BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka
1. Lempar Lembing a. Pengertian Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Lembing terdiri dari tiga bagian yaitu: mata lembing, badan lembing, tali pegangan. Badan lembing terbuat dari kayu atau metal, dan mata lembing yang runcing terpasang di ujung depan badan lembing. Tali pegangan (melilit badan lembing) berada di titik berat badan lembing, dipasang tanpa benjolan ataupun gerigi pada badan lembing. Adapun dalam peraturan untuk panjang dan berat lembing yang digunakan seperti yang dikutip oleh Syarifudin (1992:85) sebagai berikut: Untuk putra: panjang lembing putra = 2,60 m – 2,70 m berat = 800 gram (antara 805 – 825) sedangkan, 2) untuk putri berat: 600 gram (antara 605 – 620). 3) baik untuk putra ataupun putri, pada titik tengah (di tengah-tengah) lembing dililit dengan tali yang terbuat dari benang sepanjang kurang lebih 150-160 mm, yaitu untuk pegangannya. Kemudian Berdasarkan gaya lempar lembing, Riyadi (1985:137) menyatakan bahwa: Sampai saat ini hanya ada dua macam gaya dalam lempar lembing yang banyak dipkai yaitu jingkat/ hop step dan gaya langkah silang/ crros step. Disamping itu sebenarnya ada pula gaya berputar, tetapi gaya ini tidak boleh dipakai karena gerakan melempar akan lebih cenderung berubah menjadi gerakan melontar. Pendapat tersebut menunjukkkan bahwa, gaya lempar lembing yang digunakan sampai skarang ada dua macam yaitu (1) gaya langkah silang (crros step) yaitu gaya yang banyak dipakai para juara, awalan ini diakhiri dengan satu langkah silang dimuka untuk mengamil posisi lempar. (2) gaya langkah jingkat (hop step). Berikut ini akan dibahas lebih lanjut lempar lembing hop step style atau jingkat. 6
7 b. Lempar Lembing hop step style Lempar lembing hop step style merupakan gaya lempar lembing yang pelaksanaaanya sebelum melempar dilakukan langkah jingkat. Berkaitan dengan lempar lembin hop step style Riyadi (1985:138) menyatakan, “lempar lembing gaya jingkat adalah saat akan mengambil posisi/ sikap lempar didahului dengan gerakan jingkat. (hop)”. Prinsip dari hop step atau langkah jingkat itu bertujun untuk membuat posisi lempar, atau sikap akan melemparkan lembing kemudian mendarat. Tujuan pendaratan ini adalah menurut Bremicker (2012:3) “our primari goal was to achieve an exactly measurable landing of the javelin so that it was no longer completely up to the discretion of the judge on the infield to declare a throw valid or in- valid”. Adapun cara pelaksanaan gerakan jengket atau hop menurut syarifudin (1992:166) sebagai berikut: (1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari awalan, tanda ke dua untuk melakukan jingkat. (2) Pada waktu kaki kanan menginjak atau sampai pada tanda yang ke dua, kaki kanan tersebut melakukan gerakan jingkat ke depan. Pada sat kanan mendarat lambing diturunkan di bawa ke belakang. (3) Ketepatan dan keberhasilan untuk membuat gerakan jengket (hop) dibutuhkan tanda (checkmark) yaitu tanda pertama untuk memulai lari awalan, tanda ke dua untuk melakukan jengket. Dengan menggunakan tanda, maka gerakan jingkat dapat dilakukan dengan tepat, sehingga dapat mendukung gerakan selanjutnya dan hasil belajar dapat diperoleh secara maksimal. c. Teknik Lempar Lembing Hop Step Style Teknik lempar lembing telah mengalami perkembangan dari teknik yang diciptakan oleh bangsa Swedia sebelum perang dunia I, kemudian bangsa Finlandia, bangsa Polandia dan uni soviet setelah tahun 1945 dan kemudian bangsa Finlandia kembali mengembangkan teknik baru. Namun teknik yang diterima sebagai paradiga baru yaitu pada saat persiapan melemparkan lembing harus ditarik atau didorong lurus ke
8 belakang untuk meluruskan sumbu bahu dan membuat lengkung punggung yang diperlukan untuk melempar dengan baik, titik pusat busur harus sedekat mungkin dengan lembing. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan teknik pelaknsanaan lempar lembing hop step style sebagai berikut: 1) Cara Memegang Lembing Yang dimaksud cara memgag lembing adalah cara-cara memegang lembing yang pada umumnya dipelajari. Cara memegang lembing ada 3 macam antara lain: (a) Cara biasa (Amerika style) yaitu dengan cara: Ibu jari dan jari telunjuk berada di pangkal bulatan lembing, sedagkan jari lainnya menelakup wajar. (b) Cara finlandia (Fin style) yaitu dengan cara: Ibu jari dan jari telunjuk bertemu pada ujungnya tepat di pangkal balutan, jari telunjuk agak lurus ke atas, jari lainnya menelangkup wajar. (c) Cara menjepit (Tang style) yaitu dengan cara: jari tengah dan jari telunjuk sebagai tumpu pegangan saling menjepit, ibu jari dan jari lainnya menelungkup wajar. (Slamet S. R, 1994:9)
A
B
C
Gambar 1 Cara Memegang Lembing : A (Gaya Amerika), B (Gaya Finlandia), C (Gaya Menjepit) (Slamet S.R, 1994:10) 2) Cara membawa Lembing Yang dimaksud dengan membawa lembing adalah cara membawa lembing pada saat lari mengambil awalan. Cara membawa lembing ada 3 macam antara lain: (a) Tangan membawa lembing lurus ke belakang serong ke bawah. Lembing dipegang disamping badan segaris dan menempel pada lengan, ujung lebing disamping dada. (b)
9 Tangan yang membawa lembing dilipat +/- 90 derajat lembing dipegang setinggi telinga dan tepat diatas bahu. Posisi lembing dapat menuju serong atas dan serong bawah dan dapat pula lurus mendatar. (c) Seperti cara yang ke dua, tetapi sikap tangan yang membawa lembing diangkat lebih tinggi lagi. Posisi lembing diatas kepala.
Gambar 2. Cara membawa lembing (Slamet S.R, 1994:10) 3) Gerakan Lempar Lembing Gerakan lempar dilakukan setelah mendapat posisi sikap lempar, yaitu lengan yang membawa lembing lurus ke belakang dan badan menyamping sektor, gerakan selanjutnya yang dijelaskan Basoeki (2003:112) adalah sebagai berikut: Menentukan tanda-tanda (checkmark), tanda yang dipergunakan 3 jumlahnya, pertama tempat start, kedu pada langkah 7, yang ketiga pada langkah 13. Pelempar berdiri tegak mata lembing menunjukkan serong atas. Genggam pada lembing sedangsedang saja dan langkah pertama dilakukan dengan kaki kanan. Pada langkah 7 kaki kanan sampai paa langkah kedua. Sekarang larinya dipercepat sampai ¾ kecepatannya. Dari tanda kedua yaitu langkah 8 diteruskan dengan kaki kiri Langkah ketiga belas dilakukan dengan kaki kanan yang langsung sampai tanda ke 3 . Begitu kaki mendarat dilakukan langkah jangkit dengan kaki kanan mendarat dilakukan langkah jangkit dengan kaki kanan ini. Ujung kaki ini mendarat serong kekanan. Ini adalah langkah pertama dalam persiapan lempar.tangan yang lurus tadi segera ditekuk dengan disertai memutar pinggul diikuti badan menuju sektor lemparan. Atas depan serta lewat bidang bahu. Pandangan tertuju kearah sasaran (serong atas). Gerakan berikutnya adalah meluruskan kaki belakang dan diteruskan meluruskan kaki depan. Pada saat itu sikap tangan kanan sudah lurus dan diputar kedepan dari atas kepaa dan saat itu pula lembing segera dilepas dari genggaman disertai gerak leutan pergelangan tangan. Setelah lembing lepas dari tangan, kaki yang
10 belakang atau kanan (untuk yang tidak kidal) dilangkkahkan kedeoan menggantikan kaki kiri yang diayun ke belakang (sebagai gerak lanjut utuk menjaga keseimbangan badan). Selanjutnya, bagaimana teknik lemparan dikerjakan adalah sama dengan gaya finlandia. Lembing lepas agak sedikit ke muka sedikit dari bahu kanan; lembing meluncur dekat kepala sebelah kanan; lembing meluncur dekat kepala sebelah kanan; sudut lemparan ± 40 derajat.
Gambar 3. Rangkaian gerakan Lempar Lembing Hop step style (Slamet S.R, 1994:11)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari lempar lembing antara lain dideskripsikan sebagai berikut: a. Hal-Hal yang Harus Dihindari (1) Memegang
lembing
dengan
kepalan
tangan
penuh
(menggenggam) (2) Meloncat keatas padal angkah terakhir (3) Melakukan dua kali atau lebih langkah silang (4) Membawa kedua bahu menghadap ke depan (5) Pinggul ditekuk sehingga badan membungkuk ke depan (6) Membengkokkan lengan lemparpada saat memulai lemparan (7) Penempatan kaki depan ditanah terlalu jauh kekiri (8) Melempar berputar melalui samping badan
b. Hal-Hal yang Disarankan (1) Memegang lembing sepanjang jalur lengan (2) Melebarkan langkah terakhir dan membengkokan secara perlahan tungkai kanan. (3) Berlari lurus selama melakukan awalan. (4) Bawalah berat badan melewati tulang belakang. (5) Dapatkan sebuah pilinan antara tubuh bagian atas dan bagian
11 bawah. (6) Luruskan lengan-lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi menghadap ke atas (7) Langkah kantung kaiki kiri jauh kedepan dan cakarkan. (8) Busurkan badan dalam posisi lempar dan bawalah siku ke atas sewaktu melakukan lemparan. d. Tujuan Pembelajaran Lempar Lembing Hop step style di SMP Setiap pembelajaran dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu, begitu pun dalam pembelajaran pokok bahasan lempar lembing hop step style. Sebagai bagian dari materi sub-pokok mata pelajaran penjasorkes tujuan dari pembelajaran lempar lembing hop step style mempunyai tujuan yang tidak terlepas dari tujuan pendidikan jasmani secara umum menurut Depdiknas(2006:2-3)yaitu: (1) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan gerak (2) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalamnya (sportivitas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis) (3) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Sedangkan dilihat dari perkembangan anak kelas VIII, secara umum pembelajaran lempar lembing hop step style sebagai materi yang disampaikan di kelas VIII mempunyai tujuan untuk mengembangkan teknik dasar siswa. Tujuan umum tersebut dapat terealisasi dengan tercapainya
tujuan-tujuan
khusus
dalam
pembelajaran
tersebut
sebagaimana dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru dengan mengacu pada kurikulum dan silabus mata pelajaran Penjasorkes untuk kelas VIII SMP, antara lain: (1) siswa dapat melakukan teknik dasar memegang lembing; (2) siswa dapat melakukan teknik dasar membawa lembing; (3) siswa dapat melakukan
12 teknik dasar melempar lembing hop step style; (4) siswa dapat melakukan lomba lempar lembing hop step styledengan peraturan yang dimodifikasi. Siswa usia kelas VIII juga termasuk usia masa bermain sehingga materi dalam pembelajaran pun cocok jika disajikan dalam bentuk permainan. Wardani (2009:24) menyebutkan, ”Mempelajari dunia permainan berarti kita sadar akan pentingnya pertumbuhan anak kita dan lebih jauh kita ikut membantu secara tidak langsung, mencoba mengkaji alternatif metodologi belajar baru untuknya”. Selain itu dalam pembelajaran lempar lembing hop step style juga mempunyai tujuan agar siswa mempunyai perubahan dalam watak dan perilaku yaitu dengan memperhatikan nilai-nilai proses yang terkandung dalam pembelajaran seperti nilai keberanian, percaya diri, semangat, toleransi dan tanggung jawab.
2. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Kehidupan manusia tidak lepas dari belajar, baik secara individu maupun dalam kelompok. Belajar secara umum dapat diartikan sebagai aktifitas untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan , dan sikap. Dalam Husdarta dan Yudha M. Saputra (2013:2) mengemukakan bahwa: Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya” Belajar juga dapat dikatakan sebagai proses komunikasi. Belajar merupakan proses komunikasi antara pengirim (sender) dengan penerima (receiver) dan dalam proses itu terjadi saling tukar biasanya secara informasi (message). Kegiatan proses belajar mengajar ini berlangsung secara disengaja. Sedang menurut Dimyanti dan Mudjiono (2009:7), “Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar”.
13 Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah aktifitas pada diri seorang untuk memperoleh pengetahuan. Dalam belajar terjadi proses komunikasi untuk penyampaian informasi. Hasil belajar ditandai dengan perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang karena adanya pengalaman baru. b. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang dalam mempelajari sesuatu yang baru yang dapat berupa nilai atau kemampuan. Didalam sebuah pembelajaran terjadi kegiatan timbal balik antara guru dan peserta didik yang saling mempengaruhi satu samalain. Maka dari itu guru harus mengupayakan untuk menyusun program pebelajaran secara sistematis sehingga perhatian siswa terhadap mata pelajarannya dapat meningkat.Menurut Syaiful Sagala (2010:61) bahwa: pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan konsep komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleeh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. c. Tujuan Belajar dan Pembelajaran Tujuan adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman belajar. Menurut Oemar Hamalik (2008:73), “tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap baru yang diharapkan tercapai siswa”. Tujuan belajar sendiri merupakan suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran.
14 Sedangkan Tujuan pembelajaran menurut Sumiati (2009: 86) berpendapat bahwa : Tujuan pembelajaran ini dapat menentukan seluruh kegiatan maupun isi pembelajaran. Tujuan pembelajaran atau dikenal juga dengan tujuan instruksional pada dasarnya merupakan rumusan tentang bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa setelah melakukan proses belajar, atau setelah mengikuti proses pembelajaran. Sementara untuk merumuskan tujuan pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2008:76) menyatakan bahwa: Dalam menentukan tujuan pembelajaran kita harus mengambil suatu rumusan tujuan dan menetukan tingkah laku siswa yang spesifik yang mengacu ke tujuan tersebut, suatu tujuan seyogianya memenuhi kriteria sebagai sebagia berikut: 1) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan diamati. 2) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar. 3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dihendaki. Jadi tujuan utama dari pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti apa yang telah diharapkan, dan untuk mencapai tujuan tersebut proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik. Untuk itu seorang guru harus memiliki
atau menentukan
pendekatan pembelajaran mana yang sesuai untuk pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran yang efektif. d. Ciri Belajar dan Pembelajaran 1) Ciri belajar Belajar merupakan sesuatu yang berlangsung sepanjang hayat, dimanapun dan kapanpun, sebenarnya kita telah melewati proses belajar. Aunurrahman (2009:48) menyatakan, bahwa: Definisi belajar mencakup tiga unsur, yaitu: (1) belajar adalah perubahan tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku tersebut terjadi 9karena latihan atau pengalaman, (3) perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen atau tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
15 Pendapat yang telah dikemukakan oleh tokoh tersebut sejalan dengan pernyataan Syaiful Sagala (2010:53) tentang ciri-ciri perubahan yang spesifik setiap perilaku belajar bahwa: a) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya. b) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. c) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai melalui proses belajar. d) Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan keseluruhan tingkah laku secara integral. e) Belajar adalah proses interaksi. f) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada kompleks. Pendapat lain tentang ciri-ciri perubahan perilaku belajar dikemukakan oleh Agus Suprijono (2012: 4) yaitu: a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari. b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup. d) Positif atau berakumulasi. e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. f) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral reperoire that occurs as a result of experience. g) Bertujuan dan terarah. h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. 2) Ciri pembelajaran Menurut Oemar Hamalik (2008:65) ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, ialah: a) Rencana, ialah ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus. b) Kesaling ketergantungan (interdependence), antaraunsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran. c) Tujuan, sistem pembelajaran tertentu yang hendak di capai. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri khas belajar terletak pada perubahan perilaku yang relatif tetap dalam diri
16 siswa yang mencakup aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Perubahan tersebut merupakan hasil latihan, pengalaman dan pengembangan dimana hasilnya dapat diamati selama periode waktu tertentu..
3. Hasil Belajar a. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar mengajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2012:3) “hasil belajar ialah perubahan tinggkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setalah menerima pengalaman belajarnya”.Menurut Agus Suprijono (2011:5), bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Pendapat Gagne (1985) yang dikutip dari Agus Suprijono (2009:5) menyebutkan ada lima macam hasil belajar berikut ini : 1) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang mencakup belajar deskriminasi, konsep prinsip, dan pemecahan masalah yang kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan guru disekolah. 2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalahmasalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat dan berikir. 3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan. 4) Keterampilan motorik, yaitu keterampilan untuk melakukan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. 5) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang memperngaruhi tingkah laku seseorang didasari emosi, kepercayaan-kepercayaan, serta faktor intelektual.
17 Kemudian Bloom mengatakan bahwa: Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan), comprehenshion (pemahaman), application (menerapkan), analysis (menguraikan), synthesis (mengorganisasi), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), organization (organisasi), characterization (karakter). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, managerial dan intelektual. (Agus Suprijono. 2009 : 06) Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Namun hasil belajar mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialami yaitu proses yang ditempuh melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanaan oleh pendidik/pengajar dalam proses pengajarannya. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor
18 lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotorik (kemampuan atau keterampilan, bertindak atau berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki.Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari prosespembelajaran. Dan setelah itu dapat dinilai untuk dijadikan hasilpembelajaran. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dapat diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan. b. Tujuan dan Fungsi Hasil belajar Menurut teori yang dikemukakan, Hamdani (2011:302) menyebutkan tujuan dan fungsi hasil belajar adalah sebagai berikut: 1) Tujuan penilaian hasil belajar a) Tujuan umum: (1) Menilai mencapai kompetensi siswa (2) Memperbaiki proses pembelajaran (3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa b) Tujuan khusus (1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa (2) Mendiagnosis kesulitan belajar (3) Memberikan umpan balik atau perbaikan proses belajar (4) Mengajar (5) Menentukan kenaikan kelas (6) Motivasi belajar siswa dengan mengenal dan memahami diri dan merangsang untukmelakukan usaha perbaikan 2) Fungsi penilaian hasil belajar a) Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas; b) Umapan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar; c) Meningkatkan motivasi belajar siswa;
19 d) Evaluasi diri terhadap kinerja siswa Jadi tujuan dan fungsi penilaian hasil belajar adalah untuk melihat tercapaiannya proses pembelajaran yang telah diberikan guru terhadap siswa, dengan tujuan dapat mengetahui kesulitan belajar siswa dan untuk itu guru dapat memotivasi siswa untuk melakukan usaha perbaikan agar hasil belajar yang telah diterima bisa lebih baik darisebelumnya. c. Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar merupakan langkah yang dilakukan untuk menilai hasil belajar, jadi penilaian hasil belajar digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Menurut Nana Sudjana (2008: 3), “ Penilaian hasil belajar adalah suatu proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”. Karena itu, dalam menilai hasil belajar, peran tujuan yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan dalam kegiatan penilaian. Dimyati dan Mudjiono (2009: 200) mengungkapkan bahwa, “Penilaian hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penelitian atau pengukuran hasil belajar”. Lebih lanjut Hamdani
(2011:303) mengungkapkan bahwa dalam
pelaksanaan penilaian hasil belajar, guru harus memperhatikan prinsipprinsip penilaian hasil belajar adseblah sagai berikut: 1) Valid (sahih), yang berarti penilaian hasil belajar harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standart isi dan standart kompetensi lulusan. 2) Objektif, yang berarti hasil belajar siswa hendaknya tidak dipengaruhi oleh unsur subjektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional. 3) Transparan (terbuka), yang berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian , dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar siswa dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. 4) Adil, yang berarti hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan siswa karena berkebutuhan khusus serta perbedaan
20
5) 6)
7)
8) 9)
10)
latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender. Terpadu yang berarti penilaian hasil belajar merupakan suatu komponen yang tidak terpiah dari kegiatan pembelajaran. Menyeluruh dan berkesinambungan, yang berarti penilaian hasil belajar mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa. Bermakna, yang berarti penilaian hasil belajar mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, siswa, orang tua, serta masyarakat. Sistematis yang berarti hasil belajar dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. Akuntabel, yang berarti penilaian hasil belajar dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Beracuan kriteria, yang berarti penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, inti penilaian hasil belajar adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar merupakan langkah yang dilakukan untuk menilai hasil belajar, jadi penilaian hasil belajar digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. 4. Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Ganon dan Collay “Model adalah keseluruhan, struktur, kerangka, rencana atau outline dan urutan dari kegiatan”. (Pribadi 2009:58). Riyanto (2009:26) mendefenisikan model sebagai, “Prosedur terorganisasi yang mencangkup langkah-langkah dalam menganalisis, mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengadakan avaluasi”. Selain itu, Pribadi berpendapat (2009:58) “Model juga dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematik yang dilakukan sebelum melakukan tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan”. Proses perencanaan sebelum
melakukan
tindakan
merupakam
langkah
awal
untuk
mempermudah jalannya kegiatan. Dalam hal ini mendesain sangat
21 diperlukan, seperti halnya dalam pembelajaran perlu adanya model pembelajaran untuk mempermudah jalannya proses pembelajaran. Kemudian istilah model berkembang jika dimaknai sebagai disiplin, ilmu, sistem dan proses. Lebih lanjut Pribadi (2009:58) menjelaskan, “Model pembelajaran yaitu suatu keseluruhan proses yang dilakukan untuk menganalisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta pengembangan sistem
penyampaian
materi
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran yang dimaksud”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah proses sistematik yang dilakukan oleh guru atau pelaksana pembelajaran dengan menerjemahkan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran menjadi rancangan yang dikembangkan dan kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran 1) Dasar atau Fondasi Profesional (Professional Foundation) Kemampuan mendasar yag harus dimiliki oleh seorang perancang atau designer model pembelajaran adalah kemampuan profesional, meliputi: (a) mampu berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan sarana, visual, verbal, dan tulisan; (b) menerapkan hasil studi dan teori mutakhir dalam mempraktikkan desain sistem pembelajaran; (c) memperbarui dan memperbaiki kualitas pengetahuan (up to date information) termasuk didalamnya kemampuan ilmu, keterampilan ataupun sikap; (d) menerapkan keterampilan yang terbaru berdasarkn hasil riset tentang desain pembelajaran; (e) mengidentifikasi implikasi legal dan etis dari penerapan sistem desain pembelajaran. 2) Kemampuan Perencanaan dan Analisis (Planing and Analize) Seorang guru hendaknya mampu melakukan perencanaan dan analisis. Berikut beberapa kompetensi perencanaan dan analisis yang harus dimiiki: (a) melakukan analisis kebutuhan; (b) merancang program
22 dengan mengacu kurikulum; (c) memilih dan menggunakan berbagai teknik untuk melaksanakan pembelajaran atau latihan; (d) menganalisis lingkungan tempat berlangsungnya pembelajaran; (e) menganalisis karakteristik
teknologi
pemanfaatannyadalam
yang
tersedia
lingkungan
dan
tengah
pembelajaran;
(f)
berkembang menganalisis
unsurunsur situasional sebelum membuat rancangan solusi dan strategi yang bersifat final. 3) Kemampuan
Perancangan
dan
Pengembangan
(Design
and
Development) Beberapa kompetensi dalam perancangan dan pengembangan meliputi: (a) memilih, memodifikasi dan mengembangkan model yang tepat; (b) memilih dan menggunakan berbagai teknik untuk membuat penjelasan sistematika dan strategi pembelajaran; (c) memilih dan memodifikasi materi pembelajarantnpa menghilangkan unsur pokok dari kurikulum;
(d)
mengembangkan
materi
sesuai
kebutuhan
dan
karakteristik siswa; (e) mengevaluasi dan menilai program pembelajaran serta dampaknya terhadap pencapaian kompetensi siswa. 4) Kemampuan Implemantasi dan Menejemen (Implementation and Management) Kemampuan dalam melaksanakan dan mengelola program model pembelajaran meliputi: (a) merencanakan dan mengelola aktivitas pembelajaran; (b) meningkatkan kolaborasi kemihtraan dengan personil yang terlibat; (c) menerapkan keterampilan manajemen dan atau leadership; (d) mengimplementasikan program pembelajaran yang inovatif, efektif, dan efisien menuju situasi belajar yang aktif. Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa para perancang dan pengelola program desain pembelajaran perlu memiliki kemampuan dalam hal menganalisis, mendesain, mengembangkan, menerapkan, mengelola dan mengevaluasi program pembelajaran yang inivatif, eektif,
23 efisien sehingga tujuan-tujuan yng dimaksud dapapai dan pembelajaran terkesan menarik pada siswa.
5. Definisi Model Pembelajaran ADDIE Salah satu pembelajaran yang memperhatikan tahapan-tahapan dasar sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase ataupun tahap utama, yaitu (1) Analysis, (2) Desain, (3) Development, (4) Implementation, (5) Evaluation. Berikut penjelasan dan dskripsi model ADDIE (Analysis, Desain, Development, Implementation, Evaluation) menurut Pribadi. (2009: 128-137). a) Analysis Analisis merupakan langkah pertama dari model pembelajaran ADDIE. Langkah analisis melalui dua tahap yaitu 1) Analisis Kerja Analisis kerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. 2) Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. b) Design Desain merupakan langkah kedua dari model pembelajaran ADDIE. Langkah ini merupakan inti dari Langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. Langkah penting yang harus dilakukan untuk menentukan pengalaman belajar
24 yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas belajar serta langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesenjangan performa yang terjadi pada siswa. c) Development Pengembangan
merupakan
mengimplementasikan
model
langkah
pembelajaran
ke
tiga
ADDIE.
dalam Langkah
pengembangan meliputi kegiatan membut, membeli, dn memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain, mencangkup kegiatan memilih, menentukan metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai digunakan dalam penyampaian materi substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan ada dua tujuan penting yang harus dicapai antara lain (1) memproduksi, membeli, atau merefisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telh dirumuskan sebelumnya; (2) memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. d) Implementation Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah
keempat
dari
model
pembelajaran
ADDIE.
Langkah
implementasi sering diasosialisasikan dengan program pembelajaran itu sendiri. Langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru atu instruktur kepada siswa. e) Evaluation Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Lima langkah tersebut merupakan arahan untuk mencapai tujuantujuan instruksional yang efektif, efisien, dan menerik. Guru harus melaksanakan fase-fase yang ada dalam prinsip-prinsip ADDIE dan
25 siswa pun harus aktif dalam pembelajaran. Adapun fase pembelajaran ADDIE sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 1. Fase Pembelajaran ADDIE Fase
Kegiatan Guru
Analysis
Guru menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi siswa.
Design
Guru menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran.
Development D
Guru memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran.
l Implementation i h Evaluation a t
Guru melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan model program pembelajaran. Guru melakukan evaluasi program pembelajaran dan hasil belajar.
Dari perkembangan geneasi pembelajaran, ADDIE merupakan model pembelajaran generasi konstruksivistik yang dilatari oleh beberapa teori, yaitu teori sistem, teori komunikasi, teori belajar, teori pembelajaran. Pribadi (2009:74-80) berpendapat mengenai teori-teori tersebut adalah: 1) Teori sistem memandang bahwa pemelajaran merupakan suatu komponen-komponen yang berhubungan menjadi suatu sistem untuk mencapai tujuan yang diinginka. Output dari sebuah komponen merupakan input bagi komponen-komponen yang lain; 2) Teori komunikasi merupakan suatu aspek yang difungsikan dalam model pembelajaran untuk mendiskripsikan tentang cara pesan dan informasi yang dikomunikasikan dari seseorang yang berperan sebagai sumber atau fasilitator kepada pembelajar; 3) Teori belajar dan pembelajaran merupakan prinsip-prinsip yang menjelaskan tentang bagamana individu belajar serta memeroleh pengetahuan dan keterampilan yang baru serta bagaimana designer atau perancang memahami dan
26 memanfaatkan prinsip-prinsip tersebut agar dapat merancag pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. 6. Pembelajaran Lempar Lembing Hop step style dengan ADDIE Pembelajaran dengan model ADDIE dalam lempar lembing hop step style disesuaikan dengan langkah-langkah menganalisis dan mensintesis model ADDIE dengan lempar lembing hop step style yang mengarah pada 4 (empat) pengembangan. Pada pokok bahasan lempar lembing hop step style di kelas VIII ini ADDIE merupakan model yang bisa menggunakan teknologi media video (gambar bergerak) sebagai contoh (modeling) gerakan dalam permainan. Teknologi video dapat memberi keuntungan optimal jika dimanfaatkan sesuai dengan potensi yang ada. Siswa dapat belajar melalui unsur suara (audio) dan gambar (visual) secara simultan. Pribadi (2009:146-147) menyatakan “Media ini dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan yang realistik dan konkrit”. Video yang dimaksud adalah video contoh latihan dalam kegiatan pembelajaran lempar lembing hop step styleyang telah didesain dan disesuaikan oleh peneliti dengan prinsip ADDIE. Latihan gerakan tersebut mengarah pada lempar lembing hop step style dengan bentuk permainan agar siswa tidak terkesan bosan sehingga mudah untuk mengikuti, menirukan, serta mengembangkan gerakan yang dimaksud. Saputra (2001:179-188) menyatakan “tujuan gerakan lempar lembing hop step style yang dimaksud mengarah pada 4 (empat) pengembangan pembelajaran yaitu : (a) Kebugaran jasmani; (b) Skill (keterampilan); (c) Kerjasama dan; (d) Aspek kompetitif”. Berikut Sintak dan Matrik Analisis, Sintesis Desain ADDIE untuk lempar lembing hop step style Kelas VIII SMP :
27
Tabel 2.Tabel Sintak Pengembangan Kebugaran Jasmani dengan Model ADDIE dalam Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style. Matrix ADDIE
Pengem bangan kebu garan jasmani
Analysis
Mengalisis kebutuhan siswa dalam pembelaja ran lempar lembing hop step style.
Kebutuhan siswa dalam meningkat kan kebugaran jasmaninya. 1. Lempar pada Jarak Tertent u 2. Lempar bola di atas meja
Desain
Menentuk an kompeten si khusus, metode, bahan ajar, dansetrate gipem belajaran.
Deve lopment Memprodu k si bahan ajar yang akan digunakan.
Implemen tation Melaksanaka n program pembelajaran dengan menerapkan program pembelajaran.
Penerapan Menyusun Menerapkan permainan bahan ajar pembelajaran , pengemban pengembanga mengguna gan n kebugaran k an kebugaran jasmani metode jasmani dengan pembelajar dalambentu memperlihatk an k RPP dan an tayangan bermain, pelaksanaa video tersebut inquiridan n dalam kepada siswa latihan dan tayangan strategi video. pembelajaran mengguna k an media Berikut ini permainan pengembangan kebugaran jasmani yaitu : video. 1) Lempar pada Jarak Tertentu
Evaluation
Mengeval uasi aktivitas pembelaja ran pengemba ngan kebugaran jasmani.
Mengeval uasi aktivitas siswa dengan memberik an nilai setelah melaksana kan program pembelaja ran tersebut
Siswa melakukan lempar tangkap bola berekor dengan satu tangan pada jarak tertentu dengan masing-masing anak ada
yang
menjadi pelempar dan penangkap lalu siswa yang sudah melempar berpindah dengan berlari mengikuti arah lemparan bola.
28
Gambar 4. Permainan Lempar pada Jarak Tertentu (Saputra, 2001168)
2) Melempar Bola Tenis Kesasaran Bola yang Diletakan di Atas Meja
Siswa melakukan lemparan kesasaran bola yang di letakan diatas meja sampai bola tersebut jatuh.
Gambar 5. Permainan Lempar Bola Di Atas Meja (Saputra, 2001164)
29 Tabel 3 Sintak Pengembangan Keterampilan dengan Model ADDIE dalam Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style. Matrix ADDIE Pengemb angan ketrampi lan
Analysis Mengalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran lempar lembing hopstep style.
Kebutuhan siswa dalam pengembang an keterampilan lempar lembinghop step styleyaitu:lat ihanTeknik dasar lempar lembing hopstep style.
Developmen t Menentuka Memproduks n i bahan ajar kompetens yang akan i khusus, digunakan. metode, bahan ajar, dan setrategi pem belajaran Penerapan Menyusun bahan ajar Bahan ajar pengemba pengembanga ngan nketrampilan ketrampila lempar n lempar lembing hop lembing step hop step styledalam style bentuk RPP dengan dan permainan, pelaksanaan mengguna pembelajaran kan menggunaka metode n tayangan pem video belajaran bermain, inquiri dan latihandan strategi pem belajaran mengguna kan media video Desain
1. Lempar bola tangan tanpa awalan 2. Lempar bola tangan diikuti garakanlari 3. Lempar bola tenis berekor diikuti gerakanlari 4. Lempar bola tangandengan awalan lari 5. Lempar bola Berikut ini latihan pengembangan keterampilan yaitu: tenis 1) Latihanberekor teknik dasar lempar lembing dengan padadinding
tanpa awalan.
Implemen tation Melaksanak an program pem belajaran dengan menerapkan program pembelajara n. Menerapkan pembelajara n pengemban gadan ketrampilan lempar lembing hop step style dengan memperliha tkan tayangan video tersebut kepada siswa.
Evalua tion Mengeval uasi aktivitas pembelaja ran pengemba ngan ketrampila n
Mengeval uasi ketram pilan siswa dengan menilainy a
menggunakan bola tangan
30
Gamar 6. Melempar Bola Tangan Tanpa Awalan (Roji, 2006:99) 2) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tangan diikuti gerakan lari setelah melempar.
Gambar 7. Melempar Bola Tangan Diikuti Dengan Lari (Roji, 2006:101) 3) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tenis
berekor diikuti gerakan lari setelah melempar.
Gambar 8. Melempar Bola Berekor Diikuti Gerakan Lari (Roji, 2006:101) 4) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tangan dengan awalan berlari.
31
Gambar 9. Melempar Bola Tangan dengan Awalan Lari Roji, (2006:100) 5) Latihan teknik dasar lempar lembing menggunakan bola tenis berekor pada dinding dengan rangsangan jarak pantulan.
Gambar 10. Melempar Bola Berekor pada Dinding (Roji, 2006:99) 6) Latihan rangkaian gerakan lempar lembing hop step styledengan bola tenis
berekor.
Gambar 11. Latihan Rangkaian Gerakan Lempar Lembing Hop Step Style dengan Bola Tenis Berekor
32 Tabel 4. Sintak Pengembangan Kerjasama dengan Model ADDIE dalam Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style Matrix ADDIE
Pengemb angan kerja sama
Analysis Mengalisis kebutuhan siswa dalam pembelajar an lempar lembing hop step style Kebutuhan siswa dalam pengem bangan kerja samanya.
Desain Menentukan kompetensi khusus, metode,bah an ajar, dan setrategi pembelajara n.
Penerapan bahan ajar pengembang an kerjasama dengan permainan, metode 1.Bola pembelajaran bermain, hadang inquiri dan 2. Melempar latihan dan dengan strategi dua tangan pembelajaran menggunaka n mediavideo
Develop ment Mempro duksi bahan ajar yang akan digunakan.
Implementat ion Melaksanaka n program pembelajaran dengan mene rapkan program pem belajaran.
Menyusun Bahan ajar pengemban gan kerja sama dalam bentuk RPP dan pelaksanaa n pem belajaran meng gunakan tayangan video.
Mene rapkan pembelajaran pengembanga n kerja sama dengan memperlihatk an tayangan video tersebut kepada siswa.
Evaluation Mengeva luasi aktivi tas pem belajaran pengem bangan kerjasama . Meng evaluasi aktivitas pengemba ngankerja sama siswa dengan menilainy a
Berikut ini permainan pengembangan kerja sama yaitu : 1) Permainan Bola Hadang Permainan ini bisa dilakukan dalam sebuah lapangan bola voli atau bulu tangkis. Dengan membagi regu permainan ini di mulai di tengah lapangan dilemparkan oleh guru. Kedua regu berusaha memasukkan bola kekardus atau tempat sampah yang dipegang temannya di sisi lapangan. Permainan ini sangat bermakna terutama dalam upaya memupuk siswa SMP untuk saling kerjasama sesama kelompok. Meskipun ada unsur persaingan tetapi ditanamkan sikap jujur. Menang dan kalah bukan tujuan, yang terpenting konsep melempar yang menjadi pokok bahasan dapat tersampaikan.
33
Pelempar
Merebutbola
Kardus
Bola
Gambar 12. Permainan Bola Hadang (Saputra, 20001:169)
2) Melempar dengan Dua Tangan Siswa berpasangan dan melakukan lempar tangkap bola dengan arah lemparan ke arah teman. (lemparan bola berada di atas kepala dengan dua tangan).
Gambar 13. Permainan Melempar dengan Dua Tangan (Saputra, 2001 : 166)
34
Tabel 5. Sintak Pengembangan Sikap Kompetitif dengan Model ADDIE dalam Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style Matrix ADDIE
Develop Implemen ment tation Mengalisis Menentukan Mem Melaksanak an kebutuhansisw kompetensi produksi program a dalam pem- khusus, bahanajar pembelajaran belajaran metode,baha yang akan dengan Pengem lempar n ajar, digunakan menerapkan bangan lembing hop dan setrategi program sikap steps style pembelajara pembelajaran. kom n petitif Kebutuhan Penerapan Menyusun Menerapkan sisw dalam bahan ajar Bahanajar pembelajara n pengem pengem pengem- pengemban bangan sikap bangansika bangan kompetitif. p 1. Lomba kompetitif sikap an sikap lempar bola dengan kompetitif kompetitif ke sasaran permainan, dalam dengan kardus mengbentuk memperliha kan 2. Lomba gunakan RPP dan tayangan video lempar metode pelak tersebut kepada bolake pemsanaan siswa. sasaran belajaran pembelaja gantung bermain, ran meng inquiri dan gunakan latihan dan tayangan meng video. gunakanmed ia video Berikut ini permainan pengembangan sikap kompetitif yaitu : Analysis
Desain
Evaluation Mengevalu asiaktivitas pembelaja ran pengemba n gan sikap kompetitif Mengevalu asiaktivitas pembelajar an pengemban gan sikap kompetitif
1) Lomba Lempar Bola Kesasaran Kardus Siswa di bagi menjadi dua sampai 5 kelompok, masing-masing kelompok siswa mempraktikkan permainan lomba melempar bola ke sasaran kardus yang berada di depan yang berjarak ±15m. Kelompok yang berhasil memasukkan bola paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.
35
Gambar 14. Permainan Melempar Bola Kesasaran Kardus (Saputra, 2001:169) 2) Lomba Lempar Sasaran Gantung Siswa dibagi menjadi dua kelompok atau dua regu,masing –masing kelompok melakukan lemparan masing –masing lima bola arah lemparan ke sasaran .menggantung, siapa yang memasukan bola terbanyak menjadi pemenang dan kelompok yang kalah diberi hadiah menggendong temanya yang menang atau menyanyi.
Gambar 15. Permainan Melempar Bola Kesasaran Gantung (Saputra, 2001:173)
36
B. Kerangka Berfikir Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat skema kerangka berpikir sebagai berikut:
Kondisi Awal C.
Tindakan
Kondisi Akhir
Masalah dalam pembelajaran lempar lembing hop step style
Hasil belajar lempar lembing hop step style rendah
Menerapkan model pembelajaran ADDIE dalam pembelajaran lempar lembing hop step style
Siklus I : Menyusun bentuk pembelajaran dengan model pembelajaran ADDIE untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknik dasar lempar lembing hop step style Siklus II : Upaya perbaikan siklus I
Aplikasi model pembelajaran ADDIE D. dapat meningkatkan hasil belajar lempar lembing hop step style
Gambar 16. Bagan Konseptual Kerangka Berpikir Rendahnya hasil belajar siswa dapat menunjukkan bahwa ada permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam pemahaman siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik teknik dasar lempar lembing hop step style. Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara verbal, serta dalam memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.
37 Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan
siswa
dalam
proses
pembelajaran.
Siswa
diarahkan
untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Salah satu upaya mencapai pembelajaran pendidikan jasmani yang baik yaitu harus diterapkan model pembelajaran yang baik dan tepat juga. Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Model pembelajaran ADDIE dengan alat bantu pembelajaran merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran lempar lembing hop step style. Model pembelajaran ADDIE lempar lembing hop step style merupakan pembelajaran yang menuntut guru untuk aktif dan kreatif menciptakan suasana pembelajaran, sehingga memicu siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran lempar lembing hop step style. Inovatif menuntut seorang guru untuk menemukan hal-hal yang baru dalam pembelajaran lempar lembing hop step style. Kreatif menuntut seorang guru untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar lempar lembing hop step style yang beragam atau bervariasi, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif yaitu menghendaki tujuan pembelajaran lempar lembing hop step style dapat tercapai. Sedangkan menyenangkan menuntut seorang guru menciptakan suasana pembelajaran lempar lembing hop step style yang menyenangkan, siswa tidak memiliki rasa takut, sehingga perhatian siswa lebih terarah terhadap pelajaran yang diterimanya. Ditinjau dari ragam alat bantu pembelajaran dengan aplikasi model pembelajaran ADDIE dalam proses pembelajaran lempar lembing hop step style, maka diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan penguasaan lempar lembing hop step style sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai secara optimal. Macam-macam bentuk pengembangan pembelajaran lempar lembing hop step style dengan model pembelajaran ADDIE ini dapat di identifikasi beberapa kelebihan. Kelebihan pembelajaran lempar lembing hop step style dengan model pembelajaran ADDIE terangkum dalam nilai-nilai permainan
38 antara lain: dengan bermain siswa bisa aktif bergerak sehingga dapat meningkatkan kebugaran jasmani sebagai bentuk pengembangan kebugaran jasmani, dapat meningkatkan penguasaan teknik lempar lembing hop step style sebagai bentuk pengembangan skill, dapat meningkatkan rasa solidaritas dan menghargai sesama teman sebagai bentuk pengembangan kerjasama, hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan gembira serta motivasi belajar meningkat sebagai bentuk pengembangan sikap kompetitif. Berdasarkan karakteristik pendekatan pembelajaran dengan model ADDIE di atas menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran yang tepat akan diperoleh hasil belajar lempar lembing hop step style yang optimal.