perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan Jasmani Pengertian-pengertian pendidikan jasmani telah banyak dibuat dan disusun oleh para ahli. Berikut pengertian pendidikan jasmani menurut pendapat beberapa ahli antara lain : Menurut Samsudin (2008:2) mendefinisikan: Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Menurut Aip Syaifuddin dan muhadi (1991:4) mendefinisikan: Pendidikan Jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut pendidikan jasmani tidak semata-mata mengembangkan keterampilan jasmani,
tetapi
pendidikan
jasmani
juga
dapat
mengembangkan
keterampilan motorik,pengetahuan, sikap hidup sehat, sikap sportifitas, kecerdasan emosional, dan pembentukan karakter individu.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Aip Syaifuddin dan muhadi (1991:5) adalah sebagai berikut : (1) Mengacu perkembangan dan aktifitas system peredaran darah, pencernaan, pernafasan, dan persyaratan. (2) Memacu pertumbuhan jasmani commit to user seperti bertambah tinggi dan berat badan. 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 (3) Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportifitas, tenggang rasa. (4) Meningkatkan keterampilan melalui kegiatan aktifitas jasmani dan memiliki sifat yang positif terhadap peningkatan melalui aktifitas jasmani. (5) Meningkatkan kesegaran jasmani. (6) Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani. (7) Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktifitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya , cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek mental, emosional dan spiritual. Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani berkaitan dengan pengembangan aktifitas fisik maupun jiwa, sehingga nantinya mempersiapkan siswa untuk terjun dalam masyarakat secara maksimal.
2. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Menurut pendapat Gagne yang dikutip Agus Suprijono (2009:2) “Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”. Menurut pendapat morgan yang dikutip Agus Suprijono (2009:3) “belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman”. Sedangkan menurut pendapat JS. Husdarta dan Yudha M. Saputra (2010:2), “belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya”. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang diperoleh langsung dari suatu aktivitas dan pengalaman yang commit to individu user dilakukan secara terencana oleh didalam suatu lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 b. Pengertian Pembelajaran Menurut pendapat Agus Suprijono (2009:13) “pembelajaran menurut makna berarti proses, cara, perbuatan mempelajari”.Menurut Jamil Suprihatiningrum, (2012:75) “pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar”. Menurut
pendapat
Sanjaya
yang
dikutip
Jamil
Suprihatiningrum, (2012:76) dikatakan bahwa: Pembelajaran adalah terjemahan dari instruction,yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu melalui berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar audio, dan lain sebagainya sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilisator dalam belajar mengajar. Berdasarkan pendapat para ahli dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melalui proses, cara dan perbuatan pembelajaran yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar dengan menggunakan berbagai macam alat informasi dari lingkungan yang berupa media pembelajaran.
3. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Menurut pendapat Gagne & Briggs yang dikutip Jamil Suprihatiningrum,(2012:37)
“hasil
belajar
adalah
kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa”. Menurut pendapat Reigeluth yang dikutip Jamil Suprihatiningrum (2012:37) “hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam commit to user kondisi yang berbeda”. Menurut pendapat Agus Suprijono,(2009:5),
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Sedangkan menurut Blom yang dikutip Agus Suprijono,(2009:6), “hasil belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor”. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa pengertian hasil belajar adalah suatu ukuran nilai dari kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui kemampuan yang mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.Yang perlu diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. b. Aspek-aspek Hasil Belajar Menurut Krathwohl, Bloom & Masia yang dikutip Jamil Suprihatiningrum,(2012:38-45). (1) Aspek kognitif Kognitif adalah keampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. (2) Aspek afektif Afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. (3) Aspek psikomotorik Psikomotorik mencangkup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. 4. Pencak Silat a. Pengertian Pencak Silat Menurut Mulyana,(2013:86) bahwa : Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela dan mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup dan alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang commit to user dikutip Mulyana,(2013:85) “Pencak silat memiliki permainan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang, dan membela diri, baik dengan atau tanpa senjata”. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pencak silat merupakan hasil budaya manusia Indonesia yang mempunyai tujuan untuk membela dan mempertahankan diri dari segala marabahaya untuk mencapai keselarasan dan keselamatan hidup dan meningkatkan rasa taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Seiring dengan kemajuan dunia olahraga, pencak silat menjadi salah satu cabang olahraga yang ikut berkembang ke ranah olahraga prestasi yang telah dipertandingkan di berbagai event, baik nasional maupun internasional. Menurut hasil Munas IPSI XIII (2012:1) Ada empat kategori pertandingan pencak silat. Kategori tersebut adalah : (1) Kategori Tanding, kategori yang menampilkan 2 ( dua ) orang pesilat dari sudut yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu: menangkis / mengelak/mengena/menyerang pada sasaran dan menjatuhkan
lawan; menggunakan teknik dan taktik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dengan memanfaatkan kekayaan teknik dan jurus. (2) Kategori Tunggal, kategori yang menampilkan seorang Pesilat memperagakan kemahirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar, tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan tangan kosong dan bersenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori tunggal. (3) Kategori Ganda adalah kategori yang menampilkan 2 (dua) orang Pesilat dari tim yang sama, memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus serang bela yang dimiliki. Gerakan serang bela ditampilkan secara terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seri yang teratur, baik bertenaga dan cepat maupun dalam gerakan lambat penuh penjiwaan yang dimulai dari tangan kosong dan dilanjutkan dengan bersenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori ganda. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 (4) Kategori Regu,kategori yang menampilkan 3( tiga) orang Pesilat dari tim yang sama memperagakan kemahirannya dalam Jurus Regu Baku secara benar, tepat, mantap, penuh penjiwaan dan kompak dengan tangan kosong serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori regu. b. Manfaat Pencak Silat Manfaat Pencak Silat terdiri dari “1) Pencak Silat sebagai Pendidikan, 2) Pencak Silat sebagai Pendidikan Jasmani”. Secara singkat Manfaat Pencak Silat tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Pencak Silat Sebagai Pendidikan Pencak silat merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia yang bernilai luhur. Nilai-nilai luhur pencak silat terkandung dalam jati diri yang meliputi 3 hal pokok sebagai satu kesatuan, yaitu : a)
Budaya Indonesia sebagai asal dan coraknya,
b) Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya, c) Pembinaan mental spiritual/budi pekerti, beladiri, seni, dan olahraga sebagai aspek integral dari substansinya. Pencak silat yang dihayati keseluruhan nilai-nilainya akan mempunyai manfaat yang besar, bukan saja bagi individu yang mempelajarinya tetapi juga bagi masyarakat. Pendidikan pencak silat mempunyai manfaat individual dan sosial. Pendidikan pencak silat dapat memberi sumbangan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam rangka pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, serta merupakan pembangun karakter national Bangsa Indonesia (character and nation
building).
Pendidikan
pada
dasarnya
adalah
pembangunan sumberdaya manusia (human investmen, human commit toPendidikan user resource development). pencak silat yang berakar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 pada budaya Indonesia serta mencakup segi mental dan fisik secara integral diharapkan dapat membentuk manusia seutuhnya yang berkualitas diantaranya : (1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Berkepribadian dan mencintai budaya Indonesia. (3) Memiliki rasa percaya diri. (4) Menjaga martabat diri. (5) Mampu menguasai dan mengendalikan diri. (6) Mempunyai rasa tanggunga jawab serta disiplin pribadi dan sosial. (7) Senantiasa menegakan kebenaran kejujuran dan keadilan serta tahan uji dalam menghadapi cobaan dan godaan. (8) Menghormati sesama manusia, terutama yang lebih tua dan memberi tauladan kepada yang lebih muda. (9) Bersikap damai dan bersahabat kepada siapapun yang baik. (10) Selalu rendah hati, ramah, dan sopan dalam bicara dan pergaulan sosial. (11) Berjiwa besar, berani mawas diri, dan mengoreksi diri, berani meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat, senang memberi maaf pada manusia lain dan mengaku bersalah. (12) Mengutamakan
kepentingan
masyarakat
dari
pada
kepentingan pribadi. (13) Optimis tidak mudah frustasi, dan ikhlas dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan hidup. 2)
Pencak Silat Sebagai Pendidikan jasmani Pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan kegiatan menggerakkan semua anggota tubuh kita secara terkoordinasi agar jasmani kita sehat. Pencak silat yang pada hakekatnya adalah kegiatan jasmani yang didalamnya terkandung aspek olahraga, juga merupakan commit to user wahana pendidikan jasmani yang memiliki tujuan tertetu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Tujuan pencak silat sebagai sarana pendidikan jasmani antara lain : (a) Tujuan untuk mencapai kesehatan, (b) Tujuan rekreasi, (c) Tujuan prestasi. c. Teknik Dasar Pencak Silat 1) Pengertian Teknik Dasar Pencak Silat Menurut Johansyah Lubis (2004:7): Teknik dasar pencak silat adalah suatu gerak, terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa teknik dasar pencak silat adalah suatu gerak yang terkoordinasi mencangkup aspek beladiri, olahraga dan seni budaya. 2) Macam-Macam
Teknik
Dasar
Pencak
Silat
menurut
Johansyah Lubis (2004:8) diantaranya : (a) Pukulan adalah semua jenis teknik menyerang yang dilakukan dengan menggunakan tangan dalam osisi terkepal. Jenis pukulan diantaranya adalah pukulan depan, pukulan samping, pukulan sangkol, tebasan, tusukan dll. (b) Belaan adalah upaya untuk menggagalkan serangan dengan tangkisan dan hindaran. Belaan terbagi menjadi dua : tangkisan dan hindaran. (c) Tangkapan adalah suatu teknik menangkap tangan, kaki ataupun anggota badan lawan dengan satu atau dua tangan dan akan dilanjutkan dengan gerakan lain. terdiri dari kuncian dan bantingan. (d) Hindaran adalah suatu teknik menggagalkan serangan lawan yang dilakuakn tanpa menyentuh tubuh lawan (alat serang). Terdiri dari elakan, egosan dan kelitan. (e) Pasang adalah sikap taktik untuk menghadapi lawan yang berpola menyerang atau menyambut. (f) Jatuhan adalah teknik yang dikhususkan untuk menjatuhkan lawan dengan menggunakan komponen commit user serangan kaki dantotangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 (g) Tendangan merupakan teknik dan taktik serangan yang dipergunakan untuk jarak jangkau jauh dengan menggunakan tungkai sebagai komponen penyerangnya. Macam-macam tendangan diantaranya : tendangan lurus, tendangan tusuk, tendangan kepret, tendangan jejag, tendangan gajul, tendangan T, tendangan celorong, tendangan belakang, tendangan kuda, tendangan taji, tendangan baling, tendangan bawah, tendangan gejig dan tendangan sabit. Disamping itu Macam-Macam Teknik Dasar Pencak Silat menurut R. Kotot Slamet Hariyadi (2003:16) diantaranya : (a) Pukulan adalah semua jenis teknik menyerang yang dilakukan dengan menggunakan tangan dalam posisi terkepal. (b) Belaan suatu upaya menggagalkan serangan lawan dengan tangkisan maupun hindaran. (c) Tangkapan adalah suatu teknik yang dilakukan sebagai gerak pendahuluan atau awalan pada proses pelaksanaan teknik bantingan. (d) Pasang kombinasi sikap kaki dan sikap tangan dengan kuda-kuda maupun tanpa kuda-kuda, yang selalu disertai dengan kesiagaan mental dan indera secara total. (e) Jatuhan adalah teknik yang dikhususkan untuk menjatuhkan lawan, dengan menggunakan komponen serangan kaki dan tangan. (f) Tendangan suatu gerakan yang menggunakan metode lecutan tungkai bawah bersumbu pada lutut, diikuti oleh perputaran pinggang dan dorongan pinggul untuk menambah eksplosifitas tendangan. Macam-macam tendangan diantaranya : tendangan lurus, tendangan T, tendangan jejag, tendangan belakang, tendangan dan tendangan sabit. Berdasarkan pendapat para ahli dapat diambil kesimpulan bahwa macam-macam teknik dasar diantaranya, pukulan, belaan, tangkapan, hindaran, pasang, jatuhan, tendangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Adapun disini yang akan saya bahas jenis-jenis tendangan tersebut dijabarkan sebagai berikut: (a)Tendangan Lurus Johansyah lubis (2004:26) mengatakan tendangan lurus adalah “serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya ke arah depan dengan posisi badan menghadap ke depan, dengan kenaanya pangkal jari-jari kaki bagian dalam, dengan sasaran ulu hati dan dagu”. R. Kotot Slamet Hariyadi (2003:74) juga menjelaskan bahwa : Tendangan lurus merupakan tendangan termudah dalam pelaksanaanya, meski demikian sangat efektif untuk melumpuhkan lawan, Dari sikap pasang angkat lutut setinggi sasaran kemudian julurkan tungkai bawah ke depan sampai benar-benar lurus sambil mengunci lutut anda (gerakan perlahan) daerah perkenaan dengan pangkal jarijari kaki. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tendangan lurus adalah serangan yang menggunakan tungkai yang lintasannya kearah depan dengan sikap pasang menghadap depan dan angkat lutut setinggi sasaran kemudian julurkan tungkai bawah ke depan sampai benar-benar lurus sampai mengunci lutut dengan daerah perkenaan dengan pangkal jari-jari kaki.
Gambar 1.Gerakan tendangan lurus (R. Kotot Slamet Hariyadi 2003: 74)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 (b)Tendangan Jejag Johansyah Lubis (2004:27) “tendangan jejag ialah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasanya ke arah depan dengan posisi badan menghadap ke depan, dengan kenaanya punggung kaki, dengan sasaran kemaluan”. R. Kotot Slamet Hariyadi (2003:78) “juga berpendapat bahwa tendangan jejag adalah teknik tendangan dengan lintasan lurus ke depan dengan menggunakan tumit atau telapak kaki”. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tendangan jejag adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai dengan lintasan lurus ke depan dengan menggunakan tumit atau telapak kaki dengan sasaran kemaluan.
Gambar 2.Gerakan tendangan jejag (R. Kotot Slamet Hariyadi 2003:78) (c)Tendangan Belakang Johansyah Lubis (2004:28) “Tendangan sebelah kaki dan tungkai dengan lintasan lurus ke belakang tubuh (membelakangi lawan), dengan sasaran seluruh bagian tubuh”. R. Kotot Slamet Hariyadi (2003:78) berpendapat bahwa “Tendangan belakang ialah tendangan dengan berbalik terlebih dahulu lintasan lurus ke belakang tubuh (membelakangi lawan), dengan daerah perkenaan tumit”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tendangan belakang adalah serangan dengan menggunakan sebelah kaki dan tungkai dengan lintasan lurus ke belakang tubuh dengan daerah perkenaan tumit dan sasarannya seluruh bagian tubuh.
Gambar 3.Gerakan tendangan belakang (Johansyah Lubis 2004:2008) d) Tendangan Samping (T) Johansyah Lubis (2004:28) berpendapat bahwa : Tendangan samping ialah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan samping, dengan sasaran seluruh bagian tubuh. R. Kotot Slamet Hariyadi (2003:76) tendangan samping ialah “Penamaan teknik tendangan samping merujuk dimana tubuh dan salah satu kaki yang menendang, berada pada posisi miring dengan bertumpu pada salah satu kaki”. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tendangan samping (T) adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, dengan posisi tubuh miring dengan bertumpu pada salah satu kaki dengan salah satu kaki menendang perkenaannya pada tumit, telapak kaki, sisi luar telapak kaki dan digunakan untuk serangan samping dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Gambar 4. Gerakan tendangan samping. (Johansyah Lubis 2004:28). d. Teknik Dasar Tendangan Sabit Pencak Silat Menurut Johansyah Lubis (2004: 29) “Tendangan Sabit, tendangan yang lintasanya setengah lingkaran kedalam, dengan sasaran seluruh bagian tubuh, dengan punggung telapak kaki atau jari telapak kaki”. Senada dengan itu R. Kotot Slamet Hariyadi (2003:75) berpendapat bahwa “Tendangan Sabit ialah tendangan yang lintasan gerakannya membentuk garis setengah lingkaran, atau cara kerjanya mirip sabit (clurit) yaitu di ayun dari samping luar menuju ke dalam”. Dianalisa dari teknik geraknya, maka benturan pada sasaran terjadi dari arah samping luar menuju arah dalam, dengan perkenaan pada punggung kaki. Efisiensi gerak serta tenaga maksimal diperoleh melalui koordinasi antara tungkai atas dan tungkai bawah yang dilecutkan pada lutut dengan perputaran pinggul searah gerakan kaki. Karena arah serangan yang datangnya dari samping, tendangan
sabit
ini
mudah
untuk
ditangkap
oleh
lawan.
Mengantisipasi situasi ini, tariklah dengan segera tungkai bawah setelah pelaksanaan tendangan dilakukan. Dari sikap pasang, angkat lutut setinggi sasaran, putar pinggang mengikuti arah lintasan tendangan dan serentak diikuti oleh lecutan tungkai bawah, berpusat pada lutut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Tahap-tahap tendangan sabit dalam pencak silat : (1) Sikap awalan pasang untuk persiapan melakukan tendangan : Sikap pasang dengan kuda-kuda tengah serong menghadap kesamping pandangan kedepan.
Gambar 5. Gerakan sikap awalan pasang (2) Sikap pelaksanaan Angkat lutut setinggi sasaran, kemudian putar pinggul kearah samping dalam diikuti gerakan telapak kaki yang berputar searah gerakan tendangan. Lecutkan tungkai bawah berpusat pada lutut yang dingkat rata-rata air lalu agak diserongkandan tungkai dilecutkan
yang
gerakannya
membentuk
garis
setengah
lingkaran(clurit), pinggul ikut berputar untuk menambah daya ledak tendangan.
Gambar 6. Gerakan Tendangan Sabit (3) Sikap akhir Setelah menendang letakkan kaki kembali seperti sikap pasang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Gambar 8. Sikap akhir tendangan sabit 5. Alat Bantu Pembelajaran a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran Menurut Sa’dun Akbar,(2013:119), “secara umum media adalah alat bantu penyampai pesan pembelajaran”. Sedangkan Menurut Azhar Arsyad (2011:3),”media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”,”perantara” atau ”pengantar”. Secara lebih khusus, media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam proses belajar. Media harus menunjang tujuan proses belajar mengajar dan membantu proses berpikir siswa agar dapat dengan mudah memahami informasi yang diberikan. Media sering dianggap sebagai “alat bantu” mengajar guru. Alat bantu yang digunakan adalah alat bantu visual, misalnya gambar, objek, model dan alat-alat yang lain yang dapat memberikan pengalaman, motivasi belajar serta mempermudah siswa dalam belajar. Guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana tetapi dapat mencapai tujuan pengajaran. Selain itu guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Pendapat Smaldino dan Lowther (2008) yang dikutip dari Sri Anitah (2009:4) bahwa “media ialah segala sesuatu yang commitpembelajaran to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran”. Azhar Arsyad (2011:4) mengemukakan“Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer”. Media pembelajaran juga bisa digunakan sebagai informasi kepada siswa tentang apa saja yang harus mereka lakukan. Informasi sebagai penyampaian tugas yang harus dilakukan oleh para siswa diharapkan akan membiasakan mereka tentang apa yang harus mereka lakukan, yang lamalama bisa menjadi kebiasaan yang positif. Selain itu juga dapat membantu meringankan tugas guru. Menurut Azhar Arsyad (2011:2), guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi : a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. c. Seluk-beluk proses belajar. d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan. e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran. f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan. g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan. h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran. i. Usaha inovasi dalam media pendidikan. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media atau alat bantu adalah alat yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam proses pembelajaran dan mempunyai manfaat sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran 1) Fungsi Media Pembelajaran Menurut Azhar Arsyad (2011:15): Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut sikap positif siswa terhadap materi belajar maupun commit terhadap proses belajar itu sendiri dapat to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 ditingkatkan. Mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan Live dan Lepst (dalam Sumanto, 2012) yang dikutip Sa’dun Akbar, (2013:119): mengemukakan fungsi media visual, di antaranya yaitu: (1) fungsi atensi, yakni menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran, (2) fungsi afeksi, yakni menciptakan perasaan senang siswa, (3) fungsi kognisi, yaitu alat bantu memahami dan mengingat informasi. Hal ini sesuai dengan Azhar Arsyad (2011:17) mengemukakan bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”. Selain
itu
media
meningkatkan
pembelajaran
pemahaman,
juga
dapat
membangkitkan
membantu rasa
senang
siswa dan
mempengaruhi semangat mereka dalam pelajaran. 2) Manfaat Media Pembelajaran Azhar Arsyad (2011:26) mengatakan bahwa beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran, yaitu: (a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. (b) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemauan dan minatnya. (c) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. (d) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya. Media yang digunakan harus dipersiapkan dengan baik dan disajikan dengan menarik sehingga dapat membangkitkan keinginan dan minat baru untuk belajar. Dengan media guru dapat mengatur kelas sehingga waktu belajar dapat dimanfaatkan commit to user dengan efisien. Manfaat media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 dalam proses pembelajaran secara umum adalah memperlancar proses interaksi antara guru dan siswa untuk membantu siswa belajar secara optimal. c. Pertimbangan Pemilihan Media Disamping itu Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2000:16) mengatakan bahwa: Kriteria para guru dalam mengevaluasi, memilih, membuat modifikasi pembelajaran dalam penjas adalah: (1) Mendorong partisipasi maksimal oleh siswa (2) Memperhatikan keselamatan. (3) Mengajar efektivitas dan efisiensi gerak. (4) Memenuhi tuntutan perbedaan kemampuan anak. (5) Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. (6) Memperkuat keterampilan yang sudah dipelajari sebelumnya. (7) Mengajar menjadi pemain yang cerdas. (8) Meningkatkan perkembangan emosional dan sosial. 6. Pembelajaran Tendangan Sabit dengan Penggunaan Alat Bantu Bola Jerat Menurut R. Kotot Slamet Hariyadi (2003:75) dikatakan bahwa: Tendangan sabit, merujuk pada namanya, merupakan suatu teknik tendanagan yang lintasan geraknya membentuk garis setengah lingkaran, atau tendangan ini cara kerjanya mirip dengan sabit (arit/clurit), yaitu diayun dari samping luar menuju samping dalam. Dianalisa dari teknik geraknya, maka benturan pada sasaran terjadi dari arah samping luar menuju arah dalam, dengan perkenaan pada punggung kaki. Efisiensi gerak serta tenaga maksimal diperoleh melalui koordinasi antara tungkai atas dan tungkai bawah yang dilecutkan pada lutut dengan perputaran pinggul searah gerakan kaki. Karena arah serangan yang datangnya dari samping, tendangan sabit ini mudah untuk ditangkap oleh lawan. Mengantisipasi situasi ini, tariklah dengan segera tungkai bawah setelah pelaksanaan tendangan dilakukan. Dari sikap pasang, angkat lutut setinggi sasaran. Putar pinggang mengikuti arah lintasan tendangan dan serentak diikuti oleh lecutan tungkai bawah, berpusat pada lutut. Salah satu cara untuk melatih teknik tendangan yang baik dan benar terutama untuk melatih tendangan agar tepat sasaran dengan penggunaan alat bantu yang tepat.toAlat commit userbantu merupakan salah satu media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 dalam pembelajaran yang berperan sangat penting untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran lebih konkrit dan mudah dipahami siswa serta lebih menarik. Alat bantu yang dapat digunakan untuk membantu pembelajaran tendangan sabit agar tepat sasaran dengan perkenaan pada punggung telapak kaki dan efisiensi gerak serta tenaga maksimal yang diperoleh melalui koordinasi antara tungkai atas dan tungkai bawah yang dilecutkan pada lutut dengan perputaran pinggul searah gerakan kaki pada Tendangan Sabit dapat dilakukan dengan menggunakan bola jerat. Terpenting adalah bahwa tinggi sasaran dengan alat bantu bola jerat dan alat bantu lainnya tersebut minimal adalah setinggi pinggang siswa bersangkutan. Dengan menggunakan alat bantu bola jerat, siswa diminta melakukan salah satu teknik tendangan yaitu tendangan sabit,dengan terlebih dahulu mengangkat lutut setinggi sasaran dengan memutar pinggul kearah samping dalam, diikuti gerakan punggung telapak kaki yang berputar searah gerakan tendangan bersamaan dengan melecutkan tungkai ke arah bola. Setelah tendangan terbentuk dengan sempurna,maka ia harus menarik kakinya kembali ke sikap pasang. Mula-mula pembelajaran dengan alat bantu bola jerat dapat dilakukan dengan menggunakan kecepatan atau tenaga yang dipergunakan sewaktu melancarkan tendangan dengan tahap, pertama lambat, tujuan yang ingin dicapai adalah mengembangkan kepekaan sensoris siswa agar terbiasa melakukan teknik dengan benar, selain itu pembelajaran ini akan mengembangkan pula keseimbangan tubuh dan otot-otot tungkai. Setelah itu
dicapai,
tingkatkan
kecepatan
maupun
tenaga
yang
dipergunakan.Namun dengan catatan, kesempurnaan gerak tetap menjadi perhatian utama. Alat – alat yang digunakan untuk pembelajaran Tendangan Sabit Pencak Silat melaluai alat bantu bola jerat : 1) Gawang sepak bola. commit to user 2) Bola spon.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 3) Jaring bola. 4) Tali ban dalam. 5) Pasak besi
Gambar 8. Gawang sepak bola
Gambar 9. Bola spon
Gambar 10. Jaring bola
Gambar 11. Tali ban dalam Gambar 12. Pasak besi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 Rangkaian alat bantu bola jerat untuk pembelajaran tendangan sabit pencak silat :
Gambar 13. Alat bantu bola jerat
Gambar 14. Rangkaian gerakan pembelajaran tendangan sabit pencak silat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 B. Kerangka Berpikir Dalam pembelajaran teknik dasar pencak silat siswa mengalami kejenuhan terutama untuk teknik dasar tendangan sabit. Mereka beranggapan bahwa teknik ini sulit dilakukan. Maka dari itu tingkat kebenaran gerak teknik dasar tendangan sabit masih jauh dari harapan. Sehingga hasil belajar tendangan sabit kurang maksimal. Untuk dapat belajar Tendangan Sabit tidak cukup hanya belajar tanpa alat. Jarang sekali dalam pembelajaran pencak silat disekolah-sekolah guru menggunakan alat bantu untuk memberikan contoh kepada muridnya. Terdapat banyak alat untuk mempermudah dalam melakukan tendangan diantaranya adalah alat bantu kursi, alat bantu bola jerat, alat bantu tali, pecing/target. Alat bantu bola jerat yang di rasa tepat untuk memecahkan masalah tersebut, dikarenakan, jika dianalisa dari teknik gerak tendanagan sabit, benturan pada sasaran terjadi dari arah samping luar menuju arah dalam, dengan perkenaan pada punggung telapak kaki, maka dengan Alat bantu bola jerat dirasa menjadi media yang tepat untuk melatih perkenaan dari gerakan tendangan sabit. Selain itu alat bantu ini dirasa unik, sehingga membuat siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran pencak silat maka akan semakin termotivasi dalam mencoba tendangan. Sehingga hasil yang dicapai dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 13. sebagai berikut :
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi akhir
Guru belum menerapkan penggunaan alat bantu bola jerat kepada siswa dalam pembelajaran Tendangan Sabit.
- Siswa kurang aktif dan jenuh saat pembelajaran pencak silat khususnya dalam Tendangan Sabit. - Tingkat kebenaran gerak Tendangan Sabit masih jauh dari harapan. - Hasil belajar Tendangan Sabit kurang maksimal.
Menerapkan alat bantu bola jerat pada pembelajaran Tendangan Sabit.
Melalui penggunaan alat bantu bola jerat dapat meningkatkan hasil belajar Tendangan Sabit siswa baik dalam hal kebenaran gerak.
Gambar 15. Kerangka berpikir
commit to user
Siklus I: Guru dan peneliti menyusun bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Tendangan Sabit siswa.
Siklus II : Upaya perbaikan dari tindakan dari siklus I sehingga melalui penggunaan alat bantu bola jerat berhasil meningkatkan hasil belajar Tendangan Sabit.