu sekali rotasi Bumi. Oleh
karena
itu
satelit
Palapa
disebut
satelit
Geostasioner
(kedudukannya tetap terhadap Bumi). Satelit Palapa dikendalikan dari stasiun Bumi Cibinong Jawa Barat). Beberapa contoh satelit buatan yaitu seperti pada Gambar 2.26(Sumarwan dkk, 2007: 109-111)
Gambar 2.26 Satelit komunikasi: (a) Palapa (Indonesia) dan (b) satelitTelstar (Amerika) (Sumber: Sumarwan dkk, 2007: 110) B. PENELITIAN RELEVAN Beberapa penelitian yang sudah membuktikan bahwa adanya pengaruh model GDL terhadap nilai kognitif siswa yaitu : 1. Pada tahun 2014 pernah dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Guided Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Gerak Melingkar Beraturan” oleh Rina Khabibah dari Prodi Fisika UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta. Kesimpulan dari Skripsi tersebut adalah terdapat pengaruh model guided discovery learningterhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar. Hal ini terlihat dari perbandingan hasil rata-rata pretest dan posttest hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok control dengan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak terlalu signifikan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, t hitung > ttabel (2,060 > 2,002)terbukti bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan secara signifikan dapat diterima. Siswa memberikan tanggapan positif ketika diterapkan model guided discovery learning Jerome Bruner, sebagian besar siswa dalam pembelajaran fisika merasa tidak tegang walaupun sedang mengerjakan posttest pada persoalan gerak melingkar beraturan. 2. Pada tahun 2014 pernah dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing(Guided Discovery) Terhadap Hasil Belajar Fisika di SMKN 1 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2013/2014” oleh Yarni Sri Yanti dari FKIP Universitas Bengkulu. Kesimpulan dari Skripsi tersebut adalah ada pengaruh penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar Fisika di SMKN 1 Kota Bengkulu yakni hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fisika materi momentum dan impuls dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery lebih baik dari pada peserta didik yang diajar menggunakan metode konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yaitu rata-rata siswa kelas eksperimen = 80,1 sedangkan rata-rata siswa kelas kontrol = 65,3. 3. Pada tahun 2013 pernah dilakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Penggunaan Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) dan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Fisika” oleh Hayati Dwiguna dari UPI, Bandung. Kesimpulan dari Skripsi tersebut adalah Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan setelah digunakan model guided discovery learning dalam pembelajaran Fisika. Hal ini diindikasikan dengan skor rata-rata gain ternormalisasi (
)
pada kelas yang menggunakan model guided discovery learning sebesar 0,52 dengan kategori sedang. 4. Pada tahun 2014 pernah dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung” oleh Khoirul Arifin dari IAIN, Tulungagung. Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah pada pengujian hipotesis menggunakan independent samples t-test, data hasil post tes diperoleh nilai thitung (2,28) >ttabel (2.018) yang menunjukkan ada pengaruh model pembelajaran guided discovery (penemuan terbimbing) terhadap hasil belajar matematika materi lingkaran siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung. Berdasarkan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 80,909 dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 75,277 sehingga diperoleh selisih sebesar 5,68 dapat diketahui besarnya pengaruh model Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) terhadap hasil belajar matematika materi lingkaran Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung adalah sebesar 0,72, di dalam tabel interpretasi nilai Cohen’s maka 76%. Berdasarkan tabel interpretasi dapat disimpulkan bahwa pengaruh model Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) terhadap hasil belajar siswa termasuk dalam kategori tergolong sedang. 5. Pada tahun 2012 pernah dilakukan penelitian dengan judul“Penggunaan Metode guided discovery learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung ” oleh Qorri’ah dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Kesimpulan dari jurnal tersebut adalah Peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelompok yang menggunakan metode guided discovery learning lebih baik daripada peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelompok yang menggunakan metode konvensional (metode ceramah). Hal ini terlihat berdasarkan hasil perhitungan uji-t yang sangat signifikan. Artinya, penggunaan metode guided discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung.
C. KERANGKA BERPIKIR 1. Pengaruh GDL terhadap nilai kognitif siswa. Model pembelajaran GDL merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa, sedangkan guru berperan sebagai pembimbing atau fasilitator.Kelas yang diberi perlakuan GDL ada 2 yaitu kelas diskusi dan kelas demonstrasi.Kelas diskusi sebagai kelas eksperimen pertama dan kelas demonstrasi sebagai kelas eksperimen kedua.Pada penelitian ini diharapkan model GDL berpengaruh terhadap nilai kognitif siswaMTs Muhammadiyah 6 kelas IX pada materi sistem tata surya. 2. Pengaruh sikap ilmiah terhadap nilai kognitif siswa. Sikap ilmiah yang merupakan sikap/perilaku secara ilmu pengetahuan dan diakui kebenarannya, memiliki banyak komponen yang bisa dijadikan parameter penelitian.Sikap ilmiah diklasifikasikan menjadi dua yaitu sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah.Masing-masing kelas diskusi dan demonstrasi mendapat pengelompokan ini.Pada penelitian diharapkan sikap ilmiah berpengaruh terhadap nilai kognitif siswa MTs Muhammadiyah 6 kelas IX pada materi sistem tata surya. 3. Interaksi antara GDL dengan sikap ilmiah terhadap nilai kognitif siswa. Proses belajar dan hasil belajar siswa tidak dapat terlepas dari faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhinya. Faktor eksternal dalam penelitian yaitu penggunaan model GDL. Model GDL dicirikan dengan peran aktif siswa.Faktor internal yang diukur dalam penelitian yaitu sikap ilmiah siswa.Sikap ilmiah merupakan karakter dari dalam diri siswa yang menjadi salah satu parameter kualitas diri siswa tersebut. Penggunaan model GDL dapat membantu siswa dalam memahami materi Fisika karena para siswa didorong untuk belajar mandiri sehingga ilmu yang didapat dapat lebih menancap pada ingatan. Penggunaan metode diskusi juga dapat membantu pemahaman lebih luas karena siswa saling bekerja sama atau bertukar pikiran. Metode demonstrasi juga mampu meningkatkan pemahaman siswa karena memberikan gambaran secara kinestetik yang bias
membantu bayangan dalam pikiran siswa. Model pembelajaran yang sesuaiakanmampu menambah pengetahuan siswa secara lebih luas dan mendalam sehingga secara sinergis akan memberikan pengaruh pada karakter siswa dalam hal ini adalah sikap ilmiah. Oleh karena itu, diharapkan penggunaan model pembelajaran GDL mampu menambah ketertarikan siswa pada Fisika dan menjadikan siswa belajar mandiri sehingga mempengaruhi nilai kognitif siswa.Alur kerangka berfikir dari penelitian digambarkan pada Gambar 2.1.
GDL dengan menggunakan Masalah-masalah
metode diskusi
pembelajaran diantaranya: 1. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA belum maximal. 2. Para
siswa
kesulitan
merasa sehingga
malas belajar IPA. 3. Sikap
ilmiah
Model Pembelajaran
Prestasi
GDL
Belajar
siswa
masih rendah.
GDL dengan
menggunakan metode demonstrasi
Gambar 2.27 Bagan Kerangka Berpikir
D. HIPOTESIS Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir tersebut dapat diambilhipotesis sebagai berikut : 1.
Terdapatperbedaanpengaruh
GDL menggunakan metode
diskusi
dan
demonstrasiterhadap nilai kognitif siswa pada materi Sistem Tata Surya. 2.
Terdapatperbedaanpengaruh sikap ilmiahtinggi dan rendahterhadap nilai kognitif siswa pada materi Sistem Tata Surya.
3.
Terdapat interaksi pengaruh antara GDL dengan sikap ilmiah terhadap nilai kognitif siswa pada materi Sistem Tata Surya.